Simultax Pancasila PDF
Simultax Pancasila PDF
Sumber:
PPT karya Bapak Jusa Sujana dan Tim Dosen Lain
PPT Valuer 27 by Tim Dosen Pancasila
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 4
Pancasila
PERTEMUAN 8
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 5
D. LANDASAN EPISTEMOLOGIS FILSAFAT PANCASILA
Pengertian
Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat, susunan, metode,
dan validitas ilmu pengetahuan. Secara epistemologi kajian Pancasila sebagai filsafat
dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat Pancasila sebagai suatu sistem
pengetahuan.
Dasar Epistemologis Pancasila
• Dasar epistemologis Pancasila pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan dengan
dasar ontologisnya. Maka, dasar epistemologis Pancasila sangat berkaitan erat
dengan konsep dasarnya tentang hakikat manusia.
• Pancasila sebagai suatu obyek pengetahuan pada hakikatnya meliputi masalah
sumber pengetahuan dan susunan pengetahuan Pancasila.
• Tentang sumber pengetahuan Pancasila, sebagaimana telah dipahami bersama
adalah nilai-nilai yang ada pada bangsa Indonesia sendiri.
• Tentang susunan Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan, maka Pancasila
memiliki susunan yang bersifat formal logis, baik dalam arti susunan sila-sila
Pancasila maupun isi arti dari sila-sila Pancasila itu.
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 6
PERTEMUAN 9
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 7
❖ Sumber politis Pancasila sebagai sistem filsafat berlaku juga atas kesepakatan
penggunaan simbol dalam kehidupan bernegara. Garuda Pancasila merupakan salah
satu simbol dalam kehidupan bernegara. Simbol adalah tanda yang memiliki
hubungan dengan objeknya berdasarkan konvensi, kesepakatan, atau aturan.
✓ Makna suatu simbol ditentukan oleh suatu persetujuan atau kesepakatan
bersama, atau sudah diterima oleh umum sebagai suatu kebenaran:
a) Makna Burung Garuda
Garuda Pancasila sendiri adalah Burung Garuda yang sudah dikenal
melalui mitologi kuno dalam sejarah bangsa Indonesia, yaitu kendaraan
Wishnu yang menyerupai burung elang rajawali. Garuda menggambarkan
bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar dan negara yang kuat.
Warna keemasan pada Burung Garuda melambangkan keagungan dan
kejayaan
Garuda memiliki paruh, sayap, cakar, dan ekor yang melambangkan
kekuatan dan tenaga pembangunan.
Jumlah bulu Garuda Pancasila melambangkan hari jadi Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, di antaranya:
1. 17 helai bulu pada masing-masing sayap
2. 8 helai bulu pada ekor
3. 19 helai bulu di bawah perisai atau pada pangkal ekor
4. 45 helai bulu di leher
Perisai adalah tameng yang telah lama dikenal dalam kebudayaan dan
peradaban Indonesia sebagai bagian senjata yang melambangkan
perjuangan, pertahanan, dan perlindungan diri untuk mencapai tujuan.
Di tengah-tengah perisai terdapat sebuah garis hitam tebal yang melukiskan
garis khatulistiwa yang menggambarkan lokasi NKRI, yaitu negara tropis
yang dilintasi garis khatulistiwa membentang dari timur ke barat.
Warna dasar pada ruang perisai adalah warna bendera kebangsaaan
negara Indonesia "Merah-Putih", sedangkan pada bagian tengah berwarna
dasar hitam.
b) Makna Perisai
Pada perisai terdapat lima buah ruang yang mewujudkan dasar negara
Pancasila.
Pengaturan pada lambang perisai adalah sebagai berikut:
1. Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa; dilambangkan dengan
cahaya di bagian tengah perisai berbentuk bintang yang bersudut lima
berlatar hitam.
2. Sila kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab; dilambangkan dengan
tali rantai bermata bulatan dan persegi di bagian kiri bawah perisai
berlatar merah.
3. Sila ketiga: Persatuaan Indonesia; dilambangkan dengan pohon
beringin di bagian kiri atas perisai berlatar putih.
4. Sila keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan; dilambangkan dengan kepala
banteng di bagian kanan atas perisai berlatar merah.
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 8
5. Sila kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia;
Dilambangkan dengan kapas dan padi di bagian kanan bawah perisai
berlatar putih.
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 9
PERTEMUAN 10
PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 10
2) Legitimasi Legalitas, yaitu keabsahan kekuasaan yang berkaitan dengan fungsi-
fungsi kekuasaan negara dan menuntut fungsi-fungsi kekuasaan negara itu
dilakukan sesuai dengan hukum yang berlaku.
F. Definisi Etika
o Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan
pandangan-pandangan moral.
o Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita
mengikuti ajaran tertentu, atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang
bertanggung jawab berhadapan dengan pelbagai ajaran moral.
G. Pembagian Etika
o Etika Umum yaitu yang mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap
tindakan manusia.
o Etika Khusus yaitu yang membahas prinsip-prinsip itu didalam hubungannya
dengan pelbagai aspek kehidupan manusia. Etika khusus meliputi beberapa hal,
yaitu :
1) Etika Individual, yaitu yang membahas kewajiban manusia terhadap dirinya
sendiri.
2) Etika Sosial, yaitu yang membahas kewajiban manusia terhadap manusia lain
dalam hidup masyarakat, yang merupakan suatu bagian terbesar dari etika
khusus.
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 11
d. Nilai Religius yaitu yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak,
yang bersumber pada kepercayaan dan keyakinan manusia.
2) Moral
Berasal dari kata mos (mores), yaitu kesusilaan, tabiat, kelakuan yang berarti juga
ajaran tentang hal yang baik dan buruk dan menyangkut perbuatan dan tingkah laku
manusia. Dalam perwujudannya berupa peraturan, prinsip-prinsip yang benar, baik
dan terpuji dan dapat juga berupa kesetiaan, patuh terhadap nilai dan norma yang
mengangkut kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.
3) Norma
Suatu kesadaran dan sikap luhur yang dikehendaki oleh tata nilai untuk dipatuhi
sebagai penuntun sikap dan tingkah laku manusia. Seperti norma agama, norma
kesusilaan, norma kesopanan, norma hukum.
I. Hubungan Nilai, Norma, dan Moral
Dalam kehidupan manusia nilai dijadikan landasan, alasan dan motivasi dalam bersikap
dan bertingkahlaku, nilaipun bersifat abstrak karena hanya dapat dipahami, dimengerti
dan dihayati oleh manusia, agar nilai tersebut menjadi berguna dalam menuntun sikap
dan tingkah laku manusia, maka perlu dikongkritkan menjadi lebih objektif dan wujud
yang kongkrit tersebut adalah norma. Selanjutnya, nilai dan norma tersebut berkaitan
dengan moral dan etika, dimana moral seseorang menentukan derajat kepribadian
seseorang yang tercermin dalam sikap dan tingkah lakunya yaitu norma.
➢ Moral dan etika berkaitan erat
Setiap orang memiliki moralitasnya sendiri-sendiri, tidak demikian dengan etika,
semua orang tidak perlu melakukan pemikiran yang kritis terhadap etika, ada
kemungkinan seseorang mengikuti begitu saja pola-pola moralitas yang ada dalam
suatu masyarakat tanpa perlu merefleksikannya secara kritis.
Etika tidak berwenang menentukan yang boleh dan tidak boleh dilakukan seseorang,
wewenang ini berada di wilayah moral. Dalam hal ini terlihat kelemahan etika
dibandingkan moral akan tetapi dalam etika seseorang dapat mengerti mengapa dan
atas dasar apa manusia harus hidup menurut norma-norma tertentu. Pada
hakikatnya, etika membahas tentang prinsip-prinsip moralitas
J. Dimensi Politik Manusia
➢ Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Berbagai paham Antropologi
filsafat memandang hakikat sifat kodrat manusia dari kacamata yang berbeda.
Paham individualisme yang merupakan cikal bakal paham liberalism memandang
manusia sebagai makhluk individu yang bebas. Konsekuensinya dalam setiap
kehidupan masyarakat, bangsa maupun negara. Dasar ontologis ini merupakan
dasar moral politik negara. Sedangkan, paham kolektivisme yang merupakan cikal
bakal sosialisme dan komunisme memandang manusia sebagai makhluk sosial saja.
➢ Dalam kehidupan manusia jaminan atas kebebasan manusia baik sebagai makhluk
individu maupun sosial sulit untuk dilaksanakan, karena terjadinya benturan
kepentingan diantara mereka sehingga terdapat suatu kemungkinan terjadinya
anarkisme dan masyarakat. Dalam hubungan inilah manusia memerlukan suatu
masyarakat hukum yang mampu menjamin hak-haknya, dan masyarakat itulah yang
disebut sebagai Negara.
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 12
➢ Pengertian dimesi politis manusia ini memiliki dua segi fundamental yaitu Pengertian
dan kehendak untuk bertindak (inilah yang senantiasa berhadapan dengan tindakan
moral manusia)
➢ Manusia mengerti dan memahami akan suatu kejadian atau akibat dari kejadian
tertentu, akan tetapi hal itu dapat dihindarkan karena kesadaran moral akan
tanggung jawabnya terhadap orang lain. Namun sebaliknya, jika manusia tidak
bermoral maka ia tidak akan peduli dengan orang lain.
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 13
Indonesia.Dengan demikian,pelanggaran dalam kehidupan bernegara seperti korupsi
(penyalahgunaan kekuasaan) dapat diminimalkan.
• ESENSI
Esensi adalah inti atau hakikat bisa sebagai hal yang pokok dari sesuatu
• URGENSI
Urgensi adalah keharusan yang mendesak atau hal yang sangat penting
• ETIKA
Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan buruk dan tentang hak atau kewajiban
moral
N. ESENSI PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA
o Hakikat Pancasila sebagai Sistem Etika:
1. Hakikat Sila Ketuhanan : keyakinan bangsa Indonesia bahwa Tuhan sebagai
penjamin prinsip moral
2. Hakikat Sila Kemanusiaan : tindakan manusia biasa
3. Hakikat Sila Persatuan : kesediaan untuk hidup bersama sebagai warga bangsa
yang mementingkan negara diatas kepentingan individu
4. Hakikat Sila Kerakyatan : prinspi musyawarah untuk mufakat
5. Hakikat Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia : perwujudan dari
keutamaan yang terkandung dalam sila ini.
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 14
PERTEMUAN 11
PANCASILA MENJADI DASAR NILAI PENGEMBANGAN ILMU
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 15
2) Kedua, dampak negatif yang ditimbulkan kemajuan iptek terhadap lingkungan hidup
berada dalam titik nadir yang membahayakan eksistensi hidup manusia di masa yang
akan datang.
3) Ketiga, perkembangan iptek yang didominasi negara-negara Barat dengan politik
global ikut mengancam nilai-nilai khas dalam kehidupan bangsa Indonesia, seperti
spiritualitas, gotong royong, solidaritas, musyawarah, dan cita rasa keadilan
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 16
Tidak ada kata Pancasila yang disebut Soekarno.
“Ilmu pengetahuan dan teknologi harus diabdikan kepada manusia dan kemanusiaan,
harus dapat memberi jalan bagi peningkatan martabat manusia dan kemanusiaan.
Dalam ruang lingkup nasional, ilmu pengetahuan dan teknologi yang ingin kita kuasai
dan perlu kita kembangkan haruslah ilmu pengetahuan dan teknologi yang bisa memberi
dukungan kepada kemajuan pembangunan nasional kita. Betapapun besarnya
kemampuan ilmiah dan teknologi kita dan betapapun suatu karya ilmiah kita mendapat
tempat terhormat pada tingkat dunia, tetapi apabila kemampuan ilmu pengetahuan dan
teknologi itu tidak dapat membantu memecahkan masalah-masalah pembangunan kita,
maka jelas hal itu merupakan kepincangan, bahkan suatu kekurangan dalam
penyelenggaraan ilmu pengetahuan dan teknologi” (Soeharto, 1986: 4).
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 17
PERTEMUAN 12
2. NILAI-NILAI PANCASILA
a. Ketuhanan
b. Kemanusiaan
c. Persatuan
d. Kerakyatan
e. Keadilan
• Sebagai suatu kesatuan nilai Pancasila yang utuh → nilai-nilai tersebut memberikan
ciri khusus pada Bangsa Indonesia, karena merupakan komponen utuh yang
terkristalisasi dalam Pancasila.
• Pancasila → sebagai sistem etika, untuk mengkaji moralitas bangsa dalam konteks
hubungan dan interaksi dalam masyarakat yang berbangsa dan bernegara.
3. ETIKET
▪ Etika ➔ kajian ilmiah terkait etiket atau moralitas.
▪ Etika ➔ sebagai aturan kesusilaan / sopan santun.
▪ Istilah yg tepat ➔ etiket pergaulan → etiket jurnalistik, etiket kedokteran, dll.
▪ Secara etimologis (asal kata), etika berasal dari bahasa Yunani, ethos : watak
kesusilaan atau adat. Identik dengan moral yg berasal dari bhs Latin mos (jamak
mores) = adat atau cara hidup.
▪ ETIKA, menurut pendapat penulis, merupakan pengetahuan yang berkaitan dengan
asas-asas ahlak atau moral. Etika berbicara tentang norma-norma dari sikap yang
paling mendasar dari fungsi manusia dan kemanusiaan.
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 18
▪ Menurut Louis O.Kattsoff, dalam bukunya "Pengantar Filsafat", Etika dikatakan
sebagai cabang aksiologi yang membicarakan masalah predikat-predikat nilai "betul"
("right") dan "salah" ("wrong") dalam pengertian "susila" ("moral") dan "tidak susila"
("imoral"). Dikatakan pula bahwa etika merupakan pokok bahasan khusus yang
membicarakan sifat-sifat yang menyebabkan orang dapat disebut susila atau bajik.
4. ETIKA MEMILIKI RUANG LINGKUP YANG LEBIH LUAS DARI PADA ETIKET
ETIKA MENCAKUP:
• Sikap bertindak atau berkehendak yang bermoral
• Sikap berpola pikir yang bermoral
• Sikap bertutur yang santun dan bermoral
• Sikap pemahaman terhadap nilai-nilai moral
• Sikap “kedirian” atas landasan nilai-nilai moral
KEDUA
a. Korupsi akan bersimaharajalela karena para penyelenggara negara tidak memiliki
rambu-rambu normatif dalam menjalankan tugasnya.
b. Para penyelenggara negara tidak dapat membedakan batasan yang boleh dan tidak,
pantas dan tidak, baik dan buruk (good and bad). Pancasila sebagai sistem etika
terkait dengan pemahaman atas kriteria baik (good) dan buruk (bad).
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 19
c. Archie Bahm dalam Axiology of Science, menjelaskan bahwa baik dan buruk
merupakan dua hal yang terpisah. Namun, baik dan buruk itu eksis dalam kehidupan
manusia, maksudnya godaan untuk melakukan perbuatan buruk selalu muncul.
d. Ketika seseorang menjadi pejabat dan mempunyai peluang untuk melakukan tindakan
buruk (korupsi), maka hal tersebut dapat terjadi pada siapa saja. Oleh karena itu,
simpulan Archie Bahm, ”Maksimalkan kebaikan, minimalkan keburukan”
KETIGA:
a. Kurangnya rasa untukperlu berkontribusi dalam pembangunan melalui pembayaran
pajak.
b. Hal tersebut terlihat dari kepatuhan pajak yang masih rendah, padahal peranan pajak
dari tahun ke tahun semakin meningkat dalam membiayai APBN.
c. Pancasila sebagai sistem etika akan dapat mengarahkan wajib pajak untuk secara
sadar memenuhi kewajiban perpajakannya dengan baik. Dengan kesadaran pajak
yang tinggi maka program pembangunan yang tertuang dalam APBN akan dapat
dijalankan dengan sumber penerimaan dari sektor perpajakan.
KEEMPAT:
a. Pelanggaran hak-hak asasi manusia (HAM) dalam kehidupan bernegara di Indonesia
ditandai dengan melemahnya penghargaan seseorang terhadap hak pihak lain.
b. Kasus-kasus pelanggaran HAM yang dilaporkan di berbagai media, seperti
penganiayaan terhadap pembantu rumah tangga (PRT), penelantaran anak-anak
yatim oleh pihak-pihak yang seharusnya melindungi, kekerasan dalam rumah tangga
(KDRT), dan lain-lain. Kesemuanya itu menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat
terhadap nilai-nilai Pancasila sebagai sistem etika belum berjalan maksimal.
c. Oleh karena itu, di samping diperlukan sosialisasi sistem etika Pancasila, diperlukan
pula penjabaran sistem etika ke dalam peraturan perundang-undangan tentang HAM
(Lihat Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM).
KELIMA:
a. Kerusakan lingkungan yang berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan manusia,
seperti kesehatan, kelancaran penerbangan, nasib generasi yang akan datang, global
warming, perubahan cuaca, dan lain sebagainya.
b. Kasus-kasus tersebut menunjukkan bahwa kesadaran terhadap nilai-nilai Pancasila
sebagai sistem etika belum mendapat tempat yang tepat di hati masyarakat.
c. Masyarakat Indonesia dewasa ini cenderung memutuskan tindakan berdasarkan sikap
emosional, mau menang sendiri, keuntungan sesaat, tanpa memikirkan dampak yang
ditimbulkan dari perbuatannya. Contoh yang paling jelas adalah pembakaran hutan di
Riau sehingga menimbulkan kabut asap.
d. Oleh karena itu, Pancasila sebagai sistem etika perlu diterapkan ke dalam peraturan
perundang-undangan yang menindak tegas para pelaku pembakaran hutan, baik
pribadi maupun perusahaan yang terlibat.
e. Selain itu, penggiat lingkungan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara juga perlu mendapat penghargaan yang layak.
f. Lingkungan hidup yang nyaman melahirkan generasi muda yang sehat dan bersih
sehingga kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara menjadi lebih
bermakna sebagaimana tercermin dalam gambar berikut.
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 20
6. SUMBER HISTORIS, SOSIOLOGIS, POLITIS TENTANG PANCASILA SEBAGAI
SISTEM ETIKA
SUMBER HISTORIS
Pada zaman Orde Lama, Pancasila sebagai sistem etika masih berbentuk sebagai
Philosofische Grondslag atau Weltanschauung. Artinya, nilai-nilai Pancasila belum
ditegaskan ke dalam sistem etika, tetapi nilai-nilai moral telah terdapat pandangan
hidup masyarakat. Masyarakat dalam masa orde lama telah mengenal nilai-nilai
kemandirian bangsa yang oleh Presiden Soekarno disebut dengan istilah berdikari
(berdiri di atas kaki sendiri).
Pada zaman Orde Baru, Pancasila sebagai sistem etika disosialisasikan melalui
penataran P-4 dan diinstitusionalkan dalam wadah BP-7. Ada banyak butir Pancasila
yang dijabarkan dari kelima sila Pancasila sebagai hasil temuan dari para peneliti BP-
7.
Pada era reformasi, Pancasila sebagai sistem etika tenggelam dalam hiruk- pikuk
perebutan kekuasaan yang menjurus kepada pelanggaraan etika politik. Salah satu
bentuk pelanggaran etika politik adalah abuse of power, baik oleh penyelenggara
negara di legislatif, eksekutif, maupun yudikatif. Penyalahgunaan kekuasaan atau
kewenangan inilah yang menciptakan korupsi di berbagai kalangan penyelenggara
negara.
SUMBER SOSIOLOGIS
Sumber sosiologis Pancasila sebagai sistem etika dapat ditemukan dalam kehidupan
masyarakat berbagai etnik di Indonesia. Misalnya, orang Minangkabau dalam hal
bermusyawarah memakai prinsip “bulat air oleh pembuluh, bulat kata oleh mufakat”.
Masih banyak lagi mutiara kearifan lokal yang bertebaran di bumi Indonesia ini
sehingga memerlukan penelitian yang mendalam.
SUMBER POLITIS
Sumber politis Pancasila sebagai sistem etika terdapat dalam norma-norma dasar
(Grundnorm) sebagai sumber penyusunan berbagai Peraturan Per-UU di Indonesia.
Hans Kelsen mengatakan bahwa teori hukum itu suatu norma yang berbentuk
piramida. Norma yang lebih rendah memperoleh kekuatannya dari suatu norma yang
lebih tinggi. Semakin tinggi suatu norma, akan semakin abstrak sifatnya, dan
sebaliknya, semakin rendah kedudukannya, akan semakin konkrit norma tersebut
(Kaelan, 2011: 487).
Pancasila sebagai sistem etika merupakan norma tertinggi (Grundnorm) yang sifatnya
abstrak, sedangkan perundang-undangan merupakan norma yang ada di bawahnya
bersifat konkrit.
Etika politik mengatur masalah perilaku politikus, berhubungan juga dengan praktik
institusi sosial, hukum, komunitas, struktur-struktur sosial, politik, ekonomi.
Etika politik memiliki 3 dimensi, yaitu: tujuan, sarana, dan aksi politik itu sendiri.
a. Dimensi tujuan terumuskan dalam upaya mencapai kesejahteraan masyarakat
dan hidup damai yang didasarkan pada kebebasan dan keadilan.
b. Dimensi sarana memungkinkan pencapaian tujuan yang meliputi sistem dan
prinsip-prinsip dasar pengorganisasian praktik penyelenggaraan negara dan yang
mendasari institusi-institusi sosial.
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 21
c. Dimensi aksi politik berkaitan dengan pelaku pemegang peran sebagai pihak yang
menentukan rasionalitas politik. Rasionalitas politik terdiri atas rasionalitas
tindakan dan keutamaan. Tindakan politik dinamakan rasional bila pelaku
mempunyai orientasi situasi dan paham permasalahan (Haryatmoko, 2003: 25 –
28).
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 22
penyelenggaraan negara. Hal tersebut tidak sesuai dengan keadilan sosial karena
nepotisme, kolusi, dan korupsi hanya menguntungkan segelintir orang atau
kelompok tertentu.
Ketiga, tantangan terhadap sistem etika Pancasila pada era Reformasi berupa
eforia kebebasan berpolitik sehingga mengabaikan norma-norma moral. Misalnya,
munculnya anarkisme yang memaksakan kehendak dengan mengatasnamakan
kebebasan berdemokrasi.
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 23
o KETIGA, Pancasila sebagai sistem etika dapat menjadi dasar analisis bagi
berbagai kebijakan yang dibuat oleh penyelenggara negara sehingga tidak keluar
dari semangat negara kebangsaan yang berjiwa Pancasilais.
o KEEMPAT, Pancasila sebagai sistem etika dapat menjadi filter untuk menyaring
pluralitas nilai yang berkembang dalam kehidupan masyarakat sebagai dampak
globalisasi yang memengaruhi pemikiran warga negara.
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 24
PERTEMUAN 13
• Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dewasa ini mencapai kemajuan
pesat sehingga peradaban manusia mengalami perubahan yang luar biasa.
• Pengembangan iptek tidak dapat terlepas dari situasi yang melingkupinya ➔ iptek selalu
berkembang dalam suatu ruang budaya.
• Perkembangan iptek pada gilirannya bersentuhan dengan nilai-nilai budaya dan agama
sehingga di satu pihak dibutuhkan semangat objektivitas, di pihak lain sentuhan tersebut
dalam pengembangannya diharapkan tidak merugikan umat manusia.
• Kuntowijoyo dalam konteks pengembangan ilmu menengarai bahwa kebanyakan orang
sering mencampuradukkan antara kebenaran dan kemajuan sehingga pandangan
seseorang tentang kebenaran terpengaruh oleh kemajuan yang dilihatnya.
A. PERTAMA
o Dianggap ideal meskipun belum berlangsung secara optimal mengingat adanya
keragaman agama dan budaya di Indonesia
o Keragaman disatu sisi merupakan kekayaan bangsa, tetapi pada sisi yang lain
memicu terjadinya konflik
o Dibutuhkan suatu sikap inklusif dan toleransi di kalangan masyarakat untuk
mencegah timbulnya konflik
o Perlunya komunikasi terbuka dan egaliter dalam kehidupan masyarakat
berbangsa, bernegara
B. KEDUA
o Bercirak positivis
o Kelompok ilmuwan dalam relasi kedua ini menganggap bahwa faktor eksternal
justru dapat mengganggu obyektivitas ilmiah.
C. KETIGA
o Merupakan sintesis yang lebih memadai dan realistis untuk diterapkan dalam
pengembangan iptek di Indonesia
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 25
o Iptek yang berkembang di ruang hampa nilai ➔ akan menjadi bumerang yang
sangat membahayakan bagi aspek emanusiaan dalam kehidupan berbangsa,
bernegara
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 26
o KEDUA: Penjabaran sila-sila Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan iptek
dapat menjadi sarana untuk mengontrol dan mengendalikan kemajuan iptek yang
berpengaruh pada cara berpikir dan bertindak masyarakat yang cenderung pragmatis.
Artinya, penggunaan benda-benda teknologi dalam kehidupan masyarakat Indonesia
dewasa ini telah menggantikan peran nilai- nilai luhur yang diyakini dapat menciptakan
kepribadian manusia Indonesia yang memiliki sifat sosial, humanis, dan religius.
Disamping itu, sifat tersebut kini sudah mulai tergerus dan digantikan sifat
individualistis, dehumanis, pragmatis, bahkan cenderung sekuler.
o KETIGA: Nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi simbol kehidupan di berbagai daerah
mulai digantikan dengan gaya hidup global, seperti: budaya gotong royong digantikan
dengan individualis yang tidak patuh membayar pajak dan hanya menjadi free rider di
negara ini. Sikap bersahaja digantikan dengan gaya hidup bermewah-mewah,
konsumerisme. Solidaritas sosial digantikan dengan semangat individualistis;
musyawarah untuk mufakat digantikan dengan voting, dan seterusnya.
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 27
dengan ungkapan: ”..memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan melindungi segenap tanah tumpah darah Indonesia”.
Hal kedua yang meletakkan Pancasila sebagai landasan etika pengembangan iptek
dapat dirinci sebagai berikut:
1) Pengembangan iptek terlebih yang menyangkut manusia haruslah selalu
menghormati martabat manusia, misalnya dalam rekayasa genetik;
2) iptek haruslah meningkatkan kualitas hidup manusia, baik sekarang maupun di masa
depan;
3) pengembangan iptek hendaknya membantu pemekaran komunitas manusia, baik
lokal, nasional maupun global
4) iptek harus terbuka untuk masyarakat; lebih-lebih yang memiliki dampak langsung
kepada kondisi hidup masyarakat;
5) iptek hendaknya membantu penciptaan masyarakat yang semakin lebih adil
(Sastrapratedja, 2006: 53).
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 28
Muria didasarkan pada kekhawatiran atas kemungkinan kebocoran Pembangkit Listrik
Tenaga Nuklir di Chernobyl Rusia beberapa tahun yang lalu.
Pidato Soekarno ketika menerima gelar Doctor Honoris Causa di UGM pada 19
September 1951, mengungkapkan hal sebagai berikut:
o “Bagi saya, ilmu pengetahuan hanyalah berharga penuh jika ia dipergunakan
untuk mengabdi kepada praktik hidup manusia, atau praktiknya bangsa, atau
praktiknya hidup dunia kemanusiaan. Memang sejak muda, saya ingin
mengabdi kepada praktik hidup manusia, bangsa, dan dunia kemanusiaan itu.
Itulah sebabnya saya selalu mencoba menghubungkan ilmu dengan amal,
menghubungkan pengetahuan dengan perbuatan sehingga pengetahuan ialah
untuk perbuatan, dan perbuatan dipimpin oleh pengetahuan. Ilmu dan amal
harus wahyu-mewahyui satu sama lain. Buatlah ilmu berdwitunggal dengan
amal. Malahan, angkatlah derajat kemahasiswaanmu itu kepada derajat
mahasiswa patriot yang sekarang mencari ilmu, untuk kemudian beramal terus
menerus di wajah ibu pertiwi” (Ketut, 2011).
Pidato Soekarno pada Akademi Pembangunan Nasional di Yogyakarta, 18 Maret
1962, mengatakan hal sebagai berikut:
o “Ilmu pengetahuan itu adalah malahan suatu syarat mutlak pula, tetapi kataku
tadi, lebih daripada itu, dus lebih mutlak daripada itu adalah suatu hal lain, satu
dasar. Dan yang dimaksud dengan perkataan dasar, yaitu karakter. Karakter
adalah lebih penting daripada ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan tetap
adalah suatu syarat mutlak. Tanpa karakter yang gilang gemilang, orang tidak
dapat membantu kepada pembangunan nasional, oleh karena itu
pembangunan nasional itu sebenranya adalah suatu hal yang berlangit sangat
tinggi, dan berakar amat dalam sekali. Berakar amat dalam sekali, oleh karena
akarnya itu harus sampai kepada inti-inti daripada segenap cita-cita dan
perasaan-perasaan dan gandrungan-gandrungan rakyat” (Soekarno, 1962).
Soeharto menyinggung masalah Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu
ketika memberikan sambutan pada Kongres Pengetahuan Nasional IV, 18 September
1986 di Jakarta sebagai berikut:
o “Ilmu pengetahuan dan teknologi harus diabdikan kepada manusia dan
kemanusiaan, harus dapat memberi jalan bagi peningkatan martabat manusia
dan kemanusiaan. Dalam ruang lingkup nasional, ilmu pengetahuan dan
teknologi yang ingin kita kuasai dan perlu kita kembangkan haruslah ilmu
pengetahuan dan teknologi yang bisa memberi dukungan kepada kemajuan
pembangunan nasional kita. Betapapun besarnya kemampuan ilmiah dan
teknologi kita dan betapapun suatu karya ilmiah kita mendapat tempat
terhormat pada tingkat dunia, tetapi apabila kemampuan ilmu pengetahuan
dan teknologi itu tidak dapat membantu memecahkan masalah- masalah
pembangunan kita, maka jelas hal itu merupakan kepincangan, bahkan suatu
kekurangan dalam penyelenggaraan ilmu pengetahuan dan teknologi”
(Soeharto, 1986: 4).
Pada era Reformasi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam sambutan pada
acara silaturrahim dengan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) dan
masyarakat ilmiah, 20 Januari 2010 di Serpong. SBY menegaskan sebagai berikut:
o “Setiap negara mempunyai sistem inovasi nasional dengan corak yang
berbeda dan khas, yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisinya masing-
masing. Saya
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 29
o berpendapat, di Indonesia, kita juga harus mengembangkan sistem inovasi
nasional, yang didasarkan pada suatu kemitraan antara pemerintah, komunitas
ilmuwan dan swasta, dan dengan berkolaborasi dengan dunia internasional.
Oleh karena itu, berkaitan dengan pandangan ini dalam waktu dekat saya akan
membentuk komite inovasi nasional, yang langsung bertanggungjawab kepada
presiden, untuk ikut memastikan bahwa sistem inovasi nasional dapat
berkembang dan berjalan dengan baik. Semua ini penting kalau kita sungguh
ingin Indonesia menjadi knowledge society. Strategi yang kita tempuh untuk
menjadi negara maju, developed country, adalah dengan memadukan
pendekatan sumber daya alam, iptek, dan budaya atau knowledge based,
Resource based and culture based development” (Yudhoyono, 2010).
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 30
Urgensi Pancasila sebagai Sistem Etika
Pentingnya Pancasila sebagai sistem etika terkait dengan problem yang dihadapi bangsa
Indonesia sebagai berikut.
o Pertama, banyaknya kasus korupsi yang melanda negara Indonesia sehingga dapat
melemahkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
o Kedua, masih terjadinya aksi terorisme yang mengatasnamakan agama sehingga
dapat merusak semangat toleransi dalam kehidupan antar umat beragama, dan
meluluhlantakkan semangat persatuan atau mengancam disintegrasi bangsa.
o Ketiga, masih terjadinya pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dalam kehidupan
bernegara, seperti: kasus penyerbuan Lembaga Pemasyarakatan Cebongan
Yogyakarta, pada tahun 2013 yang lalu.
o Keempat, kesenjangan antara kelompok masyarakat kaya dan miskin masih
menandai kehidupan masyarakat Indonesia.
o Kelima, ketidakadilan hukum yang masih mewarnai proses peradilan di Indonesia,
seperti putusan bebas bersyarat atas pengedar narkoba asal Australia Schapell
Corby. Keenam, banyaknya orang kaya yang tidak bersediamembayar pajak dengan
benar, seperti kasus penggelapan pajak oleh perusahaan, kasus panama papers yang
menghindari atau mengurangi pembayaran pajak. Kesemuanya itu memperlihatkan
pentingnya dan mendesaknya peran dan kedudukan Pancasila sebagai sistem etika
karena dapat menjadi tuntunan atau sebagai Leading Principle bagi warga negara
untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Etika Pancasila diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
sebab berisikan tuntunan nilai-nilai moral yang hidup. Namun, diperlukan kajian kritis-rasional
terhadap nilai-nilai moral yang hidup tersebut agar tidak terjebak ke dalam pandangan yang
bersifat mitos. Misalnya, korupsi terjadi lantaran seorang pejabat diberi hadiah oleh seseorang
yang memerlukan bantuan atau jasa si pejabat agar urusannya lancar. Si pejabat menerima
hadiah tanpa memikirkan alasan orang tersebut memberikan hadiah. Demikian pula halnya
dengan masyarakat yang menerima sesuatu dalam konteks politik sehingga dapat
dikategorikan sebagai bentuk suap
Anda perlu mengetahui bahwa Pancasila sebagai sistem etika tidaklah muncul begitu saja.
Pancasila sebagai sistem etika diperlukan dalam kehidupan politik untuk mengatur sistem
penyelenggaraan negara. Anda dapat bayangkan apabila dalam penyelenggaraan kehidupan
bernegara tidak ada sistem etika yang menjadi guidance atau tuntunan bagi para
penyelenggara negara, niscaya negara akan hancur. Beberapa alasan mengapa Pancasila
sebagai sistem etika itu diperlukan dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara di
Indonesia, meliputi hal-hal sebagai berikut:
o Pertama, dekadensi moral yang melanda kehidupan masyarakat, terutama generasi
muda sehingga membahayakan kelangsungan hidup bernegara. Generasi muda yang
tidak mendapat pendidikan karakter yang memadai dihadapkan pada pluralitas nilai
yang melanda Indonesia sebagai akibat globalisasi sehingga mereka kehilangan arah.
Dekadensi moral itu terjadi ketika pengaruh globalisasi tidak sejalan dengan nilai-nilai
Pancasila, tetapi justru nilai-nilai dari luar berlaku dominan. Contoh-contoh dekadensi
moral, antara lain: penyalahgunaan narkoba, kebebasan tanpa batas, rendahnya rasa
hormat kepada orang tua, menipisnya rasa kejujuran, tawuran di kalangan para
pelajar. Kesemuanya itu menunjukkan lemahnya tatanan nilai moral dalam kehidupan
bangsa Indonesia. Oleh karena itu, Pancasila sebagai sistem etika diperlukan
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 31
kehadirannya sejak dini, terutama dalam bentuk pendidikan karakter di sekolah-
sekolah.
o Kedua, korupsi akan bersimaharajalela karena para penyelenggara negara tidak
memiliki rambu-rambu normatif dalam menjalankan tugasnya. Para penyelenggara
negara tidak dapat membedakan batasan yang boleh dan tidak, pantas dan tidak, baik
dan buruk (good and bad). Pancasila sebagai sistem etika terkait dengan pemahaman
atas kriteria baik (good) dan buruk (bad). Archie Bahm dalam Axiology of Science,
menjelaskan bahwa baik dan buruk merupakan dua hal yang terpisah. Namun, baik
dan buruk itu eksis dalam kehidupan manusia, maksudnya godaan untuk melakukan
perbuatan buruk selalu muncul. Ketika seseorang menjadi pejabat dan mempunyai
peluang untuk melakukan tindakan buruk (korupsi), maka hal tersebut dapat terjadi
pada siapa saja.
o Ketiga, kurangnya rasa perlu berkontribusi dalam pembangunan melalui pembayaran
pajak. Hal tersebut terlihat dari kepatuhan pajak yang masih rendah, padahal peranan
pajak dari tahun ke tahun semakin meningkat dalam membiayai APBN. Pancasila
sebagai sistem etika akan dapat mengarahkan wajib pajak untuk secara sadar
memenuhi kewajiban perpajakannya dengan baik. Dengan kesadaran pajak yang
tinggi maka program pembangunan yang tertuang dalam APBN akan dapat dijalankan
dengan sumber penerimaan dari sektor perpajakan. Berikut ini diperlihatkan gambar
tentang iklan layanan masyarakat tentang pendidikan yang dibiayai dengan pajak
kebaikan
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 32
Jika ditelisik lebih dalam lagi, khususnya dalam pidato lengkap Bung Karno 1 Juni
1945, bahwa banyak negeri-negeri yang merdeka, dan banyak di antara negeri-negeri yang
merdeka tersebut berdiri di atas ‘Weltanschauung’, seperti halnya filsafat nasional-sosialisme
yang telah menjadi dasar negara Jermania yang didirkan oleh Adolf Hitler, begitupun Lenin
yang mendirikan negara Uni Sovyet di atas satu ‘Weltanschauung’ yakni Marxistische.
Nippon mendirikan negara Dai Nippon di atas ‘Weltanschauung’, yang bernama
‘Tenoo Koodoo Seishin’. Begitu pun Ibn Saud mendirikan negara Arabia di atas satu
‘Weltanschauung’, bahkan di atas satu dasar agama, yaitu Islam.
Sementara Weltanschauung yang dimaksud Bung Karno bagi Indonesia adalah
Pancasila, karena Pancasila lahir berdasarkan pengalaman hidup, sejarah, nasib, dan
penderitaan serta cita-cita bangsa Indonesia yang terkandung di dalam kalbunya.
Rumusan Pancasila pun secara konstitusional dituangkan dalam Pembukaan UUD
1945 sebagai dasar terbentuknya negara Indonesia. Hingga saat ini, Pancasila tetap diterima
dan ditempatkan sebagai dasar dan ideologi negara.
Yudi Latif pun menyatakan bahwa sebagai basis moralitas serta haluan kebangsaan-
kenegaraan, Pancasila memiliki landasan ontologis, epistemologis dan aksiologis. Setiap sila
memiliki justifikasi historisitas, rasionalitas dan aktualitasnya, yang jika dipahami, dihayati,
dipercaya serta diaamalkan secara konsisten dapat menopang pencapaian agung peradaban
bangsa, dan dapat mendekati terwujudnya ‘negara paripurna’.
Tidak hanya sebagai ideologi dan dasar negara, pancasila sebagai pandangan hidup
bangsa indonesia yang merupakan pegangan hidup bangsa indonesia yang memberikan
dasar, isi, arah, serta tujuan hidupnya.
Sebagai dasar hidup, pancasila memberikan tempat berpijak bagi bangsa indonesia
sehingga tidak mudah terombang-ambing oleh arus pengaruh serta tekanan, dengan
pancasila sebagai dasar pegangan hidup, bangsa indonesia menyadari sebagai ciptaan tuhan
harus mampu menjalankan perintahnya yang antara lain melakukan sikap berfikir, berbuat
serta bertindak dengan menggunakan akal dan perasaanya yang baik untuk mempersatukan
diri dengan wujud dan isi hidup dan kehidupan sebagai satu kesatuan suasana yang serasi
dan seimbang, namun dalam kaitannya dengan keserasian, keselarasan, serta
keseimbangan, bangsa indonesia tidak dibenarkan untuk berbuat semena-mena.
Sehingga pancasila sebagai pandangan hidup bangsa indonesia menjadi tolak ukur
setiap perbuatan bangsa di dalam segala aspeknya, baik aspek hidup dan kehidupan yang
bersifat pribadi maupun sosial dan kehidupan bernegara.
Sementara itu, Pancasila juga sebagai falsafah negara merupakan salah satu aspek
identitasnya yang khusus untuk peri-kehidupan negara Indonesia dengan segala fungsi, ciri,
serta tugas dan kewajiban baik terhadap warga negaranya, terhadap negara lain, dan
merupakan suatu dasar bagi bangsa Indonesia dalam kehidupan bernegara.
Falsafah sendiri merupaakan berasal dari istilah Yunani yang memiliki makna cinta
akan kebijaksanaan. Sekiranya batasan tersebut dapat dipergunakan, maka pancasila
sebagai dasar flsafah negara diartikan sebagai landasan kebijakan segenap alat
perlengkapan negara sebagai penyelenggara pemerintahan untuk mencapai tujuan negara
dan landasan bagi rakyat guna mewujudkan hak kedaulatanya.
Pancasila sebagai sumber segala sumber hukum indonesia merupakan wujud dalam
tertib hukumnya. Sebagai sumber yang berarti sebagai asal, tempat setiap pembentuk hukum
di Indonesia mengambil serta menimba unsur-unsur dasar yang diperlukan, dan merupakan
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 33
tempat untuk menemukan ketentuan-ketentuan yang menjadi sisi dari peraturan yang akan
dibuat.
Sehingga Pancasila menjadi nilai yang mewarnai hukum nasional Indonesia sekaligus
berfungsi sebagai kaidah penuntun yang menentukan arah dan karakteristik hukum nasional.
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 34
o Kedua, dalam upaya mengembalikan nilai-nilai pancasila merupakan tanggung jawab
segenap komponen bangsa, yang tidak hanya dialamatkan kepada warga negara
namun juga kepada penyelenggara negara baik tingkat pusat dan daerah.
o Ketiga, setiap penyelenggara negara berperan dalam mengembalikan nilai-nilai
pancasila dengan mengoperasionalisasikan nilai-nilai tersebut dalam tindakan serta
putusan yang menjadi keweananganya.Hal tersebut dengan sendirinya akan
berdampak pada kesesuaian antara realitas sosial, tindakan negara, serta peraturan
perundang-undangan dengan nilai-nilai pancasila. Serta meningkatkan pengetahuan
dan pemahaman kesadaran masyarakat atas nilai-nilai pancasilaa.
o Keempat, dalam pelaksanaan dan penegakan hukum, pancasila harus kembali
digunakan sebagai ‘kacamata’ nilai untuk membaca teks hukum dan fakta hukum.
Teks dan fakta hukum tidak hanya dibaca dengan kacamata normatif aturan yang kaku
melainkan harus dibaca lebih menyeluruh dalam bingkai nilai-nilai yang termuat dalam
pancasila, yakni ketuhanan, kemanusiaan, dan keadilan. Karena Pancasila
berkedudukan sebagai staats fundamental norm.Bertepatan dengan peringatan 1 Juni
sebagai lahirnya Pancasila perlu dijadikan sebuah momentum untuk meresapi kembali
nilai-nilai pancasila dan memaknainya dalam tatanan kehidupan sehari-hari serta
menumbuhkan kembali kesadaran bersama dan mengembalikan arti penting
pancasila sebagai falsafah bangsa serta ideologi negara. Mungkin penutup dari tulisan
ini kita renungkan kembali petuah Bung Karno sebagai berikut ;
“Marilah kita kembali kepada jiwa-jiwa kita sendiri! Jangan kita menjadi bangsa tiruan!
Jiwa Indonesia adalah jiwa gotong royong, jiwa persaudaraan, jiwa kekeluargaan. Kita
telah merumuskan jiwa yang demikian itu dengan apa yang dinamakan Pancasila.
Hanya Pancasila yangs sesuai dengan jiwa Indonesia”
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 35
pendahulu seyogyanya tidak dijadikan bahwa cacian dan alas an untuk tidak berkarya secara
kreatif dan inovatif, akan tetapi semua itu dijadikan bahan pembelajaran dan acuan untuk
melangkah di masa depan.
o Menegaskan nilai-nilai kepahlawanan: Perjalanan sejarah bangsa Indonesia selalu
diliputi nilai-nilai perjuangan dan kepahlawanan. Perjuangan untuk mendapatkan
kebebasan dari segala bentuk belenggu penjajahan. Perjuangan untuk menegakkan
keadilan . perjuangan untuk meraih kemakmuran bangsa. Maka, tidak salah jika
dikatakan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa pejuang. Nilai-nilai
kepahlawanan harus selalu menjiwai setiap perjuangan anak bangsa. Untuk itu, nilai
kepahlawanan perlu terus menerus ditanamkan dalam dada setiap anak bangsa.
Perjuangan tanpa roh kepahlawanan hanya akan melahirkan para pecundang (bukan
pejuang). Dalam tulisan singkat ini, penulis mencoba memaparkan nilai-nilai
kepahlawanan yang dapat dipetik dari sikap dan perilaku para pahlawan yang dapat
dipetik dari sikap dan perilaku para pahlawan yang telah berjuang untuk merebut dan
mempertahankan kemerdakaan Indonesia. Dengan harapan, setiap anak bangsa dan
generasi muda khususnya , dapat mewarisi nilai-nilai kepahlawanan tersebut dan mau
mengejawantarkannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbagsa, dan bernegara.
Nilai-nilai kepahlawanan yang di wariskan para pejuang atau pahlawan adalah:
o Beriman dan bertakwa pada tuhan yang maha Esa: Keimanan kepada tuhan yang
maha esa mendorong seorang pejuang memiliki keberanian dan tidak takut
menghadapi bahaya. Mereka memilki keyakinan dan pendapat pertolongan Tuhan.
Selama yang diperjuangkan adalah kebenaran. Dan hal ini, seorang pejuang menjadi
tabah dalam perjuangan. Ini penting ditanamkan mengingat bangsa kita akhir-akhir ini
didera berbagai macam musibah dan bencana, mulai bencana tsunami, gempa bumi,
tanah longsor , angina putting beliung , flu burubbg dan lain-lain. Dengan adanya
keimanan dan ketakwaan terhadap tuhan yang maha Esa, diharapkan seluruh
bangsa Indonesiaa bisa bersabar, tabah, dan tetap optimis akan mendapat
pertolongan, Allah.
o Menegakkan kebenaran dan keadilan: Saat ini, tampaknya sangat sulit mencari
orang yang masih berjuanng menegakkan nilai keadilan dan kebenaran. Menegakkan
benang basah. Kondisi sosial budaya masyarakat yang carut marut sekarang ini tidak
akan selesai, jika keadilan dan kebenaran tidak ditegakkan.
o Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia: Esensi dari perjuangan adalah
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, yaki pribadi dan bangsa yang jauh
dari segala bentuk eksploitasi dan penindasan antara manusia satu terhadap manusia
lainnya, dan satu bangsa terhadap bangsa lainnya.
o Membela kaum yang lemah: sikap yang dimiliki seorang pahlawan adalah
keberpihakannya pada kaum yang lemah. Keberpihakannya ini didasari pada
kesadaran kesamaan harkat dan derajat sebagai manusia. Orang yang lemah baik
secara sosial ekonomi maupun fisik bukan untuk dikalahkan, melainkan perlu ditolong
agar bisa bangkit dari segala himpitan problema yang dihadapi. Kondisi sosial politik
masa kini yang serba materialis selalu meminta korban dari kaum yang lemah. Mereka
menjadi kambing hitam dari segala keburukan, kesalahan dan kegagalan, sehingga
mereka selalu dipinggirkan dan disingkirkan dalam setiap derap langkah
pembangunan. Masih banyak lagi nilai-nilai kepahlawanan yang perlu digali untuk
diwarisi oleh generasi penerus perjuangan bangsa, baik di masa kini maupun di
masa mendatang. Kearifan dan kesadaran generasi penerus untuk mewarisi nilai-nilai
lurur yang telah diperjuangkan para pendiri bangsa ini adalah sebuah keniscayaan.
o Meletakkan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi/ golongan: Sikap
tersebut saat ini hamper bisa dikatakan tinggal slogan. Padahal, nilai-nilai
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 36
ini diagungkan oleh para pahlawan dalam upaya mendirikan negeri ini. Apalagi dalam
iklim otonomi daerah dan liberalisasi politik dan ekonomi saat ini, telah muncul
manusia-manusia primordalis individualistic. Kepentingan pribadi, kelompok,
golongan, daerah telah mengalahkan kepentingan bangsa dan Negara.
o Mencintai rakyat dan bangsa: bukti cinta para pahlawan kepada rakyat dan bangsa
adalah kerelaan mereka mengorbankan harta benda bahkan nyawa. Pengorbanan
mereka semata-mata hanya untuk sebuah kemerdekaan dan kemakmuran rakyat dan
bangsanya. Rela berkorban untuk kepentingan Negara dan bangsa itu adalah sikap
yang dimiliki para pahlawan sendiri bangsa ini. Namun, sikap seperti itu saat ini seperti
itu saat ini sepertinya sudah makin langka. Bahkan kalangan elit politik justru “rela
mengorbankan” rakyat dan bangsanya demi ambisi pribadi dan kelompoknya.
o Menghindari ketergantungan pada bangsa lain: Perjuangan para pahlawan
dilandasi semangat dan sikap ingin mendirikan Negara dan bangsa yang merdeka dan
mandiri. Namun, saat ini para elit politik justru membuat kebijakan yang
menggantungkan diri pada pihak asing. Mereka menumpuk hutang luar negeri dan
menggadaikan Negara dan tanah airnya kepada pihak asing. Masih banyak lagi nilai-
nilai kepahlawanan yang perlu digali untuk diwarisi oleh generasi penerus perjuangan
bangsa, baik di masa kini pun di masa mendatang. Kearifan dan kesadaran generasi
penerus untuk mewarisi nilai-nilai luhur yang telah diperjuanngkan para pendiri bangsa
ini adalah sebuah keniscayaan.
Keteladanan kunci keberhasilan penanaman nilai-nilai kepahlawanan: Para pejuang,
perintis, dan pendiri Negara ini, telah mewariskan nilai-nilai kepahlawanan kepada bangsa
Indonesia. Nilai-nilai yang amat mulia tersebut harus tetap terpatri dalam sanubari bangsa
Indonesia. Jika bangsa ini menghendaki tetap tegaknya Negara Indonesia, jika bangsa ini
menghendaki tetap tegaknya Negara Indonesia. Nilai-nilai tersebut harus diwariskan dari
generasi ke generasi dan diejawantahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk
itu, dituntut adanya keteladanan dari para elit politik, tokoh masyarakat, para guru, dan orang
tua. Keteladanan yang dimaksud adalah bahwa para generasi tua harus “menjadi” bukan
sekedar “memberi” teladan. Seiring dengan perkembangan kehidupan berbangsa dan
bernegara saat ini, makin sulit mencari pemimpin yang bisa dijadikan teladan bagi pewaris
nilai-nilai kepahlawanan.
Kondisi seperti ini jika dibiarkan terus-menerus niscaya berakibat sangat fatal. Nilai-
nilai kepahlawanan yang mestinya melandasi dan mendasari dan mendasari sikap dan
perilaku setiap komponen bangsa dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara kini justru
digantikan oleh nilai-nilai materialistic, individualistic, konsumerisme, hedonistic, dan nilai-nilai
lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa. Kewarisan dan pelestarian nilai-nilai
kepahlawanan dan keteladan dari para pemimpin mutlah diwujudkan, bukan sekedar
dibicaraakan!!!
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 37
PERTEMUAN 14
❑ Pancasila sebagai pengembangan ilmu belum dibicarakan secara eksplisit oleh para
penyelenggara negara sejak Orde Lama sampai era Reformasi.
❑ Para penyelenggara negara pada umumnya hanya menyinggung masalah pentingnya
keterkaitan antara pengembangan ilmu dan dimensi kemanusiaan (humanism).
1. DAMPAK YANG TERJADI
o PERTAMA ➔ Dunia perkembangan ilmu pengetahuan kita menjadi lambat, dan hal
ini implikasinya pada dunia pendidikan kita yang kurang menempati ranking terhormat
di dalam tingkat pendidikan bahkan di Asia Tenggara sendiri
o KEDUA ➔ Implikasi lanjut pada minimnya penelitian-penelitian yang dilakukan oleh
lembaga Pendidikan Tinggi terutama yang berbasis pada upaya peningkatan tingkat
kesejahteraan hidup masyarakat, dunia penelitihan seolah mempunyai jarak yang
cukup jauh dengan apa yang sesungguhnya dibutuhkan oleh masyarakat di dalam
meningkatkan taraf hidupnya.
o Kaum cerdik-cendekia semakin jauh masuk di dalam lingkup kehidupan politik
kekuasaan dan pemerintahan mengabaikan darimana sesungguhnya mereka berasal.
dikawal dan diwarnai nilai human-religius. Hal ini bisa terjadi sebagai ak.
o KETIGA, iptek yang menempatkan nilai agama dan budaya sebagai mitra dialog di
saat diperlukan. Disamping itu mempertimbangkan adanya sebagian ilmuwan yang
beranggapan bahwa iptek memang memiliki hukum tersendiri (faktor internal), tetapi
di pihak lain mereka pun berpendapat bahwa iptek juga memerlukan faktor eksternal
(budaya, ideologi, dan agama) untuk bertukar pikiran, meskipun tidak dalam arti saling
bergantung secara ketat.
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 38
3. MENDESKRIPSIKAN ESENSI DAN URGENSI PANCASILA SEBAGAI DASAR NILAI
PENGEMBANGAN ILMU UNTUK MASA DEPAN
A. ESENSI PANCASILA SEBAGAI DASAR NILAI PENGEMBANGAN ILMU
Hakikat Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan iptek dikemukakan
Prof. Wahyudi Sediawan dalam Simposium dan sarasehan Pancasila sebagai
Paradigma Ilmu Pengetahuan dan Pembangunan Bangsa, sebagai berikut:
o SILA PERTAMA ➔ Ketuhanan Yang Maha Esa memberikan kesadaran bahwa
manusia hidup di dunia ibarat sedang menempuh ujian dan hasil ujian akan
menentukan kehidupannya yang abadi di akhirat nanti. Salah satu ujiannya adalah
manusia diperintahkan melakukan perbuatan untuk kebaikan, bukan untuk
membuat kerusakan di bumi. Tuntunan sikap pada kode etik ilmiah dan
keinsinyuran, seperti: menjunjung tinggi keselamatan, kesehatan, dan
kesejahteraan masyarakat; berperilaku terhormat, bertanggung jawab, etis dan
taat aturan untuk meningkatkan kehormatan, reputasi dan kemanfaatan
professional, dan lain-lain, adalah suatu manifestasi perbuatan untuk kebaikan
tersebut. Ilmuwan yang mengamalkan kompetensi teknik yang dimiliki dengan baik
sesuai dengan tuntunan sikap tersebut berarti menyukuri anugrah Tuhan
(Wahyudi, 2006: 61--62).
o SILA KEDUA ➔ Kemanusiaan yang Adil dan Beradab memberikan arahan, baik
bersifat universal maupun khas terhadap ilmuwan dan ahli teknik di Indonesia.
Asas kemanusiaan atau humanisme menghendaki agar perlakuan terhadap
manusia harus sesuai dengan kodratnya sebagai manusia, yaitu memiliki
keinginan, seperti kecukupan materi, bersosialisasi, eksistensinya dihargai,
mengeluarkan pendapat, berperan nyata dalam lingkungannya, bekerja sesuai
kemampuannya yang tertinggi (Wahyudi, 2006: 65). Hakikat kodrat manusia yang
bersifat mono-pluralis, sebagaimana dikemukakan Notonagoro, yaitu terdiri atas
jiwa dan raga (susunan kodrat), makhluk individu dan sosial (sifat kodrat), dan
makhluk Tuhan dan otonom (kedudukan kodrat) memerlukan keseimbangan agar
dapat menyempurnakan kualitas kemanusiaannya.
o SILA KETIGA ➔ Persatuan Indonesia memberikan landasan esensial bagi
kelangsungan Negara Kesatauan Republik Indonesia (NKRI). Untuk itu, ilmuwan
dan ahli teknik Indonesia perlu menjunjung tinggi asas Persatuan Indonesia ini
dalam tugas-tugas profesionalnya. Kerja sama yang sinergis antarindividu dengan
kelebihan dan kekurangannya masing-masing akan menghasilkan produktivitas
yang lebih tinggi daripada penjumlahan produktivitas individunya (Wahyudi, 2006:
66). Suatu pekerjaan atau tugas yang dikerjakan bersama dengan semangat
nasionalisme yang tinggi dapat menghasilkan produktivitas yang lebih optimal.
o SILA KEEMPAT ➔ Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan memberikan arahan asa kerakyatan, yang
mengandung arti bahwa pembentukan negara republik Indonesia ini adalah oleh
dan untuk semua rakyat Indonesia. Setiap warga negara mempunyai hak dan
kewajiban yang sama terhadap negara. Demikian pula halnya dengan ilmuwan
dan ahli teknik wajib memberikan kontribusi sebasar-besarnya sesuai kemampuan
untuk kemajuan negara. Sila keempat ini juga memberi arahan dalam manajemen
keputusan, baik pada tingkat nasional, regional maupun lingkup yang lebih sempit
(Wahtudi, 2006: 68). Manajemen keputusan yang dilandasi semangat
musyawarah akan mendatangkan hasil yang lebih baik karena dapat melibatkan
semua pihak dengan penuh kerelaan.
o SiILA KELIMA ➔ Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia memberikan
arahan agar selalu diusahakan tidak terjadinya jurang (gap) kesejahteraan di
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 39
antara bangsa Indonesia. Ilmuwan dan ahli teknik yang mengelola industri perlu
selalu mengembangkan sistem yang memajukan perusahaan, sekaligus menjamin
kesejahteraan karyawan (Wahyudi, 2006: 69). Selama ini, pengelolaan industri
lebih berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, dalam arti keuntungan perusahaan
sehingga cenderung mengabaikan kesejahteraan karyawan dan kelestarian
lingkungan. Situasi timpang ini disebabkan oleh pola kerja yang hanya
mementingkan kemajuan perusahaan. Pada akhirnya, pola tersebut dapat menjadi
pemicu aksi protes yang justru merugikan pihak perusahaan itu sendiri.
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 40