Anda di halaman 1dari 4

1

RESPONDING

RESPONSE-RESPONSE MENDENGARKAN

I. KLARIFIKASI

A. TUJUAN KLARIFIKASI
1. Membuat ekplisit/jelas pesan yang sebelumnya diungkapkan oleh klien. Cocok
digunakan bila konselor tidak sepenuhnya yakin apakah dia mengerti pesan dan
perlu elaborasi lebih lanjut.
2. Menguji apakah konselor memang mengerti apa yang disampaikan klien.

B. Langkah-langkah dalam mengklarifikasikan


1. “Apakah yang telah dikatakan klien kepada saya?”
2. Identifikasikan bagian-bagian pesan yang kabur atau membingungkan yang perlu
diketahui akurasinya.
3. Tentukan kata atau ungkapan pembukan yang tepat. Misalnya: “Apakah anda
bisa menjelaskan lebih lanjut . . . .?”
4. Periksa apakah klarifikasimu efektif dengan mendengarkan dan mengobservasi
reaksi klien. Bila responsmu bermanfaat, klien akan memperjelas bagian
pesannya yang membingungkan atau kabur.

C. Klien 1: Aku rasanya sudah begitu bosan dan ingin lepaskan semuanya ini.

Klien 2: Rasanya sudah sulit bag saya untuk menjalani hidup saya.

Klien 3 : Entahlah, kenapa dia kelihatan berbeda. Dia memandang aku lain dari
wanita lainnya. Sesuatu pada matanya, biasanya kita bisa membedakan cara
seorang wanita memandang kita.

Klien 4: Akhir-akhir ini saya stress memikirkan anak perempuan saya. Dia sekarang
sering keluar rumah dan kalau saya beritahu dia tidak mau mendengarkan. Dia cuek
saja.

Klien 5: Pada waktu itu rasanya saya ingin marah-marah. Saya tidak tahu mengapa,
tetapi rasanya mau marah saja. Lalu saya teriak-teriak dan tending pintu, saya pukul
meja. Saya tidak sepenuhnya sadar apa yang terjadi. Tahu-tahu ketika saya sadar,
saya sudah berada di rumah sakit.

II. PARAFRASE

A. Mengungkapkan/menyatakan kembali kata-kata dan pemikiran klien. Perhatian pada


isi pesan dan menerjemahkannya dalam kata-kata konselor sendiri.

1. Menyatakan kepada klien bahwa konselor memahami komunikasi klien.


2. Mendorong klien mengelaborasi suatu idea tau pemikiran kunci.
2

3. Membantu berfokus pada suatu situasi, kejadian atau perilaku spesifik.


4. Membantu membuat keputusan.

B. Langkah-Langkah

1. “Apakah yang telah dikatakan/disampaikan/diungkapkan klien?”


2. Identifikasi bagian isi pesan: Situasi/kejadian/perilaku yang dibicarakan dalam
pesan ini?”
3. Pilih kata/ungkapan pembuka yang tepat. Misalnya: “Nampaknya anda …..”
4. Ungkapkan isi kunci dalam kata-kata sendiri. Parafrase bukan bertanya!
5. Periksa apakah responsemu efektif dengan mendengarkan dan mengobservasi
reaksi klien.

C. Klien 1: Bagaimana saya harus mengatakan kepada suami saya bahwa saya ingin
cerai? Bisa-bisa dia pikir saya ini gila. Mungkin saya takut untuk terus terang dengan
dia.

Klien 2 : Kemarin adalah hari libur kerja saya. Saya sekedar duduk-duduk di rumah
tanpa berbuat apa-apa. Saya sebenarnya perlu melakukan beberapa hal, tetapi
rasanya malas banget untuk berbuat apa-apa.

Klien 3 : Saya suka menunda-nunda sampai detik terakhir. Ini terjadi pada hamper
setiap tugas. Kalau sudah begitu saya nglembur dan melek sampai pagi. Saya tahu
kalau hasilnya dengan begitu tidak memuaskan saya.

Klien 4 : Tujuan saya ke sini adalah saya ingin mengenal diri saya lebih baik. Saya
kira konseling itu seperti cermin di mana saya bisa melihat diri saya sendiri, kekuatan
dan kelemahan saya, dengan lebih jelas.

III. REFLEKSI

A. Menyatakan kembali bagian /muatan perasaan/emosi dari pesan klien.

1. Mendorong pengungkapan perasaan (positif dan/atau negative) mengenai


situasi/person khusus.
2. Membantu mengelola perasaan.
3. Bila klien mengungkapkan perasaan negative mengenai konseling dan konselor.
4. Membantu membeda-bedakan secara akurat berbagai perasaan/emosi.
5. Membantu klien merasa dipahami/dimengerti/diterima.

B. Langkah-langkah Merefleksikan

1. Dengarkan/perhatikan kata-kata yang menyatakan perasaan dalam pesan klien.


2. Perhatikan bahasa nonverbal selagi klien menyampaikan pesan verbal.
3. Reflesikan kembali kepada klien perasaan yang ditangkap dengan menggunakan
kata-kata yang berbeda.
3

4. Perhatikan dalam refleksimu konteks perasaan atau situasi di mana perasaan itu
terjadi.
5. Periksa apakah refleksimu efektif.

C. Klien 1: Aku sudah berkali-kali mencoba untuk bisa akur dengan bapakku. Tetapi
nampaknya usahaku sia-sia. Dia tetap keras terhadap aku.

Klien 1: Aku barusan kehilangan pekerjaanku. Hidupku rasanya berantakan sekarang.


Teman-teman sudah semakin jarang dating dan dolan bersama. Aku tak tahu harus
berbuat apa karena cari kerjaan sekarang susah. Sepertinya aku sudah kehilangan
harapan.

KIien 2: Aku bener-bener jengkel sama ibuku. Dia suka suruh ini suruh itu, aku musti gini
musti gitu, nggak boleh begini nggak boleh begitu. Sukanya ngomongin aku melulu
sepertinya aku ini masih anak kecil padahal aku ini kan mahasiswa fakultas psikologi
tahun ke enam. Kalu dia sudah mulai ngomong, rasanya jengkel banget, rasanya pengin
pergi dari rumah dan nggak kembali lagi.

Klien 4: Sejak kucing kesayangan meninggal, aku jadi tak punya minat berbuat apa-apa.
Susah tidur, karena biasanya ada teman tidur. Tak ada yang lucu lagi. Jadi rasanya
semua membosankan.

IV. MERINGKAS (membuat ringkasan /summary)

A. Meringkas atau memadatkan pesan-pesan atau sesi konseling dengan dua atau
lebih paraphrase atau refleksi. Sebelum meringkas, konselor membutuhkan waktu
cukup lama untuk mendengarkan dan mengerti terlebig dulu apa yang baru saja
diungkapkan oleh klien.

1. Merangkaikan bersama unsure-unsur pesan klien sehingga ringkasan ini bisa


berfungsi sebagai umpanbalik yang bagus bagi klien.
2. Mengidentifikasikan tema atau pola-pola umum yang menjadi kentara sesudah
beberapa kali pesan disampaikan.
3. Memperlambat kecepatan berlangsungnya sesi terapeutik yang berjalan terlampau
cepat.

B. Langkah-langkah

1. Perhatikan dan ingat pesan-pesan yang telah disampaikan dengan mengatakan


itu kepada diri sendiri.
2. Identifikasi tema dan pola-pola yang umum.
3. Pilihlah kata-kata untuk mendesripsikan tema/pola tadi. Meringkas bukanlah
bertanya!
4. Periksa apakah respons meringkasmu efektif.
4

C. Klien: “Aku tahu kebiasaanku minum tidak akan membantu aku. Itu akan
berpengaruh buruk pada keluarga, terutama anak-anakku. Istriku sendiri sudah
mengancam akan bersama anak-anak meninggalkan aku kalau aku terus minum. Aku
sadar akan hal ini. Tetapi rasanya susah sekali untuk berhenti minum. Kalau tidak
minum aku semakin gelisah. Kalau minum, sesudahnya aku merasa lega.”

HAMBATAN DALAM MENDENGARKAN (LISTENING)

1. Menghakimi dan mengevaluasi pesan dan perasaan klien.


2. Berhenti memperhatikan karena distraksi seperti suara, topic bahasan, waktu, dsb.
3. Godaan untuk bertanya atau mencari informasi terus.
4. Godaan untuk segera menemukan jalan keluar bagi klien atau konselor.
5. Perhatian konselor lebih melekat pada diri sendiri memikirkan teknik yang dipakai.

Anda mungkin juga menyukai