Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KEPERAWATAN KRITIS

POA PKMRS Pencegahan Primer, Sekunder dan Tersier.

Pada Khasus Kritis CKD ( CHROCNIC KIDNEY DISEASE )

DISUSUN KEL 4 / 7D :

1. LINTANG RAHMA VERA 1130017129


2. EKA NUFA ALFIANA ARIFIN 1130017132
3. WIDYA AYU SOETAWATI 1130017141
4. TRISNA FIRDASARI 1130017142
5. PUTRI NUR INDAH SARI 1130017143

DOSEN :

Arif Helmi Setiawan, S.Kep.Ns., M.Kep

(9904626).

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Keperawatan Kritis POA PKMRS pencegahan primer sekunder dan
tersier pada khasus kritis CKD ( CHROCNIC KIDNEY DISEASE ).

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat amemperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah Keperawatan Kritis POA PKMRS
pencegahan primer sekunder dan tersier pada khasus kritis CKD ( CHROCNIC
KIDNEY DISEASE ). Dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Surabaya, 24 Oktober 2020

Penulisan

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
A. Planning Of Action............................................................................................. 1
B. Pengertian Gagal Ginjal Kronik ........................................................................ 3
C. Pencegahan PGK Bila Ditemukan Tanda Dan Gejala……............................... 3
D. Pencegahan Primer ............................................................................................ 4
E. Pencegahan Skunder ......................................................................................... 4
F. Pencegahan Tersier ............................................................................................ 6
G. Terapi PGK ............................................................................................. 6
Naskah Roleplay……………………………………………………………………. 7
Daftar Pustaka………………………………………………………………………… 12

ii
A. PLANNING OF ACTION

Tgl/Waktu Kegiatan Tujuan Sasaran Media & Kritera Penanggung


metode hasil jawab
Senin Melakuka Setelah Pasien Media : Pasien Semua
11-09- n PKMRS dilakukan dan leaflet mengikuti anggota
2020 tentang penghambat keluarg kegiatan kelompok
penghamb hipertensi di a Metode : dari awal
at harapkan wawancara hingga
hipertensi keluarga dan dan diskusi akhir.
dengan pasien patuh
menurunk dan
an tekanan menjalankan
darah .
sampai
normal.
Selasa 12- Melakuka Setelah Pasien Media : Pasien Trisna dan
09-2020 n PKMRS dilakukan dan proyektor, memaham vera
tentang edukasi keluarg laptop i materi
edukasi diharapkan a yang telah
untuk pasien dan Metode : disampaik
banyak keluarga presentaasi an.
meminum mampu , diskusi
air air menjalankan dan Tanya
putih dan jawab
konsisten.
Rabu 13- Melakuka Setelah Pasien Media : Pasien Semua
09-2020 n PKMRS dilakukan dan leaflet memaham anggota
tentang edukasi keluarg i materi kelompok
pengatura tentang diet a Metode : dan
n diet tersebut wawancara koperatif
protein, diharapkan
kalium, pasien dan
natrium, keluarga
dan cairan. mampu
menjalankan
dan
konsisten
demi
keberhasilan.
Kamis 14- Melakuka Setelah Media : Pasien
09-2020 n PKMRS dilakukan leaflet senang
tentang edukasi dan
menguran tentang Metode : memaham
gi stress mengurangi demo i informasi
stress apa yang
diharapakan di berikan,
pasien dan dan

1
keluarga memperak
mampu tekan.
menerapkan
sehari.
Jumat 15- Melakuka Setelah Media : Pasien Semua
09-2020 n PKMRS dilakukan leafleat mengikuti anggota
edukasi edukasi kegiatan kelompok
tentang tentang Metode : dari awal
meningkat peningkatan demo hingga
kan aktivitas akhir
aktivitas sesuai dengan
sesuai toleransi senang
toleransi diharapkan dan
keluarga dan memaham
pasien i apa yang
mampu dijelaskan.
menerapkan
di kehidupan
sehari-hari

2
B. Pengertian Gagal Ginjal Kronik

Gagal ginjal kronik adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan fungsi
ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif. Hal ini terjadi apabila laju filtrasi
glomerulus (LFG) kurang dari 50 ml/ menit.2 GGK juga merupakan keadaan kerusakan
ginjal yang dapat berakhir fatal pada uremia (kelebihan urea dan sampah nitrogen lain
di dalam darah) dan komplikasinya jika dilakukan dialisis dan transplantasi
ginjal.Biasanya penyakit ini menghasilkan sedikit tanda dan gejala sampai kira-kira
75% fungsi ginjal sudah hilang.

C. Pencegahan PGK Bila ditemukan Tanda dan Gejala

Dilakukan pada populasi sehat dengan perilaku “CERDIK” yaitu

C: Cek kesehatan secara berkala,

E: Enyahkan asap rokok,

R: Rajin aktivitas fisik,

D: Diet sehat dengan kalori seimbang,

I: Istirahat yang cukup dan

K: Kelola stress

Tanda dan gejala yang timbul karena penyakit ginjal biasanya sangat umum (juga
tampak pada penyakit lain) seperti :

1. Tekanan darah tinggi


2. Perubahan jumlah kencing dan berapa kali kencing dalam sehari
3. Adanya darah dalam kencing
4. Rasa lemah serta sulit tidur
5. Kehilangan nafsu makan
6. Sakit kepala
7. Tidak dapat berkonsentrasi
8. Gatal
9. Sesak
10. Mual dan muntah

3
11. Bengkak, terutama pada kaki dan pergelangan kaki, bengkak pada kelopak mata
waktu bangun pagi hari.

D. Pencegahan Primer

Komplikasi penyakit ginjal kronik dapat dicegah dengan melakukan penanganan


secara dini. Oleh karena itu, upaya yang harus dilaksanakan adalah pencegahan yang
efektif terhadap penyakit ginjal kronik, dan hal ini dimungkinkan karena berbagai
faktor risiko untuk penyakit ginjal kronik dapat dikendalikan.

Pencegahan primer terhadap penyakit GGK dapat berupa :

a. Penghambatan hipertensi dengan menurunkan tekanan darah sampai normal


untuk mencegah risiko penurunan fungsi ginjal.
b. Pengendalian gula darah, lemak darah, dan anemia
c. Penghentian merokok
d. Pengendalian berat badan.
e. Banyak minum air putih agar urine tidak pekat dan mampu menampung/
melarutkan semua garam agar tidak terjadi pembentukan batu.
f. Konsumsi sedikit garam, makin tinggi konsuumsi garam, makin tinggi ekskresi
kalsium dalam air kemih yang dapat mempermudah terbentuknya kristalisasi.
g. Mengurangi makanan yang mengandung protein tinggi dan kolestrol tinggi.

E. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder berupa penatalaksanaan konservatif terdiri atas pengobatan
penyakit-penyakit komorbid (penyakit penyerta) untuk menghambat progresifitas,
mempertahankan nilai prognostik yang lebih baik dan menurunkan mortalitas.
Penatalaksanaan pencegahan skunder dapat dibagi 2 golongan :
a. Pengobatan Konservatif
Pengobatan konservatif bertujuan untuk memanfaatkan faal ginjal yang masih
ada, menghilangkan berbagai faktor pemberat, dan memperlambat progresivitas
gagal ginjal sedini mungkin. Pengobatan konservatif penyakit Gagal ginjal
Kronik (GGK) terdiri dari :

a) Deteksi dini dan terapi penyakit primer.

4
Identifikasi (deteksi dini) dan segera memperbaiki (terapi) penyakit primer
atau faktor-faktor yang dapat memperburuk faal ginjal sangat penting untuk
memperlambat laju progresivitas gagal ginjal menjadi gagal ginjal terminal.

b.) Pengaturan diet protein, kalium, natrium, dan cairan.


1. Protein
Diet protein yang tepat akan memperlambat terjadinya keracunan ureum.
Pembatasan protein dimulai pada saat permulaan terjadinya penyakit
ginjal dengan masukan protein sebesar 0,5-0,6 g/kg BB/hari, dengan nilai
biologik yang tinggi.Pembatasan protein dalam makanan pasien GGK
dapat mengurangi gejala anoreksia, mual, dan muntah, dan apabila
diberikan secara dini dapat menghambat progresifitas penyakit.
2. Kalium
Tindakan utama untuk mencegah terjadinya hiperkalemia adalah
membatasi pemasukan kalium dalam makanan. Kalium sering meningkat
pada akibat ekskresi kalium melalui urin berkurang. Hiperkalemia dapat
menimbulkan kegawatan jantung dan kematian mendadak. Maka
dihindari konsumsi makanan atau obat yang tinggi kadar kaliumnya
seperti ekspektoran, kalium sitrat, sup, kurma, pisang, dan sari buah
murni.
3. Natrium
Pengaturan diet natrium penting pada penderita gagal ginjal. Jumlah
natrium yang dianjurkan adalah 40 sampai 90 mEq/hari (1 sampai 2 gr
natrium).Asupan natrium maksimum harus ditentukan secara tersendiri
untuk tiap penderita agar hidrasi yang baik dapat tetap dipertahankan.
Asupan natrium yang terlalu longgar dapat mengakibatkan retensi cairan,
edema perifer, edema paru-paru, hipertensi dan gagal jantung kongestif.
4. Cairan
Asupan cairan yang diminum penderita GGK harus diawasi dengan
seksama. Asupan cairan yang terlalu bebas mengakibatkan beban
sirkulasi menjadi berlebihan, edema dan intoksitasi air. Sedangkan
asupan yang terlalu sedikit mengakibatkan dehidrasi, hipotensi dan
gangguan fungsi ginjal.

5
F. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier yaitu upaya mencegah terjadinya komplikasi yang lebih berat atau
kematian, tidak hanya ditujukan kepada rehabilitasi medik tetapi juga menyangkut
rehabilitasi jiwa. Pencegahan ini dilakukan pada pasien GGK yang telah atau sedang
menjalani tindakan pengobatan atau terapi pengganti berupa:
a. Mengurangi stress, menguatkan system pendukung social atau keluarga untuk
mengurangi pengaruh tekanan psikis pada penyakit GGK.
b. Meningkatakan aktivitas sesuai toleransi, hindari imobilisasi Karena hal tersebut
dapat meningkatkan demineralisasi tulang. Dan untuk membantu meyakinkan
tingkat aktivitas yang aman, perlu dilakukan pengkajian gaya berjalan pasien,
rentang gerak dan kekuatan otot.
c. Meningkatkan kepatuhan terhadap program terapeutik.
d. Mematuhi program diet yang dianjurkan untuk mempertahankan keadaan gizi
yang optimal agar kualitas hidup dan rehabilitasi dapat dicapai.

G. Terapi PGK
Bila ditemukan tanda dan gejala penyakit ginjal, maka yang harus dilakukan adalah :
a. Kontrol gula darah pada penderita diabetes.
b. Kontrol tekanan darah pada penderita hipertensi.
c. Pengaturan pola makan yang sesuai dengan kondisi ginjal
Penyakit ginjal kronik tidak dapat disembuhkan, tetapi kita masih dapat
mempertahankan agar tetap berfungsi secara optimal.

6
NASKAH ROLEPLAY
Keterangan Tokoh / Karakter
Perawat 1 : Putri

Perawat 2 : Nufa

Dokter : Trisna

Pasien : Widya

Keluarga : Lintang

NARASI 
Seorang perempuan usia 56 tahun, mengeluh sesak napas yang dirasakan terus
menerus dan makin bertambah berat saat istirahat/sedang beraktivitas. Sejak 1 hari
yang lalu semenjak masuk RS pasien mengeluh bengkak pada kedua tungkai dan
perut, ada batuk berdahak, putih kental, nyeri dada(-), jantung berdebar (-), pasien
juga mengeluh lemah dan mudah lelah bila beraktivitas. PenambahanBB dengan cepat
dari 65 sampai 75 kg. Pasien tampak edema, turunnya rentang gerak.
Pasien mengatakan susah BAK, Nyeri pada panggul, kaki. Pasien tampak gelisah,
susah tidur dan tidur hanya 4-5 jam/hari. Kulit pucat, tidak selera makan, demam,
kulit gatal, mual, sakit kepala, mata tampak sayu, cemas, mual tanpa muntah (-). Hasil
pemeriksaan fisik didapatkan TD: 160/90mmHg, Nadi 84x/menit, Respirasi
28x/menit, urine output 1350 ml, terpasang kateter, kulit kering, edema
positif,ballance cairan +800 cc.
Hasil pemeriksaan lab; hematologi ureum 187 mg/dl, creatinin 7,71 mg/dl.BJU <
1,015. Tinggi Badan: 159 cm. Dari hasil riwayat kesehatan pasien sebelumnya,
diketahui pasienmenderita hipertensi sejak 10 tahun yang lalu dan DM. Klien juga
pernah mengalamiglomerulonefritis 3 tahun yang lalu. Gula darah paling tinggi 400
mg/dl.
Suatu ketika sepulang dari sawah, tiba-tiba Pasien merasakan tanda gejala yang tidak
wajar badannya membengkak pada tungkai dan perut Kulit pucat, tidak selera makan,
demam, kulit gatal, mual, sakit kepala, mata tampaksayu, cemas, mual tanpa muntah
mengeluh lemah dan mudah saat beraktivitas serta nafas yang terasa sesak.

7
DIALOG NASKAH CRONIK KIDNEY DISEASE (CKD)
Pada suatu hari di sebuah keluarga kecil:
Pasien : aduh nak, kenapa badan ibu demam ya, terus perut ibu mual sekali (sambil
memegang perut dan wajah terlihat pucat)
Anak : lho kok bisa bu? Sejak kapan bu? Kok ibu tidak cerita pada saya?
Pasien : udah tiga hari ini nak demamnya, ibu juga muntah dari tadi pagi.

Akhirnya pasien di bawa ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit tepatnya di UGD
Pasien langsung dilakukan tindakan medis.
Anak : suster tolong ibu saya, dari tadi pagi muntah terus pingsan.
Perawat 1 : iya mbak, ibunya saya periksa dulu, mbak silakan langsung ke bagian pendaftaran
untuk mendaftarkan ibunya.
Anak : iya suster, tolong ibu saya ya?
Perawat  2 : baik mbak, kami akan melakukan yang terbaik untuk ibu mbak
Akhirnya sang suami pergi ke resepsionis untuk melakukan pendaftaran dan di ruang UGD
perawat dan dokter melakukan tindakan medis.

Di ruang UGD
Dokter : sus, tolong periksa kesadaran pasien, coba bangunkan dengan rangsangan ( dicubit
+ bau-bauan)
Perawat 2 : baik dok
Tiba-tiba pasien terbangun dan terlihat sesak
Perawat 2 : pasien terbangun dokter !!!!!
Dokter : kasi bantuan oksigen ( nassal kanul 2L)
Perawat 1 memasangkan oksigen
Dokter : sus, ( perawat 2) tolong lakukan pemeriksaan TTV lengkap
Perawat 2 : iya dok !!!
Bersamaan dengan itu si anak pergi ke resepsionis melakukan pendaftaran atau registrasi

Sementara itu di ruang UGD


Dokter : Sus ( Perawat 2) tolong panggilkan keluarga pasien !
Perawat 2: panggilan kepada keluarga Ny. D diharap masuk ruangan.Anak bergegas
menghampiri petugas
Anak : ada apa sus ?

8
Perawat 2 : langsung masuk mbak !
Dokter : Mbak ini awal cerita kejadiannya bagaimana dan kenapa ?
Anak : tadi ibu sempat berkata sebelum pingsan perutnya merasa mual sejak tiga hari yang
lalu .
Dokter: apakah sebelumnya ibu pernah mengalami riwayat yang sama
Anak : dulu ibu Saya memilki tekanan darah tinggi dok dan pernah masuk ke puskesmas satu
tahun yang lalu.
Dokter: apakah gula darah ibu mbak pernah tinggi
Anak: tidak ada dok ?
Dokter : ini ibunya minum sehari berapa kali kok badan ibunya terlihat bengkak ?
Anak: kurang teratur dok, kadang-kadang minum 4-5x pagi dan sore hari
Dokter : Ya udah pak terima kasih .
Setelah dilakukan tindakan kegawatdaruratan serta pemeriksaan fisik : 30 menit
kemudian Perawat  2 mengambil hasil lab. Setelah mengetahui hasil lab Dr .F
langsung melakukan tindakan medis (memasang Infus dan memberi obat iv).
Membrikan resep obat oral.
TD: 160/90mmHg, Nadi 84x/menit, Respirasi 28x/menit, urine output 1350 ml,
terpasang kateter, kulit kering, edema positif,ballance cairan +800 cc. dengan hasil
tersebut dokter mendiagnosa pasien CKD atau gagal ginjal.
Dokter : Jadi untuk perawatan selanjutnya pasien akan dipindahkan ke ruang ICU untuk
mendapatkan perawatan yang lebih intensif
Anak : Baik dok , saya akan menyetujui agar ibu saya di rawat di ICU
Dokter : Sus, (Pr1 dan Pr2 tolong pasien dipindahkan ke ruang ICU untuk tindakan lebih
lanjut)

Setelah dipindahkan di ICU dokter melakukan pemeriksaan kembali pada sore hari untuk
mengetahui kondisi pasien
Dokter : ibu apa yang dirasakan sekarang ?
Pasien : ini tadi sempat muntah , nyeri pada panggul
Dokter : nyerinya seperti apa bu, yang saya pegang ini apa sakit bu?
Pasien : iya sakit dok.
Dokter : BAK nya bagaimana bu?
Pasien : Begini dok, kalau buat kencing sakit dan keluarnya sedikit-sedikit .

9
Dokter menyuruh Perawat  1 untuk memasang kateter dan mengambil sampel darah ke
laboratorium. 30 menit kemudian Perawat  1 mengambil hasil lab. Setelah mengetahui hasil
lab Dokter langsung melakukan tindakan medis (memasang Infus dan memberi obat iv).
Memberikan resep obat oral.Kemudian perawat menjelaskan mengenai kondisi terkait
pasien dan hal-hal yang perlu dilakukan agar tidak memperparah kondisi pasien.

Perawat 1 : Begini mbak saya ingin memberikan edukasi terkait dengan kondisi ibu anda
Anak : Baik sus
Perawat 1: Ibu anda terkena penyakit Chronic Kidney Disease dimana biasa disebut dengan
gagal ginjal kronik. Saya akan menjelaskan pencegahan apa saja yang harus
dilakukan oleh pasien agar tidak memperparah kondisi pasien.
Anak : Baik sus , silahkan
Perawat 1 : Hal yang perlu dilakukan yang pertama yaitu pencegahan primer dimana pasien
harus menjaga kestabilan tekanan darah pasien, mengendalikan kadar gula darah
pasien. Pencegahan sekunder yang perlu dilakukan yaitu dengan memperbanyak
minum air putih agar urine dari pasien tidak berwarna pekat, melakukan diet
sehat dengan mengkonsumsi makanan rendah garam,rendah protein dan rendah
kolesterol.
Anak : Baik sus, saya akan selalu mengingat apa yang telah anda sarankan dan akan selalu
mengingatkan ibu saya untuk selalu melakukan apa yang anda sarankan.
Perawat 1 : Baik mbak kalau begitu saya permisi dulu ya
Anak : Baik sus , terima kasih
Perawat 1 : Sama-sama mbak

Setelah menjalani perawatan selama 1 minggu di ruang ICU dan kondisi pasien semakin
membaik. Kemudian perawat datang ke ruang pasien untuk menyampaikan bahwa pasien
sudah boleh pulang ke rumah.

Perawat 2 : Selamat pagi ibu , bagaimana perasaan ibu pagi ini ?


Pasien : Alhamdulillah saya merasa lebih baik sus
Perawat 2 : Alhamdulillah, oh ya ibu saya kesini ingin memberitahukan bahwa kondisi ibu
selama 7 hari ini sudah mengalami kemajuan dan menurut dokter sudah boleh
pulang hari ini.
Pasien : Alhamdulillah, terima kasih sus

10
Perawat 2 : Iya ibu , oh iya saya juga ingin menyampaikan kepada ibu dan mbak bahwa ibu
harus mengurangi stress, sering berolahraga, selalu patuh dalam melakukan
terapi, serta mematuhi program diet yang dianjurkan untuk mempertahankan gizi
yang optimal sebagai upaya pencegahan tersier.
Anak : Baik sus saya akan mengingatnya
Pasien : Baik sus saya akan mematuhi apa yang dianjurkan oleh dokter dan anda, terima kasih
sus
Perawat 2 : Sama-sama ibu, kalau begitu saya permisi dulu ya ibu dan mbak silahkan
mengurus administrasi untuk kepulangan ibu anda
Anak : Baik sus
Setelah mengurus administrasi pasien diperbolehkan untuk pulang ke rumah nya

11
DAFTAR PUSTAKA

Ii, B. A. B. (2001). Universitas Sumatera Utara 6. 1(2), 6–38.

Kementerian kesehatan republik indonesia. (2017). Diagnosis, Klasifikasi, Pencegahan,


Terapi Penyakit Ginjal Kroni.diperoleh pada tanggal 23 oktober 2020 dari
http://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/dki-jakarta/diagnosis-klasifikasi-pencegahan-
terapi-penyakit-ginjal-kronis

Suwitra, Ketut: Penyakit Ginjal Kronik. In: Aru W Sudoyo, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid 2. Edisi 5. Jakarta: Interna Publishing; 2009. p. 1035

12

Anda mungkin juga menyukai