Laporan Praktikum Docking A1 PDF
Laporan Praktikum Docking A1 PDF
Oleh :
Kelompok A1.1
UNIVERSITAS JEMBER
2020
1. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa mampu melakukan penambatan molekul ligan ke protein.
2. TEORI DASAR
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang makin meningkat dapat
digunakan untuk membantu proses penelitian pada saat ini. salah satunya yaitu dapat
digunakan dalam proses penemuan dan perancangan obat baru. Perancangan obat
sebisa mungkin dilakukan berdasarkan penalaran yang rasional dan meminimalisir
faktor coba-coba. Dengan begitu penelitian yang dilakukan akan lebih menghemat
waktu, biaya, tenaga, dan pikiran. Pada era modern ini, metode pengembangan obat-
obatan mulai masuk ke ranah ilmu komputasi. Ranah tersebut digunakan untuk
memahami struktur biologi molekuler dan penemuan obat berdasarkan strukturnya.
Secara umum metode dalam perancangan obat mengikuti dua pendekatan yang
didasarkan pada penggunaan informasi sebagai starting material untuk proses
perancangan obat. Dua metode tersebut yaitu Desain Obat Berbasis Ligan (Ligand-
based Drug Design, LBDD) dan Desain Obat Berbasis Struktur (Structure-based
Drug Design, SBDD). Pendekatan LBDD didasarkan pada informasi struktur (2D/3D)
ligan beserta aktivitas biologisnya. Contoh metode dari pendekatan LBDD ini yaitu
QSAR dan Pharmacophore Mapping. Sedangkan pendekatan SBDD didasarkan pada
informasi struktur 3D protein target. Contoh metode pada pendekatan ini yaitu
Docking dan De novo Design. Dalam prakteknya kedua pendekatan tersebut kerap
digunakan bersama-sama untuk menghasilkan Design dengan kemampuan prediktif
yang lebih baik.
Salah satu metode yang sangat populer pada pendekatan SBDD yaitu
Molecular Docking. Penambatan molekul (molecular docking) adalah metode
komputasi yang bertujuan meniru peristiwa interaksi suatu molekul ligan dengan
protein yang menjadi targetnya padauji in-vitro. Dalam penambatan molekul yang
ditambatkan adalah molekul obat (ligan) pada reseptornya (target obat). Molekul obat
tersebut dapat berupa senyawa yang diprediksi memiliki aktivitas farmakologis, baik
senyawa dari ekstrak tumbuhan maupun senyawa sintesis. Docking merupakan
metode yang digunakan untuk memprediksi orientasi yang terbaik dari suatu molekul
ketika terikat satu sama lain untuk membentuk kompleks yang stabil. Docking dapat
diasumsikan sebagai problem lock and key yang artinya interaksi ligan dengan protein
hanya terjadi apabila terdapat kecocokan bentuk dan volume diantara molekul ligan
dan situs aktif atau situs tambat protein tersebut. Program docking biasanya
memperlakukan protein sebagai bagian yang rigid, sedangkan ligan diperlakukan
sebagai bagian yang fleksibel.
Dalam docking terdapat dua masalah utama yang harus diselesaikan secara
simulatif yaitu bagaimana pose atau geometri (lokasi, konformasi, dan orientasi) ligan
terikat pada situs aktif protein targetnya dan bagaimana menentukan kekuatan
interaksi (afinitas) antara ligan dengan protein targetnya. Masalah pertama dapat
diselesaikan dengan menerapkan algoritma pencarian pose (searching/placement
algorithm). Docking algorithms/pose berfungsi untuk mencari orientasi/konformasi
suatu ligan terhadap situs tambat reseptornya sehingga didapat konformasi yang paling
stabil dari kompleks ligan-protein yang terbentuk. Sedangkan masalah kedua dapat
diselesaikan dengan menerapkan perhitungan menggunakan scoring function. Scoring
function berfungsi untuk menghitung afinitas kompleks ligan dengan protein reseptor
yang terbentuk.
4. CARA KERJA
a. Mengimpor file
b. Memprediksi tempat pengikatan
NIM : 172210101027
NIM : 182210101002
NIM : 182210101004
1. COH A
Tyr 148 Tyr 148
Thr 212 Thr 212
Co-crystal ligand reseptor 5F1A
Ser 451 Ser 451
SAL A
Gly 536
Gly 536
2. COH A
Thr 206
Asam asetil salisilat Thr 206
SAL A
Val 358
Val 358
3. COH A Thr 206
Thr 206
p-nitroasetanilida
SAL A Thr 206
Thr 206
Nama : Ahya Natasya
NIM : 182210101005
Co-crystal ligan 5F1a SAL Trp 387 berikatan dengan Trp 387
OH Tyr 386
Tyr 386 berikatan dengan Thr 208
OH
Thr 208 berikatan dengan O
Asetosal dengan COH - -
Asetosal dengan SAL - -
P nitroasetilanid dengan Thr 206 berikatan dengan CH Thr 206
COH
P nitroasetilanid dengan SAL Thr 206 berikatan dengan CH Thr 206
Nama : Anneke Putri Lestari
NIM : 182210101006
Hasil dari praktikum molekuler docking berupa nilai rerank score dan RMSD. Rerank
score atau energi ikatan menunjukkan jumlah energi yang dibutuhkan untuk membentuk
ikatan antara ligan dengan reseptor. Semakin kecil energi ikatan berarti semakin stabil
ikatan tersebut. Semakin stabil ikatan ligan dengan reseptor maka dapat diprediksikan
bahwa aktivitasnya juga semakin besar.
RMSD (Root Mean Square Deviation) adalah parameter yang digunakan untuk
mengevaluasi kemiripan dua buah struktur. Kemiripan tersebut diukur bedasarkan
perbedaan jarak atom sejenis. RMSD ditentukan dengan membandingkan antara posisi
atom-atom ligan secara ekperimental dan posisi berdasarkan pada prediksi algoritma.
Fleksibelitas dari ligan tersebut dapat mempengaruhi ketepatan posisi kompleks yang
terbentuk . Hasil Docking yang baik jika memiliki nilai RMSD kurang dari 2 Å. Nilai
RMSD kurang dari 2 Å menunjukkan presisi hasil konformasi docking yang baik.
Berdasarkan tabel data diatas. Senyawa yang memiliki nilai rata-rata nilai rerank
terendah yaitu pada penambatan Asetosal dengan Co-crystal ligan 5F1a COH dengan nilai
rerank score rata-rata sebesar -72,72166. Pada posisi kedua yaitu penambatan Asetosal
dengan Co-crystal ligan 5F1a SAL dengan nilai rata-rata rerank score -72,55528.
Selanjutnya yaitu penambatan P nitroasetilanid dengan Co-crystal ligan 5F1a COH dengan
nilai -70,99262, dan yang terakhir penambatan P nitroasetilanid dengan Co-crystal ligan
5F1a SAL dengan nilai -70,13382. Dengan begitu dapat disimpulkan ikatan yang paling
stabil yaitu pada penambatan Asetosal dengan Co-crystal ligan 5F1a COH karea pada
prosesnya hanya membutuhkan energi yang kecil untuk membentuk ikatannya.
Setelah dilakukan docking baik antara ligan asli dengan protein target maupun antara
ligan uji dan protein target dapat dilihat visualisasi hasil docking berupa ikatan-ikatan.
Terdapat beberapa residu asam amino yang berperan dalam ikatan yang terjadi antara
ligan asli dengan protein target maupun ikatan antara ligan uji dengan protein target. Pada
praktikum molecular docking kali ini didapatkan hasil beberapa residu asam amino
berdasarkan data yang diperoleh oleh masing-masing praktikan yang berperan dalam
ikatan antara ligan uji dengan protein target serta ikatan antara ligan asli dengan protein
target, residu asam amino yang sama yang diperoleh oleh praktikan diantaranya sebagai
berikut :
Residu asam amino yang berperan pada ikatan antara ligan asli COH dengan
protein target 5F1A adalah Thr 212, Asn 382, Ser 451, Tyr 148, Gln 454
Residu asam amino yang berperan pada ikatan antara ligan asli SAL dengan protein
target 5F1A adalah Thr 383, Tyr 460
Residu asam amino yang berperan pada ikatan antara ligan uji asetosal dengan
protein uji 5F1A (ligan yang dicentang COH) adalah Thr 208
Residu asam amino yang berperan pada ikatan antara ligan uji asetosal dengan
protein uji 5F1A (ligan yang dicentang SAL) adalah Thr 206
Residu asam amino yang berperan pada ikatan antara ligan uji p nitroasetilanid
dengan protein uji 5F1A (ligan yang dicentang COH) adalah Thr 206
Residu asam amino yang berperan pada ikatan antara ligan uji p nitroasetilanid
dengan protein uji 5F1A (ligan yang dicentang SAL) adalah Thr 206
Asetosal merupakan suatu obat yang berfungsi sebagai analgesik, antipiretik dan anti-
inflamasi yang sering digunakan oleh masyarakat luas. Penggunaan asetosal dalam dosis
tinggi dapat menyebabkan indikasi dan efek negatif bagi tubuh sehingga pengawasan
mutu yang menyangkut kandungan asetosal pada produk obat sangat penting. Asam
asetilsalisilat atau lebih dikenal dengan asetosal atau aspirin juga memiliki khasiat
sebagai antiplatelet yang banyak digunakan sebagai obat untuk mencegah dan mengobati
stroke. Saat ini asetosal banyak dijumpai dalam berbagai sediaan, salah satunya dalam
sediaan tablet konvensional. Penderita stroke sangat membutuhkan obat dalam bentuk
sediaan tablet yang mudah dikonsumsi, durasi kerja obat yang relatif cepat, dan
pemberian obat yang lebih praktis. Selain itu, asetosal merupakan bahan anti-trombik
untuk pencegahan untuk penyakit atherothrombotic, dimana efek anti-trombik asetosal
dikarenakan adanya hambatan asetosal pada enzim siklo-oksigenase trombosit sehingga
dapat menghambat sintesis tromboksan A2 pada trombosit. Penggunaan asetosal juga
dapat menurunkan serangan transient ischemic, angina yang tidak stabil dan sebagai
bahan profilaksis pembekuan darah (thrombosis) pada arteri koronaria. Kemudian pada
beberapa studi klinik, penderita yang dalam masa penyembuhan infraction myocardial
yang menggunkan asetosal menunjukan penurunan thrombosis arteri koronaria.
Senyawa p-nitroasetanilida adalah senyawa turunan karboksilat yang tergolong
dalam golongan amida sekunder(RCONHR’). Senyawa ini mempunyai rumus molekul
C6H5NHCOCH3 dan berat molekul 135,16 g/mol, mempunyai titik didih 304’C, mudah
larut dalam air dingin. Biasa digunakan sebagai inhibitor dalam hydrogen peroksida dan
digunakan untuk menstabilkan pernis ester selulosa dan digunakan untuk produksi 4-
asetamidobenzenasulfonil klorida yang mana untuk pembuatan obat sulfat. Senyawa ini
juga precursor dalam sintesis penisilin (antibiotik yang digunakan untuk menangani
infeksi bakteri) dan obat lainnya. Senyawa ini berwarna kuning pucat dan berbentuk
Kristal prisma. Dalam dunia industry biasa digunakan sebagai bahan baku untuk
mensintesis p-nitroanilida, yang dipakai untuk zat pewarna. Senyawa p-nitroasetanilida
mempuyai 2 buah isomer posisi, yaitu; o-nitroasetanilida dan m-nitroasetanilida.
Kemudian, dalm keadaan padat suatu isomer para (P) lebih simetris dan juga bisa
membentuk kisi Kristal yang lebih teratur dibandingkan dengan kedua isomer lainnya.
7 KESIMPULAN
Dari metode docking dapat diprediksi afinitas obat dan reseptornya, jenis ikatan,
gugus farmakofor, dan asam amino pada reseptor yang berikatan dengan obat
Ikatan yang paling stabil yaitu pada penambatan Asetosal dengan Co-crystal ligan
5F1a COH karena pada prosesnya hanya membutuhkan energi yang kecil untuk
membentuk ikatannya.
Ikatan hidrogen adalah suatu ikatan yang terjadi antara atom H, yang masing-masing
atom H-nya memiliki muatan positif parsial dengan atom lain yang bersifat
elektronegatif dan mempunyai sepasang elektron bebas dengan oktet lengkap. Ikatan
ini terjadi pada senyawa yang memliki gugus-gugus seperti, OH-O; NH-O; OH-N;
NH-F; OH- F.
Didapatkan hasil beberapa residu asam amino berdasarkan data yang diperoleh oleh
masing-masing praktikan yang berperan dalam ikatan antara ligan uji dengan protein
target serta ikatan antara ligan asli dengan protein target
Berman, H,. et al (2000). The protein bank. Nucleic Acids Research, 28, 235-243 .
www.pdb.org
Fessenden, R.J dan Fessenden, J.S. 1982. Kimia Organik Jilid 2 Edisi Ketiga. Jakarta:
Erlangga.
Gilson, M.K., Zhou, H. X. 2007. Calculation of protein-ligand binding affinities. Annual
Hevener, K., Zhao, W., Ball, D., Babaoglu, K., Qi, J.J., White, S., Lee, R. 2009. Validation of
Kirk, R.E. dan Othmer, D.F. 1981. Encyclopedia of Chemical Engineering Technolog. New
York: John Wiley and Sons Inc.
Kuntari, K., Aprianto, T., Noor, R. H., & Baruji, B. (2017). Verifikasi Metode Penentuan
Asetosal dalam Obat Sakit Kepala dengan Metode Spektrofotometri UV. JST (Jurnal
Sains dan Teknologi), 6(1).
Leach,. A,. Shoicet,. B & Peishoff, C (2006). Docking and scoring. Journal of Medicinal
Chemistry, 49(20), 5851-5855
https://www.britannica.com/science/amino-acid
Sa’adah, H., Budianti S., Y., & Sandra, A. (2019). Formulasi Orally Disintegrating Tablet
(Odt) Asetosal Dengan Variasi Konsentrasi Kombinasi Avice. Jurnal Ilmiah Ibnu
Sina, 4(1), 31 – 39
Santoyo, A.H., Barajas, A.Y.T., Altuzar, V., et al. 2013. Protein-Protein and Protein-Ligand
Docking. In Tech. 64-81.
Siswandono. 2016. Kimia edisinal 1-Google buku. Edisi kedua. Surabaya: Airlangga
Sousa, S.F, Fernandes, P.A., Ramos, M.J. 2006. Protein-ligand docking: current status and f
uture challenges. Proteins. 65(1):15-26.
LAMPIRAN
NIM : 172210101027
(ikatan Hidrogen)
Ikatan Sterik
Ikatan Sterik
Asetosal dengan COH
NIM : 182210101002
Menentukan rerank score dan RMSD dari pose terbaik dari co-crystal ligand reseptor 5F1A
COH. Dari hasil dilihat nilai rmsd terbaik yaitu pose (00).
Ikatan Hidrogen :
Ikatan Sterik :
Co-crystal ligan 5F1a SAL
Menentukan rerank score dan RMSD dari pose terbaik dari co-crystal ligand reseptor 5F1A
SAL. Dari hasil dilihat nilai rmsd terbaik yaitu pose (00).
Ikatan Hidrogen :
Ikatan Sterik :
Asetosal dengan COH
Menentukan rerank score dan RMSD dari pose terbaik dari penambatan co-crystal ligand
reseptor 5F1A COH dengan asetosal. Dari hasil dilihat nilai rmsd terbaik yaitu pose (02).
Ikatan Hidrogen :
Ikatan Sterik :
Asetosal dengan SAL
Menentukan rerank score dan RMSD dari pose terbaik dari penambatan co-crystal ligand
reseptor 5F1A SAL dengan asetosal. Dari hasil dilihat nilai rmsd terbaik yaitu pose (01).
Ikatan Hidrogen :
Ikatan Sterik :
Ikatan Hidrogen :
Ikatan Sterik :
Ikatan Hidrogen :
Ikatan Sterik
NAMA : Agnes Auliya Sofyana
NIM : 182210101004
Co-crystal ligand reseptor 5F1A
Dilakukan penambatan molekul dan menentukan Rerank Score dan RMSD dari co- crystal
ligand reseptor 5F1A (COH A as active ligand dengan SAL A) pose terbaik (00)
Dilakukan penambatan molekul dan menentukan Rerank Score dan RMSD dari co- crystal
ligand reseptor 5F1A (SAL A as active ligand dengan COH A) pose terbaik (00)
Dilakukan penambatan molekul dan menentukan Rerank Score dan RMSD dari asam asetil
Dilakukan penambatan molekul dan menentukan Rerank Score dan RMSD dari asam asetil
salisilat dengan SAL A mendapatkan pose terbaik (03)
Melihat ikatan hidrogen yang terbentuk asetosal yang ditambatkan dengan SAL A
Melihat interaksi sterik yang terbentuk dari asetosal yang ditambatkan dengan SAL A
p-nitroasetanilida
Dilakukan penambatan molekul dan menentukan Rerank Score dan RMSD dari p-
nitroasetanilida dengan COH A mendapatkan pose terbaik (01)
Melihat ikatan hidrogen yang terbentuk dari p-nitroasetanilida yang ditambatkan dengan C
Melihat interaksi sterik yang terbentuk dari p-nitroasetanilida yang ditambatkan dengan COH
A
Dilakukan penambatan molekul dan menentukan Rerank Score dan RMSD dari p-
nitroasetanilida dengan SAL A mendapatkan pose terbaik (01)
Melihat ikatan hidrogen yang terbentuk dari p-nitroasetanilida yang ditambatkan dengan SAL
A
Melihat interaksi sterik yang terbentuk dari p-nitroasetanilida yang ditambatkan dengan SAL
A
Nama : Ahya Natasya
NIM : 182210101005
Menentukan rerank score dan RMSD dari pose terbaik dari co-crystal ligand reseptor 5F1A
COH. Dari hasil dilihat hasil rmsd terbaik yaitu pose (00)
Ikatan Hidrogen :
Ikatan Sterik
Menentukan rerank score dan RMSD dari pose terbaik dari co-crystal ligand reseptor 5F1A
sal. Dari hasil dilihat hasil rmsd terbaik yaitu pose (03)
Ikatan hydrogen :
Ikatan sterik :
Asetosal dengan COH
Menentukan rerank score dan RMSD dari pose terbaik dari co-crystal ligand reseptor 5F1A
COH. Dari hasil dilihat hasil rmsd terbaik yaitu pose (01)
Ikatan sterik
Tidak ada ikatan hidrogen
Menentukan rerank score dan RMSD dari pose terbaik dari co-crystal ligand reseptor 5F1A
COH. Dari hasil dilihat hasil rmsd terbaik yaitu pose (01)
Ikatan sterik
Menentukan rerank score dan RMSD dari pose terbaik dari co-crystal ligand reseptor 5F1A
COH. Dari hasil dilihat hasil rmsd terbaik yaitu pose (01)
Ikatan hydrogen
Ikatan sterik
P nitroasetilanid dengan SAL
Menentukan rerank score dan RMSD dari pose terbaik dari co-crystal ligand reseptor 5F1A
COH. Dari hasil dilihat hasil rmsd terbaik yaitu pose (01)
Ikatan hydrogen
Ikatan sterik
Nama : Anneke Putri L. J.
NIM : 182210101006
Menentukan rerank score dan RMSD dari pose terbaik dari co-crystal ligand reseptor 5F1A
COH. Dari hasil dilihat nilai rmsd terbaik yaitu pose (01).
Ikatan Hidrogen :
Ikatan Sterik :
Menentukan rerank score dan RMSD dari pose terbaik dari co-crystal ligand reseptor 5F1A
SAL. Dari hasil dilihat nilai rmsd terbaik yaitu pose (00).
Ikatan Hidrogen :
Ikatan Sterik :
Asetosal dengan COH
Menentukan rerank score dan RMSD dari pose terbaik dari penambatan co-crystal ligand
reseptor 5F1A COH dengan asetosal. Dari hasil dilihat nilai rmsd terbaik yaitu pose (03).
Ikatan Hidrogen :
Ikatan Sterik :
Menentukan rerank score dan RMSD dari pose terbaik dari penambatan co-crystal ligand
reseptor 5F1A SAL dengan asetosal. Dari hasil dilihat nilai rmsd terbaik yaitu pose (03).
Ikatan Hidrogen :
Ikatan Sterik :
P nitroasetilanid dengan COH
Menentukan rerank score dan RMSD dari pose terbaik dari penambatan co-crystal ligand
reseptor 5F1A COH dengan P nitroasetilanid. Dari hasil dilihat nilai rmsd terbaik yaitu pose
(03).
Ikatan Hidrogen :
Menentukan rerank score dan RMSD dari pose terbaik dari penambatan co-crystal ligand
reseptor 5F1A SAL dengan P nitroasetilanid. Dari hasil dilihat nilai rmsd terbaik yaitu pose
(00).
Ikatan Hidrogen :
Ikatan Sterik