657 975 1 SM PDF
657 975 1 SM PDF
Perwitasari, dkk) 89
Abstrak
Program Home Health Care untuk pasien lanjut usia semakin diminati dan salah
satu parameter yang menunjukkan berhasil atau tidaknya program ini adalah
peningkatan kualitas hidup pasien. Program Home Health Care merupakan program
multidisipliner, dimana peran farmasis juga dibutuhkan di dalamnya. Tujuan
dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi peran farmasis dalam
meningkatkan kualitas hidup pasien lanjut usia yang mengikuti program Home Health
Care. Penelitian merupakan penelitian deskriptif dengan pengambilan data secara
prospektif. Instrumen penelitian adalah kuesioner kualitas hidup World Health
Organization Quality of Life yang sudah tersedia dalam bahasa Indonesia. Penelitian
ini dilaksanakan selama 13 minggu pada tahun 2009 di rumah pasien lanjut usia yang
mengikuti program Home Health Care RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Data dianalisis
secara deskriptif. Sejumlah 7 pasien bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini dan
rata-rata kualitas hidup mereka adalah rendah (46,1± 4,4). Semua pasien lanjut usia
mendapatkan polifarmasi dan ditemukan adanya ketidakpatuhan minum obat dalam
penelitian ini. Peran farmasis sangat diperlukan dalam program ini untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien, terutama dalam meningkatkan kepatuhan pasien,
memonitor efek terapi dan efek samping obat yang masuk dalam kategori polifarmasi.
Peningkatan dan modifikasi teknik komunikasi, informasi dan edukasi perlu dilakukan
oleh farmasis untuk pasien lanjut usia program Home Health Care.
Kata kunci farmasis, kualitas hidup, lanjut usia, home care, WHOQoL
90 Jurnal Ilmiah Kefarmasian, Vol. 2, No. 1, 2012 : 89 - 95
Abstract
The Home Health Care program is getting popular as well. One of the outcome
measured in this program is patient’s quality of life. Home Health Care program is a
multidisciplin program, which need the pharmacist role. The aim of this study was to
find out the potencial pharmacist role in increasing elderly patients’quality of life
participated in Home Health Care program. This study used descriptive design with
prospective data sampling. (World Health Organization Quality of Life) We used
WHOQoL as the instrument. The study period was conducted for 13 week in 2009 by
visiting the patients at their homes. The patients were participated in Home Health
Care program of Dr Sardjito hospital, Yogyakarta. Data was descriptively analized.
We're recruited seven subjects in this study. In average, their quality of life was low
(46,1±4,4). All of the patients received polypharmacy and were found the patients
incompliance in taking the medicines. The role of pharmacist were important in Home
Health Care program for elderly patients to increase their quality of life. The
pharmacists are supposed to do the drug used monitoring, especially to the elderly
patients with polypharmacy. The advance technique for communication, information,
and education is suggested to the pharmacist in this program.
ketika pasien ada di rumah (Reily et al, berusia 60 tahun ke atas dengan penyakit
2012; Venturini et al, 2011). tunggal.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui potensi peran farmasis Analisis Data
dalam rawat rumah pasien lanjut usia Skor awal kualitas hidup dari
terutama untuk meningkatkan kualitas instrumen penelitian akan ditransform
hidup pasien. menjadi skala 0-100 dan akan di-
kategorikan menjadi skala kategori
METODE PENELITIAN kualitas hidup sebagai berikut: 0:
kematian; 1-55: rendah; 56-79: sedang;
Rancangan Penelitian 80-99: tinggi dan 100: sempurna.
Penelitian merupakan jenis pe-
nelitian deskriptif dengan pengambilan HASIL DAN PEMBAHASAN
data secara prospektif. Instrumen Hasil penelitian ini menunjukkan
penelitian adalah kuesioner kualitas bahwa kualitas hidup pasien lanjut usia
hidup WHOQOL (World Health yang mengikuti program Home Health
Organization Quality of Life) yang sudah Care dan menjalani perawatan di RSUP.
tersedia dalam bahasa Indonesia Dr. Sardjito pada bulan Oktober-
(Anonim, 2004). Penelitian ini di- Desember 2009 rata-rata memiliki
laksanakan selama 13 minggu yaitu kualitas hidup rendah.
mulai dari 4 Oktober – 31 Desember
2009 dengan waktu (hari dan jam) yang Pasien yang bersedia ber-
tidak ditentukan. Sedangkan tempat partisipasi dalam penelitian ini sejumlah
penelitiannya di rumah pasien lanjut usia 7 orang, yaitu 2 orang yang berjenis
yang mengikuti program Home Health kelamin laki-laki dan 5 orang berjenis
Care di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. kelamin perempuan dengan rata-rata
umur responden adalah 80 tahun. Dari 7
Subjek penelitian ini adalah pasien tersebut didapatkan hasil bahwa
semua pasien lanjut usia program Home sebanyak 6 pasien memiliki status
Health Care yang melakukan peng- kualitas hidup rendah dan 1 pasien
obatan dan perawatan di rumah dibawah memiliki status kualitas hidup sedang.
pengawasan RSUP Dr. Sardjito Yogya- Sedangkan rerata kualitas hidup pasien
karta. adalah 46,14; SD: 4,43 yang masuk pada
range kualitas hidup rendah. Tabel I
Definisi Operasional Variabel
memperlihatkan gambaran kualitas
Pada penelitian ini yang dimaksud hidup pasien pada masing-masing
dengan kualitas hidup adalah penilaian dimensi.
kualitas hidup pada pasien lanjut usia.
Pasien lanjut usia adalah pasien yang
Potensi Peran Farmasis dalam Meningkatkan .... (D.A. Perwitasari, dkk) 93
Tabel I. Rerata dan simpangan baku kualitas hidup pasien geriatri dengan home health care di
RSUP Dr. Sardjito, periode Oktober - Desember 2009
Adanya beberapa macam penyakit hidup yang paling baik di antara kedua
dapat menurunkan kualitas hidup pasien pasien yang dibandingkan. Selanjutnya
terutama pada pasien-pasien lanjut usia adalah pasien dengan penyakit diabetes
karena kemampuan rehabilitasi tubuh memiliki kualitas hidup di atas pasien
mereka tidak sebaik orang dewasa. Oleh psikiatri. Diabetes dan psikiatri juga
karena itu dengan menjalani Home merupakan penyakit yang insidensinya
Health Care pada pasien lanjut usia, cukup tinggi pada pasien lanjut usia.
diharapkan kualitas hidup mereka tidak Menurut WHO (Anonim, 2004),
semakin menurun. Dari hasil penelitian kesehatan fisik itu dipengaruhi oleh hal
ini, kita tidak dapat mengetahui apakah berikut ini: energi dan kelelahan,
kualitas hidup pasien meningkat atau mobilitas, penderitaan dan kegelisahan,
menurun setelah menjalani program tidur dan istirahat, kapasitas pekerjaan.
Home Health Care. Namun setidaknya Kesehatan mental dipengaruhi oleh
terdapat gambaran bahwa dengan gambaran dan penampilan psikologis
program Home Health Care kualitas yang meliputi: perasaan positif dan
hidup pasien masih perlu ditingkatkan. negatif, kepercayaan diri, agama, dan
Peningkatan kualitas hidup pasien lanjut kemampuan untuk berkonsentrasi.
usia ini dapat dilakukan dengan Hubungan sosial dinilai berdasarkan
peningkatan kualitas pelayanan program hubungan sosial dan hubungan pribadi
Home Health Care. yang meliputi: dukungan sosial dan
Hasil penelitian ini konsisten aktivitas seksual. Lingkungan di-
dengan hasil penelitian dari Akvardar et pengaruhi oleh kebebasan, kepedulian
al (2006), yang menggunakan kuestioner kesehatan dan sosial, lingkungan rumah,
WHOQOL BREF untuk mengukur keikutsertaan pada aktivitas rekreasi,
kualitas hidup dari pasien psikiatri, serta transportasi. Dengan demikian
diabetes dan orang sehat. Dalam peneliti- dimensi kualitas hidup tersebut saling
annya menyatakan bahwa kualitas hidup berkaitan satu sama lain untuk men-
dipengaruhi oleh kesehatan mental, dapatkan satu kualitas hidup pasien.
penyakit dan kebiasaan buruk (merokok, Dari observasi yang dilakukan
minum alkohol). Seperti yang diper- peneliti ditemukan bahwa sejumlah 2
kirakan, orang sehat memiliki kualitas pasien mempunyai lebih dari 10 jenis
94 Jurnal Ilmiah Kefarmasian, Vol. 2, No. 1, 2012 : 89 - 95
obat yang harus dikonsumsi rutin, obat, terutama untuk pasien yang
sedangkan 5 pasien rata-rata mempunyai mengikuti program Home Health Care.
2-5 jenis obat. Penyakit kardiovaskuler Peneliti menyarankan adanya pe-
menjadi dominasi dalam penelitian ini ningkatan dan modifikasi teknik
yang menyebabkan pasien mendapatkan komunikasi, edukasi dan informasi
banyak obat. Pasien juga kurang patuh untuk pasien lanjut usia, sehingga pesan
terhadap frekuensi penggunaan obat. Hal yang disampaikan lebih dapat diterima.
ini dapat menjadi penyebab kurang Terbatasnya jumlah responden
berhasilnya terapi yang dilakukan dan dalam penelitian ini merupakan salah
kemungkinan akan memperparah satu keterbatasan penelitian ini, sehingga
kondisi pasien yang bersangkutan. Hasil perlu dilakukan penelitian selanjutnya
observasi ini menunjukkan bahwa peran dengan jumlah responden yang lebih
farmasis akan sangat dibutuhkan dalam besar dengan rancangan action research
hal monitoring penggunaan obat oleh untuk mengetahui peran farmasis dalam
pasien. Adanya polifarmasi tersebut meningkatkan kualitas hidup pasien
memunculkan kemungkinan interaksi lanjut usia yang mengikuti program
obat-obat dan obat-makanan yang cukup Home Health Care.
besar (Venturini et al, 2011). Hasil
penelitian ini konsisten dengan
KESIMPULAN
penelitian terbaru yang dilakukan di
Jepang, bahwa farmasis mempunyai Rata-rata kualitas hidup pasien
banyak peran dalam pengobatan pasien lanjut usia program Home Health Care
lanjut usia seperti menangani per- di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta adalah
masalahan penggunaan obat yang kurang 46,1±4,4, termasuk dalam kategori
atau berlebihan, permasalahan dosis, kualitas hidup rendah. Peran farmasis
peracikan obat, edukasi terhadap pasien sangat diperlukan dalam program ini
lanjut usia dan tenaga kesehatan lain untuk meningkatkan kualitas hidup
(Reily et al, 2012) pasien, terutama dalam meningkatkan
kepatuhan pasien, memonitor efek terapi
Secara tidak langsung, farmasis
dan efek samping obat yang masuk
juga berperan dalam meningkatkan
dalam kategori polifarmasi. Peningkatan
kualitas hidup pasien (Bentley et al,
dan modifikasi teknik komunikasi,
1998). Munculnya ketidakpatuhan
informasi dan edukasi perlu dilakukan
pasien dalam minum obat, menimbulkan
oleh farmasis untuk pasien lanjut usia
tidak tercapainya tujuan terapi. Pada
yang mengikuti program Home Health
beberapa obat psikiatri, adanya ke-
Care.
tidakpatuhan minum obat akan
memunculkan efek withdrawl yang
mengakibatkan kondisi pasien tidak DAFTAR PUSTAKA
semakin baik. Munculnya kondisi Aguwa, C.N., Ukwe, C.V., Ekwunife,
tersebut akan mengakibatkan turunnya O.I., 2008., Effect of
kualitas hidup pasien. Farmasis perlu pharmaceutical care programme
merencanakan metode untuk meningkat- on blood pressure and quality of
kan kepatuhan pasien lanjut usia minum life in a Nigerian pharmacy.
Potensi Peran Farmasis dalam Meningkatkan .... (D.A. Perwitasari, dkk) 95