RESPONDING
RESPONSE-RESPONSE MENDENGARKAN
I. KLARIFIKASI
A. TUJUAN KLARIFIKASI
1. Membuat ekplisit/jelas pesan yang sebelumnya diungkapkan oleh klien. Cocok
digunakan bila konselor tidak sepenuhnya yakin apakah dia mengerti pesan dan
perlu elaborasi lebih lanjut.
2. Menguji apakah konselor memang mengerti apa yang disampaikan klien.
C. Klien 1: Aku rasanya sudah begitu bosan dan ingin lepaskan semuanya ini.
Klien 2: Rasanya sudah sulit bag saya untuk menjalani hidup saya.
Klien 3 : Entahlah, kenapa dia kelihatan berbeda. Dia memandang aku lain dari
wanita lainnya. Sesuatu pada matanya, biasanya kita bisa membedakan cara
seorang wanita memandang kita.
Klien 4: Akhir-akhir ini saya stress memikirkan anak perempuan saya. Dia sekarang
sering keluar rumah dan kalau saya beritahu dia tidak mau mendengarkan. Dia cuek
saja.
Klien 5: Pada waktu itu rasanya saya ingin marah-marah. Saya tidak tahu mengapa,
tetapi rasanya mau marah saja. Lalu saya teriak-teriak dan tending pintu, saya pukul
meja. Saya tidak sepenuhnya sadar apa yang terjadi. Tahu-tahu ketika saya sadar,
saya sudah berada di rumah sakit.
II. PARAFRASE
B. Langkah-Langkah
C. Klien 1: Bagaimana saya harus mengatakan kepada suami saya bahwa saya ingin
cerai? Bisa-bisa dia pikir saya ini gila. Mungkin saya takut untuk terus terang dengan
dia.
Klien 2 : Kemarin adalah hari libur kerja saya. Saya sekedar duduk-duduk di rumah
tanpa berbuat apa-apa. Saya sebenarnya perlu melakukan beberapa hal, tetapi
rasanya malas banget untuk berbuat apa-apa.
Klien 3 : Saya suka menunda-nunda sampai detik terakhir. Ini terjadi pada hamper
setiap tugas. Kalau sudah begitu saya nglembur dan melek sampai pagi. Saya tahu
kalau hasilnya dengan begitu tidak memuaskan saya.
Klien 4 : Tujuan saya ke sini adalah saya ingin mengenal diri saya lebih baik. Saya
kira konseling itu seperti cermin di mana saya bisa melihat diri saya sendiri, kekuatan
dan kelemahan saya, dengan lebih jelas.
III. REFLEKSI
B. Langkah-langkah Merefleksikan
4. Perhatikan dalam refleksimu konteks perasaan atau situasi di mana perasaan itu
terjadi.
5. Periksa apakah refleksimu efektif.
C. Klien 1: Aku sudah berkali-kali mencoba untuk bisa akur dengan bapakku. Tetapi
nampaknya usahaku sia-sia. Dia tetap keras terhadap aku.
KIien 2: Aku bener-bener jengkel sama ibuku. Dia suka suruh ini suruh itu, aku musti gini
musti gitu, nggak boleh begini nggak boleh begitu. Sukanya ngomongin aku melulu
sepertinya aku ini masih anak kecil padahal aku ini kan mahasiswa fakultas psikologi
tahun ke enam. Kalu dia sudah mulai ngomong, rasanya jengkel banget, rasanya pengin
pergi dari rumah dan nggak kembali lagi.
Klien 4: Sejak kucing kesayangan meninggal, aku jadi tak punya minat berbuat apa-apa.
Susah tidur, karena biasanya ada teman tidur. Tak ada yang lucu lagi. Jadi rasanya
semua membosankan.
A. Meringkas atau memadatkan pesan-pesan atau sesi konseling dengan dua atau
lebih paraphrase atau refleksi. Sebelum meringkas, konselor membutuhkan waktu
cukup lama untuk mendengarkan dan mengerti terlebig dulu apa yang baru saja
diungkapkan oleh klien.
B. Langkah-langkah
C. Klien: “Aku tahu kebiasaanku minum tidak akan membantu aku. Itu akan
berpengaruh buruk pada keluarga, terutama anak-anakku. Istriku sendiri sudah
mengancam akan bersama anak-anak meninggalkan aku kalau aku terus minum. Aku
sadar akan hal ini. Tetapi rasanya susah sekali untuk berhenti minum. Kalau tidak
minum aku semakin gelisah. Kalau minum, sesudahnya aku merasa lega.”