Anda di halaman 1dari 10

PRESTASI ABBASIYAH DALAM BIDANG PERADABAN

Hj. Betti Megawati, M.Ag


Dosen PAI Universitas Al-Washliyah Labuhanbatu

ABSTRAK

Peradaban sebagai tema sentral merupakan satu prestasi Dinasti Abbasiyah yang
terekam dalam sejarah Islam. Dinasti ini merupakan pengganti kekalifahan sebelumnya yaitu
Dinasti Umaiyyah (132-656/750-1258) yang telah menjalankan pemerintahan selama lebih
kurang 50 tahun. Dinasti yang namanya diambil dari nama paman Nabi Muhammad ini,
mewarisi wilayah kekuasaan dari Bani Umaiyyah yang sangat luas. Dengan kepemimpinan
37 khalifahnya, Abbasiyah telah melewati fase-fase sejarah, mengukir nama dalam lembaran
sejarah sebagai dinasti yang telah membawa dunia muslim ke era keemasan (Golden Age).
Perluasan wilayah pada masa Umayyah telah menjadi salah satu embrio perkembangan
peradaban Islam pada dinasti ini. Khalifah-khalifah besar Abbasiyah yang tercantum dalam
sejarah sebagai khalifah yang paling berjasa dalam menghantarkan Islam dinasti ini ke
puncak kejayaan di bidang ekonomi, perdagangan, politik, sosial, militer, dan ilmu
pengetahuan adalah Abu Ja’far al Manshur (754—775), Al-Mahdi (775-785 M), Harun al
Rasyid (1785-809 M), al Makmun (81308833 M), al Mu’tashim (833-842 M), al Watsiq
(842-847 M), dan al Mutawakkil (847-861 M).

Bahkan pada pemerintahan Harun al Rasyid dan al Ma’mun perkembangannya itu


mencapai puncaknya karena di masa itu kedaulatan benar-benar dijalankan, Islam sampai
kepada puncak kemuliaan, baik kekayaan, kemajuan, dan kekuasaan serta peradaban yang
sangat mulia.

Pendahuluan menjadi salah satu embrio perkembangan


peradaban Islam pada dinasti ini. Khalifah-
Peradaban sebagai tema sentral khalifah besar Abbasiyah yang tercantum
merupakan satu prestasi Dinasti Abbasiyah dalam sejarah sebagai khalifah yang paling
yang terekam dalam sejarah Islam. Dinasti berjasa dalam menghantarkan Islam dinasti
ini merupakan pengganti kekalifahan ini ke puncak kejayaan di bidang ekonomi,
sebelumnya yaitu Dinasti Umaiyyah (132- perdagangan, politik, sosial, militer, dan
656/750-1258) yang telah menjalankan ilmu pengetahuan adalah Abu Ja’far al
pemerintahan selama lebih kurang 50 Manshur (754—775), Al-Mahdi (775-785
tahun. Dinasti yang namanya diambil dari M), Harun al Rasyid (1785-809 M), al
nama paman Nabi Muhammad ini, Makmun (81308833 M), al Mu’tashim
mewarisi wilayah kekuasaan dari Bani (833-842 M), al Watsiq (842-847 M), dan
Umaiyyah yang sangat luas. Dengan al Mutawakkil (847-861 M).
kepemimpinan 37 khalifahnya, Abbasiyah
telah melewati fase-fase sejarah, mengukir Bahkan pada pemerintahan Harun
nama dalam lembaran sejarah sebagai al Rasyid dan al Ma’mun
dinasti yang telah membawa dunia muslim perkembangannya itu mencapai puncaknya
ke era keemasan (Golden Age). Perluasan karena di masa itu kedaulatan benar-benar
wilayah pada masa Umayyah telah dijalankan, Islam sampai kepada puncak
kemuliaan, baik kekayaan, kemajuan, dan kelanggengan dinastinya selama
kekuasaan serta peradaban yang sangat kurun waktu cukup lama. Bisa
mulia. dikatakan Abbasiyah merupakan
salah satu dinasti yang paling lama
bertahan selama lebih dari 5 abad
Pembahasan (512 tahun). Tidak ada lagi
stratifikasi sosial yang mencolok
Faktor-Faktor Pendukung Majunya seperti yang terjadi pada masa
Peradaban di Masa Abbasiyah Umayyah dulu, dan tiada lagi
perbedaan antara mawalli dengan
Pesatnya perkembangan peradaban
orang arab asli.
di masa Abbasiyah tentu didorong oleh
faktor-faktor yang mendukung Konsekwensi logis dari
perkembangan peradaban. Faktor tersebut perubahan ini adalah terbukanya
ialah faktor ekonomi dan politik, yang kesempatan dan peluang yang lebih
secara lebih jelas akan diuraikan sebagai besar bagi kaum mawalli turunan
berikut. Persia untuk duduk di
pemerintahan, melalui merekalah
a. Faktor Politik
pengaruh Persia mewarnai
1. Adanya suatu strategi yang brilian
pemerintahan Abbasiyah baik dari
yaitu menerapkan kembali prinsip-
segi politik, di bawah pengaruh
prinsip kesetaraan, keadilan dan
Persia Abbasiyah mengenal istilah
persaudaraan (musawah adalah dan
Sulthan Allah fi ardhihi: jabatan
ukhuwah), strategi ini dianggap
khalifah mengandung arti
penting, mengingat masyarakat
pemimpin di bidang politik dan
yang sangat bervariasi latar
agama, khalifah merupakan orang
belakang suku rasnya, maka
yang telah dipilih tuhan di muka
dengan prinsip tersebut diharapkan
bumi, seolah-olah khalifah
umat dapat disatukan kembali, dan
mendapat legitimasi dari tuhan,
dengan prinsip ini berubahlah pola
dengan demikian posisi
fikir masyarakat dari pola fikir
kekhalifahan semakin kuat dan
simbolik menjadi pola fikir yang
peradaban. Adapun keluarga
berwawasan ukhuwah Islamiyah,
keturunan Persia yang paling
dimana makna ukhuwah Islamiyah
berpengaruh selama beberapa masa
pada dekade ini mengalami
pemerintahan yaitu keluarga
perluasan makna, yaitu :
Barmakiah.
persaudaraan tidak hanya kepada
masyarakat muslim semata tetapi 2. Stabilitas pemerintahan yang
pada masyarakat non muslim, mantap, sehingga konsentrasi tidak
hingga dengan prinsip ini hanya lagi pada bidang politik
terciptalah egaliteran dalam semata tetapi juga pada
masyarakat. Prinsip egaliteran ini pengembangan ilmu pengetahuan.
merupakan salah satu strategi yang
jitu bagi Abbasiyah untuk menjaga b. Faktor Ekonomi
1. Adanya perbaikan sektor-sektor peradaban. Seperti diketahui
perekonomian (pada masa khalifah bahwa nama kota tempat hijrah
al Mahdi), yaitu dengan nabi dahulu adalah Yatsrib,
mempermudah transportasi jalur namun Nabi mengubahnya
perdagangan yaitu : dengan menjadi al Madinah yang
dibangunnya stasiun khalifah artinya kota. Di balik nama itu
dagang dan tersedianya air yang terkandung makna dan tujuan
cukup pada tempat tersebbut, yang amat penting dan
adanya kuda-kuda yang tangguh mendasar. Perkataan Arab
untuk mempermudah dan madinah secara etimologi
mempercepat pelayanan pos. berarti empat peradaban,
Ditingkatkannya armada dagang sehingga peradaban sendiri
dari Teluk Parsi dan Teluk Aden ke dalam bahasa Arab disebut
pesisir India dan wilayah Asia Madaniyyah atau tamaddun.
Tenggara, sehingga perdagangan Jadi penggantian nama tersebut
Eropah sangat tergantung sekali mengisyaratkan bahwa nabi
pada pedagang-pedagang muslim menaruh harapan besar untuk
yang berkedudukan di pesisir membangun sebuah masyarakat
Levantine dan pesisir Afrika Utara. yang beradab atau menurut
Maka pebaikan tidak hanya pada istilah sekarang masyarakat
penyediaan fasilitas fisik saja, madani (civil society).
namun fasilitas keamanan dan 2. Terjadinya revolusi besar
kenyamanan juga, sehingga terhadap kedudukan akal dan
mendukung kelancaran lalu lintas wahyu, di masa Umayyah
dagang. karena pengaruh Romawi amat
2. Besarnya peranan pedagang kuat, terjadi perbedaan yang
muslim pada sektor perdagangan krusial antara wahyu dengan
tersebut tentunya menambah akal. Maka di masa Abbasiyah
income yang sangat besar bagi wahyu dan akal diletakkan pada
perbendaharaan negara (bait al posisi yang proporsional.
mal)..
Hal ini bisa dimaklumi, karena
Jelaslah bahwa perkembangan khalifah-khalifah Abbasiyah memiliki
peradaban di masa Abbasiyah ini didukung curiosity yang tinggi terhadap ilmu
oleh stabilitas nasional yang mantap dan pengetahuan, seperti : al Mansur dan
perekonomian yang mapan. Harun al Rasyid yang telah menggalakkan
penyalinan dan penterjemahan literatur-
Di samping kedua faktor di atas, literatur Iran, India, dan Yunani yang tentu
kemajuan di bidang peradaban ini juga berpengaruh kepada dunia pemikiran
tidak terlepas dari motivasi yang sifatnya muslim.
lebih internal, yaitu :
Nurcholis Madjid menambahkan
1. Banyaknya ayat, hadits dan bahwa majunya peradaban pada masa
sirah rasul dan sahabat yang Islam klasik, adalah karena faktor internal
memotivasi perkembangan
yang begitu kuat yaitu etos keilmuan dan sulthan, atau pembesar lainnya
semangat yang begitu tinggi yang dimiliki yang disebut sebagai Balai
masyarakat saat itu, hingga lahir suatu pengembangan Ilmu, dan
adagium bahwa ilmu haruslah amaliyah, pusat-pusat kegiatan ilmu yang
dan amal haruslah ilmiah.. terpenting adalah:
 Hijaz : Mekkah dan
Prestasi-Prestasi Abbasiyah di Bidang
Madinah, sebagai pusat
Peradaban
kegiatan ilmu hadits dan
a. Perkembangan di bidang Ilmu Fiqh
Agama (Ilmu Tafsir, Hadits, Fiqh,  Irak : pusat kegiatan
Lughah, Kalam, dan Tasawuf) ilmu tafsir, hadits, fiqh,
Perkembangan kebudayaan dan bahasa, sejarah ilmu kalam,
pemikiran Islam mencapai filsafat, eksakta, dll
puncaknya di masa Bani Abbas,  Mesir : kota Fushath
namun bukan berarti menafikan dengan Mesjid Amr sebagai
segala usaha yang telah dirintis sentral kegiatannya
sejak awal kebangkitan Islam, di  Syam : Damaskus, Halab,
masa awal tersebut bidang Beirut, dan masjid
pendidikan terdiri dari dua Damaskus sangat terkenal
tingkatan, yaitu: sebagai lambang pergerakan
1. Tingkat dasar yang biasanya ilmu. Dan masih banyak
diselenggarakan pada lagi kota-kota lainnya.
maktab/kuttab dan mesjid,
Perkembangan ilmu ini
yaitu lembaga pendidikan
ditopang oleh giatnya gerakan
paling dasar untuk anak-anak
penterjamahan. Dan biasanya
dan remaja yang baru mulai
para penterjemah-penterjemah
mempelajari dasar-dasar ilmu
utama biasanya juga menulis
agama..
karya-karya asli dengan
2. Tingkat pendalaman yang
mengungkapkan ide-ide baru
pengajarannya berlangsung di
dalam bentuk populer, sehingga
mesjid-mesjid atau di rumah
secara bertahap terdapat suatu
ulama/ ahli yang bersangkutan.
gerakan di luar popularitas
Lembaga ini lebih berkembang
karya-karya ini ke arah karya-
di masa Bani Abbas dengan
karya yang memberikan
berdirinya perpustakaan,
sumbangan nyata bagi
dengan kegiatan-kegiatan
perkembangan ilmu
ilmiah yang diadakan di
pengetahuan.
dalamnya. Dan ditopang pula
dengan banyaknya kota-kota a. Ilmu Tafsir
yang dijadikan sebagai pusat
kegiatan keilmuan, yang Pada masa ini telah terdapat
biasanya terdapat dalam perbedaan corak penafsiran yang
istana—istana khalifah, lebih sistematis, yaitu :
 Tafsir bi al Ma’tsur : dikenal dengan Kutub as
penafsiran yang bersandar Sittah.
pada interpretasi nabi dan
sahabat besar, seperti Pada dinasti ini karya enam pakar
hadits-hadits yang terdapat hadits telah dirangkum dalam satu kitab
pada Shahih Bukhari yang diberi nama ash-Shahih as-Sittah.
Muslim Tokoh-tokoh hadits kenamaan yang hidup
 Tafsir bi al Ra’yi ; saat itu : al Bukhari yang telah
penafsiran dengan metode mengumpulkan hadits sebanyak 600.000
rasional yang lebih (w. 256 H), Muslim (w. 261), Ibnu Majah
mengandalkan kekuatan (273 H), Abu Daud (w. 275 H), al
akal dan pemikiran Turmudzi (w. 279 H), al Baihaqi (w. 384
penafsiran. Mufassirin H).
yang terkenal dari c. Ilmu Fiqh
golongan I, yaitu : Ibnu
Jarir ath Thabari, Ibnu Pada masa ini kegiatan para fiquha
Athiyah al Andalusy, mencapai puncaknya, fiqh ditela’ah ulang,
Muhammad bin Ishak, dan dan fatwa-fatwa hukum pun dikeluarkan.
dari golongan II, yaitu : Timbulnya pertentangan mengenai materi
Abu Bakar Asaw (w. 240 hukum menyebabkan sibuknya para ulama
H), Abu Muslim untuk menyusun kaidah-kaidah ushul fiqh,
Muhammad bin Bahr dan di masa ini diadakan pemukuan kitab
Isfahani (w. 322 H), Ibnu hukum. Ilmu fiqh semakin berkembang
Jaru al Asady (w. 387 H) mengingat semakin banyaknya
dan Abu Yunus Abu al permasalahan-permasalahan baru yang
Salamm al Qaz wany (w. dihadapi umat Islam, maka mazhab-
483 H). mazhab pada bidang fiqh tumbuh subur,
b. Ilmu Hadits dan mazhab yang terkenal yang masih
bertahan yaitu mazhab Abu Hanifah (w.
Berlangsungnya kegiatan 767), mazhab Malik bin Anas (w. 759),
pengumpulan dan mazhab Al- Syafi'i (w. 820), dan mazhab
penyaringan al hadits yang Ahmad ibnu Hambal (w. 855).
lebih tersebar sedemikian
rupa sehingga terjadi
pemalsuan-pemalsuan,
memang kegiatan
pengumpulan ini telah d. Ilmu Lughah
dimulai pada masa Umar
ibn Abdil Azis, namun Perkembangan seni bahasa
belum sistematis dan belum (kesusasteraan) semakin
punya metode yang tertib. meningkat, baik puisi maupun
Pada masa ini terkumpullah prosa mengalami proses
karya-karya hadits yang pendewasaan. Adapun ilmu-ilmu
yang tergolong dalam ilmu lughat
adalah : Nahu, Sharaf, Ma’ani, karena sifatnya yang rasional dan liberal,
Bayan, Badi’, ‘Arudh, Qamus, dan aliran ini mendapat perhatian yang besar
Insya’. Pusat pengembangan dari Khalifah al Makmun, sehingga aliran
bahasa berada di Kufah dan inipun dijadikan mazhab aqidah yang
Basrah, karena pada kedua daerah resmi saat itu. Aliran Mu’tazilah kemudian
tersebut sering diadakan kegiatan mendapat respon dari Ahlu as Sunnah wa
kebahasaan sehingga terkenal dua al Jama’ah, yaitu : Al-Asy’ariyyah dan
aliran dalam bahasa, yaitu : aliran Maturidiyah Al Asya’ri (935 M)
Basrah dan Kufah. Pada masa merupakan tokoh pioneer faham
dinasti ini kultur sya’ir yang telah Asy’ariyyah yang mencoba mencari jalan
dirintis oleh Umayyah tengah antara faham Mu’tazilah dengan
dikembangkan sya’ir bahasa arab Salafiyyah. Begitu pula Abu Manshur al
(baik yang berorak Badui kuno, Maturidi (pendiri faham Maturidiyah) dari
maupun dalam corak baru dalam Samarkand yang tidak sepenuhnya setuju
kalangan istana), penerjemahan ke dengan teologi Mu’tazilah.
dalam bahasa Arab dari
kesusasteraan Iran Klasik (meliputi Ulama-ulama kalam yang
karya-karya sejarah, literatur termasyhur saat itu adalah : Washil bin
politik, persepsi politik, dan Atah, Abu Huzail al Allaf, al Nazzam, Abu
tatacara manual dan perilaku Manshur al Maturidi dan Abu Hasan al
penulis), dan mitos serta kisah- Asy’ari.
kisah ilmiah mengenai Persia dan 6. Ilmu Tasawuf
India, demikian pula kesastraan
bahasa Syaria dan Yunani klasik Faham sufi merupakan suatu
juga diterjemahkan dalam bahasa bentuk pemahaman mistis yang diambil
Arab. dari Islam yang inti ajarannya adalah :
tekun beribadah dan menyerahkan diri
5. Ilmu Kalam sepenuhnya kepada Allah, meninggalkan
Pada masa awal Abbasiyah, kesenangan dan perhiasan dunia dan
perbincangan masalah teknologi bersunyi diri untuk beribadah.
berhadapan kepada dua kelompok yaitu : Perkembangan ilmu tasawuf ini
Mu’tazilah dan Ahl al Sunnah wa al telah dimulai sejak abad kedua hijriyah
Jama’ah. Mu’tazilah merupakan penerus dan terus berkembang pada masa
doktrin-doktrin teologi Qadariyyah, dan Abbasiyah. Ahli-ahli ulama di bidang ini :
tokoh-tokohnya yang terkenal yaitu :
Washil bin ‘Atha’ (w 748 M), ‘Amr ibn  Al Qusyairi (w. 465 H) terkenal
Ubaid (w 761 M). Aliran ini menamakan mengenai tasawufnya : ar Risalah
dirinya sebagai Ahl al Tauhid wa al ‘Adl. Qusyairiyah
Aliran ini menggunakan konsep-konsep  Syahabuddin (w. 632 H), kitabnya
filsafat Yunani dalam membahas doktrin- di bidang tasawuf ‘Awarif al
doktrin agama dan juga dengan dalil naql. Ma’arif’
 Rabi’ah al Adawiyah (w.801 H),
Aliran ini berkembang pesat di saat
seorang sufi dari Basrah yang
Khalifah al Ma’mun (813-833) berkuasa,
terkenal dengan sajak-sajak Sarjana-sarjana kedokteran di masa itu :
mistisnya.
 Abu Ali Syaqiq al Balkhi (w. 810  Yuhanna ibn Masawih (851 M)
H) yang namanya terkenal sebagai yang telah mendalami anatomi
tokoh legendaris kalangan aliran- tubuh hewan, dan telah melakukan
pembedahan, karyanya al Asyr
aliran mistik dalam Islam.
Maqalat fi al ‘Ain yang
b. Perkembangan di bidang Ilmu merupakan naskah 1 di bidang
Pengetahuan Umum (Ilmu Kedokteran & optik.
Farmasi, Astronomi & Matematika, dan  Al Thabari, dokter pribadi al
Filsafat) Mutawakkil , karyanya Firdaus al
Hikmah
1. Ilmu Kedokteran & Farmasi
 Al Razi (pakar kedokteran dan
Ilmu kedokteran merupakan kimia) karyanya : al Fihris, dan al
cabang ilmu pengetahuan yang pertama Asrar (buku kimia), namum
kali dikaji oleh para sarjanawan- bukunya yang paling terkenal
sarjanawan di Bagdad, mereka tertarik adalah Kitab al Thib al Manshur
mempelajari ilmu ini karena faktor-faktor  Ibn Sina (avicenna), pakar di
sebagai berikut : bidang filsafat, kedokteran dan
syair, karyanya : al Qanun fi al
a. Terjadinya penyebaran penyakit di Thib, yang telah diterjemahkan ke
tengah masyarakat berbagai bahasa, dan menjadi
b. Besarnya perhatian khalifah pada buku pegangan kedokteran.
bidang ini . Khalifah al Manshur
sangat memperhatikan Sarjana-sarjana muslim merupakan
perkembangan rumah sakit, begitu orang pertama kali membuka apotik,
pula Harun al Rasyid yang telah Sekolah Tinggi Farmasi dan menerbitkan
membangun rumah sakit umum buku yang memuat daftar nama obat,
sebanyak 35 buah, dan di masa lengkap dengan bahan ramuan dan cara
pemerintahan al Muqtadir telah ada pemakaiannya, orang pertama yang
organisasi kelompok dokter yang menulis tentang pharmacology ini ialah :
bertugas memberikan pengobatan Jabir Ibn Hayyan (778), pada masa
kepada masyarakat, dan rumah- pemerintahan al Ma’mun dan al
rumah sakit tersebut dilengkapi Mu’tashim seorang apoteker harus melalui
dengan bagian-bagian perawatan ujian.
khusus dan dilengkapi dengan
2. Astronomi dan Matematika
perpustakaan kedokteran. Dan
sebelum melaksanakan praktek Pengenalan terhadap ilmu
dokternya, dokter tersebut harus astronomi dimulai setelah penterjemahan
memenuhi persyaratan lulus dari buku dari India yang berjudul : Sidhanta
pemerintah. ke bahasa Arab, oleh M. Ahmad Ibrahim,
c. Profesi kedokteran mendapat kemudian dilanjutkan dengan
mendapat kehormatan dan bayaran penterjemahan buku astronomi dari
yang tinggi Yunani. Dan pada pemerintahan al
Ma’mun dibangun sebuha observatorium buku tentang mantiq, filsafah,
di dekat gerbang Bagdad untuk handasah, hisab musik, nujum, dll.
kepentingan lembaga pengetahuan bait al  Abu Nasr Muhammad ibn
Hikmah , dan peneliti-peneliti di lembaga Muhammad ibn al Faraby (950 M),
ini telah mampu membuat observasi filsafat baginya adalah : ilmu yang
sistematik terhadap gerakan benda-benda menyelidiki hakekat kebenaran
langit, mengetahui garis gerak yang tidak  Ibnu Sina (1037 M), ia mendapat
beraturan dari garis edar, panjang tahun gelar sebagai pengeran filsafat,
Syamsiah (solar), dsb. karyanya yang terkenal : al Syifa,
yang terkenal darinya adalah teori
Kemudian dibangun pula jalan tengah
observatorium di gunung qasayun di kota  Al Razi (925 M), pendapatnya :
Damaskus sebagai cabang observatorium akal hanya bias dijadikan pangkal
yang pertama. Peneliti di bidang ini : Musa tolak untuk mengetahui adanya
ibn Syakir dan al Khawarizmi, yang di Tuhan
kalangan sarjana latin dikenal dengan
sebutan Algorismus, dari namanya diambil C. Perkembangan di Bidang Seni
istilah teknis algorisme dan pakar-pakar
bidang ini : Abu Ahmad Abbas al Farghani Seni bangunan Islam memiliki ciri
(Alfraganus), karyanya : al Mudkhil ila ila khas dan gaya tersendiri, berbentuk pilar,
‘ilm Hayat al Aflak, Abu Abdullah lengkung kubah, muqarshanat (hiasan
Muhammad ibn Jahir al Battani, dan Abu lebah bergantung) yang menonjol tersusun
al Rayhan Muhammad ibn Ahmad al di depan masjid dan di menara di tempat
Biruni. azan.

Di bidang matematika, dikenal Dibangunnya kota Bhagdad


dengan nama Umar al Khayyam (w.1124) merupakan lambing perkembangan seni
sebagai seorang yang ahli di bidang bangunan Islam. Proyek besar dalam masa
astronomi dan matematika, melalui hasil Pembangunan ibukota Baghdad ini,
penelitiannya ia berhasil membuat memang telah melalui perencanaan yang
kalender yang diberi nama al Tarikh al matang, hingga tata letaknya telah diatur
sedemikian rupa yaitu : di pinggir belahan
Jalali.
Timur sungai Tigris (bekas ibukota
3. Ilmu Filsafat imperium Persi ) merupakan keberhasilan
Abbasiyah di bidang arsitektur, karena
Gerakan penterjemahan kitab-kitab membangun kota dengan perencanaan
filsafah Yunani pada masa Harun al yang matang, dan pemilihan bentuk
Rasyid dan al Ma’mun, menjadi tonggak bundar, tentu mempunyai latar belakang
awal pembahasan ilmu filsafat oleh kaum politisi yang strategis dan makna
muslimin, sehingga lahirlah tokoh-tokoh di tersendiri.
bidang ini, seperti :
Usaha tersebut dilanjutkan dengan
 Abu Ishak al Kindi (873 M), hidup pembangunan : jalan-jalan raya, tempat-
pada masa pemerintahan Harun al tempat perhentian kafilah, tempat
Rasyid, ia merupakan pemulis 231 perdagangan, kanal-kanal, pancuran-
pancuran air, lembaga-lembaga perguruan, pejabat menaruh perhatian besar dalam
dan santunan, studi kesusasteraan, mengembangkan pendidikan musik
perdagangan, langsung ditangani sehingga banyak didirikan sekolah usik di
pemerintah. berbagai kota. Sekolah musik yang paling
sempurna adalah yang didirikan oleh Said
Pembangunan terus dikembangkan ad Din Mumin, dan teori musiknya sangat
oleh Harus al Rasyid dengan : dikagumi barat.
 Merenovasi dan memperluas Sedangkan seni tari meskipun
Masjidil Haram tahun 164 H/781 mendapat pro dan kontra namun tetap
pada bagian Selatan dan Utara berkembang pada masa Abbasiyah,
hingga, hingga Ka’bah betul-betul pengarang kitab ilmu seni tari yang
berada di tengah lapangan masjid, pertama dalam Islam yang pertama dalam
perluasannya mencapai 120.000 Islam adalah al farabi, dengan kitabnya :
hasta sedangkan bangunannya Kitab al Raqswa al Zafin.
terdiri dari 574 pilar marmar.
Begitu pula Mesjid Nabawi di Kesimpulan dan Penutup
Madinah ikut dipugar pada tahun
161 H/778 M, sebanyak dua kali Dari uraian di atas diambil kesimpulan
lipat luas sebelumnya. sebagai berikut :
 Penggalian telaga-telaga air tawar  Kemajuan peradaban yang diraih
di setiap pemberhentian kafilah oleh Abbasiyah merupakan hasil
yang hendak ke tanah suci, serta yang mereka peroleh karena
pembangunan kolam-kolam air kemampuan mereka dalam
tertutup menciptakan stabilitas di bidang
 Proyek Pembangunan Saluran Air politik dan perekonomian
untuk kota suci Mekkah dari suatu  Prestasi gemilang di bidang
sumber mata air yang terletak jauh peradaban ini tidak akan bias
di luar kota Mekkah, saluran air ini dicapai tanpa adanya kerja sama
terkenal dengan ‘Ain Zubaidah, yang baik antara pemerintah
atau Mata Air Zubaidah, tahun 173 dengan masyarakat, disinilah
H. perlunya prinsip egaliter itu
diterapkan
C. 1. Seni Musik, Suara, dan tari
 Peradaban suatu bangsa itu akan
Music Arab mendapat pengaruh maju, bila syarat-syarat di atas
yang besar dari Persia, dan juga banyak telah terwujud, dan hal lain yang
mengambil unsur-unsur Romawi. Pada juga tak kalah pentingnya adalah :
masa ini telah muncul pengarang teori kebebasan dalam berkreasi dan
music Islamnya terkenal diantaranya : mencipta.
Yunus bin Suleiman al Kitab, Khalil bin
Ahmad, mengarang buku-buku teori music Daftar Pustaka
mengenai not dan irama Yahya bin Abi Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan
Mansur al Mausuly, dll. Pada masa Daulah Kebudayaan Islam, Yogyakarta,
Abbasiyah, pada khalifah dan pejabat- Penerbit Kota Kembang, 1989
Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Umat London, Cambridge University,
Islam, (bagian kesatu & kedua), 1963
Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada,
William L.Cleveland, A History of
1999
The Modern Middle East,
Philif K.Hitti, History of The Arabs, Colorado, Westview Press Inc, 1994
London, The Macmillon Pres, 1974

P.M.Holt, The Cambridge History of


Islam, New York, Cambridge
University Press, 1974

Sir Valentine Shirol, The Turkish


Empire, Lahore, Kasmiri Bazar,
1958

Stanford Shaw, History of The


Ottoman Empire and Modern Turki,
London, Cambridge University,
1963

William L.Cleveland, A History of


The Modern Middle East,
Colorado, Westview Press Inc, 1994

Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan


Kebudayaan Islam, Yogyakarta,
Penerbit Kota Kembang, 1989

Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Umat


Islam, (bagian kesatu & kedua),
Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada,
1999

Philif K.Hitti, History of The Arabs,


London, The Macmillon Pres, 1974

P.M.Holt, The Cambridge History of


Islam, New York, Cambridge
University Press, 1974

Sir Valentine Shirol, The Turkish


Empire, Lahore, Kasmiri Bazar,
1958

Stanford Shaw, History of The


Ottoman Empire and Modern Turki,

Anda mungkin juga menyukai