Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS TEORI SNEHANDU B.

KAR PADA PERILAKU


KONSUMSI BUAH DAN SAYUR REMAJA
DI SMPN 98 JAKARTA

PAPER

Oleh:
Devinda Syahada Alifiya
NIM 192110101018

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JEMBER
2020
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI ....................................................................................................... i

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 2

1.3 Tujuan ................................................................................................... 2

1.3.1 Tujuan umum ................................................................................. 2

1.3.2 Tujuan khusus................................................................................. 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 4

2.1 Definisi Teori Snehandu B.Kar .............................................................. 4

2.2 Konsep Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur Pada Remaja ..................... 5

BAB 3 PEMBAHASAN ..................................................................................... 7

3.1 Behaviour Intention (Niat) ..................................................................... 7

3.2 Social Support (Dukungan Sosial) ......................................................... 7

3.3 Accessibility of Information (Akses Informasi) ....................................... 8

3.4 Personal Autonomy (Otonomi Pribadi) .................................................. 8

3.5 Action Situation ..................................................................................... 9

BAB 4 PENUTUP ............................................................................................ 10

4.1 Kesimpulan.......................................................................................... 10

4.2 Saran ................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 11

i
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perilaku kesehatan adalah respon seseorang terhadap suatu rangsangan yang
berhubungan dengan sakit dan penyakit, makanan, sistem pelayanan kesehatan,
serta lingkungan. Perubahan perilaku memiliki tujuan sebagai penunjang program
kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) adalah segala perilaku kesehatan yang dapat membantu
setiap individu dalam suatu keluarga di bidang kesehatan dan berperan aktif
dalam kegiatan kesehatan di masyarakat yang dilakukan secara sadar (Departemen
Kesehatan RI, 2009).

Perilaku konsumsi buah dan sayur dalam kehidupan sehari-hari merupakan


salah satu bagian dari PHBS mengenai kecukupan nutrisi bagi tubuh. Buah dan
sayur memiliki kandungan nutrisi yang sangat penting bagi pertumbuhan,
perkembangan, serta metabolisme energi. Tidak hanya dibutuhkan oleh orang
dewasa, tetapi buah dan sayur juga harus dikonsumsi oleh anak-anak hingga masa
remaja. Pada masa remaja mengalami beberapa perubahan yang memiliki
hubungan terhadap kecukupan nutrisi.

Indonesia memiliki beraneka ragam jenis buah dan sayur yang dapat kita
peroleh dengan mudah dan murah. Namun, faktanya bahwa minat konsumsi buah
dan sayur masyarakat Indonesia masih rendah. Berdasarkan data Riskesdas tahun
2013 (Kementerian Kesehatan RI, 2018), proporsi penduduk ≥ 10 tahun kurang
makan sayur dan buah adalah sebesar 93,5%. Hasil tersebut sejalan dengan jurnal
yang akan penulis analisis dalam paper ini yaitu tingkat konsumsi buah dan sayur
masyarakat Jakarta Selatan masih rendah. Menurut Laporan Hasil Riskesdas
Provinsi DKI Jakarta tahun 2014, hanya terdapat sekitar 1,4% penduduk di
Jakarta Selatan yang mengonsumsi buah dan sayur sebanyak 5 porsi atau lebih per
hari dalam seminggu (Asih Anggraeni & Sudiarti, 2018). Dalam rujukan jurnal

1
yang penulis akan analisis, penelitian dilakukan terhadap perilaku konsumsi buah
dan sayur remaja di SMAN 98 Jakarta.

Guna mengubah perilaku konsumsi buah dan sayur, maka terdapat beberapa
teori perubahan perilaku yang dapat digunakan, salah satunya adalah teori
Snehandu B.Kar. Teori ini mampu menganalisis dan mengetahui indikator
keberhasilan suatu perilaku kesehatan dengan didasarkan pada beberapa fungsi
yaitu, niat, dukungan sosial, akses informasi, otonomi personal, dan aksi situasi.
Apabila fungsi tersebut dapat berjalan dengan seimbang, maka akan timbul suatu
perubahan perilaku positif.

Dalam menyusun paper ini, penulis menggunakan metode penulisan studi


kepustakaan. Penulis memperoleh data dari jurnal dan informasi lain yang
bersumber dari internet. Dikarenakan adanya keterbatasan jarak dan waktu,
sehingga penulis melakukan analisis bersumber pada data sekunder yang
diperoleh berdasarkan hasil kajian Indonesian Journal of Human Nutrition
mengenai faktor dominan konsumsi buah dan sayur pada remaja di SMPN 98
Jakarta.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan
yang menjadi dasar pembuatan paper ini adalah “Bagaimana hasil analisis teori
Snehandu B. Kar pada perilaku konsumsi buah dan sayur remaja di SMPN 98
Jakarta?”

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum


Penulisan paper ini bertujuan untuk menganalisis teori Snehandu B. Kar
pada perilaku konsumsi buah dan sayur remaja di SMPN 98 Jakarta.

1.3.2 Tujuan khusus


Adapun, tujuan khusus makalah ini adalah sebagai berikut :

1) Untuk mengetahui definisi teori Snehandu B.Kar.

2
2) Untuk mengetahui konsep perilaku konsumsi buah dan sayur pada remaja.
3) Untuk menganalisis aspek behaviour intention (niat) pada perilaku konsumsi
buah dan sayur remaja di SMPN 98 Jakarta.
4) Untuk menganalisis aspek social support (dukungan sosial) pada perilaku
konsumsi buah dan sayur remaja di SMPN 98 Jakarta.
5) Untuk menganalisis aspek accessibility of information (akses informasi) pada
perilaku konsumsi buah dan sayur remaja di SMPN 98 Jakarta.
6) Untuk menganalisis aspek personal autonomy (otonomi pribadi) pada perilaku
konsumsi buah dan sayur remaja di SMPN 98 Jakarta.
7) Untuk menganalisis aspek action situation pada perilaku konsumsi buah dan
sayur remaja di SMPN 98 Jakarta.

3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Teori Snehandu B.Kar


Sesuai dengan nama pencetusnya, teori Snehandu B.Kar menganalisis
perilaku kesehatan dengan bertitik tolak bahwa perilaku merupakan bagian dari
fungsi niat, dukungan sosial, akses informasi, otonomi pribadi, dan action
situation (Asriningrum, 2019). Teori ini merupakan sebuah fungsi perilaku yang
apabila semuanya berjalan seimbang maka akan memunculkan perilaku positif.
Ketika terjadi suatu perilaku negatif, maka dapat dilakukan analisis berdasarkan
setiap aspek fungsi dalam teori ini. Beberapa fungsi dari teori perilaku Snehandu
B.Kar adalah sebagai berikut :

1) Behaviour intention, niat seseorang untuk mengambil tindakan sehubungan


dengan kesehatan atau perawatan kesehatannya. Behaviour intention terdiri
dari norma subjektif, sikap, dan kontrol perilaku (Asriningrum, 2019).

2) Social support, merupakan dukungan sosial dari masyarakat di sekitanya.


Dukungan sosial dapat berupa dukungan emosional, pemberian penghargaan,
dan bantuan. Dukungan sosial juga dapat diartikan sebagai suatu keaadaan
dari orang-orang yang dapat dipercaya untuk memberikan hal bermanfaat
bagi individu.

3) Accessibility of information, ketersediaan informasi terkait kesehatan atau


fasilitas kesehatan.

4) Personal autonomy, bersangkutan dalam hal mengambil tindakan atau


keputusan.

5) Action situation, situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak


bertindak. Pemberian kebebasan dalam menjadwalkan perilaku dalam
bertindak.
Teori Snehandu B.Kar jika dituliskan dalam rumus, sebagai berikut :

B = f (BI, SS, AI, PA, AS)

4
Keterangan :

B = Behaviour

f = fungsi

BI = Behaviour Intention

SS = Social Support

AI = Accessibility of Information

PA = Personal Autonomy

AS = Action Situation

2.2 Konsep Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur Pada Remaja


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah segala perilaku kesehatan
yang dapat membantu setiap individu dalam suatu keluarga di bidang kesehatan
dan berperan aktif dalam kegiatan kesehatan di masyarakat yang dilakukan secara
sadar (Departemen Kesehatan RI, 2009). Salah satu bentuk PHBS mengenai
kecukupan nutrisi dengan mengonsumsi buah dan sayur.setiap hari. Buah dan
sayur merupakan sumber bahan pangan nabati yang memiliki kandungan zat gizi
penting bagi pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh, serta metabolisme energi.

Buah dan sayur juga kaya akan kandungan vitamin yang bervariasi. Vitamin
harus juga diperoleh dari makanan karena tidak bisa dihasilkan tubuh secara
cukup. Vitamin berperan penting di dalam tubuh, seperti contoh vitamin C yang
mampu membentuk kolagen, sintesis hormon, dan antioksidan. Buah dan sayur
juga sebagai sumber serat. Asupan serat yang cukup dapat mencegah penyerapan
kembali kolestrol, lemak, dan asam empedu sehingga mampu mengurangi risiko
jantung koroner (Hamidah, 2015).

Perilaku konsumsi buah dan sayur tidak hanya bagi orang dewasa,
melainkan juga penting bagi anak-anak hingga para remaja. Masa remaja
merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa dengan ditandai oleh

5
banyak faktor perubahan, seperti perubahan massa otot, jaringan lemak tubuh, dan
hormon. Perubahan tersebut berpengaruh terhadap kecukupan nutrisi. Perilaku
konsumsi buah dan sayur yang rendah pada masa remaja akan menimbulkan
beberapa risiko dalam perkembangan degeneratif seperti diabetes, obesitas,
hipertensi, dan kanker (Purwita, Kencana, & Kusumujaya, 2018).

Ketersediaan buah dan sayur di Indonesia sangat melimpah. Beraneka


ragam buah dan sayur dapat kita peroleh dengan mudah dan harga yang relatif
cukup murah. Beberapa jenis buah yang sering dikonsumsi masyarakat Indonesia,
seperti pisang, jeruk, apel, dan semangka, sedangkan untuk sayuran antara lain,
bayam, kangkung, dan kacang panjang. Sayur memiliki kandungan serat lebih
tinggi jika dibanding dengan buah.

Dalam buku pedoman Rumah Tangga Sehat Dengan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat, terdapat anjuran jumlah buah dan sayur yang dalam kita konsumsi
dalam sehari. Untuk buah-buahan harus dimakan 2-3 kali sehari. Sebagai contoh,
setiap kali makan setengah mangkuk yang diiris, satu buah jeruk, apel, jambu biji,
dan satu gelas jus. Buah yang kita makan dapat bervariasi agar memperkaya zat
gizi yang kita konsumsi. Untuk sayuran, harus dimakan 2 porsi setiap hari, dengan
ukuran satu porsi sama dengan satu mangkuk sayuran segar atau setengah
mangkuk sayuran matang. Alangkah lebih baik jika sayuran dikonsumsi dengan
dikukus atau dalam keaadaan segar, karena jika direbus cenderung melarutkan
kandungan zat gizi seperti mineral dan vitamin (Departemen Kesehatan RI, 2009).

6
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Behaviour Intention (Niat)


Remaja SMPN 98 Jakarta telah memiliki self efficacy untuk menerapkan
perilaku konsumsi buah dan sayur. Self efficacy atau keyakinan diri adalah tingkat
keyakinan seseorang terhadap kemampuannya dalam melakukan tugas tertentu
(Bandura (1986) dalam Yuliatika, Rahmawati, & Palupi, 2017). Self efficacy
memiliki peran besar dalam mekanisme yang memfalitasi perubahan perilaku
konsumsi buah dan sayur. Self efficacy yang baik akan memengaruhi dan
mendorong individu untuk melakukan perubahan perilaku ke arah positif.
Seseorang dengan self efficacy yang baik juga lebih merasa percaya diri untuk
mencoba perilaku yang baru (Asih Anggraeni & Sudiarti, 2018). Niat kerap
dikaitkan dengan self efficacy dalam terjadinya suatu perubahan perilaku.
Responden dengan self efficacy yang baik telah mengetahui tentang pentingnya
mengonsumi buah dan sayur bagi kesehatan. Mengonsumsi buah dan sayur setiap
hari dengan porsi cukup akan membantu mencukupi kebutuhan serat, serta
menurunkan risiko kanker payudara dan penyakit tidak menular lainya. Sebagian
responden dengan niat perilaku baik, secara sadar memahami bahwa dengan tidak
cukup mengonsumsi buah dan sayur setiap hari maka akan berdampak buruk bagi
kesehatannya di masa yang akan datang (Asih Anggraeni & Sudiarti, 2018).

3.2 Social Support (Dukungan Sosial)


Dukungan sosial remaja SMPN 98 Jakarta diperoleh dari orang tua,
khususnya peran ibu. Ibu dengan tingkat pendidikan yang cukup tinggi memiliki
pengaruh lebih besar terhadap tingkat perilaku konsumsi buah dan sayur sang
anak. Orang tua yang bekerja berperan dalam ketersediaan buah dan sayur di
rumah. Perilaku orang tua yang kurang baik memengaruhi faktor perilaku remaja
yang jarang mengonsumsi buah dan sayur. Berdasarkan penelitian, ibu yang
bekerja lebih memengaruhi perilaku konsumsi buah dan sayur daripada ibu yang
tidak bekerja. Ibu yang bekerja memberikan dukungan dalam mempersiapkan
buah dan sayur,serta memberikan makanan sehat bagi anak (Asih Anggraeni &

7
Sudiarti, 2018). Dukungan teman sebaya tidak terlalu berpengaruh dalam rata-rata
perilaku konsumsi buah dan sayur pada remaja SMPN 98 Jakarta. Pengaruh teman
sebaya lebih mendorong teman yang lain untuk mengonsumi makanan tidak sehat.

3.3 Accessibility of Information (Akses Informasi)


Remaja SMPN 98 Jakarta memperoleh akses informasi dan pengetahuan
mengenai makanan dan zat gizi sayur bersumber dari media. Keterpaparan remaja
dalam sebauh iklan layanan kesehatan masyarakat memengaruhi rata-rata
perilaku konsumsi buah dan sayur. Sebagian besar pengetahuan manusia
didapatkan dari pengindraan melalui panca indra manusia, khususnya penglihatan
dan pendengaran. Sumber informasi dapat diperoleh dari media visual, seperti
televisi, radio atau media cetak, seperti koran, majalah, buku (Handayani, 2019).
Mereka memiliki semangat untuk hidup sehat dengan beraktivitas fisik dan
diimbangi dengan mengonsumi buah dan sayur setiap harinya. Mereka juga
membutuhkan dukungan informasi dari orang-orang terdekat seperti ibu, ayah,
saudara, guru, atau para penyuluh kesehatan di sekitar lingkungan mereka.
Remaja SMPN 98 Jakarta memiliki tingkat pendidikan yang cukup tinggi, dimana
mulai dari tingkat SD mereka telah memperoleh informasi mengenai gizi dan
kebutuhan nutrisi dengan mengonsumi buah dan sayur setiap hari.

3.4 Personal Autonomy (Otonomi Pribadi)


Seorang remaja yang telah berkembang otonominya, memiliki ciri-ciri
seperti, mengarahkan diri kepada perubahan cara berpikir yang lebih konseptual,
mengarahkan diri menjadi diri sendiri melalui proses detachment dan
individuation, dan mengarahkan diri kepada beberapa pembuatan keputusan serta
ketahanan diri terhadap pengaruh orang lain (Steinberg (1993) dalam Widawati,
2008). Remaja SMPN 98 Jakarta memiliki otonomi pribadi untuk memilih jenis
buah dan sayur yang akan mereka konsumsi. Ketersediaan buah dan sayur dapat
disesuaikan dengan tingkat perekonomin keluarga. Mereka juga bisa
mengonsumsi sayur dan buah sesuai dengan kegemaran masing-masing tanpa ada
paksaan untuk mengonsumi salah satu buah atau sayur tertentu. Jika ditinjau
berdasarkan aspek jenis kelamin, laki-laki lebih memiliki kebebasan dalam pilihan

8
makanan dan makan jauh dari rumah dengan faktor risiko mengonsumsi makanan
tidak sehat, sedangkan perempuan terhadap kebiasaan diet yang buruk.

3.5 Action Situation


Dalam fungsi ini, seseorang dihadapkan pada kemungkinan untuk bertindak
atau tidak bertindak. Remaja SMPN 98 Jakarta memiliki perilaku konsumsi buah
dan sayur yang cukup baik. Rata-rata konsumsi buah dan sayur pada remaja di
SMPN 98 Jakarta adalah 85,1 ± 26,58 g/hari, dengan rata-rata konsumsi buah
sebanyak 29,6 ± 37,49 g/hari (1/3 porsi/hari) dan rata-rata konsumsi sayur
sebanyak 34,2 ± 10,58 g/hari (1/3 porsi/hari) (Asih Anggraeni & Sudiarti, 2018).
Dalam mengonsumsi buah dan sayur dapat disesuaikan dengan variasi olahan
buah dan sayur bagi remaja yang tidak menyukai memakan buah dan sayur secara
langsung karena dirasa tidak enak.

9
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Perilaku konsumsi buah dan sayur pada remaja di SMPN 98 Jakarta
berdasarkan behavior intention (niat) responden memiliki self efficacy yang baik
tentang pentingnya mengonsumi buah dan sayur bagi kesehatan. Berdasarkan
aspek social support (dukungan sosial), ibu dengan tingkat pendidikan yang tinggi
memengaruhi sang anak untuk mengonsumi buah dan sayur setiap hari. Ibu yang
bekerja mampu menyiapkan ketersediaan buah dan sayur di rumah. Accessbility of
information (akses informasi) responden di SMAN 98 Jakarta cukup baik karena
memiliki kemudahan untuk mengakses informasi dari berbagai sumber, seperti
media visual dan media cetak. Sedangkan berdasarkan fungsi personal autonomy
(otonomi pribadi) jika ditinjau dari jenis kelamin, laki-laki lebih memiliki
kebebasan dalam pilihan makanan dan makan jauh dari rumah dengan faktor
risiko mengonsumsi makanan tidak sehat, sedangkan perempuan terhadap
kebiasaan diet yang buruk. Action situation remaja SMAN 98 Jakarta bertindak
tetapi mengonsumsi buah dan sayur dengan cara lain seperti diolah menjadi
makanan yang lebih menarik bagi mereka yang tidak menyukai makan buah dan
sayur secara lansgung.

4.2 Saran

Perlu dilakukan tambahan dukungan sosial dari pihak sekolah dengan


menciptakan kantin sehat yang menjual berbagai makanan olahan sehat bersumber
dari buah dan sayur. Diperlukan pula inovasi kreatif dalam membina ibu rumah
tangga untuk bercocok tanam guna menunjang ketersediaan buah dan sayur di
rumah. Dalam fungsi otonomi pribadi dapat diberikan pengawasan yang lebih
khusus terhadap kebebasan remaja dalam memilih tempat makan dan melakukan
kebiasaan diet yang baik dengan mengonsumsi buah dan sayur setiap hari.

10
DAFTAR PUSTAKA
Asih Anggraeni, N., & Sudiarti, T. (2018). Faktor Dominan Konsumsi Buah dan
Sayur pada Remaja di SMPN 98 Jakarta. Indonesian Journal of Human
Nutrition, 5(1), 18–32. https://doi.org/10.21776/ub.ijhn.2018.005.01.3

Asriningrum, S. (2019). Korelasi Antara Niat , Dukungan Sosial , Informasi


Kesehatan , Otonomi Pribadi , Situasi Untuk Bertindak Dalam Merubah
Perilaku Perawat Memilah Limbah Medis Di RS Al Islam Bandung. 1(2),
99–113.

Departemen Kesehatan RI. (2009). Rumah Tangga Sehat Dengan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (Indonesia).

Hamidah, S. (2015). Sayuran dan Buah Serta Manfaatnya Bagi Kesehatan


Disampaikan dalam Pengajian Jamaah Langar Mafaza Kotagede Yogyakarta.
Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, 1–10.

Handayani, I. (2019). Perilaku Komsumsi Buah Dan Sayur Anak Sekolah Dasar
Negeri 020583 Binjai Estate. Jurnal Maternitas Kebidanan, 4(2), 85–92.
Retrieved from https://core.ac.uk/download/pdf/268412642.pdf

Kementerian Kesehatan RI. (2018). Konsumsi Makanan Penduduk Indonesia. In


Infodatin Kementerian Kesehatan RI.

Purwita, N. K. D. D., Kencana, I. K., & Kusumujaya, N. (2018). Gambaran


Konsumsi Sayur dan Buah dengan Status Gizi Remaja di SMP Negeri 3
Abiansemal Kabupaten Badung. Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes
Denpasar, 7(3), 57–63.

Widawati, L. (2008). Hubungan Otonomi dengan Regulasi Diri pada Bidang


Akademik Siswa SMU Terpadu. XXV(1), 185–198.

Yuliatika, D., Rahmawati, S. W., & Palupi, S. R. (2017). Self Efficacy dan
Motivasi Berprestasi Siswa SMA Negeri 7 Purwerejo. Journal Psikologi,
5(2), 59.

11

Anda mungkin juga menyukai