PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tenggelam (drowning) merupakan cedera oleh karena perendaman
(submersion/immersion) yang dapat mengakibatkan kematian dalam waktu
kurang dari 24 jam. Apabila korban mampu selamat dalam waktu kurang dari 24
jam maka disebut dengan istilah near drowning. Dalam sepuluh tahun terakhir,
lebih dari 50.000 orang meninggal akibat tenggelam di Amerika Serikat, dan
merupakan penyebab kematian terbanyak ke-4 akibat kecelakaan secara umum
(BMJ, 2004) dalam (Utara & Kumaat, 2014).
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu tenggelam?
2. Apa saja penyebab tenggelam?
3. Apa saja klasifikasi tenggelam?
4. Bagaimana patofisiologi tenggelam?
5. Apa saja tanda dan gejala pada pasien tenggelam?
6. Bagaimana Penatalaksanaan pada pasien tenggelam?
7. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien tenggelam?
C. Tujuan
1. Mengetahui konsep dasar tenggelam
2. Dapat menerapkan asuhan keperawatan pada pasien tenggelam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
http://dokterpost.com/kegawatdaruratan-pasien-tenggelam/
c. Pencegahan tersier
Pencegahan tersier terdiri atas atau upaya mencegah atau
membatasi ketidak mampuan serta membantu memulihkan klien yang
tidak mampu agar dapat berfungsi secara optimal. Langkah pencegahan
ini antara lain dilakukan melalui upaya pembatasan ketidakmampuan
(disability limitation) dan rehabilitasi. Untuk pembatasan
ketidakmampuan, langkah yang biasa diambil adalah pelatihan tentang
cara perawatan diri dan penyediaan fasilitas. Untuk rehabilitas, upaya
yang dilakukan antara lain pendidikan khusus yang disesuaikan dengan
kondisi klien yang rehabilitasi, penempatan klien sesuai dengan dengan
keadaannya (selective places), terapi kerja, dan pembentukan kelompok
khusus bagi klien yang memiliki kondisi yang sama.
1. Saat korban masuk unit gawat darurat:
a. Evaluasi patensi jalan napas, berikan oksigenasi, hemodinamik
stabil
b. Pasang NGT, selimut untuk mencegah hipotermia
c. Anamnesis: tindakan resusitasi, riwayat penyakit sebelumnya
d. Foto toraks
e. Analisis gas darah: asidosis metabolik
2. Pemeriksaan toksikologi serta CT kepala dan leher dilakukan bila
pasien tetap tidak sadar
3. Korban yang pO2 arteri bagus tanpa terapi dan tidak ada kelainan lain
dapat dipulangkan
4. Korban dirawat bila termasuk kategori derajat 2-6. Pada korban
derajat 2 yang perbaikan setelah 6-8 jam, dapat dipulangkan. Bila ada
perburukan maka korban dirawat di ruang intermediet.
5. Pada korban derajat 3-6 yang umumnya memerlukan intubasi dan
ventilasi mekanik di rawat di unit perawatan intensif (ICU)
http://dokterpost.com/kegawatdaruratan-pasien-tenggelam/
7. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan di tempat kejadian
Berdasarkan AHA Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation
and Emergency Cardiovascular Care 2010 RJP pada pertolongan korban
near drowning siklus A-B-C tetap dipertahankan oleh karena sifat
hipoksia dari arrest yang terjadi sehingga apabila korban hanya
mengalami henti nafas dapat segera merespon tindakan yang diberikan.
Indikasi penghentian RJP adalah apabila pasien sadar atau dapat bernafas
spontan, pasien meninggal atau penolong mengalami kelelahan (Lavonas
et al., 2015)
Korban terlebih dahulu dikeluarkan dari air secara hati-hati
dengan praduga cedera servikal. Para penolong tidak boleh
mengansumsikan bahwa korban tidak dapat ditolong kecuali korban
sudah meninggal beberapa saat lalu. Panggil bantuan dan defribilator
(AED) jika ada, buka baju pasien, lakukan pengecekan CAB (circulation,
airway, breathing) kemudian segera lakukan RJP. Jika pasien mengalami
penurunan status mental, periksa jalur napas dari benda-benda asing
dengan manuver finger-sweep. Sesaat setelah AED datang, segera
pasang alat tersebut dengan mengeringkan badan pasien terlebih dahulu.
Usahakan pemasangan tidak mengganggu atau mengganggu kompresi
seminimal mungkin. Setelah pemberian kejutan, periksa kembali nadi
dan pernapasan. Jika nadi dan pernapasan kembali, posisikan pasien ke
recovery position. Jika ritme unshockable, RJP terus dilakukan hingga
bantuan datang atau ritme shockable (Kleinman et al., 2015)
Korban dapat muntah saat dilakukannya kompresi dada. Jika
muntah, miringkan tubuh korban dan bersihkan muntahannya dengan
menggunakan jari, pakaian atau disedot (suction). Jika curiga cedera
spinal, korban digulingkan sedemikian rupa sehingga kepala, leher dan
badan berputar sebagai sebuah unit untuk melindungi cedera spinal.
(Affzalurahman putranda, 2017).
b. Penanganan di Rumah Sakit
Menurut Bierens (2014) dalam (Affzalurahman putranda, 2017)
Sesampainya di IGD, pasien segera dioksigenasi untuk mencegah
hipoksia. Penanganan pada korban tenggelam pada umumnya
diklasifikasikan menjadi empat kelompok berdasarkan pada kondisi
korban saat sampai di IGD.
Tabel 2.1
Penanganan awal korban tenggelam di IGD berdasarkan kondisi
5 Penurunan curah jantung Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Identifikasi tanda dan gejala penuruna curah jantung
yang berhubungan selama 1x24 jam, diharapkan terjadi 2. Monitor tekanan darah
dengan peningkatan kerja peningkatan curah jantuh, dengan kriteria 3. Monitor saturasi oksigen
ventrikel hasil: 4. Posisikan pasien dalam keadaan semifawler
1. Peningkatan pompa jantung 5. Berikan lingkungan yang tenang
2. Kesadaran meningkat
A. Pengkajian
1. Pengkajian Primer
a. Airway : Adanya sisa-sisa air di mulut klien. Terdengar gargling dan
ronchi.
b. Breathing : Frekuensi nafas menigkat, klien dangkal dan cepat. Klien
tampak sulit bernapas RR 42x/i SPO2 85%
c. Circulasi : Frekuensi Nadi meningkat, Klien tampak pucat, tampak
sianosis. TD 80/50mmHg N 145x/i. Akral dingin.
d. Disability : Pasien dengan tingkat kesadaran samnolen GCS E3V4M6
a. Pakaian klien tampak basah
e. Exposure : Tidak ada jejas pada tubuh klien
2. Pengkajian Sekunder
a. Identitas Pasien
Nama klien : An B
Umur : 15 Tahun
Suku/Bangsa : Bugis/ Indonesi
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Jl. Perintis Kemerdakaan Km 6
Dx Medis : Drowning
Tanggal masuk : 5 Oktober 2019
Tanggal pengkajian : 5 Oktober 2019
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. I
Umur : 30 tahun
Alamat : Jl. Sudiang
Hubungan : Guru
c. Keluhan utama : Sesak napas
d. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang : An B 15 tahun masuk IGD usai habis
tenggelam di kolam renang dan sempat tidak sadarkan diri. Klien
dibawah oleh gurunya 30 menit setelah kejadian. Saat dilakukan
pengkajian pasien mengatakan sesak napas dan sulit bernapas.
2) Riwayat penyakit dahulu : Klien mengatakan sebelumnya tidak
pernah tenggelam
3) Riwayat kesehatan keluarga :-
3. Pengkajian Fisik :
a. Tanda-tanda vital
TD 80/50mmHg
HR : 145x/i
RR : 42x/i
T : 36℃
b. Wajah : Klien tampak pucat.
c. Mulut : Keluar air di mulut klien.
d. Hidung : Tampak napas cuping hidung
e. Mata : Tampak merah pada mata klien
f. Kongjutiva : Tampak anemis
g. Dada : Gerakan dada simestris
h. Irama napas cepat dan dangkat
i. Pola napas tidak teratur
j. Abdomen :Tidak ada kelainan
k. Genetalia : Tidak ada kelainan
4. Pemeriksaan Penunjang
AGD : Asidosis Respiratoris
Foto Thorax : Udema Paru
5. Analisa data
B. Diagnosa Keperawatan
1 Gangguan pertukaran gas setelah dilakukan tindakan 1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya
berhubungan dengan keperawatan 1x24 jam, diharapkan napas
ketidakseimbangan ventilasi tidak ada masalah dalam pertukaran 2. Monitor adanya sumbatan jalan napas
gas, dengan kriteria hasil: 3. Monitor saturasi oksigen
perfusi. 4. Catat ada tidaknya suara napas tambahan
Ditandai dengan: 1. Oksigenasi adekuat 6. Kolaborasi penggunaan oksigen
Ds: 2. Saturasi oksigen dalam batas
Klien mengatakan sesak napas normal
Do:
1. Tampak pernapasan
cuping hidung
2. Pola napas Nampak tidak
teratur
3. RR; 42x/i
2 Penurunan curah jantung Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi tanda dan gejala penuruna curah jantung
berhubungan dengan keperawatan selama 1x24 jam, 2. Monitor tekanan darah
peningkatan kerja ventrikel diharapkan terjadi peningkatan curah 3. Monitor saturasi oksigen
Ditandai dengan: jantuh, dengan kriteria hasil: 4. Posisikan pasien dalam keadaan semifawler
Ds: 1. Peningkatan pompa jantung 5. Berikan lingkungan yang tenang
-
2. Kesadaran meningkat
Do:
1. Klien Nampak pucat
2. Klien nampak sianosis
3. Terjadi penurunan
kesadaran
4. TD: 80/50