Anda di halaman 1dari 15

1.

TINJAUAN KASUS
1.1 Signalemen
Nama Hewan : Siti
Jenis Hewan : Kucing
Breed : Domestic Short Hair
Warna Rambut : Tortie
Jenis Kelamin : Betina
Umur : ± 8 bulan
Nama Pemilik : Rifen, Riera, Ratna, Ninik
Alamat : Jalan Bandulan 8D 533 C

1.2 Anamnesa
Kucing merupakan kucing liar, terdapat pus pada vulva, kaki kiri
belakang mengalami pincang, jalannya cepat, masih menapak dengan
ujung jari. Kucing belum disteril, belum divaksin, belum diberikan obat
antiektoparasit dan obat cacing.

1.3 Pemeriksaan Fisik


A. Kondisi Umum
Berat badan : 2,35 kg
CRT : 3 detik
BCS : 4/9
MCS : 3/9
Habitus : bright
Temperamen : friendly
Perawatan : baik
Gizi : baik
Pertumbuhan badan : baik
Sikap berdiri : berdiri pada ke empat kaki
Frekuensi Nadi : 136x/menit
Frekuensi Nafas : 48x/menit
Suhu : 38,3oC
B. Integumen
Kulit : warna seragam (coklat-hitam)
Rambut : alopecia di telinga kanan, kaki kanan & ekor, agak
kusam
Kutu & pinjal : tidak ditemukan
Dehidrasi : tidak

Mata Kanan Kiri Ket


Utuh, tidak ada luka Utuh, tidak ada luka Terdapat reflek
Palpebrae inferior palpebrae kanan dan
kiri
Utuh, tidak ada luka Utuh, tidak ada luka Terdapat reflek
palpebrae superior palpebrae kanan dan
kiri
berada di palpebrae berada di palpebrae Tidak entropion dan
cilia
ektropion
konjungtiva Warna pucat Warna pucat
inferior Tidak ada inflamasi Tidak ada inflamasi
superior Tidak ada inflamasi Tidak ada inflamasi
bulbar Tidak ada inflamasi Tidak ada inflamasi
membran niktitan Terlihat terlihat pucat
sklera putih, jernih, putih, jernih
kornea Jernih dan bersih Jernih dan bersih
bentuk oval, rata Bentuk oval, rata Terdapat reflek pupil
pupil
kanan dan kiri
Berwarna coklat Berwarna coklat Kanan dan kiri ukuran
iris
sama dan simetris
Utuh Utuh Kanan dan kiri ukuran
lensa
sama dan simetris
anterior chamber Jernih Jernih
Dazzle Terdapat reflek Terdapat reflek

C. MATA

D. HIDUNG
Hidung Kanan Kiri Ket
Tidak ada luka, tidak Tidak ada luka, tidak Kanan dan kiri
Cuping Hidung tersumbat tersumbat simetris, lubang
hidung sama
Berfungsi Berfungsi Keluar dari kedua
lubang hidung secara
Aliran udara
bersamaan, tidak ada
hambatan
Kelembaban Sedikit basah Sedikit basah
Sedikit pada lubang Tidak ditemukan
Discharge
hidung

E. TELI
E. TELINGA
Telinga Kanan Kiri Ket
Erect dan marginasi Erect dan marginasi Telinga kanan dan kiri
Pinna
jelas, bersih jelas, bersih simetris
Tidak hiperplasi dan Tidak hiperplasi dan Meatus kanan dan kiri
Meatus
bersih bersih sama
Tidak ditemukan Tidak ditemukan homogen
earmite, kutu earmite, kutu
Pemeriksaan otoskop
Tidak ada serumen Tidak ada serumen
Warna pink pucat Warna pink pucat
Kebersihan Tidak ada kotoran Tidak ada kotoran
Krepitasi Tidak ada Tidak ada
Cepat Cepat Kanan dan kiri masih
Reflek panggilan mendengar dengan
baik

F. MULF. M
F. MULUT
- Plak : Bersih
- Palatum : Tertutup
- Lidah : Tidak ada lesi
- Gusi : Tidak ada lesi, Tidak kemerahan
- Epiglotis : Tidak ada lesi
- Masseter medial : Tidak ada lesi
- Lesi Mulut : Tidak ada
- CRT : 1s
- Mukosa Mulut : Pink Rose
- Halitosis : (+)
- Bibir : Tidak Lesi, Bisa menutup membuka
- Lidah : Tidak ada lesi

G. CARDIOVASKULER
- Ictus cordis : (-)
- Denyut Jantung : Lup Dup
- Ritme : Ritmis
- Perfusi pad : 2 detik
- Heart Rate : 136x/menit

H. RESPIRATORY :
- Tipe Pernafasan : Thoraco Abdominal
- Dipsnea : Tidak ada
- Takipnea : tidak ada
- Ritme : Inspirasi dan Ekspirasi
- Respiration Rate : 48x/menit

I. MUSKULOSKELETAL
Muskuloskeletal Kanan Kiri Ket
Kompak, tidak luka, Kompak, tidak luka, Kaki depan kanan dan
Massa Otot kaki depan
tegak, tidak diangkat tegak, tidak diangkat kiri simetris
Kompak, tidak luka, Tidak luka, tidak Tidak simetris antara
tegak, tidak diangkat kompak, sedikit kaki belakang kanan
Masa otot kaki belakang
diangkat, jalan dan kiri
pincang
Tidak terdapat Tidak terdapat
Spasmus otot
spasmus spasmus
Tremor Tidak ada Tidak ada
Cara berjalan Pincang grade 3/5 (kaki kiri belakang)

J. UROGENITAL
- Mukosa vulva : terdapat leleran, warna kuning kehijauan
- Urinasi : tidak ada rasa sakit, urin berwarna kuning
- Palpasi VU : teraba kantong VU
- USG : terlihat kantong VU tanpa ada penebelan dinding

K. ABDOMEN

Epigastrium (ginjal, lambung, limpa)

- Ginjal saat dipalpasi simetris kanan dan kiri dengan ukuran yang
normal, tidak ada perbesaran pada keduanya.
- Lambung dan limpa tidak teraba saat dipalpasi

Mesogastrium (usus, ureter)


- Usus teraba dengan konsistensi lunak, pada bagian colon tidak berisi
feses
- ureter tidak teraba saat dipalpasi

Hipogastrium (vesika urinaria, ovarium, uterus, uretra, rektum)

- Vesika urinaria : teraba dan terisi urine


- Ovarium : tidak teraba
- Uretra : tidak teraba
- Uterus : distensi uterus dan dipalpasi terasa sakit
- Rektum : tidak terdapat pembengkakan

L. NERVUS
- Tengkorak : pertulangan jelas
- Kolumna Vertebralis : tidak ada rasa sakit saat dipalpasi
- Refleks Gerak : ada
- Gangguan Kesadaran : tidak ada

M. PERIPHERAL LYMPH NODES


LIMFOGLANDULA Kanan Kiri Ket
Konsistensi kenyal, Konsistensi kenyal, Kanan dan kiri
Lgl. Submandibula mobile, ukuran tidak mobile, , ukuran tidak simetris
membesar membesar
Konsistensi kenyal, Konsistensi kenyal, Kanan dan kiri
Lgl. Axilla mobile, ukuran tidak mobile, , ukuran tidak simetris
membesar membesar
Konsistensi kenyal, Konsistensi kenyal, Kanan dan kiri
Lgl. Poplitea mobile, ukuran tidak mobile, , ukuran tidak simetris
membesar membesar
Konsistensi kenyal, Konsistensi kenyal, Kanan dan kiri
Lgl. Inguinal mobile, ukuran tidak mobile, , ukuran tidak simetris
membesar membesar

1.4 Problem List


- Vaginal Discharge
- Palpasi abdomen sakit
- Kaki kiri belakang pincang

1.5 Problem Oriented Approach (POA) saran/koreksi/tambahan penyakit


Urinary tract
Infeksi
disease
Vaginal Mucopurulent

Vaginitis
discharge

Close
Pyometra
Open
Endometritis
Genital Tract
Disease
Aborsi

Neoplasia

FBO
P a lp a si A b d o m e n
H ip o g a striu m

Endometritis

Cystitis

Pyometra

1.6 DIAGNOSA BANDING


- Endometritis
- Cystitis
- Pyometra
1.7 DIAGNOSA PENUNJANG
A. Swab Vagina
Pemeriksaan swab vagina dilakukan menggunakan cotton bud
steril pada bagian dorsal vagina dan di swab munuju cranial. Hasil swab
diletakkan di objeck glass menggunakan metode rolling. Hasil swab
dilakukan pewarnaan dengan Diff Quick. Hasil swab diamati di bawah
mikroskop dengan perbasaran 100 menunjukkan adanya sel makrofag
dan terlibat bakteri (Gambar 1.1).

Gambar 1.1 Pemeriksaan swab vagina pada kucing Siti perbesaran 100
(dokumentasi pribadi, 2020)

B. USG
Gambar 1.2 USG uterus Kucing (dokumentasi pribadi, 2020)

Berdasarkan hasil pemeriksaan USG (Gambar 1.2) terlihat adanya


penebalan pada dinding uterus (endometrium) yang ditandai dengan warna
putih (hyperechoic). Pada lumen endometrium terlihat hypoechoic. Pada
VU tidak ditemukan abnormalitas dan tidak ada penebalan dinding.

1.8 DIAGNOSA
Berdasarkan Signalment, Anamnesa, Pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan USG kucing siti di diagnosa mengalami Pyometra

1.9 PROGNOSA
Berdasarkan Signalment, Anamnesa, Pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan USG kucing siti mempunyai prognosa Fausta, Dubius

1.10 TERAPI YANG DIBERIKAN


No Terapi/Perlakuan Keterangan
1. Flushing uteri NaCl 3-10 ml
- Tanggal 4 dan 6 Februari
2020
2. Ovariohisterectomy Tanggal 17 Februari 2020

2. PEMBAHASAN
Kucing Siti ditemukan adanya vaginal discharge berupa mucopurulent dan
pincang/lamemess kaki kiri belakang dengan grade kepincangan. Ketika dilakukan
pemeriksaan fisik berupa palpasi abdomen bagian hipogastrium, kucing Siti
mengalami kesakitan. Mucopurulent discharge dapat disebabkan oleh infeksi
bakteri Mycoplasma spp dan Coxilla burnetii. Penyebab lain mucopurulent
discharge berupa infeksi saluran urinary dan saluran genital (endometritis,
vaginitis, pyometra). Palpasi abdomen menunjukkan rasa sakit pada bagian
hipogastrium. Pada bagian tersebut terdapat organ VU, uterus, ovarium.
Gambar 2.1 Mucopurulent discharge pada vagina Kucing Siti
(dokumentasi pribadi, 2020)
Swab vagina dilakukan untuk pemeriksaan sitologi vagina. Swab
dilakukan menggunakan cotton bud steril pada bagian dorsal atau atas klitoris
menuju cranial. Hasil swab ditetesi NaCL 9% kemudian di roll pada object glass.
Hasil swab dilakukan pemeriksaan di bawah mikroskop tanpa dan dengan
diwarnai Diff Quick. Hasil pemeriksaan mikroskop menunjukkan adanya sel
epitel dan sel neutrofil. Pemeriksaan swab vagina adanya infeksi akan ditemukan
sel-sel radang atau darah, sel epitel, dan bakteri (Lappin, 2001).
Pemeriksaan USG menunjukkan adanya penebalan pada dinding uterus
(endometrium) yang ditandai dengan warna putih (hyperechoic). Menurut Barr
(1990) dan Widmer et al (2004), hyperechoic menunjukkan bahwa echo yang
dihasilkan terang/cerah, memperlihatkan warna putih pada hasil scan (sonogram),
menunjukkan echo yang lebih tinggi dibandingkan sekelilingnya (highly-
reflective interface) seperti tulang, udara, kolagen dan lemak. Pada lumen
endometrium terlihat hypoechoic. Menurut Barr (1990) dan Widmer et al (2004),
hypoechoic dapat terjadi jika echo yang dihasilkan sedikit atau lebih rendah
daripada sekelilingnya (intermediate reflection/transmission), memperlihatkan
warna abu-abu hitam pada hasil scan, seperti pada jaringan lunak. Goddard (1995)
menyatakan bahwa secara USG, uterus yang mengalami pyometra memiliki
pertambahan diameter lumen dan dinding uterus umumnya bertambah tebal
hingga 2 mm serta relatif hyperechoic. Lumen uterus secara nyata meluas atau
melebar oleh cairan anechoic. Adapun daerah hyperechoic merupakan hasil dari
peningkatan vaskularisasi dan aktivitas sekresi kelenjar.
Berdasarkan sinyalemen, anamnsa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang didapatkan diagnosa pyometra. Pyometra merupakan kondisi abnormal
ditandai dengan adanya akumulasi pus/nanah di dalam uterus. Pyometra berbeda
dengan endometritis. Endometritis adalah inflamasi pada dinding uterus tanpa
disertai akumulasi pus/nanah. Berdasarkan keadaan serviks, pyometra
diklasifikasikan menjadi 2 yaitu pyometra terbuka dan pyometra tertutup.
Pyometra dengan serviks terbuka menyebabkan nanah yang terakumulasi pada
uterus dapat mengalir menuju vagina sehingga terbentuk vaginal discharge.
Pyometra dengan serviks tertutup menyebabkan kondisi akumulasi nanah pada
uterus semakin banyak dan dapat menyebabkan komplikasi seperti gangguan
renal, gangguan hepar, anemia, peritonitis, dan septic shock (Lappin, 2001).
Menurut Subronto (2014), pyometra merupakan komplikasi dari hiperplasia
endometrium yang di sertai dengan adanya pembentukan kista. Pada saat uterus
dibawah pengaruh progesteron yang dihasilkan oleh korpus luteum, progesteron
memacu proliferasi kelenjar endometrium dan memicu timbulnya uterine milk
yang menjamin perkembangan embrio sebelum terjadi implantasi.
Pyometra pada kucing dapat terjadi karena proses hormonal yang
disebabkan oleh ovulasi. Ovulasi akan menyebabkan terbentuknya corpus luteum.
Corpus luteum mensekresikan hormon progesteron yang dapat mempengaruhi
hiperplasia cystic endometrial. Progesteron juga menekan aktivitas leukosit pada
uterus yang dapat menyebabkan perkembangan bakteri pembentuk pus/nanah.
Nanah akan tertimbun di dalam uterus. Infeksi bakteri juga dapat berasal dari
vagina pada kondisi serviks terbuka. Infeksi bakteri seperti ini banyak terjadi pada
siklus proestrus dan estrus (Lappin, 2001). Gess ini boleh dilengkapin lg tentang
pyometra dengan sitasi lebih baru wkwkw
Pyometra dapat menyerang pada semua ras kucing. Pyometra ditandai
dengan gejela klinis adanya vaginal discharge, anoreksia, letargi, vomit, distensi
abdominal, dan polidipsia/ poliuria. Pemeriksaan fisik dapat ditemukan kondisi
dehidrasi, perbesaran uterus saat palpasi, dan demam (Lappin, 2001). Gejala klinis
yang muncul pada kucing Siti berupa vaginal discharge, anoreksia, sakit ketika
dilakukan palpasi abdomen.
Faktor- Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya pyometra antara lain:
(blm ada sitasinya)
1) Umur : Pyometra biasanya terjadi pada umurberapapun pada saat kucing
mengalami estrus pertama. menurut laporan rata-rata usia kucing yang
sering terkena pyometra antara 7,5 tahun.
2) Organisme kabteri paling umum : E. Coli, Streptoccocus spp.,
Pseudomonas spp., Proteus spp., Pasteurella spp.,dan moraxella (Fossum,
2013)
3) Tahapan siklus Estrus : Kebanyakan kasus pyometra terjadi pada saat
dalam waktu estrus 8 minggu pada masa estrus terakhir. Walaupun begitu
pyometra juga dapat terjadi pada saat sedang hamil.
4) Hormon : Pada saat hewan menglami pasca estrus hormon progesteron
akan meningkat selama8-10 minggu yang akan menebalkan lapisan uterus,
lapisan akan terus menebal dalam bentuk nodul-nodul yang mengeluarkan
cairan kental sehingga membuat lingkungan uterus yang sangat ideal
untuk pertumbuhan bakteri.

Pada siklus estrus, uterus dipengaruhi oleh hormon esterogen dalam waktu
singkat namun pengaruh progesteron berlangsung selama 9-12 minggu yang
diikuti dengan ovulasi serta persiapan kebuntingan. Kebuntingan akan
menyebabkan penebalan endometrium, peningkatan sekresi glandular, dan
penghambat keluarnya cairan dengan stimulasi penutupan serviks. Progesteron
juga menyebabkan relaksasi myometrium dan menghambat aktivitas leukosit di
dalam endometrium yang dapat menyebabkan peningkatan pertumbuhan bakteri.
Siklus diestrus merupakan kondisi yang baik untuk bakteri tumbuh. Pada siklus
estrus, bakteri flora normal pada vagina dapat memasuki uterus melalui serviks
yang terbuka. Bakteri tersebut antara lain Escherichia coli, Streptococcus spp.,
Enterobacter spp., Proteus spp., Klebsiella spp. dan Pseudomonas spp.
Escherichia coli merupakan bakteri yang banyak ditemukan pada kasus pyometra
karena berikatan dengan reseptor yang ada di endometrium dan myometrium.
Bakteri endotoksin dapat menyebabkan kerusakan pada organ tertentu. Bakteri
akan menyebabkan akumulasi pus di dalam uterus. Pus yang keluar melalui
saluran reproduksi menuju vagina menyebabkan terbentuknya vaginal discharge
(Bergestrom, 2017).
Akumulasi pus/nanah dikarenakan adanya infeksi dari bakteri dapat
mengakibatkan inflamasi. Inflamasi (radang) merupakan respon fisiologis tubuh
terhadap gangguan dari faktor eksternal atau gangguan luar tubuh. Respon
tersebut dapat berupa penghancuran agen penyebab penyakit seperti bakteri yang
akan memperbaiki atau menyembuhkan jaringan yang rusak sehingga agen
penyebab penyakit tersebut akan menghilang. Pada kasus endometritis akumulasi
cairan bersifat eksudat mucupurulenta, yaitu cairan berwarna bening. Uterus
membesar karena adanya penimbunan cairan serta adanya penebalan dinding
uterus (hasil pemeriksaan ultrasonography) (Kenide, 2016).
Terapi yang dilakukan pada kucing Siti berupa tindakan
Ovariohisterectomy (OH). Penghilangan infeksi pada uterus merupakan kunci
utama kesembuhan pyometra namun mempertahankan uterus yang infeksi dapat
menyebabkan sepsis dan edoteximia. Terapi terbaik pada kasus pyometra adalah
ovariohisterectomy. Ovariohisterectomy merupakan cara teraman dan paling
efektif karena sumber infeksi dan bakteri dapat dihilangkan dan dicegah muncul
kembali (Hagman, 2018. Tindakan bedah OH dilakukan pada saat kondisi kucing
stabil tidak ada septikemi (Ettinger et al., 2017).
Ini gimana ya terapi obat obatannya kan gabung sama fraktur. Enaknya
gimana yaaa.. apa yang ditulis Cuma antibiotik dan analgesik aja????
Gambar 2.2 Uterus kucing Siti yang mengalami pyometra (dokumentasi pribadi,
2020)
REFERENSI
Barr F. 1990. Diagnostic Ultrasound in the Dog and Cat. Oxford: Blackwell
Scientific Publications. hlm. 1-12 dan 78-88.
Bergestrom, Annika. 2017. Pyometra and Cystic Endometrial Hyperplasia dalam
Textbook of Veterinary Internal Medicine. Eight Edition. Missouri :
Elsevier.
Chatdarong, Kaywalee. 2003. Reproductive Physiology of the Female Cat.
Doctoral Thesis. Upsalla: Swedish University of Agricultural Sciences.
Ettinger, S., Edward C. F., Etienne C. 2017. Text Book of Veterinary Internal
Medicine. Eight Edition. Missouri: Elsevier.
Fossum, T.W 2013. Small Animal Surgery 4 th Edition. ELSEVIER. Missouri.
818-823
Goddard PJ. 1995. Veterinary Ultrasonography. England: CAB International
Hagman, Rangvi. 2018. Pyometra in Small Animals. Vet Clin Small Anim 48
(2018) 639-661. Elsevier.
Kahn CM, et al. 2005. The Merck Veterinary Manual. Ed ke-9. USA:
Merck&Co., Inc.
Kenide H. 2016. Subclinical Endometritis And Its Effect On The Fertility Of
Dairy Cattle Authors. University of Gondar, Faculty Veterinary
Medicine, Unit of Biomedical Science, Gondar, Ethiopia.
Lyanda dkk, 2011. Ultrasonografi Toraks. Departemen Pulmonologi dan Ilmu
Kedokteran Respirasi FKUI – RS Persahabatan, Jakarta
Subronto. 2014. Ilmu Penyakit Hewan Kesayangan. Anjing (Canine Medicine)
Gadjah Mada University press, Yogyakarta. 115-118
Widmer WR, David SB, Larry GA. 2004. Ultrasonography of the Urinary Tract in
Small Animals. JAVMA. 225(1): 46-54.
Ini metode flushing disimpen aja wkwkw

Jarak vulva ke fornix vagina cranial sepanjang 45-60 mm ketika diukur


menggunakan catheter French Tomcat 3.5 (Chatdarong, 2003). Flushing uterus
menggunakan tomcat catheter. Kucing direbahkan lateral rekumbensi. Catheter
dimasukkan melalui vagina ke arah cranial. Catheter didorong melewati cervix
menuju corpus uteri. Palpasi bagian abdomen untuk memastikan catheter berada
pada uterus. NaCl dimasukkan sebanyak 3-10 ml melalui catheter kemudian
cairan ditarik kembali. Adanya pus dapat dilihat dari cairan yang terambil catheter
berwarna kuning kehijauan. Flushing dilakukan pada tanggal 4 dan 6 Februari
2020. Pada tanggal 10 Februari 2020 dilakukan USG pada rongga abdomen
kucing masih terdapat pus di dalam uterus. Dinding uterus masih tebal.

Anda mungkin juga menyukai