Anda di halaman 1dari 48

KEPERAWATAN KELUARGA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY.K DENGAN


HIPERTENSI

Oleh:

Elva Budhy Cristiningtyas

1611016

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PATRIA HUSADA BLITAR

TAHUN 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DALAM KELUARGA

DENGAN HIPERTENSI

A. Konsep Keluarga
1. Definisi
Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap – tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu dengan yang lain(Mubarak,2011).
2. Fungsi keluarga
Keluarga memppunyai 5 fungsi yaitu:
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan
dan kegembiraan dari seluruh anggota keuarga.
b. Fungsi sosialisasi
Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat individu
untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap
ayah, ibu dan orang orang yang ada disekitarnya. Dalam hal ini keluarga dapat
membina hubungan social pada anak, membentuk norma norma tingkat laku
sesuai dengan tingkat perkembangan anak, dan menaruh nilai nilai budaya
keluarga.
c. Fungsi reproduksi
Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk
memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk
keluarga adalah meneruskan keturunan.
d. Fungsi ekonomi
Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota
keluarga seperti memenuhi kebutuhan makanan, pakaian, dan tempat tinggal.
e. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik asuhan keperawatan,
yaitu untuk mencegah gangguan kesehatan atau merawat anggota keluarga
yang sakit. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti
sangguo menyelesaikan masalah kesehata.
3. Tahap Perkembangan Keluarga
Berdasarkan konsep Duvall dan Miller, tahapan perkembangan keluarga dibagi
menjadi 8:
a. Keluarga baru (berganning family)
Pasangan baru nikah yang belum mempunyai anak. Tugas perkembangan
keluarga dalam tahap ini antara lain yaitu membina hubungan intim yang
memuaskan, menetapkan tujuan bersama, membina hubungan dengan
keluarga lain, mendiskusikan rencana memiliki anaka atau KB, persiapan
menjadi orang tua dan memahami prenatal care (pengertian kehamilan,
persalinan dan menjadi orang tua).
b. Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (child bearing )
Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis
keluarga. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain yaitu
adaptasi perubahan anggota keluarga, mempertahankan hubungan yang
memuaskan dengan pasangan, membagi peran dan tanggung jawab,
bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak, serta
konseling KB post partum 6 minggu.
c. Keluarga dengan anak pra sekolah
Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah menyesuaikan kebutuhan pada
anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang proses belajar dan kontak
sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya.
d. Keluarga dengan anak sekolah (6-13 tahun)
Keluarga dengan anak sekolah mempunyai tugas perkembangan keluarga
seperti membantu sosialisasi anka terhadap lingkungan luar rumah,
mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual, dan
menyediakan aktifitas anak.
e. Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah pengembangan terhadap
remaja, memelihara komunikasi terbuka,mempersiapkan perubahan sistem
peran dan peraturan anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh
kembang anggota keluarga.
f. Keluarga dengan anak dewasa
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan
menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada
dalam keluarganya.
g. Keluarga usia pertengahan (middle age family)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini yaitu mempunyai lebih banyak
waktu dan kebebasan dalam mengolah minat sosial, dan waktu santai,
memulihkan hubungan antara generasi muda-tua serta persiapan masa tua.
h. Keluarga lanjut usia
Dalam perkembangan ini keluarga memiliki tugas seperti penyesuaian tahap
masa pensiun dengan cara merubah cara hidup, menerima kematian pasangan,
dan mempersiapkan kematian, serta melakukan life review masa lalu.
4. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan sebagai berikut:
a. Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
b. Keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan
c. Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit
d. Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan
kesehatan
e. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di
lingkungan setempat
B. Konsep Lansia
1. Definisi
Lanjut usia (lansia) apabila usianya 65 tahun keatas. Lansia bukan penyakit,
namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan
penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan. Lansia
adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan
keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis.
2. Klasifikasi
Depkes RI (2003) mengklasifikasikan lansia dalam kategori, antara lain:
a. Pralansia (prasenilis), seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.
b. Lansia, seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.
c. Lansia resiko tinggi, seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang
yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.
d. Lansia tidak potensial, lansia yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga
hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.
Menurut WHO, dalam Dewi (2014) lansia diklasifikasikan menjadi 3,
yaitu:
1) Elderly : 60-70 tahun.
2) Old : 75-89 tahun.
3) Very Old : > 90 tahun.
3. Karakteristik Lansia
Depkes RI (2003) mengklasifikasikan lansia dalam kategori, antara lain:
a. Pralansia (prasenilis), seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.
b. Lansia, seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.
c. Lansia resiko tinggi, seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang
yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.
d. Lansia tidak potensial, lansia yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga
hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.
Menurut WHO, dalam Dewi (2014) lansia diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:
1. Elderly : 60-70 tahun.
2. Old : 75-89 tahun.
3. Very Old : > 90 tahun.
4. Tipe tipe lansia
Lansia dapat dikelompokkan dalam beberapa tipe yang bergantung pada karakter,
pengalaman hidup, lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial dam ekonominya, tipe ini
antara lain :
a. Tipe Optimis
Lansia santai dan periang, penyesuaian cukup baik, memandang lansia dalam
bentuk bebas dari tanggung jawab dan sebagai kesempatan untuk meuruti
kebutuhan pasifnya.
b. Tipe Konstruktif
Mempunyai integritas baik, dapat menikmati hidup, mempunyai toleransi
tinggi, humoris, fleksibel dan sadar diri. Biasanya sifat ini terlihat sejak muda.
c. Tipe Ketergantungan
Lansia ini masih dapat diterima ditengah masyaraka, tetapi selalu pasif, tidak
berambisi, masih sadar diri, tidak mempunyai inisiatif dan tidak praktis dalam
bertindak.
d. Tipe Defensif
Sebelumnya mempunyai riwayat jabatan/pekerjaan yang tidak stabil, selalu
menolak bantuan. Sering tidak terkontrol, memegang teguh kebiasaan, bersifat
kompulsif aktif, takut mengahadi “menjadi tua” dan menyenangi masa pensiun.
e. Tipe Militan dan Serius
Lansia yang tidak mudah menyerah, serius, senang berjuang, dan bisa menjadi
panutan.
f. Tipe Pemarah dan Frustasi
Lansia yang pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, selalu menyalahkan
orang lain, menunjukkan penyesuaian yang buruk, dan sering mengekspresikan
kepahitan hidupnya.
g. Tipe Bermusuhan
Lansia yang selalu mengganggap orang lain yang menyebabkan kegagalan,
selalu mengeluh, bersifat agresif dan curiga. Umumnya memiliki pekerjaan
yang tidak stabil di saat muda, menganggap tua sebagai hal yang tidak baik,
takut mati, iri hati terhadap orang yang masuh muda, senang mengadu unruk
pekerjaan, dan aktif menghindari masa yang buruk.
h. Tipe Putus Asa, Membenci dan Menyalahkan Diri Sendiri
Bersifat kritis dan menyalahkan diri sendiri, tidak memiliki ambisi,
mengealami penurunan sosio-ekonomi, tidak dapat menyesuaikan diri, lansia
tidak hanya mengalami kemarahan, tetapi juga depresi, menganggap usia lanjut
sebagai masa yang tidak menarik dan berguna.
5. Perubahan system tubuh lansia
Perubahan sistem tubuh pada lansia, antara lain:
a. Perubahan Fisik
1) Sel
Pada lansia jumlah selnya akan lebih sedikit dan ukurannya akan lebih
besar, cairan tubuh dan cairan intraseluler akan berkurang, proporsi protein
di otak, otot, ginjal, darah, dan hati juga ikut berkurang. Jumlah sel otak
akan menurun, mekanisme perbaikan sel akan terganggu dan otak menjadi
menjadi atrofi.
2) Sistem Persarafan
Rata-rata berkurangnya saraf neocortical sebesar 1 per detik, hubungan
persarafan cepat menurun, lambat dalam merespon baik dalam gerakan
maupun jarak waktu, khususunya dengan stres, mengecilnya saraf
pancaindra, serta menjadi kurang sensitif terhadap sentuhan.
3) Sistem Pendengaran
Gangguan pada pendengaran (presbiakusis), membran timpani mengalami
atrofi, terjadi pengumpulan dan pengerasan serumen karena peningkatan
keratin, pendengaran menurun pada lanjut usia yang mengalami
ketegangan jiwa atau stres.
4) Sistem Penglihatan
Timbul sklerosis pada sfingter pupil dan hilangnya respons terhadap sinar,
kornea lebih berbentuk seperti bola (sferis), lensa lebih suram (keruh)
dapat menyebabkan katarak, meningkatnya ambang, pengamatan sinar dan
daya adaptasi terhadap kegalapan menjadi lambat dan sulit untuk melihat
dalam keadaan gelap, hilangnya daya akodomosi, menurunnya lapang
pandang, dan menurunnya daya untuk membedakan antara warna biru
dengan hijau pada skala pemeriksaan.
5) Sistem Kardiovaskular
Elastisitas dinding aorta menurun, katup jantung menebal, kemampuan
jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20
tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektivitas pembuluh
darah perifer untuk iksigenais, sering terjadi postural hipotensi, tekanan
darah meningkat diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh
darah perifer.
6) Sistem Pengaturan Suhu Tubuh
Suhu rubuh menurun (hipotermia) secara fisiologis + 35 derajat celcius,
hal ini diakibtkan oleh metabolisme yang menurun, keterbatasan refleks
menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga
terjadi rendahnya aktifitas otot.
7) Sistem Pernapasan
Otot-otot prnapasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku, menurunnya
aktivitas dari silia, paru-paru kehilangan elastisitas sehingga kapasitas
residu meningkat, menarik napas lebih berat, kapasitas pernpasan
maksimum menurun. Ukuran alveoli melebar dari normal dan jumlahnya
berkurang, omsigen pada arteri menurun menjadi 75 mmHg, kemampuan
untuk batuk berkurang dan penurunan kekuatan otot pernapasan.
8) Sistem Gastrointestinal
Kehilangan gigi, indra pengecapan mengalami penurunan, esofagus
melebar, sensitivitas akan rasa lapar menurun, produksi asam lambung dan
waktu pengososngan lambung menurun, peristaltik lemah dan biasanya
timbul konstipasi, fungsi absorbsi menurun, hati (liver) semakin mengecil
dan menurunnya tempat penyimpanan, serta berkurangnya suplai aliran
darah.
9) Sistem Genitourinaria
Ginjal mengecil dan nefron menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal menurun
hingga 50%, fungsi tubulu berkurang (berakibat pada penurunan
kemampuan ginjal untuk mengonsentrasikan urine, berat jenis urin
menurun, proteinuria biasanya +1), blood urea nitrogen (BUN) meningkat
hingga 21 mg%, nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat. Otot –
otot kandung kemih (vesica urinaria) melemah, kapasitasnya menurun
hingga 200 ml dan menyebabkan frekuensi buang air kecil meningkat,
kandung kemih sulit dikosongkan sehingga meningkatkan retensi urine.
Pria usia dengan 65 tahun ke atas sebagian besar mengalami pembesaran
prostat hingga + 75% dari besar normalnya.
10) Sistem Endokrin
Menurunnya produksi ACTH, TSH, FSH, dan LH, aktivitas tiroid, basal
metabolic rate (BMR), daya pertukaran gas, produksi aldosteron, serta
sekresi hormon kelamin seperti progesteron, esterogen, dan testosteron.
11) Sistem Integumen
Kulit menjadi keriput akibat kehilangan jaringan lemak, permukaan kulit
kasar dan bersisik, menurunna respon terhadap trauma, mekanisme
proteksi kulit menurun, kulit kepala dan rambut menipis serta berwarna
kelabu, rambut dalam hidung dan telinga menebal, berkurangnya elastisit
akibat menurunnya cairan dan vaskularisasi, pertumbuhan kuku lebih
lambat, kuku jari menjadi keras dan rapuh, kuku kaki tumbuh secara
berlebihan dan seperti tanduk, kelenjar keringat berkurang jumlahnya dan
fungsinya. Kuku menjadi pudar dan kurang bercahaya.
12) Sistem Muskuloskeletal
Tulang kehilangan kepadatannya (desity) dan semakin rapuh, kifosis,
persendian membesar dan menjadi kaku, tendon mengerut dan mengalami
sklerosis, atrofi serabut otot sehingga gerak seseorang menjadi lambat.
b. Perubahan Mental
Faktor-faktor yang memengaruhi perubahan mental adalah perubahan fisik,
kesehatan umum, tingkat pendidikan, keturunan (hereditas), lingkungan, tingkat
kecerdasan (intellegence quotient-IQ), dan kenangan (memory). Kenangan dibagi
menjadi dua, yaitu kenangan jangka panjang (berjam-jam sampai berhari-hari yang
lalu) mencakup beberapa perubahan dan kenangan jangka pendek atau seketika (0-
10 menit) biasanya dapat berupa kenangan buruk.
c. Perubahan Psikososial
Perubahan psikososial terjadi terutama setelah seseorang mengalami pensiun.
Berikut adalah hal-hal yang akan terjadi pada masa pensiun.
1) Kehilangan sumber finansial atau pemasukan (income) berkurang.
2) Kehilangan status karena dulu mempunyai jabatan posisi yang cukup tinggi,
lengkap dengan segala fasilitasnya.
3) Kehilangan teman atau relasi.
4) Kehilangan pekerjaan atau kegiatan.
5) Merasakan atau kesadaran akan kematian (sense of awareness of mortality).
6. Proses Menua
a. Pengertian Menua
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan
manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai pada
satu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Proses menua
merupakan kombinasi berbagai macam faktor yang saling berkaitan. Sampai saat ini
banyak definisi dan teori yang menjelaskan tentang proses menua yang tidak seragam.
Secara umum proses menua di definisikan sebagai perubahan yang terkait waktu,
bersifat universal, intrinsik, profresif dan detrimental. Keadaan tersebut dapat
menyebabkan berkurangnya kemampuan beradaptasi terhadap lingkungna untuk
dapat bertahan hidup. Proses menua yang terjadi bersifat individual, yang berarti
tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda, setiap lansia memiliki
kebiasaan yang berbeda dan tidak ada satu faktor pun yang dapat mencegah proses
menua.
b. Teori Menua
Ada beberapa teori yang berkaitan dengan proses penuaan, yaitu teori biologi,
teori psikologis, teori sosial dan teori spiritual :
1) Teori Biologis
 Teori genetik
Teori ini menyebutkan bahwa manusia dan hewan terlahir dengan program genetil
yang mengatur proses menua selama rentang hidupnya. Setiap spesies di dalam inti
selnya memiliki suatu jam genetik. jam biologis sendiri dan setiap spesies
mempunyai batas usia yang berbeda-beda yang telah diputar menurut replikasi
tertentu sehingga bila jam ini berhenti berputar maka ia akan mati.
 Wear and Tear Theory
Menurut teori “pemakaian dan perusakan” (Wear and Tear Theory) disebutkan
bahwa proses menua terjadi akibat kelebihan usaha dan stres yang menyebabkan
sel tubuh menjadi lelah dan tidak mampu meremajakan fungsinya. Proses menua
merupakan suatu proses fisiologis.
 Teori Nutrisi
Teori nutrisi menyatakan bahwa proses menua dan kualitas proses menua
dipengaruhi intake nutrisi seseorang sepanjang hidupnya. Intake nutrisi yang bauk
pada setiap tahap perkembangan akan membantu meningkatkan kualitas kesehatan
seseorang. Semakin lama seseorang mengkonsumsi makanan bergizi dalam
rentang hidupnya, maka ia akan hidup lebih lama dengan sehat.
 Teori Mutasi Somatik
Menurut teori ini penuaan terjadi karena adanya mutasi omatik akibat pengarung
llingkungan yang buruk. Terjadi kesalahan dalam proses transkripsi DNA dan
RNA dan dalam proses translasi RNA protein / enzim. Kesalahan ini terjadi terus
menerus sehingga akhirnya akan terjadi penurunan fungsi organ atau perubahan
sel normal menjadi sel kanker atau penyakit.
 Teori Stress
Teori stres mengungkapkan bahwa proses menua terjadi akibat hilangnya sel-sel
yang bisa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan
kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha, dan sel yang menyebabkan sel
tubuh lelah terpakai.
 Slow Immunology Theory
Menurut teori ini, sistem imun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan
masuknya virus ke dalam tubuh yang dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.

 Teori Radikal Bebas


Radikal bebas terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal bebas
mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organik seperti karbohidrat dan
protein. Radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat melakukan regenerasi.
 Teori Rantai Silang
Pada teori rantai silang diungkapkan bahwa reaksi sel-sel kimia yang tua dan
usang menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini
menyebabkan penurunan elastisitas, kekacauan dan hilangnya fungsi sel.
2) Teori Psikologis
 Teori Kebutuhan Dasar Manusia
Menurut hierarki Maslow tentang kebutuhan dasar manusia, setiap manusia
memiliki kebutuhan dan berusaha untuk memenuhi kebutuhannya itu. Dalam
pemenuhan kebutuhannya, setiap individu memiliki prioritas. Seorang individu
akan berusaha memenuhi kebutuhan di piramida lebih atas ketika kebutuhan di
tingkat piramida bawahnya telah terpenuhi. Kebutuhan pada piramida tertinggi
adalah aktualisasi diri. Ketika individu mengalami proses menua, ia akan berusaha
untuk memenuhi kebutuhan di piramida tertinggi yaiitu aktualisasi diri.
 Teori Individualisme Jung
Menurut teori ini, kepribadian seseorang tidak hanya berorientasi pada dunia luar
namun juga pengalaman pribadi. Keseimbangan merupakan faktor yang sangat
penting untuk menjaga kesehatan mental. Menurut teori ini proses menua
dikatakan berhasil apabila seorang individu melihat ke dalam dan nilai dirinya
lebih dari sekedar kehilangan atau pembatasan fisiknya.
 Teori Pusat Kehidupan Manusia
Teori ini berfokus pada identifikasi dan pencapaian tujuan kehidupan seseorang
menurut 5 fase perkembangan, yaitu masa anak-anak (belum memiliki tujuan
hidup yang realistis), remaja dan dewasa muda (mulai memiliki konsep tujuan
hidup yang spesifik), dewasa tengah (mulai memiliki tujuan hidup yang lebih
kogkrit dan berusaha untuk mewujudkannnya), usia pertengahan (Usia
Pertengahan), dan lansia (saatnya berhenti untuk melakukan pencapaian tujuan
hidup).
 Teori Tugas Perkembangan
Menurut tugas tahapan perkembangan ego Ericksson, tugas perkembangan lansia
dalah integrity versus despair. Jika lansia dapat menukan arti dari hidup yang
dijalaninya, maka lansia akan memilik integritas ego untuk menyesuaikan dan
mengatur proses menua yang dialaminya. Jika lansia tidak memiliki integritas
maka ia akan marah, depresi dan merasa tidak adekuat, dengan kata lain
mengalami keputusan.
3) Teori Sosiologis
 Teori Interaksi Sosial (social exchange theory)
Menurut teori ini pada lansia terjadi penurunan kekuasaan dan prestise sehingga
interaksi sosial mereka juga berkurang, yang tersisa hanyalah harga diri dan
kemampuan nmereka untuk mengikuti pemerintah.
 Teori Penarikan Diri
Kemiskinan yang diderita lansia dan menurunnya derajat kesehatan
mengakibatkan seorang lansia secara perlahan-lahan menarik diri dari pergaulan
disekitarnya. Lansia mengalami kehilangan ganda, yang meliputi kehilangan
peran, hambatan kontak sosial dan berkurangnya komitmen.
 Teori Aktivitas
Teori ini menyatakan bahwa penuaan yang sukses bergantung pada bagaimana
seorang lansia merasakan kepuasan dalam melakukan aktivitas serta
mempertahankankan aktivitas tersebut lebih penting dibandingkan kuantitas dan
aktivitas yang dilakukan.
 Teori Berkesinambungan (Continuity Theory)
Menurut teori ini, setiap orang pasti berubah menjadi tua namun kepribadian dasar
dan pola individu tidak akan mengalami perubahan. Pengalaman hidup seseorang
pada suatu saat merupakan gambarannya kelak pada saat menjadi lansia.
 Subculture Theory
Menurut teori ini lansia dipandang sebagai bagian dari sub kultur. Secara
antropologis, berarti lansia memiliki norma dan standar budaya sendiri. Standar
dan norma budaya ini meliputi perilaku, keyakinan, dan harapan yang
membedakan lansia dari kelompok lainnya.
7. Tugas perkembangan lansia
Adapun tugas perkembangan lansia, antara lain :
a. Mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun
b. Mempersiapkan diri untuk pensiun
c. Membentuk hubungan baik dengan orang seusianya
d. Mempersiapkan kehidupan baru
e. Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan sosial secara santai
f. Mempersiapkan diri untuk kematian dan kematian pasangannya
8. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboatorium rutin yang perlu diperiksa pada pasien lansia untuk
mendeteki dini gangguan kesehatan yang sering dijumpai pada pasien lansia yang
belum diketahui adanya gangguan / penyakit tertentu (penyakit degeneratif) yaitu :
a. Pemerikasaan hematologi rutin
b. Urin rutin
c. Glukosa
d. Profil lipid
e. Alkalin pospat
f. Fungsi hati
g. Fungsi ginjal
h. Fungsi tiroid
i. Pemeriksaan feses rutin
C. Konsep Hipertensi
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi
secara terus menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 40 mmHg, tekanan diastolic 90
mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan
peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih
cepat memompa darah untuk memenuhi kebutuhan okigen dan nutrisi di dalam tubuh
(Koes irianto, 2014).
2. Jenis – Jenis Hipertensi
Hipertensi dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu (WHO,2014):
a. Hipertensi esensial atau hipertensi pirmer
Sebanyak 90 – 95% kasus hipertensi yang terjadi tidak diketahui dengan pasti apa
penyebabnya. Para pakar menemukan hubungan antara riwayat keluarga penderita
hipertensi (genetik) dengan resiko menderita penyakit lain. Selain itu juga para pakar
menunjukkan stress sebagai tertuduh utama, dan factor lain yang mempengaruhinya.
Factor lain yang dapat dimasukkan dalam penyebab hipertensi jenis ini adalah
lingkungan, kelainan metabolism, intra seluler, dan factor factor yang meningkatkan
resikonya seperti obesitas, merokok, konsumsi alcohol, dan kelainan darah.
b. Hipertensi renal atau hipertensi sekunder
Pada 5-10% kasus lainya, penyebab khususnya sudah diketahui, yaitu gangguan
hormonal, penyakit diabetes, jantung, ginjal, penyakit pembuluh darah atau
berhubungan dengan kehamilan. Kasus yang sering terjadi adalah karena tumor
kelenjar adrenal. Garam dapur akan memperburuk resiko hipertensi tetapi bukan
factor penyebab.
3. Faktor faktor yang mempengaruhi hipertensi
a. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol
1) Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria dengan wanita. Wanita diketahui
mempunyai tekanan darah lebih rendah dibandingkan pria ketika berusia
20-30 tahun. Tetapi akan mudah menyerang pada wanita ketika berumur
55 tahun, sekitar 60% menderita hipertensi berpengaruh pada wanita. Hal
ini dikaitkan dengan perubahan hormone wanita setelah menopause
(Endang Triyanto, 2014).
2) Umur
Perubahan tekanan darah pada seseorang secara stabil akan berubah di usia
20-40 tahun. Setelah itu akan cenderung lebih meningkat secara cepat.
Sehingga, semakin bertambah usia seseorang maka tekanan darah semakin
meningkat. Jadi seorang lansia cenderung mempunyai tekanan darah lebih
tinggi dibandingkan diusia muda (Endang Triyono, 2014).
3) Keturunan (Genetik)
Adanya faktor genetic tentu akan berpengaruhi terhadap keluarga yang telah
menderita hipertensi sebelumnya. Hal ini terjadi adanya peningkatan kadar
sodium intraseluler dan rendahnya rasio anatara potassium terhadap sodium
individu sehingga pada orang tua cenderung beresiko lebih tinggi menderita
hipertensi dua kali lebih besar dibandingkan dengan orang yang tidak
mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi (Buckman, 2010)
4) Pendidikan
Tingkat pendidikan secara tidak langsung mempengaruhi tekanan darah.
Tingginya resiko hipertensi pada pendidikan yang rendah, kemungkinan
kurangnya pengetahuan dalam menerima informasi oleh petugas kesehatan
sehingga berdampak pada perilaku atau pola hidup sehat (Armilawaty, Amalia
H, Amirudin R., 2007).
b. Faktor resiko hipertensi yang dapat dikontrol
1) Obesitas
Pada usia pertengahan dan usia lanjut, cenderung kurangnya melakukan
aktivitas sehingga asupam kalori mengimbangi kebutuhan energy, sehingga
akan terjadi peningakatkan berat badan atau obesitas dan akan memperburuk
kondisi (Anggara, F.H.D., & N.Prayitno, 2013).
2) Kurang olahraga
Jika melakukan olahraga dengan teratur akan mudah untuk mengurangi
peningkatan tekanan darah tinggi yang akan menurunkan tahanan perifer,
sehingga melatih otot jantung untuk terbiasa melakukan pekerjaan yang lebih
berat karena adanya kondisi tertentu.
3) Kebiasan merokok
Merokok dapat meningkatkan tekanan darah, hal ini dikarenakan di dalam
kandungan nikotik yang dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah.
4) Konsumsi garam berlebihan
WHO merekomendasikan konsumsi garam yang dapat mengurangi
peningkaran hipertensi. Kadar sodium yang direkomendasikan adalah tidak
lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram) (H. Hadi Martono
kris Pranaka, 2014-2015).
5) Minum alkohol
Ketika mengonsumsi alcohol secara berlebihan akanmenyebabkan
peningkatan tekanan darah yang tergolong parah karena dapat menyebabkan
darah di otak tersumbat dan menyebabkan stroke.

6) Minum kopi
Satu cangkir kopi mengandung kafein 75-200 mg, dimana dalam satu
vangkir kopi dapat meningkatkan tekanan darah 5-10 mmHg.
7) Kecemasan
Kecemasan akan menimbulkan stimulus yang akan meningkatkan frekuensi
jantung, curah jantung dan resistensi vaskuler, efek samping ini akan
meningkatkan tekanan darah. Kecemasan atau stress meningkatkan tekanan
darah sebesar 30 mmHg.
Daftar Pustaka

Armilawaty, Amalia H, Amirudin R.(2007) Hipertensi Dan Factor Resikonya Dalam Kajian
Epidemiologi. Bagian Epidemiologi Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas
Hasanudin Makasar

Buckman. (2010). Apa Yang Anda Ketahui Tentang Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta:
Citra Aji Pratama

H. Hadi Martono Kris Pranaka. (2014-2015). Geriatric Edisi Ke-5. Jakarta: Fkui

Mubarak, Wahid Iqbal. (2009). Ilmu Pengantar Komunitas. Jakarta: Salemba Medika

Triyono, Endang. (2014). Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara


Terpadu. Yogyakarta: Graham Ilmu

Who. (2014). Global Target 6:A 25% Relative Reduction In The Prevalence Of Reise Blood
Pressure Or Contain The According To National Circumstances
DEPARTEMEN KEPERAWATAN KELUARGA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
STIKes PATRIA HUSADA BLITAR

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA


Hari, tanggal : Sabtu, 16 Mei 2020 Jam : 10.00

1. DATA UMUM
a. Nama Kepala Keluarga : Ny.K
b. Umur KK : 70 Tahun
c. Alamat dan telepon : Ds. Karang Rejo RT 01 RW 06
d. Pekerjaan KK : Petani
e. Pendidikan KK : SD
f. Agama KK : Islam
g. Suku bangsa KK : Jawa
h. Komposisi keluarga :-
No Nama JK Hub. dg Umur Pendidikan Agama Pekerjaan
KK Terakhir
1 Ny.K P Istri 70 thn SD Islam Petani
2 Ny. T P Anak 35 Th SMP Islam Ibu Rumah Tangga
3 Tn. K L Menantu 40 Th SD Islam Kuli Bangunan
4 Tn. P L Anak 26 Th SD Islam Kuli Bangunan
5 Nn.D P Cucu 18 Th SMK Islaam Pelajar

i. Genogram
×

Keterangan :

: Laki-laki : Klien

: Perempuan : Tinggal Serumah

j. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Ny. K yaitu extended family yang terdiri dari ibu, anak, menantu,cucu.
k. Suku bangsa
Keluarga Ny.K termasuk dalam suku bangsa jawa atau Indonesia kebudayaan yang
dianut tidak bertentangan dengan masalah kesehatan, bahasa sehari hari yang
digunakan yaitu bahasa jawa.
l. Agama
Keluarga Ny.K semua beragam islam
m. Status sosial ekonomi keluarga
Ny. K bekerja sebagai petani. Mereka bekerja biasanya mulai dari jam 06.30 sampai
dengan jam 12.00 lalu istirahat kurang lebih 1-2 jam, lalu bekerja lagi sampai jam
16.00. Untuk penghasilan Ny. K tidak menentu karena tergantung dari hasil
panennya. Dalam 1 tahun ada 2x panen dan dalam 1x panen penghasilannya kurang
lebih Rp. 3.000.000 Anak Ny. K yaitu Tn.K, Tn.P bekerja juga sebagai seorang kuli
bangunan dan tinggal bersama dan Ny. K.
n. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga Ny.K setiap sore Berkumpul untuk mengobrol atau menonton TV bersama.
2. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Ny.K tugas perkembangan keluarga saat ini adalah keluarga dengan anak
dewasa , yang harus mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan. Adaptasi
dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan,
Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat serta mempertahankan
hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tugas perkembangan keluarga yang seharusnya dilalui oleh keluarga saat ini
keluarga merasa belum terpenuhi, karena anaknya yang sudah menikah masih tinggal
serumah dengan Ny.K.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti
Keluarga semuanya sehat.
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Keluarga tidak mempunyai masalah kesehatan yang serius hanya Ny.K mempunyai
riwayat hipertensi.
3. LINGKUNGAN
a. Karakteristik rumah
1) Denah rumah
U
Teras

R. Tamu B T
K. Tidur K. Tidur
S

K. Tidur

Dapur K.M
2) Keadaan lingkungan dalam rumah
Lantai ubin, ruang tamu dan tempat tidur cukup bersih. Pada bagian ruang tamu
memiliki jendela. Setiap kamar tidur memiliki 1 jendela. Keadaan rumah cukup
terang dan cukup luas.

3) Keadaan lingkungan di luar rumah


a) Pemanfaatan halaman
Pemanfaatan halaman digunakan untuk menjemur hasil panen ketika masa
panen.
b) Sumber air minum
Keluarga memiliki sumur yang letaknya kurang lebih 100 meter dari rumah.
Dan dalam mengambil air keluarga memanfaatkan pompa air/sanyo.
c) Pembuangan air koto
Keluarga memiliki selokan untuk membuang limbah keluarga. Selokan
tersebut mengalir ke daerah yang lebih rendah dan dalam keadaan terbuka
lancar.
d) Pembuangan sampah
Untuk pembuangan sampah keluarga selalu mengumpulkan terlebih dahulu
semua sampah selanjutnya sampah tersebut akan dibakar.
e) Jamban
Jenis jamban yang digunakan adalah leher angsa dengan pembuangan septic
tank. Jarak antara jamban/septic tang dari sumber air lebih dari 10 meter.
f) Sumber pencemaran
Keluarga memilihara hewan ternak unggas, tempatnya disamping rumah
sebelah belakang.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas
Selama ini karakteristik tetangga mempunyai kebiasaan apabila ada salah satu
tetangganya yang sakit mereka menjenguk dan apabila ada tetangga yang mempunyai
hajat mereka akan saling bantu.
c. Mobilitas geografi keluarga
Ny. K dan anak anaknya tetap tinggal di rumah yang sekarang. Alat transportasi
yang digunakan keluarga sehari-hari adalah sepeda motor.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Hubungan keluarga dengan tetangga tampak baik dan harmonis. Tetapi Ny.K sudah
tidak mengikuti kegaiatan yang ada di masyarakat seperti perkumpulan arisan/
yasinan yang diadakan setiap 1 minggu sekali. Sedangkan Ny.T, Nn.D yang masih
mengikuti arisan/yasinan ibu-ibu yang diadakan setiap minggu sekali.

e. Sistem pendukung keluarga dan ecomap


Faktor pendukung keluarga dalam keluaga Ny. K adalah keluarga besar/saudara-
saudara Ny. K yang berdekatan. Jika Ny. K memerlukan bantuan maka keluarga
yang lain akan membantu.
4. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola komunikasi
Dalam keluarga Ny.K pola komunikasi yang digunakan adalah pola komunikasi
terbuka, setiap keluarga mempunyai hak untuk berbicara dan menyampaikan
pendapatnya. Komunikasi yang digunakan oleh keluarga adalah komunikasi dua arah.
Dalam keluarga Ny. K mengatakan tidak  pernah terjadi suatu masalah dalam proses
komunikasi, apabila terjadi hanya hal kesalahpahaman kecil yang dapat diselesaikan
dengan membicarakannya bersama keluarga.
b. Struktur kekuatan atau kekuasaan keluarga
Dalam keluarga keputusan yang diambil adalah hasil musyawarah bersama.
Pengambilan keputusan adalah Tn.K sebagai menantu dari Ny.K dengan
mempertimbangkan setiap masukan dari anggota keluarga
c. Struktur peran (formal dan informal)
Ny. K selain sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya juga bekerja untuk membantu
keuangan keluarga. Menurut Ny. K tidak masalah dalam pembagian peran karena itu
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan.
d. Nilai dan norma
Keluarga hidup dalam nilai dan norma budaya jawa. Dimana sekarang Ny.K bekerja
untuk mencari nafkah sebagai pengganti suaminya yang sudah meninggal.
5. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afeksi
1) Kebutuhan – kebutuhan keluarga, pola – pola respon
Seluruh keluarga membutuhkan satu sama lain. Orang tua mampu menggambarkan
kebutuhan keluarga nya secara rinci, mulai dari kebutuhan makanan, pakaian,
pendidikan, dan kesehatan.
2) Hubungan keakraban
Setiap anggota keluarga memberikan perhatian satu sama lain, ketika anak sakit
orang tua secepat mungkin memberikan jamu yang menurut keluarga fungsinya sama
dengan keluhan sakitnya.
3) Perpisahan dan kekerabatan
Dalam keluarga hanya terjadi keterpisahan yang bersifat sementara, ketika salah
seorang anggota keluarga ada yang harus pergi keluar kota sehingga komunikasi
dilakukan melalui telepon.
b. Fungsi sosial
1) Cara pola asuh pada anak
Keluarga Ny.K mengatakan bahwa cara menanamkan hubungan interaksi sosial pada
anaknya dengan tetangga dan masyarakat yaitu dengan cara membiarkan anaknya
berkumpul dengan tetangga atau masyarakat sekitar lingkungan rumah. Selain itu juga
terkadang anaknya juga mengikuti kegiatan arisan ataupun yasinan.
2) Siapa yang menjadi pelaku sosialisasi anak–anak
Yang menjadi pelaku sosial dijalankan ibu dan menantu dari anak pertama.
3) Keyakinan budaya yang mempengaruhi pola asuh
Faktor budaya yang mempengaruhi pola pengasuhan anak yaitu kondisi etnis dan
suku. Yang lebih menitikberatkan urusan keseharian anak ibu lebih memilih untuk
membiarkan anak untuk menangani urusan keseharianya secara mandiri.
4) Estimasi resiko masalah pengasuhan
Saat ini keluarga sudah tidak memiliki masalah dalam mengasuh anak, tetapi anak
yang pertama yaitu Ny.T dan Tn. K beserta anaknya tinggal bersama N.K.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
1) Keadaan kesehatan
Keluarga dalam keadaan sehat, hanya saja Ny. K sering merasakan pusing jika terlalu
lelah dan capek, tetapi Ny. K tetap dapat melakukan aktivitas seperti biasa. Ny. K
mengatakan karena sekitar 3 bulan yang lalu pernah tekanan darah, dan nilai tekanan
darahnya tinggi yaitu 140/90. Tetapi keluarga dan klien tidak terlalu mengetahui apa
itu hipertensi, mereka hanya mengetahui karena tekanan darah tinggi maka akan
timbul pusing,dan akan mengobatinya dengan jamu.
2) Kebersihan perorangan
Keluarga mengatakan mempunyai kebiasaan mandi 2 kali sehari, cuci rambut
maksimal 2 hari sekali dan gosok gigi pada waktu mandi.
3) Penyakit yang sering diderita
Penyakit yang sering diderita keluarga biasanya hanya flu,batuk, pilek.
4) Penyakit keturunan
Hipertensi
5) Mencari pelayanan kesehatan
Keluarga mencari pelayanan kesehatan terdekat yaitu puskesmas.
d. Fungsi reproduksi
Ny. K mengatakan sudah tidak menstruasi.
6. STRESS DAN KOPING KELUARGA
a. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
Keluarga mengatakan merasa tidak ada masalah yang dirasakan. Semua dirasakan
oleh keluarga baik-baik saja
b. Kemampuan berespon terhadap stressor
Keluarga mengatakan apabila ada masalah yang dirasa sangat berat maka mereka akan
memecahkannya secara bersama-sama, dibicarakan bersama kemudian dicari jalan
keluar yang terbaik.
c. Strategi koping yang digunakan
Jika terdapat masalah dalam keluarga, keluarga lebih suka berunding bersama untuk
memecahkannya atau meminta pendapat pada orang yang lebih tahu. Apabila terdapat
keluarga yang sakit dan dirasa sakitnya cukup parah maka keluarga hanya
memberikan jamu.
7. PEMERIKSAAN FISIK
Hari/ Tgl : sabtu, 16 mei 2020
TB BB LLA TD N R
No Nama S ºC Keterangan keluhan
Cm Kg Cm Mm/Hg x/’ x/’
Ny. M mengatakan
1 Ny. K 145 39 140/90 62 14 36,5 pusing pada bagian
kepala belakang
2 Ny. T 150 65 - 110/70 70 18 36,8 Tidak ada keluhan
3 Tn. K 175 70 - 100/60 68 16 37 Tidak ada keluhan
4 Tn. P 160 50 - 110/70 60 14 36,9 Tidak ada keluhan
5 Ny. D 150 40 - 100/80 64 16 37,5 Tidak ada keluhan

8. HARAPAN KELUARGA TERHADAP PERAWATAN KESEHATAN


KELUARGA
1. Persepsi terhadap masalah
Keluarga menganggap masalah kesehatan Ny, K adalah masalah yang wajar karena
Ny. K sudah lanjut usia. Keluarga menganggap orang yang sudah lanjut usia pasti
selalu memiliki masalah kesehatan.
2. Harapan terhadap masalah
Keluarga mengatakan ingin mendapatkan berbagai informasi mengenai kesehatan
demi menjaga kesehatan seluruh anggota keluarganya.
9. Pengkajian Fungsional Klien
a) Kartz Indeks
A. Mandiri dalam makan, kontinensia
(BAB/BAK), menggunakan pakaian, ✓
pergi ke toilet, berpindah, dan mandi
B. Mandiri semuanya kecuali salah satu
fungsi diatas
C. Mandiri kecuali mandi dan salah satu
fungsi yang lain
D. Mandiri kecuali mandi, berpakaian,
dan satu fungsi yang lain
E. Mandiri kecuali mandi, berpakaian,
ke toilet, dan salah satu fungsi yang lain
F. Mandiri kecuali mandi, berpakaian, ke toilet,
berpindah dan salah satu fungsi yang lain
G. Ketergantungan semua fungsi di atas
H. Lain-lain
b) Bartel Indeks
Dengan
No Kriteria Mandiri Ket
Bantuan
Makan Frekuensi : 3x/hari
1. 5( ) 10 (✓) Jumlah :
Jenis : nasi, lauk pauk
Minum Frekuensi :
2. 5( ) 10 (✓) Jumlah : + 1000-1500 cc/hr
Jenis :
Berpindah dari kursi roda Klien tidak menggunakan kursi
3. ke tempat tidur atau 5 – 10 ( ) 15 (✓) roda
sebaliknya
Personal toilet (cuci muka, Frekuensi : 2x/hari
4. menyisir rambut, dan 0 ( ) 5 (✓)
gosok gigi)
Keluar masuk toilet
(mencuci pakaian,
5. 5( ) 10 ( ✓)
menyeka tubuh, atau
menyiram)
6. Mandi 5( ) 15 (✓) Frekuensi : 1-2x/hari
7. Jalan di permukaan datar 0( ) 5 (✓)
8. Naik turun tangga 5( ) 10 (✓)
9. Mengenakan pakaian 5( ) 10 (✓)
10. Kontrol bowel 5( ) 10 (✓) Frekuensi : 4-5/hari
Kontrol bladder Frekuensi : (BAB 1-2X/hr)
11. Olahraga dan latihan 5( ) 10 (✓) Klien tidak pernah melakukan
olahraga
Rekreasi dan pemanfaatan Klien jarang pergi rekrasi,
waktu luang pemanfaatan waktu luang
12. 5( ) 10 (✓)
dengan menonton TV bersama
keluarga.

Total Score :
120

Klien Ketergantungan sebagian


Jadi bartel indeks klien, termasuk kategori :
Mandiri : 130
Ketergantungan sebagian : 65-125
Ketergantungan total : < 60

10. Pengkajian Status Mental Gerontik


a) Short Portable Mental Status Quisioner (SPMSQ)
Benar Salah No Pertanyaan
✓ 1 Tanggal berapa hari ini ?
✓ 2 Hari apa sekarang ?
✓ 3 Apa nama tempat ini ?
✓ 4 Dimana alamat anda ?
✓ 5 Berapa umur anda ?
✓ 6 Kapan anda lahir ?
✓ 7 Siapa presiden Indonesia sekarang ?
✓ 8 Siapa presiden Indonesia sebelumnya ?
✓ 9 Sebutkan nama ibu anda ?
✓ 10 Kurang 3 dari 20 terus menerus secara menurun

Total score : 7
Jadi klien mengalami : fungsi intelektual sedang karena klien menjawab 10
pertanyaan dan salah 3.
Fungsi intelektual utuh : jika jumlah salah 0-3
Fungsi intelektual ringan : jika jumlah salah 4-5
Fungsi intelektual sedang : jika jumlah salah 6-8
Fungsi intelektual berat : jika jumlah salah 9-10

b) Mini Mental Status Exam


Aspek Nilai Nilai
No Kriteria
kognitif Maks Klien
“Tahun berapa sekarang? Musim apa?
1 Orientasi 5 4 Tanggal berapa? Hari apa? Bulan
apa?
Orientasi 5 5 “Sedang ada di manakah kita
sekarang? Negara? Kota? Nama
tempat? Ruang apa? Lantai berapa?
Peneliti menyebutkan tiga benda yang
tidak berhubungan, tiap satu benda
disebutkan dalam waktu satu detik.
Kemudian peneliti meminta
responden menyebutkan ketiga benda
tersebut kembali. Tiap benda yang
dapat disebutkan dengan benar oleh
responden diberikan nilai satu poin.
2 Registrasi 3 3
Apabila responden tidak dapat
menyebutkan dengan benar ketiga
benda tersebut, hal ini dapat diulangi
sebanyak enam kali. Bila responden
sudah melewati tahap ini, minta
responden untuk mengingat ketiga
kata tersebut karena akan ditanyakan
kembali
“Saya ingin Anda menghitung
mundur mulai dari angka 100. Namun
Perhatian dan tiap angka yang Anda sebutkan
3 5
kalkulasi 5 tersebut harus sudah dikurangi 7.”
Alternatif lain “Mengeja kata DUNIA
dari belakang.” (A-I-N-U-D)
Minta klien untuk mengingat objek
pada nomor 2 (registrasi) dan nilai 1
4 Mengingat 3 3
poin untuk jawaban benar untuk
masing-masing objek
Tunjukkan pada klien suatu benda dan
minta pada klien menyebutkan namanya
o Jam tangan
o Pulpen
5 Bahasa 9
Minta klien untuk mengulang kata-kata
9 berikut “tak ada jika atau tetapi”
 Pernyataan benar 2 buah : tak ada,
tetap
Minta klien untuk mengikuti perintah
yang terdiri dari 3 langkah :
“ambil kertas ditangan anda, lipat dua
dan taruh dilantai”
o Ambil kertas ditangan anda
o Lipat dua
o Taruh dilantai
Perintahkan klien untuk mengikuti hal
berikut :
o “Tutup mata anda”
Perintahkan klien untuk membuat
kalimat dan suatu gambar
o Tulis satu kalimat
o Manyalin gambar
Total Nilai 30 29

Total Score : 29
Aspek kognitif dan fungsi mental baik : jika total skor > 23
Kerusakan aspek fungsi mental ringan : jika total skor 18-22
Terdapat kerusakan aspek fungsi : jika total skor < 17
mental berat
Jadi fungsi kognitif dan fungsi mental klien baik
11. Pengkajian Status Mental Gerontik
Nilai 1 : Jika klien menunjukkan kondisi di bawah ini
Nilai 0 : Jika klien tidak menunjukkan kondisi di bawah ini
Komponen Langkah Kriteria Nilai
utama dalam
bergerak
Perubahan Mata dibuka Tidak bangun dari tempat duduk
posisi/gerakan Bangun dari dengan satu gerakan, tetapi mendorong
keseimbangan kursi tubuhnya keatas dengan tangan atau
bergerak ke depan kursi terlebih 0
dahulu, tidak stabil pada saat berdiri
pertama kali
Duduk ke Menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk
kursi ditengah kursi 0
Menahan Pemeriksa mendorong sternum
dorongan pada (perlahan-lahan sebanyak 3 kali).
sternum Klien menggerakkan kaki, memegang
objek untuk dukungan, kaki tidak 0
menyentuh sisi-sisinya
Mata ditutup Kriteria sama dengan kriteria untuk
Bangun dari mata terbuka 0
kursi

Duduk ke Kriteria sama dengan kriteria untuk


kursi mata terbuka 0
Menahan Kriteria sama dengan kriteria untuk
dorongan pada mata terbuka 0
sternum

Perputaran Menggerakkan kaki, memegang obyek


leher untuk dukungan, kaki tidak menyentuh
sisi-sisinya, keluhan vertigo, pusing
atau keadaan tidak stabil 0
Gerakan Tidak mampu untuk menggapai
menggapai sesuatu dengan bahu fleksi max, 1
sesuatu sementara berdiri pada ujung-ujung
jari kaki tidak stabil, memegang
sesuatu untuk dukungan
Membungkuk Tidak mampu membungkuk untuk
mengambil objek-objek kecil dari
lantai, memegang objek untuk bisa
berdiri, memerlukan usaha-usaha 0
multiple untuk bangun

Minta klien Ragu-ragu tersandung, memegang


untuk berjalan objek untuk dukungan
ke tempat 0
yang
ditentukan

Gaya berjalan Ketinggian Kaki tidak naik dari lantai secara


dan gerak langkah kaki konsisten (menggeser atau menyeret
(saat berjalan) kaki), mengangkat kaki terlalu tinggi 0
(>50 cm)
Kontinuitas Setelah langkah-langkah awal,
langkah kaki langkah-langkah menjadi tidak
(diobservasi konsisten, memulai mengangkat satu 0
dari sampin9 kaki sementara yang lain menyentuh
klien) tanah
Kesimetrisan Tidak berjalan pada garis lurus,
langkah bergelombang dari sisi ke sisi
(diobservasi 0
dari samping
klien)

Penyimpanga Tidak berjalan pada garis lurus,


n jalur pada bergelombang dari sisi ke sisi
saat berjalan
(diobservasi 1
dari belakang
klien)

Berbalik Berhenti sebelum berbalik, jalan


sempoyongan, bergoyang, memegang 0
obyek untuk dukungan

Total Score : 2
Klien termasuk dalam kategori risiko jatuh rendah
0-5 : Resiko jatuh rendah
6-10 : Resiko jatuh sedang
11- 15 : Resiko jatuh tinggi
12. Status Depresi
Lingkari angka yang menjadi penilaian
Skor Uraian
A KESEDIHAN
3 Saya sangat sedih/tidak bahagia, dimana saya tidak dapat menghadapinya
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih/galau
0 Saya tidak merasa sedih

B PESIMISME
3 Merasa masa depan adalah sia-sia & sesuatu tidak dapat membaik
2 Merasa tidak punya apa-apa & memandang ke masa depan
1 Merasa kecil hati tentang masa depan
0 Tidak begitu pesimis / kecil hati tentang masa depan

C RASA KEGAGALAN
3 Merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/istri)
2 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat kegagalan
1 Merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Tidak merasa gagal

D KETIDAK PUASAN
3 Tidak puas dengan segalanya
2 Tidak lagi mendapat kepuasan dari apapun
1 Tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Tidak merasa tidak puas

E RASA BERSALAH
3 Merasa seolah sangat beuruk / tidak berharga
2 Merasa sangat bersalah
1 Merasa buruk/tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Tidak merasa benar-benar bersalah

F TIDAK MENYUKAI DIRI SENDIRI


3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri

G MEMBAHAYAKAN DIRI SENDIRI


3 Saya akan bunuh diri jika saya punya kesempatan
2 Saya punya rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak punya pikiran tentang membahayakan diri sendiri

H MENARIK DIRI DARI SOSIAL


3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain & tidak perduli
pada mereka semuanya
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain & mempunyai
sedikit perasaan pada mereka
1 Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya
0 Saya tidak kehilangan minat pada orang lain

I KERAGU-RAGUAN
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik

J PERUBAHAN GAMBARAN DIRI


3 Merasa bahwa saya jelek / tampak menjijikan
2 Merasa bahwa ada perubahan yang permanen dalam penampilan
1 Saya khawatir saya tampak tua / tidak menarik & ini membuat saya tidak
Menarik
0 Tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk daripada sebelumnya

K KESULITAN KERJA
3 Tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1 Memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat berkerja ± sebaik-baiknya

L KELETIHAN
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya
0 Saya tidak merasa lebih lelah biasanya

M ANOREKSIA
3 Saya tidak lagi punya nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat buruk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari biasanya
Keterangan : klien termasuk dalam depresi tidak ada/minimal
0–4 : Depresi Tidak Ada / Minimal
5–7 : Depresi Ringan
8– 15 : Depresi Sedang
>16 : Depresi Berat

106
13. Apgar Keluarga
Penilaian :
Pertanyaan-pertanyaan yang di Jawab :
a) Selalu : Skore 2
b) Kadang-kadang : Skore 1
c) Hampir Tidak Pernah : Skore 0
No Uraian Fungsi Skore
1. Saya puas bahwa saya dapat kembali pada
keluarga (teman-teman) saya untuk membantu ADAPTATION 2
2. pada waktu
Saya puas sesuatu
dengan menyusahkan
cara keluargasaya.
(teman-teman)
saya membicarakan sesuatu dengan saya & PARTNERSHIP
mengungkap- kan masalah dengan saya 2
3. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)
saya menerima & mendukung keinginan saya GROWTH 2
4. untuk melakukan
Saya puas aktivitas
dengan / arah baru
cara keluarga (teman-teman)
saya mengekspresikan afek & berespons terhadap AFFECTION 2
emosi-emosi saya seperti marah, sedih /
5. Saya puas dengan cara teman-teman saya & saya
mencintai.
menyediakan waktu bersama-sama. RESOLVE 2
TOTAL 10

Keterangan :
Skor >6 : Tidak terjadi disfungsi sosial
Skor 4 – 6 : Tejadi disfungsi sosial menengah
Skor ≤3 : Tejadi disfungsi sosial tinggi
Kesimpulan : klien tidak terjadi disfungsi social
ANALISA DATA

Data Diagnosa Keperawatan


Ds : Ketidakefektan Pemeliharaan Kesehatan
- Keluarga mengatakan dalam mencari
pelayanan kesehatan hanya mengandalkan
jamu tradisional
- Keluarga mengatakan jika Ny.K
mengalami pusing hanya diolesi minyak
frescare ataupun minyak kayu putih, koyo
salonpas pereda nyeri
Do :
- Keluarga terlihat tidak menunjukkan
minat perbaikan untuk perilaku sehat
- Keluarga tampak adanya ketidakcukupan
sumber daya (Tenaga, Sarana, dan
Keuangan)
Intervensi Keperawatan

No Data Diagnosa Keperawatan NOC NIC


Kode Diagnosis
1. Keluarga mengatakan 00099 Ketidakefektifan Pengetahuan promosi Pendidikan kesehatan
dalam mencari Pemeliharaan kesehatan
pelayanan kesehatan Kesehatan Aktifitas:
hanya Dipertahankan pada skala 3 1. Identifikasi factor yang dapat
mengandalakan jamu ditingkatkan ke skala 4 meningkatkan motivasi untuk
tradisional Indikator : berperilaku sehat.
1. keluarga mampu 2. Tentukan pengetahuan
meningkatkan perilaku kesehatan dan gaya hidup
kesehatan perilaku keluarga
2. keluarga mampu 3. Berikan ceramah untuk
melakukan pencegahan dan menyampaikan informasi kepada
pengendalian penyakit keluarga
3. keluarga mampu 4. Gunakan berbagai strategi dan
memeriksakan kesehatan intervensi utama dalam program
yang direkomendasikan pendidikan kesehatan
4. keluarga mampu 5. Rancang dan implementasikan
meningkatkan perilaku strategi untuk mengukur
pencegahan cedera yang outcome klien secara berkala
tidak diinginkan selama dan setelah berakhirnya
5. keluarga tau tentang efek program
kesehatan yang merugikan
akibat penggunanan obat
Implementasi
No Hari, Tanggal, Diagnosa Implementasi TTD
jam Keperawatan
1 Sabtu, 16 Mei, Ketidakefektifan a. Mengidentifikasi factor yang dapat meningkatkan motivasi untuk
14.00 pemeliharaan berperilaku sehat
kesehatan b. Memberikan ceramah untuk menyampaikn informasi kepada
keluarga
c. Menggunakan berbagai strategi dan intervensi utama dalam
program pendidikan kesehatan
d. Merancang dan mengimplementasikan strategi untuk mengukur
outcome klien secara berkala

Evaluasi
No Hari, Tanggal, Diagnosa Evalusi TTD
Jam Keperawatan
1 Sabtu, 16 Mei, Ketidakefektifan S: keluarga mampu menerima informasi yang diberikan
15.00 pemeliharaan O: Keluarga sudah bisa menjelaskan bagaimana cara memelihara penyakit
kesehatan keluarga (hipertensi)
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
Satuan Acara Penyuluhan
Hipertensi

A. Tujuan
I. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan keluarga dapat memahami tentang
hipertensi.
II. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan :
a. Menyebutkan pengertian hipertensi
b. Menyebutkan faktor resiko hipertensi
c. Menyebutkan gejala – gejala hipertensi
d. Menjelaskan komplikasi hipertensi
e. Menjelaskan pencegahan dan cara diit pada hipertensi
B. Media
Leaflet
C. Rencana Pelaksanaan Penyuluhan
Sasaran : Keluarga Lansia
Tempat : Ds. Karang Rejo RT 01 RW 06
Hari / Tanggal : 16 Mei 2020
Waktu : 30 menit
Metode : Ceramah

D. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. 1 menit Pembukaan Menjawab salam,
Membuka kegiatan dengan mengucapkan memperhatikan
salam dan mendengarkan
Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
2. 7 Menit Pelaksanaan Mendengarkan dan
Menjelaskan tentang tentang hipertensi, memperhatikan
gejala, faktor resiko, dan komplikasi.
6 Menit Menjelaskan cara pencegahan agar tidak
terjadi hipertensi
Menjelaskan tentang diit pada hipertensi
3. 10 Menit Evaluasi
Menanyakan kepada peserta tentang materi
yang diberikan
Menberikan reinforcement kepada peserta
atas jawaban yang diberikan
4. 1 Menit Terminasi Mendengar dan
Mengucapkan terima kasih atas perhatian dan menjawab salam
peran serta

E. Evaluasi
 Evaluasi proses
Mengetahui bagaimanakah proses kegiatan penyuluhan berjalan
 Evaluasi hasil
Mengetahui apakah :
1. Peserta dapat menyebutkan pengertian hipertensi
2. Peserta dapat menyebutkan gejala – gejala hipertensi
3. Peserta dapat menyebutkan faktor resiko hipertensi
4. Peserta dapat menjelaskan tentang komplikasi
5. Peserta dapat menjelaskan pencegahan dan diit pada hipertensi
Materi Penyuluhan Hipertensi

A. Pengertian hipertensi
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik dan diastolic
meningkat melebihi batas normal yaitu ≥ 130/90 mmHg.
B. Gejala hipertensi
a. Sakit kepala bagian tengkuk
b. Epistaksis (Mimisan)
c. Kejang
d. Telinga berdenging
e. Sukar tidur
f. Mata berkunang – kunang

C. Faktor resiko
a. Stress psikososial
b. Obesitas (kegemukan)
c. Kurang olah raga
d. Rokok
e. Alkohol
f. Penyakit ginjal dan DM

D. Komplikasi hipertensi
 Pada mata : penyempitan pembuluh darah karena penumpukan kolesterol dapat
mengakibatkan retinopati, dan efek yang ditimbulkan pandangan mata kabur.
 Pada jantung : jika terjadi vasokonstriksi vaskuler pada jantung yang lama dapat
menyebabkan sakit lemah pada jantung, sehingga timbul rasa sakit dan bahkan
menyebabkan kematian yang mendadak.
 Pada ginjal : suplai darah vaskuler pada ginjal turun menyebabkan terjadi
penumpukan produk sampah yang berlebihan dan bisa menyebabkan sakit pada
ginjal.
 Pada otak : jika aliran darah pada otak berkurang dan suplai O2 berkurang bisa
menyebabkan pusing. Jika penyempitan pembuluh darah sudah parah mengakibatkan
pecahnya pembuluh darah pada otak ( Stroke ).
E. Pencegahan hipertensi
 Menerapkan pola hidup tenang dan sehat, serta menghindari stress.
 Olahraga sesuai kemampuan dan teratur istirahat yang cukup
 Hindari merokok
 Mengurangi makanan yang mengandung banyak lemak dan garam. 
 Banyak makan buah dan sayuran 
 Berobatlah atau kontrol yang teratur bila sudah lama terjangkit darah
tinggi (hipertensi)
 Periksakan tekanan darah sedini mungkin

F. Cara diit hipertensi


Mengatur pola makan dengan mengurangi asupan garam (diit rendah garam) karena
garam (natrium) terdapat dalam hampir semua bahan makanan baik dari hewan maupun
tumbuhan, terdapat secara alamiah dalam bahan makanan atau ditambahkan kemudian
saat memasak atau mengolah makanan.
Beberapa contoh makanan yang diperbolehkan dari kelompok tumbuhan (beras,
kentang, ubi, kacang – kacangan dan olahannya, minyak goring, margarine tanpa garam,
sayur dan buah - buhan), dari kelompok hewani (daging ayam, telur, susu ) dalam jumlah
tertentu.
Makanan yang perlu dibatasi : biskuit, kraker dan kue - kue yang dimasak dengan
garam dapur dan atau soda. Serta jeroan, dendeng, daging olahan (corned), ikan asin,
sarden, ebi, telur asin, keju.

 
Elva Budhy Cristiningtyas
1611016

Program Studi Pendidikan Ners


STIKes Patria Husasa Blitar
2017

Anda mungkin juga menyukai