Anda di halaman 1dari 7

“PENTINGNYA KLASIFIKASI DATA DALAM PENGKAJIAN PROSES

KEPERAWATAN”
Fadillah Syafridayani/ 181101020

Syafridayanifadillah@gmail.com

ABSTRAK
Penulisan kajian ini bertujuan untuk menambah informasi perawat dan meningkatkan
kesadaran bagi perawat betapa pentingnya klasifikasi data pada pendokumentasian dalam
pengkajian proses keperawatan.Metode yang digunakan pada penulisan kajian ini adalah
pengumpulan dan analisis data. Data-data yang diperoleh berdasarkan dari refrensi yang
akurat antara lain e-book, teks book, dan jurnal. Setelah data-data terkumpulkan penulis
menganalisis dan menyimpulkan serta menuliskan hasil pemikiran dan kesimpulan yang
diperoleh dari sumber referensi.Berdasarkan pencarian referensi didapatkan bahwa klasifikasi
data sangat penting khususnya bagi perawat. Beberapa manfaat klasifikasi data bagi perawat
yaitu :Perawat akan lebih mudah untuk mengidentifikasi masalah klien, Perawat akan lebih
mudah mengatasi masalah klien dan Hasil dokumentasi akan lebih muda dibaca dan
dimengerti

Kata Kunci : Penting , Klasifikasi, Pengkajian


PENDAHULUAN
Menurut Dinarti & Mulyanti Dokumentasi pengkajian keperawatan merupakan
catatan tentang hasil pengkajian yang dilaksanakan untuk mengumpulkan informasi dari
pasien, membuat data dasar tentang pasien, dan membuat catatan tentang respons kesehatan
pasien. Pengkajian yang komprehensif atau menyeluruh, sistematis yang logis akan mengarah
dan mendukung pada identifikasi masalah-masalah pasien. Masalah-masalah ini dengan
menggunakan data penkajian sebagai dasar formulasi yang dinyatakan sebagai diagnosa
keperawatan.

Dalam melaksanakan dokumentasi pada tahap pengkajian perlu diketahui bahwa jenis
dokumentasi keperawatan meliputi:

1. Dokumentasi pada saat pengkajian awal (InitialAssessment) Dokumentasi yang dibuat


ketika pasien pertama kali masuk rumah sakit. Data yang dikaji pada pasien berupa data awal
yang digunakan sebagai dasar dalam pemberian asuhan keperawatan.

2. Dokumentasi pengkajian lanjutan (Ongoing Assessment) Data pada dokumentasi ini


merupaka pengembangan dasar yang dilakukan untuk melengkapi pengkajian awal dengan
tujuan semua data menjadi lengkapsehingga mendukung infromasi tentang permasalahan
kesehatan pasien. Hasil pengkajian ini dimasukkan dalam catatan perkembangan terintegrasi
pasien atau pada lembar data penunjang.

3. Dokumentasi pengkajian ulang (Reassessment) Dokumentasi ini merupakan pencatatan


terhadap hasil pengkajian yang didapat dari informasi selama evluasi. Perawat mengevauasi
kemajuan dta terhadap pasien yang sudah ditentukan.

Dalam pengkajian keperawatan terdapat jenis data yang dapat diperoleh, yaitu:

1. Data Subjektif Data subjektif diperoleh dari hasil pengkajian terhadap pasien dengan
teknik wawancara, keluarga, konsultan, dan tenaga kesehatan lainnya serta riwayat
keperawatan. Data ini berupa keluhan atau persepsi subjektif pasien terhadap status
kesehatannya.

2. Data Objektif Informasi data objektif diperoleh dari hasil observasi, pemeriksaan fisik,
hasil pemeriksaan penunjang dan hasil laboratorium. Fokus dari pengkajian data objektif
berupa status kesehatan, pola koping, fungsi status respons pasien terhadap terapi, risiko
untuk masalah potensial, dukungan terhadap pasien. Karakteristik data yang diperoleh dari
hasil pengkajian seharusnya memiliki karakteristik yang lengkap, akurat, nyata dan relevan.
Data yang lengkap mampu mengidentifikasi semua masalah keperawatan pada pasien.

Untuk memperoleh data pada tahap pengkajian metode yang dapat digunakan
perawat adalah: 1. Komunikasi Efektif  Dokumentasi Keperawatan  5 Komunikasi
dalam pengkajian keperawatan lebih dikenal dengan komunikasi terapeutik yang merupakan
upaya mengajak pasien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan. Untuk dapat
memperoleh data yang akurat perawat perlu menjadi pendengar aktif terhadap keluhan
pasien, adapun unsur yang menjadi pendengar yang aktif adalah dengan mengurangi
hambatan dalam berkomunikasi, memperhatikan keluhan yang disampaikan oleh pasien dan
menghubungkannya dengan keluhan yang dialami oleh pasien, mendengarkan dengan penuh
perhatian apa yang dikeluhkan pasien, memberikan kesempatan pasien untuk menyelesaikan
pembicaraannya, bersikap empati dan hindari untuk interupsi, berikan perhatian penuh pada
saat berbicara dengan pasien. Data yang lengkap memerlukan upaya pengkajian yang fokus
dan lebih komprehensif. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar data yang diperoleh
menjadi data yang baik adalah menjaga kerahasiaan pasien, memperkenalkan diri,
menjelaskan tujuan wawancara, pertahankan kontak mata serta mengusahakan agar saat
pengkajian tidak tergesa-gesa.

2. Observasi Observasi merupakan tahap kedua dari pengumpulan data. Pada pengumpulan
data ini perawat mengamati perilaku dan melakukan observasi perkembangan kondisi
kesehatan pasien. Kegiatan observasi meliputi sight, smell, hearing, feeling, dan taste.
Kegiatan tersebut mencakup aspek fisik, mental, sosial dan spiritual. 3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan bersamaan dengan wawancara, yang menjadi fokus perawat
pada pemeriksaan ini adalah kemampuan fungsional pasien. Tujuan dari pemeriksaan fisik ini
adalah untuk menentukan status kesehatan pasien, mengidentifikasi masalah kesehatan dan
mengambil data dasar untuk menentukan rencana tindakan perawatan.

Pengelompokan data adalah mengelompokan data-data klien atau keadaan tertentu


dimana klien mengalami permasalahan kesehatan atau keperawatan berdasarkan kriteria
permasalahnnya.
Setelah data dikelompokan maka perawat dapat mengidentifikasi masalah klien dan
merumuskannya. Pengelompokan data dapat disusun berdasarkan ”pola respon
manusia ( taksomi NANDA )” dan atau ”pola fungsi kesehatan (Gordon, 1982)”.
Penggolongan Masalah Keperawatan
RESPON MANUSIA” (TAKSONOMI NANDA I): 9 pola
1. Pertukaran
2. Komunikasi
3. Berhubungan
4. Nilai nilai
5. Pilihan
6. Bergerak
7. Penafsiran
8. Pengetahuan
9. Perasaan

 ”POLA FUNGSI KESEHATAN”: 11 pola (Gordon, 1982 cited in Asih, 1994)


1.      Persepsi Kesehatan: pola penatalaksanaan kesehatan
2.      Nutrisi: pola metabolisma
3.      Pola eliminas
4.      Aktifitas: pola latihan
5.      Kognitif: pola istirahat
6.      Kognitif: pola perseptual
7.      Persepsi diri: pola konsep diri
8.      Peran: pola berhubungan
9.      Seksualitas: pola reproduktif
10.  Koping: pola toleransi stress
11.  Nilai: pola keyakinan

TUJUAN
Penulisan kajian ini bertujuan untuk menambah informasi perawat dan meningkatkan
kesadaran bagi perawat betapa pentingnya klasifikasi data pada pendokumentasian dalam
pengkajian proses keperawatan.

METODE
Metode yang digunakan pada penulisan kajian ini adalah pengumpulan dan analisis
data. Data-data yang diperoleh berdasarkan dari refrensi yang akurat antara lain e-book, teks
book, dan jurnal. Setelah data-data terkumpulkan penulis menganalisis dan menyimpulkan
serta menuliskan hasil pemikiran dan kesimpulan yang diperoleh dari sumber referensi.

HASIL

Berdasarkan pencarian referensi didapatkan bahwa klasifikasi data sangat penting


khususnya bagi perawat. Beberapa manfaat klasifikasi data bagi perawat yaitu :

1. Perawat akan lebih mudah untuk mengidentifikasi masalah klien


2. Perawat akan lebih mudah mengatasi masalah klien
3. Hasil dokumentasi akan lebih muda dibaca dan dimengerti

PEMBAHASAN
Menurut Effendy, 1995 Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan
yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat
mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien,
baik fisik, mental, sosial dan lingkungan. Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi
tentang klien yang dilakukan secara    sistematis
untuk menentuan masalah-masalah, serta kebutuhan-kebutuhan keperawatan dan
kesehatan klien.
            Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari
informasi yang terumpul, didapatkan data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi
klien. Selanjutnya data dasar tersebut digunaan untuk menentukan diagnosis keperawatan,
merencanakan asuhan keperawatan, serta tindaan keperawatan untuk mengatasi masalah-
masalah klien.

            Pengumpulan data dimulai sejak klien masuk ke rumah sakit (initial assessment), selama
klien dirawat secara terus-menerus (ongoing assessment), serta pengkajian ulang untuk
menambah / melengkapi data (re-assessment). Dokumentasi sangat diperlukan dalam proses
pengkajian, dalam pendokumentasian haruslah dilakukan klasifikasi dikarenakan banyaknya
manfaat dari klasifikasi data tersebut antara lain sebagai berikut :

1. Perawat akan lebih mudah untuk mengidentifikasi masalah klien


Klasifikasi data pada pengkajian asuhan keperawatan sangat penting untuk dipahami dan
dimengerti serta dilaksanakan oleh perawat karena memiliki manfaat yang sangat luar biasa
antara lain yaitu mempermudah perawat untuk mengidentifikasi masalah klien. Pada saat
pengkajian banyak hal yang harus di kaji untuk menambah informasi status kesehatan pasien.
Dengan adanya klasifikasi data maka akan lebih mudah memahami status kesehatannya dan
akan lebih mudah menentukan masalah apa yang sedang terjadi pada pasien. Klasifikasi juga
akan membantu perawat dalam proses mengidentifikasi karena pada dokumen yang sudah di
kasifikasi maka tertera bahwa apa-apa saja masalah klien yang harus segera ditangani atau
yang mana yang akan segera ditangani setelah masalah awal tertangani.

2. Perawat akan lebih mudah mengatasi masalah pasien


Dengan adanya klasifikasi masalah maka data yang terkumpul akan dikelompokkan
berdasarkan golongannya. Dengan pengelompokan tersebut akan mempermudah perawat
untuk mengatasi masalah kien. Seperti yang sebelumnya dijelaskan bahwa klasifikasi akan
mempermudah menemukan masalah yang dialami oleh pasien, setelah masalah diketahui
maka masalah akan diselesaikan. Dengan adanya klasifikasi maka data-data yang ditemukan
pada saat pengkajian sudah di golongkan berdasarkan ketentuan yang berlaku. Dengan begitu
maka kita dapat memahami mana masalah paling penting dan masalah yang bisa diatasi
setelah masalah paling penting diselesaikan. Klasifikasi data mempermudah perawat untuk
memahami setiap data yang diberikan oleh pasien sehingga akan mempermudah dalam
penanganan masalah tersebut.
3. Hasil pendokumentasian akan lebih mudah dibaca dan dimengerti

Dengan adanya klasifikasi data maka pendokumentasian akan terlihat rapid an tersusun
sehingga ini akan mempermudah perawat untuk membaca dan memahami isi dari pengkajian
yang telah selesai dilakukan. Tulisan yang rapid dan sesuai dengan pengelompokan akan
mempemudah perawat untuk memahami pengkajiannya sehingga nantinya akan lebih mudah
untuk menentukan diagnose penyakit dan cara mengatasi masalah diagnose tersebut.

Seperti yang sudah dijelaskan bahwa klasifikasi data sangat penting untuk dilakukan oleh
perawat pada saat pendokumentasian hasil pengkajian dimana banyak manfaat yang akan
didapatkan yang nantinya akan berpengaruh pada asuhan keperawatan yang akan diberikan.
Oleh sebab itu perawat harus memahami dan melaksanakan klasifikasi data pada saat
dokumentasi pengkajian agar asuhan keperawatan yang akan diberikan dapat diberikan secara
cepat, tepat dan benar.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan bahwa klasifikasi pengkajian memiliki manfaat
antara lain yaitu Perawat akan lebih mudah untuk mengidentifikasi masalah klien , Perawat
akan lebih mudah mengatasi masalah klien dan Hasil dokumentasi akan lebih muda dibaca
dan dimengerti, oleh sebab itu perawat harus mengetahui dan melaksanakan klasifikasi data
pada pendokumentasian agar asuhan keperawatan dapat diberikan dengan tepat dan cepat.

DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. (2005). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC.

Budiono. (2016). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta Selatan: Kementrian Kesehatan


Republik Indonesia.

Dinarti, & Mulyanti, Y. (2017). Bahan Ajar Keperawatan : Dokumentasi Keperawatan.


Jakarta: Kementerian Kesehatan Indoensia.

Hamid, A. Y. (2008). Buku Ajar Riset Keperawatan : Konsep Etika, Instrumentasi Ed 2.


Jakarta : EGC.

Hidayat, A. A. (2004). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Kodim, Y. (2015). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: TIM.

Nursalam. (2007). Proses dan Dokumentasi Keperawatan Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. (2013). Metologi Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis Edisi 3. Jakarta:
Salemba Medika.

P erry, P. A. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik.
Jakarta: EGC.

Potter, A., & Perry, A. G. (2005). Buku Ajar Keperawatan Konsep, Proses, dan Teknik (edisi
4). Jakarta: EGC.

Potter, A., & Perry, A. G. (2009). Fundamental Keperawatan Buku 2 Edisi 7. Jakarta:
Salemba Medika.

Potter, A., & Perry, A. G. (2009). Fundamental Keperawatan Buku 3 Edisi 7. Jakarta:
Salemba Medika.

Simamora, R. H. (2008). Peran Manager Dalam Pembinaan Etika Perawat Pelaksana Dalam
Peningkatan Kualitas Pelayanan Asuhan Keperawatan. Jurnal IKESMA Vol. 4, No.2.

Simamora, R. H. (2009). Dokumentasi Proses Keperawatan. Jember University Press.

Simamora, R. H. (2010). Komunikasi dalam Keperawatan. Jember University Press.

Wahid, A. (2912). Dokumentasi Proses Keperawatan. Yogyakarta: PT.Nuha Medika.

Yulianingsih. (2015). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai