162-170
Indriati Amarini
ABSTRAK
Pengadilan administrasi di negara-negara yang sedang berkembang
mengemban tugas yang lebih berat daripada negara-negara yang sudah
mapan sebab harus dapat menjaga keseimbangan antara perlindungan
terhadap kepentingan umum dengan kepentingan individu. Penelitian ini
mengangkat permasalahan bagaimanakah mewujudkan keadilan sosial
dalam penyelesaian sengketa di pengadilan administrasi. Penelitian ini
merupakan penelitian doktrinal, menggunakan pendekatan undang-
undang, pendekatan konseptual dan pendekatan komparatif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pengadilan administrasi melaksanakan
fungsi pengawasan terhadap perbuatan pejabat pemerintah, harus mampu
mewujudkan keadilan yang menjadi esensi dari tujuan dari hukum
administrasi yaitu keadilan sosial. Keadilan sosial dibangun atas dasar
falsafah Negara Pancasila berfungsi untuk menjaga keseimbangan antara
hak perseorangan dengan hak masyarakat atau kepentingan umum sehingga
tercipta keseimbangan, keselarasan, keserasian dan kerukunan antara
162
DOI: 10.18196/jmh.2018.0111.162-170
pemerintah dan rakyat. Pengadilan administrasi mendapatkan keadilan. Lembaga pengadilan ini
harus mampu mewujudkan keadilan sosial bukan secara simbolik telah menjadi wujud dari
hanya keadilan normatif apalagi keadilan prosedural pemberlakuan hukum dan keadilan secara nyata.
semata-mata. Salah satunya adalah pengadilan administrasi yang
Kata Kunci: Keadilan Sosial, Perselisihan, memberikan akses keadilan bagi para pencari
Kepentingan Publik dan Individu. keadilan di bidang administrasi negara.
Hal ini juga dikemukakan S.F. Marbun bahwa
I. PENDAHULUAN kehadiran lembaga ini menjadi sangat penting untuk
Pertumbuhan dan perkembangan hukum memberikan perlindungan hukum terhadap
administrasi negara sangat pesat dikarenakan tugas kepentingan individu dan menegakkan serta
pemerintah tidak semata-mata di bidang melindungi hak-hak asasi manusia (Marbun, 2011:
pemerintahan saja melainkan juga harus 10). Upaya perlindungan hukum yang diberikan oleh
melaksanakan kesejahteraan sosial dalam rangka pengadilan administrasi menurut Yos Johan Utama
mencapai tujuan negara yang dijalankan melalui harus dipahami dalam satu kerangka berpikir
pembangunan nasional. Pembangunan nasional yang seimbang artinya perlindungan bagi warga masyarakat
bersifat multikompleks mengakibatkan pemerintah terhadap tindakan pemerintah harus dilihat selalu
turut campur tangan dalam kehidupan rakyat di dalam kerangka pemikiran kepentingan yang lebih
semua sektor. besar. Pemerintah mempunyai tugas besar melayani
Adanya kewajiban administrasi negara melayani masyarakat luas maka perlindungan hukum yang
warga negara untuk mewujudkan citizen friendly, sifatnya parsial diberikan manakala hal itu tidak
negara hukum modern menggunakan hukum bertentangan dengan kepentingan perlindungan
administrasi negara sebagai instrumen pengendalian hukum bagi warga masyarakat yang lebih besar.
administrasi negara. Penggunaan hukum Pengadilan administrasi sebagai lembaga peradilan
administrasi, tidak hanya sebagai alat pengatur dan harus mampu menampung aspirasi dari kedua belah
pemaksa, tetapi juga sebagai sarana pembatas pihak (Utama, 1995: 12).
kekuasaan negara itu sendiri. Pembatasan kekuasaan Bagir Manan menambahkan bahwa fungsi
negara dirasa perlu, sebab apabila negara diberikan pengadilan administrasi meliputi: Pertama,
kekuasaan yang terlalu banyak (walaupun berdasar menegakkan hukum administrasi. Kedua,
hukum sekalipun), akan menimbulkan kekuasaan mengontrol pelaksanaan kekuasaan pemerintah
yang absolut. Kekuasaan yang absolut, pada dalam membuat peraturan administrasi atau
gilirannya hanya akan menimbulkan kepemimpinan menerapkan keputusan administrasi. Fungsi kedua
yang korup (Utama, 2010: 2). merupakan salah satu ciri khas pengadilan
Ada dua hal yang seakan-akan bertentangan administrasi karena tidak selalu dimiliki peradilan
terkait kewajiban negara. Pada satu sisi adanya umum apalagi peradilan agama dan peradilan militer.
kewajiban negara untuk mengatur dan melayani Hanya peradilan yang memiliki hak menguji yang
masyarakat, pada sisi yang lain muncul kekhawatiran akan memiliki fungsi kedua, kalau tidak peradilan
adanya kesewenangan dari negara. Oleh karena itu, tersebut hanya mempunyai fungsi menegakkan
warga negara membutuhkan jaminan perlindungan hukum “law enforcement, handhaving van het recht”
hukum yang cukup dari kekuasaan negara yang besar (Manan, 2009: 6).
tersebut. Dalam rangka memberikan perlindungan
dibutuhkan suatu media atau institusi keadilan yang
dapat digunakan sebagai akses bagi masyarakat untuk
163
DOI: 10.18196/jmh.2018.0111.162-170
164
DOI: 10.18196/jmh.2018.0111.162-170
Selanjutnya paling tidak ada empat makna seseorang yang menempati posisi sebagai pemimpin.
keadilan yang dikemukakan oleh para pakar agama Anjuran berlaku adil itu dibebankan pada “semua
yaitu pertama, adil dalam arti sama, namun orang” karena pada dasarnya setiap orang adalah
persamaan yang dimaksud adalah persamaan dalam pemimpin bagi diri sendiri, keluarga, maupun
hak. Dalam surat An-Nisa ayat 58: “Apabila kamu masyarakat atau pemerintahan (Kholidah, 2014: 39).
memutuskan perkara diantara manusia, maka Makna keadilan mengandung nilai moral
hendaklah engkau memutuskannya dengan adil”. universal yang merupakan hak dan kebutuhan dasar
Kata adil dalam ayat ini bila diartikan sama hanya manusia di seluruh dunia. Nilai moral keadilan
mencakup sikap dan perlakuan hakim pada saat tersebut menjadi cita-cita setiap bangsa yang
proses pengambilan keputusan. Kedua, adil dalam didalamnya terdapat kepentingan berbagai golongan.
arti seimbang. Keseimbangan ditemukan pada suatu Oleh karena itu, keadilan menjadi kesepakatan di
kelompok yang didalamnya terdapat beragam bagian antara berbagai unsur masyarakat yang menginginkan
yang menuju satu tujuan tertentu, selama syarat dan kehidupan bernegara yang adil dan makmur.
kadar tertentu terpenuhi oleh setiap bagian. Dengan Begitupun dengan bangsa Indonesia telah tercantum
terhimpunnya syarat ini, kelompok itu dapat dalam sila ke-lima Pancasila yaitu keadilan sosial bagi
bertahan dan berjalan memenuhi tujuan seluruh rakyat Indonesia. Hal ini telah menjadi ikrar
kehadirannya. Dalam QS Al-Infithar ayat 6-7: “Wahai seluruh bangsa Indonesia dan merupakan cita-cita
manusia, apakah yang memperdayakan kamu seluruh bangsa Indonesia.
(berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Persoalan keadilan sosial juga tidak luput dari
Pemurah? Yang menciptakan kamu lalu tinjauan ilmu kenegaraan (staatsleer, political science)
menyempurnakan kejadianmu dan mengadilkan dan teori hukum (negara hukum dalam arti material)
kamu (menjadikan susunan tubuhmu seimbang)”. yang dikenal dengan sebutan negara kesejahteraan,
Ketiga, adil adalah perhatian terhadap hak-hak welfare state atau welfaarsstaat, verzorgingsstaat.
individu dan memberikan hak-hak itu kepada setiap Sebagaimana menurut paham negara kesejahteraan,
pemiliknya. Pengertian inilah yang didefinisikan negara tidak sekedar sebagai penjaga keamanan dan
dengan menempatkan sesuatu pada tempatnya atau ketertiban atau sekedar menjamin kelangsungan
memberi pihak lain haknya melalui jalan yang hidup seorang atau masyarakat. Negara memikul
terdekat. Lawannya adalah kezaliman dalam arti tanggung jawab dan bekewajiban mewujudkan
pelanggaran terhadap hak-hak pihak lain. Pengertian kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
keadilan seperti ini melahirkan keadilan sosial. Oleh karena itu, negara turut serta dalam pergaulan
Keempat, adil yang dinisbatkan kepada Ilahi. Adil masyarakat dan bukan sesuatu yang berada di luar
disini berarti memelihara kewajaran atas berlanjutnya atau di atas masyarakat.
eksistensi, tidak mencegah kelanjutan eksistensi dan Ada beberapa makna keadilan sosial. Dalam
perolehan rahmat sewaktu terdapat banyak kamus Black’s Law Dictionary social justice : justice that
kemungkinan untuk itu (Shihab, 2013: 152). conform to moral principle, such as that all people are
Dalam pandangan budaya atau etika jawa, nilai equal. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa
keadilan juga menempati sendi penting dalam Indonesia, keadilan sosial didefinisikan sebagai
interaksi sosial. Sebagaimana R. Ng. Ranggawarsita kerjasama untuk mewujudkan masyarakat memiliki
menempatkan nilai-nilai keadilan tersebut dalam kesempatan yang sama dan nyata untuk tumbuh
posisi yang cukup penting. Hal ini terlihat dalam berkembang sesuai kemampuan masing-masing.
ungkapan “aja mban cindhe mban siladan”. Norma Selanjutnya Quraish Shihab mengemukakan
sosial tersebut sebagai tuntutan sosial terutama bagi tentang keadilan sosial yaitu Al Quran menetapkan
165
DOI: 10.18196/jmh.2018.0111.162-170
bahwa salah satu sendi kehidupan bermasyarakat menyebutnya no society can surely flourishing and happy,
adalah keadilan (tidak lebih dan tidak kurang). of which by far the greater part of the number are poor and
Berbuat baik melebihi keadilan seperti memaafkan miserable (tidak ada suatu masyarakat yang akan benar-
yang bersalah atau memberi bantuan kepada yang benar maju dan bahagia, apabila sebagian besar
malas akan menggoyahkan sendi-sendi kehidupan rakyatnya miskin dan papa). Selanjutnya ungkapan
bermasyarakat. Memang Al Quran memerintahkan Jeremy Bentham tentang the greatest happiness for the
perbuatan adil dan kebajikan seperti bunyi firman- greatest number. Henri de Saint Simon seorang ahli
Nya: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku pikir Perancis terkenal yang mengungkapan : from
adil dan berbuat kebajikan” (QS Al Nahl ayat 90), each according to his ability, to each according to his need
karena ihsan (kebajikan) dinilai sebagai sesuatu yang (dari tiap orang sesuai kemampuannya, kepada tiap
melebihi keadilan. Namun dalam kehidupan orang sesuai kebutuhannya) (Manan, 2014: 12).
bermasyarakat, keadilan lebih utama daripada Secara ideologis, para Founding Father dan The
kedermawanan atau ihsan. Keadilan sosial bukan Framers of the Constitution ketika membahas konsep-
mempersamakan semua anggota masyarakat, konsep dasar Undang-Undang Dasar 1945 sepakat
melainkan mempersamakan mereka dalam menolak segala bentuk sistem kapitalisme, liberalisme
kesempatan mengukir prestasi. Selanjutnya dan individualism. Namun Bagir Manan
hubungan keadilan sosial dan kesejahteraan adalah menyampaikan bukan berarti Undang-Undang Dasar
apabila diantara mereka ada yang tidak dapat meraih 1945 menghendaki jalan Marxisme untuk
prestasi atau memenuhi kebutuhan pokoknya, mewujudkan keadilan sosial (dengan jargon revolusi,
masyarakat yang berkeadilan sosial terpanggil untuk kediktatoran proletariat, penindasan kepentingan
membantu mereka agar mereka pun dapat menikmati perorangan, penguasaan seluruh alat produksi oleh
kesejahteraan sosial. Oleh karena itu keadilan akan negara). Hal ini didasari pendapat Mohammad Hatta
mengantarkan kepada kesejahteraan (Shihab, 2013: bahwa ada tiga paham yang mendasari demokrasi
165). sosial untuk menuju keadilan sosial yaitu Pertama,
Istilah keadilan sosial juga termuat dalam paham sosialisme Barat, yang menarik perhatian
Piagam Jakarta 22 Juni 1945 dan Pembukaan karena dasar kemanusiaan, yang dibelanya dan
Undang-Undang Dasar 1945. Soekarno dalam Sidang menjadi tujuan. Kedua, ajaran Islam yang menuntut
BPUPKI tanggal 1 Juni 1945 menggunakan istilah kebenaran dan keadilan ilahi dalam masyarakat serta
keadilan sosial dan kesejahteraan sosial yang persaudaraan, antara mereka sebagai makhluk
merupakan terjemahan dari “sociale rechtvaardigheid”. Tuhan, sesuai dengan sifat Allah yang Pengasih dan
Pada umumnya paham keadilan sosial adalah paham Penyayang. Ketiga, pengetahuan bahwa masyarakat
dalam makna ekonomi yaitu kesejahteraan ekonomi. Indonesia berdasarkan kolektivisme.
Sebagaimana dikemukakan Soekarno bahwa Menurut Soediman Kartohadiprodjo makna
“...prinsip kesejahteraan, prinsip tidak akan ada keadilan sosial bagi bangsa Indonesia sebagai berikut:
kemiskinan dalam Indonesia medeka” (Manan, 2014: Pertama, keadilan sosial dalam pandangan Soediman
11). adalah sebuah gagasan yang sangat abstrak.
Keadilan sebagai suatu tujuan sebagaimana Walaupun ia memulai analisisnya dengan
dikemukakan Bagir Manan bukan monopoli satu menyatakan bahwa tiap-tiap individu pasti memiliki
aliran pikiran tertentu. Bahkan Adam Smith yang empat unsur atau alat perlengkapan hidupnya yakni
dipandang sebagai sumber pemikiran ekonomi liberal raga, rasa, rasio dan (hidup dengan) rukun, Soediman
dan ekonomi pasar juga bermaksud mewujudkan tidak ingin terjerumus pada paham individualistis. Ia
kesejahteraan sosial dan keadilan sosial dengan menekankan pentingnya keempat hal tersebut untuk
166
DOI: 10.18196/jmh.2018.0111.162-170
dijaga dengan sebaik-baiknya agar ada ketenteraman, Berdasarkan pokok pikiran pertama
keseimbangan dan harmoni. Kemampuan menjaga sebagaimana diuraikan John Rawls di atas, dalam
keempat hal ini dimaknai dengan kebahagiaan. Jadi konteks ke-Indonesiaan, teori keadilan harus sesuai
keadilan sosial adalah kesejahteraan sosial. dengan kebenaran menurut sistem pemikiran bangsa
Kesejahteraan sosial adalah kebahagiaan. Kedua, Indonesia. Begitu pula dengan keadilan hukum,
apabila kata kunci dari keadilan sosial adalah tentunya harus sesuai dengan hukum yang berlaku di
kesejahteraan dan kebahagiaan maka tatkala kata-kata Indonesia. Sistem pemikiran bangsa Indonesia dan
kunci tersebut diterapkan di dalam konteks negara keadilan hukum di Indonesia seharusnya juga sejalan
hukum, gagasan ini seharusnya dapat juga dibaca dengan ideologi bangsa dan landasan hukum negara
sebagai gagasan negara (hukum) kesejahteraan. Indonesia yaitu Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Ketiga, revolusi hukum dimaknai oleh Soediman 1945.
sebagai perubahan kesadaran hukum untuk hidup Makna keadilan sosial bagi seluruh rakyat
sebagai bangsa merdeka. Keempat, pemikiran Indonesia sesuai dengan Pembukaan Undang-
Soediman tentang keadilan sosial dan revolusi Undang Dasar 1945 termuat dalam kata-kata terakhir
hukum (sebagai bagian dari revolusi total Soekarno) alinea yang keempat sebagai penjelmaan naskah
memberi penguatan pada gagasan-gagasan besar dari Proklamasi yang berisi tujuan didirikannya Negara
Soekarno, diperlukan penyesuaian-penyesuaian Republik Indonesia. Kadilan sosial dalam hal ini
pemikiran sesuai konteks pada saat ini (Sidharta, meliputi seluruh bidang kehidupan masyarakat yaitu
2015: 37). bidang politik, sosial, ekonomi, pendidikan,
Selanjutnya makna keadilan sebagaimana pertahanan dan keamanan. Pokok pikiran kedua
dikemukakan oleh John Rawls bahwa keadilan adalah dalam peran keadilan menekankan bahwa
kebajikan utama dalam institusi sosial. Masyarakat lembaga/institusi-institusi dasar yang ada juga harus
yang tertata dengan baik adalah jika tidak hanya berjalan sesuai dengan prinsip keadilan dengan
dirancang untuk meningkatkan kesejahteraan memberikan perlakuan yang sama kepada setiap
anggotanya, namun secara efektif diatur oleh anggota masyarakat, tanpa ada diskriminasi dalam
konsepsi publik mengenai keadilan yaitu Pertama, pelayanan publik, semua anggota masyarakat
setiap orang menerima dan mengetahui bahwa orang memiliki hak dan kewajian yang sama. Oleh karena
lain menganut prinsip keadilan yang sama. Kedua, itu setiap kebijakan publik harus mempertimbangkan
institusi-insitusi sosial dasar pada umumnya sejalan nilai-nilai keadilan sosial sehingga tidak
dengan prinsip-prinsip tersebut. Dalam hal ini menimbulkan kecemburuan berbagai kelompok yang
institusi dianggap adil ketika tidak ada pembedaan merasa dirugikan. Hal tersebut menjadi dasar
sewenang-wenang antar orang dalam memberikan kebijakan publik yang mengarah pada upaya menjaga
hak dan kewajiban dan ketika aturan menentukan stabilitas nasional dengan terciptanya pemerintahan
keseimbangan yang pas antara klaim-klaim yang saling yang adil. Pokok pikiran yang ketiga dalam peran
berseberangan demi kemanfaatan kehidupan sosial. keadilan tersebut diatas menyangkut bidang
Ketiga, adanya prinsip keseimbangan dan kelayakan kehidupan sosial ekonomi yaitu adanya prinsip
pada pembagian keuntungan dalam kehidupan sosial. keseimbangan dan kelayakan dalam pembagian
Keadilan sosial disini melibatkan persoalan tentang keuntungan. Dalam hal ini makna keadilan sebagai
efisiensi, koordinasi dan stabilitas. Dalam hal ini fairness bukan merupakan prinsip yang berdiri sendiri
John Rawls banyak berbicara tentang keadian di melainkan melibatkan persoalan tentang efisiensi,
bidang ekonomi (Fadhilah, 2012: 27). koordinasi dan stabilitas dalam konteks ke-
Indonesiaan, berimplikasi tidak hanya menyangkut
167
DOI: 10.18196/jmh.2018.0111.162-170
bidang sosial ekonomi, melainkan menyangkut Penerapan konsep abstrak ke dalam rumusan-
seluruh bidang kehidupan baik sosial, politik, rumusan hukum dan selanjutnya bagaimana
pertahanan dan keamanan Indonesia yang penerapannya di dalam masyarakat sering
membutuhkan keahlian dari sumber daya manusia menimbulkan persoalan khususnya persoalan yang
Indonesia sesuai dengan bidangnya masing-masing menyangkut keadilan karena hukum merupakan
(Fadhilah, 2012: 29). makna simbolik yang memerlukan interpretasi lebih
Sebagaimana diuraikan diatas maka ada lanjut. Oleh karena itu persoalan keadilan pun yang
persamaan prinsip antara teori keadilan John Rawls dirumuskan orang tergantung dari sisi mana
antara lain sama-sama menghargai hak-hak dasar melihatnya. Sebagaimana dicontohkan keadilan di
individu dalam posisi asali tanpa diskriminasi untuk bidang kekeluargaan tidak akan sama dengan
mewujudkan keadilan sosial melalui prinsip masalah keadilan di bidang pidana, bidang
demokrasi atau hasil kesepakatan bersama. Berbagai ketatanegaraan dan seterusnya, sehingga wajah
perbedaan kepentingan antar golongan dalam keadilan bersifat dimensional (Warassih, 2001: 19).
masyarakat maka demokrasi yang menghasilkan Pengadilan administrasi dalam sistem hukum
kesepakatan tentang keadilan sosial harus berlandaskan Pancasila sebagai dasar moral bagi tertib
memperhatikan nasib golongan yang paling tidak hukum Indonesia, sudah seharusnya mampu
beruntung dalam masyarakat, sehingga tidak mewujudkan keadilan. Keadilan yang hendak
menghalalkan segala cara dengan mengorbankan diwujudkan dalam penyelesaian sengketa administrasi
kepentingan/hak individu demi kepentingan sosial. adalah keadilan sosial yaitu adanya keseimbangan
Meskipun bagi bangsa Indonesia kepentingan sosial antara kepentingan pribadi dan kepentingan
berada di atas kepentingan individu tetapi tidak bersama. Hukum mengemban fungsi ekspresif dan
berarti menghilangkan hak individu sebagaimana fungsi instrumental. Hukum dikatakan mengemban
dalam sistem sosialis komunis dan paham fungsi ekspresif yakni mengungkapkan pandangan
utilitarianisme yang berlandaskan teori etika hidup, nilai-nilai budaya dan keadilan. Selain itu,
teleologis. hukum juga mengemban fungsi instrumental yakni
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia sarana untuk menciptakan dan memelihara
tahun 1945 menghendaki Indonesia sebagai negara ketertiban, stabilitas dan prediktabilitas, sarana untuk
sosial atau sozialstaat. Adapun inti sozialstaat adalah melestarikan nilai-nilai budaya dan mewujudkan
keadilan sosial atau social justice yang berisi keadilan, sarana pendidikan dan pengabdian
kesejahteraan umum atau kesejahteraan social atau masyarakat dan sarana pembaharuan masyarakat
social welfare (Bagir Manan, 2014: 35). Keadilan sosial (Tjandra, 2011: 80).
adalah sila kelima dalam Pancasila. Sila kelima ini Dalam asas keserasian, keseimbangan serta
tidak lain merupakan ujung harapan dari semua sila keselarasan tersebut mengandung pula adanya ide
lainnya. Sila pertama sampai dengan sila keempat keseimbangan antara kepentingan individual dan
saling berkaitan satu sama lain. Kesemuanya harus kepentingan umum yang menyangkut banyak orang.
menghasilkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Oleh karena itu bukanlah semata-mata perlindungan
Oleh karena itu perumusan kelima sila itu pada individu yang ditonjolkan sekalipun mengalahkan
Alinea IV Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 kepentingan umum, namun sebaliknya juga jangan
diakhiri kalimat “serta dengan mewujudkan keadilan sampai alasan kepentingan umum menjadi dalih
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” (Asshiddiqie, untuk merugikan atau menekan hak individu dalam
2011: 1) masyarakat.
168
DOI: 10.18196/jmh.2018.0111.162-170
Hal inilah yang membedakan pengadilan dalam keseimbangan yang harmonis dan selaras
administrasi kita dengan pengadilan administrasi di antara perlindungan terhadap kepentingan umum
negara-negara maju yang menganut paham dan pelayanan umum (public service) dengan
individualisme-liberalisme serta berlatar belakang pelindungan terhadap kepentingan individu. Dengan
falsafah dan budaya serta sosial politik yang berbeda kata lain kepentingan pembangungan yang
seperti di Perancis, Belanda dan Jerman. Namun menyangkut kehidupan orang banyak dan
demikian, paham individualistik dalam praktik kepentingan umum tidak boleh dihambat oleh
negara-negara tersebut, tidak berlaku secara mutlak. kepentingan individu. Sebaliknya hak-hak individu
Hal ini terlihat dalam perkembangan yurisprudensi pun tidak boleh dilanggar secara sewenang-wenang
dari conseil d’Etat, ada kecenderungan untuk melihat dengan dalih untuk kepentingan umum dan
kepentingan umum atau kepentingan orang banyak pembangunan. Oleh karena itu, ada dua istilah yang
yang harus dilindungi. seolah berhadap-hadapan yaitu antara kepentingan
Hakim dalam semua tingkatan menduduki individu (individual interest) dengan kepentingan
posisi sentral dalam proses peradilan. Dalam posisi umum (public interest) namun tidak selamanya kedua
yang sentral itulah diharapkan dapat menegakkan kemungkinan itu tidak sejalan. Keberadaan negara
hukum dan keadilan. Persoalan yang perlu dan penyelenggara negara bukanlah untuk
diselesaikan oleh hakim adalah bagaimana keadilan meniadakan salah satunya tetapi lebih untuk mencari
yang bersifat abstrak yang berisi nilai-nilai tertentu keseimbangan antara kedua kutub tersebut tanpa
dapat dijadikan pegangan dalam penerapannya. harus meniadakan yang satu atau yang lainnya.
Pekerjaan untuk mewujudkan ide dan konsep Dalam sistem kenegaraan Indonesia maka pendulum
keadilan ke dalam bentuk-bentuk konkrit sehingga dari kedua kutub tersebut berada pada titik yang
diterima oleh masyarakat, merupakan pekerjaan lebih mendekati kutub kepentingan umum. Hal ini
hakim. Hakim diharapkan memiliki kemampuan bisa terlihat dalam Undang-Undang Dasar 1945
menterjemahkan nilai-nilai keadilan dalam persoalan- bahwa kolektivitas, kebersamaan, gotong royong lebih
persoalan yang dihadapkan kepadanya melalui diutamakan dari kepentingan-kepentingan yang lebih
putusan-putusannya. sempit. Demikian pula secara tradisional, nilai-nilai
Kehadiran pengadilan administrasi yang budaya yang ada dalam masyarakat cenderung lebih
menjalankan fungsi pengawasan terhadap perbuatan menekankan kebersamaan daripada individualisme.
tata usaha negara dari pejabat pemerintah harus
mampu mewujudkan keadilan yang menjadi esensi B. Saran
dari tujuan dari hukum. Putusan pengadilan 1. Putusan pengadilan administrasi harus mampu
administrasi harus mampu mewujudkan keadilan mewujudkan keadilan sosial (social justice) yaitu
sosial (social justice) bukan hanya keadilan normatif keseimbangan antara kepentingan individu
(normative justice) apalagi keadilan prosedural semata- (individual interest) dengan kepentingan umum
mata (Tjandra, 2011: 77). (public interest).
2. Hakim pengadilan administrasi dalam
IV. SIMPULAN DAN SARAN menjalankan tugas mewujudkan keadilan sosial
A. Simpulan tidak cukup hanya memakai landasan yuridis
Pengadilan administrasi di negara-negara yang semata tetapi juga landasan filosofis dan
sedang berkembang (developing countries) mengemban sosiologis.
tugas yang lebih berat daripada negara-negara yang
sudah mapan (settled) sebab harus dapat menjaga
169
DOI: 10.18196/jmh.2018.0111.162-170
170