Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH TEORI BELAJAR BAHASA

DOSEN :

DR. MUHAMMAD ALI, M.P.d

DISUSUN OLEH :

DAMAYANTI (1988201002)

NADIA RISKY AMALIA (1988201010)

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

UNIVERSITAS MUSLIM MAROS

2020

1
KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca kami sangat
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baik lagi.

Maros, 28 september
2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………. 1

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………. 2


DAFTAR ISI ……………………………………………………………. 3
…………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
A LATAR BELAKANG ……………………………………………………………. 4
.
B RUMUSAN MASALAH ……………………………………………………………. 4
.
C TUJUAN ……………………………………………………………. 4
.
…………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
1 TEORI FUNGSIONALISME ……………………………………………………………. 5
.
2 TEORI KONSTRUKTIVISME ……………………………………………………………. 6
.
…………………………………………………………….
BAB III PENUTUP
A KESIMPULAN ……………………………………………………………. 8
.
B SARAN ……………………………………………………………. 8
.
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………. 9

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Belajar merupakan suatu proses yang kompleks ditandai dengan adanya perubahan tingkah
laku, bersifat relatif permanen dan prosesnya ditandai dengan adanya interaksi dengan
lingkungan sekitar pebelajar baik lingkungan alam maupun sosial budayanya. UU No. 20
tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 ayat 20 menjelaskan bahwa pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Sedangkan belajar merupakan proses atau usaha dalam merubah jati diri seseorang. Gagne 
berpendapat bahwa belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam
perubahan tingkah laku yang keadaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi
belajar dan sesudah melakukan tindakan serupa.

Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan


meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik. Bicara tentang
pembelajaran, prinsip-prinsip pembelajaran juga diperlukan oleh seorang pengajar,
mengingat prinsip belajar adalah landasan berpikir dan sumber motivasi agar proses belajar
dan pembelajaran dapat berjalan dengan baik antara pendidik dengan peserta didik.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu teori fungsionalisme
2. Apa itu teori konstruktivsme
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui tentang teroi fungsionalisme
2. Untuk mengetahui tentang teori konstrutivisme

4
BAB II
PEMBAHASAN
1. TEORI FUNGSIONALISME
Teori fungsionalisme adalah teori dominan dalam antropologi. Teori ini memandang
budaya sebagai satu kesatuan, dan mencoba untuk menjelaskan bagaimana hubungan
antara bagian-bagian masyarakat yang tercipta dan bagaimana bagian ini fungsional
(bermakna memiliki konsekuensi yang menguntungkan pada individu dan masyarakat)
dan disfungsional (bermakna memiliki konsekuensi negatif). Teori ini memandang
masyarakat sebagai sistem yang kompleks yang mana bagian tersebut bekerja bersama
untuk mempromosikan solidaritas dan stabilitas; ini menandakan bahwa kehidupan sosia
kita dituntun berdasar pada struktur sosial, yang pola perilaku sosialnya secara relatif
stabil .

Seluruh struktur sosial berkntribusi pada operasi masyarakat. Dua antropolog inggris
terkemuka Radcliff Brown dan Bronslaw Malinowski, menggambarkan dua standar teori:
Struktural fungsionalisme, yang menekankan pada keunggulan dari masyarakat dan
menyusun para individu, dan bagaimana berbagai macam elemenfungsi struktur sosial
untuk memelihara permintaan sosial dan keseimbangan. Dan Psikologi strukturalisme,
yang mana menekankan pada kbutuhan individual untuk bertemu dengan masyarakat.

Kelemahan teori fungsional adalah gagalnya menjelaskan kenapa masyarakat itu berbeda
atau justru memiliki kesamaan. Ontropolog fungsionalisme menganggap dunia tertib,
memberi sedikit perhatian atau bahkan tidak memberi perhatian pada kompetisi dan
konflik (Howard dan Dunaif-Hattis, 1992). Teori ini tidak berhubungan dengan sejarah,
mengabaikan proses sejarah. (Scupin dan De Corse, 1995) teori ini juga tidak dapat
menjelaskan perubahan sosial dan budaya, sebagaimana ia dulu memandang masyarakat
sebagai sesuatu yang stabil dan tetap. meskipun memiliki kelemahan, teori fungsionalisme
mempengaruhi perjanjian besar penelitian empirik dalam antropologi. Kelebihan teori
fungsional adalah memperlakukan bahasa sebagai alat untuk menyampaikan dan
memahami maksud pertuturan. . Selain itu, teori fungsional lebih berkaitan dengan faktor-
faktor sosial daripada proses-proses psikologis yang rumit dalam bahasa.

5
2. TEORI KONSTRUKTIVISME

Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu


tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Konstruktivisme sebenarnya
bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini
merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan
seseorang mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis.

Menurut teori ini, satu prinsip yang mendasar adalah guru tidak hanya memberikan
pengetahuan kepada siswa, namun siswa juga harus berperan aktif membangun sendiri
pengetahuan di dalam memorinya. Dalam hal ini, guru dapat memberikan kemudahan
untuk proses ini, dengan membri kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau
menerapkan ide – ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar
menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberikan siswa anak
tangga yang membawasiswa ke tingkat pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan
siswa sendiri yang mereka tulis dengan bahasa dan kata – kata mereka sendiri.

Dari uraian tersebut dapat dikatakan, bahwa makna belajar menurut konstruktivisme
adalah aktivitas yang aktif, dimana pesrta didik membina sendiri pengtahuannya, mencari
arti dari apa yang mereka pelajari dan merupakan proses menyelesaikan konsep dan idea-
idea baru dengan kerangka berfikir yang telah ada dan dimilikinya (Shymansky,1992).

Dalam mengkonstruksi pengetahuan tersebut peserta didik diharuskan mempunyai dasar


bagaimana membuat hipotesis dan mempunyai kemampuan untuk mengujinya,
menyelesaikan persoalan, mencari jawaban dari persoalan yang ditemuinya, mengadakan
renungan, mengekspresikan ide dan gagasan sehingga diperoleh konstruksi yang baru.

Kelebihan kontruktivisme adalah siswa dapat berpikir untuk menyelesaikan masalah,


mengembangkan gagasan dan membuat keputusan. Siswa dapat lebih paham karena
terlibat secara langsung dalam mebina pengetahuan baru, dan mereka dapat
mengapliksikannya dalam semua situasi.

6
Sedangkan kekurangan atau kelemahan dari konstruktivisme dapat kita lihat dalam proses
belajarnya yaitu peran guru sebagai pendidik menjadi lebih pasif (hanya sebagai
fasilitator) dan dapat timbul persepsi yang berbeda antara siswa satu dengan yang
lainnya.

7
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam proses belajar bahasa dapat
ditinjau dari berbagai teori yang masuk akal. Dan dapat membantu kesulitan bagi mereka
yang sedanfg belajar bahasa sehingga dapat memaksimalkan kemampuan mereka seperti
yang kita harapkan

B. SARAN

Untuk menyempurnakan pennyusunan makalah ini, kami berharap adanya kritik dan
saran yang membangun agar kedepannya bisa lebih baik lagi.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/avitarini/551fb795813311466e9de64f/teori-fungsionalisme

http://magister-pendidikan.blogspot.com/p/teori-konstruktivistik.html#:~:text=Teori
%20Konstruktivisme%20didefinisikan%20sebagai%20pembelajaran,dan%20pembinaan
%20pengalaman%20demi%20pengalaman

https://gurubahasaindonesiavocsten.wordpress.com/2017/05/08/teori-belajar-bahasa-
sebuah-rangkuman-guru-bahasa-indonesia-dalam-kinerjanya/

Anda mungkin juga menyukai