Kandidiasis Di Indonesia - Tri Kartika Dan Pepy Permata Putri
Kandidiasis Di Indonesia - Tri Kartika Dan Pepy Permata Putri
MAKALAH
Disusun Oleh:
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah penyakit tropik yang berjudul “Kandidiasis Penyakit Infeksi Kulit/
Membran Mukosa yang Disebabkan Oleh Jamur” Dalam makalah ini penulis
menguraikan gambaran mengenai penyakit kandidiasis di Indonesia mulai dari
definisi, epidemiologi, etiologi, patogenesis, manifestasi klinis, tanda dan gejala,
faktor risiko, diagnosis, pencegahan, dan juga penatalaksanaan penyakit
kandidiasis.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca, walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk itu
penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun mengenai Makalah
ini. Akhir kata penulis mengucapkan Alhamdulillah dan berharap makalah ini
memberikan manfaat bagi penulis maupun pembaca yang budiman.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................3
C. Tujuan...........................................................................................................4
D. Manfaat.........................................................................................................4
A. Definisi Kandidiasis......................................................................................5
B. Epidemiologi Kandidiasis.............................................................................6
C. Etiologi Kandidiasis......................................................................................7
H. Diagnosis Kandidiasis.................................................................................16
I. Pencegahan Kandidiasis..............................................................................17
J. Penatalaksanaan..........................................................................................17
A. Kesimpulan.................................................................................................20
B. Saran............................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Target dan mode tindakan beberapa agen antijamur...........................18
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
salah satu mikroba flora normal manusia yang berhabitat terutama pada traktus
gastrointestinal (rongga mulut dan faring), urogenital khususnya wanita , dan
kadang-kadang pada kulit. Organisme ini dapat menyebabkan sejumlah infeksi
mulai dari mucosal kandidiasis hingga life threatening disseminated kandidiasis.
Kandidiasis banyak menyebabkan infeksi didaerah mulut (kandidiasis oral) dan
urogenital (kandidiasis vaginalis). Beberapa penemuan di klinis yang berkaitan
dengan infeksi C. albicans antara lain: pseudomembran candidiasis, erythematous
candidiasis, candidal leukoplakia, denture stomatitis, angular cheilitis, dan oral
candidiasis yang terkait HIV. Daerah rongga mulut yang paling sering terlibat
adalah bagian palatum, mukosa bukal, dan lidah.
Indonesia merupakan negara tropis yang menjadi faktor risiko dari infeksi
Candida sp. Selain itu, kurangnya pengetahuan tentang higiene di masyarakat,
penggunaan obat-obatan (antibiotik, kortikosteroid, dan sitostatik) jangka panjang,
banyaknya kejadian penyakit sistemik seperti diabetes, keganasan, dan HIV/AIDS
merupakan faktor yang mempermudah jamur untuk berkembang biak lebih cepat.
3
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Makalah ini bermanfaat untuk memberikan pengetahuan mengenai
gambaran mengenai penyakit kandidiasis di Indonesia mulai dari definisi,
epidemiologi, etiologi, patogenesis, manifestasi klinis, tanda dan gejala,
faktor risiko, diagnosis, pencegahan, dan juga penatalaksanaan penyakit
kandidiasis.kandidiasis agar pembaca dapat meningkatkan pengetahuan dan
terhindar dari penyakit kandidiasis.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Masyarakat
b. Bagi Puskesmas
A. Definisi Kandidiasis
5
6
B. Epidemiologi Kandidiasis
C. Etiologi Kandidiasis
Candida albicans berbentuk oval dengan ukuran 2-6 x 3-9 µm, serta
merupakan makhluk hidup yang memiliki dua wujud dan bentuk secara
simultan (dimorphic organism). Bentuk pertama adalah yeast-like state atau
8
non-invasif dan kedua adalah fungal form yang memproduksi struktur seperti
akar yang dapat menginvasi mukosa (invasif). Jamur Candida tumbuh cepat
pada media dengan suhu 25- 37℃. Morfologi mikroskopis nya pseudohifa
yang merupakan rangkaian blastospora bercabang, namun dapat juga
membentuk hifa sejati.
Sumber utama infeksi kandida adalah flora normal dalam tubuh pada
pasien itu sendiri yang menginfeksi secara oportunistik apabila terjadi
gangguan sistem imun inang yang menurun. Dapat juga berasal dari luar tubuh
secara eksogen, contohnya pada bayi baru lahir mendapat infeksi kandida dari
vagina ibunya atau dari lingkungan rumah sakit. Manifestasi klinis kandidiasis
merupakan hasil interaksi antara kandida, mekanisme pertahanan inang dan
faktor pejamu baik endogen maupun eksogen. (Hay, 2010)
Lesi terdiri dari ruam eritematosa dan dikelilingi oleh satelit berupa
vesikel-vesikel dan pustul-pustul kecil atau bula atau papulopustular yang
bisa pecah meninggalkan permukaan yang kasar dengan tepi yang erosif
(Widaty S., 2016).
Infeksi pada kuku dan lipatan paronychial terjadi paling sering pada
mereka yang menderita diabetes melitus atau yang biasanya membenamkan
tangan mereka ke dalam air (yaitu, pembantu rumah tangga, tukang roti,
nelayan, dan bartender dan lain sebagainya). Pada paronchia, ada kemerahan
awal, pembengkakan dan nyeri pada kuku proksimal dan lateral dengan
12
retraksi kutikula ke lipatan kuku proksimal. Nyeri dan eritema bisa terjadi di
sepanjang nail plate dan nail bed (Goldsmith, L., et al., 2012).
Pada kelainan yang berat juga terdapat edema pada labia minora dan
ulkus-ulkus yang dangkal pada labia minora dan sekitar introitus vagina.
Flour albus pada kandidiasis vulvovagina berwarna kekuningan. Tanda yang
13
Berat badan lahir rendah (BBLR) dan usia kehamilan yang relative
muda, kateterisasi intravaskular yang berkepanjangan dan penggunaan obat
antibiotik merupakan predisposisi pada infeksi kandidiasis sistemik pada
neonatus. Kandidiasis kongenital yang didapat dalam rahim biasanya
terbatas pada kulit dalam bentuk ruam vesikular eritematosa. Kandidiasis
intrauterin juga dapat menyebabkan aborsi (University of Adelaide, 2016).
Kandidiasis ini ditemukan kelainan pada kulit dan selaput lendir bayi baru
lahir, lesi khas berupa vesikel atau pustul dengan dasar eritematosa pada
wajah, dada yang meluas generalisata (Widaty S., 2016).
6. Kandidiasis Esofageal
c. jika terjadi infeksi sekunder (infeksi kuman lain termasuk bakteri pada
area kulit)
tidak ada data pekerjaan, dan 2013 didapatkan 1 orang pekerja tambak
(9,09%) dan 1 pasien ibu rumah tangga (9,09%).
H. Diagnosis Kandidiasis
I. Pencegahan Kandidiasis
1. Jaga kebersihan mulut dan gigi dengan rutin menggosok gigi dan
melakukan pemeriksaan ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali
2. Hentikan kebiasaan merokok.
3. Gunakan pakaian yang nyaman dan menyerap keringat
4. Ganti pakaian, pakaian dalam, dan kaos kaku, secara teratur.
5. Ganti pembalut secara rutin saat menstruasi.
6. Konsumsi makanan bergizi seimbang dan probiotik.
7. Bersihkan area vagina dengan air mengalir, serta hindari penggunaan panty
liner dan sabun pembersih kewanitaan tanpa anjuran dokter.
8. Lakukan kontrol rutin ke dokter, jika Anda menderita penyakit yang bisa
melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti diabetes, kanker, atau
HIV/AIDS.
9. Kontrol rutin juga perlu dilakukan bila Anda menjalani kemoterapi atau
menggunakan obat kortikosteroid untuk waktu yang lama.
10. Jangan menggunakan obat kortikosteroid dan antibiotik di luar anjuran
dokter
J. Penatalaksanaan
14-𝛼-demethylase Econazole
Ketoconazole
Fluconazole
Itraconazole
Voriconazole
Posaconazole
Anidulafungin
Amphotericin B
Naftifine
A. Kesimpulan
Penyakit tropik merupakan penyakit yang mudah berkembang didaerah
yang beriklim tropis, seperti Negara Indonesia. Penyakit tropik dapat
disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan parasit. Penyakit kandidiasis
merupakan salah satu penyakit yang dapat terjadi di daerah tropis dan
diakibatkan oleh jamur, hal itu dipengaruhi oleh iklim di Indonesia dan sanitasi
di lingkungan masyarakat, sehingga jamur mudah tumbuh pada lingkungan
yang memiliki temperatur dan kelembaban yang tinggi.
21
22
B. Saran
1. Bagi Instansi
Petugas kesehatan dapat memberikan penyuluhan mengenai
pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitarnya, serta
diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai
pencegahan penyakit kandidiasis.
2. Bagi Mayarakat
Masyarakat sebaiknya menjaga personal hygiene, dan lingkungan
sekitarnya sehingga dapat menurunkan risiko penyebaran agen penyebab
infeksi terutama jamur penyebab penyakit kandidiasis.
DAFTAR PUSTAKA
Adiguna. (2013). Daya Antifungal Infusa Biji Avokad (Persea Americana)
Terhadap Pertumbuhan Jamur Candida Tropicalis Secara In
Vitro. Skripsi Tesis. Universitas Airlangga. (Online). Tersedia di:
http://repository.unair.ac.id/19479/2/gdlhub-gdl-s1-2014-widjajabin-
29468-FULLTEXT.pdf. Diakses 09 Oktober 2020.
Goldsmith, L., Katz, S., Gilchrest, B., Paller, A., Leffell, D. and Wolff, K. (2012).
Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 8th ed. The McGraw-
Hill Companies, Inc, pp.2298-2299.
Hay RJ, Asbee HR. Mycology (2010). In: Burn T, Breathnoch S, Cox N, Griffith
C, eds. Rook’s Textbook of Dermatology. 8th ed. Blackwell: Science
ltd; 2010.p.36.56
Novilla, A., Nursidika, P., & Mahargyani, W. (2017). Komposisi asam lemak
minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil) yang berpotensi sebagai anti
kandidiasis. EduChemia (Jurnal Kimia dan Pendidikan), 2(2), 161-173.
Jabra RMA, Falker WA, Merz JWG, Kelley JL, Maqui AAMA, Meiler TF.
(2004) Fungal Biofilms and Drug Resistence of Candida albicans.
Emerg Infect Dis. 2004; 10: 3-19.
23
24
Kuswadji. (2006). Kandidosis. Dalam : Djuanda A., Hamzah M., Aishah S., Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi IV, Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 2006. Pp:103-6
Soetojo SDR, Astari L. (2016). Profil pasien baru infeksi kandida pada kulit dan
kuku. BIKKK Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin.;28(1):34.
Widaty, S. (2016). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 7th ed. Indonesia: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, pp.117-120.