Tonsilitis (Wisita, Rupem Wiadnyana, & Ngurah Swastika)
Tonsilitis (Wisita, Rupem Wiadnyana, & Ngurah Swastika)
TONSILITIS
OLEH :
1. Definisi
Tonsilitis merupakan peradangan pada tonsil yang disebabkan oleh bakteri atau
kuman streptococcusi beta hemolyticus, streptococcus viridans dan streptococcus
pyogenes dapat juga disebabkan oleh virus.
Droplet Infection
Epitel terkikis
Peradangan karena
infiltrasi leukosit
polimorfonuklear
Tonsil membesar dan
permukaan tidak rata
Hipertermi
Terdapat Luka
Anoreksia Pola Nafas pada daerah tonsil
Tidak Efektif
6. Gejala Klinis
Keluhan pasien biasanya berupa nyeri tenggorokan, sakit menelan, dan kadang-
kadang pasien tidak mau minum atau makan lewat mulut. Penderita tampak loyo
dan mengeluh sakit pada otot dan persendian. Biasanya disertai demam tinggi dan
napas yang berbau, yaitu :
- Suhu tubuh naik sampai 400C.
- Rasa gatal atau
kering ditenggorokan.
- Lesu.
- Nyeri sendi, odinofagia.
- Anoreksia dan otolgia.
- Bila laring terkena suara
akan menjadi serak.
- Tonsil membengkak.
- Pernapasan berbau.
7. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi : Mengamati bagian rongga mulut, apakah kelenjar tonsil membesar atau
tidak
Palpasi : Menekan leher bagian atas dari belakang apakah timbul nyeri atau tidak.
Indikasi tonsilektomi :
Infeksi berulang & kronis.
Terjadi gejala sumbatan.
Curiga neoplasma : tumor jinak & tumor ganas.
Infeksi berulang dan kronis yang menjadi indikasi tonsilektomi antara lain :
1. Infeksi telinga tengah yang berulang.
2. Rinitis & sinusitis kronis.
3. Abses peritonsil & abses kelenjar limfe leher berulang.
4. Tonsilitis kronis dengan nyeri tenggorok yang menetap dan napas berbau.
5. Tonsil sebagai fokal infeksi dari organ lain.
11. Komplikasi
- Otitis media akut.
- Abses parafaring.
- Abses peritonsil.
- Bronkitis,
- Nefritis akut, artritis, miokarditis.
- Dermatitis.
- Pruritis.
- Furunkulosis.
B KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a. Pengkajian awal (A,B,C)
Pengkajia Data Masalah
Objektif Subjektif
n
Airway - - Tidak ada masalah
Breathing - RR meningkat - Pasien Pola nafas tidak efektif
(RR Normal : 20x/menit) mengatakan
- Ekspansi paru sesak
(+)
- Pasien tampak
menggunakan otot bantu
pernafasan
Circulation - - Tidak ada masalah
Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien tonsilitis pada saat post-
operatif adalah :
1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan ketidak adekuatan
masukan cairan sekunder akibat nyeri saat menelan.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kesulitan
menelan.
3. Nyeri akut berhubungan dengan trauma jarngan dan refluks spasme otot
sekunder akibat oprasi.
4. Resiko infeksi berhubungan dengan peritonsiler.
C. Perencanaan tindakan
Pre- operatif
No Tujuan Kriteria Hasil Tindakan Rasional
Dx Keperawatan
1 Pola nafas - RR pasien Mandiri :
pasien dalam batas - Kaji - Kecepatan biasanya meningkat.
kembali normal (16- frekuensi, Dipsnea dan terjadi peningkatan
efektif 20X/menit) kedalaman kerja nafas. Kedalaman
- Pengembangan pernafasan pernafasan bervariasi
dada maksimal dan ekspansi tergantung derajat gagal nafas.
dada. Catat
upaya
pernafasan,
termasuk - Bunyi nafas menurun/tak ada
penggunan bila jalan nafas obstruksi
otot bantu. sekunder terhadap perdarahan,
bekuan atau kolaps jalan nafas
- Auskultasi kecil(atelektasis). Ronkhi dan
bunyi nafas mengi menyertai obstruksi jalan
dan catat nafas/kegagalan pernafasan.
adanya bunyi
nafas
adventisius,
seperti
krekels,meng
i, gesekan
pleura
- Kolaborasi dalam
- Analgetik
pemberian
dengan segera
analgetik
mencapai pusat
rasa sakit,
menimbulkan
penghilangan
yang efektif
4 Pasien Pasien - Beri perawatan - Menurunkan
terhindar dari menunjukkan oral dengan resiko kerusakan
infeksi penyembuhan cermat jaringan dan
seiring dengan infeksi
waktu
- Pertahankan - Meringankan
teknik aseptik resiko infeksi
oleh bakteri
E. Evaluasi
Pre – Operatif :
Diagnosis 1 : Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan
ketidakadekuatan masukan cairan sekunder akibat nyeri saat
menelan
S : Pasien mengatakan kalau sudah minum 8 gelas air sehari
O : Mukosa bibir pasien terlihat lembab,turgor kulitnya baik
A : Tujuan tercapai
P : Pertahankan kondisi
Post – operatif
Diagnosa 1 : Risiko kekurangan Volume cairan berhubungan dengan
ketidakadekuatan masukan cairan sekunder akibat nyeri saat
menelan
S : Pasien mengatakan bisa minum air sebanyak 8 gelas sehari
O : Mukosa bibir pasien terlihat lembab, turgor kulit normal
A : Tujuan tercapai
P : pertahankan kondisi
DAFTAR PUSTAKA
1. Belden MD. THT : www. emedicine. com. Last Updated 10 Sepember 2009.
2. Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. FKUI. Jakarta.
3. Doenges, E. Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC
4. Jordan Sanders, Medser. 2000. Emergency Nursing Core Curriculum Fifth Edition.
North Carolina : ENA
5. Saten S. Chalazion. Taken From : www. emedicine. com. Last Updated : 12
September 2009