Kasus 2
“sebagai seorang psikolog, TH membina kerjasama dengan berbagai instansi memberi jasa
melakukan psikotes untuk keperluan seleksi dan rekruitmen. Salah satu perusahaan yang
menjadi kliennya (bukan psikolog) mempercayainya untuk melakukan psikotest terhadap
sejumlah karyawan dan memintanya memberikan laporan berupa soft copy yang dikirimkan
melalui email untuk alasan kemudahan administrasi. TH merasa bingung, karena khawatir jika
ia memberikan laporan dalam bentuk demikian, laporannya dapat berubah dan disalahgunakan.
Ia memikirkan untuk mengirimkan laporannya dalam format pdf atau memberikan pasword yang
dapat mencegah orang lain dapat merubah file laporannya”.
Kasus 3
Pada suatu hari, psikolog A bersama dengan team mendapatkan tugas untuk melakukan
asesmen di perusahaan AAA. Psikolog A awalnya tidak mengetahui bahwa salah satu kandidat
yang akan diberikan asesmen di perusahaan AAA tersebut memiliki hubungan keluarga
dengannya (B). Ketika mengetahui bahwa ada B, selanjutnya psikolog A meminta kepada team
untuk melakukan asesmen kepada B (tanpa sepengetahuan team yang lain bahwa B memiliki
hubungan saudara dengan psikolog A). Adanya peran dari psikolog A, akhirnya B mendapatkan
hasil asesmen yang baik.
Page 1 of 1