KEPERAWATAN KELUARGA
OLEH :
KELOMPOK 5 KELAS 6 D
ANGGOTA KELOMPOK :
FASILITATOR :
2020
RESUME
KEPERAWATAN KELUARGA
OLEH :
KELOMPOK 5 KELAS 6 D
ANGGOTA KELOMPOK :
FASILITATOR :
2020
i
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah yang telah melimpahkan Taufik dan Hidayah
kepada kita, sehingga kita masih dapat menghirup nafas ke islaman sampai
sekarang ini. Shalawat dan salam semoga tercurah pada junjungan kita Nabi
agung Muhammad SAW yang telah berjuang dengan semangatnya yang
begitu mulia yang telah membawa kita dari jaman Jahilliyah kepada jaman
Islamiyah.
Kami menyadari tentunya makalah ini jauh dari sempurna, maka dari itu
kami mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun tentunya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Kelompok 5
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL............................................................................................... i
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL............................................................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN................................................................................. v
BAB 1 TINJAUAN TEORI................................................................................. 1
1.1 Keluarga Sejahtera........................................................................................... 1
1.2 Indikator Keluarga Sejahtera........................................................................... 6
1.3 Konsep PIS - PK............................................................................................. 7
BAB 2 SARAN DAN PERTANYAAN.......................................................... 19
2.1 Saran.................................................................................................... 19
2.2 Pertanyaan............................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 20
iii
DAFTAR TABEL
TABEL 1 .............................................................................................................. 4
iv
LEMBAR PERNYATAAN
Kami mempunyai copy dari resume ini yang bisa kami reproduksi jika makalah
yang dikumpulkan hilang atau rusak.
Resume ini adalah hasil karya kami sendiri dan bukan merupakan karya orang lain
kecuali yang telah dituliskan dalam referensi, serta tidak ada seorang pun yang
membuatkan resume ini untuk kami.
v
BAB 1
TINJAUAN TEORI
1
sumbangan (konstribusi) yang maksimal terhadap masyarakat.
Misalnya, secara teratur (waktu tertentu) memberikan sumbangan
dalam bentuk material dan keuangan untuk kepentingan sosial
masyarakat serta berperan serta secara aktif dengan menjadi
pengurus lembaga kemasyarakatan atau yayasan-yayasan sosial,
keagamaan, kesenian, olahraga, pendidikan, dan sebagainya.
2
Pengembangan kualitas diri dan fungsi keluarga dilakukan melalui
upaya peningkatan pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial budaya,
mental spiritual, nilai-nilai keagamaan, dan peningkatan usaha
kesejahteraan lainnya. Dalam rangka mendukung pengembangan
kualitas dan fungsi keluarga pemerintah dan/atau masyarakat
menyelenggarakan pembinaan dan pelayanan keluarga. Pembinaan dan
pelayanan keluarga dilakukan melalui komunikasi, informasi, dan
edukasi termasuk penyediaan sarana dan prasarana serta upaya lainnya
(Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no. 21, 1994).
3
c. Pembinaan permodalan, melalui tabungan Takesra (Tabungan
Keluarga Sejahtera), dan Kukesra (Kredit Keluarga Sejahtera)
d. Pembinaan pemasaran, melalui kerja sama dengan para
pengusaha dan sektor terkait.
e. Pembinaan produksi, melalui bimbingan dalam emmilih dan
memanfaatkan alat teknologi tepat guna yang diperlukan dalam
proses produksi.
f. Pembinaan kemitrausahaan, dengan para pengusaha dari sektor
terkait koperasi.
g. Pengembangan jaringan usaha, khususnya bekerja sama dengan
Departemen Koperasi dan PPKM (Sahar dan Agus hal. 28, 2019).
4
1) Gerakan keluarga sejahtera sadar buta aksara.
2) Beasiswa supersemar.
3) Satuan karya pramuka keluarga berencana (Saka Kencana)
kegiatan lomba-lomba (Sahar dan Agus, 2019).
5
1.2 Indikator Keluarga Sejahtera
Tabel. 1
No Indikator Mampu Tidak
Mampu
Keluarga sejahtera I (KS I) atau Indikator “Kebutuhan Dasar Keluarga”
(Basic Needs) (6 indikator)
Pada umumnya anggota keluarga makan dua
1 √
kali sehari atau lebih.
Anggota keluarga memiliki pakaian yang
2 berbeda untuk dirumah, bekerja/sekolah dan √
berpergian.
Rumah yang ditempati keluarga mempunyai
3 √
atap, lantai dan dinding yang baik.
Bila ada anggota keluarga sakit dibawa ke
4 √
sarana kesehatan.
Bila pasangan usia subur ingin ber KB pergi ke
5 √
sarana pelayanan kontrasepsi.
Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga
6 √
bersekolah.
Delapan Indikator Keluarga Sejahtera II (KS II) atau Indikator
“Kebutuhan Psikologis” (psychological Needs) Keluarga (8 indikator)
Pada umumnya anggota keluarga
1 melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan √
kepercayaan masing-masing.
Paling kurang sekali seminggu seluruh anggota
2 √
keluarga makan daging/ikan/telur
Seluruh anggota keluarga memperoleh paling
3 √
kurang satu stel pakaian baru dalam setahun.
Luas lantai rumah paling kurang 8 m2untuk
4 √
setiap penghuni rumah.
Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan
5 sehat sehingga dapat melaksanakan √
tugas/fungsi masing-masing
Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang
6 √
bekerja unruk memperoleh penghasilan.
Seluruh anggota keluarga umur 10-60 tahun
7 √
bisa baca tulisan latin
Pasangan usia subur dengan anak dua atau
8 √
lebih menggunakan alat/obat kontrasepsi
Keluarga Sejahtera III (KS III) atau indikator “Kebutuhan
Pengembangan” (Develomental Needs) (5 indikator)
Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan
1 √
agama.
Sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam
2 √
bentuk uang atau barang.
3 Kebiasaan keluarga makan bersama paling √
6
kurang seminggu sekali dimanfaatkan untuk
berkomunikasi
Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di
4 √
lingkungan tempat tinggal
Keluarga memperoleh informasi dari surat
5 √
kabar/majalah/radio/TV/internet.
Keluarga Sejahtera III Plus (KS III Plus) atau indikator “Aktualisasi
Diri” (Self Esteem) (2 indikator)
Keluarga secara teratur dengan suka rela
1 memberikan sumbangan material untuk √
kegiatan sosial.
Ada anggota keluarga yang aktif sebagai
2 pengurus perkumpulan sosial/yayasan/institusi √
masyarakat.
(BKKBN, 2011)
7
perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan
(Menteri Kesehatan, 2016).
8
kesehatan sebuah keluarga. Kedua belas indikator utama
tersebut adalah sebagai berikut (Menteri Kesehatan, 2016).
9
1. Fungsi afektif (The Affective Function) adalah fungsi
keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu
untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan
dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk
perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga
(Menteri Kesehatan, 2016).
2. Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan
perubahan yang dilalui individu yang menghasilkan
interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan
sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini
berguna untuk membina sosialisasi pada anak, membentuk
normanorma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak dan dan meneruskan nilai-nilai
budaya keluarga (Menteri Kesehatan, 2016).
3. Fungsi reproduksi (The Reproduction Function) adalah
fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga
kelangsungan keluarga (Menteri Kesehatan, 2016).
4. Fungsi ekonomi (The Economic Function) yaitu keluarga
berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara
ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan
individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga (Menteri Kesehatan, 2016).
5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The
Health Care Function) adalah untuk mempertahankan
keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki
produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan
menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan. Sedangkan
tugas-tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan
adalah (Menteri Kesehatan, 2016) :
a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap
anggota keluarganya,
10
b. Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang
tepat,
c. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang
sakit,
d. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan
untuk kesehatan dan perkembangan kepribadian
anggota keluarganya,
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara
keluarga dan fasilitas kesehatan.
11
keluarga di wilayah Puskesmas memiliki tim pembina
keluarga.
12
1.3.3 Kegiatan PIS-PK (Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan
Keluarga)
13
e. Menyelenggarakan pemberian makanan tambahan
(PMT) balita.
4. Anak Usia Sekolah
a. Melakukan revitalisasi usaha kesehatan sekolah (UKS).
b. Menguatkan kelembagaan tim pembina UKS.
c. Menyelenggarakan program gizi anak sekolah
(PROGAS).
d. Mengembangkan penggunaan rapor kesehatan.
e. Menguatkan SDM Puskesmas.
5. Remaja
a. Menyelenggarakan pemberian tablet tambah darah
(TTD).
b. Menyelenggarakan pendidikan kesehatan reproduksi di
sekolah menengah.
c. Menambah jumlah puskesmas yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR).
d. Mengupayakan penundaan usia perkawinan.
6. Dewasa Muda
a. Menyelenggarakan konseling pranikah.
b. Menyelenggarakan gerakan pekerja perempuan sehat
produktif (GP2SP) untuk wanita bekerja.
c. Menyelenggarakan pemberian imunisasi dan TTD.
d. Menyelenggarakan konseling KB pranikah.
e. Menyelenggarakan konseling gizi seimbang.
14
c. Meningkatkan persalinan di fasilitas kesehatan.
f. Pemberantasan kecacingan.
2. Balita
a. Pemantauan pertumbuhan balita.
b. Menyelenggarakan kegiatan Pemberian Makanan
Tambahan (PMT) untuk balita.
c. Menyelenggarakan simulasi dini perkembangan anak.
d. Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal.
3. Anak Usia Sekolah
15
5. Dewasa Muda
a. Penyuluhan dan pelayanan keluarga berencana (KB).
b. Deteksi dini penyakit (menular dan tidak menular).
c. Meningkatkan penyuluhan untuk PHBS, pola gizi
seimbang, tidak merokok/mengonsumsi narkoba.
1. HIV-AIDS
a. Peningkatan konseling dan tes pada ibu hamil.
b. Diagnosis dini pada bayi dan balita.
c. Konseling dan tes pada populasi kunci, pasien infeksi
menular seksual (IMS), dan pasien tuberkulosis (Tb)
anak usia sekolah, usia kerja, dan usia lanjut.
d. Terapi anti-retro viral (ARV) pada anak dan orang
dengan HIV-AIDS (ODHA) dewasa.
e. Intervensi pada kelompok berisiko.
f. Pemberian profilaksis kotrimoksasol pada anak dan
ODHA dewasa.
2. Tuberkulosis
a. Identifikasi terduga TB di antara anggota keluarga,
termasuk anak dan ibu hamil.
b. Memfasilitasi terduga TB atau pasien TB untuk
mengakses pelayanan TB yang sesuai standar.
c. Pemberian informasi terkait pengendalian infeksi TB
kepada anggota keluarga, untuk mencegah penularan TB
di dalam keluarga dan masyarakat
d. Pengawasan kepatuhan pengobatan TB melalui
pengawas menelan obat (PMO).
16
3. Malaria
a. Skrining ibu hamil pada daerah berisiko.
b. Pembagian kelambu untuk ibu hamil dan balita.
c. Pemeriksaan balita sakit di wilayah timur Indonesia.
1.3.3.4. Pengendalian penyakit tidak menular.
17
1.3.4 Peran Perawat dalam kegiatan PIS - PK
18
BAB 2
2.1. Saran
Dosen :
Audiance :
4. Dari kelompok 7 : Pada penulisan daftar pustaka yang dari website kurang
tanggal aksesnya
5. Dari kelompok 8 : Pada no. 3 pengendalian penyakit menular pada sub bab
a. HIV-AIDS no. 1 itu cuma buka kurung padahal yang no. 2 buka kurung
dan tutup kurung
2.2. Pertanyaan
19
DAFTAR PUSTAKA
BKKBN. 2011. Batasan dan Pengertian MDK. Diakses 16 Maret 2020 dari
Website : http://aplikasi.bkkbn.go.id/mdk/BatasanMDK.aspx
Moeloek, Nila Farid. 2016. Pedoman Umum Program Indonesia Sehat Dengan
Pendekatan Keluarga. Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia (Nomor 39 Tahun 2016) Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan
Keluarga. Jakarta : Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 1223)
Sahar, Junaiti dan Agus Setiawan. 2019. Keperawatan Kesehatan Komunitas dan
Keluarga edisi Indonesia pertama hal. 28. Singapore : Elsevier.
20