0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan3 halaman
Metode one step qRT-PCR digunakan untuk mendeteksi ekspresi mRNA virus dan diagnosis infeksi virus seperti avian influenza dengan cara mengukur jumlah mRNA virus dalam sampel RNA. Metode ini memiliki sensitivitas dan spesifitas tinggi dalam mendeteksi virus, meskipun sensitivitasnya dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti desain primer, ekstraksi RNA, dan media penyimpanan sampel.
Metode one step qRT-PCR digunakan untuk mendeteksi ekspresi mRNA virus dan diagnosis infeksi virus seperti avian influenza dengan cara mengukur jumlah mRNA virus dalam sampel RNA. Metode ini memiliki sensitivitas dan spesifitas tinggi dalam mendeteksi virus, meskipun sensitivitasnya dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti desain primer, ekstraksi RNA, dan media penyimpanan sampel.
Metode one step qRT-PCR digunakan untuk mendeteksi ekspresi mRNA virus dan diagnosis infeksi virus seperti avian influenza dengan cara mengukur jumlah mRNA virus dalam sampel RNA. Metode ini memiliki sensitivitas dan spesifitas tinggi dalam mendeteksi virus, meskipun sensitivitasnya dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti desain primer, ekstraksi RNA, dan media penyimpanan sampel.
DNA merupakan kumpulan dari dua untai polinukleotida membentuk struktur
double helix. Penemuan struktur double helix DNA ditemukan pertama kali oleh James Watson dan Crick pada tahun 1953. DNA memiliki tiga proses dalam mekanisme kerjanya yang dikenal dengan replikasi, transkripsi dan translasi. Tiga proses dalam mekanisme kerja DNA tersebut dikenal dengan istilah dogma sentral. Prinsip dogma sentral yaitu DNA menjadi penentu dari jenis RNA yang kemudian akan diterjemahkan menjadi sebuah protein. Replikasi merupakan proses penyalinan secara keseluruhan 2 untai DNA menjadi 2 untai DNA yang baru. Transkripsi merupakan proses penyalinan salah satu untai DNA menjadi mRNA sedangkan translasi merupakan proses penterjemahan mRNA menjadi protein polipeptida (Yuwono, 2013). DNA dapat direkayasa dengan mengetahui struktur dan fungsinya, misalnya dari gugus fungsinya dapat diganti dengan gugus fungsi lain sehingga akan merubah struktur dari DNA tersebut yang dapat digunakan untuk menghentikan suatu reaksi kimia. PCR ditemukan oleh K. B. Mullis (1984) peraih nobel kimia tahun 1994. PCR merupakan proses amplifikasi atau pergandaan DNA secara in vitro dengan cara replikasi DNA melalui enzim DNA polimerase dengan dipengaruhi perubahan sifat fisik DNA terhadap suhu (Maksum dkk, 2017) Metode one step qRT-PCR merupakan metode untuk mendeteksi ekspresi mRNA dan dengan menggunakan sampel RNA hasil isolasi plasma darah yang dapat mensintesis cDNA langsung melalui mesin qRT-PCR. Kuantifikasi ekspresi mRNA berperan dalam melihat proses patofisiologis didalam tubuh organisme karena mRNA merupakan hasil transkripsi dari DNA. Aktivitas sel ditandai dengan terjadinya perubahan pada ekspresi mRNA. mRNA yang telah diukur melalui plasma darah merupakan hasil dari mRNA yang disekresikan keluar sel melewati eksosom. Metode one step qRT-PCR mempunyai sifat sensitif dan spesifik yang tinggi. Melakukan pengukuran mRNA harus dalam keadaan steril serta membutuhkan suhu annealing yang tepat sehingga proses kuantifikasi dapat berjalan dengan baik tanpa terjadi double peak sehingga metode ini sangat sulit dilakukan (Kartika, 2018). Langkah dari one step qRT-PCR dimulai dari uji silico untuk menetukan nilai melting temperature menggunakan sampel RNA sampai terjadi perubahan ke cDNA yang dilakukan dalam satu proses kuantifikasi ekspresi. Langkah kedua pengaktifan enzim polymerase pada suhu 95°C. Langkah ketiga terjadi proses denaturasi pada suhu 90°C. Langkah keempat terjadi proses annealing menggunakan suhu bertingkat dan terjadi perekaman (optical read) proses penempelan primer yang akan terbentuk double strand DNA sehingga mudah terdeteksi oleh KAPA SYBR menghasilkan amplification curve (kurva amplifikasi) (Kartika, 2018). Sensitivitas diagnosis dengan metode one step qRT- PCR dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti pemilihan gen sampel, desain set primer serta konsentrasinya, efisiensi enzim yang digunakan, metode ekstraksi dan media penyimpanan (Petrillo dkk, 2020). Deteksi positif virus avian influenza (VAI) tipe A dapat dilakukan dengan menggunakan motode qRT-PCR melalui gen matrik (MA). Gen matrik (MA) sangat konsisten terhadap semua subtipe VAI dari seluruh negara, sehingga gen tersebut sesuai untuk mendeteksi awal adanya VAI. Jika VAI tidak dapat terdeteksi yang kemungkinan terjadi adalah karena konsentrasi atau jumlah RNA virus belum mencukupi untuk dideteksi meskipun menggunakan metode yang paling sensitif seperti qRT-PCR (Isnawati, 2019). DAFTAR PUSTAKA
Isnawati, R., H. Wuryastuti & R. Wasito. 2019. Peneguhan Diagnosis Avian
Influenza pada Ayam Petelur yang Mengalami Gejala Penurunan Produksi. Jurnal Sain Veteriner. 37 (1): 1-10
Kartika, A. I., 2018. Optimasi Annealing Temperature Primer mRNA RECK
dengan Metode One Step qRT-PCR. Jurnal Labora Medika. 2 (1): 22-31.
Maksum, I. P., Sriwidodo, S. Gaffar, K. Hassan, T. Subroto & S. Soemitro. 2017.
Teknik Biologi Molekular. Alqaprint Jatinangor, Bandung.
Petrillo, S., G. Carra, P. Bottino, E. Zanotto, M. C. D. Santis, J. P. Margaria, A.
Giorgio, G. Mandili, M. Martini, R. Cavallo, D. Barberio & F. Altruda. 2020. A Novel Multiplex qRT-PCR Assay to Detect SARS-CoV-2 Infection: High Sensitivity and Increased Testing Capacity. Journal Microorganisms. 8 (7): 2-10.
Yuwono. 2013. Bioinformatika: Sebuah Pengantar. Fakultas Kedokteran