Pengisian Catatan Farmasi Metode SOAP FARM - 210420 PDF
Pengisian Catatan Farmasi Metode SOAP FARM - 210420 PDF
MASALAH
FARMASI KLINIK
Pendekatan Berorientasi Problem
Farmakoterapi Terapan
PSPA FKUB
KOMPONEN DALAM PENDEKATAN
BERORIENTASI PROBLEM
Daftar problem
Catatan SOAP
Problem ?
Bisa merupakan:
keluhan pasien (gejala penyakit)
hasil abnormal dari test lab atau uji fisik (tanda -tanda)
situasi finansial dan sosial
keterbatasan fisik
masalah psikologis
Diperoleh dari mana ?
Genitourinaria: normal
Rektal: normal
Anggota badan: normal
Saraf: normal, saraf kranial utuh, refleks tendon
normal
Hasil pemeriksaan biokimia darahnya menunjukkan sbb:
Kalium 2,5 mmol/L (3,5 – 5 )
Urea 40 mmol/L (3,0 – 6,5)
Kreatinin serum 3,4 mg/dL (0,6 – 1,3)
Digoksin 3,5 g/L (1-2)
DAFTAR PROBLEM ?
Intoksikasi digoksin
Gangguan ginjal
Hipokalemia
Hipertensi
CATATAN SOAP
Subjective:
“ Saya merasa mual, beberapa kali muntah, tidak
ada nafsu makan, lemah, dan sakit kepala”
Catatan lain:
- Patuh pada pengobatan
Objective:
Tanda vital : stabil, dalam rentang normal
Data lab: seperti di atas
Riwayat pengobatan: digoksin 250 g sekali sehari dan
furosemid 80 mg 2 kali sehari
ASSESSMENT
Problem 1 ?
Intoksikasi digoksin terlihat dari kadar digoksin darah
yang >>, gejala-gejala subyektif, dapat diperparah oleh
kondisi hipokalemia (mengapa ?) perlu diatasi segera
Problem 2 ?
Gangguan ginjal. Bisa bersifat patologis atau fisiologis
karena usia lanjut perlu diatasi dan menjadi
per timbangan
Problem 3 ?
Hipokalemia bisa terjadi pada penggunaan loop diuretic
dalam jangka waktu lama perlu diatasi
Problem 4 ?
Hiper tensi belum ter tangani perlu diatasi
PLAN
Problem 3 : hipokalemia
Rekomendasikan untuk memberi suplemen kalium preparat
kalium
Konseling untuk banyak mengonsumsi makanan yang
mengandung kalium seper ti pisang
Rekomendasikan pemantauan kadar kalium darah
10/10 Kejang (-) Dx : Pre eklamsia Inj MgSo4 20% 4g ; inj MgSo4 40% 1 g/jam METO : TD dan tanda kejang
Pusing (-) berat • Indikasi: Dosis iv bolus 4-5 gram diikuti
dengan infus kontinyu 1-2g/jam MESO potensial : Flushing
TTV • Mekanisme : Magnesium menurunkan (pemberian dosisnya tidak tepat) ,
TD : 140/100 mmHg asetilkolin di terminal saraf motorik dan hipotensi (rute pemberian tidak
HR : 78 x/m bekerja pada miokardium dengan tepat), dan intoksikasi
RR : 20 x/m memperlambat laju pembentukan
T: 34 Celcius impuls nodus S-A dan memperpanjang Rekomendasi : Memberikan saran
waktu konduksi. untuk pemberian calcium gluconas
• Dosis yang diberikan : injeksi MgSo4 1,5-3 g secara IV 2-5 menit jika
20% 4 gram IV bolus pelan Dilanjutkan pasien menunjukan intoksikasi
injeksi MgSo4 40% 1 gram/ jam dalam magnesium.
RD 5% 500 cc s/d 24 jam.
• Dosis literatur : iv bolus 4-5 g infus, diikut
i dengan infus kontinyu 1-2 g /jam
• Keamanan Kehamilan: Kategori A.
• Laktasi: Diekskresikan dalam ASI selam
a penggunaan parenteral (L1)
• DRP (ESO Potensial) : Flushing
PROBLEM MEDIK 2 RISIKO INFEKSI
(PRE DAN POST-OP)
Tgl Subjective Objective Assesment Plan
10-11/10 Demam Leukosit Injeksi Cefazolin IV 1x2 gram METO : Tanda-tanda
(Pre & Post- Tgl +/- Tgl Leukosit • Indikasi : Terapi antibiotik profilaksis infeksi, leukosit pasien
op 1 x 24 bedah
jam) 10/10 - 10/10 23,20 x
(14:57)
• Mekanisme kerja : Menghambat sintesis MESO potensial : Demam
103/µL
dinding sel bakteri dengan mengikat satu
11/10 - 10/10 24,83 x atau lebih protein penicillin-binding Rekomendasi : Monitoring
(20:17) 103/µL (PBPs) yg akhirnya menghambat bagian tanda-tanda infeksi dan
Tgl Bakteri transpeptidation akhir pada sintesis keluhan pasien.
peptidoglycan di dinding sel bakteri,
10/10
sehingga menghambat biosintesis
dinding sel. Bakteri akhirnya melisis
11/10 -
karena aktivitas berkelanjutan dari
Tgl Suhu enzim autolytic dinding sel (autolysin dan
murein hidrolase) sementara perakitan
10/10 34 ˚C
dinding sel ditangkap.
11/10 35 ˚C • Dosis : 1-2 g setiap 8 jam
• Keamanan : Kategori B
• Laktasi : Sedikit dieksresikan di ASI
(penggunaan hati-hati)
• ESO : Demam
• DRP (ESO potensial) : Demam
METODE FARM
Baik metode SOAP atau FARM harus memberikan catatan proses dan aktivitas
farmasi klinik yg jelas dan singkat serta menunjukkan tindak lanjut yg sudah
terencana.
Data Subjective dan Objective dalam metode SOAP menjadi Findings dalam
metode FARM.
Plan dalam metode metode SOAP dipecah menjadi
Recommendations/Resolution dan Monitoring/Follow-up dalam metode FARM.
CONTOH STUDI KASUS
KASUS
Ny. MJ (62 tahun) dibawa ke IGD dengan keluhan sesak
napas, demam, dan batuk produktif disertai dahak kehijauan
pada malam sebelumnya. Pasien memiliki riwayat DM tipe 2,
gagal jantung kongestif ringan, dan infark miokard. Di rumah,
pasien minum metformin 500 mg PO ( sehari 2 kali), gliburid
10 mg PO (pagi hari), digoksin 0,125 mg PO (pagi hari),
warfarin 5 mg PO (pagi hari), aspirin 80 mg PO ( pagi hari),
furosemid 80 mg PO (sehari 2 kali), dan metoprolol XL 100
mg PO (pagi hari).
CONTOH STUDI KASUS
LANJUTAN …..
Parasetamol 500 mg tiap 6 jam PRN (suhu > Furosemid 80 mg PO (sehari 2 kali) Tx CHF
38,3oC)
Gatifloksasin 500 mg PO (pagi hari) Warfarin 5 mg PO (pagi hari) Tx infark
dugaan CAP miokard
Azitromisin 500 mg PO pagi hari) dugaan Aspirin 80 mg PO (tiap hari) Tx infark
CAP miokard
Metformin 500 mg PO (sehari 2 kali) Tx DM Metoprolol XL 100 mg PO (pagi hari) Tx
tipe 2 infark miokard
Gliburid 10 mg PO (pagi hari) Tx DM tipe 2 Famotidin 20 mg PO (sehari 2 kali)
profilaksis stress ulcer
Digoksin 0,125 mg PO (pagi hari) Tx CHF
PENYUSUNAN CATATAT FARMASI KLINIK
(METODE SOAP & FARM)
OBJECTIVE
Pengobatan selama MRS:
Parasetamol 500 mg PO tiap 6 jam PRN jika suhu tubuh > 38,3oC
Gatifloksasin 500 mg PO (pagi hari) + Untuk dugaan CAP
azitromisin 500 mg PO (pagi hari)
Metformin 500 mg PO (sehari 2 kali) + Untuk DM tipe 2
gliburid 10 mg PO (pagi hari)
Digoksin
Aaa 0,125 mg PO (pagi hari) + Untuk CHF
furosemid 80 mg PO (sehari 2 kali)
Warfarin 5 mg PO (pagi hari) + aspirin Untuk infark miokard
80 mg PO (tiap hari) + metoprolol XL
100 mg (pagi hari)
Famotidin 20 mg PO (sehari 2 kali) Profilaksis stress ulcer
P E N Y U S U N A N C ATATAT FA R M A S I K L I N I K ( M E T O D E S OA P & FA R M )
L A N J U TA N … . .
ASSESSMENT
CAP kemungkinan disebabkan oleh pneumococcal. Azitromisin
tampaknya tidak diperlukan tanpa indikasi adanya pneumonia
atipikal.
Kondisi hipertensi saat ini belum diobati
TD 168/88 mmHg dapat diklasifikasikan sebagai HTN sistolik
terisolasi namun pengukuran saat ini juga bisa disebabkan
karena kondisi infeksi dan demam Px.
Denyut jantung 88 kali/menit sudah diterapi metoprolol
dan digoksin tetapi mengarah pada takikardi relatif
diasumsikan dengan pemberian kedua obat tsb akan dapat
mencapai denyut jantung 60-80 kali/menit.
CHF: edema kaki & kardiomegali (pemeriksaan X-ray dada)
tidak mendapatkan penghambat ACE.
P E N Y U S U N A N C ATATAT FA R M A S I K L I N I K ( M E T O D E S OA P & FA R M )
L A N J U TA N … . .
ASSESSMENT
Antikoagulan: INR > rentang target perlu diidentifikasi dan
menghilangkan penyebab/menurunkan dosis warfarin.
DM tipe 2: HbA1c > target tidak diberikan penghambat ACE
sebagai renoprotektif.
Profil lipid: belum ada hasil lab untuk itu target LDL < 100
mg/dL pada Px dengan PJK.
ES: meskipun metoprolol adalah penghambat beta-1 selektif
pertimbangkan bahwa hambatannya pada beta-2 (biasanya pada
dosis yg lebih besar) dapat berkontribusi
menyebabkan/memperparah sesak napas akibat
bronkokonstriksi, efek inotropik negatif, ataupun akibat
keduanya.
Pengobatan tanpa indikasi: tampaknya belum diperlukan
famotidin pada Px ini (belum ada tanda-tanda GIT distress).
P E N Y U S U N A N C ATATAT FA R M A S I K L I N I K ( M E T O D E S OA P & FA R M )
L A N J U TA N … . .
PLAN
RECOMMENDATIONS/RESOLUTION
Lanjutkan parasetamol 500 mg PO tiap 6 jam PRN suhu tubuh >
38,3 o C.
Ubah dosis gatifloksasin menjadi 400 mg PO (tiap hari) dosis
untuk CAP (tidak sampai 500 mg) hentikan azitromisin.
Hentikan metformin selama MRS berpotensi
hipoksia/hipoperfusi selama sesak napas akut.
Ubah gliburid 10 mg menjadi glipizis XL 10 mg PO (tiap hari).
Lanjutkan digoksin 0,125 mg PO (pagi hari).
Berikan warfarin 2,5 mg hari ini dan selanjutnya 5 mg PO (tiap
hari) perlu penyesuaian dosis berdasarkan nilai INR.
Lanjutkan aspirin 80 mg PO (pagi hari).
P E N Y U S U N A N C ATATAT FA R M A S I K L I N I K ( M E T O D E S OA P & FA R M )
L A N J U TA N … . .
PLAN
RECOMMENDATIONS/RESOLUTION
Tingkatkan dosis furosemid menjadi 100 mg PO (sehari 2 kali)
terdapat edema kaki yg persisten.
Hentikan metoprolol sampai penyebab sesak napas Px sudah
diidentifikasi.
Hentikan famotidin karena tidak ada indikasi untuk Px ini.
Mulai berikan enalapril 10 mg PO (sehari 2 kali) untuk
menurunkan mortalitas akibat CHF, memberi perlindungan DM
nefropati, dan membantu mengontrol TD.
Dilakukan pemeriksaan profil lipid puasa dan mulai terapi nutrisi
serta pravastatin 10 mg PO (pagi hari) jika LDL > 100 mg/dL.
Berikan O2 nasal jika perlu untuk sesak napas Px.
Diet: 3x makan dengan snack saat akan tidur, tanpa karbohidrat.
Batasi karbohidrat tiap kali makan s.d 60 g, snack 15-20 g
karbohidrat, jangan ada tambahan garam.
P E N Y U S U N A N C ATATAT FA R M A S I K L I N I K ( M E T O D E S OA P & FA R M )
L A N J U TA N … . .
PLAN
RECOMMENDATIONS/RESOLUTION
Periksa kadar glukosa darah acak dan puasa.
Pastikan kepatuhan Px terhadap terapi.
Penambahan gliburid dengan insulin lispro untuk glukosa
darah sebelum makan yg tinggi, berdasarkan sensitivitas
insulin yaitu 1 unit per 30-40 mg/dL.
Antisipasi pemberian kembali metformin jika sesak napas
telah membaik, tidak ada edema perifer, tidak ada infiltrat di
paru, dan nilai SCr < 1 ,4 mg/dL.
P E N Y U S U N A N C ATATAT FA R M A S I K L I N I K ( M E T O D E S OA P & FA R M )
L A N J U TA N … . .
PLAN
MONITORING/FOLLOW -UP
Dapatkan kadar digoksin saat MRS dan ulangi tiap 5 hari saat
memperoleh gatifloksasin.
Periksa kadar elektrolit baseline (kadar K, Na, Ca, Mg selama
mendapat furosemid dengan durasi yg tidak diketahui beserta
digoksin), kreatinin serum, dan profil lipid puasa.
Monitor WBC dan INR (tiap pagi).
Monitor kadar GDA dan GDP.
Monitor TT V, edema perifer, suara paru, sesak napas, produksi
dahak (kualitas & kuantitas), dehidrasi, serta saturasi O2.
SEKIAN & TERIMA KASIH