DISUSUN OLEH :
ANGGUN RAMADHANI
B200218001
PRODI KEPERAWATAN
STIKES BARAMULI PINRANG
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“ANATOMI, FISIOLOGI, KIMIA, FISIKA DAN BIOKIMIA TERKAIT
SISTEM ENDOKRIN”.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2
A. Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin............................................................2
B. Fungsi Sistem Endokrin......................................................................................3
C. Klasifikasi Dalam hal struktur Kimianya............................................................3
D. Kelenjar Endokrin dan Hormon yang Dihasilkan.............................................4
E. Karakteristik Sistem Endokrin..........................................................................16
F. Pengendalian Endokrin.....................................................................................17
G. Klasifikasi hormon.............................................................................................17
H. Hormon Utama...................................................................................................18
BAB III PENUTUP...............................................................................................21
A. Kesimpulan.........................................................................................................21
B. Saran...................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran
(ductless) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh
melalui aliran darah untuk mempengaruhi organ-organ lain. Hormon
bertindak sebagai "pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran darah ke
berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan
"pesan" tersebut menjadi suatu tindakan.
Sistem endokrin tidak memasukkan kelenjar eksokrin seperti
kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan kelenjar-kelenjar lain dalam
saluran gastroinstestin. Cabang kedokteran yang mempelajari
kelainan pada kelenjar endokrin disebut endokrinologi, suatu cabang
ilmu kedokteran yang cakupannya lebih luas dibandingkan dengan
penyakit dalam.
Struktur terdapat dua tipe kelenjar yaitu eksokrin dan endokrin.
Kelenjar eksokrin melepas sekresinya ke dalam duktus pada
permukaan tubuh, seperti kulit, atau organ internal, seperti lapisan
traktus intestinal. Kelenjar endokrin termasuk hepar, pancreas
( kelenjar endokrin dan eksokrin), payudaara , kelenjar lakrimalis
untuk air mata. Sebaliknya, kelenjar endokrin melepaskan sekresinya
lengsung ke dalaam darah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Sistem Endokrin ?
2. Apa Fungsi Dari Sistem Endokrin ?
3. Apa Saja Kelenjar Yang Dihasilkan Oleh System Endokrin?
C. Tujuan
Sebagaimana rumusan masalah diatas, penulis mempunyai
tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui Pengertian Sistem Endokrin
2. Mengetahui Fungsi Dari Sistem Endokrin
3. Mengetahui Kelenjar Yang Dihasilkan Oleh System Endokrin
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Tubuh kita memiliki beberapa kelenjar endokrin. Diantara
kelenjar-kelenjar tersebut, ada yang berfungsi sebagai organ
endokrin murni artinya hormon tersebut hanya menghasilkan hormon
misalnya kelenjar pineal, kelenjar hipofisis / pituitary, kelenjar tiroid,
kelenjar paratiroid, kelenjar adrenal suprarenalis, dan kelenjar timus.
Selain itu ada beberapa organ endokrin yang menghasilkan zat lain
selain hormon yakni:
Kelenjar Hormon Zat lain yang
dihasilkan
Pankreas Insulin, Enzim
glukagon pencernaan
Testis Testosteron Sel sperma
Ovarium Estrogen, Sel telur / ovum
progesteron
3
D. Kelenjar Endokrin dan Hormon yang Dihasilkan
1. Kelenjar pinealis
Kelenjar pienalis atau kelenjar epifise terdapat di dalam
ventrikel otak. Kelenjar ini menonjol dari mesensefalon ke atas
dan ke belakang kolikus superior. Kelenjar ini berukuran kecil
dan berwarna merah seperti cemara.
4
2. Hipofisis
5
individu yang masih
muda. Selain itu,
hormon ini berfungsi
mengatur
metabolisme
protein, elektrolit,
karbohidrat dan
lemak.
kekurangan hormon
ini pada anak-anak-
anak menyebabkan
pertumbuhannya
terhambat /kerdil
(kretinisme), jika
kelebihan akan
menyebabkan
pertumbuhan raksasa
(gigantisme). Jika
kelebihan terjadi pada
saat dewasa, akan
menyebabkan
pertumbuhan tidak
seimbang pada tulang
jari tangan, kaki,
rahang, ataupun tulang
hidung yang disebut
akromegali.
2 Sel Hormon prolaktin Merangsang
carminophil (luteotropic pertumbuhan
(epsilon hormone/ LTH). payudara wanita
acidophil/sel dan memproduksi
mammotrope air susu
)
3 Sel beta thyrotropic Menstimulasi
basophil (sel hormon/thyroid sintesis dan sekresi
thyrotropic) stimulating hormon tiroid
hormone/TSH (tiroksin dan
triiodotironin)
4 Sel 1. Follicle 1. Merangsang
gonadothropi Stimulating pematangan
c Hormone (FSH) folikel dalam
- Sel 2. Luteinizing ovarium dan
gonadothr Hormone (LH) menghasilkan
opic pada estrogen
wanita 2. Mempengaru
hi
pematangan
folikel dalam
ovarium dan
menghasilkan
6
progestron
- Sel 1. Follicle 1. Merangsang
gonadothr Stimulating terjadinya
opic pada Hormone (FSH) spermatogen
pria 2. Interstitial esis (proses
Cell Stimulating pematangan
Hormone sperma)
(ICSH) 2. Merangsang
sel-sel
interstitial
testis untuk
memproduksi
testosteron
dan androgen
5 Sel ACTH Menstimulasi
corticotrophic (Adenocorticotrop sintesis dan sekresi
ic Hormone). hormon
adenokortikal
(kortisol, androgen
dan aldosterone).
6 Sel pada Melanocyte- Mempengaruhi
pars stimulating kondisi kulit,
intermedia hormone (MSH). membantu proses
pigmentasi
Lobus Posterior/Neurohipophyisis
7
darah (Francis Sorrel
Greenspan, 2018)
2 Oksitosin Merangsang ejeksi air
susu dari payudara dan
merangsang kontraksi
uterus
3. Kelenjar thyroid
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar endokrin terbesar di
dalam tubuh. Secara normal, kelenjar ini memiliki berat 15-20
gram pada manusia dewasa. Kelenjar tiroid terletak tepat
dibawah laring pada kedua sisi dan sebelah anterior trakea,
serta terdiri dari dua lobus, yaitu lobus dekstra dan sinistra.
Kedua lobus ini saling berhubungan. Masing-masing lobus
memiliki tebal 2 cm, panjang 4 cm, dan lebar 2,5 cm. Secara
mikroskopis, struktur kelenjar tiroid ini terdiri dari banyak
folikel-folikel tertutup yang dipenuhi oleh bahan sekretorik
yang disebut koloid. Koloid ini dibatasi oleh sel-sel epitel
kuboid yang berperan mengeluarkan hormonnya ke bagian
folikel. Unsur utama dari koloid adalah glikoprotein trigobulin
besar, yang mengandung hormon tiroid dalam molekul-
molekulnya. (Francis Sorrel Greenspan, 2018)
8
Kalsitonin. Selain tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3),
kelenjar ini juga menyesekresikan kalsitonin. Hormon
kalsitonin merupakan hormon yang berfungsi untuk
menambah deposit kalsium di tulang. Selain itu, hormon
ini berfungsi untuk mengurangi konsentrasi kalsium di
cairan ekstrasel
Jenis penyakit tiroid yang utama:
Hipertiroidisme / Tirotoksikosis
Hyperthyroidism / thyrotoxicosis, hormon tiroid T3 dan T4
didapati lebih tinggi daripada orang biasa.
Hipotiroidisme
4. Kelenjar paratiroid
Kelenjar paratiroid merupakan kelenjar yang terletak di
atas selaput yang membungkus kelenjar tiroid. Kelenjar ini
terdiri dari 4 buah. Setiap dua pasang kelenjar ini terletak
pada dibelakang tiap lobus dari kelenjar tiroid. Setiap kelenjar
paratiroid berukuran kira-kira 5x5x3 mm, dengan berat sekitar
25-30 mg.
5. Kelenjar suprarenalis/adrenal
Kelenjar adrenal merupakan kelenjar berbentuk ceper
yang terdapat di bagian atas ginjal. Kelenjar adrenal berjumlah
dua buah, terdapat satu pada masing-masing ginjal. Kelenjar
ini memiliki berat kira-kira 5-9 gram. Kelenjar ini terdiri dari dua
bagian, yaitu bagian luar (korteks) serta bagian dalam
(medula). Bagian korteks merupakan bagian kelenjar yang
9
berasal dari sel-sel mesodermal, sedangkan bagian medula
merupakan bagian yang berasal dari sel-sel ectodermal.
Perbatasan korteks-medula interdigitasi atau dapat terlihat
jelas.
a. Bagian Kortex
Bagian korteks adrenal merupakan bagian yang tersusun
dari sel-sel sekretorik berbentuk polihedral tersusun dalam
bentuk tali-tali, biasanya setebal 2 sel. Tali-tali tersebut
terorientasi secara radial dari daerah medula. Bagian ini
terbagi menjadi beberapa zona, yaitu zona gromerulosa
(lapisan luar), zona fasikulata (lapisan tengah yang paling
besar), zona retikularis (lapisan dalam langsung yang
mengelilingi medula).
No
Hormon Fungsi
.
1. Aldosteron (salah Meningkatkan
satu jenis hormon reabsorbsi natrium
dari golongan ginjal, sekresi kalium,
mineralkortikoid) dan sekresi ion
hidrogen
2. Glukokortikoid (jenis 1. Meningkatkan
hormon yang glikogenesis dan
terutama dilepaskan glukogenesis di
adalah kortisol) dalam sel hati
2. Meningkatkan
metabolisme
protein terutama di
otot dan tulang
3. Meningkatkan
sintesis DNA dan
RNA dalam sel hati
10
4. Menahan ion Na
dan ion Cl,
meningkatkan
sekresi ion K di
dalam ginjal
5. Menurunkan
ambang
rangsangan
susunan saraf
pusat
6. Menggiatkan
sekresi asam
lambung
7. Menguatkan efek
noreadrenalin
terhadap pembuluh
darah dan
merendahkan
permeabilitas
dinding pembuluh
darah
8. Mempunyai efek
antiinflamasi.
Hormon ini
menstabilkan
membran lisosom,
menurunkan
sintesis kolagen,
meninggikan
degradasi kolagen,
dan menghambat
prolifuasi fibroblas.
9. Menurunkan daya
tahan terhadap
infeksi dan
menghambat
pembentukan
antibody
10. Menghambat
pelepasan histamin
dan reaksi alergi
3. Androgen (terutama Hormon yang terkait
ketosteroid dengan maskulinisasi
dehidroepialdosteron yang memacu
) anabolisme protein
dan merangsang
11
pertumbuhan.
4. Estrogen Memacu
pertumbuhan dan
perkembangan sistem
reproduksi wanita,
payudara wanita dan
ciri seksual sekunder
wanita.
b. Bagian Medulla
Medula adrenal memiliki beberapa komponen utama
medula, yaitu sel kelenjar, sel ganglion, venula, dan kapiler.
Sel kelenjar dari medula adrenal berukuran besar, berbentuk
kolumner atau polihedral, nukleusnya besar dan vesikuler. Sel
kelenjar ini terpolarisasi, satu kutub menghadap venula, kutub
yang lain menghadap kapiler. Sitoplasmanya basofil serta
memiliki granula yang tercat kromafin yang sering disebut
adrenokron. Sel-selnya disebut sel kromafin atau feokrom. Ini
berkaitan dengan sistem saraf simpatis yang menyekresikan
epinefrin dan norepinefrin sebagai respon terhadap rangsang
simpatis. Sel kelenjar dapat memproduksi efinefrin disamping
norefrinefrin yang diubah oleh enzim yang dirangsang oleh
kortisol.
No
Hormon Fungsi
.
1. Norefinefrin Pada sistem
kardiovaskuler, hormon ini
menyebabkan
vasokonstriksi sehingga
hormon ini berperan dalam
meningkatkan tekanan
darah. Tekanan darah
yang meningkat berperan
untuk memperbaiki
keadaan syok yang bukan
disebabkan oleh
pendarahan.
2. Efinefrin Pada sistem kardiovaskuler,
hormon ini berfungsi untuk
memvasodilatasi arteriole dari
otot tulang serta
memvasokontriksi arteriole
pada kulit. Pada jantung,
efinefrin berfungsi menambah
atau meningkatkan kontraksi
otot jantung, serta
12
memperbesar curah jantung.
Hormon ini juga dapat
berdampak terhadap
metabolisme. Terkait
dengan metabolisme tubuh,
hormon ini berfungsi untuk:
- Mestimulasi pemecahan
glikogen oleh hepar dan
otot. Aksi iniberfungsi
untuk menaikkan
tekanan darah melalui
penambahan AMP
(Adenosin monofosfat).
- Menyebabkan efek
lipolisis dalam jaringan
lemak. Efek lipolisis
menyebabkan
pelepasan amino dan
gliserol dalam darah.
Asam lemak sebagai
pemicu dalam otot dan
hati untuk proses
glukoneogenesis.
- Menghalangi pelepasan
insulin dalam pancreas.
- Dalam keadaan darurat,
efinefrin digunakan
untuk melepas asam
lemak dari jaringan
untuk pembakar dalam
otot, meningkatkan
mobilisasi glukosa
dengan menambah
glukoneogenolisis serta
glukogenesis,
mengurangi uptake
glukosa dalam otot,
mengurangi pelepasan
insulin, sehingga
glukosa digunakan oleh
sistem saraf sentral.
Hormon ini juga berdampak
terhadap otot polos dari
vicera. Efinefrin dapat
menyebabkan relaksasi otot
polos gaster, usus, vesica
13
urinaria serta otot polos
bronkus.
6. Kelenjar Thymus
Kelenjar thymus terletak di rongga dada. Kelenjar ini
menghasilkan hormone somatotrof. Adapun fungsi hormone
ini adalah untuk :
a. Mengatur proses pertumbuhan.
b. Kekebalan tubuh/imunitas setelah kelahiran.
c. Memacu pertumbuhan dan pematangan sel Limfosit yang
menghasilkan Lymphocyte cell/T Cell.
7. Kelenjar pancreas/langerhans
Kelenjar pancreas/langerhans merupakan merupakan
sekelompok sel yang terletak pada pankreas. Sehingga
dikenal dengan pulau – pulau langerhans. Kelenjar
pancreas/langerhans menghasilkan hormon insulin dan
hormon glukagon. (Francis Sorrel Greenspan, 2018)
Hormon Insulin Bersifat antagonis dengan hormon
adrenalin.
Hormon ini berfungsi :
- Mengatur kadar glukosa dalam darah.
- Membantu pengubahan glukosa menjadi glikogen dalam
hepar dan otot.
Hormon Glukagon Hormon ini mempunyai sifat kerja
yang sinergis dengan hormon adrenalin. Hormon ini
berfungsi meningkatkan kadar gula dalam darah dan
mengubah glikogen menjadi glukosa dalam peristiwa
glikolisis.
14
8. Kelenjar kelamin/gonad
Kelenjar kelamin/gonad pada wanita terletak di ovarium
di rongga perut dan pada pria letaknya di testis di rongga
perut bawah.
Menghasilkan hormon dan sel kelamin. Macamnya ada 2
sel kelamin :
Sel Testis
Testis berisi dua komponen utama yang secara struktural
pisahkan dan sajikan fungsi yang berbeda. Sel Leydig, atau
interstitial sel, menghasilkan hormon steroid seks dan terdiri dari
satu dua sel endokrin utama testis. Sekretariat utama produk sel
Leydig, testosteron, bertanggung jawab baik secara langsung
atau secara tidak langsung untuk diferensiasi embrionik
sepanjang garis jantan genitalia eksternal dan internal (Francis
Sorrel Greenspan, 2018)
Menghasilkan Hormon Androgen, Ex : Hormon
Testosteron, merupakan satu hormon yang terpenting
dalam pembentukan sel spermatozoa. Fungsi Hormon
Testosteron :
a. Mengatur ciri kelamin sekunder.
b. Mempertahankan proses spermatogenesis
Sel Ovarium
Sistem reproduksi wanita terdiri dari enam komponen
Utama :
• Ovarium - menghasilkan oosit dan steroid seks wanita
(mis. estrogen)
• Tabung rahim (fallopi) - sambungkan ovarium ke
rahim; mereka adalah tempat pembuahan yang normal
• Rahim - mendukung implantasi dan pengembangan
janin
• Vagina - situs normal untuk pengendapan sperma
15
• Vulva - struktur yang mengelilingi introitus (eksternal
lubang vagina)
• Payudara - menghasilkan susu. (Ronan O’Neill & Richard
Murphy, 2012)
16
1. Sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode
24 jam. Kortisol adalah contoh hormon diurnal. Kadar kortisol
meningkat pada pagi hari dan menurun pada malam hari.
2. Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik turun sepanjang
waktu tertentu, seperti bulanan. Estrogen adalah non siklik
dengan puncak dan lembahnya menyebabkan siklus
menstruasi.
3. Tipe sekresi hormonal yang ketiga adalah variabel dan
tergantung pada kadar subtrat lainnya. Hormon paratiroid
disekresi dalam berespons terhadap kadar kalsium serum.
Hormon bekerja dalam sistem umpan balik, yang
memungkinkan tubuh untuk dipertahankan dalam situasi
lingkungan optimal. Hormon mengontrol laju aktivitas selular.
Hormon tidak mengawali perubahan biokimia, hormon hanya
mempengaruhi sel-sel yang mengandung reseptor yang sesuai,
yang melakukan fungsi spesifik.
Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen.
Pelepasan hormon dari satu kelenjar sering merangsang
pelepasan hormon dari kelenjar lainnya. Hormon secara konstan
di reactivated oleh hepar atau mekanisme lain dan diekskresi
oleh ginjal
F. Pengendalian Endokrin
Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar
hormon di dalam darah bisa menjadi tinggi atau rendah,
sehingga mengganggu fungsi tubuh. Untuk mengendalikan
fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon harus diatur
dalam batas-batas yang tepat.
Tubuh perlu merasakan dari waktu ke waktu apakah
diperlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon. Hipotalamus
dan kelenjar hipofisa melepaskan hormonnya jika mereka
merasakan bahwa kadar hormon lainnya yang mereka kontrol
terlalu tinggi atau terlalu rendah. Hormon hipofisa lalu masuk ke
dalam aliran darah untuk merangsang aktivitas di kelenjar target.
Jika kadar hormon kelenjar target dalam darah mencukupi, maka
hipotalamus dan kelenjar Hipofisa mengetahui bahwa tidak
diperlukan perangsangan lagi dan mereka berhenti melepaskan
hormon. (Aini, N., & Ardiana, 2016)
Sistem umpan balik ini mengatur semua kelenjar yang berada
dibawah kendali hipofisa. Hormon tertentu yang berada dibawah
kendali hipofisa memiliki fungsi yang memiliki jadwal tertentu.
Misalnya, suatu siklus menstruasi wanita melibatkan peningkatan
sekresi LH dan FSH oleh kelenjar hipofisa setiap bulannya.
Hormon estrogen dan progesteron pada indung telur juga
kadarnya mengalami turun-naik setiap bulannya.
17
Mekanisme pasti dari pengendalian oleh hipotalamus dan
hipofisa terhadap bioritmik ini masih belum dapat dimengerti.
Tetapi jelas terlihat bahwa organ memberikan respon terhadap
semacam jam biologis.
G. Klasifikasi hormon
a. Hormon perkembangan : hormon yangmemegang peranan di
dalam perkembangandan pertumbuhan. Hormon ini dihasilkan
oleh kelenjar gonad.
b. Hormon metabolisme : proses homeostasis glukosa dalam
tubuh diatur oleh bermacam-macam hormon, contoh
glukokortikoid, glukagon, dan katekolamin.
c. Hormon tropik : dihasilkan oleh struktur khusus dalam
pengaturan fungsi endokrin yakni kelenjar hipofise sebagai
hormon perangsang pertumbuhan folikel (FSH) pada ovarium
dan proses spermatogenesis (LH).
d. Hormon pengatur metabolisme air dan mineral : kalsitonin
dihasilkan oleh kelenjar tiroid untuk mengatur metabolisme
kalsium dan fosfor. (Arifianti, 2018)
H. Hormon Utama
Yang
Hormon menghasilkan Fungsi
Membantu mengatur
keseimbangan garam
Aldosteron Kelenjar adrenal dan air dengan cara
menahan garam dan air
serta membuang kalium
Menyebabkan ginjal
menahan air
Bersama dengan
Hormon
aldosteron,
antidiuretik Kelenjar hipofisa
membantu
(vasopresin)
mengendalikan
tekanan darah
Anti peradangan
Mempertahankan
kadar gula darah,
tekanan darah dan
kekuatan otot
18
Membantu
mengendalikan
keseimbangan garam
dan air
Mengendalikan
pembentukan dan
Kortikotropin Kelenjar hipofisa
pelepasan hormon oleh
korteks adrenal
Merangsang
Eritropoietin Ginjal pembentukan sel darah
merah
Mengendalikan
perkembangan ciri
Estrogen Indung telur
seksual dan sistem
reproduksi wanita
Meningkatkan kadar gula
Glukagon Pankreas
darah
Mengendalikan
pertumbuhan dan
Hormon perkembangan
Kelenjar hipofisa
pertumbuhan Meningkatkan
pembentukan protein
Menurunkan kadar
gula darah
Mempengaruhi
Insulin Pankreas metabolisme glukosa,
protein dan lemak di
seluruh tubuh
Mengendalikan fungsi
reproduksi
(pembentukan
sperma dan
sementum,
pematangan sel telur,
LH (luteinizing
siklus menstruasi
hormone)
Mengendalikan ciri
FSH (follicle- Kelenjar hipofisa
seksual pria dan
stimulating
wanita (penyebaran
hormone)
rambut, pembentukan
otot, tekstur dan
ketebalan kulit, suara
dan bahkan mungkin
sifat kepribadian)
19
Menyebabkan kontraksi
Oksitosin Kelenjar hipofisa otot rahim dan saluran
susu di payudara
Mengendalikan
pembentukan tulang
Hormon Kelenjar Mengendalikan
paratiroid paratiroid pelepasan kalsium
dan fosfat
Mempersiapkan
lapisan rahim untuk
penanaman sel telur
yang telah dibuahi
Progesteron Indung telur
Mempersiapkan
kelenjar susu untuk
menghasilkan susu
Memulai dan
mempertahankan
Polaktin Kelenjar hipofisa
pembentukan susu di
kelenjar susu
Mengatur pertumbuhan,
Hormon tiroid Kelenjar tiroid pematangan dan
kecepatan metabolism
TSH Merangsang
(tyroid- pembentukan dan
Kelenjar hipofisa
stimulating pelepasan hormon oleh
hormone) kelenjar tiroid
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf,
mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini
bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh.
Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat
dibedakan dengan karakteristik tertentu.
Sistem endokrin memiliki fungsi untuk mempertahankan
hemoestatis, membatu mensekresikan hormon-hormon yang
bekerja dalam sistem persyarafan, pengaturan pertumbuhan dan
perkembangan dan kontrol perkembangan seksual dan reproduksi.
B. Saran
Pada sistem endokrin ditemukan berbagai macam gangguan dan
kelainan, baik karena bawaan maupun karena faktor luar, seperti
virus atau kesalahan mengkonsumsi makanan. Untuk itu jagalah
kesehatan anda agar selalu dapat beraktivitas dengan baik.
21
DAFTAR PUSTAKA
22