Anda di halaman 1dari 9

Lainnya Blog Berikut» Buat Blog Masuk

Sudiyatmo,MD Blog & Journal


Go confidently in the direction of your dreams... and Live the life you have imagined...

Rabu, 12 Desember 2012 Total Kunjungan

Invaginasi (Intussusception) pada Dewasa


166385

Definisi Arsip Blog


Intususepsi adalah masuknya segmen usus proksimal kerongga lumen usus yang lebih
►  2016 (2)
distal sehingga menimbulkan gejala obstruksi pada usus dan berlanjut berlanjut pada
strangulasi pada usus. Definisi lain Invaginasi atau intususcepti yaitu masuknya segmen usus ►  2015 (5)
(Intesusceptum) ke dalam segment usus di dekatnya (intususcipient). Pada umumnya usus ►  2014 (2)
bagian proksimal yang mengalami invaginasi (intussuceptum) memasuki usus bagian distal ►  2013 (6)
(intussucipient), tetapi walaupun jarang ada juga yang sebaliknya atau retrograd (Bailey,90)
▼  2012 (18)
Paling sering masuknya ileum terminal ke kolon. Intususeptum yaitu segmen usus yang
▼  Desember (4)
masuk dan intususipien yaitu segmen usus yang dimasuki segmen lain
Tumor Phyllodes
Invaginasi terjadi karena adanya sesuatu di usus yang menyebabkan peristaltik berlebihan,
Invaginasi (Intussusception) pada
biasanya terjadi pada anak-anak tetapi dapat juga terjadi pada dewasa.
Dewasa
PERFORASI GASTER (Overview)
HIRSCHSPRUNG DISEASE

►  November (3)
►  Oktober (1)
►  Juni (1)
►  Mei (9)

About me
didi sudiyatmo
Ikuti 10

Lihat profil lengkapku

Klasifikasi
Invaginasi dibedakan dalam 4 tipe :
Wikipedia
Enterik : usus halus ke usus halus 
Ileosekal : valvula ileosekalis mengalami invaginasi prolaps ke sekum dan menarik
ileum di belakangnya. Valvula tersebut merupakan apex dari intususepsi  
Kolokolika : kolon ke kolon.  
Ileokoloika : ileum prolaps melalui valvula ileosekalis ke kolon.
Health Tip of The Day
Invaginasi tersering mengenai valvula ileosekalis. Namun masih belum jelas perbandingan
insidensi untuk masing-masing jenis intususepsi. Perrin dan Linsay memberikkan gambaran : When you
39% ileosekal, 31,5 % ileokolika, 6,7% enterik, 4,7 % kolokolika, dan sisanya adalah bentuk-bentuk accomplish
yang jarang dan tidak khas (Tumen 1964).  one of your
short-term or
Epidemiologi long-term
Invaginasi dapat ditemukan di semua umur, menurut angka yang pernah dilaporkan goals, make sure that you
penderita invaginasi  0,08% dari semua kasus pembedahan lewat abdomen dan 3% dari kejadian reward yourself well!
obstruksi usus, angka lain melaporkan 1% dari semua kasus obstruksi usus, 5% dari semua Please Subscribe Here!
kasus invaginasi (anak-anak dan dewasa),
Invaginasi pada dewasa terutama disebabkan oleh adanya tumor yang WebMD Health News
menyebabkannya (Dunphy 80). Perbandingan kejadian antara pria dan wanita adalah : 3 : 2
FREE MUSIC STREAM!
(Swenson,90), pada orang tua sangat jarang dijumpai (Ellis ,90 )      
Etiolog
Trading Start at only $10 Free Demo Start Trade
Pada orang dewasa, penyebab invaginasi diantaranya :  Test a new platform of binary options. Signup Profitability up to 900% in
Free Today! Free Today!
Pertumbuhan tumor, baik ganas maupun jinak. 
Perlengketan (adhesi) pada intestine.  WebMD Health
Golf Carts' Use Is Spreading, As Is Danger to
Surgical scars pada usus halus atau kolon.  Kids
Masalah dengan proses pergerakan makanan pada saluran pencernaan (gangguan
motility, seperti irritable bowel syndrome, gastroparesis dan Hirschsprung's Suka

disease). 
Diare kronis.

Etiologi merupakan hal utama, 80% dari kasus pada dewasa mempunyai suatu
penyebab organik, dan 65% dari Intususepsi pada dewasa penyebab terbanyak adalah keadaan
patologi pada lumen usus, penderita dewasa biasanya terdapat tumor/neoplasma pada apex
intussuception, baik yang bersifat jinak dan atau ganas. Perbedaan kausa antara usus halus dan
kolon sebab terbanyak intususepsi pada usus halus adalah neoplasma yang bersifat jinak
(diverticle meckel’s, polip) 12/25 kasus. Sedangkan pada kolon adalah bersifat ganas
(adenocarsinoma)14/16 kasus. 
Tumor usus halus banyak ditemukan di duodenum, yejunum bagian proksimal dan
terminal ileum. Distal yejunum dan proksimal ileum relatif jarang (Leaper 89) dan terbanyak di
temukan di terminal ileum (Schrok,88).  Tumor usus halus merupakan 1-5% tumor di dalam
saluran pencernaan makanan, hanya 10% yang akan menimbulkan gejala-gejala antara lain
perdarahan, penyumbatan atau invaginasi.
Tumor jinak usus halus biasanya adenoma, leyomiomalipoma, hemangioma, ployposis.
Sedangkan tumor ganas biasanya carcinoma, carcinoid tumor, sarcoma, tumor metastase
(Leaper,89). Oleh karenanya banyak kasus pada orang dewasa harus ditangani dengan
anggapan terdapat keganasan. Insidensi tumor ganas lebih tinggi pada kasus yang hanya
mengenai kolon saja (Cohn 1976). Etiologi lainnya yang frequensinya labih rendah seperti tumor
extra lumen seperti lymphoma, diare, riwayat pembedahan abdomen sebelumnya, inflamasi pada
apendiks.
Ada perbedaan etiologi yang mencolok antara anak-anak dan dewasa, pada anak-anak
etiologi terbanyak adalah idiopatik yang mana leading pointnya tidak ditemukan sedangkan
pada dewasa penyebab terbanyak adalah keadaan patologik intra lumen oleh suatu neoplasma
baik jinak maupun ganas sehingga pada saat operasi leading poinnya dapat ditemukan.
Patofisiologi
Berbagai variasi etiologi yang mengakibatkan terjadinya intususepsi pada dewasa pada
intinya adalah  gangguan motilitas usus terdiri dari dua komponen yaitu satu bagian usus yang
bergerak bebas  dan satu bagian usus lainya yang terfiksir/atau kurang bebas dibandingkan
bagian lainnya, karena arah peristaltik adalah dari oral-keanal sehingga bagian yang masuk ke 
lumen usus adalah yang arah oral atau proksimal. Keadaan lainnya karena suatu disritmik
peristaltik usus, pada keadaan khusus dapat terjadi sebaliknya yang disebut retrograd
intususepsi pada pasien pasca gastrojejunostomi.
Akibat adanya segmen usus yang masuk kesegmen usus lainnya akan menyebabkan
dinding usus yang terjepit sehingga akan mengakibatkan aliran darah menurun dan keadaan
akhir adalah akan menyebabkan nekrosis dinding usus.
Perubahan patologik yang diakibatkan intususepsi terutama mengenai intususeptum.
Intususepien biasanya tidak mengalami kerusakan. Perubahan pada intususepsi ditimbulkan
oleh penekanan bagian ini oleh karena kontraksi dari intususepien, dan juga karena
terganggunya aliran darah sebagai akibat penekanan dan tertariknya mesenterium. Edema dan
pembengkakan dapat terjadi. Pembengkakan dapat sedemikian besarnya sehingga
menghambat reduksi. Adanya bendungan menimbulkan perembesan (ozing) lendir dan darah ke
dalam lumen. Ulserasi pada dindidng usus dapat terjadi. Sebagai akibat strangulasi tidak jarang
terjadi gangren. Gangren dapat berakibat lepasnya bagian yang mengalami prolaps.
Pembengkakan dari intisuseptum umumnya menutup lumen usus. Akan tetapi tidak jarang pula
lumen tetap patent, sehingga obstruksi komplit kadang-kadang tidak terjadi pada intususepsi
(Tumen 1964).
Invaginasi akan menimbulkan gangguan pasase usus (obstruksi) baik partial maupun
total dan strangulasi (Boyd, 1956). Hiperperistaltik usus bagian proksimal yang lebih mobil
menyebabkan usus tersebut masuk ke lumen usus distal. Usus bagian distal yang menerima
(intussucipient) ini kemudian berkontraksi, terjadi edema. Akibatnya terjadi perlekatan yang tidak
dapat kembali normal sehingga terjadilah  invaginasi

Gejala Intussusception yang terjadi pada orang dewasa, tanda-tanda, gejala dan
perjalanan penyakitnya dapat berlangsung lama (chronic symptoms), atau dapat terjadi gejala
yang hilang timbul (intermittent symptoms). walaupun pasien mungkin akan datang dengan akut
abdomen.
 Gejala tersebut diantaranya  : 

Frekuensi perubahan gerakan usus 


Perasaan urgensi BAB 
Pendarahan rectum 
Nyeri kram perut 
 Nyeri pada satu area di abdomen 
Distensi abdomen 
Mual dan muntah

Diare merupakan suatu gejala awal disebabkan oleh perubahan faal saluran pencernaan
ataupun oleh karena infeksi. Diare yang disebut sebagai gejala paling awal invaginasi,
didapatkan pada 85% kasus. Pasien biasanya mendapatkan intervensi medis maupun tradisional
pada waktu tersebut. Intervensi medis berupa pemberian obat-obatan. Hal yang sulit untuk
diketahui adalah jenis obat yang diberikan, apakah suatu antidiare (suatu spasmolitik), obat yang
sering kali dicurigai sebagai pemicu terjadinya invaginasi. Sehingga keberadaan diare sebagai
salah satu gejala invaginasi atau pengobatan terhadap diare sebagai pemicu timbulnya
invaginasi sulit ditentukan.
  Muntah reflektif terjadi tanpa penyebab yang jelas, mulai dari makanan dan minuman yang
terakhir dimakan sampai muntah bilus. Muntah bilus suatu pertanda ada refluks gaster oleh
adanya sumbatan di segmen usus di bagian. Hal ini menunjukkan telah terjadi suatu obstruksi,
gejala ini dijumpai pada + 75% pasien invaginasi. Muntah dan nyeri sering dijumpai sebagai
gejala yang dominan pada sebagian besar pasien. Gejala lain berupa kembung, suatu gambaran
adanya distensi sistem usus oleh suatu sumbatan didapatkan pada 90% kasus.

Gejala lain yang dijumpai berupa distensi, pireksia, Dance’s Sign dan Sousage Like Sign,
terdapat darah samar, lendir dan darah makroskopis pada tinja serta tanda-tanda peritonitis
dijumpai bila telah terjadi perforasi. Dance’s Sign dan Sousage Like Sign dijumpai pada ± 60%
kasus, tanda ini patognomonik pada invaginasi. Masa invaginasi akan teraba seperti batang
sosis, yang tersering ditemukan pada daerah paraumbilikal. Daerah yang ditinggalkan
intususeptum akan teraba kosong dan tanda ini disebut sebagai Dance’s Sign. 
Pemeriksaan colok dubur teraba seperti portio uteri (pseudoportio), feces bercampur lendir
dan darah pada sarung tangan merupakan suatu tanda yang patognomonik.

Gambaran klinis 
Gambaran klinis invaginasi dewasa umumnya sama seperti keadaan obstruksi usus pada
umumnya, yang dapat mulai timbul setelah 24 jam setelah terjadinya intususepsi berupa nyeri
perut dan terjadinya distensi setelah lebih 24 jam ke dua disertai keadaan klinis lainnya yang
hampir sama gambarannya seperti intususepsi pada anak-anak.  Pada orang dewasa sering
ditemukan perjalanan penyakit yang jauh lebih panjang, dan kegagalan yang berulang-ulang
dalam usaha menegakkan diagnosis dengan pemeriksaan radiologis dan pemeriksaan lain
karena tidak terdapat intususepsi pada saat dilakukan pemeriksaan. Intussusepsi yang terjadi
beberapa saat sebelumnya telah tereduksi spontan dan rekurensi yang terjadi berganti-ganti.
(Cohn, 1976).
Adanya gejala obstruksi usus yang berulang, harus dipikirkan kemungkinan intususepsi.
Ini terutama terdiri dari serangan kolik yang berulang, yang seringkali disertai muntah, dan
kadang-kadang juga diare. Pada banyak kasus ditemukan pengeluaran darah dan lendir melalui
rektum, namun kadang-kadang ini juga tidak ditemukan. Gejala-gejala lain yang juga mungkin
didapatkan adalah tenesmus dan anoreksia. Masa abdomen dapat diraba pada kebanyakan
kasus, terutama pada saat serangan (Tumen, 1964). 
Gejala klinis yang sering dijumpai berupa nyeri kolik sampai kejang yang ditandai dengan flexi
sendi cocsae dan lutut secara intermiten, nyeri disebabkan oleh iskemi segmen usus yang
terinvaginasi. Iskemi pertama kali terjadi pada mukosa usus bila berlanjut akan terjadi
strangulasi yang ditandai dengan keluarnya mucus bercampur dengan darah sehingga tampak
seperti agar-agar jeli darah Terdapatnya darah samar dalam tinja dijumpai pada ± 40%, darah
makroskopis pada tinja dijumpai pada ± 40% dan pemeriksaan Guaiac negatif dan hanya
ditemukan mucus pada ± 20% kasus. 

Diagnosis
Mendiagnosis invaginasi pada dewasa sama halnya dengan penyakit lainnya yaitu :

Anamnesis :
Pemeriksaan fisik (gejala umum, khusus dan status lokalis seperti diatas).

Pemeriksaan Fisik :

Obstruksi mekanis ditandai darm steifung dan darm counter.Obstruksi usus ada 2 :
Mekanis : kaliber usus tertutup
Fungsional : kaliber usus terbuka akibat peristaltik hilang

Nyeri tekan 
Teraba masa di subcostal kanan 
Dancen sign (+)  berupa Sensai kekosongan pada kuadran kanan bawah karena
masuknya sekum pada kolon ascenden 
RT : pseudoportio (+), lender darah (+) berupa Sensasi seperti portio vagina akibat
invaginasi usus yang lama

Pemeriksaan penunjang :
Pada orang dewasa diagnosis preoperatif keadaan invaginasi  sangatlah sulit, meskipun pada
umumnya diagnosis preoperatifnya obstruksi usus kausanya adalah invaginasi,  pemerikasaan
fisik saja tidaklah cukup sehingga diagnosis memerlukan pemeriksaan penunjang dengan
radiologi (Foto polos abdomen, Foto Abdomen 3 posisi, Ultra sonography, Barium Enema dan,
Colon in loop), meskipun umumnya diagnosisnya didapat saat melakukan pembedahan.

Pemeriksaan foto polos abdomen, dijumpainya tanda obstruksi dan masa di kwadran tertentu
dari abdomen menunjukkan dugaan kuat suatu invaginasi.

Foto abdomen 3 posisi.


Tanda obstruksi (+) : Distensi usus, Air fluid level, Hering bone (gambaran plika circularis usus) 

USG  membantu menegakkan diagnosis invaginasi dengan gambaran target sign pada potongan
melintang invaginasi dan pseudo kidney sign pada potongan longitudinal invaginasi. Foto
dengan kontras barium enema dilakukan bila pasien ditemukan dalam kondisi stabil, digunakan
sebagai diagnostik maupun terapetik.
Barium enema dapat memberi konfirmasi diagnosis berdasarkan riwayat yang khas dan
pemeriksaan fisik pada penderita dengan intususepsi yang mengenai kolon. Mungkin akan
didapatkan obstruksi aliran barium pada apex dari intususepsi dan suatu cupshaped appearance
pada barium di tempat ini. Ketika tekanan ditingkatkan, sebagian atau keseluruhan intususepsi
mungkin akan tereduksi. Jika barium dapat melewati tempat obstruksi, mungkin akan diperoleh
suatu coil spring appearance yang merupakan diagnostik untuk intususepsi. Jika salah satu atau
semua tanda-tanda ini ditemukan, dan suatu masa dapat diraba pada tempat obstruksi,
diagnosis telah dapat ditegakkan (Cohn 1976).

Colon In loop berfungsi sebagai :


Diagnosis : cupping sign, letak invaginasi
Terapi : Reposisi dengan tekanan tinggi, bila belum ada tanda-tanda obstruksi dan kejadian < 24
jam. Reposisi  dianggap berhasil bila setelah rectal tube ditarik dari anus barium keluar
bersama feses dan udara

Penatalaksanaan
Dasar pengobatan adalah :

Koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit. 


Menghilangkan peregangan usus dan muntah dengan selang nasogastrik. 
Antibiotika. 
Laparotomi eksplorasi.

Keberhasilan penatalaksanaan invaginasi ditentukan oleh cepatnya pertolongan


diberikan, jika pertolongan kurang dari 24 jam dari serangan pertama, maka akan memberikan
prognosa yang lebih baik. Perawatan medis darurat diperlukan untuk merawat intususepsi serta
menghindari dehidrasi dan shock, serta mencegah infeksi yang dapat terjadi jika terjadi nekrosis
pada usus karena kekurangan suplai darah.   Dalam beberapa kasus, mungkin intussusception
sementara dapat kembali kearah semula dengan sendirinya tanpa pengobatan. Jika tidak
ditemukan kondisi medis yang menyebabkan intussusception, tidak diperlukan perawatan lebih
lanjut.
Terapi intususepsi pada orang dewasa adalah pembedahan. Diagnosis pada saat
pembedahan tidak sulit dibuat. Pada intususepsi yang mengenai kolon  sangat besar
kemungkinan penyebabnya adalah suatu keganasan, oleh karena itu ahli bedah dianjurkan
untuk  segera melakukan reseksi, dengan tidak usah melakukan usaha reduksi. Pada
intususepsi dari usus halus harus dilakukan usaha reduksi dengan hati-hati. Jika ditemukan
kelainan telah mengalami nekrose, reduksi tidak perlu dikerjakan dan reseksi segera dilakukan
(Ellis, 1990). Pada kasus-kasus yang idiopatik, tidak ada yang perlu dilakukan selain reduksi
(Aston dan Machleder, 1975 cit Ellis, 1990). Tumor jinak dapat diangkat secara lokal, tapi jika ada
keragu-raguan mengenai keganasan, reseksi yang cukup harus dikerjakan.

1. Pre-operatif
Penanganan intususepsi pada dewasa secara umum sama seperti penangan pada kasus
obstruksi usus lainnya yaitu perbaikan keadaan umum seperti rehidrasi dan koreksi elektrolit bila
sudah terjadi defisit elektrolit.

2. Durante Operatif
Penanganan secara khusus adalah melalui pembedahan laparotomi, karena kausa terbanyak
intususepsi pada dewasa adalah suatu keadaan neoplasma maka tindakan yang dianjurkan
adalah reseksi anastosmose segmen usus yang terlibat dengan memastikan lead pointnya, baik
itu neoplasma yang bersifat jinak maupun yang ganas.

Tindakan manual reduksi tidak dianjurkan karena risiko :


1.     Ruptur dinding usus selama manipulasi
2.     Kemungkinan iskemik sampai nekrosis pasca operasi
3.     Kemungkinan rekurensi kejadian intususepsi
4.     Ileus yang berkepanjangan akibat ganguan motilitas
5.     Pembengkakan segmen usus yang terlibat

Batas reseksi pada umumnya adalah 10 cm dari tepi-tepi segmen usus yang terlibat, pendapat
lainnya pada sisi proksimal minimum 30 cm dari lesi, kemudian dilakukan anastosmose end to
end atau side to side.
                      Pada kasus-kasus tertentu seperti pada penderita AIDS, lesi/lead pointnya tidak
ditemukan maka tindakan reduksi dapat dianjurkan, begitu juga pada kasus retrograd
intususepsi pasca gastrojejunostomi tindakan reduksi dapat dibenarkan, keadaan lainya seperti
intususepsi pada usus halus yang kausanya pasti lesi jinak tindakan reduksi dapat dibenarkan
juga, tetapi pada pasien intususepsi tanpa riwayat pembedahan abdomen sebelumnya
sebaiknya dilakukan reseksi anastosmose.

3. Pasca Operasi 

Hindari Dehidrasi 
Pertahankan stabilitas elektrolit 
Pengawasan akan inflamasi dan infeksi 
Pemberian analgetika yang tidak mempunyai efek menggangu motilitas usus

Pada invaginasi usus besar dimana resiko tumor ganas sebagai penyebabnya besar,
maka tidak dilakukan reduksi (milking) tetapi langsung dilakukan reseksi. Sedangkan bila
invaginasinya pada usus halus reduksi boleh dicoba dengan hati-hati , tetapi bila terlihat ada
tanda necrosis, perforasi, oedema, reduksi tidak boleh dilakukan, maka langsung direseksi saja
(Elles , 90). Apabila akan melakukan reseksi usus halus pada invaginasi dewasa hendaknya
dipertimbangkan juga sisa usus halus yang ditinggalkan, ini untuk menghindari/memperkecil
timbulnya short bowel syndrom.

Apabila usus halus yang tersisa 3 meter atau kurang akan menimbulkan gangguan nutrisi dan
gangguan pertumbuhan. Jika usus halus yang tersisa 2 meter atau kurang fungsi dan kehidupan
sangat terganggu. Dan jika tinggal 1 meter maka dengan nutrisi prenteralpun tidak akan adequat.
(Schrock, 1989). 
Gejala short bowel syndrom menurut (Schrock, 1989) adalah :
adanya reseksi usus yang etensif
diarhea
steatorhe
malnutrisi

Kesimpulan
Intussusception pada orang dewasa relatif jarang terjadi, namun, leading point yang
spesifik dapat diidentifikasi > 90% kasus. Kebanyakan intussusceptions pada dewasa terkait
dengan acute intestinal obstruction atau sebagian terkait pada obstruksi yang berulang.
Penegakan diagnosa yang benar dan tepat waktu tidak hanya penting untuk menghindari
komplikasi dari infark usus dan perforasi sekunder pada obstruksi tetapi juga untuk mengetahui
penyebab yang merupakan leading pointnya. Hal ini penting karena etiologi yang diakibatkan
oleh suatu keganasan dapat menjadi penyebab utama tarjadinya intussusception. Begitu pula
dengan pengetahuan tentang pemeriksaan penunjang (radiologis) dan gambaran klinis dari
intussusception   sangat memegang peranan dalam menegakan diagnosis dan manajemen
terhadap pasien ini.

Diposting oleh didi sudiyatmo di 21.15


Reaksi:  lucu (0) menarik (0) keren (0)

1 komentar:

kevin messi 27 Mei 2017 11.10


AYOO SERBUU GAN MUMPUNG GRATIS DAN MURAH
ADU BANTENG, Sabung Ayam, Sportbook, Poker, CEME, CAPSA, DOMINO, Casino
Modal 20 rb, hasilkan jutaan rupiah
Bonus 10% All Games Bolavada || Bonus Cashback 10% All Games Bolavada,
Kecuali Poker ||
FREEBET AND FREECHIP 2017 FOR ALL NEW MEMBER !!! Registrasi Sekarang
dan Rasakan Sensasi nya!!! ONLY ON : BOLAVADA(dot)com
BBM : D89CC515

sabung ayam
agen terpercaya
bandar judi
Balas

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai: Select profile...

Publikasikan Pratinjau

Posting Lebih Baru Beranda Posting Lama

Langganan: Posting Komentar (Atom)


Tema Jendela Gambar. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai