LP Eliminasi Fekal
LP Eliminasi Fekal
ELIMINASI FEKAL
b. Diet
Diet atau pola atau jenis makanan yang dikonsumsi dapat mempengaruhi
proses defekasi. Makanan yang memiliki kandungan serat tinggi dapat
membantu proses percepatan defekasi dan jumlah yang di konsumsi pun
dapat memengaruhinya.
c. Asupan Cairan
Pemasukan cairan yang kurang dalam tubuh membuat defekasi menjadi
keras oleh karena absorspi kurang sehingga dapat memengaruhi kesulitan
proses defekasi.
d. Aktivitas
Aktivitas dapat memengaruhi proses defekasi karena melalui aktivitas tonus
otot abdomen, pelvis, dan diafragma dapat membantu kelancaran proses
defekasi, sehingga proses defekasi sehingga proses gerakan peristaltik pada
daerah kolon dapat bertambah bak dan memudahkan dalam membantu
proses kelancaran proses defekasi.
e. Pengobatan
Pengobatan dapat memengaruhi proses defekasi, seperti penggunaan
laksansia atau antasida yang terlalu sering.
f. Gaya Hidup
Kebiasaan atau gaya hidup dapat memengaruhi proses defekasi. Hal ini
dapat terlihat pada seseorang yang memiliki gaya hidup sehat atau
kebiasaan melakukan buang air besar di tempat yang bersih atau toilet.
Maka, ketika orang tersebut buang air besar di tempat yang terbuka atau
tempat yang kotor, ia mengalami kesulitan dalam proses defekasi.
g. Penyakit
Beberapa penyakit dapat memengaruhi proses defekasi, biasanya penyakit-
penyakit yang berhubungan langsung pada sistem pencernaan, seperti
gastroenteristis atau penyakit infeksi lainnya.
h. Nyeri
Adanya nyeri dapat memengaruhi kemampuan atau keinginan untuk
berdefekasi, seperti nyeri pada beberapa kasus hemoroid dan episiotomi.
Psikologis :
- Kecemasan
- Tingkat stres tinggi
Situasional :
- Terpapar kontaminan
- Terpapar toksin
- Penyalahgunaan laksatif
- Penyalahgunaan zat
- Program pengobatan (agen tiroid, analgesik, pelunak feses,
ferosulfat, antasida, cimetidine dan antibiotik)
- Perubahan air dan makanan
- Bakteri pada air
Subjektif:
- Urgency
- Nyeri atau kram abdomen
Objektif:
Objektif :
Subjektif : -
Objektif :
- Bau feses
- Kulit perinal kemerahan
2) Penyebab
Fisiologis :
- Penurunan motilitas gastrointestinal
- Ketidakadekuatan pertumbuhan gigi
- Ketidakcukupan diet
- Ketidakcukupan asupan serat
- Ketidakcukupan asupan cairan
- Aganglionik (penyakit hircsprung)
- Kelemahan otot abdomen
Psikologis :
- Konfusi
- Depresi
- Gangguan emosional
Situasional :
Objektif :
- Feses keras
- Peristaltik usus menurun
Subjektif :
Objektif :
- Distensi abdomen
- Kelemahan umum
- Teraba massa pada rektal
3. Rencana tindakan
Intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa yang muncul adalah (Tim Pokja
SIKI DPP PPNI):
a. Diganosa I : Diare
Intervensi : Manajemen Diare
1) Observasi :
- Identifikasi penyebab diare (inflamasi gastrointestinal, iritasi
gastrointestinal, proses infeksi, malabsorpsi, ansietas, stres, efek
obat-obatan, pemberian botol susu)
- Identifikasi riwayat pemberian makanan
- Identifikasi gejala invaginasi (tangisan keras, kepucatan pada bayi)
- Monitor warna, volume, frekuensi, dan konsistensi tinja
- Monitor tanda dan gejala hypovolemia (takikardia, nadi teraba
lemah, tekanan darah turun, turgor kulit turun, mukosa mulut kering,
CRT melambat, BB menurun)
- Monitor iritasi dan ulserasi kulit di daerah perinal
- Monitor jumlah pengeluaran diare
- Monitor keamanan penyiapan makanan
2) Terapeutik
- Berikan asupan cairan oral (larutan garam gula, oralit, pedyalite,
renalyte)
- Pasang jalur intravena
- Berikan cairan intravena (ringer asetat, ringer laktat)
- Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah lengkap dan elektrolit
- Ambil sampel feses untuk kultur
3) Edukasi
- Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap
- Anjurkan menghindari makanan pembentuk gas, pedas dan
mengandung laktosa
- Anjurkan melanjutkan pemberian ASI
4) Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat antimotilitas (loperamide, difenoksilat)
- Kolaborasi pemberian obat antispasmodic atau spasmolitik
(papaverin, ekstrak belladonna, mebeverine)
- Kolaborasi pemberian obat pengeras feses (atapulgit, smektit,
koalin-pektin)
2) Terapeutik
- Anjurkan waktu yang konsisten untuk buang air besar
- Berikan privasi, kenyamanan dan posisi yang meningkatkan proses
defekasi
- Gunakan enema rendah
- Anjurkan dilatasi rektal digital
- Ubah program latihan eliminasi fekal
3) Edukasi
- Anjurkan mengkonsumsi makanan tertentu, sesuai program atau
hasil konsultasi
- Anjurkan asupan cairan yang adekuat sesuai kebutuhan
- Anjurkan olah raga sesuai toleransi
4) Kolaborasi
- Kolaborasi penggunaan supositoria
2) Terapeutik
- Berikan air hangat setelah makan
- Jadwalkan waktu defekasi bersama pasien
- Sediakan makanaan tinggi serat
3) Edukasi
- Jelaskan jenis makananan yang membantu meningkatkan keteraturan
peristaltik usus
- Anjurkan mencatat warna, frekuensi, konsistensi, volume feses
- Anjurkan meningkatkan aktifitas fisik, sesuai toleransi
- Anjurkan pengurangan asupan makanan yang meningatkan
pembentukan gas
- Anjurkan mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi serat
- Anjurkan meningkatkan asupan cairan, jika tidak ada kontraindikasi
4) Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat supositoria anal
Daftar Pustaka
Kozier, B., et. all. (2011). Buku ajar fundamental keperawatan: Konsep, proses, &
praktik. Jakarta: EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar diagnosis keperawatan indonesia:
Definisi dan indikator diagnortik. Jakarta: DPP PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar intervensi keperawatan indonesia: Definisi
dan tindakan keperawatan. Jakarta: DPP PPNI.