Anda di halaman 1dari 7

Potensi Peran Farmasis dalam Meningkatkan .... (D.A.

Perwitasari, dkk) 89

POTENSI PERAN FARMASIS DALAM


MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP PASIEN
LANJUT USIA: PERSPEKTIF RAWAT RUMAH

PHARMACIST’ ROLE POTENCY IN ELDERLY


PATIENTS’ QUALITY OF LIFE: HOME HEALTH
CARE PERSPECTIVE

D.A. Perwitasari, A. Muttaqien


Fakultas Farmasi, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta
E-mail : diahperwitasari2003@yahoo.com

Abstrak

Program Home Health Care untuk pasien lanjut usia semakin diminati dan salah
satu parameter yang menunjukkan berhasil atau tidaknya program ini adalah
peningkatan kualitas hidup pasien. Program Home Health Care merupakan program
multidisipliner, dimana peran farmasis juga dibutuhkan di dalamnya. Tujuan
dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi peran farmasis dalam
meningkatkan kualitas hidup pasien lanjut usia yang mengikuti program Home Health
Care. Penelitian merupakan penelitian deskriptif dengan pengambilan data secara
prospektif. Instrumen penelitian adalah kuesioner kualitas hidup World Health
Organization Quality of Life yang sudah tersedia dalam bahasa Indonesia. Penelitian
ini dilaksanakan selama 13 minggu pada tahun 2009 di rumah pasien lanjut usia yang
mengikuti program Home Health Care RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Data dianalisis
secara deskriptif. Sejumlah 7 pasien bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini dan
rata-rata kualitas hidup mereka adalah rendah (46,1± 4,4). Semua pasien lanjut usia
mendapatkan polifarmasi dan ditemukan adanya ketidakpatuhan minum obat dalam
penelitian ini. Peran farmasis sangat diperlukan dalam program ini untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien, terutama dalam meningkatkan kepatuhan pasien,
memonitor efek terapi dan efek samping obat yang masuk dalam kategori polifarmasi.
Peningkatan dan modifikasi teknik komunikasi, informasi dan edukasi perlu dilakukan
oleh farmasis untuk pasien lanjut usia program Home Health Care.

Kata kunci farmasis, kualitas hidup, lanjut usia, home care, WHOQoL
90 Jurnal Ilmiah Kefarmasian, Vol. 2, No. 1, 2012 : 89 - 95

Abstract

The Home Health Care program is getting popular as well. One of the outcome
measured in this program is patient’s quality of life. Home Health Care program is a
multidisciplin program, which need the pharmacist role. The aim of this study was to
find out the potencial pharmacist role in increasing elderly patients’quality of life
participated in Home Health Care program. This study used descriptive design with
prospective data sampling. (World Health Organization Quality of Life) We used
WHOQoL as the instrument. The study period was conducted for 13 week in 2009 by
visiting the patients at their homes. The patients were participated in Home Health
Care program of Dr Sardjito hospital, Yogyakarta. Data was descriptively analized.
We're recruited seven subjects in this study. In average, their quality of life was low
(46,1±4,4). All of the patients received polypharmacy and were found the patients
incompliance in taking the medicines. The role of pharmacist were important in Home
Health Care program for elderly patients to increase their quality of life. The
pharmacists are supposed to do the drug used monitoring, especially to the elderly
patients with polypharmacy. The advance technique for communication, information,
and education is suggested to the pharmacist in this program.

Keywords : pharmacist, quality of life, elderly, home care, WHOQoL

PENDAHULUAN teramati oleh pasien tersebut. Kualitas


hidup adalah suatu bangunan multi-
Sejak tahun 2000, harapan hidup
dimensional yang bersifat subjektif,
orang Indonesia mencapai usia 70 tahun.
meliputi pengalaman pasien terhadap
Pada 2020, populasi penduduk lanjut
gejala penyakit dan efek samping
usia di Indonesia diproyeksikan men-
pengobatan, sebaik kemampuan fungsi-
capai 11,34 % dari total jumlah pen-
onal dan kesehatan secara fisik dan
duduk (Anonim, 2011). Indonesia antara
psikologis (Anonim, 2005).
tahun 1990-2025, menurut data biro
sensus Amerika Serikat diperkirakan Penanganan lebih lanjut di rumah
mengalami pertambahan orang usia setelah mengalami penataan di rumah
lanjut terbesar di dunia, yakni sebesar sakit sering dipertanyakan pasien dan
414 % (Anonim, 2005). keluarga. Oleh karena itu, masalah
perawatan purna rawat inap di rumah
Menurut definisi WHO, kesehatan
sakit merupakan salah satu tantangan
tidak hanya bebas dari penyakit atau
bagi penyelenggara pelayanan kesehatan
sakit, tetapi juga kesehatan secara fisik,
karena kapasitas rumah sakit sebagai
mental dan sosial. Konsep klinis kualitas
tempat rawat inap masih sangat terbatas,
hidup pada akhirnya berfokus pada
disamping itu biaya pengobatan, pe-
dampak sakit pada kesehatan pasien
rawatan, dan fasilitas penderita relatif
secara fisik, psikologis dan sosial yang
Potensi Peran Farmasis dalam Meningkatkan .... (D.A. Perwitasari, dkk) 91

cukup mahal. Upaya penyelenggaraan agar dapat memberikan pelayanan yang


rawat rumah (home care) yang di- dapat sesuai dengan standar. Observasi
koordinasikan oleh rumah sakit me- yang dilakukan di RSUP Dr. Sardjito
rupakan upaya yang secara ekonomis Yogyakarta berasumsi bahwa masya-
layak sebagai alternatif lain dari rakat luas, khususnya yang berada di
perawatan di rumah sakit sejauh per- Daerah Istimewa Yogyakarta telah
timbangan-pertimbangan medis di mengenal rumah sakit ini sebagai rumah
lingkungan sosial dan aspek-aspek sakit daerah yang memiliki kualitas
psikologis dapat terjaga secara cocok dan pelayanan prima, sehingga masyarakat
serasi (Probosuseno, 2000). akan mempercayakan anggota keluarga-
Salah satu tujuan dari home care nya untuk menjalani terapi home care di
disamping penghematan biaya pe- rumah sakit tersebut. Masyarakat luas
mondokan di rumah sakit juga dalam beranggapan bahwa program home care
rangka pencegahan sekunder dan pen- mahal sehingga tidak dapat terjangkau
cegahan tersier. Pencegahan sekunder oleh masyarakat luas, hanya kelompok
adalah diagnosis dini dan pengobatan tertentu saja yaitu kelompok dengan
segera (early diagnosis and prompt sosial ekonomi menengah ke atas. Tetapi
treatment), sedangkan pencegahan dengan pelayanan yang tergolong mahal,
tersier adalah rehabilitasi (Friedman, home care dapat meningkatkan kualitas
1998). Pada proses ini diusahakan agar hidup pasien.
cacat yang diderita tidak menjadi Program home care adalah
hambatan sehingga individu yang men- program multidisipliner, yang artinya
derita dapat berfungsi optimal secara diperlukan kolaborasi yang baik dari
fisik, mental dan sosial sehingga pen- semua bidang tenaga kesehatan. Salah
derita dapat mempertahankan otonomi- satu keberhasilan program Home Care
nya selama mungkin. Otonomi di sini dapat dilihat dari peningkatan kualitas
lebih ditekankan pada kemampuan hidup pasien. Salah satu yang dibutuh-
aktifitas dasar sehari-hari yaitu ke- kan disini adalah peran farmasis dalam
mampuan bergerak, mandi, buang air memonitor penggunaan obat oleh pasien
besar / kecil sendiri dan kegiatan makan lanjut usia. Penelitian yang dilakukan di
(Probosuseno, 2000). Nigeria sebelumnya menunjukkan
Dari hasil observasi diketahui bahwa peran farmasis dalam pengobatan
bahwa RSUP Dr. Sardjito adalah rumah hipertensi mampu meningkatkan
sakit pertama di Indonesia yang memiliki kualitas hidup pasien dan kepatuhan
program home care dan ditunjuk sebagai pasien dalam minum obat (Aguwa et al,
rumah sakit percontohan untuk program 2008). Potensi polifarmasi pada pasien
home care bagi rumah sakit lainnya. lanjut usia cukup besar dengan adanya
Oleh karena itu RSUP Dr. Sardjito tidak penurunan fungsi fisik karena proses
mudah puas dengan apa yang telah penuaan. Dalam hal ini, efek terapi, efek
dicapai dan ingin terus meningkatkan samping, kemungkinan interaksi obat
kualitas pelayanan yang salah satunya dan ketaatan pasien merupakan hal yang
adalah menyediakan pelayanan yang harus dipantau oleh farmasis terutama
dapat memuaskan harapan pelanggannya
92 Jurnal Ilmiah Kefarmasian, Vol. 2, No. 1, 2012 : 89 - 95

ketika pasien ada di rumah (Reily et al, berusia 60 tahun ke atas dengan penyakit
2012; Venturini et al, 2011). tunggal.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui potensi peran farmasis Analisis Data
dalam rawat rumah pasien lanjut usia Skor awal kualitas hidup dari
terutama untuk meningkatkan kualitas instrumen penelitian akan ditransform
hidup pasien. menjadi skala 0-100 dan akan di-
kategorikan menjadi skala kategori
METODE PENELITIAN kualitas hidup sebagai berikut: 0:
kematian; 1-55: rendah; 56-79: sedang;
Rancangan Penelitian 80-99: tinggi dan 100: sempurna.
Penelitian merupakan jenis pe-
nelitian deskriptif dengan pengambilan HASIL DAN PEMBAHASAN
data secara prospektif. Instrumen Hasil penelitian ini menunjukkan
penelitian adalah kuesioner kualitas bahwa kualitas hidup pasien lanjut usia
hidup WHOQOL (World Health yang mengikuti program Home Health
Organization Quality of Life) yang sudah Care dan menjalani perawatan di RSUP.
tersedia dalam bahasa Indonesia Dr. Sardjito pada bulan Oktober-
(Anonim, 2004). Penelitian ini di- Desember 2009 rata-rata memiliki
laksanakan selama 13 minggu yaitu kualitas hidup rendah.
mulai dari 4 Oktober – 31 Desember
2009 dengan waktu (hari dan jam) yang Pasien yang bersedia ber-
tidak ditentukan. Sedangkan tempat partisipasi dalam penelitian ini sejumlah
penelitiannya di rumah pasien lanjut usia 7 orang, yaitu 2 orang yang berjenis
yang mengikuti program Home Health kelamin laki-laki dan 5 orang berjenis
Care di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. kelamin perempuan dengan rata-rata
umur responden adalah 80 tahun. Dari 7
Subjek penelitian ini adalah pasien tersebut didapatkan hasil bahwa
semua pasien lanjut usia program Home sebanyak 6 pasien memiliki status
Health Care yang melakukan peng- kualitas hidup rendah dan 1 pasien
obatan dan perawatan di rumah dibawah memiliki status kualitas hidup sedang.
pengawasan RSUP Dr. Sardjito Yogya- Sedangkan rerata kualitas hidup pasien
karta. adalah 46,14; SD: 4,43 yang masuk pada
range kualitas hidup rendah. Tabel I
Definisi Operasional Variabel
memperlihatkan gambaran kualitas
Pada penelitian ini yang dimaksud hidup pasien pada masing-masing
dengan kualitas hidup adalah penilaian dimensi.
kualitas hidup pada pasien lanjut usia.
Pasien lanjut usia adalah pasien yang
Potensi Peran Farmasis dalam Meningkatkan .... (D.A. Perwitasari, dkk) 93

Tabel I. Rerata dan simpangan baku kualitas hidup pasien geriatri dengan home health care di
RSUP Dr. Sardjito, periode Oktober - Desember 2009

Kategori Rerata Simpangan baku


Status kualitas hidup 46,1 6,3
Dimensi kualitas hidup
Kesehatan Fisik 43 14
Kesehatan Mental 50 10
Hubungan Sosial 34 12
Lingkungan 61,9 9,2

Adanya beberapa macam penyakit hidup yang paling baik di antara kedua
dapat menurunkan kualitas hidup pasien pasien yang dibandingkan. Selanjutnya
terutama pada pasien-pasien lanjut usia adalah pasien dengan penyakit diabetes
karena kemampuan rehabilitasi tubuh memiliki kualitas hidup di atas pasien
mereka tidak sebaik orang dewasa. Oleh psikiatri. Diabetes dan psikiatri juga
karena itu dengan menjalani Home merupakan penyakit yang insidensinya
Health Care pada pasien lanjut usia, cukup tinggi pada pasien lanjut usia.
diharapkan kualitas hidup mereka tidak Menurut WHO (Anonim, 2004),
semakin menurun. Dari hasil penelitian kesehatan fisik itu dipengaruhi oleh hal
ini, kita tidak dapat mengetahui apakah berikut ini: energi dan kelelahan,
kualitas hidup pasien meningkat atau mobilitas, penderitaan dan kegelisahan,
menurun setelah menjalani program tidur dan istirahat, kapasitas pekerjaan.
Home Health Care. Namun setidaknya Kesehatan mental dipengaruhi oleh
terdapat gambaran bahwa dengan gambaran dan penampilan psikologis
program Home Health Care kualitas yang meliputi: perasaan positif dan
hidup pasien masih perlu ditingkatkan. negatif, kepercayaan diri, agama, dan
Peningkatan kualitas hidup pasien lanjut kemampuan untuk berkonsentrasi.
usia ini dapat dilakukan dengan Hubungan sosial dinilai berdasarkan
peningkatan kualitas pelayanan program hubungan sosial dan hubungan pribadi
Home Health Care. yang meliputi: dukungan sosial dan
Hasil penelitian ini konsisten aktivitas seksual. Lingkungan di-
dengan hasil penelitian dari Akvardar et pengaruhi oleh kebebasan, kepedulian
al (2006), yang menggunakan kuestioner kesehatan dan sosial, lingkungan rumah,
WHOQOL BREF untuk mengukur keikutsertaan pada aktivitas rekreasi,
kualitas hidup dari pasien psikiatri, serta transportasi. Dengan demikian
diabetes dan orang sehat. Dalam peneliti- dimensi kualitas hidup tersebut saling
annya menyatakan bahwa kualitas hidup berkaitan satu sama lain untuk men-
dipengaruhi oleh kesehatan mental, dapatkan satu kualitas hidup pasien.
penyakit dan kebiasaan buruk (merokok, Dari observasi yang dilakukan
minum alkohol). Seperti yang diper- peneliti ditemukan bahwa sejumlah 2
kirakan, orang sehat memiliki kualitas pasien mempunyai lebih dari 10 jenis
94 Jurnal Ilmiah Kefarmasian, Vol. 2, No. 1, 2012 : 89 - 95

obat yang harus dikonsumsi rutin, obat, terutama untuk pasien yang
sedangkan 5 pasien rata-rata mempunyai mengikuti program Home Health Care.
2-5 jenis obat. Penyakit kardiovaskuler Peneliti menyarankan adanya pe-
menjadi dominasi dalam penelitian ini ningkatan dan modifikasi teknik
yang menyebabkan pasien mendapatkan komunikasi, edukasi dan informasi
banyak obat. Pasien juga kurang patuh untuk pasien lanjut usia, sehingga pesan
terhadap frekuensi penggunaan obat. Hal yang disampaikan lebih dapat diterima.
ini dapat menjadi penyebab kurang Terbatasnya jumlah responden
berhasilnya terapi yang dilakukan dan dalam penelitian ini merupakan salah
kemungkinan akan memperparah satu keterbatasan penelitian ini, sehingga
kondisi pasien yang bersangkutan. Hasil perlu dilakukan penelitian selanjutnya
observasi ini menunjukkan bahwa peran dengan jumlah responden yang lebih
farmasis akan sangat dibutuhkan dalam besar dengan rancangan action research
hal monitoring penggunaan obat oleh untuk mengetahui peran farmasis dalam
pasien. Adanya polifarmasi tersebut meningkatkan kualitas hidup pasien
memunculkan kemungkinan interaksi lanjut usia yang mengikuti program
obat-obat dan obat-makanan yang cukup Home Health Care.
besar (Venturini et al, 2011). Hasil
penelitian ini konsisten dengan
KESIMPULAN
penelitian terbaru yang dilakukan di
Jepang, bahwa farmasis mempunyai Rata-rata kualitas hidup pasien
banyak peran dalam pengobatan pasien lanjut usia program Home Health Care
lanjut usia seperti menangani per- di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta adalah
masalahan penggunaan obat yang kurang 46,1±4,4, termasuk dalam kategori
atau berlebihan, permasalahan dosis, kualitas hidup rendah. Peran farmasis
peracikan obat, edukasi terhadap pasien sangat diperlukan dalam program ini
lanjut usia dan tenaga kesehatan lain untuk meningkatkan kualitas hidup
(Reily et al, 2012) pasien, terutama dalam meningkatkan
kepatuhan pasien, memonitor efek terapi
Secara tidak langsung, farmasis
dan efek samping obat yang masuk
juga berperan dalam meningkatkan
dalam kategori polifarmasi. Peningkatan
kualitas hidup pasien (Bentley et al,
dan modifikasi teknik komunikasi,
1998). Munculnya ketidakpatuhan
informasi dan edukasi perlu dilakukan
pasien dalam minum obat, menimbulkan
oleh farmasis untuk pasien lanjut usia
tidak tercapainya tujuan terapi. Pada
yang mengikuti program Home Health
beberapa obat psikiatri, adanya ke-
Care.
tidakpatuhan minum obat akan
memunculkan efek withdrawl yang
mengakibatkan kondisi pasien tidak DAFTAR PUSTAKA
semakin baik. Munculnya kondisi Aguwa, C.N., Ukwe, C.V., Ekwunife,
tersebut akan mengakibatkan turunnya O.I., 2008., Effect of
kualitas hidup pasien. Farmasis perlu pharmaceutical care programme
merencanakan metode untuk meningkat- on blood pressure and quality of
kan kepatuhan pasien lanjut usia minum life in a Nigerian pharmacy.
Potensi Peran Farmasis dalam Meningkatkan .... (D.A. Perwitasari, dkk) 95

Pharm World Sci ;30(1):107-10. 1998., Quality of life assessment


Epub 2007 Aug 17. by community pharmacists: an
Akvardar, Y., Akdede, B.B., Ozerdem, exploratory study. Qual Life Res
A., Eser, E., Topkaya, S., ;7(2):175-86.
Alptekin, K., 2006., Assessment Friedman, M.M., 1998, Family Nursing,
of quality of life with the Research. Theory and Practice,
WHOQOL-BREF in a group of Fourth edition, Applenton &
Turkish psychiatric patients Lange, Stamford.
compared with diabetic and Probosuseno, 2000. “Program Rawat
healthy subjects., Psychiatry Clin Rumah (Home Care) berbasis
Neurosci. 60(6):693-9. Rumah Sakit Bagi penderita Usia
Anonim, 2004, “The World Health Lanjut”. Makalah dipresentasikan
Organization Quality of Life pada rapat kerja KOPAPDI, juli
(WHOQOL)-BREF”,http://www. 2000. Surabaya.
who.int/substance_abuse/research Reilly., T., Barile, D., Reuben, S., 2012.,
_tools/en/english_whoqol.pdf. Role of the Pharmacist on a
diakses tanggal 15 Agustus 2009. General Medicine Acute Care for
Anonim, 2005, Tua Pasti Tiba, Ethical the Elderly Unit. Am J Geriatr
Digest, No 19 Tahun III Pharmacother. 2012 Feb 29.
September 2005. Jakarta. [Epub ahead of print]
Anonim, 2011, Optimalkan Pember- Venturini, C.D., Engroff, P., Ely, L.S.,
dayaan Lansia Melalui Homecare, Zago, L.F., Schroeter, G., Gomes,
http:// I., De Carli, G.A., Morrone, F.B.,
http://www.kemensos.org/infocar 2011.,Gender differences,
e/index.php?option=com_content polypharmacy, and potential
&view=article&id=157:optimalk pharmacological interactions in
an-pemberdayaan-lansia-lewat-ho the elderly. Clinics (Sao Paulo)
me-care&catid=51:pelayanan-pri ;66(11):1867-72.
ma&Itemid=66, diakses tanggal
18 Maret 2012
Bentley, J.P., Smith, M.C., Banahan,
B.F., Frate, D.A., Parks, B.R.,

Anda mungkin juga menyukai