Anda di halaman 1dari 6

STRATEGI KOMUNIKASI

NAMA : GUSTIANI
NIM : G 701 18 024
KELAS :A
Strategi dalam komunikasi yaitu cara dalam pengatur pelaksanaan
dalamkomunikasi agar berhasil. Jadi, dalam melakukakan komunikasi, pada
hakikatnya merupakan suatu planning (perencanaan) dan management untuk
mencapai suatu tujuan. Jadi strategi komunikasi merupakan suatu hal yang kita
utarakan dan kita kelola untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Strategi tidak hanya
berfungsi sebagai suatu jalan untuk menentukan arah tujuan kita tetpi juga
menunjukan bagaimana tehnik atau praktik secara operasionalnya sehingga si
komunikator pada saat berkomunikasi harus bisa membuat strategi terlebih dahulu
sebelum dia menyampaikan pesan kepada komunikan. Sehingga kita harus
membuat strategi untuk bagaimana pesan itu bisa tersampaikan dengan baik atau
bisa tersampaikan sesuai yang kita inginkan atau sesuai dengan pemahaman
komunikator.

Dalam rangka menyusun strategi komunikasi ini diperlukan suatu pemikiran


dengan mempertimbangkan faktor-faktor pendukung dan penghambat dari proses
komunikasi. Adapun komponen komunikasi ini meliputi:
1. Faktor kerangka referensi
Dalam menyampaikan informasi atau pesan kita harus memiliki
referensi yang terpercaya,
2. Faktor situasi dan kondisi
3. Pemilihan media komunikasi
Dalam menyampaikan informasi kita perlu memikirkan media apa yang
mau kita gunakan dalam penyampaian pesan tersebut sehingga nya
tercapai
4. Tujuan dari pesan atau komunikasi
5. Peranan komunikator
Dalam berkomunikasi kita harus mengetahui peran kita sebagai
komunikator atau penyampai pesan

Adapun bagaimana membuat rencana yang baik dalam menyusun suatu


strategi komunikasi :
1. Mengenal khalayak
Jadi sebagai komunikator sebelum kita menyampaikan pesan yang
pertamakita harus mengenal dulu siapa si komunikan atau siapa yang
mendengarkan informasi kita.
2. Menyusun pesan
Menyusun pesan merupakan suatu langkah untuk bagaimana bisa menarik
perhatian si halayak atau komunikan. Jadipun pesan yang ingin kita
sampaikan bentuknya seperti materi ataupun sebuah tema saja.
3. Menetapkan metode
Keberhasilan strategi komunikasi ini juga bergung pada aturan yang dimiliki
oleh seorang konselor atau seorang komunikator
Dalam strategi komunikasi maka seorang konselor harus memiliki
keterampilan yang baik di dalam menyampaikan pesan atau informasi, selain
itu juga didukung oleh keterbukaan klien atau konseling

Keberhasilan strategi komunikasi :


1. Ketrampilan penampilan
Keterampilan penampilan yang baik dapat mendorong klien untuk
menignkatkan harga diri dan dapat menciptakan suasana yang nyaman
sehingga nanti klien atau pasien kita bisa mengekspresikan perasaan dengan
nyaman.
2. Ketrampilan membuka percakapan
Terkadang dalam berkomunikasi itu yang paling susah adalah bagaimana
cara memulai suatu komunikasi atau berbicara. Ketrampilan untuk membuka
percakapan ini dilakukan dengan mengajukan stimulasi-stimulasi kepada
klien supaya klien kita bisa berbicara atau menyampaikan informasi yang
sedang dihadapi.
3. Ketrampilan membuat paraphrase atau penjelasan
Dimana keterampilan ini bertujuan untuk merespon isi atau informasi yang
disampaikan klien dengan menggunakan kata-kata yang sederhana yang
mudah dipahami oleh klien.
4. Keterampilan mengidentifikasi perasaan
Keterampilan ini berttujuan untuk menemukan perasaan klien berdasarkan
informasi yang disampaikan atau dari sikap pasien
5. Keterampilan merefleksikan perasaan
Ini bertujuan untuk memelihara komunikasi dengan klioen melalui respon
pengumbaran perasaan klien berdasarkan informasi dan sikap klien.
6. Keterampilan konfrontasi
Dilakukan dengan tehnik menghadapkan si klien kita pada pertimbangan-
pertimbangan atau pendapat yang sifatnya kontradiktif dengan perilakunya.
7. Keterampilan membuat ringkasan
Bertujuan untuk memperjelas atau memusatkan serangkaian ide selama
proses konseling, sehingga nanti dengan ringkasan tersebut kita bisa
mengecek informasi atau kemampuan konseling kita dalam mendengarkan
selama proses kita melakukan konseling.

A. Komunikasi dengan pasien


Komunikasi yang dilakukan dengan pasien ini bisa dilakukan dengan
berbagai bentuk. Nah komunikasi dengan pasie bisa kita lakukan secara
personal ataupun berkelompok. Komunikasi dengan pasien juga bisa kita
lakukan dengan cara bertatap muka langsung ataupun menggunakan media.
Dalam pelaksanaan komunikasinya komunikasi dengan pasien bisa
dilakukan dengan 2 bentuk :
a. Komunikasi aktif
Merupakan suatu proses komunikasi yang berlangsung dengan aktif
antara sikomunikator dengan komunikan jadi ada timbal balik dalam
berbicara.
b. Komunikasi pasif
Terjadi dimana komunikator menyampaikan informasi atau pesan kepada
komunikan tetapi komnikan tidak memiliki kesempatan untuk merespon
atau melakukan feedback.

Menurut Faramita, 2016 Komunikasi ini dibagi dalam beberapa bentuk:


1. Komunikasi intrapesonal
Merupakan komunikasi dengan diri sendiri, maksutnya yaitu
bagaimana kita melakukan komunikasi didalam diri kita sendiri.
Misalnya ketika kita sedang berjalan atau melakukan sesuatu biasanya
kita menerima stimulus dari lingkungan melalui panca indera kita,
misalnya dari kita melihat sesuatu atau mendengar sesuatu atau
mencium sesuatu kemudian hal itu masuk kedalam otak kita yang
kemudia kita menginterprestasikan apa yang kita tangkap dari panca
indera kita menjadi suatu pesan atau menjadi suatu informasi.
Komunikasi ini juga memngembangkan kreativitas kita dalam
berimajinasi membantu kita untuk bisa memahami sesuatu dan
mengendalikan diri dan juga dalam mengambil keputusan.
Komunikasi ini juga dapat membantu seseorang dalam peka terhadap
lingkungan di sekitarnya. Misalnyakita melihat barang yang tidak
terpakai maka merangsang otak kita dalam melakukan tindakan maka
itu yang dimaksud dengan peka terhadap lingkungan.
2. Komunikasi interpersonal
Yaitu komunikasi antar pribadi ini dapat diartikan sebagai proses
pertukaran makna orang-orang yang saling berkomunikasi.
Komunikasi ini dilakukan oleh 2 orang atau lebih terjadi kontak
langsung dalam bentuk percakapan. Kejadiannya bisa terjadi secara
berhadapan muka atau bisa juga menggunakan media komunikasi.
Dimana komunikasinya bersifat 2 arah antara komunikator dan
komunkan itu saling berukar fungsi.
Dalam komunikasi interpersonal sangat diperlukan kemampuan
dalam mengekspresikan diri kepada orang lain agar supaya
komunikasinya berjalan dengan efektif atau berhasil.
3. Komunikasi kelompok
Adalah interaksi tatap muka anatar 3 orang atau lebih dengan tujuan
untuk berbagi informasi.
4. Komunikasi organisasi
Komunikasi oraginasasi yaitu komunikasi yang terjadi dalam konteks
organisasi. Komunikasi ini biasanya terjadi prosesnya berlangsung
secara formal menggunakan bahasa yang formal terkadang juga bisa
dilakukan secara non formal.
5. Komunikasi massa
Adalah suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan
menyebarkan pesan kepada publik secara luas. Komunikasi ini juga
diartikan sebagai komunikasi dimana pesannya ini dari media dicari
digunakan dan dikonsumsi oleh audiens. Komunikasi ini dapat terjadi
dengan menggunakan massa sebagai alat untuk penyebaran pesan.
6. Komunikasi terapeutik
Adalah salah satu komunikasi yang dibangun antara seseorang yang
melakukan konseling dari konselor kepada pasien. Komunikasi ini
dimaksutkan untuk bisa terjadi pertukaran pesan yang sama antara
konselor dengan konseling.

B. Komunikasi kolaboratif dengan tenaga profesional lain


Kolaborasi ini bisa diartikan sebagai hubungan kerja yang memiliki tanggung
jawab bersama dalam penyedia layanan kesehatan lain dalam memberikan
pelayanan kepada pasien. Seseorang yang melakukan kolaborasi disebut
“kolaborator”. Masing-masing kolaborator ini saling berkomunikasi dengan
baik secara langsung ataupun tidak langsung misalnya menggunakan media.
Dalam melakukan kolaborasi salah satu elemen yang penting adalah
bagaimana kolaborator memiliki keterampilan komunikasi yang efektif, bisa
saling menghargai, saling percaya antara satu sama lain dalam proses
membuat suatu keputusan. Dalam komunkasi ini yaitu bagaimana kita bisa
menyelesaikan suatu konflik atau masalah tersebut secara efektif. Komunikasi
yang efektif bisa terjadi jika kedua belah pihak berkomitmen untuk saling
memahami antara peran profesional masing-masing dan mau menghargai
satu sama lain.
Pelayanan di rumah sakit merupakan pelayanan yang disiplin ini bisa
menyebabkan pelayanan yang tumpang tindih. Pelayanan kesehatan itu
terjadi kesalahan atau eror sekitar 70-80% itu yang disebabkan oleh buruknya
komunikasi atau pemahaman didalam tim atau di dalam kelompok kerja
sama.
Praktik kolaborasi merupakan hal yang penting dimiliki oleh tenaga
profesional. Praktek kolaborasi bisa menurunkan angka komunikasi, angka
rawat inap di rumah sakit, konflik yang terjadi dalam tim kesehatan maupun
tingkat kematian seseorang atau pasien.

Terdapat 2 model kolaboratif :


1. Model kolaboratif tipe 1
Memiliki ciri yaitu penekanan komunikasi berbentuk dua arah yaitu
penekanan komunikasi pada dokter dan pada pasien. Dalam model
kolaboratif ini terjadi dua arah yaitu pada pemberi pelayanan kepada
dokter dan pemberi pelayanan lain kepada dokter atau pasien. Ciri yang
kedua yaitu masih menepatkan dokter pada posisi yang utama, ketiga
yaitu ciri masih ada batasan hubungan antara dokter kepada pasien.
Sehingga informasi yang disampaikan kedokter terus ke pemberi
pelayanan kesehatan hingga ke pasien.
2. Model kolaboratif tipe 2
Tipe ini memiliki ciri yang pertama komunikasinya lebih berpusat pada
pasien jadi antara dokter dengan pasien, dari perawat ke pasien dan
pemberi pelayanan kesehatan lain kepada pasien dan antar profesi
kesehatan ada kesinambungan atau terjadi interaksi yang timbal balik.Ciri
yang keduanyaitu semua pemberi pelayanan harus bekerja sama. Yang
ketiga yaitu ada kerja sama dengan si pasien. Yang ke empat yaitu tidak
ada pelayanan yang mendominasi secara terus menerus. Jadi sesama
tenaga kesehatan itu sama memeberikan pelayanan kepada pasien.
Dalam me;akukan kolaborasi antar profesi memang membutuhkan waktu
dan energi. Sehingga kolaborasi antar kesehatan harus terbangun rasa
saling percaya dan mau memberi dan menerima suatu informasi yang
baik atau umpan balik dalam mengambil keputusan.

Ada dasar-dasar kompetensi dalam kolaborasi :


a. Komunikasi merupakan hal yang sangat dibutuhkan dalam
berkolaborasi. Karena kolaborasi membutuhkan pemecahan masalah
yang lebih kompleks.
b. Respect dan kepercayaan yang dapat disampaikan secara verbal
maupun non verbal, sehingga sehingga dapat dilihat dan dirasakan
penerapannya saat mengidentifikasi apasih tanggung jawab dan apa
sih kompetensinya.
Inti dari kolaborasi adalah adanya saling ketergantungan untuk saling
bekerja sama.

Anda mungkin juga menyukai