Anda di halaman 1dari 4

RESUME

JUDUL : KEJENUHAN DAN TRANSFER DALAM BELAJAR

SUMBER :

Syah, Muhibbin. 2002. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,


Bandung: Remaja Rosdakarya.

KEJENUHAN

1) Pengertian Kejenuhan Dalam Belajar

Kejenuhan secara singkat artinya padat atau penuh sehingga tidak mampu lagi
memuat apapun. Dalam arti lain jenuh yakni jemu atau bosan. Kejenuhan dalam belajar
merupakan rentang waktu tertentu yang digunakan untuk belajar, tetapi tidak mendatangkan
hasil. Siswa yang yang mengalami kejenuhan belajar merasa seakan-akan pengetahuan dan
kecakapan yang diperoleh dari belajar tidak ada kemajuan. Biasanya kejenuhan ini
berlangsung secara singkat, maupun sebaliknya. Bagi siswa yang sedang mengalami
kejenuhan, akalnya tak dapat bekerja sebagaimana yang diharapkan dalam memproses item-
item informasi atau pengalaman baru, sehingga kemajuan belajarnya seakan-akan “jalan
ditempat” atau tidak ada perkembangan.

2) Faktor Penyebab dan Cara Mengatasi Terjadinya Kejenuhan Dalam Belajar


A. Faktor/ Penyebab
Faktor penyebab kejenuhan dalam belajar yakni ;
1. Siswa kehilangan motivasi
2. Kehilangan konsilidasi (kemampuan
3. Batas kemampuan jasmaniah (karena bosan dan letih).
4. Keletihan
5. Kehilangan Percaya diri
6. Berada di tengah-tengah situasi kompetitif yang ketat dan menurut lebih
banyak kerja intelek yang berat.
B. Cara Mengatasi Terjadinya Kejenuhan Dalam Belajar
1. Melakukan istirahat dan mengkonsumsi makanan dan minuman yang
bergizi dengan takaran yang cukup banyak.
2. Pengubahan atau penjadwalan kembali jam-jam dari hari-hari belajar yang
lebih memungkinkan siswa belajar lebih giat.
3. Pengubahan atau penataan kembali lingkungan belajar siswa yang
meliputi pengubahan posisi meja tulis, lemari, rak buku, alat-alat
perlengkapan belajar dan sebagainya sampai memungkinkan siswa merasa
berada di sebuah kamar baru yang lebih menyenangkan untuk belajar.
4. Memberikan motivasi dan stimulasi baru agar siswa merasa terdorong
utnuk belajar lebih giat daripada sebelumnya.
5. Menciptakan lingkungan yang senyaman mungkin bagi siswa yang
mencangkup interaksi antara guru dan murid.

TRANSFER DALAM BELAJAR

1) Pengertian Transfer dalam Belajar


Meneurut Gage dan Berlinner (1984) suatu proses yang memungkinkan
menggunakan pelajaran sebelumnya di dalam situasi yang baru disebut transfer
dalam belajar. Sedangkan menurut Gentile, dkk (dalam Santrock, 2007) transfer
adalah seseorang mengaplikasikan pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya
untuk mempelajari atau memecahkan masalah (problem solving) dalam situasi
baru. Istilah “transfer belajar” berasal dari bahasa Inggris “transfer of learning”
dan berarti ; pemindahan atau pengalihan hasil belajar yang diperoleh dalam
bidang studi yang satu ke bidang studi yang lain atau ke kehidupan sehari-hari.
2) Ragam Transfer Belajar
Macam-macam Transfer belajar
1. Transfer positif
Transfer yang berefek lebih baik terhadap kegiatan belajar selanjutnya.
Transfer positif ialah belajar dalam situasi yang dapat membantu belajar dalam
situasi-situasi lain. “Memperoleh keuntungan’ berarti bahwa pemindahan atau
pengalihan hasil belajar itu berperanan positif, yaitu mempermudah dan menolong
dalam menghadapi tugas belajar yang lain dalam rangka kurikul di keskolah atau
dalam mengatur kehidupan seharihari, transfer belajar demikian tersebut disebut
“transfer positif”.
Contohnya, siswa yang telah pandai membaca Al-Qur’an akan secara otomatis
mudah belajar Bahasa Arab, karena ada kesamaan elemen (sama-sama bertulisan
arab). Pengetahuan tentang undang – undang dan pancasila akan sangat membantu
dalam memahami masalah politik. .
2. Transfer negatif
Transfer yang berefek buruk terhadap kegiatan belajar selanjutnya.
Transfer negatif dapat dialami seorang siswa apabila ia belajar dalam situasi
tertentu yang memiliki pengaruh merusak atau mengalami hamnbatan terhadap
ketrampilan/pengetahuan yang dipelajari. “Mengalami hambatan” berarti bahwa
pemindahan atau pengalihan hasil belajar itu berperanan negatif, yaitu
mempersulit dalam menghadapi tugas belajar yang lain dalam rangka kurikulum
sekolah, atau dalam mengatur kehidupan sehari-hari, transfer belajar yang
demikian disebut “transfer negatif”.
Misalnya, Ketrampilan mengemudi kendaraan bermotor dalam arus lalu
lintas yang bergerak disebelah kiri jalan, yang diperoleh seseorang selama tinggal
di Indonesia, akan menimbulkan kesulitan bagi orang itu bila pindah ke salah satu
negara Eropa Barat, yang arus lalu lintasnya bergerak di sebelah kanan jalan.
.
3. Transfer vertikal
Transfer yang berefek baik terhadap kegiatan belajar/pengetahuan yang
lebih tinggi. Transfer vertikal (tegak lurus) dapat terjadi dalam diri seorang siswa
apabila pelajaran yang telah dipelajari dalam situasi tertentu membantu siswa
tersebut dalam menguasai pengetahuan/ketrampilan yang lebih tinggi atau rumit.
Misalnya, siswaa SD yang telah menguasai penjumlahan dan
pengurangan pada waktu duduk di kelas lebih kecil akan mudah mempelajari
perkalian pada waktu dia duduk di kelas lebih besar.
4. Transfer lateral
Transfer yang berefek baik terhadap kegiatan belajar
pengetahuan/ketrampilan yang sederajat. Tranfer lateral (ke arah samping) dapat
terjadi dalam diri seorang siswa apabila ia mampu menggunakan materi yang
telah dipelajarinya untuk mempelajari materi yang sama kerumitannya dalam
situasi-situasi yang lain. Dalam hal ini, perubahan waktu dan tempat tidak
mengurangi mutu hasil belajar siswa tersebut.
Misalnya, seorang lulusan SMK yang telah menguasai tehknologi
“Z” dari sekolahnya da dapat menjalankan mesin tersebut di tempat kerjanya. Di
samping itu juga mampu mengikuti pelatihan menggunakan tekhnologi mesin-
mesin lainnya yang mengandung elemen dan kerumitan kurang lebih sama dengan
mesin “Z” tadi.

Anda mungkin juga menyukai