Disusun Oleh :
SRI R HUTAJULU
7203210044
Puji syukur kita ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan
rahmat-Nya, saya bisa menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah ini merupakan salah satu
tugas yang diberikan dalam mata kuliah Ekonomi Koperasi dan UMKM di Universitas Negeri
Medan.
Dalam penulisan makalah ini, saya merasa banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, karena keterbatasan pengetahuan. Untuk itu, kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Saya mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Pak Sulaiman Lubis, SE., MM. selaku dosen
mata kuliah Ekonomi Koperasi dan UMKM yang telah memberikan tugas yang berjudul
“Kewirakoperasian dan Pengawasan Koperasi” dan petunjuk kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas ini. Akhir kata saya mengucapkan selamat membaca dan semoga materi
yang ada di dalam makalah ini memberikan manfaat dan sumbangan pemikiran bagi pembaca.
Sri R Hutajulu
i
DAFTAR ISI
c. Tujuan ............................................................................................................................... 1
b. Saran ............................................................................................................................... 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Paradigma pembangunan ekonomi yang menitik beratkan pada pertumbuhan ekonomi
selamaorde baru ternyata menimbulkan Over Heated Economic dan High Cost Economic
yangberakhir dengan krisis ekonomi yang ditandai dengan daya beli masyarakat turun
demikianjuga perbankan dan dunia usaha mengalami kemuduran sehinga menimbulkan
penambahanpengangguran, inflasi yang tinggi dan menimbulkan kelimpungan dan
kemiskinan.
Fenomena di atas menunjukan bahwa fundamental ekonomi kita masih keropos,
sehinggapelaku-pelaku ekonomi harus mencoba mempelajari dan memperbaiki dari
kekeliruan di atas.Koperasi sebagai salah satu pelaku ekonomi yang dipandang cukup
representatif dalamwadah perekonomian rakyat harus lebih eksis. Sebagai upaya agar koperasi
lebih berkembangmaka, perlu adanya Wirausaha Koperasi (Wirakop).
b. Rumusan Masalah
1. Pengertian dan fungsi kewirakoperasian.
2. Tipe-tipe kewirakoperasian.
3. Mentaati sendi-sendi dasar koperasi.
4. Tipe-tipe pengawasan koperasi.
5. Metode pengawasan koperasi.
6. Manajemen koperasi.
c. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami kewirakoperasian dan pengawasan koperasi.
2. Untuk mengetahui dan menjelaskan bagaimana koperasi dikelola dengan prinsip dasar
koperasi oleh yang memiliki jiwa wiraswasta. Serta memiliki konsep manajemen dalam
koperasi dan mampu menggunakan pengetahuan itu untuk mengawasi, mengevaluasi/menilai
sesuatu.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
d) Kegiatan wirakop harus berpegang teguh pada prinsip identitas koperasi, yaitu
anggota sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pelanggan. Kepentingan anggota harus
diutamakan agar anggota mau berpartisipasi aktif terhadap koperasi. Karena itu wirakop
bertugas meningkatkan pelayanan dengan jalan menyediakan berbagai kebutuhan anggotanya.
e) Tujuan utama setiap wirakop adalah memenuhi kebutuhan nyata anggota koperasi
dan meningkatkan kesejahteraan bersama. Tugas seorang wirakop sebenarnya cukup berat
karena banyak pihak yang berkepentingan di lingkungan koperasi, seperti anggota, perusahaan
koperasi, karyawan, masyarakat di sekitarnya, dan lain-lain. Seorang wirakop terkadang
dihadapkan pada masalah konflik kepentingan di antara masing-masing pihak.
f) Kewirausahaan dalam koperasi dapat dilakukan oleh anggota, menajer, birokrat yang
berperan dalam pembangunan koperasi dan katalis, yaitu orang yang peduli terhadap
pengembangan koperasi. Keempat jenis wirakop ini tentunya mempunyai kebebasan bertindak
dan insentif yang berbeda-beda yang selanjutnya menentukan tingkat efektivitas yang berbeda-
beda pula.
Fungsi Kewirakoperasian
Fungsi atau kegiatan wirakoperasi ,jenis kewirakoperasian dibedakan menjadi 3 hal
yaitu kewirakoperasian rutin,arbitrage dan inovatif.
a) Kewirakoperasian Rutin
Kewirakoperasian rutin diarahkan pada kegiatan rutin organisasi usaha (koperasi),
seperti produksi, pemasaran, personalia, keuangan, administrasi, dan lain-lain,. Progam-
program telah disusun dan dilaksanakan. Tugas wirakop hanyalah meluruskan /
mengendalikan sesuatu agar berjalan sesuai dengan program yang telah ditetapkan.
Kewirausahaan rutin merupakan literature manajemen yang berfungsi sebagai
pemecahan masalah.
Oleh karena itu para wirausaha rutin dianggap sebagai seorang manajer yang berfungsi
mengambil keputusan mengenai koordinasi alat-alat yang dimiliki. Manajer akan bertindak
berdasarkan peluang yang diketahuinya, untuk kemudian mengelola faktor-faktor produksi
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Kewirakoperasian rutin mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1) Kegiatan kewirakoperasian berhubungan dengan evaluasi dan koreksi bila terjadi
misalokasi sumber daya. Tindakan ini disebut pemecahan masalah.
2) Manajer (wirakop) mempunyai informasi yang banyak tentang sumber daya, tujuan, dan
resiko yang dihadapi. Wirausaha dapat bertindak berdasarkan informasi yang akurat mengenai
3
sumber-sumber dan hasil akhir (tujuan), serta setiap keputusan telah mempertimbangkan
resiko.
3) Rendahnya tingkat ketidakpastian memungkinkan wirausaha (wirakop) mampu
memaksimumkan tujuan (misalnya memaksimumkan profit atau pengembangan usaha para
anggota koperasi).
b) Kewirakoperasian Arbitrase
Arbitrase di sini dimaksudkan sebagai keputusan yang diambil dari dua kondisi yang
berbeda dan keputusan itu memberikan peluang yang menguntungkan. Tugas utama dari
wirakop dalam hal ini mencari peluang yang menguntungkan dari dua kondisi yang berbeda.
Misalnya ketidak sesuaian permintaan dan penawaran suatu pasar akan menciptakan peluang
bagi seseorang (wirausaha) untuk membeli dengan murah dan menjual dengan mahal. Oleh
karena itu, guna memperoleh keberhasilan dalam kondisi ini, wirakop harus mempunyai
informasi yang banyak tentang lingkungan dan pasar yang hendak dituju dan memanfaatkan
informasi ini untuk kemajuan koperasi.
Kewirakoperasian arbitrase mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a) Wirakop mempunyai informasi yang banyak tentang perbedaan harga barang-barang
tertentu bila ia beli saat ini dan dijual pada waktu yang akan datang.
b) Inti kewirakoperasian terdiri dari penemuan dan pelaksanaan peluang yang menguntungkan
yang sampai saat ini belum dikenali dan direalisasikan. Peluang tersebut merupakan hasil
ketidakseimbangan yang disebabkan perbedaan permintaan dan penawaran.
c) Kewirakoperasian Inovatif
Inovatif berarti mencari, memanfaatkan dan menemukan sesuatu yang baru. Wirakop
yang inovatif berarti wirakop yang selalu tidak puas dengan kondisi yang ada. Ia selalu
berusaha mencari, menemukan dan memanfaatkan peluang yang diperoleh. Ia sangat
diperlukan terutama pada kondisi di mana perusahaan (termasuk koperasi) mengalami
stagnasi. Ia juga diperlukan oleh perusahaan atau koperasi yang menghadapi masalah
ketidakpastian yang serius dalam lingkungan yang dinamis.
Kewirakoperasian inovatif biasanya tidak menimbulakan masalah, artinya meskipun
keuntungan yang diperoleh oleh innovator akan dikikis oleh para peniru, namun pengurangan
keuntungan ini akan menyebabkan innovator memperkenalkan inovasi versi terbaru atau
peluan gbaru, jadi kegiatan inovatif akan menghasilkan dorongan tertentu bagi kegiatan
inovatif baru.
4
b. Tipe-Tipe Kewirakoperasian
Kewirakoperasian dibagi menjadi 4 tipe:
a) Kewirakoperasian Anggota
Anggota sebagai pemilik koperasi dapat menjadi wirakop bila ia mampu menemukan
dan memanfaatkan peluang yang ada untuk pertumbuhan koperasi.
Tetapi kemungkinan ia sangat lemah mengingat kebanyakan kemampuan anggota
dalam inovasi masih sangat rendah, keterbatasan hak bertindak karena setiap tindakan
harus memperhatikan anggota lainnya dan motivasi yang rendah. Anggota kopersi di
Indonesia umumnya mempunyai tingkat pendidikan yang rendah sehingga tingkat
kemampuan dalam menemukan sesuatu yang baru sangat terbatas.
Disamping itu, kendatipun anggota mempunyai kemampuan yang tinggi tetapi
motivasi untuk berprestasi di bidang koperasi akan menjadi sangat rendah sebab manfaat
dari hasil inovasi anggota yang dinikmati hanya sebagian kecil oleh anggota yang
bersangkutan dan sebagian besar dinikmati oeh anggota lainnya, anggota potensial atau
bahkan para pesaing koperasi. Dalam kondisi seperti ini, anggota yang rasional akan
memanfaatkan peluang tersebut untuk kepentingan diri sendiri dengan jalan bekerja di luar
koperasi.
b) Kewirakoperasian Manajer
Pada koperasi yang mengangkat manajer sebagai pelaksana dan penanggung jawab
kegiatan operasional, koperasi tentu sangat mengharapkan perubahan yang memberikan
keuntungan. Tetapi kendala yang dihadapi oleh manajer adalah keterbatasan-kebebasan
untuk bertindak.
Keterbatasan ini karena manajer disamping dibebani peningkatan pertumbuhan usaha
koperasi tetap juga dibebani peningkatan pelayanan terhadap anggotanya. Kedua hal
tersebut kadang terjadi kontradiksi. Bila manajer menginginkan meningkatkan
pertumbuhan koperasi, maka ia harus berorientasi ke pasar eksternal (melayani kebutuhan
non anggota) dan ini berarti mengurangi nilai pelayanan terhadap anggotanya. Sebaliknya
bila manajer menginginkan peningkatan pelayanan terhadap anggota (misal dengan
memberikan harga pelayanan yan glebih rendah dibanding dengan harga pasar), maka ia
tidak akan dapat meningkatkan pertumbuhan koperasi. Dalam kondisi seperti
ini, kendatipun manajer mempunyai kemampuan dan motivasi yang tinggi untuk
mengembangkan organisasi koperasi, tetap saja ia menghadapi hambatan yang besar yang
harus dilewatinya.
5
c) Kewirakoperasian Birokrat
Birokrat adalah pihaknya secara tidak langsung berhubungan dengan pengembangan
gerakan koperasi. Setiap kegiatannya memang diharapkan untuk memacu perkembangan
koperasi.
Tetapi untuk melaksanakannya, ia terbelenggu oleh aturan-aturan yang telah
ditetapkan dan setiap turut campur, birokat tersebut dalam organisasi koperasi belum tentu
sesuai dengan keinginan anggota koperasi. Dengan demikian, kendatipun mempunyai
kemampuan dan kemauan yang tinggi dalam mengembangkan koperasi, tetap saja
kewirakoperasiannya terbatas.
d) Kewirakoperasian katalis
Katalis disini diartikan sebagai pihak yang berkompeten terhadap pengembangan
koperasi kendatipun ia tidak mempunyai hubungan langsung dengan organisasi koperasi.
Para katalis ini jelas mempunyai kemampuan yang tinggi dan motivasi yang tinggi
kendatipun insentif yang diterimanya kadang-kadang kecil. Di samping itu ia juga
mempunyai kebebasan bertindak karena ia berada di luar organisasi koperasi dan tidak
terikat oleh aturan-aturan organisasi tersebut. Seorang katalis biasanya adalah
seorang Altruis, yaitu orang yang mementingkan kebutuhan orang lain. Dalam konteks
ini, pada dasarnya seorang katalislah yang mempunyai kemampuan dalam membantu
pertumbuhan gerakan koperasi.
6
g. Swadaya,swakerta, dan swasembada sebagai pencerminan percaya pada diri
sendiri.
Prinsip-prinsip pengawasan demokratis dalam koperasi dilakukan dengancara
mentaati sendi-sendi dasar koperasi antara lain :
a. Pembagian SHU diatur sesuai dengan jasa anggota masing – masing
b. Adanya pembatasan bunga atsa modal
c. Mengembangkan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat
padaumumnya, merupakan aspek social dari koperasi yang harus
dilaksanakan.
Dalam menghitung sisa hasil usaha masing masing anggota dipakai rumus
sebagai berikut :
B = JP x SHU
TP
Di mana :
B = Bunga yang dibagikan kepada anggota A
JP = Jumlah pembelian anggota A
TP = Total pembelian seluruh anggota koperasi atau total penjualankoperasi
SHU = Sisa Hasil Usaha
Misalnya seluruh total penjualan kotor koperasi adalah Rp 50.000.000,- .
Sisahasil usahanya adalah Rp 1.500.000,-. Total pembelian anggota A adalah
Rp1.000.000. Maka anggota A akan mendapatkan bunga:
B = 1.000.000 x 1.500.000 = 30.000
50.000.000
Jadi bunga yang didapatkan oleh anggota A sebesar Rp 30.000,- .
Anggota B yang jumlah pembeliannya Rp 2.000.000,-. Akan mendapatkan
bunga :
B = 2.000.000 x 1.500.000 = 60.000
50.000.000
Jadi bunga yang didapatkan oleh anggota A sebesar Rp 60.000,-.
Kedua anggota tersebut menerima bunga yang terbatas yaitu berdasarkan
jumlah modal yang mereka investasikan, tetapi menurut partisipasinya dalam usaha
koperasi.
Faktor – faktor yang mempengaruhi Sisa hasil Usaha :
7
1) Adanya manajemen yang baik.
2) Adanya loyalitas anggota.
3) Adanya penawaran yang cukup.
4) Tidak ada kompetisi.
5) Harga sama dengan harga yang berlaku di tingkat pengecer.
Di dalam pelaksanaan konsep demokrasi dalam koperasi, masyarakat
harusmendapat penerangan bila ingin gerakan koperasi berhasil. Demokrasi ekonomi
dalamsegala bentuknya, merupakan realisasi gabungan kekuatan rakyat. Kekuatan
inimerupakan solidaritas anggota koperasi yang disebabkan oleh adanya pengertian
danpemahaman yang mendalama atau sifat, prinsip, dan doktrin koperasi.
8
Merumuskan kebijakan-kebijakan termasuk dalam fungsi perencanaan sedangkan tndakan
mengimplementasi kebijaksanaan merupakan bagian dari fungsi pengawasan.
Pengawasan pendahuluan meliputi:
1. Pengawasan pendahuluan sumber daya manusia.
2. Pengawasan pendahuluan bahan-bahan.
3. Pengawasan pendahuluan modal
4. Pengawasan pendahuluan sumber-sumber daya finansial
b. Pengawasan Pada Waktu Kerja Berlangsung (concurrent control)
Concurrent control terutama terdiri dari tindakan-tindakan para supervisor yang
mengarahkan pekerjaan para bawahan mereka.
Direction berhubungan dengan tindakan-tindakan para manajer sewaktu mereka berupaya
untuk:
1. Mengajarkan para bawahan mereka bagaimana cara penerapan metode-metode serta
prosedur-prsedur yang tepat.
2. Mengawasi pekerjaan mereka agar pekerjaan dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Proses memberikan pengarahan bukan saja meliputi cara dengan apa petunjuk-petunjuk
dikomunikasikan tetapi ia meliputi juga sikap orang-orang yang memberikan penyerahan.
c. Pengawasan umpan balik (feedback control)
Sifat khas dari metode-metode pengawasan feed back (umpan balik) adalah bahwa
dipusatkan perhatian pada hasil-hasil historikal, sebagai landasan untuk mengoreksi tindakan-
tindakan masa mendatang.
Adapun sejumlah metode pengawasan feed back yang banyak dilakukan yaitu:
1. Analysis Laporan Keuangan (Financial Statement Analysis)
2. Analisis Biaya Standar (Standard Cost Analysis).
3. Pengawasan Kualitas (Quality Control)
4. Evaluasi Hasil Pekerjaan Pekerja (Employee Performance Evaluation)
9
Metode pengawasan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan data, biasanya
digunakan untuk mengawasi kuantitas maupun kualitas produk. Ada beberapa cara yang biasa
digunakan untuk mengadakan pengawasan kuantitatif, antara lain: dengan menggunakan
anggaran, mengadakan auditing, analisis break even, analisis rasio dan sebagainya.
f. Manajemen Koperasi
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan, usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Manajemen koperasi tidak didasarkan pada pemaksaan wewenang, melainkan melalui
keterlibatan dan partisipasi. Para manajer professional koperasi menggunakan metode yang
sama seperti manajemen pada umumnya. Hanya saja nilai-nilai dan tujuan yang harus
diperjuangkan metode itulah yang membuat manajemen koperasi unik dan berbeda dari
manajemen lainnya. Fungsi utamanya adalah mengupayakan kepemimpinan koperasi bagi
anggota dan pengurus terpilih di dalam pengembangan kebijakan dan strategi yang akan
memberdayakan koperasi dalam mewujudkan cita-cita atau tujuannya.
Dengan menyatukan manajemen Koperasi sebagai bagian dari koperasi dan sebagai
representasi prinsip-prinsip penting koperasi itu sendiri, kita dapat mengembangkan
manajemen dan demokrasi di dalam koperasi sebagaimana dinyatakan Peter Davis, sebagai
berikut: “pengembangan prinsip-prinsip manajemen koperasi, akan membuat perusahaan
koperasi harus dikelola secara professional dan kooperatif sedemikian rupa sehingga
keterlibatan anggota dan demokrasi, akan tetap menjadi kunci keberhasilan dalam praktek
koperasi. Dengan memiliki prinsip-prinsip manajemen koperasi kita juga meletakkan dasar
sebagai criteria untuk menilai pelatihan-pelatihan manajemen koperasi, serta menilai kinerja
manajemen dalam koperasi “.
Proses Manajemen di Koperasi
1. Perencanaan (Planning)
Proses yang paling penting adalah fungsi perencanaan, yang merupakan fungsi paling
utama yang harus dijalankan oleh pihak manajemen koperasi. Pengurus dan manajer di
koperasi harus menyusun perencanaan penggunaan sumber daya manusia, modal, sarana fisik,
dan informasi yang dimiliki koperasi untuk mencapai tujuan koperasi yang telah disepakati
oleh para anggotanya. Perencanaan menyangkut masa depan. Bagaimana dengan kemampuan,
masalah, dan potensi yang dimiliki koperasi saat ini diarahkan untuk mencapai target-target
10
koperasi kearah yang lebih baik. Karenanya sebelum menyusun perencanaan pengurus dan
manejer koperasi harus melakukan identifikasi dan evaluasi terlebih dahulu apa target atau
sasaran apa saja yang sudah tercapai, kebutuhan pelayanan apa yang diinginkan oleh anggota
dan belum dipenuhi oleh koperasi, bagaimana kemampuan permodalan koperasi, termasuk
juga situasi persaingan usaha di lingkungan koperasi juga harus diperhitungkan.
Adapun langkah-langkah proses perencanaan yang dapat dilakukan oleh pengurus dan
manajer koperasi, diantaranya:
1. Pengurus bersama manajer menyusun rencana strategis dan taktis baik untuk jangka panjang
maupun jangka pendek.
2. Pengurus meminta manajer menyusun garis besar program operasional, selanjutnya dibahas
bersama dengan pengurus dan pengawas.
3. Manajer juga membuat anggaran untuk mencapai hasil yang dikehendaki, tanpa
mengabaikan struktur keuangan yang ada.
4. Berdasarkan rencana yang ada, dibuatlah kebijakan sebagai pedoman seluruh pelaksanaan.
5. Secara bersama menetapkan kebijakan personalia, karyawan usaha keuangan dan anggota
guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
6. Pengurus membuat rencana penerimaan dan belanja koperasi (RAPBK). Rencana yang telah
disusun dan RAPBK disampaikan dalam rapat anggota untuk dibahas dan mendapatkan
pengesahan
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian (organizing) merupakan Perancangan dan pemeliharaan sistem peran,
atau Proses pengaturan dan pengalokasian kerja, wewenang dan sumber daya di kalangan
anggota organisasi dalam upaya mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Faktor Penting dalam Proses Pengorganisasian di Koperasi
1. Pembagian tugas (division of work)
2. Departementasi
3. Rentan manajemen/kendali (span of control), yang terdiri dari:
a)kompetensi dari pengurus, pengawas dan pengelola,
b)kompetensi dari bawahan (staff),
c)derajat variasi pekerjaan,
d)teknologi yang digunakan dalam organisasi
4. Pendelegasian wewengan (delegation of authority)
11
3. Actuating dan Leadership
Actuating dan leadership merupakan suatu proses menggerakkan dan menjalankan
organisasi agar orang-orang yang diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab dapat bekerja
menjalankan tugas untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Fungsi Penting:
1. Mengarahkan (Directing):
- Perintah (Tertulis : SOM, SOP, Juklak, Juknas, Lembar Tugas/disposisi tugas; Lisan)
- Disiplin
- Partisipasi
2. Komunikasi (formal, informal, vertikal, horizontal
4. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan adalah suatu proses untuk menetapkan pekerjaan apa yang sudah
dilaksanakan, menilainya dan mengoreksinya dengan maksud agar pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.”
Jenis - Jenis Pengawasan:
1. Pengawasan preventif : pengawasan yang bersifat pencegahan yang dilaksanakan melalui
suatu sistem pembinaan SDM pada semua eselon dalam organisasi dan menentukan prosedur,
pembagian tugas dan wewenang, termasuk di dalamnya perencanaan dan pelaporan
2. Pengawasan korektif : pengawasan untuk memperbaiki bias, penyimpangan atau kebocoran
dari rencana, standar dan prosedur yang sudah ada ditentukan dalam suatu organisas
12
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Wirakoperasi berasal dari birokrat pada umumnya juga tidak mempunyai kebebasan
untuk bertindak karena kadang-kadang membawa misi tertentu dari pemerintah yang
kegiatannya terikat pada ketentuan yang berlaku. Tugas wirausaha koperasi yang utama adalah
menciptakan inovasi yang dapat memberikan perubahan yang bersifat positif dalam organisasi
usaha. Keberhasilan inovasi akan sangat ditentukan oleh kemampuan dan kemauan
wirakoperasi, di samping kebebasan bertindak dari wirakoperasi tadi. Keberhasilan seorang
wirausaha koperasi tidak dapat dilihat dalam jangka pendek tetapi bertahap dalam jangka
panjang. Pada akhirnya perkembangan ekonomi suatu bangsa akan sangat ditentukan oleh para
wirausaha yang berhasil termasuk wirausaha koperasi, karena setiap muncul inovasi baru akan
tumbuh berbagai aktivitas ekonomi yang berhubungan dengan produksi hasil ekonomi
tersebut. Pertumbuhan suatu koperasi sangat tergantung pada kemampuan para wirakoperasi
dalam menciptakan inovasi-inovasi baru yang bermanfaat bagi anggotanya.
Terlepas dari itu semua pada dasarnya setiap wirakoperasi mempunyai kewajiban
moral dalam meningkatkan pertumbuhan koperasi dengan mengusahakan agar koperasi
dengan jalan mengusahakan agar koperasi mempunyai keunggulan dibanding dengan
pesaingnya.
b. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
https://www.coursehero.com/file/57024648/MAKALAH-KEWIRAKOPERASIANdocx/
http://portalkoperasi.blogspot.com/2014/10/pengertian-dan-fungsi-kewirakoperasian.html
http://herrysetiawan06.blogspot.com/2014/04/kewirakoperasian.html
https://www.coursehero.com/file/22697982/SAP-10/
http://fekool.blogspot.com/2014/04/pengawasan-
koperasi.html#:~:text=%2DSwadaya%2Cswakarta%20dan%20swasembada%20sebagai,dasa
r%20percaya%20pada%20diri%20sendiri.&text=Dalam%20pengawasan%20terdapat%20be
berapa%20tipe%20pengawasan.&text=Merumuskan%20kebijakan%2Dkebijakan%20termas
uk%20dalam,merupakan%20bagian%20dari%20fungsi%20pengawasan.
SELESAI
14