Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS

“ASPEK LINGKUNGAN DAN AMDAL”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis

Dosen Pengampu: Dr.Lilis Sulastri,M.M

Disusun oleh :

Kelompok 1
Siti Kholidah Ulfah 1168020270
Siti Nurkholisatul Afifah 1168020271
Tresna Rahayuna 1168020290
Winda Nuraeni 1168020296
Wulansari Putri Utami 1168020301
Yessi Puspita Dewi 1168020303

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah Studi Kelayakan Bisnis.
Makalah ini membahas tentang aspek lingkungan lingkungan dan
AMDAL (Analisis Dampak Lingkungan) dalam studi kelayakan bisnis.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan serta
pengetahuan kita bagaimana akuntansi dan peranan akuntansi. Saya juga
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritikan, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan
saran yang membangun dari anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan
datang.

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................3
1.3 Tujuan........................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian lingkungan dan jenis-jenis lingkungan......................................................5
2.2 Tujuan, Manfaat, Dan Pentingnya Analisis Aspek Lingkungan.................................5
2.3 AMDAL dan Kaitannya Dengan Proses Perijinan Usaha...........................................7
2.4 Alur Pengajuan Izin Lingkungan dan AMDAL........................................................11
2.5 Jenis-Jenis Lingkungan Bisnis..................................................................................14
2.6 Perusahaan Global dan Lokal Yang Berwawasan Lingkungan.................................17
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................24
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan bisnis pada saat ini telah menjadi perkembangan yang
sangat signifikan bagi Indonesia. Dari yang berwujud UMKM sampai dengan
perusahaan-perusahaan besar. Itu menandakan bahwasanya kesadaran akan
beriwirausaha pada saat ini telah meningkat.
Tahapan-tahapan dalam membuat suatu usaha adalah suatu proses yang
akan membantu kita untuk bisa mendirikan suatu usaha dengan benar.
Tahapan tersebut adalah membuat ide bisnis, SKB (studi kelayakan bisnis),
perencanaan, dll.
Untuk melanjutkan sebuah usaha diperlukan sebuah studi kelayakan
bisnis, apakah sebuah usaha layak dijalankan atau tidak layak dijalankan.
Studi kelayakan bisnis bisa disimpulkan untuk menentukan seberapa besar
pengembalian sebuah investasi selalu ada nilai awal atau disebut sumber daya
yang dialokasikan.
Studi kelayakan bisnis adalah penelitian yang menyangkut berbagai
aspek baik itu aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan
pemasaran, aspek teknis dan teknologi sampai dengan aspek manajemen dan
keuangannya. Studi kelayakan bisnis diperlukan oleh banyak kalangan,
khususnya terutama bagi para investor yang selaku pemerkarsa, bank selaku
pemberi kredit dan pemerintah yang memberikan fasilitas tata peraturan
hukum dan perundang-undangan, yang tentunya kepentingan semua itu
berbeda satu sama lain.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Apa itu lingkungan dan jenis-jenis lingkungan?
2. Apa manfaat tujuan serta pentingnya analisis aspek lingkungan?
3. Apa itu AMDAL dan kaitannya dengan proses perizinan usaha?
4. Bagaimana alur pengajuan izin lingkungan dan AMDAL?
5. Apa saja jenis-jenis lingkungan bisnis?
6. Bagaimana contoh perusahaan global dan lokal yang berwawasan
lingkungan?
1.3 Tujuan
Adapun tujuannya adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui itu lingkungan dan jenis-jenis lingkungan
2. Untuk mengetahui manfaat tujuan serta pentingnya analisis aspek
lingkungan
3. Untuk mengetahui itu AMDAL dan kaitannya dengan proses perizinan
usaha
4. Untuk mengetahui alur pengajuan izin lingkungan dan AMDAL
5. Untuk mengetahui jenis-jenis lingkungan bisnis
6. Untuk mengetahui contoh perusahaan global dan lokal yang berwawasan
lingkungan
7.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian lingkungan dan jenis-jenis lingkungan
Pengertian Lingkungan
Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup menyebutkan pengertian lingkungan adalah kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk
manusia dan prilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain (Pasal 1 ayat 1).
Secara Umum Lingkungan adalah keadaan sekitar yang mempengaruhi
perkembangan dan tingkah laku makhluk hidup. Segala sesuatu yang ada
disekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia
baik langsung maupun tidak langsung juga merupakan pengertian
lingkungan.
Jenis-jenis Lingkungan
1. Lingkungan fisik adalah segala benda mati dan keadaan fisik yang ada di
sekitar individu misalnya batu-batuan, mineral, air, udara, unsur-unsur
iklim, kelembaban, angin dan lain-lain. Lingkungan fisik ini berhubungan
erat dengan makhluk hidup yang menghuninya, sebagai contoh mineral
yang dikandung suatu tanah menentukan kesuburan yang erat
hubungannya dengan tanaman yang tumbuh di atasnya.
2. Lingkungan biotik adalah segala makhluk hidup yang ada di sekitar
individu baik manusia, hewan dan tumbuhan. Tiap unsur biotik,
berinteraksi antar biotik dan juga dengan lingkungan fisik atau lingkungan
abiotik.

2.2 Tujuan, Manfaat, Dan Pentingnya Analisis Aspek Lingkungan


Aspek Lingkungan
Pentingnya Aspek Lingkungan
Lingkungan tempat bisnis akan dijalankn harus dianalisis dengan cermat.
Hal ini disebabkan lingkungan disatu sisi dapat menjadi peluang dari bisnis
yang akan dijalankan, namun disisi lain lingkungan juga dapat menjadi
ancaman bagi perkembangan bisnis. Keberadaan bisnis dapat berpengaruh
terhadap lingkungan, baik lingkungan masyarakat maupun lingkungan
ekologi tempat bisnis yang akan dijalankan.
Suatu bisnis dapat menimbulkan berbagai aktivitas sehinggga
menimbulkan dampak bagi lingkungan disekitar lokasi bisnis. Perubahan
kehidupan masyarakat sebagai akibat dari adanya aktivitas bisnis dapat
berupa semakin ramainya lokasi disekitar lokasi bisnis, timbulnya kerawanan
sosial, timbulnya penyakit masyarakat, juga perubahan gaya hidup sebagai
akibat masuknya tenaga kerja dari luar daerah.
Analisis aspek lingkungan dilakukan untuk menjawab “apakah
lingkungan setempat sesuai dengan ide bisnis yang akan dijalankan dan
apakah manfaat bisnis bagi lingkungan lebih besar dibandingkan dampak
negatifnya?’. Suatu ide bisnis dinyatakan layak berdasarkan aspek lingkungan
sesuai dengan kebutuhan ide bisnis dan ide bisnis tersebut mampu
memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dampak negatifnya di
wilayah tersebut.
Aspek lingkungan bisnis
Dalam lingkungan bisnis terdapat lingkungan internal dan lingkungan
eksternal :
A. lingkungan Internal
pada lingkungan internal terdapat:
1. Sumber daya:
a. Tangible: sumber daya keuangan dan sumber daya fisik dan
organisasi
b. Intangible: teknologi, inovasi dan reputasi
c. Sumber daya manusia
2. Kapabilitas:
a. Pendekatan fungsional: Keuangan dan Akuntansi, pemasaran,
penjualan dan distribusi, SDM, operasi dll
b. Pendekatan Value chain: Aktivitas utama berkaitan dengan
penciptaan fisik produk, penjualan, pengiriman dan pelayanan purna
jual.
3. Kompetensi Inti
B. Lingkungan Eksternal
Pada lingkungan eksternal terdapat:
1. Pendatang Baru
2. Pembeli
3. Pemasok
4. Pesaing
5. Produk Pengganti
6. Kebijakan
7. Sosial Budaya
Aspek lingkungan dalam studi kelayakan bertujuan untuk:
1. Menganalisis kondisi lingkungan operasional
2. Menganalisis kondisi lingkungan industri
3. Menganalisis lingkungan ekonomi
4. Menganalisis dampak positif maupun negatif bisnis terhadap lingkungan
5. Menganalis usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk meminimalkan
dampak negatif bisnis terhadap lingkungan

2.3 AMDAL dan Kaitannya Dengan Proses Perijinan Usaha


AMDAL merupakan singkatan dari Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan. Pengertian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka (11) Undang Undang Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah
kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan / atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting untuk
pengambilan keputusan suatu usaha atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan
tentang penyelenggaraan usaha atau kegiatan. (Peraturan Pemerintah No. 27
tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).
Agar pelaksanaan AMDAL berjalan efektif dan dapat mencapai sasaran
yang diharapkan, pengawasannya dikaitkan dengan mekanisme perijinan.
Peraturan pemerintah tentang AMDAL secara jelas menegaskan bahwa
AMDAL adalah salah satu syarat perijinan, dimana para pengambil
keputusan wajib mempertimbangkan hasil studi AMDAL sebelum
memberikan ijin usaha/kegiatan. AMDAL digunakan untuk mengambil
keputusan tentang penyelenggaraan/pemberian ijin usaha dan/atau kegiatan.

Manfaat AMDAL
Manfaat amdal untuk pemerintah meliputi :
1. Dapat membantu di dalam suatu proses suatu perencanaan yang bertujuan
untuk mencegah pencemaran dan kerusakan, yang terjadi di dalam
lingkungan tertentu.
2. Dapat membantu dalam mencegah konflik yang muncul di kelompok
masyarakat, terhadap dampak dari kerusakan lingkungan yang ditimbulkan
oleh suatu kegiatan atau usaha.
3. Menjaga suatu proses pembangunan yang berjalan sesuai dengan prinsip
pembangunan yang telah berkelanjutan.
4. Amdal dapat membantu mewujudkan suatu pemerintahan yang
bertanggung jawab, di dalam bidang pengelolaan lingkungan hidup.
Manfaat amdal untuk pemrakarsa atau sebagai pelaksana usaha :
1. Dapat membantu mewujudkan sebuah usaha dan kegiatan menjadi lebih
terjamin dan juga aman.
2. Dapat dijadikan sebuah referensi dalam pengajuan kredit atau pengajuan
usaha misalnya pengajuan ke Bank.
3. Dapat dijadikan sebagai sarana yang baik dalam membantu interaksi
dengan masyarakat yang berada di sekitarnya, sebagai bukti nyata dari
ketaatannya kepada hukum.
Manfaat amdal bagi masyarakat :
1. Dapat menjelaskan secara langsung kepada masyarakat sekitar tentang
dampak dari sebuah usaha atau kegiatan yang telah dijalankan.
2. Masyarakat juga bisa ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan sebuah
kegiatan serta dapat mengontrol kegiatan tersebut, melalui amdal.
3. Masyarakat dibilehkan untuk ikut terlibat di dalam proses pengambilan
suatu keputusan, yang nantinya akan berpengaruh pada lingkungan di
tempat tinggalnya.
Prosedur AMDAL
Terdapat empat prosedur dalam penyusunan AMDAL. Prosedur
AMDAL terdiri dari :
1. Proses penapisan (screening) wajib AMDAL.
Proses penapisan atau kerap juga disebut proses seleksi kegiatan wajib
AMDAL, yaitu menentukan apakah suatu rencana kegiatan wajib menyusun
AMDAL atau tidak.
2. Proses pengumuman dan konsultasi masyarakat
Proses pengumuman dan konsultasi masyarakat. Berdasarkan Keputusan
Kepala BAPEDAL Nomor 08/2000, pemrakarsa wajib mengumumkan
rencana kegiatannya selama waktu yang ditentukan dalam peraturan tersebut,
menanggapi masukan yang diberikan, dan kemudian melakukan konsultasi
kepada masyarakat terlebih dulu sebelum menyusun KA-ANDAL.
3. Penyusunan dan penilaian KA-ANDAL (scoping)
Proses penyusunan KA-ANDAL. Penyusunan KA-ANDAL adalah
proses untuk menentukan lingkup permasalahan yang akan dikaji dalam studi
ANDAL (proses pelingkupan). Proses penilaian KA-ANDAL. Setelah selesai
disusun, pemrakarsa mengajukan dokumen KA-ANDAL kepada Komisi
Penilai AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan peraturan, lama waktu maksimal
untuk penilaian KA-ANDAL adalah 75 hari di luar waktu yang dibutuhkan
oleh penyusun untuk memperbaiki atau menyempurnakan kembali
dokumennya.
4. Penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL, dan RPL.
Proses penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL. Penyusunan ANDAL,
RKL, dan RPL dilakukan dengan mengacu pada KA-ANDAL yang telah
disepakati (hasil penilaian Komisi AMDAL). Proses penilaian ANDAL,
RKL, dan RPL. Setelah selesai disusun, pemrakarsa mengajukan dokumen
ANDAL, RKL dan RPL kepada Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai.
Berdasarkan peraturan, lama waktu maksimal untuk penilaian ANDAL, RKL
dan RPL adalah 75 hari di luar waktu yang dibutuhkan oleh penyusun untuk
memperbaiki atau menyempurnakan kembali dokumennya.
Pihak-pihak dalam AMDAL
Pada PP 27/1999 pengertian AMDAL adalah merupakan hasil studi
mengenai dampak besar dan penting suatu kegiatan yang direncanakan
terhadap lingkungan hidup, yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan. Hasil studi ini terdiri dari beberapa dokumen. Atas dasar beberapa
dokumen ini kebijakan dipertimbangkan dan diambil. Dokumen AMDAL
harus disusun oleh pemrakarsa suatu rencana usaha atau kegiatan. Dalam
penyusunan studi AMDAL, pemrakarsa dapat meminta jasa konsultan untuk
menyusunkan dokumen AMDAL. Penyusun dokumen AMDAL harus telah
memiliki sertifikat Penyusun AMDAL dan ahli di bidangnya. Ketentuan
standar minimal cakupan materi penyusunan AMDAL diatur dalam
Keputusan Kepala Bapedal Nomor 09/2000. Pihak-pihak yang terlibat dalam
proses AMDAL adalah:
1. Komisi Penilai AMDAL, komisi yang bertugas menilai dokumen
AMDAL.
Komisi Penilai AMDAL adalah komisi yang bertugas menilai dokumen
AMDAL. Di tingkat pusat berkedudukan di Kementerian Lingkungan Hidup,
di tingkat Propinsi berkedudukan di Bapedalda/lnstansi pengelola lingkungan
hidup Propinsi, dan di tingkat Kabupaten/Kota berkedudukan di
Bapedalda/lnstansi pengelola lingkungan hidup Kabupaten/Kota. Unsur
pemerintah lainnya yang berkepentingan dan warga masyarakat yang terkena
dampak diusahakan terwakili di dalam Komisi Penilai ini. Tata kerja dan
komposisi keanggotaan Komisi Penilai AMDAL ini diatur dalam Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup, sementara anggota-anggota Komisi
Penilai AMDAL di propinsi dan kabupaten/kota ditetapkan oleh Gubernur
dan Bupati/Walikota.
2. Pemrakarsa, orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas suatu
rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan
Pemrakarsa adalah orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas
suatu rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan. Masyarakat
yang berkepentingan adalah masyarakat yang terpengaruh atas segala bentuk
keputusan dalam proses AMDAL berdasarkan alasan-alasan antara lain
sebagai berikut: kedekatan jarak tinggal dengan rencana usaha dan/atau
kegiatan, faktor pengaruh ekonomi, faktor pengaruh sosial budaya, perhatian
pada lingkungan hidup, dan/atau faktor pengaruh nilai-nilai atau norma yang
dipercaya.
3. Masyarakat yang berkepentingan, masyarakat yang terpengaruh atas segala
bentuk keputusan dalam proses AMDAL.
Masyarakat berkepentingan dalam proses AMDAL dapat dibedakan
menjadi masyarakat terkena dampak, dan masyarakat pemerhati.
Alasan suatu rencana kegiatan wajib AMDAL
Setiap rencana kegiatan yang mempunyai dampak besar dan penting,
wajib dibuat AMDAL Hal ini mengacu pada pasal 3 ayat 1 PP 27 tahun 1999
yaitu:
1. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam.
2. Eksploitasi SDA baik yang dapat diperbaharui/tidak dapat diperbaharui.
3. Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan
pemborosan, kerusakan, pemerosotan dalam pemanfaatan SDA, cagar
budaya.
4. Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, jasad renik.
5. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati.
6. Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk
mempengaruhi  lingkungan.
7. Kegiatan yang mempunyai tinggi dan mempengaruhi pertahanan negara.
Kaitan AMDAL dengan Proses Perizinan Usaha
Pada pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan disebutkan bahwa Izin Lingkungan adalah izin yang diberikan
kepada setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan yang wajib
Amdal atau UKL-UPL, dalam rangka perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup, sebagai prasyarat mendapat izin usaha dan/atau kegiatan.
Dengan adanya Peraturan Pemerintah tersebut, maka paradigma perizinan
usaha dan/atau kegiatan berubah. Jika selama ini izin usaha dan/atau kegiatan
dapat diurus oleh pelaku usaha walaupun yang bersangkutan telah melakukan
aktivitasnya, maka dengan adanya Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun
2012, semua izin usaha dan/atau kegiatan, baik itu yang bersifat administratif
(seperti TDP, SIUP, dsb) atau operasional (seperti IMB dsb), tidak boleh
keluar sebelum Izin Lingkungan diberikan kepada pelaku usaha dan/atau
kegiatan. Sebagai konsekuensinya, pelaku usaha dan/atau kegiatan tidak
boleh menjalankan seluruh akitivitas usaha dan/atau kegiatannya, sebelum
Izin Lingkungan diperoleh. Oleh karenanya, Izin Lingkungan ini sifatnya
sangat strategis dalam perizinan usaha dan/atau kegiatan, karena bersifat
administratif dan operasional. Semua peraturan yang terkait dengan izin
usaha dan/atau kegiatan juga selaras dan saling terkait dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012. Sebagai contoh, persyaratan pengendalian
dampak lingkungan menjadi salah satu persyaratan tata bangunan sesuai
dengan ketentuan yang ada dalam pasal 14 ayat 1 dan 2 serta pasal 15
Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan dan Gedung.

2.4 Alur Pengajuan Izin Lingkungan dan AMDAL


Prosedur permohonan izin lingkungan
Izin Lingkungan diperoleh melalui tahapan kegiatan yang meliputi:
1. Penyusunan AMDAL dan UKL-UPL; 
2. Penilaian Amdal dan pemeriksaan UKL-UPL; dan 
3. Permohonan dan penerbitan Izin Lingkungan.
Permohonan Izin Lingkungan:
1. Permohonan Izin Lingkungan diajukan secara tertulis oleh
penanggungjawab Usaha dan/atau Kegiatan selaku Pemrakarsa kepada
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya. 
2. Permohonan Izin Lingkungan disampaikan bersamaan dengan pengajuan
penilaian ANDAL dan RKL-RPL atau pemeriksaan UKL-UPL. 
3. Permohonan Izin Lingkungan harus dilengkapi dengan: Dokumen Amdal
atau formulir UKL-UPL; Dokumen pendirian Usaha dan/atau Kegiatan;
dan Profil Usaha dan/atau Kegiatan. 
4. Setelah menerima permohonan Izin Lingkungan, Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota wajib mengumumkan permohonan Izin Lingkungan
5. Pengumuman untuk Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib Amdal dilakukan
oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota  melalui multimedia dan
papan pengumuman di lokasi Usaha dan/atau Kegiatan paling lama 5
(lima) hari kerja terhitung sejak dokumen Andal dan RKL-RPL yang
diajukan dinyatakan lengkap secara administrasi. 
6. Masyarakat dapat memberikan saran, pendapat, dan tanggapan terhadap
pengumuman dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) hari kerja
sejak diumumkan. 
7. Saran, pendapat, dan tanggapan dapat disampaikan melalui wakil
masyarakat yang terkena dampak dan/atau organisasi masyarakat yang
menjadi anggota Komisi Penilai Amdal.
8. Pengumuman untuk Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib UKL-
UPL dilakukan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota. melalui
multimedia dan papan pengumuman di lokasi Usaha dan/atau Kegiatan
paling lama 2 (dua) hari kerja terhitung sejak formulir UKL-UPL yang
diajukan dinyatakan lengkap secara administrasi.
9. Masyarakat dapat memberikan saran, pendapat, dan tanggapan terhadap
pengumuman dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak
diumumkan. 
10. Saran, pendapat, dan tanggapan dapat disampaikan kepada Menteri,
gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.

Syarat Permohonan Izin Lingkungan


Penerbitan Izin Lingkungan
1. Izin Lingkungan diterbitkan oleh: a. Menteri, untuk Keputusan Kelayakan
Lingkungan Hidup atau Rekomendasi UKL-UPL yang diterbitkan oleh
Menteri; b. gubernur, untuk Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup atau
Rekomendasi UKL-UPL yang diterbitkan oleh gubernur; dan c.
bupati/walikota, untuk Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup atau
Rekomendasi UKL-UPL yang diterbitkan oleh bupati/walikota. 
2. Izin lingkungan diterbitkan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota
setelah dilakukannya pengumuman permohonan Izin Lingkungan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44; dan 
3. Izin lingkungan diterbitkan bersamaan dengan diterbitkannya Keputusan
Kelayakan Lingkungan Hidup atau Rekomendasi UKL-UPL. 
4. Izin Lingkungan paling sedikit memuat: a. persyaratan dan kewajiban yang
dimuat dalam Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup atau Rekomendasi
UKL-UPL; b. persyaratan dan kewajiban yang ditetapkan oleh Menteri,
gubernur, atau bupati/walikota; dan c. berakhirnya Izin Lingkungan. 
5. Dalam hal Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan Pemrakarsa wajib
memiliki izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, Izin
Lingkungan mencantumkan jumlah dan jenis izin perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. 
6. Izin Lingkungan berakhir bersamaan dengan berakhirnya izin Usaha
dan/atau Kegiatan. 
7. Izin Lingkungan yang telah diterbitkan oleh Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota wajib diumumkan melalui media massa dan/atau
multimedia. 
8. Pengumuman dilakukan dalam jangka waktu 5 (lima) hari kerja sejak
diterbitkan.
Dari Ketentuan tersebut di atas, maka DOKUMEN AMDAL atau UKL-
UPL harus ada terlebih dahulu sebelum terbitnya IZIN LINGKUNGAN, dan
ada ketentuan bahwa:
“Pejabat pemberi izin lingkungan yang menerbitkan izin lingkungan tanpa
dilengkapi dengan amdal atau UKL-UPL  dipidana dengan pidana penjara
paling lama tiga tahun dan denda paling banyak tiga miliar rupiah. Pasal 111
ayat (2) UU No. 32 Tahun 2009)”

2.5 Jenis-Jenis Lingkungan Bisnis


Lingkungan bisnis adalah keseluruhan hal-hal atau keadaan ekstern
badan usaha atau industri yang mempengaruhi kegiatan organisasi atau
kekuatan atau institusi diluar organisasi bisnis yang dapat mempengaruhi
kinerja bisnis.
1. Lingkungan Jauh (Makro)
Lingkungan jauh mencakup faktor-faktor yang bersumber dari luar
operasional perusahaan. Analisis ini digunakan untuk menyerang maupun
bertahan terhadap faktor lingkungan dengan merumuskan strategi yang
memanfaatkan peluang atau meminimalkan ancaman. Lingkungan jauh
adalah sebagai berikut :
a. Faktor alam
Dalam faktor alam ini terdapat berbagai variabel, misalnya : kondisi
geografis, cuaca, iklim, dsb. Daerah geografi yang dianggap potensial dan
menguntungkan akan menjadi target operasi perusahaan.
b. Faktor ekonomi
Faktor ekonomi mengacu pada sifat, cara dan arah dari perekonomian
dimana suatu perusahaan akan atau sedang berkompetisi. Variabel-
variabel ekonomi yang dapat mempengaruhi keberhasilan bisnis
diantaranya adalah tingkat penghasilan yang dapat dibelanjakan, serta
kecenderungan belanja masyarakat, laju inflasi, pola konsumsi,
pengangguran, tingkat produktivitas pekerja, nilai dollar di pasar dunia,
kecenderungan pasar saham, kondisi ekonomi luar negeri, pergeseran
permintaan barang dan jasa, perbedaan pendapatan antarnegara, dsb.
Indikator yang digunakan dalam pengukuran lingkungan ekonomi
adalah income per kapita, penyerapan tenaga kerja, peningkatan upah rata-
rata, serta dampak negatif bisnis bagi perekonomian di wilayah tersebut.
c. Faktor sosial budaya
Faktor sosial dan budaya berdampak besar pada semua produk, jasa,
pasar dan pelanggan. Faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan
adalah kepercayaan, nilai, sikap, opini, dan gaya hidup orang-orang di
lingkungan eksternal perusahaan, yang berkembang dari pengaruh budaya,
ekologi, demografi, agama, pendidikan, dan etnik.
d. Faktor politik
Faktor politik dan hukum mendefinisikan variabel-variabel hukum
dan bagaimana pengaturan perusahaan harus beroperasi. Faktor ini
berkaitan dengan peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan
pemerintah, seperti peraturan tentang perdagangan, undang-undang
antitrust, program perpajakan, UMR, kebijakan polusi, peraturan
perlindungan bagi pekerja, serta banyak tindakan lainnya yang bertujuan
untuk melindungi karyawan, konsumen, perusahaan, masyarakat umum
dan lingkungan.
e. Faktor teknologi
Penemuan teknologi baru dalam bidang bisnis sering kali mempunyai
pengaruh yang dramatis terhadap perusahaan dengan mengubah produk,
jasa, pasar, pemasok, distributor, pesaing, pelanggan, proses manufaktur,
praktik-praktik pemasaran dan posisi persaingan Kemajuan teknologi
dapat menciptakan pasar baru, perkembangan produk, dan lain sebagainya.
Analisis terhadap perubahan teknologi sangat penting untuk
mengantisipasi peluang dan ancaman bisnis kondisi yang akan datang.
Contoh : teknologi internet berdampak pada peluang dan ancaman bisnis.
f. Faktor global
Era globalisasi ditandai dengan batas-batas ekonomi antarnegara yang
semakin tidak jelas, arus informasi dan komunikasi sangat cepat sehingga
perubahan perekonomian suatu negara berdampak terhadap perekonomian
negara lain. Misalnya kondisi perekonomian internasional, kesempatan
pasar internasional, adanya pemasok dari luar, adanya budaya/trand baru
dari luar, pesaing dsb. Contoh : adanya krisis global berakibat menurunnya
daya beli masyarakat di negara-negara tujuan ekspor.
2. Lingkungan Operasional
Lingkungan yang memiliki kaitan langsung dengan aktivitas
operasional perusahaan. Lingkungan operasional adalah lingkungan yang
paling dekat dengan semua aktivitas perusahaan. Lingkungan operasional
meliputi :
a. Faktor Pegawai
Pegawai merupakan aspek yang paling penting, karena pegawai
adalah pelaku yang menunjang tujuan perusahaan tercapai. Haruslah
disadari bahwa karyawan adalah konsumen internal dari perusahaan,
bahwa perusahaan/bisnis itu tidak hanya memuaskan pelanggan saja tapi
juga harus memuaskan karyawannya. Otomatis apabila karyawan merasa
puas akan kompensasi yang diberikan perusahaan, maka karyawan akan
membuat produk/ melayani konsumen dengan baik, sehingga terciptalah
kepuasan pelanggan.
b. Faktor Pelanggan
Pelanggan adalah pembeli produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
Pelanggan merupakan faktor kunci keberhasilan bisnis karena pelanggan
sumber pendapatan. Analisis pelanggan dalam lingkungan operasional
dapat dilakukan dengan analisis segmentasi pelanggan untuk
mengelompokkan pelanggan sesuai dengan karakteristiknya.
c. Faktor pesaing
Pesaing adalah perusahaan dalam industri yang sama dan menjual
produk, baik berupa barang atau jasa, kepada pelanggan. Pesaing sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan bisnis. Perusahaan harus memiliki
keuanggulan bersaing untuk dapat memenangkan persaingan.
d. Faktor Pemasok
Pemasok adalah perusahaan yang menyediakan bahan baku, tenaga
kerja, keuangan dan sumber informasi kepada perusahaan lain. Pemasok
memegang peranan yang sangat penting bagi kelancaran bisnis. Pemilihan
pemasok dapat meningkatkan keunggulan bersaing.
e. Faktor Kreditor
Kreditor merupakan pihak yang memeiliki peranan yang penting
dalam bidang keuangan, dan semakin penting jika sebagian besar pemodal
perusahaan berasal dari kredit.
3. Lingkungan Industri
Industri  dalam arti sempit adalah kumpulan perusahaan yang
menghasilkan barang-barang yang sejenis, dimana terdapat kesamaan
dalam bahan baku yang digunakan dalam proses, bentuk produk akhir, dan
konsumen akhir. Sehingga dalam industri yang sudah kita tentukan kita
perlu meneliti bagaimana bentuk kompetisi yang ada diindustri tersebut,
berapa banyak pesaing dan bagaimana cara mereka berkompetisi.
Aspek lingkungan industri lebih mengarah pada aspek persaingan
dimana bisnis perusahan berada. Akibatnya, faktor-faktor yang
mempengaruhi kondisi persaingan seperti; ancaman pada perusahaan dan
kekuatan yang dimiliki perusahaan termasuk kondisi persaingan itu sendiri
menjadi perlu untuk dianalisis guna studi kelayakan bisnis. Michael E.
Porter mengemukakan konsep Competitive Strategy yang menganalisis
persaingan bisnis berdasarkan 5 aspek utama yang disebut 5 kekuatan
bersaing.
Kelima aspek yang menjadi pokok bahasan tersebut adalah :
a. Ancaman masuk pendatang baru
b. Persaingan sesame perusahaan di dalam industrinya
c. Ancaman dari produk pengganti
d. Kekuatan tawar menawar pembeli (buyers)
e. Kekuatan tawar menawar pemasok (suppliers)

2.6 Perusahaan Global dan Lokal Yang Berwawasan Lingkungan


Green economic
(UNEP; United Nations Environment Programme) menyebutkan,
ekonomi hijau (green economic) adalah ekonomi yang mampu meningkatkan
kesejahteraan dan keadilan sosial. ekonomi hijau ingin menghilangkan
dampak negatif pertumbuhan ekonomi terhadap lingkungan dan kelangkaan
sumber daya alam. dari definisi yang diberikan UNEP, pengertian ekonomi
hijau dalam kalimat sederhana dapat diartikan sebagai perekonomian yang
rendah karbon (tidak menghasilkan emisi dan polusi lingkungan), hemat
sumber daya alam dan berkeadilan sosial).

Green company
Pembenahan citra perusahaan terkait lingkungan menjadi agenda besar
bagi para pelaku usaha. Komitmen dalam pembenahan citra perusahaan
terkait lingkungan diwujudkan melalui jargon – jargon perusahaan
berwawasan lingkungan atau yang sering disebut greencompany. Green
company merupakan bentuk perusahaan yang dalam segala aktivitas
kegiatannya hanya menghasilkan sedikit buangan ke lingkungan dan tidak
berdampak besar terhadap lingkungan. Green company dapat diwujudkan
dengan adanya komitmen kuat perusahaan dalam usaha pengelolaan
lingkungan terdampak. Konteks lingkungan yang dimaksud disini bukan
hanya sekedar lingkungan fisikokimia saja, melainkan lingkungan biotik dan
juga lingkungan budaya di sekitar perusahaan. Green Company saat ini
adalah sebuah keharusan bagi perusahaan karena terkait dengan keberlanjutan
bisnis, dengan mengelola faktor lingkungan sehingga tidak mencemari dan
merusak lingkungan baik pada saat diproduksi ataupun pada saat produk atau
jasa tersebut digunakan oleh pelanggan bahkan sampai ketika dibuang 
Contoh perusahaan global dan lokal yang berwawasan lingkungan :
1. PT Garuda Indonesia (Persero)
Garuda Indonesia menjalankan berbagai program sebagai bagian dari
komitmennya untuk menjadi “Green Company” yang mewujudkan
lingkungan sehat, di samping juga meminimalisasi kerusakan lingkungan
serta secara berkelanjutan menjaga kelangsungan alam. Di tengah maraknya
isu-isu lingkungan, bagi Garuda Indonesia, komitmen dengan alam
merupakan suatu mandatoryn sebagai salah satu bentuk kegiatan kampanye
secara internasional untuk menarik partisipasi publik dalam upaya untuk
mengurangi dampak perubahan iklim global yang semakin mengkhawatirkan,
untuk yang ke delapan kalinya, Garuda Indonesia tahun ini kembali
berpartisipasi dalam program kampanye “Earth Hour”, yaitu pemadaman
(minimal) satu lampu dan peralatan elektronik lainnya yang tidak
dipergunakan (di rumah atau di perkantoran) selama satu jam, sebagai bentuk
dukungan terhadap pengurangan percepatan perubahan iklim global. di
samping itu, melalui berbagai programnya, Garuda Indonesia telah
melaksanakan berbagai upaya untuk turut serta dalam melestarikan
lingkungan, antara lain dengan melaksanakan program penanaman pohon
sebagai media ulat sutera di Desa Karang Tengah, Bantul, Yogyakarta
bekerjasama dengan Yayasan Royal Silk dan Propinsi Yogyakarta,
membangun penangkaran penyu di Gili Trawangan, Nusa Tenggara Barat,
penanaman 23.600 pohon mangrove di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara dan
melaksanakan program “Bali Beach Clean Up” yang bekerjasama dengan PT
Coca Cola Amatil dan Quicksilver untuk melindungi dan memelihara kondisi
pantai-pantai di Bali. selain itu, Garuda Indonesia melalui program “Garuda
Indonesia Green Action” juga telah melaksanakan serta menerapkan beberapa
“aksi hijau” di lingkungan kantor pusat Garuda Indonesia di Cengkareng,
diantaranya adalah dengan melakukan penanaman berbagai jenis pohon,
pembangunan jalur pedestrian di berbagai area, pembuatan 100 ribu biopori,
serta penyediaan fasilitas sepeda yang dapat digunakan oleh seluruh
karyawan untuk beraktivitas tanpa harus menggunakan kendaraan bermotor
(Garuda Indonesia Bike Park). sementara itu, secara operasional, Garuda
Indonesia juga merevitalisasi armadanya dengan armada baru yang lebih
ramah lingkungan dan lebih hemat bahan bakar seperti Airbus A330-200,
Boeing B737-800 NG, Bombardier CRJ1000 NextGen dan ATR 72-600.
Dengan menggunakan pesawat – pesawat baru, maka Garuda Indonesia telah
menerapkan konsep aircraft ramah lingkungan dari aspek penghematan
energi.
2. PT. The Body Shop
The Body Shop didirikan oleh Dame Anita Roddick, seorang wanita
Inggris yang juga merupakan aktivis hak asasi manusia. The Body Shop
masuk ke Indonesia pada tahun 1992 dengan sistem franchise, berada di
bawah naungan PT. Monica Hijau Lestari. The Body Shop Indonesia
mempunyai program berkomitmen yang disebut perkantoran hijau (green
office) dimana kebijakan mengenai perilaku hijau (green behavior) diatur
secara ketat. Upayanya adalah untuk mengurangi jumlah sampah, hemat
energi, mendorong perilaku hijau (green behavior), mengubah sampah
makanan menjadi kompos, menambah lebih banyak lubang infiltrasi biopore.
Dan hal yang paling penting adalah kebijakan ‘’No Styrofoam in The Office‟
yang menunjukkan komitmen The Body Shop Indonesia untuk melarang
barang-barang yang sulit diolah dan sumber polusi yang berat. sebesar 95%
produk The Body Shop yang dijual di Indonesia didatangkan langsung dari
Inggris dan untuk produk skin care didatangkan dari Jepang, mengingat
negeri ini memiliki standar terbaik di dunia untuk produksi perawatan wajah.
Sedangkan beberapa produk aksesorisnya merupakan produk lokal yang
berasal dari para pengusaha kecil dan pengrajin perorangan di Bandung,
Salatiga dan Baduy. Produk-produk The Body Shop ini umumnya ditujukan
untuk perempuan sehingga sebagian besar dari konsumen The Body Shop
adalah perempuan. Berdasarkan hal tersebut, maka The Body shop menaruh
perhatian yang dalam terhadap perempuan. Pemberian makna kecantikan
perempuan dari The Body Shop ini berbeda dari makna umum yang diberikan
oleh produk kosmetik lainnya. Hal ini disebabkan karena positioning The
Body Shop muncul sebagai values-driven company. Melalui positioning ini,
maka pengelolaan bisnis dari The Body Shop di Indonesia dipraktekkan
dengan menggabungkan kepentingan komersial dan implementasi nilai-nilai
(values) universal The Body Shop Internasional yang dipakai The Body Shop
di Indonesia secara konsisten. Hal ini dilakukan mulai dari prosedur
pelaksanaan yang benar dan transparan dalam kegiatan impor merchandise
dan pembayaran pajak, pemilihan material toko dan kemasan belanja yang
ramah lingkungan, alokasi sumber daya untuk berbagai program, kampanye
sosial dan lingkungan, serta pemberian fasilitas compliance behavior internal
karyawan terhadap The Body Shop values. (Kusumawati, 2009 : 43-44) 8
Dalam praktik bisnisnya, The Body Shop di Indonesia tidak memanfaatkan
iklan atau promosi yang berlebihan. Hal ini didasarkan oleh konsep
pemasaran yang tidak rumit. Selain itu, hal yang paling mendasar bagi The
Body Shop adalah perbaikan penampilan fisikal dari produk kosmetik
hanyalah bagian kecil dari rasa sejahtera. Sedangkan bagian besar dan
fundamental lainnya dari rasa sejahtera seseorang adalah kebanggaan atas
dirinya, tindakannya (telah memilih merek yang memiliki integritas dan
nilai), serta kebanggaan atas kontribusinya untuk keslamatan orang lain dan
lingkungannya. Konsumen The Body Shop tidak membayar untuk kemasan
tetapi isinya. Hal yang terpenting, dengan membeli produk The Body Shop di
Indonesia, maka aka nada bagian yang disisihkan dari nilai pembelian untuk
mendukung program The Body Shop di Indonesia yang bekerjasama dengan
Komnas Perempuan, pelanggan dapat berpartisipasi langsung dalam berbagai
bentuk kegiatan kampanye pemberdayaan perempuan lainnya yang dilakukan
oleh The Body Shop di Indonesia. Dapat dikatakan bahwa pada dasarnya The
Body Shop di Indonesia selain memperkenalkan produk juga bertujuan untuk
menjadikan konsumen sebagai agen perubahan dan menghargai konsumen
Dampak pencemaran lingkungan antara lain sebagai berikut:
a. Gangguan kesehatan, misalnya gangguan pernapasan akibat pencemaran
udara, penyakit kulit dan penyakit perut akibat pencemaran air,
keracunan akibat mengkonsumsi bahan makanan tercemar limbah kimia,
dan penyakit jantung akibat kebisingan.
b. Pemekatan hayati (biomagnifikasi), misalnya insektisida DDT
mengakibatkan penurunan populasi hewan-hewan jenis lainnya yang
bukan hewan target akibat adanya akumulasi DDT yang mengikuti rantai
makanan.
c. Ledakan hama, karena insektisida tidak hanya membunuh hama namun
juga membunuh hewan predator dari hama tersebut, juga meningkatkan
resistensi hama sehingga populasi hama semakin meningkat.
d. Penurunan kesuburan tanah, karena penggunaan pupuk terus-menerus
menyebabkan keasaman tanah dan insektisida mematikan fauna tanah.
e. Pengayaan nutrien dalam air (eutrofikasi) akibat pencemaran oleh pupuk
organik, akibatnya alga dan tumbuhan air tumbuh terlalu subur sehingga
mengurangi persediaan oksigen bagi organisme lainnya.
f. Timbulnya hujan asam akibat pencemaran udara oleh gas oksida sulfur
dan oksida nitrogen.
g. Terbentuknya lubang ozon akibat pencemaran oleh gas CFC, akibatnya
radiasi sinar ultraviolet yang sampai ke bumi terlalu tinggi.
h. Timbulnya efek rumah kaca akibat kadar gas CO2 yang terlalu tinggi
sehingga menaikkan suhu permukaan bumi.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya,
yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia
serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan tempat bisnis akan dijalankan harus
dianalisis dengan cermat. Hal ini disebabkan lingkungan di satu sisi dapat
menjadi peluang dari bisnis yang akan dijalankan, namun disisi lain
lingkungan juga dapat menjadi ancaman bagi perkembangan bisnis.
Keberadaan bisnis dapat berpengaruh terhadap lingkungan, baik lingkungan
masyarakat maupun lingkungan ekologi tempat bisnis yang akan dijalankan.
Analisis aspek lingkungan tidak hanya membahas tentang kesesuaian
lingkungan dengan bisnis yang akan dijalankan, tetapi juga membahas
tentang dampak bisnis terhadap lingkungan serta pengaruh perubahan
lingkungan yang akan datang terhadap bisnis. Suatu bisnis dapat
menimbulkan berbagai aktivitas sehinggga menimbulkan dampak bagi
lingkungan disekitar lokasi bisnis. Perubahan kehidupan masyarakat sebagai
akibat dari adanya aktivitas bisnis dapat berupa semakin ramainya lokasi
disekitar lokasi bisnis, timbulnya kerawanan sosial, timbulnya penyakit
masyarakat, juga perubahan gaya hidup sebagai akibat masuknya tenaga kerja
dari luar daerah. Oleh karena itu, analisis pada aspek lingkungan memerlukan
kemampuan analisis yang lebih komprehensif.
DAFTAR PUSTAKA

Johan, Suwinto , 2011 . “Studi Kelayakan Pengembangan


Bisnis”. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Suliyanto, 2008. “Studi Kelayakan Bisnis Pendekatan Praktis”.
Yogyakarta:  Penerbit Andi.
Suwinto Johan, 2011. “Studi Kelayakan Pengembangan Bisnisi”. Yogyakarta:
Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai