Anda di halaman 1dari 4

3 Hal tentang Rukun dan Syarat Nikah yang Harus Dipenuhi

Nikah adalah salah satu ibadah dalam agama Islam. Hal ini bahkan sangat penting mengingat
dalam Al-qur’an Anda bisa menemukan firman yang menganjurkan soal pernikahan. Salah
satunya adalah Surah An-Nisa ayat 3. Namun, untuk menjadikan pernikahan sah, Anda harus
memenuhi syarat dan rukun nikah dulu.

Apalagi, sebenarnya dalam kehidupan sebenarnya laki-laki dan perempuan saling


membutuhkan. Oleh sebab itulah pernikahan sebaiknya harus dilangsungkan untuk
mengendalikan perkembangbiakan yang sesuai dengan agama dan hukum. Apa saja sih
rukun dan syarat nikah agar menjadi sah? Ini dia!

1. Rukun dan Syarat Nikah dalam Islam

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, agar pernikahan yang dilangsungkan bisa sah, ada
rukun dan syarat yang harus dipenuhi dulu. Rukun-rukun nikah itu sendiri terdiri atas adanya
calon suami atau mempelai pria, lalu adanya calon istri atau mempelai wanita. Selain itu,
harus ada juga wali dari calon mempelai wanita.

Selain itu, rukun nikah dalam Islam yang lain yang harus terpenuhi adalah harus ada saksi
minimal dua orang. Harus ada perjanjian yang dilakukan juga. Perjanjian itu bukan sekedar
perjanjian. Melainkan perjanjian seumur hidup pernikahan yang disebut juga dengan akad
nikah ataupun ijab qabul.

Sedangkan untuk syarat nikah dalam Islam ada cukup banyak. Syarat tersebut terdiri dari
adanya mempelai laki-laki, mempelai perempuan, wali, saksi, dan tidak ada halangan
perkawinan antara calon mempelai wanita ataupun suaminya. Mereka juga tak boleh
memiliki larangan dalam pernikahan tersebut.

2. Kriteria untuk Syarat Nikah

Meski syarat nikah sudah ada semuanya, namun agar pernikahan bisa berjalan lancar, semua
syarat nikah tersebut harus memenuhi kriteria wajib. Kriteria tersebut adalah pertama adanya
mempelai laki-laki. Syarat wajib untuk mempelai laki-laki dalam melangsungkan pernikahan
adalah beragama Islam dan laki-laki normal atau tulen.
Selain itu, pernikahan yang dilangsungkan juga harus tidak ada dalam paksaan. Si calon
mempelai laki-laki juga tak boleh memiliki istri empat atau lebih dari itu, kecuali bila
sebelumnya telan bercerai. Syarat lainnya adalah si calon istri bukan mahram calon pengantin
laki-laki tersebut.

Si calon mempelai laki-laki juga harus tahu bahwa calon istrinya adalah sah untuk dinikahi
dan dia juga tak boleh berada dalam ibadah ihram haji ataupun umrah. Sedangkan untuk
syarat bagi mempelai wanita adalah harus beragama Islam, wanita normal dan bukan mahram
dari calon suaminya.

Lalu, si calon mempelai wanita juga harus memiliki izin dari walinya untuk menikah dengan
calon suami. Lalu, dia juga tak boleh berada dalam masa iddah dan bukan istri dari orang
lain. Selain itu, beliau juga tak boleh berada dalam ibadah ihram haji dan umrah. Satu lagi, si
calon mempelai wanita belum pernah li’an.

Sedangkan untuk syarat wali pernikahan, dia adalah seorang laki-laki dan beragama Islam.
Beliau juga tak boleh fasik dan memiliki hak untuk menjadi wali si calon mempelai wanita.
Selain itu, wali juga tak boleh ada halangan atas perwaliannya pada si gadis. Wali juga
diwajibkan merdeka dan tidak dalam keadaan paksaan atau atas kemauan sendiri.

Satu lagi, beliau juga tak boleh berada dalam keadaan ihram haji atau umroh. Sedangkan
syarat untuk saksi, mereka harus laki-laki dan sudah baligh atau dewasa. Jumlahnya minimal
dua orang dan hadir langsung dalam acara akad nikah tersebut. Mereka juga harus memahami
tentang akad nikah yang berlangsung.

Selain itu, juga harus bisa mendengar, melihat, dan dapat berucap alias tidak buta, tuli dan
bisu serta adil juga. Sedangkan untuk syarat tak ada halangan perkawinan bagi calon suami
dan istri, terdiri atas tidak ada hubungan darah yang dekat antara keduanya. Selain itu,
mereka juga tak boleh satu susuan.

Lalu, mereka juga tak boleh ada hubungan persemendaan atau mushaharah. Mereka juga tak
boleh dalam keadaan li’an dan si calon suami juga tak boleh memiliki istri 4 atau lebih serta
mendapatkan izin dari istri sebelumnya bila si calon tidak dijadikan istri pertama. Mereka
juga tak boleh berbeda agama dan tidak pula dalam talak ba’in kubra.

Pada hubungan tersebut juga tidak ada permaduan dan calon istri tidak dalam masa iddah dan
tidak memiliki suami. Lalu, untuk syarat sah akad nikah adalah adanya ijab atau penyerahan
dari wali dan adanya qabul atau kalimat penerimaan dari suami. Selain itu, ijab memakai kata
nikah di dalamnya atau kata lain yang artinya sama.

Selain itu, ijab dan wabul yang dilakukan haruslah jelas dan dilakukan dalam satu majelis
atau tempat umum. Sedangkan untuk larangannya adalah mereka tak boleh ada hubungan
darah dan rukun nikah semuanya harus terpenuhi lebih dulu.

3. Apa Saja Syarat Pernikahan di Indonesia?

Untuk syarat pernikahan di Indonesia, cukup banyak yang harus Anda penuhi. Pertama
adalah fotokopi bukti pengesahan perkawinan menurut agama. Selain itu, juga harus
melampirkan akta kelahiran dan fotokopi kartu keluarga dan KTP. Bila sudah pernah
bercerai, Anda juga harus melampirkan fotokopi akta perceraian atau akta kematian.

Untuk mempelai yang berusia di bawah 21 tahun, harus mendapat izin dari orang tua dan bila
orang tua berhalangan hadir atau sudah tak ada, harus ada surat izin resmi yang diketahui
oleh pejabat berwenang. Lalu, harus ada juga surat izin pengadilan negeri bagi calon
pengantin yang berusia di bawah 21 tahun.

Untuk syarat pernikahan, calon pengantin minimal berusia 19 tahun untuk laki-laki dan
berusia 16 tahun untuk wanitanya. Selain itu, surat keputusan pengadilan negeri yang
dikeluarkan juga harus ada kekuatan hukum yang pasti bila terjadi sanggahan. Lalu, jika
Anda ingin berpoligami, juga harus ada surat izin dari pengadilan negeri.

Anda juga harus melampirkan foto berdampingan dengan ukuran 4 x 6 sebanyak 4 lembar
dan juga membawa dua orang saksi bila mau melangsungkan pernikahan di KUA. Semua
syarat dan dokumen yang dibutuhkan ini sudah sesuai dengan ketentuan Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan sehingga harus dipenuhi bila mau menikah.

Sedangkan bila Anda ingin melangsungkan pernikahan dengan warga negara asing, syarat
dan ketentuannya lebih berat. Beberapa syaratnya adalah surat izin menikah yang dikeluarkan
oleh kedutaan asal WNIA tersebut, kartu identitas WNA, fotokopi paspor, surat keterangan
domisili dan masih banyak lagi.

Syarat-syarat itu sudah diatur sedemikian rupa dan harus dipatuhi bila ingin mendapat
pengakuan dan tercatat dalam KUA. Bila si calon belum memenuhi batas umur, Anda harus
menyertakan surat pernyataan izin untuk menikah dari walinya terlebih dulu dan juga harus
mendapatkan dispensasi dari pengadilan negeri terlebih dulu.
Setelah semua syarat dan rukun nikah tersebut terpenuhi, barulah Anda bisa melangsungkan
pernikahan. Jadi, Anda tak bisa asal nikah saja. Harus pahami lebih dulu secara baik-baik
mengenai syarat dan rukunnya serta apa saja yang dibutuhkan untuk melangsungkan
pernikahan tersebut!

Anda mungkin juga menyukai