Bab I Pendahuluan: Transmitted Disease) - Infeksi Menular Seksual (IMS) Merupakan Masalah Kesehatan
Bab I Pendahuluan: Transmitted Disease) - Infeksi Menular Seksual (IMS) Merupakan Masalah Kesehatan
PENDAHULUAN
Kondiloma Akuminata adalah salah satu jenis penyakit menular seksual (sexually
seksual (HUS), baik secara genito – genital, oro – genital maupun ano – genital pada
oleh infeksi Human Papillomavirus Virus (HPV), paling sering ditemukan di daerah
genital dan jarang di selaput lendir. Sering terkait dengan HPV 6 dan 11 dengan masa
inkubasi 3 minggu sampai 8 bulan. Penyakit ini biasanya asimptomatik dan terdiri
dari papilomatous papula atau nodul pada perineum, genitalia dan anus. Ada dua
bentuk umum Kondiloma Akuminata, yaitu kondiloma akuminata dan gigantea, yang
Kontak seksual yang terinfeksi HPV pada individu mempunyai peluang 75%
untuk terjadi kondiloma akuminata. Baik laki-laki maupun perempuan rentan untuk
terjadi infeksi.2
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Kondiloma akuminata ialah vegetasi oleh human papilloma virus tipe tertentu,
B. Epidemiologi
pada pria dan wanita sama. Tersebar kosmopolit dan transmisi melalui kontak kulit
langsung.3
Prevalensi terbesar adalah pada usia 17-33 tahun, dengan insiden yang
C. Etiologi
Virus penyebabnya adalah Human Papilloma Virus (HPV), ialah virus DNA
yang tergolong dalam family virus Papova. Sampai saat ini telah dikenal sekitar
Tipe yang pernah ditemui pada kondiloma akuminata adalah tipe 6, 11, 16,18,
30,31, 33,35, 39, 41, 42, 44, 51, 52, dan 56.3
Pada referensi lain menyebutkan, lebih dari 120 subtipe yang berbeda dari HPV
anogenital. Jenis ini dapat dibagi menjadi 3 kategori yaitu low risk, intermediate
2
risk, dan high risk. HPV tipe 6 dan 11 jarang menimbulkan kanker serviks
sehingga disebut subtipe low risk. Infeksi dari genotif ini bertanggung jawab
sekitar 90% pada formasi genital warts. Sebaliknya tipe 16 dan 18 sangat
onkogenik. Penelitian menunjukkan infeksi pada genotif ini adalah sampai 70%
terjadi Squamous Cell Carcinoma (SCC) dari serviks. HPV tipe 31, 33, 45, 51, 52,
56, 58, dan 59 adalah tipe intermediate risk, sering ditemukan pada neoplasma
Beberapa tipe HPV tertentu mempunyai potensi onkogenik yang tinggi, yaitu
tipe 16 dan 18. Tipe ini merupakan jenis virus yang paling sering dijumpai pada
3
kanker serviks. Sedangkan tipe 6 dan 11 lebih sering ditemui pada kondiloma
dapat menjadi koinfeksi yang “high risk” HPV seperti HPV tipe 16. Merupakan
seksual.5
I. Faktor Resiko
akuminata, 80% penderita kondiloma akuminata terjadi pada usia 17-33 tahun,
puncak usia menderita penyakit ini di usaia 20-24 tahun. Pria rata-rata diusia 22
tahun bisa menderita kondiloma akuminata dan wanita 19 tahun, pria wanita
Data menunjukan perceraian, suami istri tidak serumah, janda atau duda, belum
4
c. Fungsi kekebalan tubuh lemah
kondiloma akuminata serta persentase kambuh juga tinggi dan jumlah kutil pun
bertambah banyak.
penyakit ini pun bertambah berdasarkan lama merokok dan jumlah batang
rokok yang dihisap per hari. Minum alkohol juga bisa menghambat kekebalan
tubuh. Merokok dan alkohol bisa menghambat sistem saraf tengah, mengurangi
e. Hubungan seksual
5
obat kontrasepsi persentase terjadinya kondiloma akuminata lebih tinggi
menular seksual lainnya seperti alat kelamin, kencing nanah dan AIDS. Banyak
D. Patofisiologi
terinfeksi HPV. HPV ini masuk melalui mikro lesi pada kulit, biasanya pada
daerah kelamin dan melakukan penetrasi pada kulit sehingga menyebabkan abrasi
ditemukan pada lapisan terbawah dari epitel. Protein kapsid dan virus infeksius
ditemukan pada lapisan superfisial sel-sel yang berdiferensiasi. HPV dapat masuk
keputihan dan infeksi mikroorganisme. HPV yang masuk ke lapisan basal sel
epidermis dapat mengambil alih DNA dan mengalami replikasi yang tidak
terkendali. Fase laten virus dimulai dengan tidak adanya tanda dan gejala yang
6
dapat berlangsung sebulan bahkan setahun. Setelah fase laten, produksi virus
DNA, kapsid dan partikel dimulai. Sel dari tuan rumah menjadi infeksius dari
pertama kali terpapar virus sekitar 3 minggu sampai 8 bulan atau dapat lebih lama.
HPV yang masuk ke sel basal epidermis ini dapat menyebabkan nodul kemerahan
bunga kol. Nodul ini bisa pecah dan terbuka sehingga terpajan mikroorganisme
HPV yang masuk ke epitel dapat menyebabkan respon radang yang merangsang
pelepasan mediator inflamasi yaitu histamin yang dapat menstimulasi saraf perifer.
Stimulasi ini menghantarkan pesan gatal ke otak dan timbul impuls elektrokimia
sebagai rasa gatal di korteks serebri. Pada wanita yang terinfeksi HPV dapat
dan rasa terbakar sehingga tidak nyaman pada saat melakukan hubungan seksual.6
Hubungan seksual
PV 6 & 11 masuk
melalui mikro lesi
7
Ditumpangi oleh patogen Mikroabrasi permukaan epitel
Keputihan Respon radang
disertai infeksi
mikrorganisme Mengambil alih DNA
Merangsang
mediator kimia:
Bau, berwarna histamin
kehijauan HPV naik ke epidermis
Stimulasi saraf perifer
Gangguan rasa
nyaman : Gatal Lesi terbuka, terpajan
mikroorganisme
Pelepasan virus
bersama sel epitel
Resti
penularan
E. Manifestasi Klinis
8
Kebanyakan pasien dengan kondiloma akuminata datang dengan keluhan
ringan. Keluhan yang paling sering adalah ada bejolan atau terdapat lesi di
perianal.5
1. Gejala
gejala. Jarang terdapat gejala seperti gatal, perdarahan, atau dispaurenia. Tetapi
Lesi yang besar dapat berdarah dan iritasi bila kontak dengan pakaian atau
2. Tanda-Tanda Fisik
Kondiloma biasanya pada jaringan yang lembab pada area anogenital. Lesi
Pada pria tempat predileksinya di perineum dan sekitar anus, sulkus koronarius,
glands penis, muara uretra eksterna, korpus dan pangkal penis. Pada wanita di
daerah vulva dan sekitarnya, introitus vagina, kadang-kadang pada porsio uteri.
Awalnya dalam bentuk kecil, ukuran 1-2 mm flesh-colored papule dari kulit
9
Kelainan kulit berupa vegetasi yang bertangkai dan berwarna kemerahan
kalau masih baru, jika telah lama agak kehitaman. Permukaannya berjonjot
sondase. Jika timbul infeksi sekunder warna kemerahan akan berubah menjadi
10
Vegetasi yang besar disebut sebagai giant condyloma (Buschke) yang pernah
(BLT) pertama kali ditemukan oleh Buschke pada tahun 1886. Oleh Buschke dan
etiologinya adalah HPV low risk yaitu tipe 6 dan 11, sementara yang lain
melaporkan pentingnya munculnya HPV risiko tinggi onkogenik yaitu tipe 16 dan
18. Faktor risikonya adalah kebersihan yang buruk, pasien yang tidak disirkumsisi,
F. Diagnosis
11
a. Anamnesis
Partner seksual multipel dan usia coitus yang lebih muda merupakan faktor
Keluhan utama biasanya salah satu benjolan nyeri, pruritus atau discharge.
Terlibatnya lebih dari satu area sering terjadi. Riwayat lesi multipel.
Lesi pada mukosa oral, laring atau trakea (tapi jarang) mungkin terjadi
Perdarahan uretra atau obstruksi uretra meskipun jarang dapat terjadi, dapat
b. Pemeriksaan Fisik
Semuanya ini dapat secara halus (terutama pada penis), verukosa atau
12
lobular. Erupsi ini mungkin tidak berbahaya atau dapat mengganggu
penampilan.
Warna erupsi mungkin sama dengan warna kulit atau dapat juga eritema
Kecenderungan pada glands penis pada pria dan daerah vulvovagina dan
vesikelm discharge).
Melihat lesi perianal, terutama pada pasien dengan riwayat atau risiko dari
c. Pemeriksaan Penunjang
Hal ini sangat berguna untuk mengidentifikasi (sebagian besar) lesi pada
asetat.
Biopsi
Biopsi diindikasikan untuk lesi yang atipikal, rekurent setelah terapi awal
berhasil atau resisten terhadap pengobatan atau pasien dengan risiko tinggi
13
untuk neoplasia atau imunosupresi. Biopsi tidak diperlukan untuk kutil
G. Diagnosa Banding
a. Veruka vulgaris
Vegetasi yang tidak bertangkai, kering dan berwarna abu-abu atau sama
dengan warna kulit. Terutama terdapat pada anal-anak, tetapi dapat juga pada
mukosa mulut dan hidung. Kutil ini bentuknya bulat berwarna abu-abu,
b. Kondiloma latum
Pada sifilis, biasanya dengan permukaan rata dan STS positif, ditemukan
14
c. Karsinoma sel skuamosa
Vegetasi yang seperti kembang kol, mudah berdarah dan berbau. Karsinoma
sel skuamosa berasal dari sel epidermis yang mempunyai beberapa tingkat
jauh. Umur yang paling sering adalah 40-50 tahun (dekade V-VI).3
d. Moluskum Kontagiosum
15
Penyakit yang disebabkan oleh pox virus, klinis berupa papul-papul, pada
dan esktremitas, sedangkan pada orang dewasa di daerah pubis dan genitalia
eksterna.4
H. Pengobatan
1. Kemoterapi
a. Podophyllin
oleh Culp dan Kaplan pada tahun 1942, bahan ini adalah agen sitotoksik
yang berasal dari resin podofilum emodi dan peltatum podofilum yang
16
merupakan komponen paling aktif terhadap kondiloma akuminata.
dilindungi dengan vaselin atau pasta agar tidak terjadi iritasi. Jika belum
jangan melebihi 0,3 cc karena akan diserap dan bersifat toksik. Gejala
toksisitas ialah mual, muntah, nyeri abdomen, gangguan alat napas, dan
keringat yang disertai kulit dingin. Dapat pula terjadi supresi sumsum
Acid atau Trichloracetic Acid murah dan mudah diterapkan. Namun, juga
17
kemungkinan kekambuhan yang minimal dibandingkan yang lain.
c. 5-fluorourasil
pada lesi di meatus uretra. 5-FU krem 1 % digunakan 2 kali sehari secara
periodik selama 2-6 minggu, dan krem 5% digunakan 4 kali sehari secara.
setelah pengobatan.3
2. Bedah Terapi
a. Elektrokauterisasi
kedalaman luka penting untuk mencegah jaringan parut dan luka pada
mencegah stenosis ani. Jika penyakit ini sangat luas atau melingkar,
b. Eksisi bedah
18
Eksisi bedah telah lama digunakan untuk mengobati kondiloma
kondiloma akuminata.9
terjadinya hiperplasia prostatik jinak pada kulit dan membran mukosa. Ini
dari bedah beku ini ialah hanya bersifat lokal tanpa meninggalkan bekas,
Dapat digunakan dalam 1 minggu sebanyak 2-3 kali. Bedah beku ini
3. Terapi Laser
19
Terapi laser karbon dioksida untuk menghancurkan kondiloma pertama
kali dilaporkan oleh Baggish pada tahun 1980. Sebuah tingkat keberhasilan
menimbulkan nyeri pasca operasi, keuntunganya luka lebih cepat sembuh, dan
4. Interferon
Dapat diberikan dalam bentuk suntikan (i.m atau intralesi) dan topikal
(krim). Interferon alfa diberikan dengan dosis 4-6 mU. i.m 3 kali seminggu
selama 6 minggu atau dengan dosis 1-5 mU i.m selama 6 minggu. Interferon
beta diberikan dengan dosis 2x106 unit i.m selama 10 hari berturut-turut.3
immunomodulatory actions.
5. Imunoterapi
Pada penderita dengan lesi yang luas dan resisten terhadap pengobatan dapat
I. Pencegahan
20
Tidak ada medikasi yang efektif 100%. Vaksin HPV dapat dilakukan dan telah
Sexual abstinence
J. Komplikasi
(vulva, anal dan kanker penis) dapat muncul bersamaan dengan kondiloma.
dengan tipe HPV yang onkogenik dan merupakan bagian dari spektrum klinis
jarang adalah HPV tipe 6/11 yaitu penyakit kondiloma raksasa atau Buschke-
K. Prognosis
21
Walaupun sering mengalami residif, prognosisnya baik. Faktor predisposisinya
dicari, misalnya higiene, adanya flour albus, atau kelembaban pada pria akibat
tidak disirkumsisi.3
Banyak pasien baik itu gagal untuk merespon pengobatan atau rekuren. Tingkat
Lesi subklinik
Anunderlying immunosuppression. 4
BAB III
22
KESIMPULAN
90% kondiloma akuminata berhubungan denga subtipe HPV 6 dan 11, yang memiliki
potensial yang rendah menimbulkan keganasan. Namun, apabila terkait dengan HPV
dan interferon. Vaksinasi HPV mungkin secara signifikan dapat mengurangi beban
DAFTAR PUSTAKA
23
1. Bakardzhiev I, Pehlivanov G, Stransky D, Gonevski M. Treatment of
Candylomata Acuminata and Bowenoid Papulosis With CO2 Laser and
Imiquimod. J of IMAB- Annual Procceding (Scientific Papers). 2012;18:246-9.
2. Valarie, Yanofsky, Patel, & Goldenberg. Genital Warts: A Comprehensive
Review. The Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology. June 2012: Vol
5:61.
3. Djuanda A. Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi kelima.
Jakarta: Balai Penerbit FK UI. 2009.
4. Ghadishah,Delaram.Reference:Condyloma-Acuminata.
http://emedicine.medscape.com/article/781735-overview.
5. Lacey, Woodhall, Wikstrom, Ross. European Guideline for the Management of
Anogenital Warts. 2011: 130911.
6. Djuanda A. Penyakit Virus. In: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editors. Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin. 6th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia; 2010. p. 112-4.
7. Braga, Stiepcich, Muller, Nadal, Valeria. Buschke-Loewenstein tumor:
Identification of HPV type 6 and 11. Anais Brasileiros de Dermatologia.
2012;87(1):131-134.
8. Siregar, R.S. Saripati Penyakit Kulit. Edisi 2. Jakarta: EGC. 2005. p. 90-91.
9. Chang GJ, Welton M. Human Papilloma Virus, Condylonata Acuminata, and
Anal Naoplasia. Clinic in Colon and Rectal Surgery. 2004., 17(4), p. 221-230
24