Presentasi Kasus Osteomielitis
Presentasi Kasus Osteomielitis
Pembimbing:
dr. H. Sunaryo, SpOt, SH, MH.Kes
Oleh:
Devi Haryati
NPM. 09310056
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. J
Umur : 13 tahun
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Alamat : Singaparna
Pekerjaan : Pelajar
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama
2
Riwayat Perjalanan Penyakit:
Sejak 5 bulan yang lalu os mengeluh nyeri dan bengkak pada kaki kiri,
penganggut bambu, dengan posisi kaki kiri menumpu terlebih dahulu dan
membentur batu. Pasca benturan os merasa badannya lemas, dan kaki kiri sulit
oleh tukang urut selama 1 minggu sebanyak 3 kali pemijatan. Karena kaki
kaki kiri dan diikat menggunakan perban elastis. Beberapa hari setelah pulang
dari tukang urut, kaki os semakin membengkak, dan timbul benjolan di paha
benjolan dip aha kiri, os diberi obat dan 3 hari kemudian benjolan pecah dan
3
Riwayat Penyakit Dahulu:
Riwayat Pengobatan
puskesmas.
Riwayat Operasi
Riwayat keluarga
Status Generalis
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,5ºC
4
c. Leher : dalam batas normal
Status Lokalis
dextra.
Feel : teraba lebih hangat dibanding femur dextra, nyeri tekan (-),
5
Regio Cruris Lateral Sinistra
Feel : teraba lebih hangat dibanding cruris dextra, nyeri tekan (-),
Hematologi
- Ht : 39% (N : 40-50 %)
6
- Trombosit : 376.000/dl (N : 150.000-350.000/dl)
Radiologi
7
8
Kesan : Densitas tulang menurun
V. RESUME
jalan kaki kiri yang bengkak dan pembersihan luka abses yang pecah,
dibawa kembali ke tukang urut yang berbeda dan kaki diikat perban
T: 90/70 mmHg,
N: 80x/menit,
R: 20x/menit,
S: 36,5OC.
Abdomen: DBN
9
- Status Lokalis
- Pemeriksaan penunjang
Ht : 39% (N : 40-50 %)
10
Serologi CRP : Positif 48 (N : negative)
- Osteomielitis
- Selullitis
- Tumor Ewing’s
VII. PENATALAKSANAAN
Medikamentosa:
- Antibiotik
- Analgetik (Meloxicam)
- Terapi OAT (INH 300 mg, Rifampisin 300 mg, Etambutol 500 mg, dan
- Debridement luka.
VII. PROGNOSIS
Ad vitam : bonam
Ad functionam : bonam
11
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
2. Gejala
Onset cepat
13
Adanya riwayat episode bakterimia akut
Diduga berhubungan dengan insufisiensi pembuluh darah disampingnya
Edema lokal, eritema dan nyeri
Kegagalan pada anak-anak untuk berdiri secara normal.
c. Osteomielitis kronik
3. Etiologi
14
Bakteri penyebab osteomielitis akut dan langsung meliputi:
a. Osteomielitis hematogenus akut
iv. Dewasa: S.aureusdan kadangkadang Enterobacter dan Streptococcu
s
b. Osteomielitis langsung
4. Patogenesis
15
Melalui aliran darah.
Kontaminasi langsung
16
mana mereka muncul sebagai apa yang disebut varian koloni kecil) dapat
menunjukan adanya infeksi tulang persisten. Ketika mikroorganisme
melekat pada tulang pertama kali, mereka akan mengekspresikan fenotip
yang resiten terhadap pengobatan antimikroba, dimana hal ini mungkin
dapat menjelaskan tingginya angka kegagalan dari terapi jangka pendek.
17
5. Insiden
a. Morbiditas
b. Mortalitas
18
6. Klasifikasi
19
sel mudanya rawan terjangkit infeksi; 2) dan metafisis kaya akan rongga
darah sehingga risiko penyebaran infeksi secara hematogen juga meningkat;
3) pembuluh darah di metafisis memiliki struktur yang unik dan aliran darah
di daerah ini melambat sehingga kuman akan berhenti di sini dan
berproliferasi.
20
tulang. MRI cukup efektif dalam mendeteksi osteomielitis dini,
sensitivitasnya 90-100%. Skintigrafi tulang tiga fase dengan teknisium
dapat menemukan kelainan tulang pada osteomielitis akut, skintigrafi tulang
khusus juga dapat dibuat dengan menggunakan leukosit yang di beri label
galium dan indium
21
yang merupakan kombinasi dari gambaran akut dan kronis. Seperti
osteomielitis akut, maka ditemukan adanya osteolisis dan elevasi periosteal.
Seperti osteomielitis kronik, maka ditemukan adanya zona sirkumferensial
tulang yang sklerotik. Apabila osteomielitis subakut mengenai diafisis
tulang panjang, maka akan sulit membedakannya dengan Histiositosis
Langerhans’ atau Ewing’s Sarcoma.
Brodie Abses.
22
fistel, malaise, dan fatigue. Penderita osteomielitis kronik mengeluhkan
nyeri lokal yang hilang timbul disertai demam dan adanya cairan yang
keluar dari suatu luka pascaoperasi atau bekas patah tulang. Pemeriksaan
rongent memperlihatkan gambaran sekuester dan penulangan baru.
7. Pemeriksaan penunjang:
Jumlah leukosit mungkin tinggi, tetapi sering normal. Adanya
pergeseran ke kiri biasanya disertai dengan peningkatan jumlah leukosit
polimorfonuklear. Tingkat C-reaktif protein biasanya tinggi
dan nonspesifik; penelitian ini mungkin lebih berguna
daripada laju endapan darah (LED) karena menunjukan adanya peningkatan
LED pada permulaan. LED biasanya meningkat (90%), namun, temuan
ini secara klinis tidak spesifik. CRP dan LED memiliki peran terbatas dalam
menentukan osteomielitis kronis seringkali didapatkan hasil yang normal.
b. Kultur :
23
lanjut untuk mengisolasi organisme. Kultur tulang dari biopsi atau
aspirasi memiliki hasil diagnostik sekitar 77% pada semua studi.
c. Radiografi
d. MRI
e. CT scan
CT scan dapat menggambarkan kalsifikasi abnormal,pengerasan,
dan kelainan intracortical. Hal ini tidak direkomendasikan untuk
penggunaan rutin untuk mendiagnosis osteomyelitis tetapi sering menjadi
pilihan pencitraan ketika MRI tidak tersedia.
24
f. Ultrasonografi
9. Terapi
25
elektrolit dipertahankan, diberikan antipiretik bila demam, dan ekstremitas
diimobilisasi dengan gips. Perbaikan klinis biasanya terlihat dalam 24 jam
setelah pemberian antibiotika. Jika tidak ditemukan perbaikan, maka
diperlukan intervensi bedah.
26
dipakai untuk menilai perjalanan penyakit seperti tuberkulosis, demam
rematik, artritis dan nefritis. LED yang cepat menunjukkan suatu lesi yang
aktif, peningkatan LED dibandingkan sebelumnya menunjukkan proses yang
meluas, sedangkan LED yang menurun dibandingkan sebelumnya
menunjukkan suatu perbaikan.
27
kelemahan akibat hilangnya tulang dapat mengakibatkan terjadinya fraktur
patologis.
Luka dapat ditutup rapat untuk menutup rongga mati (dead space) atau
dipasang tampon agar dapat diisi oleh jaringan granulasi atau dilakukan
grafting dikemudian hari. Dapat dipasang drainase berpengisap untuk
mengontrol hematoma dan mebuang debris. Dapat diberikan irigasi larutan
salin normal selama 7 sampai 8 hari. Dapat terjadi infeksi samping dengan
pemberian irigasi ini.
28
Kegagalan pemberian antibiotika dapat disebabkan oleh:
10. Komplikasi
1. Abses tulang
2. Bakteremia
3. Fraktur
4. Selulitis
29
DAFTAR PUSTAKA
5. David R, Barron BJ, Madewell JE. Osteomyelitis, acute and chronic. Radio
Clin North Am 1987;25:1171-1201.
10. Sjamsuhidajat, Wim de jong. Buku Ajar Ilmu Bedah edisi revisi
30