Anda di halaman 1dari 78

LAPORAN KASUS KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA IBU HAMILNY.“R” UMUR 26 TAHUN

GIP0A0 DENGAN HIV STADIUM II DI PRAKTEK MANDIRI BIDAN

Untuk memenuhi penugasan

Mata KuliahPraktik Kebidanan Klinik Komprehensif

Program Studi Diploma IV Kebidanan

DisusunOleh:

WINDA LESTARI PAUTA

NIM: PO.71.24.4.17.053

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN

SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA

2020
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.R UMUR 33 TAHUN

UMUR KEHAMILAN 33 MINGGU DENGAN HIV STADIUM II

DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN

LAPORAN PRAKTIK KOMPREHENSIF

Telah layak untuk diujikan sebagai persyaratan LULUS

Praktik Klinik Kebidanan Komprehensif

Disusun Oleh :

WINDA LESTARI PAUTA

NIM : PO.71.24.4.17.053

KEMENTRIAN KESEHATAN REPIUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA

PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN

ii
iii
HALAMAN PERSETUJUAN

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

PADA NY.R. DENGAN HIV STADUM II

PRAKTIK MANDIRIM BIDAN

Telah Memenuhi Persyaratan Dan Disetujui

Tanggal 28 Oktober 2020

Menyetujui Dan Mengesahkan

PEMBIMBING

RUTH YOGI, S.ST.,M.Kes

NIP.19770617 200604 2 006

iii
HALAMAN PENGESAHAN

“ MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

PADA NY.R DENGAN MALARIA TROPIKA

DIPRAKTIK MANDIRI BIDAN

DISUSUN OLEH:

WINDA LESTARI PAUTA

NIM.P0.71.24.4.17.053

Telah dipertahankan didepan penguji pada tanggal 28 oktober 2020

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

TIM PENGUJI

1. Penguji 1 Ruth Yogi,S.ST.,M.Kes (..........................................................................)

2. Penguji 2 (..........................................................................)

Mengetahui,

Ketua Jurusan Kebidanan Ketua Program Studi D-IV Kebidanan

Ruth Yogi,S.ST.,M.Kes
Siana Dondi,SKM.,S.ST.,M.Kes
NIP.19770617 200604 2 006
NIP.19691026 200012 2002

iv
Riwayat Hidup Penulis

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang selalu melindungi serta memberikan kekuatan dan

melimpahkan rahmat kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan studi kasus praktik klinik

ini dengan judul Laporan Kasus Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. R dengan HIV Stadium II Praktek

mandiri bidan. Laporan kasus ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Praktik Klinik

Kebidanan Komprehensif. Dengan itu penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu penulis dalam membuat dan menyusun laporan komprehensif kepada :

1.

Jayapura,28 Oktober 2020

Penulis

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................................................................iv
Riwayat Hidup Penulis.............................................................................................................................v
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................vi
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................vii
BAB I.....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................2
C. TUJUAN PENULISAN.............................................................................................................2
D. MANFAAT PENULISAN...........................................................................................................3
BAB II....................................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................................................5
A. Tinjauan Teori Klinis................................................................................................................5
KUNJUNGAN RUMAH (1).....................................................................................................................60
S : Subjek............................................................................................................................................60
A : Assesment......................................................................................................................................61
P : Planning.........................................................................................................................................61

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kehamilan dengan infeksi human immunodeficiency virus (HIV) perlu mendapat perhatian yang serius.

Penanganan yang tepat diperlukan untuk membantu ibu hamil dengan HIV positif tetap sehat selama

masa kahamilannya dan menurunkan risiko transmisi HIV ke bayi yang dikandungnya. Untuk itu

dikembangkan sebuah program yang dikenal dengan Prevention Mother to Child Transmission

(PMTCT), yang dinilai efektif dalam menurunkan transmisi HIV dari ibu ke bayi. Berdasarkan data

UNAIDS (2009), terdapat 33,3 juta kasus HIV di seluruh dunia dengan peningkatan sekitar 2,6 juta tiap

tahunnya. Sebanyak 15,9 juta (48%) dari jumlah tersebut adalah wanita dan 2,5 juta anak berusia

kurang dari 15 tahun. Lebih dari 90% dari anak-anak tersebut terinfeksi HIV melalui jalur penularan

dari ibu ke bayi. Gray and Mclntyre (2007) melaporkan bahwa 8,5% dari seluruh penderita HIV adalah

wanita hamil yang akan melahirkan bayinya setiap tahun. Pengalaman lapangan beberapa lembaga

swadaya masyarakat dan rumah sakit menunjukkan bahwa kasus penularan HIV dari ibu ke bayi

jumlahnya semakin meningkat di Indonesia (Depkes RI, 2006; Gray and Mclntyre, 2007; UNAIDS,

2009). Risiko bayi tertular HIV dari ibunya di negara maju adalah sekitar 2% karena tersedia layanan

PMTCT yang optimal. Tetapi di negara yang sedang berkembang, tanpa adanya akses intervensi,

risikonya antara 25% - 45%. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka tersebut

adalah menilai viral load (VL) HIV dan sistem imunitas ibu hamil. VL yang tinggi (≥10.000 1 kopi/ml)

merupakan faktor risiko utama penularan tersebut baik selama kehamilan, persalinan, dan menyusui.

Sedangkan bila VL < 1000 kopi/ml, risiko transmisi perinatal sangat kecil. Bila VL < 1000 kopi/ml dan

pasien telah mendapatkan HAART, maka pilihan persalinan tidak harus dengan seksio caesarea, dan

persalinan pervaginam dapat menjadi pilihan. Dengan demikian, VL merupakan kunci utama dalam

pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi. Namun pemeriksaan VL memerlukan biaya yang sangat

mahal dan hanya dapat diperiksa di laboratorium yang memiliki PCR. Laboratorium dengan fasilitas

PCR hanya terdapat di kota besar terutama di Pulau Jawa sedangkan pasien hamil dengan HIV

1
jumlahnya sangat banyak di pelosok Indonesia, misalnya Papua. (De Cock, et al., 2000; Depkes RI,

2006; Prieto, et al., 2011). Cluster of differentiation 4 (CD4) T limfosit adalah sebuah subpopulasi dari

limfosit (T helper) yang mengkoordinasi respon imunitas tubuh dan merupakan target utama infeksi

HIV. CD4 digunakan untuk menilai status imunitas penderita HIV dengan menilai jumlah absolut CD4

dan persentase CD4. Semakin tinggi VL HIV semakin rendah CD4 di tubuh penderita. Dengan adanya

kehamilan, maka terjadi perubahan hormonal yang berpengaruh terhadap sistem imunitas. Respon

imun terhadap infeksi HIV pada kehamilan, belum sepenuhnya diketahui (Depkes RI, 2006; Fauci, et

al., 2008). Penilaian sistem imunitas dengan menggunakan CD4 tergolong ekonomis, cepat, dan

sudah banyak tersedia di berbagai tempat di Indonesia. Dengan adanya hubungan antara rendahnya

sistem imunitas dengan tingginya VL HIV, maka persentase CD4 dan absolut CD4 diduga dapat

memprediksi VL HIV di dalam tubuh ibu hamil. Dengan demikian, kita dapat menilai respon tubuh

terhadap pemberian ARV dengan biaya yang lebih ekonomis, menilai risiko transmisi perinatal lebih

awal dan memilih cara persalinan yang tepat sehingga risiko transmisi dapat diperkecil. Penelitian ini

dilakukan untuk menilai akurasi antara persentase CD4 dan absolut CD4 dalam memprediksi VL di

dalam darah ibu hamil terinfeksi HIV. Bila salah satu atau kedua alternatif pemeriksaan tersebut

memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang baik untuk memprediksi VL HIV, maka pemeriksaan ini

mungkin dapat menjadi alternatif untuk penilaian VL HIV saat ante natal care (ANC) terutama di

daerah dengan fasilitas yang terbatas.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya yaitu “Bagaimana pelaksanaan asuhan

kebidanan pada kehamilan Ny.R umur 26 Tahun, usia kehamilan 33 minggu dengan HIV di Praktek

Mandiri Bidan ?”.

C. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan umum

Dapat melakukan asuhan kebidanan komprehensif menggunakan pendekatan manajemen

kebidanan menurut Hellen varney.

2
2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian data secara komprehensif pada kehamilan, persalinan, nifas,

keluarga berencana dan bayi baru lahir dengan HIV di PMB.

b. Menginterpretasikan data dasar untuk menegakkan diagnosa kebidanan pada kehamilan,

persalinan, nifas, keluarga berencana dan bayi baru lahir dengan HIV di PMB.

c. Merumuskan diagnosa potensial berdasarkan data yang diperoleh pada kehamilan,

persalinan,nifas, keluarga berencana, dan bayi baru lahir dengan HIV di PMB.

d. Melakukan identifikasi, antisipasi dan tidakan segera pada kehamilan, persalinan,nifas,

keluarga berencana,dan bayi baru lahir dengan HIV di PMB.

e. Merencanakan asuhan kebidanan secara menyeluruh pada kehamilan,

persalinan,nifas,keluarga berencana dan bayi baru lahir dengan HIV di PBM.

f. Melakukan asuhan kebidanan sesuai rencana asuhan pada kehamilan, persalinan,

nifas,keluarga berencana dan bayi baru lahir ibu dengan HIV di PMB.

g. Melakukan evaluasi hasil asuhan kebidanan yang diberikan pada kehamilan, persalinan,

nifas, keluarga berencana, dan bayi baru lahir dengan HIV di PMB.

D. MANFAAT PENULISAN

1. Bagi penulis

Menambah pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan asuhan kebidanan

komprehensif pada kehamilan, persalinan, nifas, keluarga berencana, dan bayi baru

lahir, dengan HIV secara lengkap dan sistematis sehingga dapat meningkatkan

pelayanan kebidanan yang bermutu tinggi

2. Bagi institusi

a. Pendidikan

Sebagai bahan referensi dan bacaan dalam membuat tugas dan menulis

target asuhan kebidanan komprehensif pada kehamilan, persalinan,

nifas, keluarga berencana, dan bayi baru lahir ibu dengan HIV secara

lengkap dan sistematis.

b. Puskesmas Sentani
3
Sebagai bahan masukan, acuan, informasi dalam melaksanakan asuhan

kebidanan komprehensif pada kehamilan, persalinan, nifas, keluarga

berencana, dan bayi baru lahir ibu dengan sifilis secara lengkap dan

sistematis. Dan dapat menjadi acuan membuat SOP tentang

penanganan HIV.

3. Bagi pasien

Sebagai pemahaman dan meningkatkan pengetahuan bagi para ibu yang

sedang menjalani masa kehamilan, persalinan, nifas, keluarga berencana

dan bayi baru lahir dengan HIV.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori Klinis

1. Konsep Dasar Kehamilan

a. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang sedang tumbuh di

dalam tubuhnya (yang pada umumnya di dalam rahim). Kehamilan pada manusia berkisar

40 minggu atau 9 bulan, dihitung dari awal periode menstruasi terakhir sampai melahirkan.

Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus, agar dapat

berlangsung dengan baik kehamilan mengandung kehidupan ibu maupun janin. Resiko

kehamilan ini bersifat dinamis, karena ibu hamil yang pada mulanya normal, secara tiba-tiba

dapat berisiko tinggi (Maternity dan Putri, 2017).

Kehamilan merupakan masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

hamil normal adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari). Kehamilan

merupakan ini dibagi menjadi 3 semester yaitu; kehamilan trimester pertama mulai 0-14

minggu, kehamilan trimester kedua mulai 14-28 minggu, dan kehamilan trimester

ketiga mulai dari 28-42 minngu ( Yuli, 2017).

Lama kehamilan berlangsung sampai pada persalinan aterm sekitar 280 sampai 300

5
hari dengan perhitungan sebagai berikut :

1) Kehamilan sampai 28 minggu dengan berat janin 1.000 gram bila berakhir di sebut

keguguran

2) Kehamilan 29 sampai 36 minggu dbila terjadi persalinan di sebut prematuritas

3) Kehamilan berumur 37 sampai 42 minggu disebut aterm

4) Kehamilan melebihi 42 minggu disebut kehamilan lewat waktu atau postdatism

(serotinus)

Faktor resiko ibu hamil seperti umur terlalu muda atau tua, banyak anak dan beberapa

faktor biologis lainnya adalah keadaan yang secra tidak langsung menambah resiko

kesakitan dan kematian pada ibu hamil. Resiko tinggi adalah keadaan yang berbahaya dan

mungkin terjadi penyebab langsung kematian ibu misalnya perdarahan malalui jala lahir,

eklamsi dan infeksi. Beberapa faktor resiko yang sekaligus terdapat pada seorang ibu

dapat menjadikan kehamilan berikotinggi .

b. Tanda-tanda kehamilan

Untuk bisa memastikan kehamilan ditetapkan dengan melakukan penelitian terhadap

beberapa tanda dan gejala hamil. Tanda kehamilan menurut Astuti ( 2010: 25) dibagi

menjadi 3 bagian, yaitu :

1) Tanda tidak pasti hamil

a) Tidak terjadi menstruasi/haid (amenorea)

Tidak dapat menstruasi dapat menandakan kehamilan, tetapi dapat juga

merupakan gangguang fisik. Untuk lebih memastikan dapat dilakukan pemeriksaan

lebih lanjut.

b) Mengidam

Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi akan hilang seiring

semakin tuanya usia kehamilan. Tujuh puluh persen perempuan hamil mengalami
6
komplikasi mual dan muntah. Hal ini disebabkan oleh estrogen atau HCG

(Nirmala,2011:78)

c) Pingsan

Pada wanita hamil, terjadi pengenceran darah akibat proses kehamilan. Jika salah

satu organ tubuh, misalnya otak mengalami kekurangan oksigen, hal tersebut dapat

menyebabkan terjadinya pingsan ( Sulistywati, 2012:85).

d) Sering berkemih

Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan

sering berkemih. Frekuensi terjadi pada triwulan pertama akibat desakn uterus.

Pada triwulan kedua desakan ini berkurang karena uterus yang membesar keluar

dari ronnga panggul. Pada trimester ketiga gejala ini timbul kembali karena kepala

janin mulai masuk rongga panngul dan menekan kembali kandung kemih

(Yulifah,2011:73).

e) Sembelit/konstipasi

Sembelit pada ibu hamil disebabkan oleh hormon steroid yang mengikat sehingga

menyebabkan kerja usus menjadi lambat (Saifudin,2004:68).

f) Pigmentasi kulit

Pigmentasi kulit pada wajah, payudara, perut, paha, dan ketiak biasanya bertambah.

Hal disebabkan karena pengaruh hormon dalam kehamilam.

g) Epulsi

Gusi dan mukosa menjadi mudah berdarah, sering terjadi pada triwulan

pertama( Kusmiyati, 2008:94).

h) Varices

Karena pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh

darah vena, terutama bagi yang mempunyai bakat. Sering terjadi pada trimester

pertama dan hilang setelah persalinan (Nirmala,2011:81)

2) Tanda Mungkin hamil

7
Tanda mungkin hamil merupakan tanda untuk menetapkan kehamilan. Tanda-tanda

yang memungkinkan seorang wanita hamil menurut Astuti (2010:41) sebagai berikut

a) Perut membesar

Perut membesar sangat identik dengan ibu hamil. Namun, tidak semua perut

membesar merupakan akibat kehamilan, mungkin saja akibat faktor kegemukan

atau terdapat penyakit abdomen, misalnya tumor atau adanya cairan rongga perut

( Saifudin,2004:67).

b) Uterus membesar

Dengan kehamilan yang sehat, uterus pun akan membesar sedikit demi sedikit

sesuai dengan usia kehamilan. Namun, pembesaran uterus dapat juga terjadi akibat

suatu penyakit, misalnya miom, kista atau kanker ( Yulifah, 2011:67).

c) Tanda hergar

Melunaknya segmen bawah rahim yang mempunyai kesan lebih tipis dapat

diketahui dengan pemeriksaan bimanual. Tanda ini mulai terlihat pada minggu ke-6

dan menjadi nyata pada minggu ke-7-8 (Sujiyatini, 2008:94).

d) Tanda chadwikTerjadi perubahan warna pada porsio, pada awalnya berwarna merah

muda, menjadi kebiru-biruan. Selaput lendir dan vagina pun berwarna keungu-

unguan.

e) Tanda piscasek

Uterus mengalami pembesaran, kadang – kadang pembesaran tidak rata tetapi di

daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya. Hal ini menyebabkan uterus

membesar ke salah satu jurusan pembesaran tersebut.

f) Tanda braxton hicks

Bila uterus dirangsang, akan mudah berkontraksi. Waktu palpasi atau pemeriksaan

dalam uterus yang awalnya lunak akan menjadi keras karena berkontraksi. Tanda

ini khas untuk uterus dalam masa kehamilan.

g) Goodell sign

8
Di luar kehamilan konsistensi serviks keras, kerasnya seperti merasakan ujung

hidung, dalam kehamilan serviks menjadi lunak pada perabaan selunak vivir atau

ujung bawah daun telinga.

h) Teraba Ballottement

Ketukan mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam cairan ketuban

yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa.

i) Reaksi kehamilan positif

Cara khas yang dipakai dengan menentukan adanya human chorionic gonadotropin

pada kehamilan muda adalah air seni pertama pada pagi hari. Dengan tes ini, dapat

membantu menentukan diagnosa kehamilan sedini mungkin.

3) Tanda Pasti

Tanda pasti adalah tanda – tanda objektif yang didapatkan oleh pemeriksa yang dapat

digunakan untuk menegakkan diagnosa pada kehamilan. Yang termasuk tanda pasti

kehamilan adalah :

a) Terasa gerakan janin

Gerakan janin pada primigravida dapat dirasakan oleh ibunya pada kehamilan 18

minggu. Sedangkan pada multigravida, dapat dirasakan pada kehamilan 16 minggu

karena telah berpengalaman dari kehamilan terdahulu. Pada bulan keempat dan

kelima, janin berukuran kecil jika dibandingkan dengan banyaknya air ketuban, maka

kalau rahim didorong atau digoyangkan, maka anak melenting di dalam rahim.

b) Teraba bagian – bagian janin

Bagian – bagian janin secara objektif dapat diketahui oleh pemeriksa dengan cara

palpasi menurut leopold pada akhir trimester kedua.

c) Denyut jantung janin

Denyut jantung janin secara objektif dapat diketahui oleh pemeriksa dengan

menggunakan :

1) Fetal electrocardiograph pada kehamilan 12 minggu.

2) Sistem doppler pada kehamilan 12 minggu.

9
3) Stetoskop laenec pada kehamilan 18 – 20 minggu.

4) Terlihat kerangka janin pada pemeriksaan sinar rontgen.

Dengan menggunakan USG dapat terlihat gambaran janin berupa ukuran kantong

janin, panjangnya janin dan diameter bipateralis sehingga dapat diperkirakan tuanya

kehamilan.

c. Perubahan fisik dan psikologis ibu hamil

1) Perubahan Fisik Pada Ibu Hamil

Perubahan fisik pada ibu hamil meliputi : Kehamilan mempengaruhi tubuh ibu secara

keseluruhan dengan menimbulkan perubahan anatomi dan fisiologi ibu, agar tubuh ibu

mampu melindungi embrio/janin yang sedang berkembang dan memberikan semua yang

diperlukan dan beradaptasi menyediakan tempat bagi pertumbuhan embrio/janin

(Manuaba 2013 hal : 85).

Seiring berkembangnya janin, tubuh sang ibu juga mengalami perubahan-perubahan

yang dimaksudkan untuk keperluan tumbuh dan kembang sang bayi. Perubahan

tersebut difasilitasi oleh adanya perubahan kadar hormon estrogen dan progesteron

selama kehamilan. Baik dari segi anatomis maupun fisiologis, perubahan yang

ditimbulkan terjadi secara menyeluruh pada organ tubuh ibu yang berjalan seiring

dengan usia kehamilan dalam trimester. Perubahan-perubahan tersebut meliputi :

a) Sistem Reproduksi

(1) Trimester 1

Terdapat tanda Chadwick, yaitu perubahan warna pada vulva, vagina dan serviks

menjadi lebih merah agak kebiruan/keunguan. pH vulva dan vagina mengalami

peningkatan dari 4 menjadi 6,5 yang membuat wanita hamil lebih rentan terhadap

infeksi vagina. Tanda Goodell yaitu perubahan konsistensi serviks menjadi lebih

lunak dan kenyal.

10
Pembesaran dan penebalan uterus disebabkan adanya peningkatan vaskularisasi

dan dilatasi pembuluh darah, hyperplasia & hipertropi otot, dan perkembangan

desidua. Dinding-dinding otot menjadi kuat dan elastis, fundus pada serviks mudah

fleksi disebut tanda Mc Donald. Pada kehamilan 8 minggu uterus membesar

sebesar telur bebek dan pada kehamilan 12 minggu kira-kira sebesar telur angsa.

Pada minggu-minggu pertama, terjadi hipertrofi pada istmus uteri membuat istmus

menjadi panjang dan lebih lunak yang disebut tanda Hegar. Sejak trimester satu

kehamilan, uterus juga mengalami kontraksi yang tidak teratur dan umumnya tidak

nyeri.

Proses ovulasi pada ovarium akan terhenti selama kehamilan. Pematangan folikel

baru juga ditunda. Tetapi pada awal kehamilan, masih terdapat satu corpus luteum

gravidarum yang menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Folikel ini akan

berfungsi maksimal selama 6-7 minggu, kemudian mengecil setelah plasenta

terbentuk.

(2) Trimester 2

Hormon estrogen dan progesteron terus meningkat dan terjadi hipervaskularisasi

mengakibatkan pembuluh-pembuluh darah alat genetalia membesar. Peningkatan

sensivitas ini dapat meningkatkan keinginan dan bangkitan seksual, khususnya

selama trimester dua kehamilan. Peningkatan kongesti yang berat ditambah

relaksasi dinding pembuluh darah dan uterus dapat menyebabkan timbulnya edema

dan varises vulva. Edema dan varises ini biasanya membaik selama periode pasca

partum.

Pada akhir minggu ke 12 uterus yang terus mengalami pembesaran tidak lagi cukup

tertampung dalam rongga pelvis sehingga uterus akan naik ke rongga abdomen.

Pada trimester kedua ini, kontraksi uterus dapat dideteksi dengan pemeriksaan

bimanual. Kontraksi yang tidak teratur dan biasanya tidak nyeri ini dikenal sebagai

kontraksi Braxton Hicks, muncul tiba-tiba secara sporadik dengan intensitas antara

5-25 mmHg.1 Pada usia kehamilan 16 minggu, plasenta mulai terbentuk dan

menggantikan fungsi corpus luteum gravidarum.

11
(3) Trimester 3

Dinding vagina mengalami banyak perubahan sebagai persiapan untuk persalinan

yang seringnya melibatkan peregangan vagina. Ketebalan mukosa bertambah,

jaringan ikat mengendor,dan sel otot polos mengalami hipertrofi. Juga terjadi

peningkatan volume sekresi vagina yang berwarna keputihan dan lebih kental. Pada

minggu-minggu akhir kehamilan, prostaglandin mempengaruhi penurunan

konsentrasi serabut kolagen pada serviks. Serviks menjadi lunak dan lebih mudah

berdilatasi pada waktu persalinan.

Itsmus uteri akan berkembang menjadi segmen bawah uterus pada trimester akhir.

Otot-otot uterus bagian atas akan berkontraksi sehingga segmen bawah uterus akan

melebar dan menipis, hal itu terjadi pada masa-masa akhir kehamilan menjelang

persalinan. Batas antara segmen atas yang tebal dan segmen bawah yang tipis

disebut lingkaran retraksi fisiologis.

b) Payudara / mammae

(1) Trimester 1

Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon somatomamotropin, estrogen

dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan ASI. Vena-vena di bawah kulit

juga akan lebih terlihat. Areola mammae akan bertambah besar pula dan kehitaman.

Kelenjar sebasea dari areola akan membesar dan cenderung menonjol keluar

dinamakan tuberkel Montgomery.

(2) Trimester 2

Pada kehamilan 12 minggu keatas dari puting susu dapat keluar cairan kental

kekuning-kuningan yang disebut Kolustrum. Kolustrum ini berasal dari asinus yang

mulai bersekresi.selama trimester dua.12 Pertumbuhan kelenjar mammae membuat

ukuran payudara meningkat secara progresif. Bila pertambahan ukuran tersebut

sangat besar, dapat timbul stria stria seperti pada abdomen. Walaupun

perkembangan kelenjar mammae secara fungsional lengkap pada pertengahan

12
masa hamil, tetapi laktasi terlambat sampai kadar estrogen menurun, yakni setelah

janin dan plasenta lahir.

(3) Trimester 3

Pembentukan lobules dan alveoli memproduksi dan mensekresi cairan yang kental

kekuningan yang disebut Kolostrum.13 Pada trimester 3 aliran darah di dalamnya

lambat dan payudara menjadi semakin besar.

c) Kulit

(1) Trimester 1

Diketahui bahwa terjadi peningkatan suatu hormon perangsang melanosit sejak

akhir bulan kedua kehamilan sampai aterm yang menyebabkan timbulnya

pigmentasi pada kulit. Linea nigra adalah pigmentasi berwarna hitam kecoklatan

yang muncul pada garis tengah kulit abdomen. Bercak kecoklatan kadang muncul di

daerah wajah dan leher membentuk kloasma atau melasma gravidarum (topeng

kehamilan). Aksentuasi pigmen juga muncul pada areola dan kulit genital.

Pigmentasi ini biasanya akan menghilang atau berkurang setelah melahirkan.

Angioma atau spider naevi berupa bintik-bintik penonjolan kecil dan merah pada

kulit wajah, leher, dada atas, dan lengan. Kondisi ini sering disebut sebagai nevus

angioma atau teleangiektasis. Eritema palmaris terkadang juga dapat ditemukan.

Kedua kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh hiperestrogenemia kehamilan.

(2) Trimester 2

Peningkatan melanocyte stimulating hormone (MSH) pada masa ini menyebabkan

perubahan cadangan melanin pada daerah epidermal dan dermal.

(3) Trimester 3

Pada bulan-bulan akhir kehamilan umumnya dapat muncul garis-garis kemerahan,

kusam pada kulit dinding abdomen dan kadang kadang juga muncul pada daerah

payudara dan paha. Perubahan warna tersebut sering disebut sebagai striae
13
gavidarum. Pada wanita multipara, selain striae kemerahan itu seringkali ditemukan

garis garis mengkilat keperakan yang merupakan sikatrik dari striae kehamilan

sebelumnya.

d) Perubahan metabolik dan kenaikan berat badan

(1) Trimester 1

Terjadi pertambahan berat badan selama kehamilan yang sebagian besar

diakibatkan oleh uterus dan isinya payudara, dan peningkatan volume darah serta

cairan ekstraseluler. Sebagian kecil pertambahan berat badan terebut diakibatkan

oleh perubahan metabolik yang menyebabkan pertambahan air selular dan

penumpukan lemak serta protein baru, yang disebut cadangan ibu. Pada awal

kehamilan, terjadi peningkatan berat badan ibu kurang lebih 1 kg.

(2) Trimester 2

Kenaikan berat badan ibu terus bertambah terutama oleh karena perkembangan

janin dalam uterus.

(3) Trimester 3

Pertambahan berat badan ibu pada masa ini dapat mencapai 2 kali lipat bahkan

lebih dari berat badan pada awal kehamilan. Pitting edema dapat timbul pada

pergelangan kaki dan tungkai bawah akibat akumulasi cairan tubuh ibu. Akumulasi

cairan ini juga disebabkan oleh peningkatan tekanan vena di bagian yang lebih

rendah dari uterus akibat oklusi parsial vena kava. Penurunan tekanan osmotik

koloid interstisial juga cenderung menimbulkan edema pada akhir kehamilan.

e) Perubahan hematologi

(1) Trimester 1

Volume darah ibu meningkat secara nyata selama kehamilan. Konsentrasi

hemoglobin dan hematokrit sedikit menurun sejak trimester awal kehamilan.


14
Sedangkan konsentrasi dan kebutuhan zat besi selama kehamilan juga cenderung

meningkat untuk mencukupi kebutuhan janin.

(2) Trimester 2

Peningkatan volume darah disebabkan oleh meningkatnya plasma dan eritrosit.

Terjadi hiperplasia eritroid sedang dalam sumsum tulang dan peningkatan ringan

pada hitung retikulosit. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kadar eritropoetin

plasma ibu setelah usia gestasi 20 minggu, sesuai dengan saat produksi eritrosit

paling tinggi.

(3) Trimester 3

Konsentrasi hematokrit dan hemoglobin yang sedikit menurun selama kehamilan

menyebabkan viskositas darah menurun pula. Perlu diperhatikan kadar hemoglobin

ibu terutama pada masa akhir kehamilan, bila konsentrasi Hb < 11,0 g/dl, hal itu

dianggap abnormal dan biasanya disebabkan oleh defisiensi besi.

f) Sistem kardiovaskuler

(1) Trimester 1

Perubahan terpenting pada fungsi jantung terjadi pada 8 minggu pertama

kehamilan. Pada awal minggu kelima curah jantung mengalami peningkatan yang

merupakan fungsi dari penurunan resistensi vaskuler sistemik serta peningkatan

frekuensi denyut jantung. Preload meningkat sebagai akibat bertambahnya volume

plasma yang terjadi pada minggu ke 10-20.

(2) Trimester 2

Sejak pertengahan kehamilan, pembesaran uterus akan menekan vena cava inferior

dan aorta bawah saat ibu berada pada posisi terlentang. Hal itu akan berdampak

pada pengurangan darah balik vena ke jantung hingga terjadi penurunan preload

dan cardiac output yang kemudian dapat menyebabkan hipotensi arterial.

(3) Trimester 3

15
Selama trimester terakhir, kelanjutan penekanan aorta pada pembesaran uterus

juga akan mengurangi aliran darah uteroplasenta ke ginjal. Pada posisi terlentang ini

akan membuat fungsi ginjal menurun jika dibandingkan dengan posisi miring.

g) Sistem pernafasan

(1) Trimester 1

Kesadaran untuk mengambil nafas sering meningkat pada awal kehamilan yang

mungkin diinterpretasikan sebagai dispneu. Hal itu sering mengesankan adanya

kelainan paru atau jantung padahal sebenarnya tidak ada apa-apa. Peningkatan

usaha nafas selama kehamilan kemungkinan diinduksi terutama oleh progesteron

dan sisanya oleh estrogen. Usaha nafas yang meningkat tersebut mengakibatkan

PCO2 atau tekanan karbondioksida berkurang.

(2) Trimester 2

Selama kehamilan, sirkumferensia thorax akan bertambah kurang lebih 6 cm dan

diafragma akan naik kurang lebih 4 cm karena penekanan uterus pada rongga

abdomen. Pada kehamilan lanjut, volume tidal, volume ventilasi per menit, dan

pengambilan oksigen per menit akan bertambah secara signifikan.

(3) Trimester 3

Pergerakan difragma semakin terbatas seiring pertambahan ukuran uterus dalam

rongga abdomen. Setelah minggu ke 30, peningkatan volume tidal, volume ventilasi

per menit, dan pengambilan oksigen per menit akan mencapai puncaknya pada

minggu ke 37. Wanita hamil akan bernafas lebih dalam sehingga memungkinkan

pencampuran gas meningkat dan konsumsi oksigen meningkat 20%. Diperkirakan

efek ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi progesteron.

h) Sistem urinaria

(1) Trimester 1

Pada bulan-bulan awal kehamilan, vesika urinaria tertekan oleh uterus sehingga

sering timbul keinginan berkemih. Hal itu menghilang seiring usia kehamilan karena

16
uterus yang telah membesar keluar dari rongga pelvis dan naik ke abdomen. Ukuran

ginjal sedikit bertambah besar selama kehamilan. Laju filtrasi glomerulus (GFR) dan

aliran plasma ginjal (RPF) meningkat pada awal kehamilan.

(2) Trimester 2

Uterus yang membesar mulai keluar dari rongga pelvis sehingga penekanan pada

vesica urinaria pun berkurang. Selain itu, adanya peningkatan vaskularisasi dari

vesica urinaria menyebabkan mukosanya hiperemia dan menjadi mudah berdarah

bila terluka.

(3) Trimester 3

Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul menyebabkan

penekanan uterus pada vesica urinaria. Keluhan sering berkemih pun dapat muncul

kembali. Selain itu, terjadi peningkatan sirkulasi darah di ginjal yang kemudian

berpengaruh pada peningkatan laju filtrasi glomerulus dan renal plasma flow

sehingga timbul gejala poliuria. Pada ekskresi akan dijumpai kadar asam amino dan

vitamin yang larut air lebih banyak.

i) Sistem muskuloskuletal

(1) Trimester 1

Pada trimester pertama tidak banyak perubahan pada musuloskeletal. Akibat

peningkatan kadar hormone estrogen dan progesterone, terjadi relaksasi dari

jaringan ikat, kartilago dan ligament juga meningkatkan jumlah cairan synovial.

Bersamaan dua keadaan tersebut meningkatkan fleksibilitas dan mobilitas

persendian. Keseimbangan kadar kalsium selama kehamilan biasanya normal

apabila asupan nutrisinya khususnya produk terpenuhi.

(2) Trimester 2

17
Tidak seperti pada trimester 1, selama trimester 2 ini mobilitas persendian sedikit

berkurang. Hal ini dipicu oleh peningkatan retensi cairan pada connective tissue,

terutama di daerah siku dan pergelangan tangan.

(3) Trimester 3

Akibat pembesaran uterus ke posisi anterior, umumnya wanita hamil memiliki bentuk

punggung cenderung lordosis. Sendi sacroiliaca, sacrococcigis, dan pubis akan

meningkat mobilitasnya diperkirakan karena pengaruh hormonal. Mobilitas tersebut

dapat mengakibatkan perubahan sikap pada wanita hamil dan menimbulkan

perasaan tidak nyaman pada bagian bawah punggung.

j) Sistem persyarafan

(1) Trimester 1

Wanita hamil sering melaporkan adanya masalah pemusatan perhatian, konsentrasi

dan memori selama kehamilan dan masa nifas awal. Namun, penelitian yang

sistematis tentang memori pada kehamilan tidak terbatas dan seringkali bersifat

anekdot.

(2) Trimester 2

Sejak awal usia gestasi 12 minggu, dan terus berlanjut hingga 2 bulan pertama

pascapartum, wanita mengalami kesulitan untuk mulai tidur, sering terbangun, jam

tidur malam yang lebih sedikit serta efisiensi tidur yang berkurang.

(3) Trimester 3

Penelitian Keenan dkk (1978) menemukan adanya penurunan memori terkait

kehamilan yang terbatas pada trimester tiga.12 Penurunan ini disebabkan oleh

depresi, kecemasan, kurang tidur atau perubahan fisik lain yang dikaitkan dengan

kehamilan. Penurunan memori yang diketahui hanyalah sementara dan cepat pulih

setelah kelahiran.

18
k) Sistem pencernaan

(1) Trimester 1

Timbulnya rasa tidak enak di ulu hati disebabkan karena perubahan posisi lambung

dan aliran asam lambung ke esophagus bagian bawah. Produksi asam lambung

menurun. Sering terjadi nausea dan muntah karena pengaruh human Chorionic

Gonadotropin (HCG), tonus otot-otot traktus digestivus juga berkurang. Saliva atau

pengeluaran air liur berlebihan dari biasa. Pada beberapa wanita ditemukan adanya

ngidam makanan yang mungkin berkaitan dengan persepsi individu wanita tersebut

mengenai apa yang bisa mengurangi rasa mual.

(2) Trimester 2

Seiring dengan pembesaran uterus, lambung dan usus akan tergeser. Demikian

juga dengan organ lain seperti appendiks yang akan bergeser ke arah atas dan

lateral. Perubahan lainnya akan lebih bermakna pada kehamilan trimester 3.

(3) Trimester 3

Perubahan yang paling nyata adalah adanya penurunan motilitas otot polos pada

organ digestif dan penurunan sekresi asam lambung. Akibatnya, tonus sphincter

esofagus bagian bawah menurun dan dapat menyebabkan refluks dari lambung ke

esofagus sehingga menimbulkan keluhan seperti heartburn. Penurunan motilitas

usus juga memungkinkan penyerapan nutrisi lebih banyak, tetapi dapat muncul juga

keluhan seperti konstipasi. Sedangkan mual dapat terjadi akibat penurunan asam

lambung.

2) Perubahan psikologi pada ibu hamil

a) Timester pertama

(1) Dampak meningkatnya hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh ibu

menyebabkan timbulnya: mual dan muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan
19
membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan seringkali membenci

kehamilannya. Perasaan yang sering dialami ibu:

(a) Kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan.

(b) Terbuka atau diam-diam.

(c) Perasaan ambivalent terhadap kehamilannya

(d) Antipati karena ada perasaan tidak nyaman terutama pada ibu yang tidak

menginginkan kehamilannya.

(e) Perasaan gembira.

(f) Ada perasaan cemas karena takut akan punya tangung jawab sebagai ibu.

(g) Menerima atau menolak perubahan fisik.

(2) Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk

lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi

pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama. Banyak ibu yang

merahasiakan kehamilan awal, karena masih merasa belum yakin dengan

kehamilannya.

(3) Kekhawatiran orang tua terhadap kesehatan anak berbeda-beda selama masa

hamil. Kekhawatiran pertama timbul pada trimester ini, dan berkaitan dengan

kemungkiunan terjadinya keguguran.

(4) Beberapa wanita mengalami gairah seks yang lebih tinggi, kebanyakan wanita

juga mengalami penurunan libido selama periode ini. Kebutuhan untuk

berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan suami sangat diperlukan.

Banyak wanita merasa butuh untuk dicintai dan merasakan kuat untuk

mencintai namun tanpa hubungan seks. Libido sangat dipengaruhi oleh

kelelahan, rasa mual, pembesaran payudara, keprihatinan dan kekhawatiran.

Semua ini merupakan bagian normal dari proses kehamilan pada trimester

pertama.

(5) Dari sisi pria, biasanya pria merasa bangga ketika mengetahui bahwa dirinya

akan menjadi seorang ayah disebabkan karena kemampuan dirinya

untukmempunyai keturunan, disamping itu ada keprihatinan akan kesiapannya

20
menjadi seorang ayah dan menjadi pencari nafkah untuk keluarganya. Seorang

calon ayah mungkin akan sangat memperhatikan keadaan ibu yang mulai

hamil, ada pula yang menghindari hubungan seks kerana takut akan

mencederai bayinya. Disamping itu ada juga pria yang hasrat seksualnya

terhadap wanita hamil relatif lebih besar. Disamping respon yang

diperlihatkannya, seorang ayah dapat memahami keadaan ini dan

menerimanya.

b) Trimester kedua

(1) Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu sebab

terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi dan rasa tidak nyaman sudah

berkurang. Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasakan sebagai

beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan

energi dan pikirannya secara lebih membangun. Pada trimester ini pula ibu

dapat merasakan gerakan bayinya, dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya

sebagai seseorang diluar dari dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas

dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya pada

trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido.

(2) Trimester kedua dapat dibagi menjadi dua fase :

1. Prequickeckening (sebelum adanya pergerakan janin yang dirasakan ibu).

2. Postquickening (setelah adanya pergerakan janin yang dirasakan oleh ibu).

Akhir dari trimester pertama dan selama prequickening dalam trimester kedua,

wanita tersebut akan melengkapi dan mengevaluasi segala aspek yang

menghubungkannya dengan ibunya sendiri. Semua masalah pribadi yang telah

atau yang sedang terjadi dianalisis. Dengan pengujian ini mendapatkan

pengertian dan kriteria penerimaan oleh ibunya yang ia hargai dan hormati.

21
c) Trimester ketiga

(1) Trimester ketiga sering kali disebut periode penantian. Gerakan bayi dan

membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan bayinya.

Kadang-kadang ibu merasa khawatir kalau bayinya lahir tidak sesuai dengan

perkiraan kelahirannya. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya

akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan. Ibu seringkali

merasa khawatir atau takut kalau –kalau bayinya yang akan dilahirkannya tidak

normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan

menghindari orang tau benda apa saja yang dianggapnya membaayakan

baayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya

fisik yang kan timbul oada waktu melahirkan.

(2) Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan

banyak ibu yang mmerasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai

merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian

khusus yang diterima selama hamil. Kecemasan dan ketegangan semakin

meningkat oleh karena perubahan postur tubuh atau terjadi gangguan body

image, merasa tidak feminim meyebabkan perassan takut perhatian suami

berpaling atau tidak menyenangi kondisinya, 6-8 minggu menjelang persalinan

perasaan takut semakin meningkat, ,merasa cemas terhadap kondisi bayi dan

dirinya, adanya perasaan tidak nyaman, sukar tidur oleh karena kondisi fisik

atau frustasi terhadap persalinan, menyibukkan diri dalam persiapan

menghadapi persalinan. Pada trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan

dukungan dari suami, keluarga dan bidan.

(3) Trimester ketiga merupakan saat persiapan aktif untuk kelahiran bagi yang

akan dilahirkan dan bagaimana rupanya. Mungkin juga nama bagi yang kan

dilahirkan juga sudah dipilih. Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk

kelahiran bayi dan menjadi orang tua. Keluarga mulai menduga-duga tentang

22
jenis kelamin bayinya ( apakah laki –laki atau perempuan ) dan akan mirip

siapa.

d. Faktor- faktor yang mempengaruhi kehamilan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan terbagi dalam tiga faktor yaitu:

1) Faktor fisik

Faktor fisik seorang ibu hamil di pengaruhi oleh :

a) Status kesehatan

Ada dua klasifikasi dasar yang berkaitan dengan status kesehatan atau penyakit yang

dialami ibu hamil.

(1) Penyakit atau komplikasi akibat langsung kehamilan. Penyakit yang termasuk

dalam kategori ini adalah ; Hiperemesis gravidarum, preeklamsia/eklamsia,

kelainan lamanya kahamilan, kehamilan ektopik, kelianan plasenta atau selaput

janin, perdarahan antepartum dll.

(2) Penyakit atau kelainan yang tidak langsung berhubungan dengan kehamilan.

Seperti penyakit atau kelainan alat kandunngan; varises vulva, edema vulva,

hematoma vulva, peradangan, penyakit kardiovaskular, penyakit darah,

penyakit saluran nafas, penyakit hepar, penyakit ginjal, penyakit endokrin,dll.

Kondisi kesehatan sangat penting dalam kehamilan, baik kondisi kesehatan sebelum

atau sesudah selama kehamilan. Kehamilan dapat lebih berbahaya lagi jika wanita

tersebut sedang sakit. Jika seorang wanita hamil memiliki status kesehatan yang tidak

baik atau sedang menderita suatu penyakit maka ia perlu mendapatkan pertolongan

medis untuk merencankan apa saja yang diperlukan dan memutuskan tempat yang

aman untuk proses persalinan.

Dan jika seorang wanita yang sedang hamil pernah sebelumnya menderita suatu

penyakit seperti Hepatitis, Infeksi kandung kemih, penyakit ginjal, TBC dan lain-lain,

maka bidan perlu mengkaji kembali kondisi wanita tersebut untuk mengetahui apakah

ia masih menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit tersebut. Hal ini

23
sangat penting karena beberapa penyakit yang dibawa ibu dapat berdampak pada

bayi yang dikandungnya seperti sifiis atau tokoplasmosis yang dapat menyebabkan

cacat bawaan.

b) Status Gizi

Apabila wanita hamil memiliki status gizi yang kurang selama kehamilannya maka ia

berisiko memiliki bayi dengan kondisi kesehatan yang buruk. Dan wanita dengan

status gizi baik akan melahirka bayi yang sehat. Wanita hamil dengan status gizi

kurang memiliki kategori risiko tinggi keguguran, kematian nayi dalam kandungan,

kamatian bayi baru lahir, cacat dan Berat Lahir Rendah. Selain itu umumnya pada ibu

dengan status gizi kurang tersebut dapat terjadi 2 komplikasi yang cukup berat selama

kehamilan yaitu anemia ( kekurangan sel darah merah ) dan pre eklampsia/eklampsia.

Untuk menilai status gizi pada ibu hamil umumnya dilakukan pada awal asuhan

prenatal, diikuti tindak lanjut yang berkesinambungan selama masa kahamilan.

Pengkajian yang dilakukan untuk menilai status gizi ibu dapat dilakukan melalui

wawncara meliputi kebiasaan atau pola makan, asupan makanan yang dikonsumsi,

masalah yang berkaitan dengan makanan yang dikonsumsi termasuk adanya

pantangan terhadap makanan tertentu atau menginginkan makanan tertentu.

Pengkajian status gizi ini dapat puladilakukan melalui pemeriksaan fisik yaitu

penimbangan berat badan untuk mengetahui peningkatan berat badan selama

kehamilan, uji laboratorium seperti menentukan Haemoglobin dan hematokrit karena

biasanya data laboratorium ini dapat memberikan informasi dasar yang vital untuk

mengkaji status gizi ibu pada awal kehamilan dan memantau status gizinya selama

kehamilan.

Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil secara garis besar ;

(1) Asam folat

Pemakaian asam folat pada masa pre dan perikonsepsi menurunkan risiko

kerusakan otak, kelainan neural, spina bifida dan anensefalus. Minimal pemberian

suplemen asam folat dimulai dari 2 bulan sebelum konsepsi dan berlanjut hingga
24
3 bulan pertama kehamilan. Dosis pemberian asam folat untuk preventif adalah

500 mikrogram, atau 0,5-0,8 mg.

(2) Energi

Kebutuhan energi ibu hamil adalah 285 kalori untuk proses tumbuh kembang janin

dan perubahan pada tubuh ibu.

(3) Protein

Pembentukan jaringan baru dari janin dan tubuh ibu di butuhkan protein sebesar

910 gram, dalam 6 bulan terakhir kehamilan dibutuhkan tambahan 12 gram

protein sehari untuk ibu hamil.

(4) Zat besi

Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat besi secara rutin adalah untuk

membangun cadangan besi, sintesa sel darah merah, dan sintesa darah otot.

Minimal ibu hamil mengkonsumsi 90 tablet zat besi selama kehamilan.

(5) Kalsium

Untuk pembentukan tulang dan gigi bayi. Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah

sebesar 400mg sehari.

(6) Pemberian suplemen vitamin vitamin D terutama pada kelompok yang berisiko

penyakit seksual (IMS).

(7) Pemberian yodium pada daerah dengan endemik kretinisme.

Proporsi kenaikan berat badan selama hamil adalah:

a. Kenaikan berat badan trimester I lebih kurang 1 kg. Kenaikan berat badan ini

hampir seluruhnya merupakan kenaikan berat badan ibu.Keniakan berat

badan trimester II adalah 3 kg atau 0,3 kg/mg. Sebesar 60% kenaikan berat

badan ini dikarenakan pertubuhan jaringan pada ibu.

b. Keniakan berat badan trimester III adalah 6 kg atau 0,5 kg/mg. Sekitar 60%

kenaikan berat badan ini karena pertumbuhan jaringan janin. Timbunan

lemak pada ibu lebih kurang 3 kg.

c. Gaya hidup

25
Gaya hidup sehat adalah gaya hidup yang digunakan ibu hamil. Seorang ibu

hamil sebaiknya tidak merokok, bahkan kalau perlu selalu menghindari asap

rokok, kapan dan dimanapun ia berada.

1. Perokok, mengkonsumsi obat-obatan, alkohol, Rokok, minuman

beralkohol dan obat-obatan adalah hal yang sangat berbahaya bagi ibu

dan bayinya. Semua benda tersebut dapat terserap dalam darah ibu

kemudian terserap dalam darah bayi melalui system sirkulasi plasenta

selama kehamilan. Sangat dianjurkan pada ibu hamil terutama selama

trimester I untuk menghindari rokok, minman beralkohol dan obat-obatan

yang tidak dianjurkan oleh dokter atau bidan.

yang dapat membahayakan janinnya yaitu karbon monoksida, sianida

dan Jika wanita hamil merokok selama kehamilan maka ia sudah

terpapar tiga zat nikotin. Karbon monoksida yang bercampur dengan

haemoglobin dalam darah dapat mengakibtkan jumlah oksigen yang

tersedia bagi bayi berkurang. Sianida adalah zat beracun, dan jika

bercampur dengan makanan bisa mengurangi jumlah gizi bagi janin.

Untuk melepaskan sianida, tubuh membutuhkan banyak vitamin B-12.

Nikotin mengurangi gerakan pernafasan fetus dan juga menyebabkan

kontraksi pembuluh arteri pada plasenta dan tali pusat sehingga

mengurangi jumlah oksigen yang sampai ke janin. Kekurangan oksigen

dan nutrisi inilah yang menyebabkan cacat, Apnea (lumpuhnya

pernafasan ), BBLR sampai kematian pada bayi.

Wanita perokok juga dapat mengalami komplikasi kehamilan seperti

perdarahan pervaginam, keguguran,tertanamnya plasenta pada tempat

yang tidak normal, pecah ketuban dini persalinan premature. Disamping

itu, rokok bukan hanya berbahaya bagi ibu hamil yang merokok aktif. Ibu

hamil yang merupkan perokok pasif juga dapat membahayakan

kehamilannya. Sehingga dianjurkan pada ibu hamilmenjauhi ruangan

26
atau lingkungan yang dipenuhi asap rokok. Bila seorang wanita

merupakan peminum berat terutama saat hamil (5-6 gelas sehari ), maka

besar kemungkinan akan mengalami yang disebut Sindrom Alkohol pada

janin (FAS). Dimana bayi lahir dengan mental terbelakang dan kelainnan

bentuk tubuh (terutama pada kepala, wajah, tangan dan kaki, jantung

dan susunan saraf pusat).

Bayi semacam ini bisa mengalami kesulitan pernafasan, control suhu

tubuh buruk, daya tahan tubuh mwlawan infeksi rendah dan kurangnya

nafsu makan. Wanita hamil yang mengkonsumsi alcohol juga tidak dapat

makan dengan baik sehingga dapat berisiko mengalami keguguran, lahir

premature atau lahir mati. Sampai saat ini memang tidak ada batas aman

alcohol bagi kandungan, jadi dianjurkan bagi ibu hamil sebaiknya

menghindari lacohol selama kehamilan. Bila tidak memungkinkan

cukupkan 2 atau 3 gelas seminggu dan diimbangi dengan makanan yang

sehat.

Jika wanita hamil pernah atau masih menggunakan obat-obat bius

seperti opium,heroin,kokain, jenis obat tidur atau penenang dan

berbagai obat-obatan yang dijual bebas tanpa melalui resep dokter

dengan dosis yang berlebihan dapat membahayakan kehamilanya. Bayi

yang dilahirkan wanita pengguna obat-obatan dapat menunjukkan gejala

kecanduan obat bius dan sangat menderita setelah kelahirannya atau

bayi dapat lahir mati atau cacat. Obat-obat yang dibeli bebas tanpa

rekomendasi dari dokter atau petugas kesehatan lainnya seperti aspirin

yang dipakai untuk penyembuhan terhadap penyakit juga memberi efek

samping yang berbahaya terhadap janin. Efek samping obat-obatan

pada ibu hamil tergantung dari factor genetic, keturunan dan lingkungan.

Paling sering ditemukan adalah terjadinya cacat pada janin akibat

konsumsi obat-obatan tersebut.

27
2. Terpapar zat kimia berbahaya

Diketahui bahwa beberapa zat cukup berbahaya bagi wanita hamil. Zat

tersebut sering berkaitan dengan kerusakan pada janin. Golongan zat

yang tersebut antara lain zat fisik misalnya radiasi, vibrasi, panas dan

kebisingan. Zat kimia seperti toluene ( bahan perekat ) dan timah. Untuk

itu ibu hamil perlu melindungi dirinya dan bayinya dari zat berbahaya

dengan menghindarilingkungan kerja yang terpapar populasi ataupun

tidak menggunnakan bahan kimiawi berbahaya dirumah.

3. Hamil diluar nikah dan kehamilan yang tidak diharapkan

Dibeberapa golongan masyarakat ada orang-orang yang tidak

menghargai ibu-ibu yang tidak bersuami atau hamil diluar nikah.

Sehingga akan mempengaruhi kejiwaan ibu tersebut selama kehamilan

dan menyebabkan ibu tidak mengharapkan kehadiran bayinya dan

menolak kehamilannya.

Pada kehamilan yang tidak diharapkan dengan alasan dapat

menimbulkan berbagai masalah klinis yang dapat memberatkan

kehamilan. Misalnya “ morning sickness” berlebihan yang dapat menjadi

hiperemesis gravidarum yang memerlukan perawatan khusus hingga

melahirkan bayi BBLR. Seain itu usaha untuk menggugurkan

kandungannya akan membahayakan diri dan dapat menyebabkan

infeksi, cacat yang akhirnya justru akan menjadi beban keluarga.

Sebagai seorang bidan harus percaya bahwa ibu dan anak berhak

mendapat perhatian dan dihormati siapapun juga. Bahkan mereka yang

termasuk dalam kondisi seperti ini harus lebih banyak memerlukan hak-

hak tersebut. Seorang bidan tidak berhak menyalahkan atau menghakimi

kondisi tersebut atau membuat wanita tersebut merasa bersalah dan

malu. Sebaliknya bidan dapat memberi dukungan, motivasi dan

28
perhatian atas kehamilannya sehingga keselamatan ibu dan bayinya

dapat terjamin.

2) Faktor psikologis

a) Stessor Internal dan External

Faktor psikologis yang berpengaruh dalam kehamilan dapat berasal dari dalam diri

ibu hail ( internal) dan dapat juga berasal dari faktor luar diri ibu hamil (external ).

Faktor psikologis yang mempengaruhi kehamilan berasal dari dalam diri ibu dapat

berupa latar belakang kepribadian ibu dan pengaruh perubahan hormonal yang

terjadi selama kehamilan.

Ibu hamil yang memiliki kepribadian immature (kurang matang) biasanya dijumpai

pada calon ibu dengan usia yang masih sangat muda, introvert ( tidak mau berbagi

dengan orang lain ) atau tidak seimbang antara prilaku dan perasaannya, cenderung

menunjukkan emosi yangtidak stabil dalam menghadapi kehamilannya

dibandingkan dengan ibu hamil yang memiliki kepribadian yang mantap dan

dewasa.

Ibu hamil dengan kepribadian seperti ini biasanya menunjukkan kecemasan dan

ketakutan yang berlebihan terhadap dirinya dan bayi ynag dikandungnya selama

kehamilan. Sehingga ibu tersebut lebih mudah mengalami depresi selama

kehamilannya. Ia merasa kehamilannya merupakan beban yang sangat berat dan

tidak menyenangkan.

Demikian pula dengan pengaruh perubahan hormone yang berlangsung selama

kehamilan juga berperan dalam perubahan emosi, membuat perasaan jadi tidak

menentu, konsentrasi berkurang dan sering pusing. Hal ini menyebabkan ibu

merasa tidak nyaman selama kehamilan dan memicu timbulnya stress yabg ditandai

ibu sering murung.

Sedangkan faktor psikologis yang berasal dari luar diri ibu dapat berupa

pengalaman ibu misalnya ibu mengalami masa anak-anak bahagia dan mendapat

cukup cinta kasih, berasal dari keluarga yang bahagia sehingga mempunyai anak

29
dianggap sesuatu yang diinginkan dan menyenangkan maka ia pun akan terdorong

secara psikologis untuk mampu memberikan kasih sayang kepada anaknya. Selain

itu pengalaman ibu yang buruk tentang proses kehamilan atau persalinan yang

meninggalkan trauma berat bagi ibu dapat juga menimbulkan gangguan emosi yang

mempengaruhi kehamilannya.

Gangguan emosi baik berupa stress atau depresi yang dialami pada trimester

pertama akan berpengaruh pada janin, karena pada saat itu janin sedang dalam

masa pembentukan. Akan mengakibatkan pertumbuhan bayi terhambat atau BBLR.

Bukan hanya itu, pada pertumbuhan anaknya nanti dapat mengalami kesulitan

belajar, sering ketakutan bahkan tidak jarang hiperaktif karena bila dalam kehamilan

ibu merasa gelisah maka terjadi perubahan neorotransmiter diotaknya dan

mempengaruhi sistem neorotransmiter janin melalui plasenta. Selain itu dapat

meningkatkan produksi neural adrenalin, serotonin dan gotamin yang bisa masuk ke

peredaran darah janin sehingga mempengaruhi system sarafnya.

Untuk itu dalam memberikan asuhan antenatal, bidan harus mampu memberikan

pendidikan parent education sejak kehamilan trimester I sehingga orang tua

mendapat banyak pengertahuan terutamatentang perubahan yang terjadi selama

kehamilan dan diharapkan bisa beradaptasi pada perubahan-perubahan psikologis

tersebut.

b) Dukungan keluarga

Ibu merupakan salah satu anggota keluarga yang sangat berpengaruh sehingga

perubahan apapun yang terjadi pada ibu akan mempengaruhi keadaan keluarga.

Bagi pasangan baru, kahamilan merupkan kondisi dari masa anak menjadi orang tua

sehingga kehamilan dianggap suatu krisis kehidupan berkeluarga yang dapat diikuti

oleh stress dan kecemasan. Jika krisis tersebut tidak dapat dipecahkan maka

mengakibatkan timbulnya tingkah laku maladaptif dalam anggota keluarga dan

kemungkinan terjadi perpecahan antaraanggota keluarga. Kemampuan untuk

memecahkan krisis dengan sukses adalah kekutan bagi keluarga untuk menciptakan

hubungan yang baik.

30
Tugas keluarga yang saling melengkapi sehingga dapat menghindari konflik yang

diakibatkan oleh kehamilan dapat ditempuh dengan jalan :

1. Merencanakan dan mempersiapkan kehadiran anak

2. Mengumpulkan dan memberikan informasi bagaimana merawat dan menjadi ibu

atau

ayah bagi bayinya.

Sedangkan dukungan keluarga yang dapat diberikan agar kehamilan dapat berjalan

lancar antara lain :

1. Memberikan dukungan pada ibu untuk menerima kehamilannya

2. Memberi dukungan pada ibu untuk menerima dan mempersiapkan peran sebagai

ibu

3. Memberi dukungan pada ibu untuk menghikangkan rasa takut dan cemas

terhadap persalinan

4. Memberi dukungan pada ibu untuk menciptakan ikatan yang kuat antara ibu dan

anak yang dikandungnya melalui perawatan kehamilan dan persalinan yang

baik

5. Menyiapkan keluarga lainnya untuk menerima kehadiran anggota keluarga baru.

c) Dukungan suami

Orang yang paling penting bagi seorang wanita hamil adalah suaminya. Banyak

bukti yang ditunjukkan bahwa wanita yangdiperhatikan dan dikasihi oleh

pasangannya selama kehamilan akan menunjukkan lebih sedikit gejala emosi dan

fisik, lebih mudah melakukan penyesuaian diri selama kehamilan dan sedikit risiko

komplikasi persalinan. Hal ini diyakini karea ada dua kebutuhan utama yang

ditunjukkan wanita selama hamil yaitu menerima tanda-tanda bahwa ia dicintai dan

dihargai serta kebutuhan akan penerimaan pasangan terhadap anaknya.

Ada empat jenis dukungan yang dapat diberikan suami sebagai calon ayah bagi

anaknya antar lain:

31
1. Dukungan emosi yaitu suami sepenuhnya memberi dukungan secara psikologis

kepada istrinya dengan menunjukkan kepedulian dan perhatian kepada

kehamilannya serta peka terhadap kebutuhan dan perubahan emosi ibu hamil.

2. Dukungan instrumental yaitu dukungan suami yang diberikan untuk memenuhi

kebutuhan fisik ibu hamil dengan bantuan keluarga lainnya.

3. Dukungan informasi yaitu dukungan suami dalam memberikan informasi yang

diperolehnya mengenai kahamilan.

4. Dukungan penilaian yaitu memberikan keputusan yang tepat untuk perawatan

kehamilan istrinya.

3) Faktor lingkungan

Banyak alasan mengapa ibu mengalami kesulitan untuk menjadi sehat terutama ibu hamil,

beberapa alasan antara lain karena kemiskinan, kurangnya pelayanan medik, kurang

pendidikan dan pengtahuan, termasuk pengaruh social budaya berupa kepercayaan yang

merugikan atau membahayakan.

Seorang ibu biasanya mencoba bekerja memberikan asuhan kepada ibu hamil secara

pribadi untuk menyelesaikan masalah-masalahnya. Namun seringkali masalah-masalah

tersebut merupakan masalah yang terdapat pada masyarakat yang tidak mudah

dipecahkan. Sehingga bidan perlu melibatkan keluarga dan masyarakat agar

memperhatikan kebutuhan dan kesehatan ibu hamil.

(a) Kebiasaan adat istiadat

Bidan harus dapat mengkaji apakah ibu hamil menganut atau mempunyai

kepercayaan atau adat kebiasaan tabu setempat yangberpengaruh terhadap

kehamilan. Kemudian menilai apakah hal tersebut bermanfaat, netral ( tidak

berpengaruh pada keamanan atau kesehatan ), tidak jelas ( efek tidak diketahui /

tidak dipahami ) atau membahayakan. Terutama bila factor budaya tersebut dapat

menghambat pemberian asuhan yang optimal bagi ibu hamil. Bidan harus mampu

mencari jalan untuk menolongnya atau meyakinkan ibu untuk merubah

kebiasaannya dengan memberikan penjelasan yang benar. Tentu saja hal ini

32
memerlukan dukungan dari berbagai pihak yang berperan dalam keluarga dan

masyarakat.

(b) Fasilitas kesehatan

Fasilitas kesehatan berhubungan dengan tempat ibu mendapatkan pelayanan

kesehatan untuk memeriksakan kehamilannya sampai ibu dapat melahirkan dengan

aman. Tersedianya fasilitas kesehatan yang memadai dengan jarak yang mudah

terjangkau akan memberi kemudahan bagi ibu hamil untuk sering memeriksakan

kehamilannya dan untuk mendapatkan penangnan dalam keadaan darurat. Bidan

dapat memberikan informasi atau petunjuk kepada ibu dan keluarga tentang

pemanfaatan sarana kesehatan seperti rumah bersalin, polindes, PKM dan fasilitas

kesehatan lainnya yang sangat penting dan aman bagi kehamilan dan persalinannya.

(c) Sosial ekonomi

Keadaan ekonomi sangat mempengaruuhi kehamilan ibu karena berhubungan dengan

pemenuhan kebutuhan-kebutuhan ibu selama kehamilan antara lain makanan sehat,

bahan persiapan kelahiran,obat-obatan, tenaga kesehatan dan transportasi/ sarana

angkutan.

Masalah keuangan sering timbul didalam kehidupan keluarga. Memang dalam hal ini

bidan tidak bertanggung jawab atas pemecahan masalah keluarga tetapi hendaknya

menunjukan impatinya serta mencoba memberikan pemahaman akan manfaat

financial yang tersedia untuk kepentingan ibu dan bayi. Sehingga bidan harus dapat

memperoleh informasi mengenai kondisi ekonomi klien apakah ibu dan keluarga tidak

mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan selama kehamilan.

e. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil

Kebutuhan fisik pada ibu hamil (Puroastuti, Elisabeth 2014) , yaitu:

1) Oksigen

33
Kebutuhan oksigen adalah kebutugzn yang utama pada manusia termasuk ibu hamil. Berbagai

gangguan pernafasan bisa terjadi saat hamil sehingga akan mengganggu pemenuhan kebutuhan

oksigen pada ibu yang akan berpengaruh pada bayi yang dikandung Untuk menyegah hal tersebut

di atas dan untuk memenuhi oksigen maka ibu hamil perlu melakukan

a) Latihan nafas melalui senam hamil

b) Tidur dengan bantal yang lebih tinggi

c) Makan tidak terlalu banyak

d) Kurangi atau hentikan merokok

e) Konsul ke dokter bila ada kelainan atau gangguan pernapasan seperti asma dan lain-lain.

2) Nutrisi

Pada saat ibu hamil harus makan-makanan yang mengandung nilai gizi bermutu tinggi meskipun

tidak berarti makanan yang mahal. Gizi pada waktu hamil harus di tingkatlkan hingga 300 kalori

perhari, ibu hamil harusnya mengkonsumsi yang mengandung protein, zat besi, dan minum cukup

caira (gizi seimbang)

a) Kebutuhan gizi ibu hamil trimester pertama

(1) Minggu 1 sampai minggu ke-4

Selama trimester 1 (hinga minggu ke-12) ibu harus mengkonsumsi berbagai jenis makan

berkalori tinggi untuk mencukupi kebutuhan kalori yang bertambah 170mkalori 9 setara 1 porsi

nasi putih). Tujuannya agar tubuh menghasilkan cukup energi, yang diperlukan janin yang tengah

terbentuk pesar konsumsi minimal 2000 kalori perhari. Penuhui melalui aneka sumber

karbohidrat (nasi, mie, roti, sereal dan pasta), dilengkapi dengan sayuran, buah, ding-dagingan

ataun ika-ikanan susu dan produk olahannya.

(2) Minggu ke-5

34
Agar supan kalori terpenuhi, meski dilanda mual dan muntah, makan dalam porsi kecil tapi sering.

Konsumsi makanan selagi segar atau panas. Contoh porsi yang dapat dikonsumsi untuk

memenuhui kebutuhan zat gisi perhari pada trimester I, roti, sereal, nasi 6 porsi, buah 3-4 porsi,

sayuran 4 porsi, daging sumber protein lainnya 2-3 porsi, susu atau produk olahannya 3-4porsi,

cemilan 2-3 porsi

(3) Minggu ke-7

Konsumsi aneka jenis makan sumber kalsium untuk menunjang pembentukan tulang kerangka

tubuh janin yang berlangsung saat ini. Kebutuhan kalsium 1000 miligran/hari. Didapat dari keju ¾

cangkir, keju permesan atau romano 1 ons dll.

(4) Minggu ke-9

Jangan lupa penuhi kebutuhan asam folat 0,6 miligram per hari, di peroleh dari hati, kacang kering,

telur, brokoli, aneka produk whole grain, jeruk dan jus jeruk.

(5) Minggu ke-10

Saat makan banyak protein untuk memperoleh asam amino bagi pembentukan otak janin,

ditambah kolin dan DHA untuk membentuk otak sel otak baru.

(6) Minggu ke-12

Sejumlah vitami yang harus dipenuhi kebutuhannya adalah vitamin A, B1, B2, B3, dan B6, semua

untuk membantu proses tumbuh kembang, vitamin B12 untuk membentuk sel darah baru, vitamin

C untuk peneyerapan zat besi, vitamin D untuk pembentukan tulang dan gigi, vitamin E untuk

pembentukan metabolisme. Jangan lupa mengkonsumsi zat besi, karena volume darah akan

meningkat 50%. Zat besi berguna untuk memroduksi sel darah merah. Apa lagi jantung janin siap

berdenyut.
35
b) Kebutuhan nutrisi pada ibu hamil trimester II

Di trimester dua, ibu dan janin mengalami lebih banyak kemajuan dan perkembangan. Kebutuhan

gizi juga semakin meningkat seiring dengan semakin besarnya kehamilan

(1) Minggu ke-13

Kurangi atau hindari minum kopi. Sebab kafeinnya (juga terdapat di teh, kolak dan cokelat)

berisiko mengganggu perkembangan sistem saraf pusat saraf janin yang mulai berkembang.

(2) Minggu ke-14

Ibu perlu menambah asupan 300 kalori per hari untuk tambahan energi yang dibutuhkan untuk

tumbuh-kembang janin. Penuhi anatara lain dari 2 cangkir nasi atau penggantinya. Juga perlu

lebih banyak ngemil, 3-4 kali sehari porsi sedang.

(3) Minggu ke-17

Makan sayur buah serta cairan untuk mencegah sembelit. Penuhi kebutuhan cairan tubuh yang

meningkat.

(4) Minggu ke 24

Batasi garam, karena memicu tekanan darah tinggi dan mencetus kaki bengkak akibat

menahan cairan tubuh.

36
(5) Minggu ke-28

Konsumsi aneka jenis seafood untuk memenihi kebutuhan asam lemak omega-3 bagi

pembentukan otak dan kecerdasan janin.

c) Kebutuhan nutrisi ibu hamil pada trimester III

Ditrimester ke III, ibu hamil butuh bekal energi yang memadai, selain untuk mengatasi beban yang

kian berat, juga sebagai cadangan energi untuk persalinan kelak. Itulah sebabnya pemenuhan gizi

seimbang tidak boelh dikesampingkan baik secara kualitas maupun kuantitas.

Berikut ini sederet zat gizi yang sebaiknya lebih diperhatikan pada kehamilan trimester ke III ini,

tentu tanpa mengabaikan zat gizi lainnya :

(1) Kalori

Kebutuhan kalori selama kehamilan adalah sekitar 70.000 – 80.000 kilo kalori (kkal), dengan

pertambahan berat badan sekitar 12,5 kg. Pertambahan kalori ini diperlukan terutama pada 20

minggu terakhir.

(2) Vitamin B6 (Piridoksin)

Vitamin ini dibutuhkan untuk menjalankan lebih dari 100 reaksi kimia di dalam tubuh yang

melibatkan enzin. Angka kecukupan vitamin B6 bagi ibu hamil adalah sekitar 2,2 miligram

sehari. Makanan hewani adalah sumber yang kaya akan vitamin ini.

(3) Yodium

37
Yodium dibutuhkan sebagai senyawa tiroksin yang berperan mengontrol setiap metabolisme

sel baru yang terbentuk. Bila kekurangan senyawa ini, akibatnya proses perkembangan janin,

termasuk otaknya terhambat dan terganggu. Janin akan tumbuh kecil. Sebaliknya, jika tiroksin

berlebih, sel-sel baru akan tumbuh secara berlebihan sehingga janin tumbuh melampaui

ukuran normalnya.

(4) Air

Kebutuhan ibu hamil di trimester III ini bukan hanya dari makanan tapi juga dari cairan. Air

sangat pentung untuk pertumbuhan sel-sel baru, mengatur suhu tubuh, melarutkan dan

mengatur proses metabolisme zat-zat gizi, serta mempertahankan volume darah yang

meningkat selama masa kehamilan.

3) Personal hygiene

Personal hygiene pada ibu hamil adalah kebersihan yang dilakukan oleh ibu hamil untuk mengurangi

kemungkinan infeksi. Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi di anjurkan setidaknya dua kali

sehari karena ibu hamil cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat, menjaga kebersihan diri

terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah genetalia) dengan cara di bersihkan dengan

air dan dikeringkan. Kebersihan gigi dan mulut perlu mendapat perhatian karena seringkali muda

menjadi gigi berlubang, terutama pada ibu yang kekurangan kalsium.

a) Pakaian

Pada dasarnya pakaian apa saja bisa dipakai, baju hendaknya yang longgar dan muda dipakai

serta bahan yang muds menyerap keringat. Pakaian yang dipakai ibu hamil harus nyaman tanpa

sabuk/pita yang menekan dibagian perut/pergelangan tangan, pakain juga tidak baik terlalu ketat

dileher, stoking tungkai yang sering digunakan sebagian wanita tidak dianjurkan karena dapat

menghambat sirkulasi darah (Elisabeth, 2015 : 102).

38
b) Eliminasi

(1) Trimester I : frekuensi BAK meningkat karena kandung kencing tertekan oleh pembesaran

uterus, BAB normal konsisten lunak

(2) Trimester II : frekuensi BAK normal kembali karena uterus telah keluar dari rongga panggul

(3) Trimester III : frekuensi BAK meningkat karena penurunan kepala ke PAP (Pintu Atas Panggul),

BAB seing obstipasi (sembelit) karena hormone progesteron meningkat Sering buang air kecil

merupakan keluhan yang umumnya dirasakan oleh ibu hamil, terutama pada trimester I dan II.

Hal tersebut adalah kondisi yang fisiologi. Hal ini terjadi karena awalnya kehamilan terjadi

pembesaran uterus yang mendesak kantung kemih sehingga kapasitasnya berkurang

(Purwoastuti, Elisabeth, 2015 : 103)

(4) Seksual

Hubungan seksual selama kehamilan tidak di larang selama tidak asa riwayat penyakit berikut

ini :

a) Sering abortus dan kelahiran prematur

b) Perdarahan pervaginam

c) Coitus harus dilakukan dengan hati-hati terutama pada minggu terakhir kehamilan

d) Bila ketuban sudah pecah, coitus dilarang karena dapat menyebabkan infeksi janin intra

uteri

e) Kebutuhan seksusal pada tiap trimester

1) Trimester pertama : minat menurun pada trimester (3 bulan) pertama, biasanya gairah

seks menurun. Jangankan kepingin bangun tidur saja sudah didera morning sickness,

muntah, malas, segala hal yang bertolak belakang dengan semangat dan libido. Fluktasi

kelelahan, dan rasa mual dapat menghisap semua keinginan untuk melakukan

hubungan seksual.

2) Trimester kedua : minat meningkat (kembali) memasuki trimester kedua, umumnya libido

timbul kemabali. Tubuh sudah dapat menerima dan terbiasa dengan kondisi kehamilan

39
sehingga ibu hamil dapat menikmati aktivitas dengan lebih leluasa dari pada trimester

pertama. Demikian pula untuk urusan ranjang. Ini akibat meningkatnya pengaliran darah

ke organ-organ seksual dan payudara

3) Trimester ke III : minat menurun lagi libido dapat turun kembali ketika kehamilan

memasuki trimester ketiga. Rasa nyaman sudah mulai berkurang. Pegel di punggung

dan dipinggu, tubuh bertambah berat dengan cepat, nafas lebih sesak (karena besarnya

janin mendesak dada dan lambung), dan kemabali merasa mual, itulah beberapa

penyebab menurunnya minat seksual. Tapi jika termasuk yang tidak mengalami

penurunan lobido di trimester ketiga, itulah hal yang noarmal apa lagi jika termasuk yang

menikmati masa kehamilan.

Pada umunya coitus diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan dengan hati-

hati. Pada akhirnya kehamilan, jika kepala sudah masuk kedalam rongga panggul,

coitus sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan

(Elisabeth, 2015 hal : 106)

f. Tanda bahaya dalam kehamilan

Tanda bahaya kehamilan adalah tabda-tanda yang mengindikasikan adanya bahaya yang dapat

terjadi selama kehamilan/priode anternatal, yang apabila tidak dilaporkan atau tidak di deteksi

bisa menyebabkan kamtian ibu (Puroastuti, elisabeth, 2015 : 78)

1) Tanda bahaya kehamilan trimester I (0 – 12 minggu)

a) Perdarahan pada kehamilan muda

Salah satu komplikasi terbanyak pada kehamilan ialah terjadinya perdarahan. Perdarahan

dapat terjadi pasa setiap usia kehamilan. Pada kehamilan muda serin di kaitkan dengan

kejadian abortus, misscarriage, early pregnancy loss. Perdarahan pada kehamilan muda

40
dikenal beberapa istilah sesuai dengan pertimbangan asing-masing, setiap terjadinya

perdarahan pada kehamilan maka harus selalu berfikir tentanf akibat dari perdarahan ini yang

menyebabkan kegagalan kelangsungan kehamilan (hadijanto, 2011)

b) Abortus

Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (0leh akibat-akibat tertentu) pada atau sebelum

kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar

kandungan (Purwoastuti, elisabeth, 2015 : 28)

Menurut Purwoastuti, elisabeth (2015 : 29-34) abortus dibagi lagi menjadi beberapa bagian

antara lain :

1) Abortus komplet

Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari rahim pada kehamilan kurang dari 20 minggu.

Pada penderita ditemukan perdarahan sedikit, osteum uteri telah menutup, dan uterus

sudah banyak mengecil. Selain ini, tidak ada lagi gejala kehamilan dan uji kehamilan

menjadi negatif, pada pmeriksaan USG didapatkan uterus yang kosong.

2) Abortus inkomplet

Sebagian hasil konsepsi telah keluar rahim dan masi ada yang tertinggal pada uasia

kehamilan sebelum 20 minggu. Pada pemeriksaan vagina, canalis servikalis terbuka dan

jaringan dapat diraba dalam cavum uteri atau kadang-kadang sudah menonjol dari

osteum uteri eksternum. Pada USG didapatkan endometrium yang tipis dan ireguler.

3) Abortus insipiens

41
Abortus yang sedang mengacam yang ditandai dengan seviks yang telah mendatar,

sedangkan hasil konsepsi masi berada lengkap di dalam rahim dan abortus yang tidak

dapat di oertahankanlagi. Pada keadaan ini didapatkan juga nyeri perut bagian bawah

atau nyeri kolek uterus yang hebat, pada pemeriksaan vagina memperlihatkan dilatasi

osteum serviks dengan bagian kantung konsepsi menonjol, hasil pemeriksaan USG

mungkin di dapatkan jantung janin masih berdenyut, kantung gestasi kosong (5-6,5

minggu), uterus kosong (3-5 minggu) atau perdarahan subkorionik banyak dibagian

bawah.

4) Abortus iminens

Abortus tingkat permulaan, terjadi perdarahan pervaginam, sedangkan jalan lahir masih

tertutup dan hasil konsepsi masih baik di dalam rahim, suatu abortus iminens dapat atau

tanpa disertai nyeri pinggang bawah. Perdarahan pada abortus imminens seringkali hanya

sedikit, namun hal tersebut berlangsung beberapa hari atau minggu. Pemeriksaan vagina

pada kelainan ini memperlihatkan tidak adanya pembukaan serviks. Sementara

pemeriksaan dengan real time ultrasound pada panggul menunjukan ukuran kantong

amnion normal, jantung janin berdenyut dan kantong amnion kosong, serviks tertutup, dan

masih terdapat utuh.

5) Missed abortion

Abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus telah meninggal dalam kandungan

sebelum kehamilan 20 minggu dan hasil konsepsi seluruhnya masih dalam kandungan.

6) Abortus habitualis

Abortus yang terjadi sebanyak tiga kali berturut-turut atau lebih. Pada umumnya penderita

sukar menjadi hamil, namun kehamilannya berakhir sebelum 28 minggu

42
7) Abortus infeksius

Abortus yang disertai infeksi organ genetalia

8) Abortus septik

Abortus yang terinfeksi dengan penyebaran mikroorganisme dan produknya ke dalam

sirkulasi sistemik ibu

c) Kehamilan ektopik

Kehamilan ektopik adalah inplantasi pertumbuhan hasil konsepsi diluar endometrium kavum

uteri (Elisabeth, 2015 : 35). Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan disebut kehamilan

ektopik bila zigot terimplantasi di lokasi-lokasi selain cavum uteri, seperti di ovarium, tuba,

serviks, bahkan rongga abdomen (Sukarni, Margareth, 2013 : 135). Tanda dan gejala pada

kehamilan muda, dapat atau tidak ada perdarahan pervaginam, ada nyeri perut kanan/kiri

bawah, berat atau ringannya nyeru tergantung pada banyaknya darah yang terkumpul dalam

peritoneum. Dari pemeriksaan fisik didapatkan rahim yang juga membesar, adanya tumor

didaerah adneksa, adanya tanda-tanda syok hipovolemik yaitu hipotensi, pucat dan

ekstermitas dingin, adanya tanda-tanda abdomen akut yaitu perut tegang bagian bawah,

nyeri tekan dan nyeri lepas dinding abdomen. Dari pemeriksaan dalam serviks teraba lunak

nyeri tekan, nyeri pada uterus kanan dan kiri. (Sukarni, Margareth, 2013 : 135).

d) Mola hidatidosa

Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak di

temukan janin dan hampir seluruh vili korialis mengalami perubahan berupa degenerasi

hidropik. Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-

43
gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, denag ukuran bervariasi dari bebrapa

militer sampai 1 atau 2 cm . (Sukarni, Margareth, 2013 : 178)

Gejala perdarahan ini biasanya terjadi antara antara antara bulan pertama sampai ketujuh

dengan rata-rata 12-14 minggu Sifat perdarahan bias intermiten, sedikit-sedikit atau sekaligus

banyak sehingga menyebabkan syok atau kematian. Karena perdarahan ini umumnya pasien

mola hidatidosa masuk dalam keadaan anemia.

e) Muntah terus dan tidak bisa makan pada kehamilan

Mual dan muntah adalah gejala yang sering ditemukan pada kehamilan trimester I. Mual

biasa terjadi pada pagi hari, gejala ini biasa terjadi 6 minggu setelah HPHT dan berlangsung

selama 10 minggu. Perasaan mual ini karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan

HCG dalam serum. Mual dan muntah yang sampai mengganggu aktifitas sehari-hari dan

keadaan umum menjadi lebih buruk, dinamakan Hiperemesis Gravidarum (Wiknjosastro,

2012 : 275).

f) Selaput kelopak mata pucat

Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan

keadaan hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester I. Anemia dalam kehamilan disebabkan

oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tak jarang keduanya saling berinteraksi.

Anemia pada trimester I bisa disebabkan karena mual muntah pada ibu hamil dan

perdarahan pada ibu hamil trimester I (purwoastuti, elisabeth, 2015 : 159).

g) Demam tinggi

Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan merupakan suatu

masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan. Menurut

44
SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu karena infeksi (11%). Penanganan demam antara

lain dengan istirahat baring, minum banyak dan mengompres untuk menurunkan suhu.

2. Tanda bahaya kehamilan trimester II (13-28 minggu )

Tanda bahaya trimester II menurut Elisabeth (2015) antara lain:

a) Demam tinggi

Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan merupakan suatu

masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan. Menurut

SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu karena infeksi (11%). Penanganan demam antara

lain dengan istirahat baring, minum banyak dan mengompres untuk menurunkan suhu.

b) Bayi kurang bergerak seperti biasa

Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam). Ibu mulai merasakan

gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Jika bayi tidak bergerak seperti biasa dinamakan

IUFD (Intra Uterine Fetal Death). IUFD adalah tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin

didalam kandungan. Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi

tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu

berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik

c) Selaput kelopak mata pucat

Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan

keadaan hemoglobin di bawah <10,5 gr% pada trimester II. Anemia pada trimester II

45
disebabkan oleh hemodilusi atau pengenceran darah. Anemia dalam kehamilan disebabkan

oleh defisiensi besi

3) Tanda bahaya kehamilan trimester III (29 – 42 minggu)

a) Perdarahan pervaginam

Pada akhir kehamilan perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak dan kadang-

kadang tidak disertai dengan rasa nyeri. Perdarahan semacam ini berarti plasenta previa.

Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat yang abnormal

yaitu segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri interna.

Penyebab lain adalah solusio plasenta dimana keadaan plasenta yang letaknya normal,

terlepas dari perlekatannya sebelum janin lahir, biasanya dihitung sejak kehamilan 28

minggu.

b) Sakit kepala yang hebat

Sakit kepala selama kehamilan adalah umum, seringkali merupakan ketidaknyamanan yang

normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan masalah yang serius adalah sakit

kepala hebat yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang-kadang dengan sakit

kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin mengalami penglihatan yang kabur. Sakit kepala yang

hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre-eklampsia

c) Pengelihatan kabur
46
Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit kepala yang hebat,

sehingga terjadi oedema pada otak dan meningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi

sistem saraf pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan

gangguan penglihatan. Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda pre-

eklampsia. Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah

perubahan visual yang mendadak, misalnya penglihatan kabur atau berbayang, melihat bintik-

bintik (spot), berkunang-kunang.

Selain itu adanya skotama, diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-tanda yang menujukkan

adanya pre eklampsia berat yang mengarah pada eklampsia. Hal ini disebabkan adanya

perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks cerebri atau didalam retina

(oedema retina dan spasme pembuluh darah).

d) Bengkak di muka atau tangan

Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya

muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat atau meletakkannya lebih tinggi.

Bengkak dapat menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada permukaan muka dan

tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan diikuti dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini bisa

merupakan pertanda pre-eklampsia.

e) Janin kurang bergerak eperti biasa

Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam). Ibu mulai merasakan gerakan

bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Jika bayi tidak bergerak seperti biasa dinamakan IUFD (Intra

Uterine Fetal Death). IUFD adalah tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin didalam

kandungan. Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur

gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu

berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik.

47
f)Pengeluaran cairan pervaginam (ketuban pecahdini)

Yang dimaksud cairan di sini adalah air ketuban. Ketuban yang pecah pada kehamilan aterm dan

disertai dengan munculnya tanda-tanda persalinan adalah normal. Pecahnya ketuban sebelum

terdapat tanda-tanda persalinan dan ditunggu satu jam belum dimulainya tanda-tanda persalinan

ini disebut ketuban pecah dini.

Ketuban pecah dini menyebabkan hubungan langsung antara dunia luar dan ruangan dalam

rahim sehingga memudahkan terjadinya infeksi. Makin lama periode laten (waktu sejak ketuban

pecah sampai terjadi kontraksi rahim), makin besar kemungkinan kejadian kesakitan dan

kematian ibu atau janin dalam rahim

g) Kejang

Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan dan terjadinya gejala-gejala

sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan semakin

kabur, kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan dapat merupakan gejala

dari eklampsia.

h) Selaput kelopak mata pucat

Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan

keadaan hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester III. Anemia dalam kehamilan disebabkan

oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tak jarang keduanya saling berinteraksi. Anemia

pada Trimester III dapat menyebabkan perdarahan pada waktu persalinan dan nifas, BBLR

(Berat Bayi Lahir Rendah yaitu kurang dari 2500 gram)

i) Demam tinggi
48
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan merupakan suatu masalah.

Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan. Penanganan demam

antara lain dengan istirahat baring, minum banyak dan mengompres untuk menurunkan suhu.

Demam dapat disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme

pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang kemudian menyebabkan timbulnya tanda atau

gejala–gejala penyakit.

g. Penatalaksanaan Dalam Kehamilan

1) Pengertian Asuhan Antenatal Care

Asuhan Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditunjukan pada

pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Dilakukan dengan observasi berencana dan

teratur terhadap ibu hamil melalui pemeriksaan, pendidikan, pengawasan secara dini terhadap

komplikasi dan penyakit ibu yang memengaruhi kehamilan (Purwoastuti, Elisabeth, 2015; h. 24).

2) Kunjungan antenatal sebaiknya di lakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan:

a) Satu kali pada trimester pertama (sebelum 14 minggu).

b) Satu kali pada trimester ke dua (antara minggu 14-28).

c) Dua kali pada trimester ke tiga (antara minggu 28-36 minggu dan sesudah minggu ke 36)

(Mufdillah, 2009 dalam Walyani, 2015)

3) Pelayanan Asuhan Standar Antenatal

Pelayanan Antenatal Care sesuai dengan kebijakan program pelayanan Asuhan antenatal harus

sesuai dengan standar 14 T, yaitu meliputi

a) Penimbangan berat badan. Timbang berat badan setiap kali kunjungan. Kenaikan berat

badan normal pada waktu hamil ialah sebesar pada Trimester I 0,5 kg perbulan dan Trimester

II-III 0,5 kg perminggu. Dengan kenaikan berat badan rata – rata sebesar 6-12 kg selama

kehamilan. Maksimal mengalami kenaikan berat badan sebesar 12 kg dan minimal sebesar

6-7 kg.

b) Ukur tekanan darah. Tekanan darah yang normal 110/80 – 140/90 mmHg, bila melebihi dari

140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya preeklamsi maupun eklamsi.

49
c) Ukur tinggi fundus uteri (TFU). Perhatikan ukuran TFU ibu apakah sesuai dengan umur

kehamilan atau tidak.

d) Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan

e) Pemberian imunisasi TT. Selama kehamilan bila ibu hamil statusnya T0 maka hendaknya

mendapatkan minimal 2 dosis (TT1 dan TT2 dengan interval 4 minggu dan bila

memungkinkan untuk mendapatkan TT3 sesudah 6 buloan berikutnya). Ibu hamil dengan

status T1 diharapkan mendapat suntikan TT2 dan bilamemungkinkan pula diberikan TT3

dengan interval 6 bulan (bukan 4 minggu atau 1 bulan). Bagi bumil dengan status T2 maka

bisa diberika 1 kali suntikan bila interval suntikan sebelumnya 6 bulan. Bila statusnya T3

maka suntikan selama hamil cukup sekali dengan jarak minimal 1 tahun dari suntikan

sebelumnya. Ibu hamil dengan status T4 pun dapat diberikan sekali suntikan (TT5) bila

suntikan terakhir telah lebih dari satu tahun dan bagi ibu hamil dengan status T5 tidak perlu

disuntik TT lagi karena mendapatkan kekebalan seumur hidup (25 tahun).

f) Pemeriksaan Hb. Hb pada ibu hamil tidak boleh kurang dari 11 gr% karena ditakutkan ibu

akan mengalami anemia.

g) Pemeriksaan VDRL

h) Perawatan payudara, senam payudara dan pijit tekan payudara

i) Pemeliharaan tingkat kebugaran artau senam ibu hamil

j) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan

k) Pemeriksaan protein urine atas indikasi

l) Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi

m) Pembberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok

n) Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria (Depkes RI, 2015).

50
BAB III

TINJAUAN KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF ANTENATAL CARE

PADA NY “ R” UMUR 26 TAHUN GIP0A0 UK 33 MINGGU

DENGAN HIV STADIUM II

DI PRAKTEK MANDIRI BIDAN

Tanggal Pengkajian : 28 Oktober 2020 Jam : 09.20 wit

Tempat : Praktek Mandiri Bidan

Oleh Mahasiswi : Bidan Winda Lestari Pauta

LANGKAH I : PENGUMPULAN DATA DASAR

A. Data Subyektif

I. Biodata

Nama Ibu : Ny.R Suami : Tn. DT

Umur : 26 Tahun Umur : 33 Tahun

51
Agama : Kristen Protestan Agama : Kristen Protestan

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Suku/Bangsa : Sentani/Indonesia Suku/Bangsa : Sentani/ Indonesia

Nikah Ke :1 Nikah Ke :1

Alamat : Kota Raja Alamat : Kota Raja

II. Data biologis/Fisiologis

1. Keluhan Utama

Ibu mengatakan nyeri pada bagian sympisis dan pinggang

Riwayat keluhan utama

Ibu mengatakan nyeri pada bagian sympisis dan pinggang sejak 1 minggu yang lalu

2. Riwayat pola reproduksi

a) Menstruasi

1. Menarche umur : 14 tahun

2. Siklus haid : Teratur

3. Durasi : 4 hari

4. Banyaknya : 3x ganti pembalut

5. Sifat darah : Encer

6. Bau/warna : Amis/merah

7. Gangguan haid : Tidak ada


52
8. Flour albus : Ada

b) Riwayat Obstetri

a) Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

BB/PB Usia Jenis


Usia Tempat Jenis anak
No Penolong (gr/cm Kelami
Kehamilan persalinan persalinan
) n

1. Hamil ini

b) Kehamilan sekarang

a) Hamil ke 1 , GI P0 A0

b) HPHT :12 – 03 – 2020

c) TP : 17 - 12- 2020

d) Usia kehamilan : 33 minggu

e) ANC : 3 x di PMB

f) Imunisasi : TT 2x

g) Therapy yang di berikan: Tablet Fe, kalk, injeksi benzathie pinisilin 2,4 juta IU

h) Keluhan saat hamil

Trimester I : Mual, pusing

Trimester II : Tidak ada

Trimester III : Nyeri pada bagian symphisis da pinggang

b. Riwayat Ginekologi

a) Riwayat gangguan sistem reproduksi : Tidak ada

b) Riwayat abortus : Tidak pernah


53
c) Riwayat sectio caesarea : Tidak pernah

c. Riwayat Keluarga Berencana : Tidak pernah

d. Riwayat Kesehatan Lalu

1) Penyakit yang pernah diderita : Tidak ada

2) Riwayat Opname : Tidak ada

3) Riwayat operasi : Tidak ada

4) Riwayat Kesehatan

a) Jantung : Tidak ada

b) Asma : Tidak ada

c) Hipertensi : Tidak ada

d) Hepatitis : Tidak ada

e) Tubercolusis : Tidak ada

f) Ginjal : Tidak ada

g) Diabetes melitus : Tidak ada

h) Malaria : Tidak ada

54
i) HIV / AIDS : Reaktif

2. Keadaan psikososial

a. Komunikasi : Baik

b. Keadaan emosional : Baik

c. Hubungan dengan keluaraga : Baik

d. Ibadah/spiritual : Taat beribadah

e. Hubungan dengan orang lain : Baik

f. Dukungan Keluarga atas kehamilan : Keluarga mendukung

3. Pola Kegiatan Sehari – hari

N
Kegiatan Trimester I Trimester II Trimester III
o

1 Pola Nutrisi

Frekuensi makan 1 - 2 x/hari 3 - 4 x/hari 3 - 4 x/hari

Napsu makan Kurang Baik Baik

Makanan kesukaan Semua jenis Semua jenis Semua jenis

Makanan pantangan Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Jumlah minum sehari 5 gelas/hari 6-8 gelas/hari 6-8 gelas/hari

2 Eliminasi BAB

Frekwensi 1 x/hari 1 x/hari 1x/ hari

Bau dan warna Bau busuk Bau busuk Bau Busuk

Konsistensi Lunak Lunak Lunak

3 Eliminasi BAK

Frekwensi 4-5 x/hari 5-6 x/hari 6-7x/hari

Bau / warna Amoniak/kuning Amoniak/ Amoniak/ kuning


kuning

55
4 Pola Tidur dan istirahat 1 – 2 jam 1-2 jam 1-2 jam

Tidur siang 6-7 jam 6-7 jam 5 jam

Tidur malam

5 Hygiene Personal

Frekuensi mandi 2 x hari 2 x hari 2 x hari

Pakai sabun mandi Ya Ya Ya

Sikat gigi Ya Ya Ya

Sikat gigi dengan odol Ya Ya Ya

Frekuensi cuci rambut 2 x semingu 3 x semingu 3x semingu

Ganti pakaian dalam 2 x sehari 2 x sehari 3 x sehari

6 Kebiasaan

Merokok Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Obat penenang Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Jamu/obat tradisional Tidak ada Tidak ada Tidak ada

B. Data Obyektif

1. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Compos mentis

c. BB Sebelum sakit HIV : 66Kg

d. BB Sebelum hamil : 55kg

e. BB sekarang :65kg
56
f. Kenaikan BB : 9kg

g. TB : 153 cm

h. LILA : 29,5 cm

i. Tanda – tanda vital

1) TD : 110/70 mmHg

2) N : 80 x/menit

3) SB : 36,70 C

4) R : 22 x/menit

j. Keadaan Fisik

1) Kepala

a) Rambut : Hitam, keriting

b) Kebersihan : Bersih

2) Wajah

a) Ekspresi wajah : Tenang

b) Simetris : Ya

c) Oedema : Tidak ada

d) Bentuk wajah : Oval

e) Cloasma gravidarum : Tidak ada

3) Mata

a) Simetris : Ya

b) Kebersihan : Ya

c) Konjungtiva : Tidak pucat

d) Sclera : Tidak ikterus

57
e) Penglihatan : Jelas

4) Hidung

a) Polip : Tidak ada

b) Secret/cairan : Tidak ada

c) Kebersihan : Bersih

2. Kulit

a) Kebersihan : Bersih

b) Keadaan : Normal

3. Mulut dan gigi

a) Stomatitis : Tidak ada

b) Caries : Tidak ada

c) Lidah : Bersih

d) Mukosa mulut : Lembab

4. Telinga

a) Simetris : Ya

b) Kebersihan : Bersih

c) Keadaan telinga luar : Normal

d) Pendengaran : Jelas

5. Leher

a) Inspeksi kelenjar tiroid dan kelenjar limfe

Kelainan : Tidak ada

b) Palpasi kelenjar limfe dan kelenjar tiroid


58
Pembesaran : Tidak ada

6. Payudara

a) Simetris : Ya

b) Kebersihan : Bersih

c) Puting susu : Menonjol

d) Pengeluaran : Tidak ada

e) Nyeri tekan : Tidak ada

f) Benjolan : Tidak ada

g) Areola mammae : Hyperpigmentasi

7. Aksila

a) Nyeri tekan : Tidak ada

b) Benjolan :Tidak ada

8. Abdomen

a) Striae nigra : Tidak ada

b) Striae alba : Tidak ada

c) Palpasi

(1) Leopold I : TFU 3 jari di bawah prosesus xyphideus, 32 cm bagian fundus

teraba bulat, lembek dan tidak melenting.

(2) Leopold II : Sisi kiri teraba memanjang,keras seperti papan dan sisi kanan

teraba bagian terkecil janin (punggung kiri)

59
(3) Leopold III : Bagian terendahjaninteraba keras, bulat dan melenting

(presentasi kepala)

(4) Leopold IV : Bagian terendah janin sudah masuk PAP, Divergen (4/5)

(5) TBJ : 32-11x 155 = 3.255 gram

(6) DJJ : 138 x / menit

9. Vulva

a) Kebersihan : Bersih

b) Pengeluaran pervagina : Keputihan,tidak berbau,berwarna putih

c) Varices : Tidak ada

d) Oedema : Tidak ada

e) Pembesaran kelenjer Bartholini : Tidak ada

f) Perineum : Tidak ada kelainan

10. Anus : Tidak ada kelainan

11. Extremitas bawah

a) Bentuk : Simetris

b) Varices : Tidak ada

c) Oedema : Tidak ada

d) Reflex patella : (+) kanan/kiri

12. Pemeriksaan Laboratorium

Darah

a) Hb : 11 gr %

b) DDR : Negatif

c) Sifilis : Negatif

d) VCT

60
- SD HIV ½ 3.0 :Reaktif

- Fokus :Reaktif

- VIKIA :Reaktif

- CD4 :355sel/mm3

- Viralload :< 40 copies/ml

e) Urine

a) Protein urine : Negatif

b) glukosa urine : Tidak dilakukan

13. Pemeriksaan Penunjang

a) Rontgen : Tidak dilakukan

b) USG : Tidak di lakukan

LANGKAH II : INTERPRESTASI DATA

Diagnosa

Ibu : Ny.”R” umur 26 tahun, GI P0 A0, umur kehamilan 33 minggu dengan HIV Stadium II.

Janin : janin intrauteri, tunggal,punggung kiri, presentasi kepala, kepala janin belum masuk PAP.

Dasar

DS : Ny.R umur 26 tahun, GI P0 A0

HPHT : 12 - 03 - 2020

TP : 17 - 12 - 2020

DO :

61
- Keadaan umum : Baik

- Kesadaran : Compos mentis

- Tanda – tanda vital

Tekanan Darah: 110/70 mmHg

Nadi : 80x/menit.

Suhu Badan : 36,70 C

Respirasi : 22x/menit

- Palpasi

Leopold I : TFU 3 jari di bawah prosesus xyphideus, 25 cm bagian fundus teraba

lembek,bulat dan tidak melenting.

Leopold II : Sisi kiri teraba memanjang, keras seperti papan dan sisi kanan teraba bagian

terkecil janin (punggung kiri)

Leopold III : Bagian terendah janinteraba keras, bulat dan melenting(presentasi kepala)

Leopold IV : Bagian terendah janin belum masuk PAP

- DJJ : 138 x/m

- Pemeriksaan Loboratorium

62
Pemeriksaan darah

Hb : 11g%

VCT

- SD HIV ½ 3.0 :Reaktif

- Fokus :Reaktif

- VIKIA :Reaktif

- CD4 :355sel/mm3

- Viralload :< 40 copies/ml

Stadium HIV

NO Gambaran Klinis Keluhan


1 Kehilangan Berat Badan < 10% ya
2 Ukus dimulut berulang ya

LANGKAH III : MASALAH POTENSIAL

1) HIV Stadium III

2) AIDS

3) Janin : Penularan HIV ke bayi

LANGKAH IV : TINDAKAN SEGERA

Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG untuk rencana persalinan secara section caesarea

63
LANGKAH V : RENCANA ASUHAN MENYELURUH

1. Informasikan hasil pemeriksaan kepada ibu

2. Anjurkan ibu untuk tetap ke VCT agar mendapat konseling

3. Jelaskan pada ibu untuk tidak perlu cemas mengenai kondisi janinnya kerana ibu telah
mendapat pelayanan pencegahan infekasi dari ibu ke anak (PPIA) selama kehamilan.

4. Anjurkan ibu istirahat yang cukup

5. Anjurkan ibu tidak melakukan pekerjaan berat selama hamil

6. Anjurkan ibu memperhatikan kebutuhan nutrisi dan cairan

7. Berikan ibu KIE ketidaknyaman pada trimester III

8. Berikan ibu KIE tanda bahaya pada kehamilan trimester III

9. Kolaborasikan dengan dokter pemberian tablet Fe, Kalk dan Asam folat.

10. Kolaborasikan dengan dokter SpOG rencana dilakukan operasi section caesarea

11. Anjurkan ibu minum ARV, tablet Fe,Kalk dan Asam folat sesuai anjuran dokter.

12. Anjurkan ibu untuk mempersiapkan kebutuhan persalinan.

13. Beritahu ibu bahwa akan diadakan kunjungan rumah.

14. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulangan rutin atau jika ada keluhan.

LANGKAH VI : IMPLEMENTASI
64
Tanggal: 27-10-2020 Jam : 09.30 Wit Oleh:Mhs. Winda Lestari Pauta

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dan

janin dalam keadaan baik

2. Menganjurkan ibu untuk tetap ke VCT agar mendapat konseling lanjut tentang pencegahan

penularan HIV dari ibu ke bayi dan pengobatan HIV ibu.

3. Menjelaskan pada ibu untuk tidak perlu cemas mengenai kondisi janinnya karena ibu telah

mendapat pelayanan pencegahan infeksi dari ibu ke anak (PPIA) selama kehamilan karena

melalui pengobatan ARV jangka panjang dan teratur dapat menurunkan tingkat penularan

HIV dari ibu ke janin.

4. Menganjurkan ibu istirahat yang cukup siang 1-2 jam dan malam hari 7-8 jam

5. Menganjurkan ibu tidak melakukan pekejaan berat seperti mengangkat beban berat atau

melakukan pekerjaan rumah yang berat agar tidak membahayakan keadaan ibu dan janin.

6. Menganjurkan ibu memperhatikan kebutuhan nutrisi dengan makan-makanan yang sehat dan

bergizi secara teratur seperti nasi, sayuran, ikan/daging , tahu,temped an buah-buahan serta

minum air putih 8-9 gelas perhari untuk kebutuhan cairan ibu.

7. Memberikan ibu KIE ketidaknyaman pada trimester III seperti muda lelah, sering BAK, sesak

napas, keputihan, dan sakit pada perut dan pinggang.

8. Memberikan ibu KIE tanda bahaya pada kehamilan trimester III seperti perdarahan

pervagiam, sakit kepala hebat, deman tinggi, nyeri ulut hati, kejang dan pandangan.

65
9. Berkolaborasi dengan dokter pemberian tablet Fe, Kalk, dan asam folat.

10. Berkolaborasi dengan dokter SpOG untuk rencana dilakukan operasi section caesarea.

11. Menganjurkan ibu minum ARV, tablet, Fe, Kalk dan asam folat sesuai anjuran dokter, yaitu ARV,

1x1, Kalk 1x1 pada pagi hari, tablet Fe 1x1 pada malam hari dan asam folat 1x1 pada hari.

12. Menganjurkan ibu untuk mempersiapan kebutuhan persalinan yaitu dana bersalin, pakaian

ibu dan bayi, kendaraan, pendonor darah jika diperlukan dan kartu jaminan kesehatan.

13. Memberitahu ibu bahwa akan diadakan kunjungan rumah pada tanggal 29 oktober 2020

14. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang rutin pada 2 minggu atau jika ada keluhan.

LANGKAH VII : EVALUASI

Tanggal: 27-10-2020 Jam : 10.40 Wit Oleh : Mhs. Winda Lestari Pauta

1. Ibu sudah paham dengan penjelasan petugas tentang hasil pemeriksaan dengan hasil ibu dan

janin dalam keadaan sejahtera.

- Tekanan darah : 100/60mmHg

- Nadi : 78x/menit

- Respirasi :21x/menit

- Suhu Badan : 36,7

66
- Hb : 11 g%

- Djj : 143x/menit

2. Ibu bersedia untuk melanjutkan konseling di VCT.

3. Ibu sudah paham tentang pelayanan PPIA dan sudah tidak cemas dengan kehamilannya.

4. Ibu mengatakan akan beristirahat yang cukup.

5. Ibu bersedia untuk tidak melakukan pekerjaan berat.

6. Ibu mengerti tentang asuhan kebutuhan nutrisi.

7. Ibu sudah mengerti tentang ketidaknyaman kehamilan trimester III

8. ibu sudah mengerti tentang tanda bahaya kehamilan trimester III

9. Sudah dilakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian tablet Fe, kalk, dan asam folat.

10. Advice Dokter operasi sectio caesarea

11. Ibu mengatakan akan meminum obat teratur sesuai dosis

12. Ibu mengatakan akan mempersiapan kebutuhan persalinan

13. Ibu bersedia dilakukan kunjungan tanggal 29 oktober 2020

14. Ibu bersedia kembali 2 minggu lagi untuk pemeriksaan rutin atau jika ada keluhan.

67
CATATAN PERKEMBANGAN

KUNJUNGAN RUMAH (1)

Tanggal : 29-10-2020

Tempat : Rumah Pasien


Jam : 15.00 Wit

S : Subjek

1. Ibu mengatakan nyeri pada bagian sympisis dan pinggang

O : Objek

1. Pemeriksaan umum

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Compos mentis

c. Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 120/70 mmHg


68
Nadi : 83x/menit

Respirasi : 20x/menit

Suhu tubuh : 36,5oC

2. Pemeriksaan Fisik

a. Inspeksi

Konjungtiva : Tidak pucat

Sklera : Tidak ikterus

b. Vulva/vagina

Perineum : Utuh

Odema : Tidak ada

Varices : Tdak ada

Labia : Tidak terdapt lesi

Pengeluaran : Keputihan

Kebersihan : Bersih

c. Palpasi secara leopold

1) Leopold I

TFU 3 jari di bawah prosesus xyphideus ,25 cm bagian fundus teraba lembek,

bulat dan tidak melenting

Leopold II

Di sisi kiri teraba keras memanjang seperti papan dan sisi kanan teraba bagian

terkecil janin (punggung kiri)

2) Leopold III

69
Bagian teredah janin teraba keras, bulat dan melenting (presentasi kepala)

3) Leopold IV

Bagian terendah janin belum masuk PAP

d. Aulkultasi

DJJ : 138x/m

A : Assesment

Ny R. umur 26 tahun, GI P0 A0, umur kehamilan 33 minggu dengan HIV Stadium II

P : Planning

Tanggal : 29 Oktober 2020 Jam : 15.10 wit

1. Menginformasikan kepada ibu bahwa usia kehamilannya saat ini 33 minggu,

tanda- tanda vital dalam batas normal yaitu TD : 120/70 mmHg, N : 83 x/menit, R :

20x/menit, SB : 36,50C, janin baik, presentasi kepala dan letaknya normal.

70

Anda mungkin juga menyukai