Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK 2

KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI (KESPRO)

OLEH :

FITRI SALMIAH
NURRFADILLA NASUTION
NURUL AZIZAH HARAHAP

DOSEN PEMBIMBING : RAMLAN NST,SKM,M.Kes

POLTEKKES KEMENKES MEDAN


PRODI KEBIDANAN PADANGSIDIMPUAN
T.A 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
kekuatan dan kemampuan dalam proses perkuliahan, dan penulisan makalah yang
berjudul “Kesehatan Reproduksi ”, yang merupakan suatu kajian yang disusun untuk
melengkapi tugas Individu dalam mata kuliah Kespr.
Dalam penyusunan makalah ini penulis mengharapkan saran, masukkan bahkan
kritik yang membangun untuk makalah ini, sehingga bisa digunakan sebagai referensi
dalam mata kuliah ini.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada dosen pengajar mata kuliah Kespro
yang telah membantu dan memotivasi penulis dalam pembuatan makalah ini. Terima
kasih juga untuk semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini
sehingga dapat selesai seperti yang diharapkan.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar belakang………………………………………………………………
b. Rumusan masalah…………………………………………………………..
c. Tujuan……………………………………………………………………....
BAB II PEMBAHASAN
a. Kesehatan Reproduksi………………………………………………………
b. Hak yang Terkait Dengan Kesehatan Reproduksi………………………….
c. Perilaku seksual remaja dan kesehatan reproduksi…………………………
d. Abrotus……………………………………………………………………..
e. Infertilitas…………………………………………………………………..
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan………………………………………………………………..
b. Saran………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi sekarang ini
sangat mendukung dalam kehidupan manusia di Indonesia bahkan di dunia, penemuan
yang setiap waktu terjadi dan para peneliti terus berusaha dalam penelitiannya demi
kemajuan dan kemudahan dalam beraktivitas.
Ilmu kedokteran khususnya ilmu kesehatan pun begitu cepat bekembang mulai dari
peralatan ataupun teori sehingga mendorong para pengguna serta spesialis tidak mau
ketinggalan untuk bisa memiliki dan memahami wawasan serta ilmu pengetahuan
tersebut.
Terkait ilmu kesehatan dalam hal ini, yaitu kesehatan reproduksi banyak sekali
teori-teori serta keilmuan yang harus dimiliki oleh para pakar atau spesialis kesehatan
reproduksi. Wilayah keilmuan tersebut sangat penting dimiliki demi mengemban tugas
untuk bisa menolong para pasien yang mana demi kesehatan, kesejahteraan dan
kelancaran pasien dalam menjalanakan kodratnya sebagai perempuan.
Pengetahuan kesehatan reproduksi bukan saja penting dimiliki oleh para bidan atau
spesialais tetapi sangat begitu penting pula dimiliki khususnya oleh para istri-istri atau
perempuan sebagai ibu atau bakal ibu dari anak-anaknya demi kesehatan, dan
kesejahteraan meraka.
Untuk itu, penulis dalam makalah ini bermaksud ingin memberikan beberapa
pengertian yang mudah-mudahan makalah ini bermanfaat untuk khalayak pembaca
khususnya para perempuan. Oleh karena itu penulis mengambil judul pada makalah ini,
yaitu “KESEHATAN REPRODUKSI”.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan disajikan sebagai berikut:
1.Apa pengertian Kesehatan Reproduksi?
2.Apa saja Hak yang terkait dengan Kesehatan Reproduksi?
C.Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini, yaitu:
1.Untuk mengetahui pengertian Kesehatan Reproduksi.
2.Untuk mengetahui hak yang terkait dengan Kesehatan Reproduksi.

Alat,Bahan Dan Prosedur Yang Di Gunakan Saat Praktikum

Alat dan bahan :


Buku tulus
Laptop atau komputer
Lembar ceklist etika dalam pelayanan kebidanan
HASIL
NO PERTANYAAN
YA TIDAK

1 Bidan menyambut ✓
klien dengan ramah

2 Bidan ✓
mempersilahkan klien
duduk

3 Bidan
memperkenalkan diri ✓
kepada klien /

Keluarga

4 Bidan menjaga ✓
privacy klien pada
saat praktik

5 Bidan memberikan ✓
penjelasan tentang
tindakan yang akan
dilakukan

6 Bidan memberikan ✓
kesempatan untuk
bertanya

7 Bidan melakukan ✓
informed consent

8 Bidan memberikan ✓
asuhan dengan benar
sesuai

dengan prosedur /
protap

9 Bidan menjelaskan
hasil pemeriksaan dan
asuhan

dengan jelas dan
mudah dimengerti

10 Bidan tidak
melakukan tindakan

diskriminatif

pada klien

11 Bidan memberikan
pendidikan kesehatan
sesuai

dengan kebutuhan

12 Bidan melakukan
praktik berdasarkan ✓
evidence

Based

13 Bidan menghargai
budaya yang ✓
dipercaya klien

14 Bidan memiliki sikap


sabar, empati dan ✓
tulus

15 Bidan menunjukkan
sikap bersahabat, dan ✓
ramah

JUMLAH

Keterangan:
 A.SA: Sapa dan Salam
Sapa dan salam kepada klien secara terbuka dan sopan. Berikan perhatian sepenuhnya kepada
mereka dan berbicara ditempat yang nyaman serta terjamin privasinya. Yakinkan klien untuk
membangun rasa percaya diri, tanyakan kepada klien apa yang perlu dibantu serta jelaskan
pelayanan apa yang dapat
diperolehnya.

 B.T: Tanya
Tanyakan kepada klien informasi tenttang dirinya. Bantu klien untuk berbicara mengenai
pengalaman keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, tujuan, kepentingan, harapan serta
keadaan kesehatan dan kehidupan keluarganya. Tanyakan obat yang diinginkan oleh klien.

 C.U: Uraikan
Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan beritahu apa pilihan reproduksi yang paling
mungkin, termasuk pilihan beberapa kontrasepsi. Bantulah klien ada jenis kontrasepsi yang
paling ia ingini serta jelaskan pula jenis - jenis lain yang ada. Jelaskan alternative kontrasepsi
lain yang mungkin diingini oleh klien. Uraikan juga mengenai resiko penularan HIV/ AIDS dan
pilihan metode ganda]
 D.TU: Bantu
Bantulah klien menentukan pilihannya. Bantulah klien berfikir mengenai apa yang paling sesuai
dengan keadaan dan kebutuhannya, doronglah klien untuk menunjukkan keinginannya dan
mengajukan pertanyaan. Tanggapi secara terbuka, petugas membantu klien mempertimbangkan
kriteria dan keinginan klien terhadap setiap jenis kontrasepsi. Tanyakan juga apakah
pasangannya akan memberikan dukungan dengan pilihan tersebut.
 E.J : Jelaskan
Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi pilihannya setelah klien memilih
jenis kontrasepsinya, jika diperlukan perlihatkan alat / obat kontrasepsinya. Jelaskan bagaimana
alat / obat kontrasepsi tersebut digunakan dan bagaimana cara penggunaannya.
 F.U : Kunjungan Ulang
Perlunya dilakukan kunjungan ulang. Bicarakan dan buatlah perjanjian, kapan klien akan
kembali untuk melakukan pemeriksaan atau permintaan kontrasepsi jika dibutuhkan. Perlu juga
selalu mengingatkan klien untuk kembali apabila terjadi suatu masalah.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kesehatan Reproduksi
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (UU No. 23 Tahun 1992).
Definisi ini sesuai dengan WHO, kesehatan tidak hanya berkaitan dengan kesehatan fisik, tetapi
juga kesehatan mental dan sosial, ditambahkan lagi (sejak deklarasi Alma Ata-WHO dan
UNICEF) dengan syarat baru, yaitu: sehingga setiap orang akan mampu hidup produktif, baik
secara ekonomis maupun sosial.
Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh
dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan dalam segala hal yang berhubungan
dengan sistem reproduksi dan fungsi-fungsi serta proses-prosesnya.
Kesehatan reproduksi berarti bahwa orang dapat mempunyai kehidupan seks yang
memuaskan dan aman, dan mereka memiliki kemampuan untuk bereproduksi dan kebebasan
untuk menentukan keinginannya, kapan dan frekuensinya.
B.Hak yang Terkait Dengan Kesehatan Reproduksi
Membicarakah kesehatan reproduksi tidak terpisahkan dengan soal hak reproduksi,
kesehatan seksual dan hak seksual. Hak reproduksi adalah bagian dari hak asasi yang meliputi
hak setiap pasangan dan individual untuk memutuskan secara bebas dan bertanggung jawab
jumlah, jarak, dan waktu kelahiran anak, serta untuk memiliki informasi dan cara untuk
melakukannya.
 Kesehatan Seksual
Kesehatan seksual yaitu suatu keadaan agar tercapai kesehatan reproduksi yang
mensyaratkan bahwa kehidupan seks seseorang itu harus dapat dilakaukan secara
memuaskan dan sehat dalam arti terbebas dari penyakit dan gangguan lainnya. Terkait
dengan ini adalah hak seksual, yakni bagian dari hak asasi manusia untuk memutuskan
secara bebas dan bertanggungjawab terhadap semua hal yang berhubungan dengan
seksualitas, termasuk kesehatan seksual dan reproduksi, bebas dari paksaan, diskriminasi
dan kekerasan.

 Prinsip Dasar Kesehatan Dalam Hak Seksual dan Reproduksi


Prinsip Dasar Kesehatan Dalam Hak Seksual dan Reproduksi,antara lain:
a. Bodily integrity yaitu: hak atas tubuh sendiri, tidak hanya terbebas dari siksaan dan
kejahatan fisik, juga untuk menikmati potensi tubuh mereka bagi kesehatan, kelahiran
dan kenikmatan seks aman.
b. Personhood, mengacu pada hak wanita untuk diperlakukan sebagai aktor dan
pengambilan keputusan dalam masalah seksual dan reproduksi dan sebagai subyek dalam
kebijakan terkait.
c. Equality, persamaan hak antara laki-laki dan perempuan dan antar perempuan itu
sendiri, bukan hanya dalam hal menghentikan diskriminasi gender, ras, dan kelas
melainkan juga menjamin adanya keadilan sosial dan kondisi yang menguntungkan bagi
perempuan, misalnya akses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi.
d. Diversity, penghargaan terhadap tata nilai, kebutuhan, dan prioritas yang dimiliki oleh
para wanita dan yang didefinisikan sendiri oleh wanita sesuai dengan keberadaannya
sebagai pribadi dan anggota masyarakat tertentu.
e.Ruang lingkup kesehatan reproduksi sangat luas yang mengacakup berbagai aspek,
tidak hanya aspek biologis dan permasalahannya bukan hanya bersifat klinis, akan tetapi
non klinis dan memasuki aspek ekonomi, politik, dan sosial-budaya. Oleh karena aitu
diintroduksi pendekatan interdisipliner (meminjam pendekatan psikologi, antropologi,
sosiologi, ilmu kebijakan, hukum dan sebagainya) dan ingin dipadukan secara integratif
sebagai pendekatan transdisiplin.
 Perilaku seksual remaja dan kesehatan reproduksi
Perilaku seksual remaja terdiri dari tiga buah kata yang memiliki pengertian yang
sangat berbeda satu sama lainya. Perilaku dapat di artikan sebagai respons organisme
atau respons seseorang terhadap stimulus (rangsangan) yang ada (Notoatmojdo,1993).
Sedangakan seksual adalah rangsangan-rangsangan atau dorongan yang timbul
berhubungan dengan seks. Jadi perilaku seksual remaja adalah tindakan yang dilakukan
berhubungan dengan dorongan seksual yang datang baik dari dalam dirinya maupun dari
luar dirinya.

Adanya penurunan usia rata-rata pubertas mendorong remaja untuk aktif secara
seksual lebih dini. Dan adanya presepsi bahwa dirinya memiliki resiko yang lebih rendah
atau tidak beresiko sama sekali yang berhubungan dengan perilaku seksual, semakin
mendorong remaja memenuhi memenuhi dorongan seksualnya pada saat sebelum
menikah. Persepsi seperti ini di sebut youth uulnerability oleh Quadrel et. aL. (1993)
juga menyatakan bahwa remaja cenderung melakuakan underestimate terhadap
uulnerability dirinya. Banyak remaja mengira bahwa kehamilan tidak akan terjadi pada
intercourse (sanggama) yang pertama kali atau dirinya tidak akan pernah terinfeksi
HIV/AIDS karena pertahanan tubuhnya cukup kuat.
Mengenai kesehatan reproduksi, ada beberapa konsep tentang kesehatan
reproduksi, namun dalam tulisan ini hanya akan dikemukakan dua batasan saja. (ICPD)
dan sai dan Nassim). Batasan kesehatan reproduksi menurut International Conference on
Population and Development(ICPD) hampir berdekatan dengan batasan ‘sehat’ dari
WHO. Kesehatan reproduksi menurut ICPD adalah keadaan sehat jasmani, rohani,dan
buakan hanya terlepas dari ketidak hadiran penyakit atau kecacatan semata, yang
berhubungan sistem fungsi, dan proses reproduksi(ICPD,1994).
Beberapa tahun sebelumnya Rai dan Nassim mengemukakan definisi kesehatan
reproduksi mencakup kondisi di mana wanita dan pria dapat melakukan hubungan seks
secara aman, dengan atau tanpa tujuan terjadinya kehamilan, dan bila kehamilan
diinginkan, wanita di mungkinkan menjalani kehamilan dengan aman, melahirkan anak
yang sehat serta di dalam kondisi siap merawat anak yang dilahirkan (Iskandar, 1995)
Dari kedua definisi kesehatan reproduksi tersebut ada beberapa faktor yang berhubungan
dengan status kesehatan reproduksi seseorang, yaitu faktor sosial ,ekonomi,budaya,
perilaku lingkungan yang tidak sehat, dan ada tidaknya fasilitas pelayanan kesehatan
yang mampu mengatasi gangguan jasmani dan rohani. Dan tidak adanya akses informasi
merupakan faktor tersendiri yang juga mempengaruhi kesehatan reproduksi.
Perilaku seksual merupakan salah satu bentuk perilaku manusia yang sangat
berhubungan dengan kesehatan reproduksi seseorang. Pada pasal 7 rencana kerja ICPD
Kairo dicantumkam definisi kesehatan reproduksi menyebabkan lahirnya hak-hak
reproduksi. Berdasarkan pasal tersebut hak-hak reproduksi di dasarkan pada pengakuan
akan hak-hak asasi semua pasangan dan pribadi untuk menentukan secara bebas dan
bertangung jawab mengenai jumlah anak , penjarangan anak (birth spacing ), dan
menentukan waktu kelahiran anak-anak mereka dan mempunyai informasi dan cara untuk
memperolehnya, serta hak untuk menentukan standar tertinggi kesehatan seksual dan
reproduksi. Dalam pengertian ini ada jaminan individu untuk memperoleh seks yang
sehat di samping reproduksinya yang sehat (ICPD, 1994). Sudah barang tentu saja kedua
faktor itu akan sangat mempengaruhi tercapai atau tidak kesehatan reproduksi
seseorang ,termasuk kesehatan reproduksi remaja.
 Abrotus
abortus buatan, abortus dengan jenis ini merupakan suatu upaya yang disengaja
untuk menghentikan proses kehamilan sebelum berumur 28 minggu, dimana janin (hasil
konsepsi) yang dikeluarkan tidak bisa bertahan hidup di dunia luar.
Secara garis besar ada 2 hal penyebab Abortus, yaitu :
1. Penyebab secara umum
a. Infeksi akut
- virus, misalnya cacar, rubella, hepatitis
- Infeksi bakteri, misalnya streptokokus
- Parasit, misalnya malaria
b. Infeksi kronis
- Sifilis, biasanya menyebabkan abortus pada trimester kedua.
- Tuberkulosis paru aktif.
- Keracunan, misalnya keracunan tembaga, timah, air raksa, dll
Penyebab paling sering terjadinya abortus dini adalah kelainan pertumbuhan hasil
konsepsi (pembuahan), baik dalam bentuk Zygote, embrio, janin maupun placenta.
2. Alasan Abortus Provokatus
Abortus Provokatus ialah tindakan memperbolehkan pengaborsian dengan syarat-
syarat sebagai berrikut:
a. Abortus yang mengancam (threatened abortion) disertai dengan perdarahan yang terus
menerus, atau jika janin telah meninggal (missed abortion).
b. Mola Hidatidosa atau hidramnion akut.
c. Infeksi uterus akibat tindakan abortus kriminalis.
d. Penyakit keganasan pada saluran jalan lahir, misalnya kanker serviks atau jika dengan
adanya kehamilan akan menghalangi pengobatan untuk penyakit keganasan lainnya pada
tubuh seperti kanker payudara.
e. Prolaps uterus gravid yang tidak bisa diatasi.
f. Telah berulang kali mengalami operasi caesar.
g. Penyakit-penyakit dari ibu yang sedang mengandung, misalnya penyakit jantung
organik dengan kegagalan jantung, hipertensi, nephritis, tuberkulosis paru aktif, toksemia
gravidarum yang berat.
h. Penyakit-penyakit metabolik, misalnya diabetes yang tidak terkontrol yang disertai
komplikasi vaskuler, hipertiroid, dll.
i. Epilepsi, sklerosis yang luas dan berat.
j. Hiperemesis gravidarum yang berat, dan chorea gravidarum.
k. Gangguan jiwa, disertai dengan kecenderungan untuk bunuh diri. Pada kasus seperti
ini sebelum melakukan tindakan abortus harus berkonsultasi dengan psikiater.
E.. Infertilitas
Sistem kesehatan reproduksi hingga mengalami kemandulan selama ini di artikan
sebagai kondisi yang hanya di alami oleh para wanita saja, padahal tidak menutup
kemungkinan kalau kaum pria sebanyak 40 % juga mengalami kemandulan ini. Banyak
pengertian dari Infertilitas tapi pada intinya makna dari Infertilitas adalah sistem
kesehatan reproduksi yang terganggu dan menyebabkan ketidak mampuan mempunyai
seorang anak. Banyak yang sudah menikah selama bertahun tahun dan belum juga di
karunia momongan. Oleh karena itu sudah saatnya bagi pasangan yang menikah lama dan
belum memiliki anak untuk melakukan cek kesehatan reproduksi, karena mungkin salah
satu dari pasangan suami istri yang hingga saat ini belum mendapatkan anak mengalami
Infertilitas atau yang lebih di kenal dengan kemandulan.
 Pengertian Dari Infertilitas
Infertilitas terbagi menjadi dua yaitu :
1.Infertilitas primer yaitu pasangan suami istri yang belum mampu memiliki anak setelah
satu tahun menikah
2.Infertilitas sekunder yaitu pasangan suami istri yang pernah memiliki anak sebelumnya
tapi hingga saat ini belum mampu untuk mendapatkan anak lagi.
Pasangan suami istri di anggap Infertilitas karena sistem kesehatan reproduksi salah satu
pasangan ada yang terganggu. Hal ini dapat di maklumi karena proses pembuahan yang
berujung pada kehamilan dan lahirnya janin ke dunia merupakan kerjasama antara suami
dan istri.
Makna dari kerjasama itu adalah suami yang mempunyai sistem dan fungsi
kesehatan reproduksi yang sehat dan mampu menghasilkan atau menyalurkan
spermatozoa ke organ reproduksi wanita, Istri yang memiliki sitem dan fungsi reproduksi
sehat dan mampu menghasilkan sel telur atau ovum yang dapat di buahi oleh
spermatozoa dan mempunyai rahim sebagai tempat perkembangan janin, embrio sampai
bayi berusia cukup bulan dan di lahirkan. Apabila salah satu faktor tersebut tidak di
miliki oleh salah satu pasangan, pasangan tersebut tidak akan mampu mempunyai anak.
Pasangan suami istri dapat di katakan Infertilitas jika selama kurun waktu satu
tahun menikah belum mendapatkan seorang nak. Demikian pengertian dari infertilitsa.
Yang harus di sadari adalah langkah apa yang kan di lakukan apabila salah satu pasangan
mengalami Infertilitas atau tidak subur. Banyak pasangan yang mengalami Infertilitas
dan berhasil memiliki anak, jadi ketenangan dan berpikir rasional adalah langkah awal
yang tepat yang dapat di lakukan untuk mengatasi Infertilitas sehingga kesehatan
reproduksi dapat kita jaga.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Kesehatan reproduksi sangatlah penting untuk diketahui oleh para perempuan bakal calon
ibu ataupun laki-laki calon bapak. Oleh karena itu berdasarkan uraian di atas dapat penulis
simpulkan bahwa.

Definisi kesehatan sesuai dengan WHO, kesehatan tidak hanya berkaitan dengan
kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental dana sosial, ditambahkan lagi (sejak deklarasi Alma
Ata-WHO dan UNICEF) dengan syart baru, yaitu: sehingga setiap orang akan mampu hidup
produktif, baik secara ekonomis maupun sosial.

Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh
dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan dalam segala hal yang berhubungan
dengan sistem reproduksi dan fungsi-fungsi serta proses-prosesnya.

Hak reproduksi adalah bagian dari hak asasi yang meliputi hak setiap pasangan dan
individual untuk memutuskan secara bebas dan bertanggung jawab jumlah, jarak, dan waktu
kelahiran anak, serta untuk memiliki informasi dan cara untuk melakukannya.

B. Saran

Untuk itu wawasan dan pengetahuan kesehatan reproduksi sangatlah penting untuk bisa
dikuasai dan dimiliki oleh para perempuan dan laki-laki yang berumah tangga, supaya
kesejahtaraan dan kesehatan bisa tercapai dengan sempurna. Oleh kerana itu penulis memberi
saran kepada para pihak yang terkait khususnya pemerintah, Dinas Kesehatan untuk bisa
memberikan pengetahuan dan wawasan tersebut kepada khalayak masyarakat dengan cara
sosialisasi, kegiatan tersebut mudah-mudahan kesehatan reproduksi masyarakat bisa tercapai dan
masyarakat lebih pintar dalam menjaga kesehatannya.

DAFTAR PUSTAKA

Mona Isabella Saragih, Amkeb, SKM. Materi Kesehatan Reproduksi. Akademi Kebidanan YPIB
Majalengka.
http://infokesehatandangizi.blogspot.com/2013/07/pengertian-dari-infertilitas.html
http://irdayantinasir.blogspot.com/2013/05/makalah-kesehatan-reproduksi remaja.html
Diposting 5th December 2014 oleh Anonymous

Anda mungkin juga menyukai