Anda di halaman 1dari 9

Praktikum 1

Pengenalan Bisnis Labolatorium Klinik


Organisasi kerja :
- Manager : Raudhatul Miski
- Bagian Persiapan : Putri Ayuning Tias
- Bagian Pembekalan : Ramadilla lahela
- Bagian pelaksana kerja : Raudhatul Miski, Putri Ayuning, dan Ramadilla lahela

I. Tujuan
1. Dapat mengetahui model bisnis labolatorium klinik hingga membandingkan
labolatorium klinik.
2. Membuat rencana kerja proses di laboratoium klinik
II. Prinsip
Prinsip praktikum melalakukan diskusi dari hasil modul 1 dan pembuatan rencana kerja
praktikum kimia klinik.
III. Dasar Teori
Bisnis di bidang kesehatan termasuk salah satu bisnis yang tidak pernah mati. Semua
manusia normal pasti pernah jatuh sakit. Karena itu, bisnis yang berhubungan dengan
kesehatan terutama Laboratorium kesehatan sebagai penunjang diagnosa penyakit akan
selalu dibutuhkan. Berikut cara – cara pendirian laboratorium kesehatan yaitu :
a. Tahapan Awal Mendirikan Laboratorium Kesehatan
1. memilih lokasi dan bangunan yang strategis untuk didirikan Laboratorium Kesehatan.
Lokasi dapat mempengaruhi keberlangsungan sebuah laboratorium, jumlah pasien/
konsumen yang datang, besar keuntungan yang didapat, hingga mempengaruhi posisi
perusahaan terhadap perusahaan pesaing. Berikut beberapa faktor yang sebaiknya
perhatikan, sebagai bahan pertimbangan strategi memilih lokasi usaha. :
1. Tingkat kepadatan penduduk sekitar lokasi.
2. Besar pendapatan masyarakat sekitar lokasi,
3. Dekat dengan target pasar, Pastikan siapa target pasar produk Anda (Pasien
pribadi, dokter, rujukan dan perusahaan), apakah untuk kalangan tertentu (umur
tertentu,atau mungkin lebih spesifik.
4. Mudah terlihat, Lokasi yang strategis dan mudah dilihat, akan sangat
memudahkan menarik pelanggan dan meminimalisir biaya promosi.
5. Banyaknya usaha yang mendukung lokasi tersebut, Semakin banyak usaha yang
ada di sekitar lokasi, maka konsumen yang datang ke lokasi tersebut juga semakin
ramai.
6. Sesuaikan dana dengan lokasi usaha yang akan dipilih.
7. Pilih lokasi usaha yang tingkat kompetisinya rendah.
8. Akses menuju lokasi usaha.
9. Tingkat keamanan yang mendukung.
10. Kebersihan lokasi usaha. Kesehatan berhubungan dengan kebersihan.
2. Cek dokumen tanah dan bangunan lokasi ke Dinas Tata Kota, Surat Ukur/ Gambar
Lokasi, Keterangan Rencana Kota (KRK).
3. Cek kompetisi dan peluang pasar. Kegiatan analisa pasar terdiri dari :
a. Memperkirakan dan mengukur besarnya pasar; untuk mengetahui besarnya pasar
(market size) pada waktu sekarang maupun yang akan datang kaitannya dengan
produk dan layanan laboratorium.
b. Segmentasi pasar; mempelajari grup – grup yang menentukan pasar dalam rangka
menentukan grup sasaran yang terbaik.
c. Analisis konsumen; untuk mengetahui karakteristik, kebutuhan yang spesifik,
tingkah laku, persepsi guna membantu wirausahawan Laboratorium dalam
menentukan jenis produk dan layanan yang ditawarkan.
4. Penuhi syarat ijin pelengkap. Sebelum membuka usaha sebaiknya Anda harus
mengetahui apakah bangunan yang disewa atau yang Anda dirikan semua
perijinannya sudah beres, seperti ijin mengenai analisa dampak lingkungan
(AMDAL), ijin mendirikan bangunan (IMB), serta ijin gangguan (HO). Agar tidak
terjadi kejadian tidak terduga, yang akan merugikan usaha yang Anda jalankan.
Banyaknya peristiwa tempat usaha yang dihancurkan hanya karena tidak memiliki
ijin.
5. Penuhi syarat ijin tenaga kesehatan. Menurut Undang-undang No. 36 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan dijelaskan mengenai beberapa persyaratan sebagai berikut:
a. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/ atau keterampilan melalui pendidikan di
bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan. Tenaga kesehatan dalam dunia Laboratorium Kesehatan
adalah dokter, perawat pengambil sampel, tenaga analis kesehatan, dan tenaga
kesehatan lainnya sebagai penunjang seperti tenaga radiografer/ radiologi.
b. Setiap Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik di bidang pelayanan kesehatan
wajib memiliki izin yaitu Surat Tanda Registrasi (STR) yang masih berlaku;
Rekomendasi dari Organisasi Profesi; Surat Izin Praktek (SIP), Surat Izin Kerja (SIK)
dan sertifikat kompetensi.
6. Renovasi – Perlengkapan Ijin Laboratorium Kesehatan. Melakukan renovasi
bangunan disesuaikan dengan persyaratan minimal suatu laboratorium, melengkapi
syarat peralatan laboratorium dan menata perlengkapan sesuai tata letak/ layout yang
dipersyaratkan.
7. Pengajuan ijin Laboratorium Kesehatan Swasta
a. BPPT (Badan Pelayanan Perizinan Terpadu)/ Dinas Penanaman Modal dan
Perijinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Pemerintah Kota setempat untuk Ijin
Usaha.
b. Dinas Kesehatan setempat.
8. Survei lapangan oleh tim perijinan. Setelah menerima surat permohonan, instansi
pemberi izin melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan persyaratan perizinan ke
laboratorium klinik yang bersangkutan.Pemeriksaan dilakukan oleh tim yang
dibentuk oleh instansi pemberi izin dengan melibatkan tenaga teknis laboratorium
kesehatan dari institusi dan organisasi profesi terkait. Hasil pemeriksaan yang
dilaksanakan oleh tim disampaikan kepada instansi pemberi izin selambat-lambatnya
14 (empat belas) hari kerja dengan melampirkan berita acara pemeriksaan.
9. Perijinan Laboratorium dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan. Izin penyelenggaraan
diberikan kepada laboratorium klinik yang memenuhi persyaratan sesuai ketentuan
yang tercantum dalam Peraturan. Persyaratan untuk memperoleh izin telah dipenuhi,
instansi pemberi izin menerbitkan surat izin.
10. Laboratorium dapat beroperasi dan melayani pasien. Dari 10 (sepuluh) tahapan
pendirian Laboratorium diatas, tahap pertama memilih lokasi dan tahap ketiga cek
kompetisi/ peluang pasar boleh saja tidak dilakukan karena usaha laboratorium
kesehatan tetap dapat beroperasi tetapi setelah memiliki surat izin penyelenggaraan
laboratorium.

2. Syarat – syarat Pengajuan Ijin Laboratorium Kesehatan


Berdassarkan peraturan kemenkes RI no 411 tahun 2010 bahwa labolatorium klinik
adalah labolatorium kesehatan yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan specimen
klinik untuk mendapatkan informasi tentang keehatan perorangan terutama untuk
menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan.
Labolatorium klinik dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Labolatorium klinik umum
Merupakan labolatorium yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan specimen klinik
dibidang hematologi, kimmia klinik, mikrobiologi klinik, parasitology klinik, dan
imunologi klinik. Labolatorium klinik umum dibagi menjadi 3 yaitu:
b. Labolatorium klinik umum pratama
Merupakan labolatorium yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan specimen
klinik dengan kemampuan pemeriksaan terbatas dengan teknik sederhana,
c. Labolatorium klinik umum madya
Merupakan labolatorium yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan specimen
klinik dengan kemampuan pemeriksaan tingkat labolatorium klinik umum
pratama dan pemeriksaan imunologi dengan teknik sederhana
d. Labolatorium klinik umum utama
Merupakan labolatorium yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan specimen
klinik dengan kemampuan pemeriksaan lebih lengkap dari labolatorium klinik
umum madya dengan teknik automatic.
2. Labolatorium khusus
Merupakan labolatorium yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan specimen klinik
pada 1 bidang khusus dengan kemampuan tertentu,labolatorium khusus ini dibagi
menjadi 3 yaitu:
a. Labolatorium mikrobiologi klinik
b. Labolatorium parasitology klinik
c. Labolatorium patologi anatomi

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 411/MENKES/PER/III/2010 syarat mendirikan


labolatorium klinik adalah:
1. Membuat Surat Permohonan ke dinas terkait. Surat Permohonan Izin Penyelenggaraan
Laboratorium (bermaterai Rp.6000,-).Pengajuan surat permohonan diberikan sesuai
klasifikasi Laboratorium.
a. lzin penyelenggaraan laboratorium klinik umum pratama diberikan oleh Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota.
b. lzin penyelenggaraan laboratorium klinik umum madya diberikan oleh Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi atas rekomendasi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
c. lzin penyelenggaraan laboratorium klinik umum utama diberikan oleh Direktur
Jenderal Bina Pelayanan Medik atas rekomendasi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi.
2. Surat Permohonan dilengkapi lampiran – lampiran sebagai berikut:
 Salinan/ fotocopy Akte notaris (bila Pemohon Badan hukum) dan fotocopy KTP
(Kartu Tanda Penduduk) yang masih berlaku (bila perorangan)
 Laboratorium klinik dapat diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah,
atau swasta. Laboratorium klinik yang diselenggarakan oleh pemerintah atau
pemerintah daerah harus berbentuk unit pelaksana teknis di bidang kesehatan,
instansi pemerintah, atau lembaga teknis daerah. Laboratorium klinik yang
diselenggarakan oleh swasta harus berbadan hukum.
 Surat Keterangan Domisili dari kelurahan bagi pemohon perseorangan
 Salinan/ fotocopy Sertifikat tanah
 Salinan/ fotocopy Surat kontrak/ sewa (bagi pemohon sewa bangunan)
 Salinan/ fotocopy IMB (Izin Mendirikan Bangunan)
 Salinan/ fotocopy Ijin Gangguan (HO)
 Salinan/ fotocopy Status kepemilikan bangunan dan tanah
 Gambar denah situasi/ denah lokasi
 Gambar denah tindakan (termasuk ruang tindakan)/ tata letak ruangan
laboratorium, beserta Data Kelengkapan Banguanan dan Prasarana
 Daftar ketenagaan
 Tenaga Laboratorium termasuk Penanggung Jawab Teknis dan tenaga yang ada
baik bagian teknis dan administrasi. Laboratorium klinik harus memenuhi
ketentuan ketenagaan meliputi:
- Laboratorium klinik umum pratama: penanggung jawab teknis
sekurangkurangnya seorang dokter dengan sertifikat pelatihan teknis dan
manajemen laboratorium kesehatan sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan, yang
dilaksanakan oleh organisasi profesi patologi klinik dan institusi pendidikan
kesehatan bekerjasama dengan kementerian kesehatan; dan tenaga teknis
dan administrasi, sekurang-kurangnya 2 (dua) orang analis kesehatan serta 1
(satu) orang tenaga administrasi.
- Laboratorium klinik umum madya : penanggung jawab teknis
sekurangkurangnya seorang dokter spesialis patologi klinik; dan tenaga
teknis dan administrasi, sekurang-kurangnya 4 (empat) orang analis
kesehatan dan 1 (satu) orang perawat serta 2 (dua) orang tenaga
administrasi.
- Laboratorium klinik umum utama: penanggung jawab teknis
sekurangkurangnya seorang dokter spesialis patologi klinik; dan tenaga
teknis dan administrasi, sekurang-kurangnya 1 (satu) orang dokter spesialis
patologi klinik, 6 (enam) orang tenaga analis kesehatan dan 2 (dua) orang
diantaranya memiliki sertifikat pelatihan khusus mikrobiologi, 1 (satu)
orang perawat, dan 3 (tiga) orang tenaga administrasi.
 Data dokter dan daftar riwayat hidup dokter penanggung jawab
 Salinan/ fotocopy ijasah dokter, Surat Ijin Praktek dokter penanggung jawab
 Salinan/ fotocopy ijasah dan surat ijin praktek tenaga teknis
 Salinan/ fotocopy ijasah tenaga administrasi
 Surat Ijin atasan langsung jika penanggung jawab berstatus Pegawai Negeri Sipil
 Gambar Struktur Organisasi
 Data kelengkapan peralatan
 Surat pernyatataan kesediaan mengikuti program Pemantapan Mutu (bermeterai
Rp.6.000,-.
 Daftar Jenis Pelayanan dan tarif. Untuk jenis pelayanan mengacu pada
persyaratan minimal kemampuan pemeriksaan laboratorium. Persyaratan Minimal
Kemampuan Pemeriksaan. Jika ada pelayanan/ pemeriksaan laboratorium selain
dalam tabel bisa ditambah pada kolom realisasi.
 Rekomendasi Puskesmas setempat
 Salinan/ fotocopy kerjasama tentang pengelolaan limbah medis
 Dokumen UKL-UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup)
 Foto 4X6 pemilik Laboratorium sebanyak 2 (dua) lembar
 Surat Kuasa bermaterai bagi yang menguasakan pengurusan perijinan kepada
orang
 Salinan/ fotocopy Izin Penyelenggaraan yang lama jika perpanjangan izin

3. Peraturan Pendirian Laboratorium


Laboratorium kesehatan harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana,
peralatan, kemampuan pemeriksaan spesimen klinik, ketenagaan dan syarat – syarat lain
sesuai dengan klasifikasinya. Hal tersebut diatur dalam peraturan pemerintah berkaitan
pendirian laboratorium. Berikut beberapa Peraturan Menteri Kesehatan yang
berhubungan dengan Laboratorium, yaitu:
1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 411 tahun 2010 tentang Laboratorium Klinik
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Klinik yang Baik
3. Peraturan Menteri Kesehatan No. 298 tahun 2008 tentang Pedoman Akreditasi
Laboratorium Kesehatan
4. Peraturan Menteri Kesehatan No. 658 tahun 2009 tentang Jejaring laboratorium
Diagnosis Penyakit Infeksi New-Emerging dan Re-Emerging
5. Peraturan Menteri Kesehatan No. 37 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Puskesmas
6. Ketentuan Menteri Kesehatan No. 605 Tahun 2008 tentang Standar Balai
Laboratorium Kesehatan Dan Balai Besar Laboratorium Kesehatan
7. Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan yang Benar (Good Laboratory
Practice)
8. Undang – undang Republik Indonesia No, 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan
9. Sesuai Pasal 9 Peraturan Pemerintahan Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, bahwa Menteri mempunyai tugas
menetapkan norma, standar, prosedur dan kriteria untuk urusan wajib serta urusan
pilihan, dengan memperhatikan keserasian hubungan pemerintah dengan pemda
dan antar pemda, hal ini merupakan kesatuan sistem dengan melibatkan para
pemangku kebijakan kepentingan terkait. Pembagian urusan pemerintah di
bidang kesehatan yang diatur oleh Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
ini mengatur melalui Sub Bidang. Upaya Kesehatan dengan sub – sub bidangnya,
antara lain Pelayanan Kesehatan Perorangan dan Masyarakat dengan tugasnya
antara lain meliputi : Registrasi, Akreditasi, Sertifikasi Sarana Kesehatan sesuai
dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.
Bisnis labolatorium klinik merupakan bisnis yang dibangun untuk melayani kebutuhan
masyarakat dalam menilai kualitas kesehatan pribadi atau golongan. Aspek penting dalam
bisnis labolatorium klinik adalah sebagai berikut:
a. Aspek legal
b. Aspek tangible
c. Aspek marketing
d. Aspek operasional
Untuk mewujudkan laboratorium yang bermutu perlu dilakukan analisis (identifikasi dan
penilaian) berbagai faktor yang strategis yang mendukung pengelolaan laboratorium. Salah
satu model analisis yang sering digunakan dan sudah banyak dikenal adalah analisis secara
SWOT.
 S = ”Strengths,” (Kekuatan)
 W = ”Weaknesses,” (Kelemahan)
 O = ”Oportunities,” (Peluang) dan
 T = ”Threats” (Ancaman)
Faktor kekuatan dan kelemahan terdapat dalam tubuh suatu organisasi laboratorium.
Faktor peluang dan ancaman merupakan faktor-faktor lingkungan yang dihadapi oleh
organisasi laboratorium yang bersangkutan.

IV. Alat dan Bahan


a. Hasil desk review yang dilakukan kelompok
b. Rencana kerja setiap kelompok
V. Prosedur Kerja
1. Presentasi profile laboratorium klinik yang diamati.
2. Membuat analisis prospek bisnis dan membuat usulan pekerjaan di laboratorium klinik

Anda mungkin juga menyukai