Di susun oleh :
1. Zuama Widyaiswara
2. Fahri Sepriadi
3. Rana Muhammad Tahirrollah
Puji sykur kepada Alloh SWT atas segala nikmatnya sehingga kita bisa
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berjudul “Pancasila Sebagai Dasar Hukum
di Indonesia”. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih atas bantuan dari anggota-
anggota kelompok yang memberikan dana maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
danpengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya kami dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Pembahasan
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Raja Kepe adalah sebuah legenda dimensi spiritual salah satu sudut petilasan
Samawa Semesta yang berada dibentang selatan Empang sebagai wahana tafakur,
tapa brata ataupun kontemplasi guna menghayati dan mensyukuri karunia Sang Maha
Pencipta diangkat menjadi ikon Festival Kecamatan Empang Berbudaya, Raja Kepe
yang berada pada satu garis dengan Batu Pampang di Lunyuk, sejajar dengan garis
maya Gili Dewa dan Pulau Moyo diutara memiliki nilai religius mistis diera kejayaan
dinasti Samawa era kuno, diyakini sebagai dimensi maya pelindung Tana Samawa.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
Tujuan pembahasan dari makalah ini yaitu untuk lebih mengenal dan
melestarikan budaya yang terdapat di pulau tana samawa, karena di era globalisasi ini
kerasnya pengaruh dari budaya asing membuat budaya asli kita luntur,dan disini kita
sebagai masyarakat tau samawa berperan penting untuk melestarikan budaya- budaya
yang terdapat ditana samawa. Seperti yang kita ketahui bahwa budaya itu adalah
identitas dari suatu daerah.
BAB II
PEMBAHASAN
Pelaksanaan Festival Raja Kepe ini, dipandang sebagai ikhtiar bersama dalam
rangka membina dan melestarikan budaya daerah khususnya di Kecamatan Empang. Sebab
festival ini dapat menjadi sarana komunikasi yang strategis maupun media dalam
melestarikan budaya. “Kita menyadari betapa pentingnya memperkokoh identitas kita
sebagai Tau Samawa. Kita sadar bahwa krisis identitas akan menyebabkan sebagian besar
generasi muda mengekor kepada budaya asing, yang menyebabkan kita kehilangan martabat
dan kharisma sebagai masyarakat yang beradab
Dan perlu mengingat kembali kultur budaya tau Samawa sangat kental dengan
dengan Nolai-nilai ke-Islam-an yaitu “adat barenti ko sara’ sara’ barenti ko kitabullah”.
Dimana nilai-nilai luhur yang tersirat di dalamnya menjadi pedoman dalam tatanan
kehidupan sosial kemasyarakatan bagi masyarakat Sumbawa.
dalam hal ini tentu saja nilai budaya memiliki daya tarik tersendiri sehingga
mampu membuat dan menjadikan budaya tersebut sebagai media promosi dan
menarik wistawan-wisatawan sehingga membuat pendapatan daerah bertambah.
BAB III
PENUTUP
A. Keimpulan
Dan seperti yang kita ketahui bahwa didalam tanah samawa memiliki
berbagai macam kebudayan yang memiliki berbagai nilai-nilai unsur didalamnya dan
kita sebagai masyrakat tana samawa harus melestarikan kebudayan-kebudayan
tersebut sehingga tidak hilang, karena budaya-budaya tersebut memiliki nilai-nilai
lebih dan menjadi identitas dari daerah tersebut.
Daftar Pustaka
http://infopublik.id/read/227845/festival-pesona-raja-kepe-2017-simbol-sukses-
empang-berbudaya-dibuka-meriah.html
http://infopublik.id/read/227845/festival-pesona-raja-kepe-2017-simbol-sukses-
empang-berbudaya-dibuka-meriah.html
D