Anda di halaman 1dari 2

CRAZY PAVEMENT DERMATOSIS

DEFINISi
Crazy pavement dermatosis (CPD) merupakan kelainan kulit yang khas pada penyakit
kwarsiorkor. Kelainan kulit tersebut dimulai dari titik-titik merah menyerupai ptechia,
berpadu menjadi bercak yang lambat laun menjadi hitam. Setelah bercak hitam mengelupas
maka terdapat bagian-bagian merah dikelilingi oleh abats-batas yang masih hitam.

EPIDEMIOLOGI
Faktor resiko terjadinya CPD anak usia dibawah 5 tahun dan terindentifikasi pada usia
6-18 bulan dengan malnutrisi akut sedang sampai berat. Pada anak prasekolah terbagi atas
dua yaitu non-oedem malnutrisi berat (marasmus), didefinisikan baik oleh berat badan
maupun z-skor <-3 atau degan lingkar lengan tengah atas. Malnutrisi edema (kwarsiorkor)
adalah didefinisikan oleh edem pitting bilateral, disertai intake yang buruk dan tidak ada atau
hanya sedikit proteinuria.

PATOGENESIS
Patogenesis CPD kwarsiorkor sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Berbagai
defisiensi nutrisional dan kekacauan metabolik, seperti defisiensi protein, asam amino, asam
lemak esensial, seng, gangguan pada produksi sitokin, prostaglandin, serta kerusakan
membran sel akibat radikal bebas.

MANIFESTASI KLINIS
Bercak kehitaman pada tubuh, edema seluruh tubuh, punggung kaki, wajah membulat
dan sembab, pandangan mata sayu, rambut tipis kemerahan seperti merah jagung dan mudah
rontok, menurut beberapa kepustakaan pada beberapa gejala juga dapat ditemui perubahan
status mental, apatis, dan rewel, pembesaran hati dan hipertrofi otot. Manifestasi kulit yang
muncul pada pasien dengan kwarsiorkor bervariasi mulai dari yang ringan, seperti eritema
atau xerosis, sampai lesi yang sangat berat, lesi khas pada kwarsiorkor berupa hyperkeratosis,
hiperpigmentasi, dan plak menebal dengan predileksi ekstremitas, region kulit yang banyak
berhubungan dengan tekanan dan gesekan.
TATALAKSANA
Pada kasus CPD tatalaksana terutama ditujukan untuk perbaikan status nutrisi dengan
pemberian diet terapetik menggunakan formula khusu (F75,F-100,F-135) yang kaya akan
asam amino esensial, seng, dan asam lemak esensial. Menurut beberapa kepustakaan juga
menyatakan lesi kulit umumnya pada kwarsiorkor dapat sembuh secara sempurna hanya
dengan pemberian diet dengan jumlah kalori dan protein yang adekuat. Penggunaan krim
pelembab dan salep seng, petrolatum, dan parafin direkomendasikan untuk mempertahankan
barier kulit dan membantu penyembuhan kulit yang erosi. Agen topikal yang memiliki
aktivitas melawan bakteri gram negatif seperti klorheksidin, iodine povidone, dan
sulfadiazine perak dianjurkan untuk lesi kulit yang memiliki tanda-tanda infeksi sekunder.

Anda mungkin juga menyukai