Anda di halaman 1dari 8

Luaran Kehamilan Dengan Sistemik Lupus Eritematosus

Maya Savira1

ABSTRACT
Systemic lupus erythematosus often abbreviated to SLE or lupus, is a systemicautoimmune disease (or autoimmune
connective tissue disease) that can affect any part ofthe body. As occurs in other autoimmune diseases, the immune
system attacks the body’scells and tissue, resulting in inflammation and tissue damage. It is a type IIIhypersensitivity
reaction caused by antibody-immune complex formation. Women with lupus are at risk for various complications of
pregnancy, and those with antiphospholipid antibodies may have an increased risk of miscarriage. Systemic lupus
erythematosus increases the risk of spontaneous abortion, intrauterine fetal death, preeclampsia, intrauterine growth
retardation, and preterm birth. The outcome for both mother and child is best when systemic lupus erythematosus has
been under good control for at least six months before pregnancy and when the kidney disease is in remission.

Keywords:Systemic lupus erythematosus, pregnancy, antiphospholipid, miscarriage

Sistemik Lupus Eritematosus (SLE) adalah pasien menyerang selnya sendiri. Pada SLE, sel-T
penyakit multi sistem yang disebabkan oleh menganggap sel tubuhnya sendiri sebagai antigen
kerusakan jaringan sebagai akibat dari terbentuknya asing dan berusaha mengeluarkannya dari tubuh.
antibodi dan komplemen dari reaksi imun kompleks Diantara kejadian tersebut terjadi stimulasi limfosit
dengan perjalanan penyakit yang mungkin akut atau sel B untuk menghasilkan antibodi, suatu molekul
kronik remisi dan eksaserbasi.1,2Sistemik Lupus yang dibentuk untuk menyerang antigen spesifik.
Eritematosus merupakan prototipe dari penyakit Ketika antibodi tersebut menyerang sel tubuhnya
autoimun sistemik dimana autoantibodi dibentuk sendiri, maka disebut autoantibodi. Sel B
melawan sel tubuhnya sendiri.Karakteristik menghasilkan sitokin yang dikenal sebagai
penyakit ini berupa kelemahan, nyeri sendi, dan interleukin (IL), seperti IL 10 dan IL 6,memegang
trauma berulang pada pembuluh darah dihampir peranan penting dalam SLE yaitu dengan mengatur
seluruh organ, namun paling sering mengenai kulit, sekresi autoantibodi oleh sel B. 4,5
sendi, darah, membran serosa, jantung dan ginjal. Pada sebagian besar pasien SLE, antinuklear
antibodi (ANA) yaitu antibodi spesifik yang
menyerang nukleus dan DNA sel yang sehat.
ETIOLOGI
Terdapat dua tipe ANA, yaitu anti-double stranded
Penyebab SLE sampai saat ini belum diketahui DNA (anti-ds DNA) yang memegang peranan
dengan jelas. Namun diperkirakan berkaitan erat penting pada proses autoimun dan anti-Sm
dengan beberapa faktor, antara lain autoimun, antibodies yang hanya spesifik untuk pasien SLE. 3
kelainan genetik, faktor lingkungan, obat-obatan.3 Dengan antigen yang spesifik, ANA membentuk
Autoimun kompleks imun yang beredar dalam sirkulasi
sehingga pengaturan sistem imun pada SLE
Mekanisme primer SLE adalah autoimunitas terganggu yaitu berupa gangguan klirens kompleks
yaitu suatu proses kompleks dimana sistem imun imun besar yang larut, gangguan pemprosesan
1
Penulis untuk korespondensi : Bagian Mikrobiologi
Fakultas Kedokteran Universitas Riau. Jl. Diponegoro
No.1 Pekanbaru

63
JIK, Jilid 5, Nomor 2, September 2011, Hal. 63-70

kompleks imun dalam hati, dan penurunan uptake alami pengrusakan sel. Penelitian lain menyebutkan
kompleks imun oleh ginjal. Sehingga menyebabkan bahwa terdapat beberapa kelainan gen pada pasien
terbentuknya deposit kompleks imun di luar sistem SLE yang mendorong dibentuknya kompleks imun
fagosit mononuklear. Kompleks ini akan mengendap dan menyebabkan kerusakan ginjal. 3
pada berbagai macam organ dan menyebabkan
terjadinya fiksasi komplemen pada organ tersebut
dan aktivasinya menghasilkan substansi yang Faktor Lingkungan
menyebabkan radang. Reaksi radang inilah yang Satu atau lebih faktor eksternal dapat memicu
menyebabkan keluhan pada organ yang terjadinya respon autoimun pada seseorang dengan
bersangkutan. 1,5 kerentanan genetik. Pemicu SLE termasuk, flu,
Sekitar setengah dari pasien SLE memiliki kelelahan, stres, kontrasepsi oral, bahan kimia, sinar
antibodi antifosfolipid. Antibodi ini menyerang matahari dan beberapa obat-obatan. 3
fosfolipid, suatu kumpulan lemak pada membran sel. Virus. Pemicu yang paling sering menyebabkan
Antifosfolipid meningkatkan resiko gangguan pada sel T adalah virus. Beberapa
menggumpalnya darah, dan mungkin berperan penelitian menyebutkan adanya hubungan antara
dalam penyempitan pembuluh darah serta rendahnya virus Epstein-Barr, cytomegalovirus dan parvovirus-
jumlah hitung darah. 3 B19 dengan SLE. Penelitian lain menyebutkan
Antibodi tersebut termasuk lupus antikoagulan adanya perbedaan tipe khusus SLE bagian tiap-tiap
(LAC) dan antibodi antikardiolipin (ACAs). virus, misalnya cytomegalovirus yang
Mungkin berupa golongan IgG, IgM, IgA yang mempengaruhi pembuluh darah dan menyebabkan
berdiri sendiri- sendiri ataupun kombinasi. fenomena Raynaud (kelainan darah), tapi tidak
Sekalipun dapat ditemukan pada orang normal, banyak mempengaruhi ginjal. 3
namun mereka juga dihubungkan dengan sindrom Sinar matahari. Sinar ultraviolet (UV) sangat
antibodi antifosfolipid, dengan gambaran berupa penting sebagai pemicu tejadinya SLE. Ketika
trombosis arteri dan/atau vena berulang, mengenai kulit, UV dapat mengubah struktur DNA
trombositopenia, kehilangan janin-terutama dari sel di bawah kulit dan sistem imun menganggap
kelahiran mati, pada pertengahan kedua kehamilan. perubahan tersebut sebagai antigen asing dan
Sindrom ini dapat terjadi sendirian atau bersamaan memberikan respon autoimun. 3
dengan SLE atau gangguan autoimun lainnya.7,8,9,10
Drug-Induced Lupus. Terjadi setelah pasien
menggunakan obat-obatan tertentu dan mempunyai
Genetik gejala yang sama dengan SLE. Karakteristik
sindrom ini adalah radang pleuroperikardial,
Faktor genetik memegang peranan penting
demam, ruam dan artritis. 7 Jarang terjadi nefritis
dalam kerentanan dan ekspresi penyakit. Sekitar 10-
dan gangguan SSP. Jika obat-obatan tersebut
20% pasien SLE memiliki kerabat dekat yang juga
dihentikan, maka dapat terjadi perbaikan manifestasi
menderita SLE. 1 Saudara kembar identik sekitar
klinik dan dan hasil laoratoium. 4
25-70% (setiap pasien memiliki manifestasi klinik
yang berbeda) 4 sedangkan non-identik 2-9%.1 Jika Hormon. Secara umum estrogen meningkatkan
seorang ibu menderita SLE maka kemungkinan anak produksi antibodi dan menimbulkan flare sementara
perempuannya untuk menderita penyakit yang sama testosteron mengurangi produksi antibodi. Sitokin
adalah 1:40 sedangkan anak laki-laki 1:25. 4 berhubungan langsung dengan hormon sex. Wanita
Penelitian terakhir menunjukkan adanya peran dari dengan SLE biasanya memiliki hormon androgen
gen-gen yang mengkode unsur-unsur sistem imun. yang rendah, dan beberapa pria yang menderita SLE
Kaitan dengan haptolip MHC tertentu, terutama memiliki level androgen yang abnormal.3
HLA-DR2 dan HLA-DR3 serta komplemen (C1q ,
C1r , C1s , C4 dan C2) telah terbukti. 1
Suatu penelitian menemukan adanya kelainan
pada 4 gen yang mengatur apoptosis, suatu proses

64
Maya Savira, Luaran dengan Sistemik Lupus Eritematosus

KOMPLIKASI PADA KEHAMILAN mengalami gejala lebih buruk selama kehamilan


atau hingga melahirkan, 20% akan mengalami
Semua kehamilan dengan lupus harus dianggap
preeklamsia dengan gejala hipertensi dan
sebagai kehamilan dengan risiko tinggi. Sekitar 50%
terdapatnya protein dalam urin, 50 % bayi lahir
kehamilan mencapai masa kelahiran, walaupun 25%
premature dan angka kejadian abortus diperkirakan
diantaranya prematur, 25% sisanya mengalami
sekitar 1: 4 kehamilan.2,10
keguguran. Risiko keguguran lebih tinggi pada
wanita dengan antibodi antifosfolipid, penyakit Angka kejadian kematian bayi sekitar 50% pada
ginjal aktif atau hipertensi, atau kombinasi lainnya. kehamilan yang tidak direncanakan dan sekitar 13%
Selama kehamilan antibodi antifosfolipid dapat pada kehamilan yang direncanakan. Pada penderita
melintasi plasenta dan menyebabkan SLE terjadi hiperaktifitas sel T helper dan sel B yang
trombositopenia pada janin, namun biasanya bayi menyebabkan stimulasi antigen spesifik kedua sel
tetap dapat lahir dengan aman. Terdapat hubungan tersebut. Adanya hiperaktifitas ini disebabkan oleh
yang jelas antara lupus antikoagulan dengan interaksi faktor host dan lingkungan serta kegagalan
antibodi antikardiolipin dengan vasculopathy dari mekanisme down regulation yang menghambat
desidua, infark plasenta, pertumbuhan janin hiperaktifitas itu. Peningkatan respon imunitas
terhambat, preeklamsia dini, dan kematian janin humoral menyebabkan munculnya autoantibodi
berulang. Preeklamsia terjadi pada 20% wanita yang berinteraksi dengan antigen tubuh sendiri
hamil dengan SLE. Pada wanita tersebut, seperti seperti komponen inti sel, struktur sitoplasma, sel
halnya penderita lupus, juga memiliki insiden tinggi mononuklear, trombosit, eritrosit dan fosfolipid
terhadap trombosis arteri dan vena, serta hipertensi yang mengakibatkan terbentuknya kompleks imun
paru.Terjadi peningkatan risiko perdarahan setelah yang merangsang aktifasi komplemen.2,3,10
persalinan, yang diakibatkan baik oleh obat anti-
Sistem komplemen yang teraktifasi melepaskan
SLE maupun oleh SLE itu sendiri.3, 11
C3a dan C5a yang merangsang sel basofil untuk
Kurangnya berat plasenta berhubungan dengan melepaskan vasoaktif amin, yaitu histamin yang
SLE aktif, lupus antikoagulan, trombositopenia dan meningkatkan permeabilitas vaskuler, memudahkan
hipokomplemenemia, tapi tidak berhubungan terjadinya pengendapan kompleks imun pada sel
dengan berkurangnya berat lahir. Infark plasenta, endotel arteri dan arteriola, merangsang agregasi
seperti yang ditemukan pada pasien dengan sindrom trombosit sehingga terbentuk mikrotrombus pada
antibodi fosfolipid, sangat jelas berhubungan membran basalis sel endotel. Selanjutnya terjadi
dengan pertumbuhan janin mungkin menyebabkan kegagalan fagositosis oleh sel-sel radang terhadap
kematian janin. Prematuritas dan bayi kecil masa komplek imun dan dilepaskannya enzim lisosomal
kehamilan (KMK) secara umum sering terjadi pada yang menyebabkan kerusakan vaskuler.3,10
ibu SLE.9, 11Secara umum akibat atau luaran dari
Selain adanya gangguan imunitas seluler dan
kehamilan dengan SLE ini adalah :abortus,
humoral, pada SLE muncul beberapa autoantibodi
preeklamsi, pertumbuhan janin terhambat (PJT),
lain seperti antifosfolipid (antibodi terhadap
persalinan prematur, kematian janin, sindroma
membran fosofolipid sel) yang dikenal sebagai
neonatus lupus eritematosus (NLE). 2,10
antibodi antikardiolipin (ACA) dan antikoagulan
lupus (aLA). Munculnya antibodi ini berhubungan
dengan kejadian abortus berulang, kematian janin
Kematian Janin
dalam kandungan serta preeklamsia. Perubahan
Kematian janin pada kehamilan dengan SLE patologi plasenta pada SLE adalah adanya vaskulitis
terjadi karena autoantibodi yang menembus desidua yang menyebabkan insufisiensi plasenta
plasenta, sehingga terjadi gangguan pertumbuhan yang menyebabkan kematian janin. Faktor lain yang
plasenta oleh berbagai sebab antara lain trombosis dapat menimbulkan kematian janin yaitu adanya
atau vaskulitis. Beberapa masalah yang dihadapi aktivasi komplemen yang menimbulkan trombosis
selama kehamilan yang berhubungan dengan pada plasenta.4,9
kematian janin adalah obat-obatan untuk SLE bisa
menyebabkan defek pada janin, 40% wanita akan

65
JIK, Jilid 5, Nomor 2, September 2011, Hal. 63-70

Preeklamsi anak berikutnya sekitar 25%. Insidensi congenital


heart block pada anak dengan sindroma ini berkisar
Pasien dengan SLE mempunyai risiko tinggi
15-30%. 2,11
untuk terjadi preeklamsia selama kehamilan.
Insidensinya lebih tinggi dibandingkan dengan Patogenesis CHB belum jelas, diduga anti-SSA/
pasien yang bukan SLE, yaitu berkisar 5-38%. Ro dan anti-SSB/La menembus plasenta pada
Risiko preeklamsi ini makin meningkat pada trimester 2 dan menimbulkan jejas imunologik pada
primigravida, adanya riwayat hipertensi, preeklamsi, sistem hantaran jantung. Ibu akan menghasilkan
abortus sebelumnya, obesitas dan antibodi imunoglobulin G(IgG) autoantibodi yang melawan
fosfolipid. Membedakan preeklamsi dengan lupus Ro (SSA), La (SSB), dan atau U1-ribonuleoprotein
nefritis pada kehamilan dengan SLE cukup sulit (U1-RNP) yang masuk ke plasenta melalui transpor
sebab keduanya dapat menimbulkan hipertensi, pasif. Adanya autoantibodi anti-SSA/Ro dan anti-
proteinuria, edema dan faal ginjal yang cepat SSB/La dari ibu ini akan meningkatkan risiko bayi
memburuk. Terdapat beberapa patokan yang dapat yang dilahirkan terkena sindroma NLE.
membantu untuk membedakan kedua kondisi ini. Autoantibodi ini dapat ditemukan berdiri sendiri
Pada protein uria yang terkait dengan lupus nefritis atau gabungan dengan autoantibodi lainnya. Anti
biasanya ditemukan tanda aktivitas penyakit SLE Ro biasanya ada pada hampir 95% pasien dengan
pada organ lain, misalnya ulkus di mulut, artritis, sindroma NLE. Tidak hanya pada SLE, NLE juga
vaskulitis, roam, limfadenopati. Sedimen urin pada dapat timbul pada ibu hamil dengan sindroma
lupus nefritis lebih sering menunjukkan gambaran Sjogren dan penyakit reumatik lain yang membawa
sedimen yang aktif yaitu didapatkan peningkatan antibodi Anti SSA/Ro dan Anti SSB/La seperti pada
leukosit, eritrosit dan torak granuler. Sifat undifferentiated autoimmune syndrome (UAS).
proteinuria pada lupus nefritis biasanya lebih cepat Ribonukleoprotein SSA/Ro 52-kd (Ro52) adalah
memburuk dibandingkan dengan preeklamsi. merupakan target antigenik kuat yang berhubungan
Pemeriksaan komplemen dan anti-dsDNA juga dengan respon autoimun ibu yang memiliki anak
sangat membantu. Pada preeklamsi kadar C3 dan dengan NLE dan gangguan konduksi jantung,
C4 biasanya normal. sedangkan pada lupus nephritis khususnya gagal jantung kongenital.4
C3 dan C4 menurun dan disertai peningkatan kadar
Anti SSA/Ro52 autoantibodi mengenal protein
anti ds--DNA. Pemberian prednison pada
jantung Ro52, reseptor serotoninergik 5-HT4 dan
preeklamsi akan memperburuk kondisi, sedangkan
menghambat aktivasi serotonin L-type calcium
pada lupus nefritis menunjukkan respons yang baik.
(ICa). Efek tersebut akan menyebabkan gangguan
Kedua kondisi ini harus dipastikan dengan segera
irama jantung yang akan berkibat berkurangnya
karena cara pengelolaannya jauh berbeda.
output jantung sehinga dapat mengakibatkan
Kehamilan dengan SLE yang mempunyai riwayat
gangguan jantung kongestif. Gangguan-gangguan
preeklamsi berat pada kehamilan sebelumnya harus
tersebut bukan hanya disebabkan oleh antibodi Ro
dilakukan terminasi kehamilannya pada atau
tapi juga oleh antibodi anti SSB/antibodi La dan
sebelum umur kehamilan mencapai 32 minggu. 11
autoantibodi lain melawan adrenoreseptor jantung
dan reseptor asetilkolin muskarinik. Manifestasi
kulit pada NLE terjadi pada bulan pertama atau
Sindroma Neonatus Lupus Eritematosus
lanjutan dari kehidupan dan terutama terdapat pada
Kejadian Sindroma Neonatal Lupus keadaan dimana terdapatnya anti SSB/antibodi La.
Eritematosus (NLE) sangat jarang yaitu berkisar 1%. Sebagian besar bayi menunjukkan gejala klinis pada
Sindroma ini terjadi karena adanya autoantobodi ibu jantung dan kulit serta beberapa diantaranya
melewati sawar plasenta dan masuk ke sirkulasi mengalami gangguan darah dan hati.4
janin. Manifestasi klinis yang dominan terutama
Antigen lekosit B8 (HLA-B8) dan antigen
mengenai jantung terutama congenital heart block
lekosit DR3 (HLA-DR3) terdapat pada ibu yang
(CHB), kulit, dan hati. Beberapa bayi juga
berpredisposisi memiliki bayi NLE dan blok jantung
mengalami kelainan-kelainan pada sistim
bawaan.5 Blok jantung bawaan dapat mengakibatkan
hematologik. Jika seorang ibu mempunyai seorang
kegagalan jantung kongestif dan diperlukan
anak dengan sindroma ini, kejadian berulang pada

66
Maya Savira, Luaran dengan Sistemik Lupus Eritematosus

pemasangan pacu jantung. Pada satu penelitian, 57% sebagai bagian dari pemeriksaan fisik rutin. Pada
dari pasien-pasien memerlukan alat pacu jantung. neonatus dengan blok jantung kongenital atau
20-30% angka kematian pada masa neonatal trombositopenia, harus dilakukan pemeriksaan
disebabkan karena gangguan jantung bawaan. autoantibodi untuk menyingkirkan dugaan NLE. 5
Sedangkan kematian pada masa setelah itu The Research Registry for Neonatal Lupus di
umumnya disebabkan oleh karena alat pacu Amerika Serikat membuat kriteria diagnosis NLE
jantung.5 Neonatal Lupus Eritematosus memiliki sebagai berikutibu dengan positif 52-kD Anti SSA/
kecenderungan terdapat pada bayi perempuan Ro, 60-kD Anti SSA/ Ro, atau 48-kD Anti SSB/La,
dibandingkan dengan bayi laki-laki. 5 Onset usia atau anti ribonukleoprotein dan CHB atau ruam
terjadinya NLE berkisar antara saat baru lahir hingga kutaneus transien.2
beberapa bulan kehidupan.5
Pada ibu-ibu yang memiliki seropositif terhadap
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
anti-SSA dan antibodi anti-SSB seringmelahirkan
bayi yang tidak menunjukkan tanda dan gejala Pemeriksaan skrining serum ibu adalah antibodi
menderita NLE. Ibu-ibu yang memiliki bayi antinuklear, antibodi anti DS-DNA, anti SSA/Ro,
penderita NLE umumnya terdiagnosa mengalami anti SSB/La, dan anti-U1-RNP.Banyak ibu hamil
SLE, meskipun terdapat juga beberapa diagnosa dengan antibodi Ro dan atau La positif yang tidak
lainnya seperti penyakit jaringan penyambung atau memperlihatkan gejala klinis pada saat
vaskulitis leukositoklastik. Terdapatnya kerusakan kehamilannya. Ibu-ibu ini sangat perlu dilakukan
jaringan kulit pada kutaneus lupus erimatosus pengawasan yang ketat terhadap timbulnya SLE dari
subakut dapat berupa urticarialike dan deskuamasi gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium. Uji
serta terkadang disertai oleh ulserasi. 2/3 penderita saring terhadap anti-Ro dan anti-La sangat penting
yang pada saat lahir terdapat kerusakan kulit, maka pada kehamilan dengan SLE.5 Pemeriksaan serum
keadaan tersebut akan berkembang dalam waktu 2- neonatus adalah anti-SSA/Ro, anti-SSB/La dan anti-
5 bulan kehidupannya. Pada beberapa bayi, paparan U1-RNP antibodi. Autoantibodi ibu yang melewati
cahaya matahari mempercepata erupsi. Erupsi plasenta dapat mencapai berbagai jaringan janin
biasanya muncul pada saat antibodi ibu sudah mulai sehingga menyebabkan peningkatan risiko terkena
menghilang dari sirkulasi janin pada kira-kira enam NLE. 5 Berdasarkan pemeriksaan darah lengkap
bulan kehidupannya.5 (trombosit), dapat ditemui pansitopenia,
trombositopenia, atau leukopenia dengan suatu
Abnormalitas irama jantung dan kerusakan
anemia hemolitik dan ditemui hepatomegali serta
konduksi dapat dilihat pada berbagai macam bentuk,
tes fungsi hati terdapat peningkatan kadar
tetapi blok jantung bawaan kompleks erat
transaminase.5
hubungannya dengan NLE, sekitar 15-30%. Blok
jantung biasanya terjadai dalam rahim pada usia
kehamilan antara 18-20 minggu.G a n g g u a n Pencitraan
hematologi (seperti anemia hemolitik,
trombositopenia, netropenia) dapat terjadi dalam 2 Monitoring USG rutin terhadap bunyi jantung
minggu kehidupan. Gejala-gejala hematologi dapat janin selam kehamilan harus dilakukan pada wanita
bervariasi dari ringan hingga berat dan biasanya yang menderita kelainan autoimun. 2
muncul sekitar minggu kedua kehidupan dan Elektrokardiografi dan monitoring Holter selama 24
menghilang di akhir bulan kedua. Gambaran klinis jam dapat mencegah kelainan konduksi jantung yang
penyakit hepatobilier dapat bervariasi dari adanya mengarah kepada berbagai macam tipe blok
sedikit peningkatan kadar aminotransferase hingga jantung. 2 Ekokardiografi dapat menghambat
hiperbilirubinemia konyugasi dengan kadar berbagai macam jenis kelainan bentuk struktur
aminotransferase yang normal atau sedikit jantung. Ekokardiografi janin harus dilakukan pada
meningkat.Hidrosefalus dan makrosefal mungkin kehamilan 16-24 minggu termasuk untuk
merupakan suatu manifestasi terbaru dari NLE. Bayi mendeteksi kemungkinan miokarditis dan
yang dilahirkan dari ibu dengan antibodi anti-Ro regurgitasi. 2
seharusnya di monitor keadaan hidrosefalusnya

67
JIK, Jilid 5, Nomor 2, September 2011, Hal. 63-70

PENATALAKSANAAN / REHABILITASI Obat-obat Antirematik dengan Kehamilan


Hingga kini SLE belum dapat disembuhkan Meskipun belum ada bukti empiris yang
dengan sempurna. Namun, pengobatan yang tepat membandingkan pemberian prednison pada wanita
dapat menekan gejala klinis dan komplikasi yang hamil dengan glukokortioid namun glukokortioid
mungkin terjadi, mengatasi fase akut dan dengan biasanya digunakan pada pengobatan SLE pada
demikian dapat memperpanjang remisi dan survival kehamilan.8 Pada umumnya dosis yang digunakan
rate.1 kurang lebih sama dengan penderita yang tidak
hamil. Meskipun telah ditemukan meningkatnya
Penatalaksanaan SLE sesuai dengan gejala
kejadian celah palatum pada binatang percobaan,
yang ditimbulkannya. Penatalaksanan utama adalah
tetapi efek teratogeniknya pada manusia sangat
menciptakan suatu lingkungan yang dapat
rendah demikian juga efek supresi pada ginjal
memberikan perlindungan dari sinar matahari
neonatus sangatlah rendah.9 Salah satu alasan yang
(bahkan yang melalui jendela), nutrisi yang sehat,
menyebabkan pemberian prednison cukup aman
terapi pencegahan infeksi, menghindari semua
adalah didapatkannya 11-β-oldehidrogenase pada
alergen dan faktor-faktor yang dapat memperberat
plasenta.8,10 Enzim ini akan mengubah prednison
penyakit.1
menjadi 11- ketoform yang tidak aktif, dan hanya
Kesuburan pasien SLE tidak terganggu dan 10 % yang aktif dan dapat mencapai janin.8 Efek
waktu konsepsi sangat berhubungan dengan glukokortikoid pada ibu diantaranya adalah
aktivitas penyakit, maka kontrasepsi merupakan penambahan berat badan, striae, acne, hirsutism,
bagian yang penting untuk penanganan pasien supresi imun, osteonekrosis, dan ulkus saluran
SLE.Penggunaan kondom dan diafragma pencernaan serta pemberian glukokortikoid pada
merupakan alat kontrasepsi pilihan, walaupun kehamilan juga dapat menyebabkan intoleransi
kurang efektif. 8 Penggunaan IUD sebaiknya glukosa.8,10 Dengan demikian pasien yang diberikan
dihindari karena pasien SLE mempunyai resiko glukokortikoid harus dilakukan skrining untuk
infeksi yang lebih besar.2Pada gagal ginjal terminal mencegah diabetes gestasional. Glukokotikoid juga
lupus nefritis dapat ditanggulangi dengan cukup baik menyebabkan retensi air dan natruim yang mungkin
oleh dialisis dan transplantasi ginjal. 1 menyebabkan hipertensi yang secara tidak langsung
Kehamilan harus dihindarkan jika penyakit dapat menyebabkan pertumbuhan janin terganggu.
9
aktif atau jika pasien sedang mendapat pengobatan Penelitian terbaru mengatakan pemberian
dengan obat imunosupresif. 1 Angka abortus, glukokortikoid hanya diberikan bila diperlukan
kelahiran mati, partus prematurus, dan preeklampsia untuk mengatasi gejala-gejala yang ditimbulkan
meningkat pada SLE dengan kehamilan. Terutama oleh SLE.
apabila terjadi kelainan ginjal dan hipertensi, maka Pemberian beberapa obat imunosupresi yang
prognosis menjadi sangat buruk sehingga abortus lain seperti azathiopirine, methotrexate dan
terapeutik dapat dipertimbangkan. Jika pasien cyclophospamide sebaiknya tidak diberikan pada
selama kehamilan menunjukkan gejala-gejala kehamilan dengan SLE, dikarenakan efek
azotemia, maka kehamilan harus diakhiri dan teratogeniknya pada manusia. Kecuali pada keadaan
kehamilan tidak dianjurkan bagi pendertita SLE tertentu pada SLE yang sangat berat misalkan pada
dengan komplikasi ginjal. 10 Progressive proliferative glomerulonefritis.
Pemberian obat anti malaria pada Kehamilan
Prenatal Care dengan SLE seperti kloroquin dan
hydroksikloroquin dapat menimbulkan kelainan
Penderita SLE dengan kehamilan kontrol kongenital yang cukup berat, dikarenakan
kehamilan setiap dua minggu pada trimester pertama ototoksisitasnya. Akan tetapi banyak bayi yang
dan kedua dan sekali seminggu pada trimester dilahirkan dari ibu-ibu yang minum obat anti malaria
ketiga. Pada setiap kunjungan harus selalu ternyata normal.
ditanyakan tentang tanda dan gejala aktifnya SLE.
Darah dan urin sebaiknya diperiksa juga. 11 Analgetik golongan NSAID adalah yang biasa
diberikan pada penderita kehamilan dengan SLE

68
Maya Savira, Luaran dengan Sistemik Lupus Eritematosus

tetapi obat ini dapat menyebabkan kelainan yang kortikosteroid dalam dosis yang besar, secara teoritis
serius yaitu dapat menyebabkan kelainan faktor jumlah kortikosteroid per kgBB yang mungkin
pembekuan darah pada fetoneonatal.10 Pemberian diterima janin melalui ASI patut dikhawatirkan,
aspirin dua minggu sebelum partus dapat namun jumlah prednisolon yang disekresikan
menyebabkan perdarahan intrakranial pada bayi- melalui ASI sangat kecil sehingga kami rasa
bayi prematur. Indometasin dilaporkan kekhawatiran tersebut hanya bersifat teoritis 9,11
berhubungan dengan kontriksi pada duktus
Tipe pengobatan dan prognosis jangka panjang
arteriosus yang dapat menyebabkan trombosis arteri
pada neonatus dengan gangguan hantaran dan irama
pulmonalis, hipertrofi pembuluh darah pulmo,
jantung tergantung kepada adanya kelaianan jantung
gangguan oksigenasi dan gagal jantung.10NSAID
kongenital yang mencetuskannya. Pengobatan lesi
juga berhubungan dengan menurunnya produksi
pada kulit bisa dengan pemberian kortikosteroid
urin dan oligohidramnion dan insufisiensi ginjal.
ringan dan laser untuk sisa telengektasisnya.
Asetaminofen dan kodein bisa dipakai sebagai
Perlindungan dari cahaya matahari juga membantu,
analgetik pada wanita hamil dengan SLE.
karena paparan sinar matahari juga akan
mencetuskan timbulnya lesi-lesi pada kulit. 5,11
Penanganan obstetri
Tujuan utama dari kunjungan antenatal pada Bedah
kehamilan dengan SLE terutama setelah umur
Pada kasus yang berat mungkin dibutuhkan
kehamilan > 20 minggu adalah deteksi hipertensi
penanaman peacemaker dan perbaikan struktur
dan proteinuria. Karena risiko terjadinya insufisiensi
daripada jantung. Congenital heart block (CHB)
uteroplasenter.9 Pemeriksaan USG setiap 4 – 6
merupakan manifestasi yang sangat penting untuk
minggu mulai usia kehamilan 18 -20 minggu. Juga
diperhatikan, karena akan memberikan prognosis
ibunya disuruh menghitung gerakan janin setiap
yang jelek. Untuk itu terapi pencegahan CHB pada
hari. USG dan pemeriksaan kesejahteraan janin
saat pertumbuhan atau perkembangan jantung janin
harus dilakukan lebih sering bila didapatkan SLE
selama kehamilan terutama pada wanita hamil
yang aktif, hipertensi, proteinurin, gangguan
dengan SLE yang menpunyai anti-SSA/Ro positif
pertumbuhan janin, dan bila didapatkan sindroma
atau yang memiliki riwayat melahirkan anak dengan
antifosfolipid. 9,11
CHB. Perlu direncanakan terapi yang baik pada ibu
Sistemik lupus erimatosus dapat eksaserbasi dengan SLE, termasuk penggunaan obat yang efektif
pada persalinan dan mungkin membutuhkan untuk flarenya dan yang aman untuk janinnya.
pemberian steroid sesegera mungkin.11 Sebaiknya Pendekatan-pendekatan seperti ini biasanya akan
pemberian glukokortikoid dosis tinggi yaitu mengurangi insidensi CHB.5,12
hidrokortison 110 mg/IV tiap 8 jam diberikan pada
Anak dengan sindroma NLE ini perlu dilakukan
waktu persalinan dan seksio sesarea pada semua
monitoring berkelanjutan, terutama sebelum remaja
pasien yang mendapatkan pemberian steroid yang
atau ibunya sendiri mempunyai penyakit autoimun.
menahun.Untuk menghindarkan terjadinya
Pengamatan yang lebih ketat terhadap ibu-ibu yang
insufisiensi adrenal yang berat. diberikan
memiliki autoantibodi positif dan atau pernah
hidrokortison secara intravena 100 mg tiap 8 jam.11
melahirkan anak dengan sindroma NLE.5
Kemudian penanganan neonatus yang adekuat
diperlukan setelah persalinan berkaitan dengan
neonatal heart block dan manifestasi SLE lainnya. PROGNOSIS
11

Adanya kelainan pada jantung yang


ibu yang dirawat dengan SLE disarankan agar dihubungkan dengan CHB dan memberikan
untuk menyusui bayinya jika memungkinkan karena peacemaker sedini mungkin, angka kematian
keuntungan bagi ibu dan janin jauh lebih besar dari neonatus berkisar 20-30%. Gejala gangguan kulit
kerugiannya. Jika janin lahir dengan berat badan dan darah biasanya membaik dengan berkurangnya
rendah (BBRL) dan ibu mendapatkan terapi autoantibodi ibu. Luaran anak dengan penyakit

69
JIK, Jilid 5, Nomor 2, September 2011, Hal. 63-70

hepatobilier umumnya baik. Pada beberapa kasus 5. Schwartz RA. Neonatal Lupus Erythematosus.
gangguan hati yang berat mungkin terjadi dan 2008 April, 18. Available from: URL: http://
memberikan prognosis yang jelek. Gangguan pada www.emedicine.com/emerg/topic564.
sistim saraf pusat pada sindroma NLE biasanya
6. Lehman TJA. Sistemic Lupus Erythematosus.
sementara. 5,11
August 15, 2004. Available from : URL: http://
goldscout.com/page2.html.
PENUTUP 7. Parke AL. Systemic lupus erythematosus,
connective tissue disorders, and the vasculitides.
Kehamilan dengan SLE akan berisiko terhadap
In: Gleicher N, editor. Principles and practice of
semua tahap masa kehamilan. Pada kehamilan dini
medical therapy in pregnancy. 3 rd edition.
(trimester pertama) berisiko terjadinya abortus
Norwalk, Connecticut, California: Appleton &
(keguguran), pada trimester lanjut akan berisiko
Lange; 2002. p: 421-6.
terjadinya pertumbuhan janin terganggu, partus
prematus, hipertensi dalam kehamilan dan nefritis 8. Branch WD, Porter TF, Autoimune disease. In:
pada bayi yang dilahirkan. JamesDK,Steer PJ, Wefer CP, Gonk B, editors.
High Risk Pregnancy, Management Options. 4th
ed.London, W.B saunders. 2006. p : 853-64.
DAFTAR PUSTAKA
9. Lockshin MD, Feigenbaum SL, Masi AT.
1. Khurana R. Systemic Lupus Erythematosus and Rhuematological Diseases and Antiphospholipid
Pregnancy. In Article last updated February 14, Syndrome. In : Winn HN, Hobbin JC, editors.
2008.Available from : URL http:// Clinical Maternal Medicine. New York. The
emedicine.medscape.com/article/335055- Parthenon Publihing. 2000. p. 515-33
overview.
10.Reece EA, Leguizamon GF. Rheumatologic and
2. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Gilstrap Connective Tissue Disorders in Pregnancy. In :
III LC, Hauth JC, Wenstrom KD. Connective Reece EA, Hoobins JC, editors. Clinical
Tisuue Disorders. In: Cunningham FG et al, Obstetrics the Fetus and Mother 3 rd ed.
Williams obstetrics 22nd edition. New York, Massachusetts. Blackwell Publishing. 2007.p.
McGraw-Hill Medical Publishing ; 2005. 931-46
p:1209-28.
11.Rubin E, editor, In: Essential pathology:Lupus
3. Baratawidjaja KG. Autoimunitas. Dalam: erimatosus sistemik. 3rd edition. Philadelphia:
Bratawidjaya KG.Imunologi Dasar edisi VII. Lippicott Williams @ Wilkins; 2001, p:53+55,
Jakarta. Balai Penerbit FKUI. 2006. h. 202-46 468-469,650.
4. Williamson C, Nelson PC. Medical Disorders in
Pregnancy. In. Chamberlain G, Steer P, editors.
Turnbull’s Obstetrics. New York. Churchill
Livingstone. 2002. p. 275-98.

70

Anda mungkin juga menyukai