Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN  PANDANGAN HIDUP BANGSA

A. Hakekat Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup  Negara

1. Sejarah Lahirnya  Pancasila sebagai Dasar dan Pandangan Hidup Negara

a) Perkataan pancasila mula-mula terdapat dalam ajaran budha bersumber pada kitab suci
Tri Pitaka yang kesemuanya itu merupakan ajaran moral untuk mencapai surga. ajaran
pancasila menurut Budha adalah merupakan lima aturan (larangan) adapun isi lengkap
larangan itu adalah :
 jangan membunuh, 
 jangan mencuri,
 jangan berbuat zina;
 jangan berkata bohong atau dilarang berdusta;
 janganlah minum-minuman yang memabukkan.
b) Pancasila juga tergambarkan dalam Kitab Sutasoma Karangan Empu Tantular dengan
sebuah siloka  “bhineka tunggal Ika tan hana darma mangrwa” artinya walau berbeda
namun tetap satu jua.
c) Pada tanggal 29 Mei 1945 - 1 Juni 1945 BPUPKI bersidang membicarakan khusus
mengenai rancangan dasar negara atau ideologi negara untuk Indonesia merdeka nanti.
 Selesai sidang pertama, pada tanggal 1 Juni 1945 para anggota BPUPKI sepakat
untuk membentuk sebuah panitia kecil yang tugasnya adalah menampung usul-usul
yang masuk dan memeriksanya serta melaporkan kepada sidang pleno BPUPKI.
 Panitia Kecil yang beranggotakan sembilan orang ini pada tanggal 22 juni 1945
berhasil merumuskan calon Mukadimah Hukum Dasar, yang kemudian lebih dikenal
dengan sebutan “Piagam Jakarta”. Dimana di dalamnya rumusan dasar negara
indonesia.
 Dalam sidang BPUPKI kedua, tanggal 10-16 Juli 1945, salah satu hasil yang dicapai
adalah mengesahkan Piagam Jakarta sebagai preambul Hukum Dasar. Pada tanggal 9
Agustus dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). sehari setelah
proklamasi kemerdekaan PPKI mengadakan sidang, dengan acara utama (1)
mengesahkan rancangan Hukum Dasar dengan preambul nya dan (2) memilih
Presiden dan Wakil Presiden.

2. Pancasila sebagai dasar Negara


 Pancasila sebagai dasar Negara adalah merupakan suatu dasar untuk mengatur
penyelenggaraan Negara.
 Kedudukan Pancasila sebagai dasar Negara adalah sebagai norma tertinggi dalam
negera serta sebagai sumber dari segala sumber hukum dalam kehidupan Negara
Indonesia.
 Arti penting pancasila sebagai dasar Negara adalah pancasila sebagai sumber tertib
hukum di Indonesia.

3. Pancasila Sebagai Pandangan hidup


a) Pandangan Hidup (way of life), adalah kristalisasi nilai-nilai yang dimiliki oleh oleh
bangsa Indonesia dan diyakini kebenarannya serta melahirkan tekad untuk
meujudkannya.
b) Arti Penting  Pancasila sebagai pandangan hidup adalah suatu negara akan memiliki
pegangan  dan pedoman dalam memecahkan maslah politik, ekonomi, social dan
budaya yang muncul.
c) Kedudukan Pancasila sebagai pandangan hidup adalah  Pancasila menjadi konsepsi
dasar  tentang kehidupan  yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia.

4. Nilai Pancasila dalam kitab Negara Kertagama  buatan pujangga Mpu Prapanca, yang
berisi:
1. Tidak boleh melakukan kekerasan (Ahimsa)
2. Tidak boleh mencuri (Asetya)
3. Tidak boleh berjiwa dengki (Indriyu nigraha)
4. Tidak boleh bohong (amrsawada)
5. Tidak boleh mabuk minuman keras/obat terlarang (dawa)

5.   Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sebagai idiologi terbuka :


1) Nilai dasar, merupakan sebuah nilai yang mendasar yang relatif tetap dan tidak
berubah dan ini terdapat dalam isi kelima sila dalam Pancasila.
2) Nilai instrumen, ialah nilai dasar yang diuraikan secara lebih dinamis seperti dalam
UUD 1945, maupun perundang-undangan lainnya yang perlu diuraikan maknanya
supaya lebih dipahami oleh masyarakat. 9baca juga: Manfaat UUD Republik
Indonesia tahun 1945 bagi warga negara serta bangsa dan negara)
3) Nilai praktis, merupakan perwujudan nilai instrumental dalam bentuk nyata di dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara. Dalam perwujudannya
nilai praktis bersifat abstrak, misalnya saling menghormati, bekerjasama, dan
kerukunan antar sesama

6. Sikap positif pengamalan pancasila dapat diwujudkan  di berbagai lingkungan seperti


keluarga, sekolah masyarakat dan Negara.
BAB II
MAKNA KEDUDUKAN DAN FUNGSI UUD 1945  
DALAM SISTEM UNDANG-UNDANG NASIONAL

1.     Makna UUD 1945


a.      UUD 1945 sebagai Hukum dasar (Konstitusi)
b.     Kata Konstitusi  beasal bahasa Latin: constitutio  bahasa inggri : Constution, bahasa
Belanda : Constitute
c.       Konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraaan suatu negara yang berupa
kumpulan peraturan yang membentuk mengatur /memerintah dalam pemerintahan suatu
Negara
d.     Konstitusi Tertulis yaitu UUD
e.     Konstitusi tidak tertulis yaitu aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam
praktek penyelenggaraan negara meskipun tidak tertulis, disebut konvensi.

2.     Pengertian UUD 1945 UUD 1945 adalah hukum dasar tertulis yang mengikat
pemerintah, lembaga-lembaga negara, lembaga masyarakat, dan juga mengikat setiap
warga negara Indonesia dimanapun mereka berada.
3.     Kedudukan UUD  1945 merupakan sumber hukum tertinggi dari keseluruhan produk
hukum di Indonesia.
4.     Produk Hukum di Indonesia
1)     UUD4)     PP
1945 5)     Kepres
2)     Tap MPR6)     Perda
3)     UUD
            
5.     Fungsi UUD 1945 :  
-    Pedoman atau acuan dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara.
-    Pedoman atau acuan dalam penyusunan Peraturan perundang-undangan
-    alat kontrol, dalam pengertian UUD 1945 mengontrol apakah norma hukum yang lebih
rendah sesuai atau tidak dengan norma hukum yang lebih tinggi
6.     3 kedudukan UUD 1945 yang mempunyai keistimewaan  (Miriam Budiarjo)
a. UUD  dibentuk menurut suatu cara istimewa
b. UUD di buat secara istimewa maka dianggap sesuatu yang luhur
c. UUD adalah piagam yang menyatakan cita-cita bangsa Indonesia dan merupakandasar
kenegaraan suatu bangsa
d. UUD memuat garis besar tentangdasar dan tujuan Negara

7.     Tujuan Negara yang terkandung dalam UUD 1945


-    melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
-    untuk memajukan kesejahteraan umum,
-    mencerdaskan kehidupan bangsa dan
-    ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan social

8.     Sejarah UUD yang pernah berlaku di Indonesia


a.      UUD 1945, periode 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949
b.     Konstitusi RIS, periode 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950
c.      UUD Sementara 1950, periode 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959
d.     UUD 1945, periode 5 Juli 1959 – sekarang
Ø  Periode 5 Juli 1959 – 1965 (orde lama)
Ø  Periode 1965 – 1999 (orde baru)
Ø  Periode 1999 – sekarang
9.     Sistematika sebelum amandemen terdiri atas :
a.    Pembukaan, terdiri 4 alinea
b.   Batang Tubuh, terdiri atas 16 bab 37 pasal, 4 pasal aturan peralihan, dan 2 ayat aturan
tambahan)
c.    Penjelasan UUD 1945, yang disusun oleh MR Soepomo.
d.   UUD 1945 setelah perubahan/Amandemen  terdiri atas :
a.      Pembukaan
b.     Pasal-Pasal, terdiri atas 21 Bab, 73 pasal, 3 pasal aturan peralihan, 2 pasal aturan
tambahan

10.  Sistem Pemerintahan Indonesia Menurut UUD 1945 :


-   Sistem Pemerintahan Indonesia :
a.      Indonesia ialah negara yang berdasar atas hukum (Rechtsstaat)
b.     Sistem konstitusional
c.      Kekuasaan negara yang tertinggi  ditangan MPR
d.     Presiden ialah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi di bawah majelis
e.     Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR
f.       Menteri negara ialah pembantu, menteri negara tidak bertanggung jawab kepada
DPR
g.      Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas
h.     Lembaga negara menurut UUD 1945 adalah MPR, DPR, Presiden, MA, BPK, DPA.

11.  Sifat UUD 1945 , yaitu :


c.    Singkat, yaitu memuat atuarn-aturan pokok saja, sebagai unstruksi dalam
penyelenggaraan negara.
d.   Supel, artinya aturan yang pokok saja sesuai dengan negara Indonesia yang
berkembanga, terus dinamis dan mengalami perubahan, sehingga tidak ketinggalan
zaman.

12.  Perubahan /Amandemen UUD 1945 yaitu :


a.      Perubahan Pertama, ditetapkan tanggal 19 Oktober 1999, mencakup 9 pasal yaitu
pasal 5, 7, 9, 13, 14, 15, 17, 20, dan 21.
b.     Perubahan Kedua, ditetapkan tanggal 18 Agustus 2000 , mencakup 4 bab dan 25
pasal yaitu pasal 18, 18A 19, 20 ayat 5, 20A, 22A, 22B,Bab IX A, 25E,  Bab X, 26
ayat 2 dan 3, 27 ayat 3, Bab XA 28A, 28B, 28D, 28E, 28F, 28G, 28H, 28I, 28J, 30,bab
XV , 36A,36B, dan 36C.
c.      Perubahan Ketiga, ditetapkan tanggal 9 November 2001, mencakup 3 bab dan 22
pasal yaitu pasal 1 ayat 2 dan 3; 3 ayat1, 3, dan 4; 6 ayat 1 dan 2; 6A ayat  1, 2,3, 5; 7A
; 7B; 7C; 8 ayat 1, 2; 11 ayat 2, 3; 17 ayat 4; Bab VIIA, 22C, 22D, BAB VIIB; 22E; 23
ayat 1,2,3; 23A, 23C; Bab VIIIA, 23E, 23F; 23G, 24A, 24B;24C.
d.     Perubahan Keempat, ditetapkan tanggal 10 Agustus 2002, mencakup 13 pasal yaitu
pasal 2 ayat 1; 6A ayat 4; 8 ayat 3; 11 ayat 1; 16; 23B; 23D; 24 ayat 3; 31 ; 32 ; 33 ayat
4 , 5; 34; 37 ; aturan peralihan pasal I,II,III; aturan tambahan pasal I,II.

BAB III
PERATURAN  PERUNDANG-UNDANGAN DALAM SISTEM SISTEM HUKUM NASIONAL

1.       Peraturan  Perundang-Undangan Adalah peraturan perundang-undangan yang  berlaku 


dalam wilayah negera  dan ditujukan kepada seluruh warga Negara
2.       Hukum (menurut Imanuel Khan) adalah hukum tercipta karena adanya perjanjian dengan
masyarakat.
3.       Asas-asas Perundang-undangan nasional
a. Asas Kejelasan Tujuan 
b. Asas Kelembagaan atau Pejabat Pembentuk yang Tepat 
c. Asas Kesesuaian antara Jenis, Hierarki, dan Materi Muatan 
d. Asas Dapat Dilaksanakan
e. Asas Kedayagunaan dan Kehasilgunaan
f. Asas Kejelasan Rumusan
g. Asas Keterbukaan 
4.       Sumber hukum formal di Indonesia /Tata urut perundang-undangan di Indonesia (UU
No 10 Th. 2004)
Tata Urutan Peraturan Perundangan Indonesia ditegaskan dalam UU No 10 tahun 2004  :
a.      UUD 1945
Ø  Ditetapkan tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI
Ø  MPR berwewenang mengubah dan menetapkan UUD (pasal 3 ayat 1 UUD 1945)
Ø  Pembukaan UUD 1945 tidak dapat diubah karena memuat kaedah fundamental
seperti tujuan, dasar, cita-cita negara.
Ø  Bentuk negara kesatuan republik (pasal 1 ayat 1) tidak dapat diubah (pasal 37 ayat 5)
Ø  Sistematika terdiri atas :
·       Pembukaan
·       Pasal-Pasal ( 21 Bab, 73 Pasal, 140 ayat, 3 Pasal Aturan Peralihan, 2 Pasal
aturan Tambahan)
b.     Undang-Undang /Peraturan Pemerintah Pengganti UU (Perpu)
Ø  DPR memegang kekuasaan membentuk UU (pasal 20 ayat 1)
Ø  Setiap RUU harus mendapat persetujuan bersama DPR dan Presiden (pasal 20 ayat 2)
Ø  Dalam hal ihkwal kegentingan memaksa Presiden mengeluarkan perpu (pasal 22 ayat
1)
Ø  Perpu harus disetujui DPR dalam sidang berikutnya, jika disetujui menjadi UU
sedangkan jika tidak disetujui harus dicabut (pasal 22 ayat 2 dan 3)
c.      Peraturan Pemerintah (PP)
Ø  Presiden menetapkan PP untuk melaksanakan UU (pasal 5 ayat 2)
d.     Peraturan Presiden (Perpres)
Ø  Perpres ditetapkan oleh Presiden untuk melakanakan UUD 1945, UU, atau Perpu
untuk keperluan tertentu.
e.     Peraturan Daerah
Ø  Perda ditetapkan oleh Pemerintahan Daerah yaitu Kepala Daerah dan DPRD (pasal 18
ayat 6)

5.       Proses pembuatan Undang-Undang :


f.        DPR, DPD, atau Presiden berhak mengajukan RUU
g.       Pembahasan RUU oleh DPR bersama Presiden yang terdiri atas 2 tingkat :
·       Tingkat I                   : dilaksnakan dalan Rapat Komisi, Rapat Badan Legislasi,
Rapat Panitia Anggaran, atau Rapat Panitia Khusus
·       Tingkat II                  : Pengambilan keputusan dalan rapat paripurna DPR
h.       RUU disetujui bersama Presiden dan DPR
i.        Pengesahan RUU oleh Presiden
j.        Pengundangan UU dalam Lembaran Negara oleh Sekretariat Negara

6.       Perkembangan perubahan tata urutan peraturan perundangan di Indonesia :


TAP No TAP No III/MPR/2000 UU No 10 Tahun 2004
XX/MPRS/1966
1.        UUD 1945 1.        UUD 1945 1.        UUD 1945
2.        Tap MPR 2.        Tap MPR 2.        UU/Perpu
3.        UU/Perpu 3.        UU 3.        PP
4.        PP 4.        Perpu 4.        Perpres
5.        Keppres 5.        PP 5.        Perda
6.        Peraturan Lainnya 6.        Keppres
7.        Perda

7.       Pengertian Peraturan Perundang-undangan menurut UU No 10 Th. 2004  adalah


peraturan tertulis yang dibentuk oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang dan
mengikat secara umum.

8.       Arti Pentingnya peraturan perundang-undangan :


-      Memberikan kepastian hukum bagi warga Negara
-      Melindungi dan mengayomi hak-hak warga Negara
-      Memberikan rasa keadilan bagi warga Negara
-      Menciptakan ketertiban dan ketentraman
9.       Landasan Hukum Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Nasional
-        UU No 10 Th. 2004

2.     Norma hukum bersifat mengikat dan memaksa, sedangkan norma lain (agama, susila,
kesopanan) tidak dapat dipaksakan. Hukum bertujuan menciptakan keamanan dan keadilan.
Hukum berisi perintah, larangan, dan sanksi.

3.     Hukum dapat dibagi atas ;


a.       Peraturan tertulis, yaitu peraturan yang ditulis resmi oleh lembaga berwewenang.
Cohtoh UUD, Tap MPR, UU, Keppres, dll.
b.       Peraturan tidak tertulis, yaitu peraturan yang tidak tertulis, tetapi hidup dan
terpelihara dalam masyarakat dan diakui sebagai peraturan. Contoh Konvensi yaitu
aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara
meskipun tidak tertulis. Seperti pidato Presiden tanggal 16 Agustus.

4.     Prinsip-Prinsip Hukum Umum :


a.       Peraturan yang lebih tinggi menjadi dasar hukum bagi peraturan  yang lebih rendah
b.       Peraturan yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang lebih
tinggi
c.       Apabila peraturan yang lebih rendah bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi,
maka peraturan yang lebih rendah tidak berlaku (batal demi hukum)
d.       Peraturan yang bersifat khusus mengabaikan peraturan yang bersifat umum

5.     Manfaat mematuhi hukum di sekolah yaitu menciptakan suasana belajar mengajar yang
aman dan tertib.
6.     Perwujudan mentaati peraturan perundang-undangan
-           Membiasakan tertib lalulintas
-           Membayar PBB
-           Melaksankan wajib belajar

-           Tidak berbuat kerusuhan

RANGKUMAN KELAS 8 KTSP

BAB I
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN  IDEOLOGI NEGARA

A.  Hakekat Pancasila sebagai Dasar Negara dan Ideologi Negara


  1. Perlunya Ideologi bagi suatu Negara
a.      Pengertian Ideologi
1). Dilihat dari segi bahasa
Ideologi berasal dari kata idea dan logos,
idea artinya ide, cita-cita, gagasan 
sedangkan logos artinya ilmu/Pengetahuan. 
Jadi ideologi adalah ilmu tentang ide, cita-cita dan gagasan

2). Dilihat dari segi istilah


Ideologi diartikan:
-. Ilmutentang pemikiran manusia yang mampu menunjukkan jalan yang benar menuju masa depan
(C.D De Tracy)
-. Gagasan yang tersusun secara sistematis yang diyakini kebenarannya oleh manusia dan hendak
diwujudkan dalam dunia nyata.
-. Pandangan hidup yang dikembangkan berdasarkan kepentingan golongan atau kelas sosial tertentu
dalam bidang politik atau sosial ekonomi. (Karl Marx)

Ideologi negara : Tujuan/cita-cita negara


Dasar Negara    : Dasar/landasan/pedoman dalam mengatur penyelenggaran negara
b.        Pentingnya Ideologi bagi suatu Negara
1). membangkitkan kesadaran akan kemerdekaan,
2). memberikan arahan mengenai dunia beserta isinya,
3). menanamkan semangat dalam  perjuangan masyarakat untuk bergerak melawan penjajahan.

 Fungsi ideologi bagi suatu negara :


1). membentuk identitas atau ciri kelompok atau bangsa
2).  mempersatukan orang dari berbagai agama.
3). mengatasi berbagai konflik atau ketegangan sosial dll.

 2. Latar Belakang Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Negara


a. Sejarah Lahirnya  Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Negara
pada tanggal 29 Mei 1945 - 1 Juni 1945 BPUPKI bersidang membicarakan khusus mengenai rancangan
dasar negara atau ideologi negara untuk Indonesia merdeka nanti.
Selesai sidang pertama, pada tanggal 1 Juni 1945 para anggota BPUPKI sepakat untuk membentuk
sebuah panitia kecil yang tugasnya adalah menampung usul-usul yang masuk dan memeriksanya serta
melaporkan kepada sidang pleno BPUPKI.
Panitia Kecil yang beranggotakan sembilan orang ini pada tanggal 22 juni 1945 berhasil merumuskan
calon Mukadimah Hukum Dasar, yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan “Piagam Jakarta”.
Dimana di dalamnya rumusan dasar negara indonesia.
Dalam sidang BPUPKI kedua, tanggal 10-16 juli 1945, salah satu hasil yang dicapai adalah
mengesahkan Piagam Jakarta sebagai preambul Hukum Dasar. Pada tanggal 9 Agustus dibentuk
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). sehari setelah proklamasi kemerdekaan PPKI
mengadakan sidang, dengan acara utama (1) mengesahkan rancangan Hukum Dasar dengan preambul
nya dan (2) memilih Presiden dan Wakil Presiden.
b. Keunggulan  Dasar dan Ideologi Negara Pancasila
1). mengakui adanya Tuhan.
2). menghargai setiap manusia
3). mengutamakan persatuan seluruh bangsa Indonesia.
4). menganut paham demokrasi
5). mengupayakan agar terjadi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Perbandingan Dasar dan ideologi Pancasila dengan ideologi lain


LIBERALISME SOSIALISME PANCASILA
1. Sistem kepercayaannya 1. Sistem kepercayaannya 1. Sistem kepercayaannya
SEKULER ATHEISME MONOTHISME
2. HAM dan kebebasan 2. HAM warganegara 2. HAM dijinjung tinggi
warganegara dijunjung diabaikan dan lebih tanpa melupakan kewajiban
tinggi mementingkan kekuasaan 3. Pengambilan keputusan
3. Pengambilan keputusan dan kepentingan negara berdasarkan Musyawarah
dengan cara VOTING 3. Pengambilan keputusan Mufakat
di tangan pimpinan partai

B. Nilai-Nilai Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Negara


1.   Pilihan Ideologi
Dalam hubungan itu mengapa Indonesia tidak mengambil dasar dan ideologi lainnya yang sudah
dianggap mapan di luar negeri,
a. Mengambil ideologi lain yang sudah dianggap mapan, merupakan suatu percobaan yang belum tentu
cocok diterapkan di negara kita karena berbeda kondisinya dilihat dari historis, kepribadian, sistem
masyarakat dan lain-lain.
b. Kehidupan masyarakat suatu bangsa merupakan keunikan.
c. Dari sekian ideologi yang telah dan pernah ada telah tampak kekurangan-kekurangannya

C. Sikap Positif terhadap Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
l.Karakteristik Dasar dan Ideologi Negara Pancasila
Pertama : Tuhan Yang Maha Esa
Kedua ialah penghargaan kepada sesama umat manusia apapun suku bangsa dan bahasanya
Ketiga, bangsa Indonesia menjunjung tinggi persatuan bangsa
Keempat  adalah bahwa kehidupan kita dalam kemasyarakatan dan bernegara berdasarkan atas sistem
demokrasi
Kelima  adalah Keadilan Sosial bagi hidup bersama.
2.Arti Pentingnya Pancasila dalam Mempertahankan Negara Kesatuan RI
Sebagai dasar Negara dan ideologi Negara, Pancasila mempunyai fungsi sebagai acuan bersama, baik
dalam memecahkan perbedaan serta pertentangan politik di antara golongan dan kekuatan politik yang
ada. Ini berarti bahwa segenap komponen dan kekuatan yang ada di republik ini sepakat untuk
menjaga, memelihara, dan mempertahankan Negara Kesatuan RI dengan bingkai Pancasila.
Selain itu secara nyata telah sering diakui adanya upaya-upaya untuk memecah belah Negara Kesatuan
RI, misalnya lewat pemberontakan Madiun 1948 maupun pengkhianatan G 30 S/PKI tahun 1965.
Namun kesemuanya itu dapat digagalkan berkat komitmen segenap komponen bangsa Indonesia untuk
tetap mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan RI dengan landasan dasar dan ideologi nasional
Pancasila.
3.Upaya Mempertahankan Dasar Negara dan Ideologi Negara Pancasila
a. melaksanakan sila-sila Pancasila dalam kehidupan bernegara.
b. melaksanakan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat.
c. melalui bidang pendidikan.

BAB II
KONSTITUSI YANG PERNAH BERLAKU DI INDONESIA

1.     Konstitusi memiliki arti Hukum Dasar. Konstitusi terdiri atas dua bentuk :
a.       Konstitusi Tertulis yaitu UUD
b.      Konstitusi tidak tertulis yaitu aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek
penyelenggaraan negara meskipun tidak tertulis, disebut konvensi.

2.     Sejarah UUD yang pernah berlaku di Indonesia


a.       UUD 1945, periode 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949
b.      Konstitusi RIS, periode 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950
c.       UUD Sementara 1950, periode 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959
d.      UUD 1945, periode 5 Juli 1959 – sekarang
Ø  Periode 5 Juli 1959 – 1965 (orde lama)
Ø  Periode 1965 – 1999 (orde baru)
Ø  Periode 1999 – sekarang
3.     UUD 1945
a.       Ditetapkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945
b.      Sistematika terdiri atas :
a.    Pembukaan, terdiri 4 alinea
b.   Batang Tubuh, terdiri atas 16 bab 37 pasal, 4 pasal aturan peralihan, dan 2 ayat aturan tambahan)
c.    Penjelasan UUD 1945, yang disusun oleh MR Soepomo.
c.       Sifat UUD 1945 , yaitu :
a.    Singkat, yaitu memuat atuarn-aturan pokok saja, sebagai unstruksi dalam penyelenggaraan negara.
b.   Supel, artinya aturan yang pokok saja sesuai dengan negara Indonesia yang berkembanga, terus
dinamis dan mengalami perubahan, sehingga tidak ketinggalan zaman.
d.   UUD 1945 bersifat sementara, ditegaskan dalam  pasal 3  dan ayat 2 aturan tambahan UUD 1945.
e.   Hubungan Proklamasi Kemerdekaan dengan Pembukaan UUD 1945 adalah pembukaan UUD 1945
merupakan uraian terperinci dari Proklamasi Kemerdekaan.
f.   Pembukaan UUD 1945 memuat pokok-pokok pikiran yang diwujudkan oleh UUD 1945 dalam pasal-
pasalnya
g.    Batang tubuh (pasal-pasal) memuat tentang :
a.      Materi pengaturan sistem pemerintahan negara
b.     Materi hubungan negara dengan warga negara dan penduduk
h.   Sistem Pemerintahan Indonesia :
a.      Indonesia ialah negara yang berdasar atas hukum (Rechtsstaat)
b.     Sistem konstitusional
c.      Kekuasaan negara yang tertinggi  ditangan MPR
d.     Presiden ialah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi di bawah majelis
e.     Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR
f.       Menteri negara ialah pembantu, menteri negara tidak bertanggung jawab kepada DPR
g.      Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas
i.       Lembaga negara menurut UUD 1945 adalah MPR, DPR, Presiden, MA, BPK, DPA.
j.       Penyimpangan terhadap UUD 1945
a.    Periode 1945 – 1949 :
Ø Berlaku demokrasi liberal
Ø Maklumat Pemerintah tanggal 14 November 1945 merubah sistem Presidential menjadi Parlementer.
b.    Periode 5 Juli 1959 – 1965 (orde lama) :
Ø Pengangkatan Presiden Soekarno sebagai presiden seumur hidup
Ø Presiden membubarkan  DPR hasil pemilu 1955 dan diganti dngan  DPR Gotong Royong yang
anggotanya diangkat oleh Presiden
Ø Ketua MPR merangkat Menteri dibawah Presiden
c.    Period 1965 – 1999 (orde baru)
Ø Demokrasi yang bersifat semu
Ø Terjadi KKN dalam pemerintahan
k.      Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dikeluarkan dengan pertimbangan negara dalam keadaan darurat, karena
kegagalan konstituante menyusun UUD.
l.       Alasan perubahan UUD 1945
a.      Tuntutan reformasi
b.     Penafsiran UUD 1945 sesuai kepentingan politik
m.     Perubahan secara adendum, artinya menambah pasal perubahan tanpa menghilangkan pasal
sebelumnya. Tujuan perubahan bersifat adendum agar untuk kepentingan bukti sejarah.
n.      UUD 1945 setelah perubahan terdiri atas :
a.        Pembukaan
b.        Pasal-Pasal, terdiri atas 21 Bab, 73 pasal, 3 pasal aturan peralihan, 2 pasal aturan tambahan
o.      Perubahan UUD 1945 yaitu :
a.      Perubahan Pertama, ditetapkan tanggal 19 Oktober 1999, mencakup 9 pasal yaitu pasal 5, 7, 9, 13,
14, 15, 17, 20, dan 21.
b.     Perubahan Kedua, ditetapkan tanggal 18 Agustus 2000 , mencakup 4 bab dan 25 pasal yaitu pasal 18,
18A 19, 20 ayat 5, 20A, 22A, 22B,Bab IX A, 25E,  Bab X, 26 ayat 2 dan 3, 27 ayat 3, Bab XA 28A,
28B, 28D, 28E, 28F, 28G, 28H, 28I, 28J, 30,bab XV , 36A,36B, dan 36C.
c.      Perubahan Ketiga, ditetapkan tanggal 9 November 2001, mencakup 3 bab dan 22 pasal yaitu pasal 1
ayat 2 dan 3; 3 ayat1, 3, dan 4; 6 ayat 1 dan 2; 6A ayat  1, 2,3, 5; 7A ; 7B; 7C; 8 ayat 1, 2; 11 ayat 2, 3;
17 ayat 4; Bab VIIA, 22C, 22D, BAB VIIB; 22E; 23 ayat 1,2,3; 23A, 23C; Bab VIIIA, 23E, 23F; 23G,
24A, 24B;24C.
d.     Perubahan Keempat, ditetapkan tanggal 10 Agustus 2002, mencakup 13 pasal yaitu pasal 2 ayat 1;
6A ayat 4; 8 ayat 3; 11 ayat 1; 16; 23B; 23D; 24 ayat 3; 31 ; 32 ; 33 ayat 4 , 5; 34; 37 ; aturan peralihan
pasal I,II,III; aturan tambahan pasal I,II.
4.     Konstitusi RIS
a.      Disusun berdasarkan hasil persetujuan KMB
b.     Konstitusi RIS bersifat sementara, karena pasal 108 Konstitusi RIS menghendaki dibuatnya UUD
oleh Konstituante
c.      Bentuk negara adalah serikat (federasi) dan bentuk pemerintahan republik
d.     Menganut kedaulatan rakyat dan demokrasi liberal
e.     Menganut sistem kabinet Parlementer
f.       UUD 1945 hanya berlaku di wilayah negara bagian Republik Indonesia
g.      Wilayah terbagi atas :
Ø  negara bagian (RI, NIT, Pasundan, Jawa Timur, Madura, Sumetera Timur, Sumetra Selatan)
Ø  Satuan kenegaraan yang tegak sendiri (Jawa Tengah, bangka, Belitung, Riau, Kalbar, Banjar, Kaltim,
KalTeng)
h.     Lembaga negara terdiri atas Presiden, Menteri, Senat, DPR, MA, dan Dewan Pengawas Keuangan.
i.       Akibat berlaku Konstitusi RIS :
Ø  Bentuk negara serikat tidak sesuai dengan keinginan bangsa Indonsia
Ø  Sistem demikrasi liberal mengakibatkan kehidupan politik kurang stabil
Ø  Sistem kabinet parlementer mengakibatkan kabinet silih berganti dalam waktu cepat, pembangunan
terhambat, dan kehidupan politik kurang stabil.
5.     UUD Sementara 1950
a.      Termuat dalam UU No 7 Tahun 1950
b.     Bentuk negara kesatuan dan bentuk pemerintahan republik
c.      Menganut kedaulatan rakyat dan demokrasi liberal
d.     Menganut sistem kabinet Parlementer
e.     UUD S 1950 bersifat sementara, karena mnghendaki dibuat UUD oleh Konstituante
f.       Lembaga negara terdiri atas Presiden dan Wakil Presiden, Menteri (Kabinet), DPR, MA, dan Dewan
Pengawas Keuangan.
g.      Pemilu pertama dilaksanakan tahun 1955 :
§  Memilih anggota DPR, tanggal 29 September 1955
§  Memilih anggota Kontituante, tanggal 15 Desember 1955
h.     Akibat berlaku UUD Semnetara 1950 :
Ø  Sistem demikrasi liberal mengakibatkan kehidupan politik kurang stabil
Ø  Sistem kabinet parlementer mengakibatkan kabinet silih berganti dalam waktu cepat, pembangunan
terhambat, dan kehidupan politik kurang stabil.

BAB III
PERUNDANG-UNDANGAN NASIONAL

1.       Norma hukum bersifat mengikat dan memaksa, sedangkan norma lain (agama, susila, kesopanan)
tidak dapat dipaksakan. Hukum bertujuan menciptakan keamanan dan keadilan. Hukum berisi perintah,
larangan, dan sanksi.

2.       Hukum dapat dibagi atas ;


a.       Peraturan tertulis, yaitu peraturan yang ditulis resmi oleh lembaga berwewenang. Cohtoh UUD, Tap
MPR, UU, Keppres, dll.
b.       Peraturan tidak tertulis, yaitu peraturan yang tidak tertulis, tetapi hidup dan terpelihara dalam
masyarakat dan diakui sebagai peraturan. Contoh Konvensi yaitu aturan dasar yang timbul dan
terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara meskipun tidak tertulis. Seperti pidato Presiden
tanggal 16 Agustus.

3.       Negara hukum (rechtstaats) yaitu negara dimana pemerintahannya berdasarkan hukum. Prinsip/Azas
negara hukum :
a.      Pengakuan dan perlindungan hak asasi manusia
b.     Peradilan yang bebas dan tidak memihak
c.      Tidak ada diskriminasi hukum (kepastian hukum)

4.       Prinsip-Prinsip Hukum Umum :


a.       Peraturan yang lebih tinggi menjadi dasar hukum bagi peraturan  yang lebih rendah
b.       Peraturan yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi
c.       Apabila peraturan yang lebih rendah bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi, maka
peraturan yang lebih rendah tidak berlaku (batal demi hukum)
d.       Peraturan yang bersifat khusus mengabaikan peraturan yang bersifat umum

5.       Landasan pembinaan negara hukum adalah :


a.       Pembukaan UUD 1945 alinea IV
b.       Pasal 27 ayat 1, persamaan dan kewajiban menjunjung hukum dan pemerintahan
c.       Pasal 1 ayat 3, negara Indonesia adalah negara berdasar atas hukum

6.       Perkembangan perubahan tata urutan peraturan perundangan di Indonesia :

TAP No TAP No III/MPR/2000 UU No 10 Tahun 2004


XX/MPRS/1966
1.        UUD 1945 1.        UUD 1945 1.        UUD 1945
2.        Tap MPR 2.        Tap MPR 2.        UU/Perpu
3.        UU/Perpu 3.        UU 3.        PP
4.        PP 4.        Perpu 4.        Perpres
5.        Keppres 5.        PP 5.        Perda
6.        Peraturan Lainnya 6.        Keppres
7.        Perda

7.     Tata Urutan Peraturan Perundangan Indonesia ditegaskan dalam UU No 10 tahun 2004  :
a.       UUD 1945
Ø  Ditetapkan tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI
Ø  MPR berwewenang mengubah dan menetapkan UUD (pasal 3 ayat 1 UUD 1945)
Ø  Pembukaan UUD 1945 tidak dapat diubah karena memuat kaedah fundamental seperti tujuan, dasar,
cita-cita negara.
Ø  Bentuk negara kesatuan republik (pasal 1 ayat 1) tidak dapat diubah (pasal 37 ayat 5)
Ø  Sistematika terdiri atas :
·       Pembukaan
·       Pasal-Pasal ( 21 Bab, 73 Pasal, 140 ayat, 3 Pasal Aturan Peralihan, 2 Pasal aturan Tambahan)
b.       Undang-Undang /Peraturan Pemerintah Pengganti UU (Perpu)
Ø  DPR memegang kekuasaan membentuk UU (pasal 20 ayat 1)
Ø  Setiap RUU harus mendapat persetujuan bersama DPR dan Presiden (pasal 20 ayat 2)
Ø  Dalam hal ihkwal kegentingan memaksa Presiden mengeluarkan perpu (pasal 22 ayat 1)
Ø  Perpu harus disetujui DPR dalam sidang berikutnya, jika disetujui menjadi UU sedangkan jika tidak
disetujui harus dicabut (pasal 22 ayat 2 dan 3)
c.       Peraturan Pemerintah (PP)
Ø  Presiden menetapkan PP untuk melaksanakan UU (pasal 5 ayat 2)
d.       Peraturan Presiden (Perpres)
Ø  Perpres ditetapkan oleh Presiden untuk melakanakan UUD 1945, UU, atau Perpu untuk keperluan
tertentu.
e.       Peraturan Daerah
Ø  Perda ditetapkan oleh Pemerintahan Daerah yaitu Kepala Daerah dan DPRD (pasal 18 ayat 6)

8.       Proses pembuatan Undang-Undang :


a.       DPR, DPD, atau Presiden berhak mengajukan RUU
b.       Pembahasan RUU oleh DPR bersama Presiden yang terdiri atas 2 tingkat :
·       Tingkat I                   : dilaksnakan dalan Rapat Komisi, Rapat Badan Legislasi, Rapat Panitia
Anggaran, atau Rapat Panitia Khusus
·       Tingkat II                  : Pengambilan keputusan dalan rapat paripurna DPR
c.       RUU disetujui bersama Presiden dan DPR
d.       Pengesahan RUU oleh Presiden
e.       Pengundangan UU dalam Lembaran Negara oleh Sekretariat Negara

9.       Manfaat mematuhi hukum di sekolah yaitu menciptakan suasana belajar mengajar yang aman dan
tertib.

RANGKUMAN MATERI PKn


Kelas 8 Semester 2

BAB IV
DEMOKRASI PANCASILA

A.        Hakikat Demokrasi

1.       Pengertian Demokrasi


Kata demokrasi berasal dari bahasa Yunani, demos yang berarti rakyat dan kratein/kratos yang berarti
memerintah/pemerintahan.  Jadi demokrasi berarti pemerintahan rakyat, yaitu  pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.  Menurut Abraham Lincoln (Mantan Presiden AS) : Democracy
is the government from the people, by the people and for the people. Sedangkan menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) :
-          Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana segenap rakyat turut serta memerintah dengan
perantaraan wakilnya (partisifasi)
-          Demokrasi adalah gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan
kewajiban, kebebasan serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara
2.       Sejarah Perkembangan Demokrasi
Sistem demokrasi yang terdapat di negara-kota (city state)· Yunani Kuno (abad ke-6 ) merupakan
demokrasi langsung (direct democracy) yaitu suatu bentuk pemerintahan di mana hak untuk membuat
keputusan-keputusan politik dijalankan secara langsung oleh seluruh warga negara yang bertindak
berdasarkan prosedur mayoritas. Sifat langsung dari demokrasi Yunani dapat diselenggarakan secara
efektif karena berlangsung dalam kondisi yang sederhana, wilayahnya terbatas (negara terdiri dari kota
dan daerah sekitarnya) serta jumlah penduduk sedikit (300.000 penduduk dalam satu negara-kota).
Lagipula, ketentuan-ketentuan demokrasi hanya berlaku untuk warga negara yang resmi, yang hanya
merupakan bagian kecil saja dari penduduk.  Untuk mayoritas yang terdiri dari budak belian dan
pedagang asing demokrasi tidak berlaku. Dalam negara modern demokrasi tidak lagi bersifat langsung,
tetapi bersifat demokrasi berdasarkan perwakilan (representative democracy).
Selanjutnya, di Eropa selama berabad-abad sistem pemerintahan sebagian besar adalah Monarchi
Absolut. Awal timbulnya demokrasi  ditandai dengan munculnya Magna Charta (Piagam Besar) (1215)
di Inggris. Magna Charta merupakan semacam kontrak  antara beberapa bangsawan dan Raja John dari
Inggris di mana untuk pertama kali seorang raja yang berkuasa mengikatkan diri untuk mengakui dan
menjamin beberapa hak dan privileges dari bawahannya sebagai imbalan untuk penyerahan dana bagi
keperluan perang dan sebagainya. Biarpun piagam ini lahir dalam suasana feodal dan tidak berlaku
untuk rakyat jelata, namun dianggap sebagai tonggak dalam perkembangan gagasan demokrasi.
Sesudah berakhirnya Abad Pertengahan antara 1500-1700 lahirlah negara-negara Monarcchi. Raja-raja
absolut menganggap dirinya berhak atas takhtanya berdasarkan konsep ”Hak Suci Raja” (Divine Right
of Kings). Raja-raja yang terkenal di  Spanyol ialah Isabella dan Ferdinand (1479- 1516). di Prancis 
raja-raja Bourbon dan sebagainya. Kecaman-kecaman dilontarkan terhadap gagasan absolutisme
mendapat dukungan kuat dari golongan menengah (middle class) yang mulai berpengaruh berkat
majunya kedudukan ekonomi serta mutu pendidikan.
 Pendobrakan terhadap kedudukan raja-raja absolut ini didasar  suatu teori rasionalistis, yang umumnya
dikenal sebagai social-contract (kontrak sosiaI). Salah satu azas dari gagasan kontral sosial ialah bahwa
dunia dikuasai oleh hukum yang timbul (nature) yang mengandung prinsip-prinsip keadilan yang
universal: artinya berlaku untuk semua waktu serta semua manusia, apakah dia raja, bangsawan atau
rakyat jelata. Hukum ini dinamakan Natural Law (Hukum Alam, ius  naturale). Unsur universalisme
inilah yang diterapkan pada masalah-masalah politik. Teori kontrak sosial beranggapan bahwa
hubungan antara raja dan rakyat didasari oleh suatu kontrak yang ketentuan-ketentuannya mengikat
kedua belah fihak. Kontrak sosial menentukan di satu fihak bahwa raja diberi kekuasaan oleh rakyat
untuk menyelenggarakan penertiban dan menciptakan suasana di mana rakyat dapat menikmati hak-
hak alamnya (natural rights) dengan aman. Di pihak lain rakyat akan mentaati pemerintahan raja asal
hak-hak alam itu terjamin.
Pada hakekatnya teori-teori kontrak sosial merupakan usaha untuk mendobrak dasar dari pemerintahan
absolut dan menetapkan hak-hak politik rakyat. Filsuf-filsuf yang mencetuskan gagasan . ini antara lain
John Locke dari Inggris (I632-1704) da Montesquieu dari Perancis (1689-) 755). Menurut John Locke:
hak-hak politik mencakup hak atas hidup, atas kebebasan dan hak untuk memiliki (life, liberty and
property). Montesquieu mencoba menyusun suatu sistem yang dapat menjamin hak-hak politik itu,
yang kemudian dikenal dengan istilah Trias Politica : Eksekutif, Legislatif dan Yudicatif
Sebagai akibat dari pergolakan yang tersebut di atas tadi maka pada akhir abad ke-19 gagasan
mengenai demokrasi mendapat wujud yang konkrit sebagai program dan sistem politik. Demokrasi
pada tahap ini semata-mata bersifat politis dan mendasarkan dirinya atas azas-azas kemerdekaan
individu, kesamaan hak (equal rights) serta hak pilih untuk semua warganegara (universal suffrage)
Dalam abad ke-19 dan permulaan abad ke-20 lahirlah gagasan mengenai demokrasi konstitusional.
AhIi hukum Eropa Barat Kontinental seperti Immanuel Kant (1724-1804) dan Friedrich Julius Stahl
memakai istilah Rechtsstaat, sedangkan ahli Anglo Saxon seperti A.V. Dicey memakai istilah Rule of
Law. Oleh Stahl disebut empat Unsur Rechtsstaat (negara demokrasi yang berdasarkan hukum) dalam
arti klasik, yaitu:
1)     Adanya perlindungan hak-hak manusia
2)     Adanya pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak- hak itu
3)     Pemerintah berdasarkan peraturan-peraturan
4)     Peradilan administrasi dalam perselisihan.

3.       Macam-Macam Demokrasi


Beberapa macam demokrasi yang berkembang di dunia, antara lain:
1)     Demokrasi Parlementer
Di dalam sistem parlementer, kekuasaan legislatif terletak di atas kekuasaan eksekutif. Oleh karena itu,
menteri-menteri kabinet harus mempertanggungjawabkan semua tindakannya kepada
Dewan/DPR/Senat. Pemerintah setiap saat dapat dijatuhkan oleh Dewan/DPR/Senat dengan mosi tidak
percaya.
2)     Demokrasi Liberal
Dalam sistem liberal, kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif dipisahkan (sparate of power ).
Kepala negara/presiden langsung dipilih oleh rakyat (contoh Amerika Serikat). Dalam demokrasi
liberal pemerintah dipegang oleh partai yang menang dalam pemilihan umum, sedangkan partai yang
kalah menjadi pihak oposisi.
3)  Demokrasi  Sosialis
Demokrasi ini terdapat dalam negara-negara komunis yang totaliter. Lembaga-lembaga demokrasi pada
umumnya tidak berfungsi sebagaimana mestinya karena kekuasaan ada di tangan sekelompok kecil
pimpinan partai komunis. Mereka ini yang memegang dan mempergunakan kekuasaan menurut
ideologi totaliter komunis: Dalam demokrasi rakyat, pada dasarnya rakyat tidak memperoleh hak yang
lazimnya di dapat dalam sistem demokrasi lainnya.
4)  Demokrasi  Terpimpin
Demokrasi yang dikendalikan oleh seorang pemimpin/Presiden. Pemimpin yang kuat akan
mengendalikan semua kekuatan  politik, sehingga keberadaan negara akan terjamin. Dalam demokrasi
terpimpin , kehendak Presiden sebagai pemimpin itulah yang berlaku. Presiden  mendominasi
kehidupan politik, peran partai politik sangat terbatas, Parlemen (MPRS dan DPR-GR) lemah.
5)  Demokrasi Pancasila
Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam Demokrasi
Pancasila sangat diharapkan adanya musyawarah untuk mufakat. Akan tetapi, bila tidak tercapai
mufakat, pengambilan keputusan dapat ditempuh melalui pemungutan suara terbanyak  (Pasal 2, Ayat
(3), UUD 1945). Dalam demokrasi Pancasila tidak mengenal dominasi mayoritas ataupun tirani
minoritas. Domiinasi mayoritas adalah kelompok besar yang menguasai segala segi kehidupan
berbangsa dan bernegara dengan mengabaikan kelompok yang kecil. Tirani minoritas adalah kelompok
kecil yang menguasai segala segi kehidupan berbangsa dan bernegara dengan mengabaikan kelompok
besar.
Keunggulan demokrasi Pancasila dibanding dengan demokrasi lainnya sebagai berikut.
a)       Adanyaa penghargaan terhadap hak asasi manusia dan hak-hak minoritas tidak akan diabaikan.
b)       Mendahulukan kepentingan rakyat, dalam hal ini hak rakyat diakui dan dihargai.
c)       Mengutamakan musyawarah untuk mufakat, dan baru kemudaian menggunakan suara terbanyak
d)       Kebenaran dan keadilan selalu dijunjung tinggi.
e)       Mengutamakan kejujuran dan iktikad baik.

Demokrasi yang pernah berlaku di Indonesia:


-          Demokrasi Parlementer (1945-1959)
-          Demokrasi Terpimpin (1959-1965) ; orde lama
-          Demokrasi  Pancasila (1965-1998) ; orde baru
-          Demokrasi Pancasila (1998 – sekarang) ; orde Reformasi
Sedangkan dilihat dari pelaksanaannya  dikenal ada dua macam demokrasi, yaitu demokrasi langsung
dan demokrasi tidak langsung (perwakilan).
1)       Demokrasi langsung, adalah suatu sistem demokrasi yang melibatkan seluruh rakyatnya dalam
membicarakan atau menentukan segala unsur negara secara langsung. Demokrasi langsung pernah
dipraktikan pada zaman Yunani kuno; yaitu beberapa negara kota (Polis) di Athena. Demokrasi yang
pertama di dunia ini mampu melaksanakan demokrasi langsung dengan suatu majelis yang mungkin
terdiri dari 5000 sampai 6000 orang dan berkumpul di satu tempat untuk melaksanakan demokrasi
langsung.      

2)       Demokrasi tidak langsung atau perwakilan, adalah suatu sisitem demokrasi yang dalam menyalurkan
aspirasinya, rakyat memilih wakil-wakil untuk duduk dalam suatu lembaga parlemen atau lembaga
perwakilan rakyat. Lembaga ini dipilih dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, karena itu dalam
demokrasi tidak langsung semua rakyat turut serta dalam membicarakan dan menetapkan kebijakan
tentang persoalan-persoalan negara.

4.       Prinsip-Prinsip Demokrasi


Negara/pemerintahan yang demokrasi memiliki dua asas pokok, yaitu:
1)       Pengakuan akan hakekat dan martabat manusia, misalnya perlindungan dari pemerintah terhadap 
hak asasi manusia demi kepentingan bersama;
2)       Pengakuan peran serta rakyat dalam pemerintahan, misalnya hak rakyat memilih wakil-wakil rakyat
secara langsung, umum, bebas dan rahasia serta dilaksanakan secara jujur dan adil.
Sedangkan ciri kehidupan masyarakat yang demokratis di bawah Rule of Law menurut Miriam
Budiardjo (1986) adalah:
a)       adanya perlindungan konstitusional, dengan pengertian, bahwa konstitusi, selain menjamin hak-hak
individu, harus menentukan pula cara prosedural untuk mempereh perlindungan atas perlindungan at as
hak-hak yang dijamin,
b)       adanya kehakiman yang bebas dan tidak memihak
c)       adanya pemililihan umum yang bebas,
d)       adanya kebebasan untuk menyatakan pendapat,
e)       adanya kebebasan berserikat/berorganisasi dan beroposisi, dan
f)        adanyan pendidikan kewarganegaraan (civic  education).
Pandangan lain dikemukakan oleh Lyman Tower Sargent (1987:29), bahwa unsur-unsur kunci
demokrasi adalah:
a)       Keterlibatan rakyat dalam pengambilan keputusan politik,
b)       Tingkat persamaan hak di antara warga negara,
c)       Tingkat kebebasan dan kemerdekaan yang diberikan pada atau dipertahankan dan h warga negara,
d)       Sistem perwakilan, dan
e)       Sistem pemilihan dan ketentuan mayoritas.
Lalu bagaimana ciri negara yang demokratis? Sebuah negara demokratis selain harus mengembangkan
ciri-ciri atau prinsip di atas; negara demokratis harus memiliki ciri-ciri:
1)       Adanya pandangan, bahwa warga negara (rakyat) harus dilibatkan dalam pengambilan keputusan
politik, baik secara langsung maupun melalui perwakilan.
2)       Adanya persamaan hak.
3)       Adanya kebebasan dan kemerdekaan yang diberikan atau dipertahankan dan dimiliki oleh warga
negara.
4)       Adanya sistem perwakilan.
5)       Adanya sistem pemilihan umum.

Prinsip-prinsip  dasar demokrasi Pancasila, yaitu :

a)       Pemerintah berdasarkan konstitusi


b)       Pemilu yang bebas, jujur dan adil
c)       Hak Asasi Manusia dijamin
d)       Persamaan kedudukan di depan hukum
e)       Peradilan yang bebas dan tidak memihak
f)        Kebebasan berserikat/berorganisasi dan mengeluarkan pendapat
g)       Kebebasan pers/media massa

5.       Landasan Hukum Demokrasi Pancasila


Secara yuridis pelaksanaan demokrasi di Indonesia merupakan implementasi sistem pemerintahan
berdasarkan UUD 1945 terutama dalam rangka penerapan konsep ”kedaulatan berada di tangan
rakyat.”  Oleh karena itu yang menjadi landasan pokok pelaksanaan Demokrasi di Indonesia adalah:
a.        Pancasila, sila Ke-4
“Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan”

b.       Pembukaan UUD 1945


Alinea keempat yang menyatakan bahwa; ” .... maka disusunlah kemerdekaaan kebangsaan indonesia
itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan
Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang
Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”
c.        Pasal 1 ayat (2) UUD 1945
”Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”.
Landasan lainnya adalah :
-          Pasal 28 UUD 1945
”Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan
sebagainya ditetapkan dengan Undang-Undang.”
-          Pasal 28E UUD 1945 ayat 3
”Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat”.

B.         Pentingnya Kehidupan Demokratis

1.       Pentingnya Kehidupan yang Demokratis


Untuk mewujudkan Demokrasi Pancasila kita terlebih dahulu harus memahami nilai-nilai demokrasi.
Nilai-nilai demokrasi yang perlu dikembangankan dalam suatu masyarakat yang demokratis menurut
Henry B. Mayo (dalam Miriam Budiardjo; 1986:62-63) adalah  sebagai berikut;
1)      Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga.
2)      Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang sedang berubah.
3)      Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur.
4)      Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum.
5)      Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman.
6)      Menjamin tegaknya keadilan.

2.       Demokrasi dalam Kehidupan Politik


Oleh karena Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan
maka kebijakan  dijalankan oleh para wakil rakyat dalam menetapkan berbagai kebijakan pemerintahan
dalam bentuk peraturan perundangan.
Dalam melakukan tugasnya, para wakil rakyat harus mampu memikirkan, memperhatikan, dan
mempertimbangkan anekaragam kepentingan rakyat agar keputusan-keputusan yang diambilnya benar-
benar mencerminkan aspirasi seluruh lapisan masyarakat dan benar-benar bermanfaat bagi
kesejahteraan bersama.
Tentu tidak hanya wakil rakyat yang harus menjalankan kebijaksanaan dalam melaksanakan tugasnya.
Semua penyelenggara negara (para penegak hukum, presiden, wakil presiden, para menteri, para
anggota DPR, para anggota BPK, dan seluruh aparat pemerintahan lain, baik di pusat maupun di
daerah) wajib menjalankan atau menunaikan tugasnya dengan penuh hikmat kebijaksanaan.
Demokrasi dalam kehidupan politik dapat dilakukan dan diterapkan dalam kegiatan Pemilihan Umum
(Pemilu). Hal ini dikarenakan Pemilu :
-        Wujud pelaksanaan demokrasi
-        Wujud pelaksanaan kedaulatan rakyat
-        Wujud pelaksanaan hak politik warga
-        Partisipasi rakyat terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara
-        Pemilihan kepemimpinan yang wajar, demokratis dan aman
-        Menjamin keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara
-        Sarana mewujudkan cita-cita bangsa dan tujuan nasional

3.       Demokrasi dalam Kehidupan Ekonomi


Pancasila dan UUD 1945 menggariskan dua prinsip pokok demokrasi ekonomi. Prinsip itu adalah
sebagai berikut.
1)       Perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas dasar semangat kekeluargaan.
2)       Segala hal yang menguasai hajat hidup orang banyak harus dikuasai oleh negara untuk dipergunakan
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
Dua prinsip pokok ini menunjukkan bahwa kemakmuran seluruh rakyat harus menjadi tujuan utama
pelaksanaan Demokrasi Pancasila dalam bidang ekonomi Oleh karena itu, tidak diperbolehkan seorang
pun menguasai bidang-bidang ekonomi yang menguasai hajat (kepentingan) orang banyak. Perlulah
digariskan pemerataan kesempatan-kesempatan ekonomi dan kesejahteraan bagi setiap warga bangsa
ini. Itu semua hanya bisa dicapai apabila semua pihak menggunakannya  sebagai pedoman dalam
bersikap maupun berkiprah dalam perekonomian bangsa dan  negara Indonesia.

C.         Sikap Positif Terhadap Pelaksanaan Demokrasi

1.       Nilai Lebih Budaya Demokrasi


Dalam kehidupan bermasyarakat, Demokrasi Pancasila menggariskan penting ”hikmat kebijaksanaan"
sebagai penuntun hubungan  antar manusia Indonesia dengan bangsa lain.
Dengan demikian, bukan hanya wakil rakyat atau pejabat/aparat pemerintah yang dituntut untuk selalu
mengunakan hikmat kebijaksanaan dalam mengurus kepentingan bersama. Seluruh bangsa Indonessia
baik anak dan orang tua dalam keluarga, warga dan pengurus RT dan RW, murid, guru, kepala sekolah
dan warga sekolah lainnya di sekolah, maupun kemasyarakatan, partai politik, instansi pemerintah,
perusahaan, Dewan Perwakilan Rakyat, untuk dituntut melakukannya.
Bagaimana kita mampu selalu bertindak bijaksana dalam berbagai aspek Demokrasi Pancasila? Syarat
utama agar kita mampu bertindak bijaksana adalah meyakini prinsip bahwa pada hakikatnya setiap
orang memiliki harkat dan martabatnya yang sama. Dengan prinsip itu, kita dapat memberikan
perlakuan dan penghormatan yang sama bagi setiap orang. Oleh karena prinsip persamaan kedudukan
haruslah dijunjung tinggi.
Dengan memegang teguh prinsip tersebut, kita menjadi lebih mampu untuk mengendalikan diri agar
tidak bertindak, bersikap maupun bertutur kata secara tidak bijaksana. Kita pun akan mampu untuk
lebih bertenggang rasa dengan orang lain.
Kebijaksanaan hendaknya dijunjung tinggi baik dalam hubungan sosial antar warga masyarakat, dan
dalam penyelenggarakan kehidupan politik, maupun ekonomi negara. Dalam penyelenggaraan
kehidupan politik, apabila tidak ada kebijaksanaan dalam pelaksanaannya, maka kehidupan politik
akan kacau. Semua orang akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan dan menggunakan
kekuasaan yang ada.
Begitu pula dalam bidang ekonomi. Akan terjadi korupsi, penyalahgunaan wewenang dan tindak
kejahatan ekonomi lain pun akan bermunculan bila tidak ada kebijaksanaan yang melingkupinya.
Prinsip kebijaksanaan sangat penting dalam pengelolaan hidup berbangsa dan bernegara.
Kebijaksanaan menjaga keutuhan bangsa dan mewujudkan kesejahteraan bersama.
Kebijaksanaan itu hendaknya dilandasi oleh sikap menghormati persamaan harkat dan martabat
sesamanya dan tenggang rasa dengan orang lain.
Dengan mengakui persamaan kedudukan orang lain, kita akan selalu memikirkan, mempertimbangkan,
dan memperhatikan kepentingan orang lain pada saat menangani masalah bersama. Bahkan dalam
menjalani hidup pribadipun, kita terdorong untuk melakukan hal yang sama.

2.       Contoh Sikap Demokrasi dalam Kehidupan Masyarakat


Untuk melaksanakan Demokrasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari kita hendaknya mengamalkan
sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
Adapun bentuk-bentuk pengamalan yang dapat kita lakukan antara lain sebagai berikut.
1)       Sebagai warga negara dan warga masyarakat, kita hendaknya menyadari setiap manusia Indonesia
mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
2)       Kita hendaknya tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3)       Kita hendaknya mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama .
4)       Kita hendaknya menyadari bahwa musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
5)       Kita hendaknya menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
6)       Kita hendaknya dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
musyawarah.
7)       Kita hendaknya menyadari bahwa di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi atau golongan.
8)       Kita hendaknya menyadari bahwa musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati
nurani yang luhur.
9)       Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan,
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.

BAB V
KEDAULATAN

A.        Makna Kedaulatan Rakyat


1.         Pengertian Kedaulatan
Kedaulatan berasal dari kata "daulat" daulat dalam bahasa Arab artinya "kekuasaan atau dinasti
pemerintahan". Dan masih ada arti kedaulatan dalam bahasa-bahasa yang lainnya misalnnya ;  Istilah
dari bahasa Inggris (SOUVERIGNITY), Perancis   (SOUVERAINETE),  Italia    (SOVRANSI), Latin
(SUPERAMUS)
Makna dari istilah-istilah di atas kesemuanya memiliki arti "tertinggi". Jadi kedaulatan berarti
kekuasaan tertinggi atau kekuasaan yang tidak terletak di bawah kekuasaan lain  atau kekuasaan yang
tertinggi yang ada dalam suatu Negara.
Pada dasarnya, kedaulatan mempunyai empat sifat, antara lain :
1)    Permanen, artinya kedaulatan itu bersifat tetap dan akan ada selama suatu negara masih berdiri
2)    Asli, artinya kedaulatan itu tidak berasal dari kekuasaan lain yang lebih tinggi
3)    Bulat, artinya tidak dapat dibagi-bagi, merupakan satu-satunya kekuasaan yang tertinggi dalam
negara
4)    Tidak Terbatas, artinya kedaulatan itu tidak dibatasi oleh siapapun.

2.         Pengertian Kedaulatan Rakyat

Kedaulatan rakyat berati bahwa kekuasaan tertinggi dalam suatu negara terletak ditangan rakyat.
Rakyatlah yang berkuasa, mengatur dan menentukan berlangsungnya  kehidupan berbangsa dan
bernegara. Sebagaimana diatur dalam pasal 1 ayat (2) UUD 1945 : ”Kedaulatan berada ditangan
rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”
Di negara-negara demokrasi masa kini, kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat. Artinya rakyat
memiliki kekuasaan menentukan bagaimana suatu negara di kelola. Tetapi dalam perwujudannya
rakyat memberikan mandat kepada orang-orang yang dipilihnya melalui pemilihan umum.

3.         Pengertian Kedaulatan Keluar dan Kedalam


Menurut Jean Bodin (1500 - 1590), Ada dua jenis kedaulatan yaitu:
a.        Kedaulatan ke dalam (intern),
yaitu kekuasaan tertinggi di dalam negara untuk mengatur dan menjalankan organisasi negara sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku di negara tersebut, dan rakyat harus patuh dan tunduk
dengan apa yang digariskan pemerintah. Pemerintah berhak mengatur segala kepentingan rakyat
melalui berbagai lembaga negara dan perangkat lainnya, tanpa campur tangan negara lain.
b.       Kedaulatan ke luar (ekstern),
 yaitu kekuasaan tertinggi di dalam negara untuk mengadakan hubungan dengan negara lain serta
mempertahankan wilayah dari berbagai ancaman dari luar. Negara berhak mengadakan hubungan atau
kerjasama dengan negara lain guna kepentingan nasionalnya.,

4.         Macam-macam Teori Kedaulatan


Terdapat beberapa teori kedaulatan yang dikemukakan oleh para ahli kenegaraan, antara lain sebagai
berikut.
1) Teori Kedaulatan Tuhan
Teori kedaulatan Tuhan mengajarkan bahwa negara dan pemerintah mendapat kekuasaan yang
tertinggi dari Tuhan. Menurut teori ini, sesungguhnya segala sesuatu yang terdapat di alam semesta
berasal dari Tuhan.
Kedaulatan dalam suatu negara yang dilaksanakan oleh pemerintah negara juga berasal dari Tuhan.
Negara dan pemerintahan mendapat kekuasaan dari Tuhan karena tokoh-tokoh negara itu, secara
kodrati telah ditetapkan menjadi pemimpin negara. Mereka berperan sebagai wakil Tuhan. Raja
misalnya, bertugas memimpin rakyatnya untuk mencapai suatu cita-cita. Oleh karena itu,
kepemimpinan dan kekuasaan harus berpusat di tangan raja.
Teori kedaulatan Tuhan umumnya dianut oleh raja-raja yang mengakui sebagai keturunan dewa.
Misalnya, raja-raja Mesir kuno, Kaisar Jepang, dan Kaisar Cina. Raja-raja di Jawa pada zaman Hindu,
juga menganggap dirinya sebagai penjelmaan dewa Wisnu. Pelopor¬pelopor teori kedaulatan Tuhan,
antara lain adalah Augustinus, Thomas Aquino, dan Friedrich Julius Stahl.
2) Teori kedaulatan Raja
Menurut teori ini, kekuasaan tertinggi  terletak di tangan raja sebagai penjelmaan kehendak Tuhan.
Raja merupakan bayangan dari Tuhan. Agar negara kuat, raja  harus berkuasa mutlak dan tidak
terbatas. Dalam teori kedaulatan raja, posisi raja selalu berada di atas undang-undang.  Rakyat harus
rela menyerahkan hak asasinya dan kekuasaannya secara mutlak kepada raja.
Peletak dasar teori kedaulatan raja, antara lain Nicollo Machiavelli, Jean Bodin,  Thomas Hobbes, dan
Hegel. Nicollo Machiavelli mengajarkan, bahwa negara yang kuat haruslah dipimpin oleh seorang raja
yang memiliki kedaulatan tidak terbatas atau mutlak. Dengan demikian, raja dapat melaksanakan cita-
cita negara sepenuhnya. Raja hanya bertanggung jawab kepada  dirinya sendiri atau kepada Tuhan.
Raja tidak tunduk kepada konstitusi, walaupun disahkan oleh dirinya sendiri. Raja juga tidak
bertanggung jawab kepada hukum moral yang bersumber dari Tuhan, karena raja melaksanakan
kewajibannya untuk rakyat atas nama Tuhan.
3) Teori kedaulatan rakyat
Teori kedaulatan rakyat, yaitu teori yang mengatakan bahwa kekuasaan tertinggi suatu negara berada
di tangan rakyat, sebab yang benar-benar berdaulat dalam suatu negara adalah rakyat.
Sumber ajaran kedaulatan rakyat ialah ajaran demokrasi yang telah dirintis sejak jaman Yunani oleh
Solon. Istilah demokrasi berasal dari kata Yunani, demos (rakyat) dan kratein (memerintah) atau kratos
(pemerintah). Jadi, demokrasi mengandung pengertian pemerintahan rakyat, yaitu pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk,rakyat.
Rakyat merupakan suatu kesatuan yang dibentuk oleh individu-individu melalui perjanjian masyarakat.
Rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi memberikan haknya kepada penguasa untuk
kepentingan bersama. Penguasa dipilih dan ditentukan atas dasar kehendak rakyat melalui perwakilan
yang duduk di dalam pemerintahan. Pemerintah yang berkuasa harus mengembalikan hak-hak sipil
kepada warganya."
Pelopor teori kedaulatan rakyat
a)       J.J. Rousseau, berpendapat ,bahwa negara dibentuk oleh kemauan rakyat secara  sukarela.  Kemauan
rakyat untuk membentuk negara itu disebut kontrak sosial. Rousseau juga berpendapat bahwa negara
yang terbentuk melalui perjanjian masyarakat harus menjamin kebebasan dan persamaan.
b)       Montesquieu, beranggapan bahwa kehidupan bernegara dapat teratur dengan baik, sebaiknya
kekuasaan dibagi tiga, yaitu legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Ajarannya dikenal dengan istilah Trias
Politika
c)       John Locke, berpendapat bahwa manusia mempunyai hak pokok, yaitu hak hidup, hak kemerdekaan,
dan hak milik.
Selain itu, John Locke juga mengajarkan asas-asas terbentuknya negara adalah sebagai berikut.
a)       Pactum unionis, yakni perjanjian antar individu untuk membentuk negara;
b)       Pactum subjectionis, yaitu perjanjian antara individu dengan negara yang dibentuk itu. Artinya,
individu memberikan mandat kepada negara atau pemerintah selama pemerintah berdasarkan konstitusi
atau undang-undang negara.
Dalam negara yang menganut teori kedaulatan rakyat terdapat ciri-ciri sebagai berikut.
a)       Adanya lembaga perwakilan rakyat atau dewan perwakilan rakyat sebagai badan atau majelis yang
mewakili dan mencerminkan kehendak rakyat,
b)       Untuk mengangkat dan menetapkan anggota majelis tersebut, pemilihan dilaksanakan untuk jangka
waktu tertentu. Rakyat yang telah dewasa secara bebas dan rahasia memilih wakil atau partai yang
disenangi atau dipercayai.
c)       Kekuasaan atau kedaulatan rakyat dilaksanakan oleh badan perwakilan rakyat, yang bertugas
mengawasi pemerintah.
d)       Susunan kekuasaan badan atau majelis itu ditetapkan dalam undang-undang negara.
4) Teori kedaulatan negara
Menurut teori kedaulatan negara, kekuasaan tertinggi terletak pada negara. Sumber atau asal
kekuasaan yang dinamakan kedaulatan itu ialah negara. Negara sebagai lembaga tertinggi kehidupan
suatu bangsa, dengan sendirinya memiliki kekuasaan. Jadi, kekuasaan negara ialah kedaulatan negara
yang timbul bersamaan dengan berdirinya negara.
Teori kedaulatan negara yang bersifat absolut dan mutlak ini berdasarkan pandangan bahwa negara
adalah penjelmaan Tuhan. Hegel mengajarkan bahwa negara dianggap suci karena . sesungguhnya
negara adalah penjelmaan kehendak Tuhan. Negara mewarisi kekuasaan yang bersumber dari Tuhan.
Berdasarkan teori kedaulatan negara, pemerintah adalah pelaksana tunggal kekuasaan negara. Teari ini
dianggap sebagai sebuah ajaran yang paling absolut sejak zaman Plato hingga Hitler-Stalin.
Negaralah yang menciptakan hukum dan negara tidak wajib tunduk pada hukum. Namun karena negara
abstrak, kekuasaan diserahkan kepada raja atas nama negara. Peletak dasar teori kedaulatan negara,
antara lain Paul Laban, George Jellinek, dan Hegel.
5) Teori kedaulatan hukum
Teori kedaulatan hukum, yaitu paham yang tidak disetujui oleh paham kedaulatan negara. Menurut
teori kedaulatan hukum, kekuasaan tertinggi dalam negara terletak pada hukum. Hal ini berarti, bahwa
yang berdaulat adalah lembaga atau orang yang berwenang mengeluarkan perintah atau larangan
yang mengikat semua warga negara. Lembaga yang dimaksud adalah pemerintah dalam arti luas. Di
Indonesia, lembaga itu adalah presiden bersama para menteri sebagai pembantunya dan Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR). Di Inggris, lembaga itu adalah raja bersama parlemen.
Berdasarkan pemikiran teori ini, hukum membimbing kekuasaan pemerintahan. Yang dimaksud
dengan hukum menurut teori ini ialah hukum yang tertulis (undang-undang dasar negara dan peraturan
perundangan lainnya) dan hukum yang tidak tertulis (convensi). Pelopor teori kedaulatan hukum,
antara lain Immanuel Kant, H. Krable, dan Leon Dubuit.

5.         Kedaulatan yang dianut Bangsa Indonesia dan Dasar Hukumnya

Kalau kita  lihat dari kelima teori kedaulatan diatas, maka kedaulatan yang dianut oleh Bangsa
Indonesia adalah :
1)         Teori Kedaulatan Rakyat, yaitu bahwa rakyatlah sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di
Indonesia, hal ini sesuai dengan pasal 1 ayat (2) UUD 1945 : ”Kedaulatan berada ditangan rakyat dan
dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”
2)         Teori Kedaulatan Hukum, yaitu bahwa hukumlah sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di
Indonesia, artinya bahwa semua warga negara sama kedudukannya didalam hukum, hal ini sesuai
deangan pasal 27 ayat (1) UUD 1945 : “segala warga negara bersamaan kedudukannya didalam
hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya.”

B.         Sistem Pemerintahan Indonesia

1.       Pengertian Sistem Pemerintahan

2.       Macam-Macam Sistem Pemerintahan


Ada dua jenis sistem pemerintahan yang terkenal dalam ilmu negara, yakni sistem parlementer dan
sistem presidensiil.
a)       Sistem Parlementer
Perdana menteri merupakan kepala pemerintahan, presiden hanya sebagai kepala negara. Kepala
negara dapat juga berupa raja, kaisar yang memperoleh hak waris secara turun-temurun. Pemegang
kekuasaan eksekutif dalam negara adalah perdana menteri. Perdana menteri bertanggung jawab kepada
parlemen yang merupakan lembaga perwakilan rakyat dan dapat dijatuhkan oleh parlemen melalui
mosi tidak percaya. Negara yang menganut sistem ini di antaranya Inggris, India, Pakistan, Ukraina,
dan Jepang.

b)       Sistem Presidensiil


Pada sistem presidensiil, kepala negara dan kepala pemerintah pegang oleh presiden. Ini berarti
presiden memegang kekuasaan eksekutif dalam negara. Menteri¬menteri negara diangkat dan ditunjuk
oleh presiden, sehingga mereka bertanggung jawab kepada presiden. Presiden menjalankan fungsi
eksekutif dan bertanggung jawab kepada lembaga perwakilan rakyat yang merupakan lembaga
legislatif. Presiden tidak bisa dijatuhkan oleh lembaga legislatif tetapi juga tidak bisa membubarkan
lembaga legislatif. Negara yang menganut sistem ini di antaranya Amerika Serikat, Filipina, dan
Indonesia.
Dalam pemerintahan sislem parlementer, hubungan antara badan legislatif dengan badan eksekulif
sangat erat. Keanggotaan badan legislatif dipilih oleh rakyat melalui pemilihan umum. Adapun badan
eksekutif atau kabinet yang dipimpin oleh seorang perdana menteri dipilih berdasarkan dukungan suara
terbanyak dari badan legislatif (dewan perwakilan rakyat).
Kabinet yang menjalankan tugas-tugas pemerintahan bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan
Rakyat. Oleh karena itu, kedudukan kabinet sangat bergantung kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
Apabila kabinet dapat mempertanggungjawabkan tindakannya kepada Dewan Perwakilan Rakyat, tidak
akan terjadi sesuatu hal. Namun, jika badan perwakilan rakyat tidak dapat menerima
pertanggungjawaban kabinet, maka kemungkinannya dewan peewakilan rakyat akan menjatuhkan
kabinet dengan mosi tidak percaya.
Karena sangat bergantung kepada badan perwakilan rakyat, posisi pemerintahan dengan sistem
parlementee sangat labil. Apalagi kalau persaingan memperebutkan kursi di badan legislatif sangat
tinggi. Hal ini biasanya terjadi apabila terdapat jumlah partai yang banyak dalam memperebutkan suara
mayoritas di lembaga legislatif. dan kabinet terbentuk berdasarkan koalisi beberapa partai.
Sistem parlementer pernah diterapkan di Indonesia dari tahun 1945 sampai dengan tahun 1959 yang
membawa akibat sering terjadinya pergantian kabinet. Sistem ini masih dianut sampai sekarang
terutama di negara-negara Belanda, Belgia, dan Perancis.
Berbeda dengan sistem parlementer, dalam sistem presidensiil hubungan antara badan legislatif dan
badan eksekutif bersifat fungsional. Artinya, badan yang satu tidak bergantung pada yang lainnya.
Badan eksekutif terpisah dari badan legislatif atau parlemen. Sistem ini merupakan aplikasi dari teori
pemisahan kekuasaan.
Teori ini merupakan pikiran John Locke yang kemudian dikembangkan oleh Montesquieu. Menurut
John Locke. kekuasaan negara terpisah antara kekuasaan legislatif, eksekutif, dan federatif. Dalam hal
ini badan legislatif memiliki kekuasaan untuk membentuk undang-undang. Kekuasaan federatif
meliputi kekuasaan yang tidak termasuk kekuasaan legislatif dan eksekutif, seperti mengadakan kerja
sama dan aliansi dengan negara lain di luar negeri.
Sama seperti John Locke, Mostesquieu membagi kekuasaan negara secara terpisah atas tiga jenis. yakni
kekuasaan legislatif, eksekutif. dan yudikatif. Bedanya dengan John Locke, Montesquieu menegaskan
bahwa kekuasaan yudikatif adalah mengawasi dan mengambil tindakan apabila eksekutif yang bertugas
melaksanakan undang-undang terbukti menyimpang dari undang-undang yang digariskan. Pemisahaan
kekuasaan seperti tersebut di atas masih diterapkan seperti di Amerika Serikat, itupun tidak semurni
ajaran Montesquieu. Di negara ini, kekuasaan legislatif dipegang oleh Kongres, kekuasaan eksekutif
dipegang oleh Presiden, dan kekuasaan yudikalif dijalankan oleh Mahkamah Agung. Masing-masing
badan berdiri sendiri. Kekuasaannya sudah dibatasi sehingga keseimbangan kekuasaan saan antara
ketiga badan tadi dapat diwujudkan. Ketiga badan itupun memiliki kedudukan yang sederajat sehingga
mereka bisa saling mengawasi. Prinsip inilah yang dinamakan pengawasan dan keseimbangan dalam
pemerintahan Amerika Serikat.

3.       Sistem Pemerintahan RI menurut UUD 1945 Amandemen


Dilihat dari teori kenegaraan pemerintahan Indonesia menganut sistem presidensiil. Hal ini didasarkan
pasa 17 UUD 1945 yang berbunyi:
1)       Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara
2)       Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden
3)       Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan
4)       Pembentukan, pengubahan dan pembubaran kementrian negara daiatur dalam undang-undang
Adapun beberapa kunci pokok sistem pemerintahan negara Indonesia menurut UUD 1945 adalah
sebagai berikut.:
a)       Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat).
Hal ini menunjukan bahwa negara Indonesia berdasarkan atas hukum (rechtsstaat), bukan berdasarkan
atas kekuasaan belaka (machtsstaat). .
b)       Sistem konstitusional . .
Pemerintahan negara berdasarkan atas konstitusi (hukum dasar), tidak bersifat absolutisme (kekuasaan
yang tidak terbatas). .
c)       Kekuasaan negara yang tertinggi berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD.
d)       Presiden ialah penyelenggara pemerintahan negara
e)       Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
Presiden harus mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat untuk membentuk undang¬undang
(UU) dan menetapkan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Oleh karena itu, presiden harus
bekerja bersama-sama dengan dewan, tetapi presiden tidak bertanggung jawab kepada dewan, artinya
kedudukan presiden tergantung pada dewan.
f)        Menteri negara ialah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggung jawab kepada Dewan
Perwakilan Rakyat.
Presiden mengangkat dan memberhentikan menteri. Menteri ini tidak bertanggung jawab kepada
Dewan Perwakilan Rakyat dan kedudukannya tidak tergantung kepada dewan.
g)       Kekuasaan kepala negara tak terbatas
Meskipun kepala negara tidak bertanggung jawab kepada Dewan perwakilan Rakyat, ia bukan
"diktator", artinya kekuasaan tidak terbatas. Ini berarti kekuasaan kepala Negara di batasi oleh undang-
undang.

4.       Pembagian kekuasaan menurut Montesquieu


Montesquieu adalah seorang ahli politik dan filsafat bangsa Perancis yang mengajarkan asas-asas teori
kedaulatan rakyat. Ia menguraikan bahwa negara melaksanakan kekuasaan atau kedaulatan atas nama
seluruh rakyat. Montesquieu dikenal dengan gagasan Trias Politika. Yaitu bahwa untuk menjamin agar
kekuasaan tidak terpusat dan kepentingan rakyat tidak diabaikan, maka kekuasaan negara harus di
pisah kedalam tiga lembaga, yaitu :
a)       Kekuasaan Legislatif, yaitu kekuasaan untuk membuat dan menerapkan undang-undang
b)       Kekuasaan Eksekutif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang
c)       Kekuasaan Yudikatif, yaitu kekuasaan untuk mengawasi pelaksanaan undang-undang oleh badan-
badan peradilan

5.       Tugas Lembaga Pelaksana Kedaulatan Rakyat


Dalam alam demokrasi, segala pendapat atau perbedaari mengenai masalah kewarganegaraan dan lain-
lain yang menyangkut kehidupan negara dan masyarakat diselesaikan melalui lembaga-Iembaga
negara. Artinya lembaga-Iembaga yang erat hubungannya dengan penyelesaian masalah yang dihadapi
oleh masyarakat melalui wakil-wakil rakyat yang duduk di lembaga negara, seperti DPR dan DPRD.
Cara seperti .ini akan melahirkan kebiasaan menyelesaikan perselisihan dengan tertib dan teratur.
Selain itu rakyat harus diikutsertakan dalam diskusi-diskusi dan bertukar pikiran baik melalui media
elektronika maupun media cetak. Dengan demikian apa yang dikehendaki rakyat akan mudah
diketahui.
Di negara kita, lembaga-Iembaga yang memiliki tugas pokok menyalurkan kehendak (aspirasi) rakyat
adalah Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
1) Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) merupakan pemegang pelaksana kedaulatan rakyat tertinggi
sebagai penyalur, pengutara, dan penjelma seluruh rakyat yang memegang kedaulatan negara. Oleh
karena itu, segala putusan MPR harus dapat mencerminkari suara hati nurani seluruh masyarakat.
Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat adalah sebagai berikut.
d)       Majelis sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia adalah pemegang kekuasaan negara tertinggi
dan pelaksana dari kedaulatan rakyat. .
e)       Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri  atas anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat, ditambah
dengan utusari-utusan dari daerah-daerah dan golongan-golongan, menurut aturan yang ditetapkan
dengan undang-undang.
Adapun tugas dan kewajiban MPR sesuai dengan pasal (3) UUD 1945 adalah:
a)       Berwenang mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar
b)       Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden
c)       Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut Undang-
Undang Dasar
2) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) adalah sebuah lembaga tinggl negara yang berkedudukan sejajar
dengan lembaga tinggi negara lainnya, yang berfungsi sebagai dewan legislatif dan rekan kerja
pemerintah dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi jalannya roda pemerintahan. Kedudukan
Dewan ini sangat kuat, sebab tidak bisa dibubarkan oleh presiden. Semua anggota DPR adalah anggota
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Dewan ini berkewajiban mengawasi segala tindakan Presiden dalam rangka pelaksanaan haluan negara.
Apabila DPR menganggap bahwa Presiden benar-benar melanggar haluan negara, DPR berhak
menyampaikan memorandum untuk mengingatkan Presiden. Apabila dalam waktu tiga bulan Presiden
tidak memperhatikan memorandum DPR itu, DPR mengajukan memorandum kedua. Lalu apabila
dalam waktu satu bulan memorandum yang kedua tidak diindahkan oleh presiden, DPR dapat meminta
MPR untuk mengadakan. Sidang Istimewa guna meminta pertanggungjawaban Presiden.
Dalam hal ini pembentukan undang-undang, DPR memiliki. peranan yang sangat besar. Setiap
rancangan undang-undang menghendaki persetujuan DPR. Apabila rancangan undang-undang yang
diajukan pemerintah tidak dapat persetujuan DPR, maka rancangan itu tidak boleh diajukan lagi dalam
persidangan DPR masa itu.
Apabila terjadi kepentingan yang memaksa, pemerintah berhak; menetapkan peraturan pemerintah
pengganti undang-undang (Perppu) kemudian peraturan pemerintah ini juga haru mendapat persetujuan
DPR. Oleh karena itu DPR sebagai lembaga perwakilan rakyat memiliki peran yang sangat besar
sebagai penyalur aspirasi rakyat.
Tugas dan wewenang Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia ialah sebagai berikut.
a)       Bersama-sama dengan Presiden membentuk undang-undang (fungsi Legislasi)
b)       Bersama-sama dengan Presiden menetapkan APBN (fungsi Anggaran)
c)       Melaksanakan pengawasan (fungsi Pengawasan) terhadap:
1)       Pelaksanaan undang-undang,
2)       Pelaksanaan APBN serta pengolahan keuangan negara,
3)       Kebijakan pemerintah sesuai dengan jiwa UUD 1945 dan TAP MPR RI.
d)       Membahas hasil pemeriksaan atas pertanggungjawaban keuangan negara yang diberitahukan oleh
Badan Pemeriksa Keuangan yang disampaikan Rapat Paripurna untuk dipergunakan sebagai bahan
pengawasan.
e)       Membahas untuk meratifikasi dan/atau memberikan persetujuan atas keadaan pernyataan . perang,
serta pembuatan perdamaian dan perjanjian dengan negara lain yang dilakukan oleh presiden.
f)        Menampung dan menindaklanjuti aspirasi dan pengaduan masyarakat.
g)       Melaksanakan hal-hal yang ditugaskan oleh TAP MPR RI dan/atau Undang-Undang kepada DPR
RI.
Untuk menjalankan tugas dan wewenang tersebut di atas, DPR mempunyai hak-hak sebagai berikut.
1)       Hak interpelasi, yaitu hak untuk meminta keterangan kepada Presiden.
2)       Hak angket, yaitu hak untuk mengadakan penyelidikan terhadap sesuatu hal.
3)       Hak amandemen, yaitu hak untuk mengubah rancangan undang-undang yang diajukan Presiden.
4)       Hak petisi, yaitu hak untuk mengajukan usul, saran, dan anjuran kepada Presiden.
5)       Hak inisiatif, yaitu hak untuk mengajukan rancangan undang-undang.
6)       Hak budget, yaitu hak untuk mengesahkan rancangan Anggaran Pendapatsan Negara dan Belanja
Negara (RAPBN) menjadi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
7)       Hak bertanya, yaitu hak untuk bertanya kepada pemerintah tentang sesuatu hal secara tertulis.
3) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) merupakan badan legislatif di daerah. Badan ini mewakili
seluruh rakyat di daerahnya. Sebagian besar anggota DPRD dipilih melalui pemilihan Umum.
DPRD mempunyai tugas dan wewenangsebagai berikut.
1)       Memilih gubernur/wakil gubernur, bupati/wakil bupati, dan walikota/wakil walikota.
2)       Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Gubernur, Bupati dan Walikota kepada Presiden.
3)       Bersama dengan Gubernur, Bupati, dan Walikota menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah.
4)       Bersama dengan Gubernur, Bupati, dan Walikota membentuk peraturan daerah.
5)       Melakukan pengawasan terhadap:
a)       pelaksanaan peraturan daerah dan peraturan perundang-undangan lain;
b)       pelaksanaan peraturan-peraturan dan' keputusan Gubernur, Bupati, dan Walikota;
c)       pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
d)       kebijakan Pemerintah Daerah yang disesuaikan dengan poJa dasar pembangunan daerah;
e)       pelaksanaan kerjasama internasional di daerah.
6)       Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah terhadap rencaha perjanjian
internasional yang menyangkut kepentingan daerah;
7)       Menampung dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat.
Untuk melaksanakan tugas dan wewenang terssebut, DPRD mempunyai hak untuk:
1)       Meminta pertanggungjawaban Gubernur, Bupati, Walikota;
2)       Meminta keterangan kepada pemerintah daerah; .
3)       Mengadakan penyelidikan;
4)       Mengadakan perubahari atas rancangan peraturan daerah;
5)       Mengajukan pernyataan pendapat;
6)       Mengajukan rancangan peraturan daerah;
7)       Mengajukan anggaran DPRD.
4) Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
Keberadaan DPD sebagai lembaga negara diatur dalam UUD 1945 hasil Amandemen yakni pada pasal
22, yakni:
a)       Sesuai dengan Anggota DPD dipilih dari setiap provinsi melalui pemilu [Pasal 22C (1)***
b)       Anggota DPD dari setiap provinsi jumlahnya sama dan jumlah seluruh anggota DPD itu tidak lebih
1/3 jumlah anggota DPR [Pasal 22C (2)***]
c)       Anggota DPD dapat diberhentikan dari jabatannya, yang syarat-syarat dan tata caranya diatur
dalamundang-undang[Pasal 22D (4)***]
Tugas dn wewenang DPD adalah:
a)       DPD dapat mengajukan usul kepada DPR tentang Rancangan Undang-Undang yang berkaitan
dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan
daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan
pertimbangan keuangan pusat dan daerah, serta berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan
daerah.
b)       DPD mengusulkan Rancangan Undang-Undang sebagaimana di maksud dalam point (a) di atas,
kepada DPR dan DPR mengundang DPD untuk membahas sesuai dengan tata tertib DPR.
c)       Pembahasan Rancangan Undang-Undang sebagaimana dimaksud dalam point (b) di atas dilakukan
sebelum DPR membahas Rancangan Undang-Undangan dengan Pemerintah
d)       DPD bersama DPR ikut membahas Rancangan Undang-Undang yang berkiatan dengan otonomi
daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, pengelolaan
sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan pertimbangan
keuangan pusat dan daerah, serta berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah.
e)       DPD dapat memberi pertimbangan kepada DPR atas Rancangan Undang-Undang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara dan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak,
pendidikan dan agama.
f)        DPD dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang yang berkaiatan dengan
otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah,
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara dan pajak, pendidikan dan agama
Selain lembaga-Iembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat yang memiliki tugas pokok
menyalurkan kehendak (aspirasi) rakyat diatas, ada juga lembaga-lembaga negara  sebagai pelaksana
kedaulatan rakyat  lainnya, yaitu :

5) Presiden
Kekuasaan Presiden yang diatur dalam UUD 1945 hasil amandemen adalah ;
a)       membuat Undang-Undang bersama DPR (pasal 5 ayat 1)
b)       menetapkan Peraturan Pemerintah (pasal 5 ayat 2)
c)       memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MA (pasal 14 ayat (1) UUD
1945)
d)       memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR (pasal 14 ayat (2) UUD
1945)
e)       mengangkat dan memberhentikan mentri-mentri negara (pasal 17)
f)        mengajukan rancangan undang-undang anggran pendapatan dan belanja negara (pasal 23 ayat 2) ….
Dst
6) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
BPK merupakan lembaga negara yang bebas dan mandiri dengan tugas khusus ;
a)       Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara (pasa 23E ayat 1)
b)       Menyerahkan laporan hasil pemeriksaan BPK kepada DPR, DPD dan DPRD sesuai dengan
kewenagnanya (pasal 23E ayat 2)
7) Mahkamah Agung (MA)
MA merupakan lembaga negara yang memegang kekuasaan kehakiman disamping sebuah Mahkamah
Konstitusi di Indonesia (pasal 24 ayat 2). MA membawahi beberapa macam lingkungan peradilan,
antara lain ;
- Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara
Adapun tugas dan wewenang MA, antara lain :
1)       Mengadili pada tingkat kasasi, yaitu memutuskan permohonan kasasi (tingkat banding terakhir)
2)       Menguji peraturan perundang-undangan dibawah undang-undang terhadap undang-undang
3)       Memeriksa serta memutuskan sengketa tentang kewenangan mengadili
4)       Meninjau kembali putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap

8) Mahkamah Konstitusi (MK)


Mahkamah Konstitusi memiliki kewenangan untuk;
a)       Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir untuk menguji undang-undang terhadap UUD
b)       Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD
c)       Memutus pembubaran partai politik dan
d)       Memutus perselisihan tentang hasil pemilu (pasal 24C ayat 1)
e)       Wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden
dan/atau Wakil Presdiden menurut UUD (pasal 24C ayat 2)

9) Komisi Yudisial (KY)


Komisi Yudisial adalah lembaga yang mandiri yang dibentuk oleh Presiden dengan persetujuan DPR 
(pasal 24B ayat 3 UUD 1945). Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai pengetahuan dan
pengalaman dibidang hukum serta memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela (pasal 24B
ayat 2). Komisi Yudisial berwenang mengusulkan pengangkatan Hakim Agung  serta menjaga dan
menegakkan kehormatan, keluhuran martabat dan perilaku hakim (pasal 24B ayat 1 UUD 1945).

10)   Komisi Pemilihan Umum (KPU)


KPU merupakan komisi yang bertanggungjawab akan pelaksanaan pemilihan umum di Indonesia. KPU
bersifat nasional, tetap dan mandiri (pasal 22E ayat 5 UUD 1945). Pemilu dilaksanakan untuk memilih
anggota DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden dan DPRD (pasal 22E ayat 2).

UU No 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD dinyatakan, bahwa
tugas dan wewenang KPU adalah :
1)       Merencanakan penyelenggaraan pemilihan umum
2)       Menetapkan organisasi dan tata cara semua tahapan pelaksanaan pemilu
3)       Mengkoordinasikan dan menyelenggarakan semua tahapan pelaksanaan pemilu
4)       Menetapkan peserta pemilu
5)       Menetapkan daerah pemilihan, jumlah kursi dan calon anggota DPR, DPD, DPRD Propinsi dan
DPRD Kab/kota
6)       Menetapkan waktu, tanggal dan tata cara pelaksanaan kampanye dan pemungutan suara, menetapkan
hasil pemilu dan mengumumkan calon terpilih anggota DPR, DPD, DPRD Propinsi dan DPRD
Kab/Kota
7)       Melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemilu
8)       Melaksanakan tugas dan kewenangan lain yang diatur undang-undang

C.         Sikap Positif terhadap Kedaulatan Rakyat

1.       Sikap Positif Terhadap Kedaulatan Rakyat

Membangun sikap positif terhadap kedaulatan rakyat, antara lain :


a)       Mengenal partai-partai politik
b)       Menghargai hasil pemilu
c)       Menghormati keberadaan lembaga-lembaga negara

2.       Sikap Positif Terhadap Sistem Pemerintahan Indonesia

Sikap positif terhadap sistem pemerintahan Indonesia, antara lain;


a)       Menghormati keberadaan lembaga kepresidenan
b)       Mematuhi aturan-aturan yang dibuat oleh pemerintah

c)       Mengawasi jalannya pemerintahan, dengan memberi  saran dan kritik 

Anda mungkin juga menyukai