OLEH:
(20742058)
JURUSAN PETERNAKAN
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 tujuan
· mahasiswa mampu mengetahui zona optimal, toleran, dan letak ikan terhadap ph.
· siswa dapat memberikan keterangan mengenai, dampak yang dialami ikan ketika
mengalami perubahan lingkungan perairan.
metode praktikum
alat : 1. ph meter.
2. ember 2
3. penggaris
4. timbangan (mg)
1 .objek yang akan diamati adalah ikan nila & ikan lele, delam adapasi lingkungan
perairan ph secara bertahap.
2. siapkan alat dan bahan yang akan digunakan ( ph meter, ember, dan zat asam dan
zat basa).
3. ambil bahan objek yang akan di gunakan “ ikan nila & ikan lele”.
4. ukur berat jenis dan ukuran panjang ikan (kepala – ekor pangkal)
5.pisahkan ikan nila dan lele menjadi 2 bagian. (lele 2 + nila 2) & ( lele 2 + nila 2).
6. pastikan bagian yang pertama adalah ember kecil sebagai media lingkuhan awal ph
normal 6-7.
7. gunakan sample ember yang besar sebagai media perubahan adaptasi lingkungan
“ph secara bertahap”.
8.periksa ph awal pada ember besar
9.masukan zat basa secara bertahap, dengan ukuran ph 1 poin setiap tahap 5 menit
pada ember besar.
12.pemasukan zat basa/asam bertahap sampai titik terakhir (letal) max 14.
14.setelah selesai, semua alat dan bahan di bereskan, di cuci dan di susun kembali ke
tempat semula.
BAB III
3.1 hasil
1 7.0 normal
1 7.0 normal
5 5 lele diam
nama ikan ph 4
lele lethal
nila toleran
ph asam perubahan 7-6-5-4-3-2-1-0
nama ph 7 ph 6 ph 5 ph 4 ph 3 ph 2-1
ikan
3.2 pembahasan
praktikum minggu ini, menghasilkan perbedaan antara ph untuk ikan lele dan nia,
perbedaan dari segi ketahanan kedua ikan dilihat dari bagaimana ikan dapat bertahan
dari zona toleran, ikan lele mati pada zona tersebut, dibanding ikan nila. ikan lele tepar
pada ph basa 8,0 dibanding nila yang masih bisa toleransi pada ph 8.56.
· zona toleran, dapat mentoleransi keadaan yang cukup ekstrim, 7.0 -7.20 (basa) , 5.0 –
3.0 (asam).
· zona letal, ikan tidak mampu bertahan dalam kondisi ekstrim yang ± 7.30-9.0 (basa),
3-1 (asam)
larutan asam dan basa yang mengandung zat zat kimia, menimbulkan kedua ikan
tersebut mangalamai kematian dalam ± 30 menit. larutan tersebut dapat menimbulkan
perubahan morfologi ikan pada ph 9.0 tertinggi, dan ph 3.0 terendah diluar zona
toleransi ada zona resisten dimana organisme aquatik hanya bertahan pada waktu
tertentu. setelah itu akan mengalami perubahan morfologis sehingga akan
menimbulkan kematian.
seperti pada praktikum minggu ini, dijelaskan bahwa ikan mengalai perubahan pada
zona resisten, ketika adaptasi tidak berjalan secara fisiologis, maka faktor lethal dekat
dengan ambang bawah atau sebaliknya dari zona toleransi maka hanya akan
mengalami gangguan pada sistem organ, namun ketika lethal pada kondisi ektrim ikan
akan mengalai stress, colaps, atau kematian secara tiba-tiba.
akibat yang ditimbulkan dari zona resisten seperti gangguan enzim, perubahan
morfologi dan susunan kimiawi sel, gangguan pada jaringan khusus seperti homeostatis
yang kompleks. selain itu gangguan dari lingkungan perairan yang ekstrim, osmotik,
racun, infeksi, atau stimulasi sosial akan menimbulkan stress. responnya akan seperti
penurunan volume darah, jumlah leukosit, glikogen hati, peningkaan glukosa darah, dan
menipisnya lapisan lambung mocosa.
sehingga dapat dipastikan dalam kondisi ph yang tinggi tersebut ikan akan
mengalami kematian, sehingga ikan hanya mampu beradaptasi dalam zona normal saja
, jikalau ikan mampu bertahan dalam zona letal, kemungkinan ikan sudah beradaptasi
lebih lama dan bertahap, atau ikan memiliki kekebalan tubuh dibanding ikan lele dan
ikan nila dalam percobaan tersebut.
BAB V
KESIMPULAN
4.1 kesimpulan
pengamatan perubahan dan adaptasi ikan dapat diperoleh data dan
dokumentasi, pengamatan minggu ini memiliki pengetahuan penting bahwa beberapa
macam ikan hanya mampu bertahan pada ph tertentu, adaptasi yang dilakukan dengan
cara bertahap tidak mampu menahan kekuatan ikan dalam ph yang tinggi. pengamatan
ini sudah menjelaskan bahawa ketika dalam berbudidaya kususnya ikan lele, perlu
diperhatikan dengan jelas bahwa ikan lele hanya mampu bertahan pada ph 6-7 saja.
sehingga ikan tidak rentan terhadap ph yang tinggi ketika kita melakukan budidaya
dengan memperhatikan prosedur dan caranya khususnya keasaman, yang akan
menimbulkan perubahan dan adaptasi ikan tersebut.