Anda di halaman 1dari 100

Critical Book Report

“STUDI KELAYAKAN BISNIS”

OLEH:

Fretty Nainson Sihite (7173143016)

JURUSAN PENDIDIKAN BISNIS

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat dan karunia terutama
kesempatan yang diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelasaikan penulisan Critical Book
Report ini secara tuntas, walaupun masih banyak terdapat kekurangan.

Selama proses penulisan Critical Book Report ini, penulis memperoleh banyak bantuan dari
berbagai pihak, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Untuk itu dari hati yang
paling dalam penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulisan Critical Book Report ini.

Sebagai manusia biasa penulis menyadari bahwa dalam penulisan Critical Book Report ini masih
banyak terdapat kekurangan dan kekeliruan, baik dari segi isi maupun dari segi penulisanya.
Segala kritikan dan masukan yang membangun dari semua pihak, akan menjadi pengalaman
yang sangat berharga bagi penulis demi kesempurnaan Critical Book Report ini.

Medan, November 2020

Fretty Sihite

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................. 2
Daftar Isi....................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A, Identitas Buku...................................................................4
B, Uraian Isi Buku.................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..............................................................100
BAB III SIMPULAN DAN SARAN...........................................101
A, Kesimpulan........................................................................101
B, Saran...................................................................................101
Daftar Pustaka.............................................................................102

BAB I
3
PENDAHULUAN

A.Identitas Buku
1. Identitas buku utama yang di review

Judul buku : Studi Kelayakan Bisnis


Penulis : Oleh : Dr. Kasmir,S.E.,M.M. dan Jakfaf, S.E., M.M.
Penerbit : Kencana
Kota terbit : Jakarta
Tahun terbit : 2006
Buku pembanding 1

Judul buku : Studi Kelayakan Bisnis


Penulis : Dr Dr. Dedi Purwana E.S., M.Bus dan Drs. Nurdin Hidayat, M.M., M.Si.
Penerbit : Grafindo Persada
Kota terbit : Depok
Tahun terbit : 2018
Buku pembanding 2

Judul buku : Desain Produk Inovatif & Inkubasi Bisnis Kompetitif


Penulis : Alva Edy Tontowi
Penerbit : Gajah Mada University Pers
Kota terbit : Palgading
Tahun terbit : 2016

B.Urian isi buku dan pembahasan


4
BAB 1

PENDAHULUAN
Oleh : Dr. Kasmir,S.E.,M.M. dan Jakfaf, S.E., M.M.

A. LATAR BELAKANG

Penanaman modal dalam suatu usaha atau proyek, baik untuk usata baru maupun
perluasan usaha yang sudah ada, biasanya disesuaikan dengan tujuan perusahaan dan bentuk
badan usahanya. Salah satu tujuan perusahaan didirikan adalah mencari keuntungan (profit),
dalam arti seluruh aktivitas perusahaan hanya ditujukan untuk mencari keuntungan semata.
Tujuan lainnya adalah bersifat sosial, artinya jenis usaha ini sengaja didirikan untuk membantu
masyarakat dalam penyediaan berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan, seperti
pendidikan, rumah sakit, pantipanti sosial, rumah yatim piatu, dan usaha sosial lain. Di samping
itu, ada perusahaan didirikan dengan tujuan kedua-duanya, artinya di samping ingin memperoleh
keuntungan juga ingin memberikan layanan sosial. Namun dalam praktiknya usaha sosial juga
perlu memperoleh keuntungan, sehingga mampu membiayai usahanya sendiri (mandiri) tidak
hanya tergantung kepada donatur. Oleh karena itu, dewasa ini banyak usaha sosial seperti
pendidikan dan rumah sakit sudah mengarah ke komersial.

Bagi perusahaan yang didirikan untuk tujuan total profit, yang paling utama adalah pertu
dipikirkan seberapa lama pengembalian dana yang ditanam di proyek tersebut agar segera
kembali. Artinya, sebelum perusahaan dijalankan, maka terlebih dahulu perlu dihitung apakah
proyek atau usaha yang akan dijalankan benar-benar dapat mengembalikan uang yang telah
diinvestasikan dalam proyek tersebut dalam jangka waktu tertentu dan dapat memberikan
keuntungan finansial lainnya seperti yang diharapkan. Jika tidak, maka sebaiknya perusahaan
tersebut jangan dijalankan. Di samping dapat mencapai keuntungan finansial, bagi pemilik usaha
jenis ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi karyawan yang bekerja pada proyek
tersebut, masyarakat di sekitar proyek maupun bagi pemerintah. Jenis perusahaan yang bersifat
total profit ini biasanya berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT).

Seperti halnya perusahaan yang bersifat profit, perusahaan yang bersifat sosial juga harus
dapat memberikan berbagai manfaat. Hanya saja bagi perusahaan yang bersifat sosial
keuntungan dalam bentuk finansial tidak begitu ditonjolkan. Yang terpenting adalah proyek yang
dijalankan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Usaha sosial juga harus mampu
membiayai usahanya, sehingga tidak perlu selalu mengharapkan uluran atau bantuan dari pihak
lain. Perusahaan yang bertujuan sosial memiliki bentuk Badan Hukum Yayasan.

Agar tujuan perusahaan tersebut dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang diinginkan,
maka apa pun tujuan perusahaan (baik profit, sosial maupun gabungan dari keduanya profit dan
sosial), hendaknya apabila ingin melakukan investasi sebaiknya didahului dengan suatu studi.
Tujuannya adalah untuk menilai apakah investasi yang akan ditanamkan layak atau tidak
5
untukdijalankan (dalam arti sesuai dengan tujuan perusahaan) atau dengan kata lain jika
usaha/proyek tersebut dijalankan akan memberikan suatu manfaat atau tidak.

Terkadang dalam praktiknya, sekalipun telah dilakukan studi secara baik dan benar faktor
kegagalan suatu usaha tetap ada, apalagi yang tanpa dilalui studi sebelumnya. Hal ini disebabkan
untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai banyak sekali hambatan yang akan dihadapi dan risiko
yang mungkin timbul setelah usaha berjalan. Oleh sebab itu, untuk menghindari kegagalan ini
perlu dilakukan studi sebelum proyek tersebut dijalankan. Studi ini dikenal dengan nama Studi
Kelayakan Bisnis. Salah satu tujuan dilakukan studi kelayakan bisnis adalah untuk mencari jalan
keluar agar dapat meminimalkan hambatan dan risiko yang mungkin timbul di masa yang akan
datang. Mengapa hal ini dilakukan karena di masa yang akan datang penuh dengan
ketidakpastian.

Ketidakpastian di masa mendatang dapat terjadi di berbagai bidang kehidupan, mulai


ketidakpastian di bidang ekonomi, hukum, politik, budaya, perilaku, dan perubahan lingkungan
masyarakat. Semua ketidakpastian ini akan mengakibatkan apa yang sudah direncanakan
menjadi memeleset atau tidak tercapai, sehingga risiko kerugian tidak akan terelakkan.

B. PENGERTIAN STUDI KELAYAKAN BISNIS

Sebelum kita mengerti secara mendalam apa yang dimaksud dengan studi kelayakan
bisnis serta kegiatan apa saja yang dilakukan dalam studi kelayakan bisnis, maka ada baiknya
terlebih dahulu kita mengetahui pengertian investasi, jenis-jenis investasi, dan kegiatan dalam
investasi serta pengertian proyek dan bisnis. Menurut William F.S. investasi adalah
mengorbankan dollar sekarang untuk dollar di masa yang akan datang. Dari pengertian ini
terkandung dua atribut penting di dalam investasi, yaitu adanya risiko dan tenggang waktu.
Mengorbankan uangartinya menanamkan sejumlah dana (uang) dalam suatu usaha saat sekarang
atau saat investasi dimulai. Kemudian mengharapkan pengembalian investasi dengan disertai
tingkat keuntungan yang diharapkan di masa yang akan datang (dalam waktu tertentu).

Pengorbanan sekarang mengandung suatu kepastian bahwa uang yang digunakan untuk
investasi sudah pasti dikeluarkan. Adapun hasil di masa yang akan datang bersifat tidak pasti,
tergantung dari kondisi di masa yang akan datang.

Investasi dapat dilakukan dalam berbagai bidang usaha, oleh karena itu investasi pun
dibagi dalam beberapa jenis. Dalam praktiknya, jenis investasi dibagi dua macam, yaitu:

1. Investasi nyata (real investment) Investasi nyata atau real investment merupakan investasi
yang dibuat dalam harta tetap (fixed asset) seperti tanah, bangunan, peralatan, atau
mesin-mesin.

6
2. Investasi finansial (financial investment) Investasi finansial atau financial invesment
merupakan investasi dalam bentuk kontrak kerja, pembelian saham atau obligasi, atau
surat berharga lainnya seperti sertifikat deposito.

Investasi dapat pula diartikan penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka
waktu relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Penanaman modal yang ditanamkan dalam
arti sempit berupa proyek tertentu baik bersifat fisik ataupun nonfisik, seperti proyek pendirian
pabrik, jalan, jembatan, pembangunan gedung dan proyek penelitian, dan pengembangan.

Keuntungan merupakan tujuan utama dalam dunia bimiln, terutama bagi pemilik hisnia baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang, Bentuk keuntungan yang diharapkan lebih banyak
dalam bentuk finansial, Besarnya keuntungan telah ditetapkan sesual dengan target yang dilnyin
kan sesual dengan batas waktunya, Bidang usaha yang diyoluti dapat be ragam, mulai dari
perdagangan, Induatil, par Iwlsata, ay oblwnla, atau Jawa jasa lainnya,

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengertian Studi Kelayakan Bisnis (SKR)
adalah: Suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang
akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan,

Mempelajari secara mendalam artinya meneliti secara sungguhsungguh data dan Informasi
yang ada, kemudian diukur, dihitung, dan dianalisis hasil penelitian tersebut dengan
menggunakan metode-metode tertentu, Penelitian yang dilakukan terhadap usaha yang akan
dijalankan dengan ukuran tertentu, sehingga diperoleh hasil maksimal dari penelitian tersebut,

Kelayakan artinya penelitian yang dilakukan secara mendalam tersebut dilakukan untuk
menentukan apakah usaha yang akan dijalankan akan memberikan manfaat yang lebih besar
dibandingkan dengan biaya yang akan dikeluarkan, Dengan kata lain, kelayakan dapat diartikan
bahwa usaha yang dijalankan akan memberikan kountungan finansial dan nonfinansial sesuai
dengan tujuan yang mereka inginkan. Layak di sini diartikan juga akan memberikan keuntungan
tidak hanya bagi perusahaan yang menjalankannya, tetapi juga bagi Investor, kreditur,
pemerintah, dan masyarakat luas,

Adapun pengertian bisnis adalah usaha yang dijalankan yang tujuan utamanya untuk
memperoleh keuntungan, Keuntungan yang dimaksud dalam perusahaan bisnis adalah
keuntungan finansial, Namun dalam praktiknya perusahaan nonprofit pun perlu dilakukan studi
kelayakan bisnis karena keuntungan yang diperoleh tidak hanya dalam bentuk finansial akan
tetapi, juga nonfinansial. Jadi, dengan dilakukannya studi kelayakan bisnis akan dapat
memberikan gambaran apakah usaha atau bisnis yang diteliti layak atau tidak untuk dijalankan.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEGAGALAN USAHA

Seperti sudah dikemukakan sebelumnya, bahwa sekalipun sudah dilakukan penelitian


melalui studi yang sungguh-sungguh, setiap bisnis atau usaha yang dijalankan tidaklah menjamin

7
100 persen bahwa bisnis atau tersebut akan berhasil. Ada banyak hal yang menyebabkan usaha
tersebut mengalami kegagalan. Kegagalan ini dapat dimulai dari kesalahan si penstudi dalam
melakukan perhitungan sampai kepada faktor-faktor yang memang tidak dapat dikendalikan oleh
manusia. Pada akhirnya kegagalan ini akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan.

Risiko kerugian yang timbul di masa yang akan datang disebabkan karena di masa yang
akan datang penuh dengan berbagai ketidakpastian. Yang paling penting di sini untuk
diperhatikan adalah memprediksi risiko yang bakal terjadi nantinya.

Secara umum, faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan terhadap hasil yang dicapai
sekalipun telah dilakukan studi kelayakan bisnis secara benar dan sempurna seperti yang telah
diuraikan di atas sebagai berikut:

1. Data dan informasi tidak lengkap

Pada saat melakukan penelitian data dan informasi yang disajikan kurang lengkap, sehingga
hal-hal yang seharusnya menjadi penilaian tidak ada. Kemudian, dapat pula data yang disediakan
tidak dapat dipercaya atau palsu. Karena itu, sebelum melakukan studi sebaiknya kumpulkan
data dan informasi selengkap mungkin, melalui berbagai sumber yang ada yang tentunya dapat
dipertanggungjawabkan kebenaran datanya.

2. Tidak teliti

Kegagalan dapat pula disebabkan si penstudi (orang yang melakukan studi) kurang teliti
dalam meneliti dokumen yang ada. Oleh karena itu, dalam hal ini tim studi kelayakan bisnis
perlu melatih atau mencari tenaga yang benar-benar ahli di bidangnya, sehingga faktor ketelitian
ini menjadi jaminan. Kecerobohan sekecil apa pun akan sangat berpengaruh terhadap hasil
penelitian.

3. Salah perhitungan

Kesalahan dapat pula diakibatkan si penstudi salah dalam melaku. kan perhitungan,
Misalnya, dalam hal penggunaan rumus atau cara menghitung, sehingga hasil yang dikeluarkan
tidak akurat, Dalam hal Ini juga perlu disikapi untuk menyediakan tenaya ahli yang andal di
bidangnya.

4. Pelaksanaan pekerjaan salah

Para pelaksana bisnis sangat memegang peranan penting dalam ke. berhasilan menjalankan
bisnis tersebut, Apabila para pelaksana di lapangan tidak mengerjakan proyek secara benar atau
tidak sesuaj dengan pedoman yang telah ditetapkan, maka kemungkinan bisnis tersebut gagal
sangat besar.

8
5. Kondisi lingkungan

Kegagalan lainnya adalah adanya unsur-unsur yang terjadi yang me. mang tidak dapat kita
kendalikan. Artinya, pada saat melakukan pe. helitian dan pengukuran semuanya sudah selesai
dengan tepat dan benar, namun dalam perjalanan akibat terjadinya perubahan lingkung. an
akhirnya berimbas pada hasil penelitian dalam studi kelayakan bisnis. Perubahan lingkungan
seperti perubahan ekonomi, politik, hukum, sosial, dan perubahan perilaku masyarakat, atau
karena bencana alam.

6. Unsur sengaja

Kesalahan yang sangat fatal adalah adanya faktor kesengajaan untuk berbuat kesalahan.
Artinya peneliti sengaja membuat kesalahan yang tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya
dengan berbagai sebab. Atau para pelaksanaan di lapangan juga melakukan perbuatan yang
tercela, sehingga menyebabkan gagalnya suatu proyek atau usaha.

Oleh karena itu, sebelum studi kelayakan bisnis dijalankan tim yang akan menangani studi
kelayakan bisnis harus memerhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Kelengkapan dan keakuratan data dan informasi yang diperoleh.

b. Tenaga ahli yang dimiliki dalam tim studi kelayakan bisnis benar: benar tangguh.

c. Penentuan metode dan alat ukur yang tepat. Loyalitas tim studi kelayakan bisnis.

D. MANFAAT BISNIS

Sudah pasti bahwa pendirian suatu bisnis atau proyek akan memberikan berbagai manfaat
atau keuntungan terutama bagi pemiliki usaha. Di samping itu, keuntungan dan manfaat lain
dapat pula dipetik oleh berbagai pihak dengan kehadiran suatu usaha. Misalnya bagi masyarakat
luas, baik yang terlibat langsung dalam proyek maupun yang tinggal di sekitar usaha, termasuk
bagi pemerintah.

Berikut keuntungan dengan adanya kegiatan bisnis baik bagi perusahaan, pemerintah,
maupun masyarakat, antara lain:

1. Memperoleh keuntungan

Apabila suatu usaha dikatakan layak untuk dijalankan akan memberikan keuntungan,
terutama keuntungan keuangan bagi pemilik bisnis. Keuntungan ini biasanya diukur
dari nilai uang yang akan diperoleh dari hasil usaha yang dijalankannya.

2. Membuka peluang pekerjaan

9
Dengan adanya usaha jelas akan membuka peluang pekerjaan kepada masyarakat,
baik bagi masyarakat yang terlibat langsung dengan usaha atau masyarakat yang
tinggal sekitar lokasi usaha. Adanya peluang pekerjaan ini akan memberikan
pendapatan bagi masyarakat yang bekerja pada usaha tersebut. Begitu pula bagi
masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi usaha dapat membuka berbagai macam
usaha, sehingga masyarakat yang tadinya pengangguran dapat meningkatkan
kesejahteraannya.

3. Manfaat ekonomi Secara umum manfaat ekonomi antara lain:

a. Menambah jumlah barang dan jasa. Untuk usaha tertentu misalnya pendirian
pabrik tertentu pada akhirnya akan memproduksi barang atau jasa. Dengan
tersedia jumlah barang dan jasa yang lebih banyak, masyarakat punya banyak
pilihan, sehingga pada akhirnya yang akan berdampak kepada harga yang
cenderung turun dan kualitas barang sejenis akan lebih meningkat.

b. Meningkatkan mutu produk. Hal ini disebabkan dengan adanya barang dari usaha
sejenis dapat memacu produsen untuk me. hingkatkan kualitas produknya.

c. Meningkatkan devisa. Khusus untuk barang yang tujuan ekspor akan dapat
menambah devisa atau akan dapat memberikan pe. masukan devisa bagi negara
dari barang yang kita ekspor.

d. Menghemat devisa, artinya apabila semula barang tersebut kita impor dan
sekarang bisa diproduksi di dalam negeri, maka jelas tindakan ini dapat
menghemat devisa negara.

4. Tersedia sarana dan prasarana Bisnis yang akan dijalankan di samping memberikan
manfaat seperti di atas juga memberikan manfaat bagi masyarakat secara luas
terutama bagi masyarakat sekitar bisnis yang akan dijalankan. Manfaat yang di.
rasakan seperti tersedianya sarana, dan prasarana yang dibutuhkan, seperti jalan,
telepon, air, penerangan, pendidikan, rumah sakit, rumah ibadah, sarana olahraga,
serta sarana, dan prasarana lainnya.

5. Membuka isolasi wilayah Untuk wilayah tertentu pembukaan suatu usaha misalnya
perkebunan, jalan atau pelabuhan akan membuka isolasi wilayah. Wilayah yang
tadinya tertutup menjadi terbuka, sehingga akses masyarakat akan menjadi lebih baik.

6. Meningkatkan persatuan dan membantu pemerataan pembangunan Dengan adanya


proyek atau usaha biasanya pekerja yang bekerja di dalam proyek datang dari
berbagai suku bangsa. Pertemuan dari berbagi suku akan dapat meningkatkan
persatuan. Kemudian dengan adanya proyek di berbagai daerah akan memberikan
pemerataan pembangunan di seluruh wilayah.

10
E. TUJUAN STUDI KELAYAKAN BISNIS

Sebelumnya telah dibahas di muka, mengapa perlu adanya studi kelayakan sebelum suatu
usaha atau proyek dijalankan. Intinya agar apabila usaha atau proyek ini dijalankan tidak akan
sia-sia atau dengan kata lain tidak membuang uang, tenaga, atau pikiran secara percuma serta
tidak akan menimbulkan masalah yang tidak perlu di masa yang akan datang Bahkan dengan
adanya usaha atau proyek akan dapat memberikan ber bagai keuntungan serta manfaat kepada
berbagai pihak.

Paling tidak ada lima tujuan mengapa sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan perlu
dilakukan studi kelayakan, yaitu:

1. Menghindari risiko kerugian

Untuk mengatasi risiko kerugian di masa yang akan datang, karena di masa yang akan datang
ada semacam kondisi ketidakpastian. Kondisi ini ada yang dapat diramalkan akan terjadi atau
memang dengan sendirinya terjadi tanpa dapat diramalkan. Dalam hal ini, fungsi studi kelayakan
adalah untuk meminimalkan risiko yang tidak kita inginkan, baik risiko yang dapat kita
kendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan.

2. Memudahkan perencanaan

Jika kita sudah dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, maka
akan mempermudah kita dalam melakukan perencanaan dan hal-hal apa saja yang perlu
direncanakan. Perencanaan meliputi berapajumlah dana yang diperlukan, kapan usaha atau
proyek akan dijalankan, di mana lokasi proyek akan dibangun, siapa-siapa yang akan
melaksanakannya, bagaimana cara menjalankannya, berapa besar keuntungan yang akan
diperoleh serta bagaimana mengawasinya jika terjadi penyimpangan. Yang jelas dalam
perencanaan sudah terdapat jadwal pelaksanaan usaha, mulai dari usaha dijalankan sampai waktu
tertentu.

3. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan

Dengan adanya berbagai rencana yang sudah disusun akan sangat memudahkan
pelaksanaanbisnis. Para pelaksana yang mengerjakan bisnis tersebut telah memiliki pedoman
yang harus dikerjakan. Kemudian pengerjaan usaha dapat dilakukan secara sistematik, sehingga
tepat sasaran dan sesuai dengan rencana yang sudah disusun. Rencana yang sudah disusun
dijadikan acuan dalam mengerjakan setiap tahap yang sudah direncanakan.

4. Memudahkan pengawasan

Dengan telah dilaksanakannya suatu usaha atau proyek sesuai dengan rencana yang sudah
disusun, maka akan memudahkan perusahaan untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya
usaha. Pengawasan ini perlu dilakukan agar pelaksanaan usaha tidak melenceng dari rencana
11
yang telah disusun. Pelaksana pekerjaan bisa sungguh-sungguh melakukan pekerjaannya karena
merasa ada yang mengawasi, sehingga pelaksanaan pekerjaan tidak terhambat oleh hal-hal yang
tidak perlu.

5. Memudahkan pengendalian

Jika dalam pelaksanaan pekerjaan telah dilakukan pengawasan, maka apabila terjadi suatu
penyimpangan akan mudah terdeteksi, sehingga akan dapat dilakukan pengendalian atas
penyimpangan tersebut.Tujuan pengendalian adalah untuk mengembalikan pelaksanaan
pekerjaan yang melenceng ke rel yang sesungguhnya, sehingga pada akhirnya tujuan perusahaan
akan tercapai.

F. LEMBAGA-LEMBAGA YANG MEMERLUKAN STUDI KELAYAKAN

Hasil penilaian melalui studi kelayakan ini sangat diperlukan dan dibutuhkan oleh
berbagai pihak, terutama pihak-pihak yang berkepentingan terhadap usaha atau proyek yang
akan dijalankan. Perusahaan yang melakukan studi kelayakan akan bertanggung jawab terhadap
hasil yang mereka katakan layak, sehingga pihak-pihak yang berkepentingan merasa yakin dan
sangat percaya dengan hasil studi kelayakan yang telah dilakukan.

Adapun pihak-pihak yang berkepentingan terhadap hasil studi kelayakan tersebut antara lain:

1. Pemilik usaha

Para pemilik perusahaan sangat berkepentingan terhadap hasil dari analisis studi kelayakan
yang telah dibuat, hal ini disebabkan para pemilik tidak mau jika sampai dana yang ditanamkan
akan mengalami kerugian. Oleh sebab itu, hasil studi kelayakan yang sudah dibuat benar-benar
dipelajari oleh para pemilik, apakah akan memberikan keuntungan atau tidak.

2. Kreditur

Jika uang tersebut dibiayai oleh dana pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya,
maka pihak mereka pun sangat berkepentingan terhadap hasil studi kelayakan yang telah dibuat.
Bank atau lembaga keuangan lainnya tidak mau sampai kreditnya atau pinjaman yang diberikan
akan macet, akibat usaha atau proyek tersebut sebenarnya tidak layak untuk dijalankan. Oleh
karena itu, untuk usaha-usaha tertentu pihak perbankan akan melakukan studi kelayakan terlebih
dahulu secara mendalam sebelum pinjaman dikucurkan kepada pihak peminjam.

3. Pemerintah

Bagi pemerintah pentingnya studi kelayakan adalah untuk meyakinkan apakah bisnis yang
akan dijalankan akan memberikan manfaat baik bagi perekonomian secara umum. Kemudian
bisnis juga harus memberikan manfaat kepada masyarakat luas, seperti penyediaan lapangan

12
pekerjaan. Pemerintah juga berharap bahwa bisnis yang akan dijalankan tidak merusak
lingkungan sekitarnya, baik terhadap manusia, binatang, maupun tumbuh-tumbuhan.

4. Masyarakat luas

Bagi masyarakat luas dengan adanya bisnis, terutama bagi masyarakat sekitarnya akan
memberikan manfaat seperti tersedia lapangan kerja, baik bagi pekerja di sekitar lokasi proyek
maupun bagi masyarakat lainnya. Kemudian manfaat lain adalah terbukanya wilayah tersebut
dari ketertutupan (terisolasi). Dengan adanya bisnis juga akan menyediakan sarana dan prasarana
seperti tersedianya fasilitas umum seperti jalan, jembatan, listrik, telepon, rumah sakit, sekolah,
sarana ibadah, sarana olahraga, taman, dan fasilitas lainnya.

5. Manajemen

Hasil studi kelayakan bisnis merupakan ukuran kinerja bagi pihak manajemen perusahaan
untuk menjalankan apa-apa yang sudah ditugaskan. Kinerja ini dapat dilihat dari hasil yang telah
dicapai, sehingga terlihat prestasi kerja pihak manajemen yang menjalankan usaha.

G. ASPEK-ASPEK PENILAIAN BISNIS

Dalam melakukan pembuatan dan penilaian studi kelayakan melalui tahap-tahap yang
telah ditentukan, hendaknya dilakukan secara benar dan lengkap. Kemudian setiap tahapan
memiliki berbagai aspek yang harus diteliti, diukur, dan dinilai sesuai dengan ketentuan yang
telah ditentukan.

Ada beberapa aspek yang perlu dilakukan studi untuk menentukan kelayakan suatu
usaha. Masing-masing aspek tidak berdiri sendiri, akan tetapi saling berkaitan. Artinya jika salah
satu aspek tidak dipenuhi, maka perlu dilakukan perbaikan atau tambahan yang diperlukan.

Urutan penilaian aspek mana yang harus didahului tergantung dari kesiapan penilai dan
kelengkapan data yang ada. Tentu saja dalam hal ini dengan pertimbangan prioritas, mana yang
harus didahului dan mana yang berikutnya.

Secara umum, prioritas aspek-aspek yang perlu dilakukan studi ke. layakan sebagai
berikut:

1. Aspek hukum

Dalam aspek ini yang akan dibahas adalah masalah kelengkapan dan keabsahan dokumen
perusahaan, mulai dari bentuk badan usaha sampai izin-izin yang dimiliki. Kelengkapan dan
keabsahan dokumen sangat penting, karena hal ini merupakan dasar hukum yang harus dipegang
apabila di kemudian hari timbul masalah. Keabsahan dan kesempurnaan dokumen dapat
diperoleh dari pihak-pihak yang me. nerbitkan atau mengeluarkan dokumen tersebut.
13
2. Aspek pasar dan pemasaran

Untuk menilai apakah perusahaan yang akan melakukan investasi ditinjau dari segi pasar dan
pemasaran memiliki peluang pasar yang diinginkan atau tidak. Atau dengan kata lain seberapa
besar potensi pasar yang ada untuk produk yang ditawarkan dan seberapa besar market share
yang dikuasai oleh para pesaing dewasa ini. Kemudian bagaimana strategi pemasaran yang akan
dijalankan, untuk menangkap peluang pasar yang ada. Dalam hal ini, untuk menentukan
besarnya pasar nyata dan potensi pasar yang ada, maka perlu dilakukan riset pasar, baik dengan
terjun langsung ke lapangan maupun dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber.
Kemudian, setelah diketahui pasar nyata dan potensi pasar yang ada barulah disusun strategi
pemasarannya.

3. Aspek keuangan

Penelitian dalam aspek ini dilakukan untuk menilai biaya-biaya apa saja yang akan
dikeluarkan dan seberapa besar biaya-biaya yang akan dikeluarkan. Kemudian juga meneliti
seberapa besar pendapatan yang akan diterima jika proyek jadi dijalankan. Penelitian ini meliputi
seberapa lama investasi yang ditanamkan akan kembali. Kemudian dari mana saja sumber
pembiayaan bisnis tersebut dan bagaimana tingkat suku bunga yang berlaku, sehingga apabila
dihitung dengan formula penilaian investasi sangat menguntungkan. Metode penilaian yang akan
digunakan nantinya dengan Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return,
Profitability Indek, Break Event Point serta dengan rasio-rasio keuangan lainnya.

4. Aspek teknis/operasi

Dalam aspek ini yang akan diteliti adalah mengenai lokasi usaha, baik kantor pusat, cabang,
pabrik, atau gudang. Kemudian penentuan layout gedung, mesin, dan peralatan serta layout
ruangan sampai kepada usaha perluasan selanjutnya. Penelitian mengenai lokasi meliputi
berbagai pertimbangan, apakah harus dekat dengan pasar, dekat dengan bahan baku, dengan
tenaga kerja, dengan pemerintahan, lembaga keuangan, pelabuhan, atau pertimbangan lainnya.
Kemudian mengenai penggunaan teknologi apakah padat karya atau padat modal. Artinya jika
menggunakan padat karya, maka akan memberikan kesempatan kerja, namun jika padat karya
justru sebaliknya.

5. Aspek manajemen/organisasi

Yang dinilai dalam aspek ini adalah para pengelola usaha dan struktur organisasi yang
ada. Proyek yang dijalankan akan berhasil apabila dijalankan oleh orang-orang yang profesional,
mulai dari merencanakan, melaksanakan sampai dengan mengendalikannya apabila terjadi
penyimpangan. Demikian pula dengan struktur organisasi yang dipilih harus sesuai dengan
bentuk dan tujuan usahanya.

6. Aspek ekonomi sosial

14
Penelitian dalam aspek ekonomi adalah untuk melihat seberapa besar pengaruh yang
ditimbulkan jika proyek ini dijalankan. Pengaruh ini terutama terhadap ekonomi secara luas serta
dampak sosialnya terhadap masyarakat secara keseluruhan. Dampak ekonomi tertentu,
peningkatan pendapatan masyarakat baik yang bekerja di pabrik atau masyarakat di luar lokasi
pabrik. Demikian pula dengan dampak sosial yang ada seperti tersedianya sarana dan prasarana
seperti jalan, jembatan, penerangan, telepon, air, tempat kesehatan, pendidikan, sarana olahraga,
dan sarana ibadah.

7. Aspek dampak lingkungan

Merupakan analisis yang paling dibutuhkan pada saat ini, karena setiap proyek yang
dijalankan akan sangat besar dampaknya terhadap lingkungan di sekitarnya, baik terhadap darat,
air, dan udara, yang pada akhirnya akan berdampak terhadap kehidupan manusia, binatang, dan
tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitarnya.

H. TAHAP-TAHAP DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS

Agar tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai, maka sebelum suatu studi dijalankan
perlu dilakukan beberapa persiapan. Kemudian hendaknya suatu studi dilakukan mengikuti
prosedur yang berlaku, yaitu mulai dari tahap-tahap yang telah ditentukan. Tahap-tahap dalam
studi ini hendaknya dilakukan secara benar agar jangan sampai terjadi penyimpangan dan untuk
kesempurnaan hasil studi itu sendiri.

Tahapan dalam studi kelayakan dilakukan untuk mempermudah pelaksanaan studi


kelayakan dan keakuratan dalam penilaian. Adapun tahap-tahap dalam melakukan studi
kelayakan yang umum dilakukan sebagai berikut:

1. Pengumpulan data dan informasi

Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan selengkap mungkin, baik yang bersifat
kualitatif maupun kuantitatif. Pengumpulan data dan informasi dapat diperoleh dari berbagai
sumber-sumber yang dapat dipercaya, misalnya dari lembaga-lembaga yang memang berwenang
untuk mengeluarkannya, seperti Biro Pusat Statistik atau BPS, Badan Koordinasi Penanaman
Modal (BKPM), Badan Pengelola Pasar modal (Bapepam), Bank Indonesia (BI), Departemen
Teknis atau lembaga-lembaga penelitian baik milik pemerintah maupun swasta. Pengumpulan
data ini dapat dari data primer maupun data sekunder dengan berbagai metode.

2. Melakukan pengolahan data

Setelah data dan informasi yang dibutuhkan terkumpul maka langkah selanjutnya adalah
melakukan pengolahan data dan informasi tersebut. Pengolahan data dilakukan secara benar dan
akurat dengan metode-metode dan ukuran-ukuran yang telah lazim digunakan untuk bisnis.
Pengolahan ini dilakukan hendaknya secara teliti untuk masing-masing aspek yang ada.

15
Kemudian dalam hal perhitungan ini hendaknya diperiksa ulang untuk memastikan kebenaran
hitungan yang telah dibuat sebelumnya.

3. Analisis data

Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis data dalam rangka menentukan kriteria
kelayakan dari seluruh aspek. Kelayakan bisnis ditentukan dari kriteria yang telah memenuhi
syarat sesuai kriteria yang layak digunakan. Setiap jenis usaha memiliki kriteria tersendiri untuk
dikatakan layak atau tidak layak untuk dilakukan. Kriteria kelayakan diukur dari setiap aspek
untuk seluruh aspek yang telah dilakukan.

4. Mengambil keputusan

Apabila telah diukur dengan kriteria tertentu dan telah diperoleh hasil dari pengukuran, maka
langkah selanjutnya adalah mengambil keputusan terhadap hasil tersebut. Mengambil keputusan
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan apakah layak atau tidak dengan ukuran yang telah
ditentukan berdasarkan hasil perhitungan sebelumnya. Jika tidak layak sebaiknya dibatalkan
dengan menyebutkan alasannya.

5. Memberikan rekomendasi

Langkah terakhir adalah memberikan rekomendasi kepada pihakpihak tertentu terhadap


laporan studi yang telah disusun. Dalam memberikan rekomendasi diberikan juga saran-saran
serta perbaikan yang perlu, jika memang masih dibutuhkan, baik kelengkapan dokumen

I. SUMBER:SUMBER DATA DAN INFORMASI

Data dan informasi merupakan yang sangat penting dalam menganalisis suatu usaha,
karena tanpa adanya data dan informasi yang jelas, maka hasil studi kelayakan yang kita lakukan
tidak akan berhasil dengan baik Oleh karena itu, perlu dicari sumber-sumber data dan informasi
yang benar-benar dapat dipergaya keabsahannya.

Adapun sumber-sumber data dan informasi yang dapat kita peroleh Serta dapat
dipercaya, antara lain:

1. Data dan informasi yang bersumber dari publikasi ekonomi dan bisnis baik dari koran
ataupun majalah.

2. Data dan informasi yang bersumber dari publikasi Bank Indonesia, Perbanas, maupun
oleh lembaga keuangan lainnya.

3. Data dan informasi yang bersumber dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM),
Badan Pengelola Pasar Modal (Bapepam).

16
4. Data dan informasi yang bersumber dari Biro Pusat Statistik (BPS). Data dan informasi
yang bersumber dari Asosiasi Industri dan Dagang yang membawahi jenis usaha yang
sejenis.

5. Data dan informasi yang bersumber dari lembaga-lembaga penelitian, baik yang
dilakukan oleh pemerintahan seperti LIPI maupun swasta. Departemen teknis, di mana
biasanya data-data dan informasi yang dikeluarkan terkumpul dari tahun ke tahun,
misalnya jika usaha pertanian, maka perlu dicari dari Departemen Pertanian.

6. Data dan informasi yang bersumber dari universitas atau perguruan tinggi lainnya.

17
BAB 1
PENDAHULUAN
Oleh : Alva Edy Tontowi

Abraham Maslow seorano ilmuwan Amerika Serikat pada tahun 1908 mengenalkan
gagasan, yaitu membagi kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia dibagi menjadi 5 tingkat
seperti disaijikan dalam Gambar 1.1 mulai dari kebutuhan paling dasar vaitu kebutuhan
fisiologis, kemudian meningkat berturut-turut, yaitu kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial,
kebutuhan harga diri, dan kebutuhan paling tinggi manusia yaitu aktualisasi diri. Kebutuhan
manusia fisiologis dan keamanan adalah kebutuhan primer, sedangkan sosial, harga diri, dan
aktualisasi diri adalah kebutuhan sekunder. Kebutuhan sebagai manusia ini akan meningkat
sejalan dengan tingkat kesejahteraan yang dimilikinya. Semakin sejahtera, kebutuhan yang
semula merupakan kebutuhan primer bisa jadi akan menjadi kebutuhan sekunder. Tingkatan
kebutuhan individu manusia inilah yang kemudian akan berpengaruh pada kebutuhan barang
(goods) atau layanan (services) yang akan dipakai oleh manusia bersangkutan. Sebagai contoh
kebutuhan fisiologis manusia dalam hal kebutuhan alat iris atau pisau misalnya, sejak zaman
batu hingga zaman milenium sama dan hanya kualitasnya yang berbeda. Dalam konteks
produktivitas, produktivitas mengiris sesuatu menggunakan alat iris dari batu lebih rendah
dibandingkan dengan alat iris dari baja seperti yang ada di zaman sekarang. Gambar 1.2a dan
1.2b berikut memberikan ilustrasi pisau seperti apa yang digunakan manusia di zaman batu
(198.000 tahun sebelum masehi (BC: Before Christ) dan pisau yang digunakan manusia di abad
20an. Pada zaman batu, material pisau adalah suatu yang dibentuk sedemikian rupa sehingga
dapat digunakan untuk mengiris sesuatu. Sedangkan di tahun 2000-an, material digunakan
adalah logam baja atau keramik. Tentu saja bisa yang dibuat menggunakan material logam baja
atau keramik ini kualitas dan produktivitas nya irisannya lebih baik.
Semua kebutuhan manusia yang berupa barang atau benda atau artefak untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya tersebut, kelahirannya dapat dipicu oleh 2 macam pemicu seperti tampak
pada Gambar 1.3 
1. Kebutuhan (needs dan wants) dan 
2. Kemampuan membuat

Ketika di zaman batu kebutuhan manusia hanya terbatas pada saja, dalam perkembangan
selanjutnya, aestetika dan kenyamanan (dalam konteks lebih luas sebagai bagian dari ergonomi)
kemudian menjadi bagian penting lainnya yang telah menjadi kebutuhan. Kebutuhan tersebut
selanjutnya terus berkembang hingga saat ini yang berupa kebutuhan untuk melindungi apa yang
menjadi hak miliknya, sehingga kemudian lahir aturan atau regulasi. Perlindungan hak milik
selanjutnya diatur dalam wadah yang disebut HKI (Hak Kekayaan Intelektual) dan tuntutan
kebutuhan keamanan, kesehatan. dan lingkungan hidup yang harmoni dengan alam
lingkungannya selanjutnya dikenal dengan singkatan SHE (Safety, Health, and Environment).
Setelah pengguna disebut sebagai pasar dan kemampuan membuat disebut sebagai teknologi, dan
18
barang disebut sebagai produk. kemudian aspek tren produk dan tren teknologi menjadi aspek
penting yang perlu dipertimbangkandalam mendesain konsep produk. Gambar teknik tersebut
kemudian dijadikan sebagai bahasa komunikasi baku antara desainer dan orang yang
mengerjakan pembuatan bendanya. Setelah benda jadi, selanjutnya benda tersebut diserahkan ke
pengguna. Dalam konteks pasar, pengguna benda tersebut dengan populasi yang besar
selanjutnya disebut sebagai pasar.

Terkait dengan produk yang beronentasi pasar sukses-tidaknya suatu produk di pasar


tidak hanya tergantung pada desan yang bagus saja, masih ada aspek lain yang perlu
diperhitungkan.Keseluruhan aspek yang dapat berpengaruh tersebut adalah aspek desain,
manufaktur (desain yang bagus, biaya desain, biaya pengembangan, dan biaya produksi dengan
quality dan quantity tertentu) dan pengiriman pasar (harga, quality, fungsi dsn fitur, brand dan
lainnya).

19
BAB 2

ASPEK HUKUM
Oleh : Dr. Kasmir,S.E.,M.M. dan Jakfaf, S.E., M.M.

A. PENGERTIAN ASPEK HUKUM

Untuk memulai studi kelayakan suatu usaha pada umumnya dimulaj dari aspek hukum,
walaupun banyak pula yang melakukannya dari aspek lain. Mengenai aspek mana yang harus
dimulai tergantung dari kesiapan data dan kesiapan dari para penilai. Tujuan dari aspek hukum
adalah untuk meneliti keabsahan, kesempurnaan, dan keaslian dari dokumen-dokumen yang
dimiliki. Penelitian keabsahan dokumen dapat dilakukan sesuai de. ngan lembaga yang
mengeluarkan dan yang mengesahkan dokumen yang bersangkutan. Penelitian ini sangat penting
mengingat sebelum usaha tersebut dijalankan, maka segala prosedur yang berkaitan dengan
izinizin atau berbagai persyaratan harus terlebih dahulu sudah terpenuhi.

Bagi badan usaha yang akan dijalankan juga perlu dipersiapkan hal-hal yang berkaitan
dengan aspek hukum seperti badan hukum perusahaan yang dipilih seperti apakah Perseroan
Terbatas (PT), firma, koperasi, atau yayasan. Bagi penilai studi kelayakan bisnis, dokumen yang
perlu diteliti keabsahan, kesempurnaan dan keasliannya meliputi badan hukum, izin-izin yang
dimiliki, sertifikat tanah atau dokumen lainnya yang mendukung kegiatan usaha tersebut.
Kegagalan dalam penelitian aspek ini akan berakibat tidak sempurnanya hasil penelitian, dengan
kata lain apabila ada dokumen yang tidak sah atau tidak sempurna pasti akan menimbulkan
masalah di kemudian hari.

B. JENIS-JENIS BADAN HUKUM USAHA

Jenis badan hukum yang ada di Indonesia sangat beragam mulai dari perusahaan
perseorangan, firma sampai kepada bentuk koperasi. Masingmasing badan hukum memiliki
kelebihan dan kelemahan tersendiri. Kelebihan dan kelemahan dapat dilihat dari luasnya bidang
usaha yang akan dijalankan, modal yang dimiliki, batas tanggung jawab dan kewajiban masing-
masing pemilik, serta pembagisn keuntungan masing-masing badan usaha. Sebagai contoh dalam
hal tanggung jawab antara perusahaan yang berbentuk perusahaan perseorangan tentu berbeda
dengan Perseroan Terbatas (PT). Dalam perusahaan yang berbentuk perusahaan perseorangan
tanggung jawab pemilik modal tidak terbatas jika perusahaan mengalami kebangkrutan,
sedangkan dalam perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas tanggung jawabnya hanya sebatas
modal yang disetor ke perusahaan.

Dalam praktiknya jenis badan hukum yang ada di Indonesia sebagai berikut:

1. Perseorangan

20
2. Firma (Fa)

3. Perseroan Komanditer (CV)

4. Perseroan Terbatas (PT)

5. Peusahaan negara

6. Perusahaan Daerah

7. Yayasan

8. Koperasi

Penjelasan masing masing badan usaha mulai dari pengertian, syarat. Syarat pendirian,
modal, tujuan perusahaan, bidang usaha, dan lainnya sebagai berikut.

1. Perseorangan

Perusahaan perseorangan merupakan perusahaan yang dimiliki oleh perseorangan (hanya


seorang). Untuk mendirikan perusahaan perse. orangan sangatlah sederhana dan tidak
memerlukan persyaratan khusus, sebagaimana bentuk badan hukum lainnya. Di samping itu,
pendirian per. usahaan perseorangan tidak memerlukan modal besar. Kelebihan per. usahaan
jenis ini di samping pendiriannya mudah adalah tidak diperlukan organisasi yang besar, tetapi
cukup dengan organisasi dan manajemen yang sederhana. Pimpinan perusahaan perseorangan
biasanya pemilik usaha tersebut yang sekaligus menjadi penanggung jawab terhadap segala
aktivitas perusahaan, termasuk kewajiban terhadap pihak luar. Artinya, jika terjadi sesuatu
terhadap kewajiban kepada pihak lain, misalnya dalam hal utang, maka sepenuhnya tanggung
jawab pemilik sampai kepada harta pribadi.

Kebutuhan modal hanyalah dari pemilik sendiri dan untuk mencari modal dari luar relatif
lebih sulit. Tujuan utama didirikan perusahaan perSeorangan adalah semata-mata hanya untuk
mencari keuntungan.

2. Firma (Fa)

Firma adalah perusahaan yang didirikan oleh dua orang atau lebih dan menjalankan
perusahaan atas nama perusahaan. Untuk mendirikan firma terdiri dari dua cara. Pertama melalui
akta resmi dan yang kedua akta di bawah tangan. Jika melalui akta resmi, maka proses
selanjutnya harus sampai di berita negara. Namun jika memilih akta di bawah tangan proses ini
tidak perlu, cukup melalui kesepakatan pihak-pihak terlibat.

Kepemimpinan firma berada sepenuhnya di tangan pemilik sekaligus bertanggung jawab


terhadap segala risiko yang mungkin timbul, seperti masalah utang piutang. Modal firma
diperoleh dari mereka yang terlibat dalam firma.
21
Sama seperti halnya perusahaan perseorangan, tujuan firma adalah untuk mencari
keuntungan. Perolehan dana dari pihak luar cukup memungkinkan dan relatif lebih mudah jika
dibandingkan dengan perusahaan perseorangan.

3. Perseroan Komanditer (Commanditaire Vennotschap)

Perseroan Komanditer, atau lebih sering disingkat dengan CV, merupakan persekutuan yang
didirikan atas dasar kepercayaan. Dalam Perseroan Komanditer terdapat beberapa sekutu yang
secara penuh bertanggung jawab atas sekutu lainnya. Kemudian ada satu atau lebih sekutu yang
bertindak sebagai pemberi modal. Tanggungjawab sekutu komanditer hanya terbatas pada
sejumlah modal yang ditanamkan dalam perusahaan.

Perusahaan berbadan hukum CV dijalankan oleh seorang sekutu aktif dan bertanggung jawab
atas semua risiko atau kewajiban kepada pihak ketiga. Tanggung jawab ini juga sampai kepada
penggunaan harta pribadi apabila harta perusahaan tidak cukup untuk menutupi kewajibannya.

Tujuan pendirian CV guna memberikan peluang bagi perseorangan untuk ikut menanamkam
modalnya dengan tanggung jawab terbatas.

4. Perseroan Terbatas (PT)

Perseroan Terbatas (PT) adalah badan hukum perusahaan yang paling banyak digunakan dan
diminati oleh para pengusaha. Penyebabnya adalah karena badan hukum jenis ini memiliki
banyak kelebihan jika dibandingkan dengan badan hukum lainnya. Kelebihannya antara lain
luasnya bidang usaha yang dimiliki, kewenangan, dan tanggung jawab yang dimiliki terbatas
kepada modal yang disetor.

Pengertian Perseroan Terbatas menurut undang-undang adalah:

“Badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian yang melakukan kegiatan


usaha dengan modal tertentu, yang seluruhnya terbagi dalam saham dan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan
pelaksanaannya.”

Dari pengertian di atas dapat kita kemukakan hal-hal penting sebagai berikut:

a. Bahwa Perseroan Terbatas merupakan suatu badan hukum perusahaan untuk melakukan
suatu kegiatan.

b. Pendirian Perseroan Terbatas dilakukan atas dasar suatu perjanjian antara pihak-pihak
yang ikut terlibat di dalamnya.

22
Untuk perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas hal-hal yang berlu diteliti adalah
keabsahan dari Perseroan Terbatas tersebut. Pendiria, Suatu Perseroan Terbatas haruslah
dibuatkan Akta Notaris, kemudian dj. Yaftarkan di pengadilan negeri untuk memperoleh
pengesahan dan akar Uiberitakan dalam lembaran negara.

Di dalam akta pendirian juga dicantumkan nama-nama pendiri, komj, Saris, direksi, bidang
usaha, dan tujuan perusahaan didirikan. Tugas pene liti adalah dengan mengecek langsung ke
pihak-pihak yang berwenang me hgeluarkan dokumen atau ke departemen teknis untuk menilai
keabsaha Perseroan Terbatas tersebut.

Hal-hal yang perlu diteliti khususnya yang berkaitan dengan keabsah an Perseroan terbatas
sebagai berikut:

 Akta notaris.

 Persetujuan menteri kehakiman.

 Pendaftaran di pengadilan setempat.

 Diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia (BNRI).

5. Perusahaan Negara

Perusahaan negara (PN) adalah perusahaan yang didirikan berdasar. kan undang-undang.
Modal untuk mendirikan PN adalah atas kekayaan negara yang dipisahkan dan tidak dipisahkan
atas saham. Perusahaan negara dipimpin oleh seorang kepala atau direksi yang diangkat oleh
pemerintah. Perusahaan negara dibagi ke dalam beberapa jenis antara lain, perusahaan jawatan
(Perjan), perusahaan umum (Perum), dan Perusahaan Perseroan (Persero).

Perusahaan jawatan (Perjan) merupakan perusahaan negara yang didirikan untuk pengabdian
dan pelayanan terhadap masyarakat dengan tetap memegang teguh pada efisiensi, efektivitas,
dan ekonomis. Perjan dipimpin oleh seorang kepala yang berada pada suatu departemen. Modal
diperoleh dari negara yang dimasukkan dalam anggaran belanja departemen yang
membawahinya. Pegawai perusahaan Perjan merupakan pegawai negeri.

Perusahaan umum (Perum) adalah perusahaan yang melayani kepentingan umum. Berbeda
dengan Perjan, Perum didirikan dengan tujuan untuk mencari keuntungan. Modal Perum berasal
dari pemerintah atau pihak lain. Pegawainya adalah pegawai perusahaan negara yang diatur
tersendiri.

Perusahaan Perseroan (Persero) merupakan perusahaan negara yang didirikan dengan


maksud untuk mencari keuntungan. Bentuk badan hukum perusahaan ini adalah Perseroan

23
Terbatas (PT). Modal diperoleh seluruh atau sebagian dari negara. Dengan demikian,
dimungkinkan patungan antara swasta dan negara. Peranan pemerintah adalah sebagai pemegang
hak suara terbesar sesuai dengan mayoritas saham yang dipegangnya.

6. Perusahaan Daerah

Perusahaan daerah merupakan perusahaan yang didirikan dengan suatu peraturan daerah.
Modalnya seluruhnya atau sebagian besar milik pemerintah daerah yang dipisahkan kecuali
dengan ketentuan lain dengan atau berdasarkan undang-undang.

Tujuan didirikan untuk perusahaan daerah untuk turut serta melaksanakan pembangunan
daerah khususnya dan pembangunan ekonomi nasional umumnya. Pimpinan perusahaan daerah
diangkat oleh kepala daerah.

7. Yayasan

Yayasan merupakan badan usaha yang tidak bertujuan untuk mencari keuntungan dan lebih
menekankan usahanya pada tujuan sosial. Modal berasal dari sumbangan, wakaf, hibah, atau
sumbangan lainnya. Yayasan memiliki pengurus dan harta milik pengurus dipisahkan dari harta
yayasan.

8. Koperasi

Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1995, koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi . Dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi, Sekaligu Yebagai gerakan ekonomi rakyat berdasarkan asas
kekeluargaan.

Pendirian koperasi melalui akta pendirian setelah memperoleh pe ngesahan pemerintah dan
diumumkan dalam berita negara. Untuk mep, dirikan koperasi dibentuk melalui rapat anggota
minimal 20 orang Yang masing-masing memenuhi tiga syarat, yaitu:

a. Mampu melaksanakan tindakan hukum.

b. Menerima landasan idiil, asas, dan sendi dasar koperasi.

c. Sanggup dan bersedia melakukan kewajiban dan hak sebagai anggot, koperasi.

Dalam praktiknya jenis-jenis koperasi terdiri dari:

a. Koperasi produksi.

b. Koperasi konsumsi.

24
c. Koperasi jasa.

d. Koperasi serbaguna usaha.

e. Koperasi fungsional dan golongan masyarakat tertentu.

Koperasi dikelola oleh pengurus yang diangkat oleh rapat anggota dan pembagian hasil
usaha berdasarkan jasa/partisipasi masing-masing anggota. Prinsip koperasi adalah anggota
koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi.

Modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri berasal dari
simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, atau hibah. Modal pinjaman berasal dari
anggota koperasi lainnya dan anggotanya, bank dan lembaga keuangan lainnya atau melalui
penerbitan Obligasi serta surat utang lainnya.

Tujuan koperasi adalah untuk membangun dan mengembangkan potensi kemampuan


ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

C. JENIS-JENIS IZIN USAHA

Kegiatan usaha di mana pun selalu memerlukan berbagai dokumen penunjang usaha
beserta izin-izin yang diperlukan sebelum menjalankan kegiatannya. Dokumen dan izin-izin ini
diperlukan bertujuan guna melindungi kepentingan perusahaan itu sendiri dari berbagai hal.
Kemudian dokumen dan izin-izin Ini juga diperlukan bagi instansi tertentu sebagai data untuk
melakukan berbagai pengawasan terhadap jalannya kegiatan usaha tersebut dari berbagai
penyimpangan yang mungkin terjadi. Juga untuk memudahkan Instansi tertentu untuk
mengambil tindakan tertentu, sehingga tidak menimbulkan kerugian kepada pihak-pihak tertentu
pula apabila perusahaan melakukan penyimpangan. Oleh karena itu, bagi pembuat studi
kelayakan bisnis masalah izin-izin perlu segera diurus sebelum usaha dijalankan.

Dalam praktiknya terdapat beragam izin. Banyaknya izin dan jenisjenis izin yang
dibutuhkan tergantung dari jenis usaha yang dijalankan Adapun izin yang dimaksud adalah:

1. Tanda daftar perusahaan (TDP).

2. Nomor pokok wajib pajak (NPWP).

3. Izin-izin usaha.

4. Sertifikat tanah atau surat-surat berharga yang dimiliki.

Izin-izin perusahaan lainnya yang harus segera diurus bagi pemilik usaha dan yang harus
dinilai oleh penilai adalah yang sesuai dengan jenis bidang usaha perusahaan tersebut. Izin-izin
tersebut antara lain:

25
1. Surat izin usaha perdagangan (SIUP).

2. Surat izin usaha industri (SIUI).

3. Izin usaha tambang.

4. Izin usaha perhotelan dan pariwisata.

5. Izin usaha farmasi dan rumah sakit.

6. Izin usaha peternakan dan pertanian.

7. Izin domisili, di mana perusahaan/lokasi proyek berada. Izin gangguan.

8. Izin mendirikan bangunan (IMB).

9. Izin tenaga kerja asing jika perusahaan menggunakan tenaga kerja asing.

Di samping keabsahan dokumen di atas yang tidak kalah pentingnya adalah penelitian
dokumen lainnya yaitu:

a. Bukti diri (KTP atau SIM).

b. Sertifikat tanah.

c. Bukti kepemilikan kendaraan bermotor (BPKB).

d. Serta surat-surat atau sertifikat lainnya yang kita anggap perlu.

D. DOKUMEN YANG DITELITI

Banyaknya dokumen yang akan diteliti sangat tergantung dari jeni, Usahanya. Yang
terpenting adalah urutan prioritas dokumen yang menjad pokok perhatian. Urutan prioritas
menunjukkan bahwa dokumen ini sanga penting bagi usaha yang akan diajukan nanti.

Secara umum, dokumen yang akan diteliti sehubungan dengan aspek, hukum ini sebagai
berikut:

1. Bentuk Badan Usaha

Ada beberapa jenis bentuk badan hukum yang lazim di Indonesia misalnya Perseroan
Terbatas (PT), Perseroan Komanditer (CV), koperasi, yayasan, dan firma (Fa). Kebanyakan
perusahaan yang akan melakukas Suatu investasi, biasanya merupakan perusahaan besar, baik
dari segi moda maupun jangkauan usahanya. Oleh karena itu, biasanya perusahaan yang banyak
melakukan studi kelayakan sebelum melakukan usahanya adalah perusahaan yang berbadan
hukum Perseroan Terbatas (PT). Penilaian P7 harus sampai ke berita negara.

26
2. Bukti Diri

Yaitu kartu identitas diri para pemilik usaha yang dikeluarkan oleh kelurahan setempat yang
dikenal dengan nama kartu tanda penduduk (KTP).

3. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

Setiap perusahaan yang akan beroperasi di Indonesia, haruslah membuat surat tanda daftar
perusahaan (TDP) sesuai dengan bidang usahanya masing-masing. Dalam hal ini, yang perlu kita
teliti adalah ke departemen teknis yang mengeluarkan surat tanda daftar perusahaan tersebut.
Departemen teknis yang mengeluarkan TDP adalah Departemen Perindustrian dan Perdagangan.
Biasanya pengurusan TDP adalah pada saat perusahaan mengurus akta pendirian perusahaan
tersebut.

4. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Nomor pokok wajib pajak merupakan hal yang penting untuk diteliti, apakah sudah dimiliki
atau belum. Jika sudah diteliti dapatlah kita mengeceknya ke departemen teknis yang
mengeluarkan nomor pokok wajib pajak (NPWP). Pengurusan NPWP juga dilakukan bersamaan
dengan pengajuan akta notaris ke Departemen Kehakiman. Pentingnya NPWP agar setiap usaha
yang dijalankan nantinya akan memberikan penghasilan kepada pemerintah.

5. Izin-izin Perusahaan

Selanjutnya adalah meneliti izin-izin yang dimiliki sesuai dengan jenis bidang usaha
perusahaan tersebut. Penelitian keabsahan dokumen izin-izin ini juga hendaknya dijalankan ke
departemen teknis. Izin-izin ini antara lain: \

a. Surat izin usaha perdagangan (SIUP), bagi usaha perusahaan yang bergerak
dalam bidang usaha perdagangan dari Departemen Perdagangan dan
Perindustrian.

b. Surat Izin Usaha Industri (SIUI), bagi perusahaan atau usaha yang bergerak
dalam bidang usaha industri dari Departemen Perdagangan dan Perindustrian.

c. Izin usaha tambang dari Departemen Pertambangan.

d. Izin usaha perhotelan dan pariwisata dari Departemen Pariwisata Pos dan
Telekomunikasi.

e. Izin usaha farmasi dan rumah sakit dari Departemen Kesehatan.

f. Izin usaha peternakan dan pertanian dari Departemen Pertanian.

27
g. Izin domisili di mana perusahaan/lokasi proyek berada dari Pemda.

h. Izin gangguan untuk usaha tertentu guna menghindari segala kemungkinan hal-hal
yang tidak diinginkan.

i. Izin mendirikan bangunan (IMB), khusus untuk pendirian gedung baru atau
merehab pembangunan suatu gedung.

j. Izin tenaga kerja asing jika ada.

6. Keabsahan Dokumen Lainnya

Di samping keabsahan dokumen di atas yang tidak kalah pentingnya penelitian dokumen
lainnya, yaitu:

a. Status hukum tanah

Keabsahannya sertifikat tanah sampai ke pihak yang berwenang yang mengeluarkannya


seperti Badan Pertanahan Nasional (BPN). Yang perlu diperhatikan adalah status tanah tersebut
antara lain:

1. Jenis hak atas tanah:

 hak milik,

 hak guna bangunan

 hak guna usaha,

 hak pakai, dan

 hak sewa.

2. Harga tanah sekarang dan prediksi di masa yang akan datang,

3. Nama dan alamat pemilik sebenarnya.

4. Kondisi tanah dalam sengketa atau tidak.

5. Rencana tata kota.

6. Tanah tersebut dapat diperjualbelikan atau tidak, karena tanah yang tidak dapat diperjual
belikan yaitu:

 tanah adat,

 tanah wakaf:

28
 tanah sengketa:

 tanah transmigrasi, dan

 tanah badan pemerintah.

b. Kendaraan bermotor

Keaslian surat-surat kendaraan yang akan digunakan untuk usaha ter. sebut seperti usaha jasa
angkutan, yaitu:

1. Bukti pemilikan kendaraan bermotor (BPKB).

2. Harga beli (faktur dan kuitansi).

3. Kondisi kendaraan.

4. Izin trayek, jika usaha transportasi.

c. Serta surat-surat atau sertifikat lainnya yang kita anggap perlu.

E. PENELITIAN LAPANGAN

Penelitian ke lapangan untuk mengecek kebenaran dari data-data atau informasi yang kita
butuhkan dan untuk menguji kebenaran dan keabsahan dokumen dapat kita lakukan dengan dua
cara, yaitu:

1. Menandatangani sumber informasi yang berhak mengeluarkan suratsurat atau dokumen-


dokumen.

2. Mencari informasi dari laporan, koran, majalah, atau perpustakaan yang memuat
informasi yang relevan dengan analisis kita.

29
BAB 2

KAJIAN ASPEK LEGALITAS


Oleh : Dr. Dedi Purwana E.S., M.Bus dan Drs. Nurdin Hidayat, M.M., M.Si.

A. CAPAIAN BELAJAR
Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian badan usaha.
2. Menjelaskan berbagai jenis badan usaha.
3. Menganalisis kelebihan dan kelemahan berbagai jenis badan usaha.
4. Memahami berbagai jenis perizinan usaha.

B. PENGERTIAN BADAN HUKUM USAHA

Hakikatnya sebuah bisnis dikelola baik oleh perseorangan maupun sekelompok orang.
Dalam kiprahnya, pelaku bisnis memerlukan organisasi sebagai payung melaksanakan aktivitas
bisnis sering disebut badan usaha. Ini terutama berkaitan dengan aspek legalitas.

Pelaku bisnis membuat badan usaha didasarkan beberapa pertimbangan sebagai


dasar motivasi antara lain:

1. Dorongan hidup
Dalam rangka melaksanakan aktivitas bisnis, pelaku bisnis membuat badan usaha. Hal ini
didasarkan keinginan untuk mencari keuntungan baik materiil maupun spiritual. Keuntungan ini
menjadi landasa, agar dapat mempertahankan hidup maupun kelangsungan usaha.

2. Bebas dan tidak terikat

Pelaku bisnis menginginkan adanya kebebasan dan tidak terika, pada aturan secara individu
dalam melakukan usaha. Salah sar, usaha adalah dengan mendirikan suatu badan usaha sehingga
dapa, melakukan aktivitas sebebas-bebasnya.

3. Dorongan sosial

30
Pada dasarnya setiap individu memiliki keinginan untuk melakukan aktivitas dengan orang
lain. Aktivitas ini disebabkan oleh dorongan sosial yang ada pada individu. Dorongan sosial ini
dapat direalisasikan secara bebas melalui aktivitas dalam sebuah lembaga atau badan usaha.
Badan usaha ini memberikan ruang kepada setiap individu untuk melakukan komunikasi dengan
orang lain sehingga aktivitas sosial dapat direalisasikan dengan baik.

4. Mendapatkan kekuasaan

Salah satu sifat manusia sebagai individu adalah keinginan untuk mendapatkan kekuasaan.
Kekuasaan ini dapat diperoleh melalui keterlibatan diri dalam badan usaha. Keterlibatan dalam
badan usaha memungkinkan seseorang dapat menunjukkan jati dirinya sebagai seseorang yang
memiliki jabatan seperti presiden, direktur, manajer, dan jabatan lain yang memungkinkan dapat
memerintahkan orang lain.

5. Melanjutkan usaha orang tua

Pertimbangan lain adalah keinginan untuk melanjutkan usaha orang tua. Hal ini terkait
dengan keberlanjutan usaha yang telah dirintis pendahulunya.

C. JENIS- JENIS BAGAN USAHA


Pilihan bentuk badan usaha mulai dari usaha skala mikro dan makro. kecil, menengah dan
besar, maupun keluarga dan non keluarga. Akan tetapi, secara hukum badan usaha di Indonesia
sangat beragam mula dari perusahaan perseorangan, firma sampai kepada bentuk koperasi.
Pelaku bisnis memiliki beberapa pertimbangan dalam memilih badan usaha. Secara umum
pemilihan bentuk badan usaha adalah sebagai berikut:

1. Kepemilikan

Kepemilikan menjadi pertimbangan utama dalam mendirikan badan usaha. Hal ini
terkait dengan perencanaan usaha yang akan dilakukan pelaku bisnis. Kepemilikian akan
memberikan arah bagi jalannya usaha khususnya di masa yang akan datang.

2. Organisasi

Organisasi tergantung pada besar kecilnya usaha dan jenis badan usaha. Hal ini akan
menjadi kerangka acuan dalam menilai keberhasilan usaha. Organisasi yang dipilih harus
mencerminkan keluwesan, keterbukaan, keselarasan, dan lain-lain

3. Modal

Modal tergantung pada jenis usaha yang dilakukan oleh badan usaha. Besar kecilnya
modal akan menentukan tingkat keberhasilan usaha.

4. Pajak

31
Pajak menjadi pertimbangan pelaku bisns dalam mendirikan badan usaha. Hal ini terkait
dengan kebijakan suatu negara. Negara yang menerapkan pajak yang tidak kondusif dapat
mengakibatkan pelaku bisnis tidak mau untuk mendirikan badan usaha dan bahkan menanamkan
investasi.

D. PERIZINAN USAHA DAN IZIN LAINNYA

Kegiatan usaha selalu memerlukan berbagai dokumen penunjang usaha dan izin-izin
yang diperlukan sebelum menjalankan kegiatannya. Dokumen dan izin-izin tersebut bertujuan
antara lain:

1. Melindungi kepentingan perusahaan.


2. Dokumen dan izin-izin diperlukan bagi instansi tertentu sebagai data untuk melakukan
berbagai pengawasan terhadap jalannya kegiatan usaha. Hal ini dilakukan untuk
menghindari dari berbagai penyimpangan-penyimpangan.
3. Memudahkan instansi tertentu untuk mengambil tindakan, sehingga tidak menimbulkan
kerugian kepada pihak-pihak tertentu apabila perusahaan melakukan penyimpangan.

Dalam praktiknya terdapat beragam izin. Banyaknya izin dan jenisjenis izin yang
dibutuhkan tergantung dari jenis usaha yang dijalankan.

Adapun izin yang dimaksud adalah:

1. Izin lokasi:
 Sertifikat tanah (akte tanah).
 Bukti pembayaran PBB yang terakhir.
 Rekomendasi dari RT/RW/Kecamatan.
 Sertifikat atau surat-surat berharga yang dimiliki.
2. Izin usaha:
 Akte pendirian perusahaan dari notaris setempat.
 Tanda Daftar Perusahaan (TDP).
 NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak).
 Surat izin tempat usaha dari Pemda setempat.
 Surat tanda rekanan dari Pemda setempat.
 SIUP dari instansi terkait.

Di samping keabsahan dokumen di atas yang tidak kalah pentingnya adalah penelitian
dokumen lainnya, yaitu:

1. Bukti Diri (KTP atau SIM)


2. Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB)
3. Serta surat-surat atau sertifikat lainnya

32
Dalam studi kelayakan bisnis, perlu dilakukan penelitian terhadap dokumen-dokumen
khususnya menyangkut kelengkapan dokumen atau izin perusahaan. Dokumen yang diteliti
sangat tergantung dari jenis usahanya. Hal yang sangat penting adalah urutan prioritas dokumen
yang menjadi pokok perhatian. Urutan prioritas menunjukkan bahwa dokumen tersebut sangat
penting bagi usaha yang akan diajukan nanti. Secara umum dokumen-dokumen yang akan diteliti
sehubungan dengan aspek hukum adalah sebagai berikut:

1. Bukti Diri

Bukti diri merupakan kartu identitas diri pemilik usaha. Bukti diri biasanya dikeluarkan oleh
kelurahan setempat. Bukti diri ini dikenal dengan nama Kartu Tanda Penduduk (KTP).

2. Bentuk Badan Usaha

Bentuk Badan hukum yang lazim di Indonesia ada beberapa jenis, misalnya Perseroan
Terbatas (PT), Perseroan Komanditer (CV), Koperasi, Yayasan, Firma (Fa), dan lain-lainnya.
Umumnya perusahaan yang akan melakukan suatu investasi adalah perusahaan besar, baik dari
segi modal maupun jangkauan usahanya. Oleh karena itu, perusahaan yang banyak melakukan
studi kelayakan sebelum melakukan usahanya adalah perusahaan yang berbadan hukum
Perseroan Terbatas (PT). Penilaian PT harus sampai ke Berita Negara.

3. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

Setiap perusahaan khususnya yang berada di wilayah Negara Indonesia harus membuat surat
Tanda Daftar Perusahaan (TDP). Surat ini dikeluarkan sesuai dengan bidang usahanya
masingmasing. Penelitian ini dilakukan kepada departemen teknis yang mengeluarkan Surat
Tanda Daftar Perusahaan. Kementerian teknis yang dimaksud adalah Kementerian Perindustrian
dan/ atau Perdagangan. Pengurusan TDP adalah pada saat perusahaan mengurus akta pendirian
perusahaan.

4. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Nomor Pokok Wajib Pajak juga perlu dilakukan penelitian yaitu untuk melihat apakah
perusahaan sudah dimiliki NPWP atau belum. Selanjutnya harus dilakukan pengecekan kepada
departemen teknis yang mengeluarkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dalam hal ini adalah
Direktorat Jenderal Pajak. Pengurusan NPWP dilakukan bersamaan dengan pengajuan Akta
Notaris ke Kementerian Hukum dan HAM. NPWP ini akan memberikan kontribusi kepada
pemerintah selain untuk kepatuhan hukum.

5. Izin-izin Perusahaan

Setelah meneliti dokumen-dokumen di atas, perlu dilakukan studi kelayakan bisnis


menyangkut izin-izin yang dimiliki sesuai dengan jenis bidang usaha perusahaan tersebut.
Penelitian keabsahan dokumen izin-izin ini juga hendaknya dijalankan ke departemen teknis.
33
BAB 3

ASPEK PASAR & PEMASARAN


Oleh : Dr. Kasmir,S.E.,M.M. dan Jakfaf, S.E., M.M.

A. LATAR BELAKANG

Di masa lalu sebelum ilmu pemasaran berkembang dan dikenal secara luas seperti
sekarang ini, setiap perusahaan berusaha untuk terlebih da hulu berproduksi sebanyak-
banyaknya, baru kemudian berusaha untuk menjualkannya kembali. Dalam kondisi semacam ini
mereka tidak peduk dengan kondisi permintaan yang ada, sehingga banyak di antara produsen
mengalami kegagalan dan bahkan terus merugi, akibat jumlah produksi tidak sesuai dengan
jumlah permintaan.

Di masa sekarang, di mana tingkat persaingan yang demikian ketat, pola seperti di atas
sudah lama ditinggalkan. Banyak produsen sebelum barangnya diproduksi terlebih dahulu
melakukan riset pasar dengan berbagai cara, misalnya dengan tes pasar melalui pemasangan
iklan, seolaholah barangnya sudah ada. Tujuannya tak lain adalah untuk melihat kondisi
permintaan yang ada sekarang ini terhadap produk yang akan diproduksi, apakah mendapat
tanggapan atau tidak dari calon konsumennya, baik kualitas maupun harga. Dari hasil tes pasar
ini perusahaan sudah dapat meramalkan berapa besar pasar yang dapat diserap bagaimana cara
menyerap pasar yang ada, termasuk yang ada di tangan para pesaing sekarang ini.

Begitu pentingnya peranan pemasaran dalam menentukan kelanjutan usaha suatu


perusahaan, sehingga banyak di antara perusahaan dalam manajemennya menempatkan posisi
pemasaran paling depan. Seorang pemasar harus selalu tahu lebih dahulu pasar yang akan
dimasukinya seperti:

1. Ada tidak pasarnya.

2. Seberapa besarnya pasar yang ada.

3. Potensi pasar.

4. Tingkat persaingan yang ada, termasuk besarnya market share yang akan direbut dan
market share pesaing.
34
B. TUJUAN PERUSAHAAN DALAM PEMASARAN

Tujuan perusahaan memproduksi atau memasarkan suatu produk baik perusahaan dagang
ataupun jasa selalu berpatokan kepada apa Yang Ingin dicapai oleh perusahaan tersebut, Tujuan
perusahaan dalam mema, sarkan produknya ini dapat bersifat jangka pendek atau jangka
panjang,

Penentuan sasaran perusahaan dalam memasarkan produknya sanga penting untuk


diketahui, sehingga dapat disusun target yang akan dicapy melalui berbagai strategi pemasaran
yang akan diterapkan nantinya. Jika tujuan perusahaan sudah kita ketahui, maka dapatlah kita
susun strategi pemasaran yang akan kita jalankan untuk mencapai tujuan tersebut Strategi ini pun
dapat bersifat jangka pendek, menengah maupun untuk jangka panjang sesuai dengan rencana
yang telah disusun.

Secara khusus dalam aspek pasar dan pemasaran bahwa tujuan perusahaan untuk
memproduksi atau memasarkan produknya dapat di kategorikan sebagai berikut:

1. Untuk meningkat penjualan dan laba

Artinya, tujuan perusahaan dalam hal ini bagaimana caranya memperbesar omzet penjualan
dari waktu ke waktu. Dengan meningkatnya omzet penjualan, maka diharapkan keuntungan atau
laba juga dapat meningkat sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

2. Untuk menguasai pasar

Untuk perusahaan jenis ini jelas tujuannya bagaimana caranya menguasai pasar yang ada
dengan cara memperbesar market share-nya untuk wilayah tertentu. Peningkatan market share
dapat dilakukan dengan bebagai cara, baik dengan cara mencari atau menciptakan peJuang baru
atau merebut market share pesaing yang ada.

3. Untuk mengurangi saingan

Tujuan perusahaan model ini adalah dengan cara menciptakan produk sejenis dengan mutu
yang sama tetapi harga lebih rendah dari produk utama. Tujuannya adalah untuk mengurangi
saingan dan antisipasi terhadap kemungkinan pesaing baru yang akan masuk ke dalam Industri
tersebut.

4. Untuk menaikkan prestise produk tertentu di pasaran

Dalam hal produk tertentu, terutama untuk produk kelas tinggi. Tujuan perusahaan
memasarkan adalah untuk meningkat prestise produk di depan pelanggannya dengan cara
promosi atau cara lainnya. Cara lainnya juga dilakukan dengan meningkatkan mutu, selera yang
sesuai dengan keinginan konsumen.

5. Untuk memenuhi pihak-pihak tertentu


35
Tujuan ini biasanya lebih diarahkan untuk memenuhi pihak-pihak tertentu dengan jumlah
yang biasanya terbatas, misalnya permintaan pemerintah, atau lembaga tertentu.

Adapun tujuan kegiatan pemasaran suatu produk atau jasa secara umum sebagai berikut:

1. Memaksimumkan konsumsi atau dengan kata lain memudahkan dan merangsang


konsumsi.

2. Memaksimumkan kepuasan konsumen.

3. Memaksimumkan pilihan (ragam produk).

4. Memaksimumkan mutu hidup (kualitas, kuantitas, ketersediaan, harga pokok


barang, mutu lingkungan fisik, dan mutu lingkungan kultur).

5. Meningkatkan penjualan barang dan jasa.

6. Ingin menguasai pasar dan menghadapi pesaing.

7. Memenuhi kebutuhan akan suatu produk maupun jasa.

8. Memenuhi keinginan para pelanggan akan suatu produk atau jasa.

C. PENGERTIAN PASAR DAN PEMASARAN

Pasar dan pemasaran merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.
Pasar dan pemasaran memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi dan saling memengaruhi satu
sama lainnya. Dengan kata lain, setiap ada kegiatan pasar selalu diikuti oleh pemasaran dan
setiap kegiatan pemasaran adalah untuk mencari atau menciptakan pasar.

Pengertian pasar secara sederhana dapat diartikan sebagai tempat ber, temunya para
penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi. Pengertian Inf mengandung arti pasar memiliki
tempat atau lokasi tertentu sehingga memungkinkan pembeli dan penjual bertemu untuk
melakukan transaksi Jual beli produk baik barang maupun jasa.

Pendapat Ini tak salah karena pengertian masyarakat memang demi, kian adanya. Namun
dalam praktiknya pengertian pasar dapat lebih luas lagi. Artinya pembeli dan penjual tidak harus
bertemu di suatu tempat untuk melakukan transaksi, tetapi cukup melalui sarana elektronik
sepery telepon, faksimile atau melalui internet. Dalam pengertian di atas pasar memiliki lokasi
atau tempat tertentu, sehingga memungkinkan pembel dan penjual bertemu untuk melakukan
transaksi. Namun dalam pengertian ini pasar dapat terjadi di sembarang tempat melalui berbagai
sarana dan prasarana yang ada.

36
Pengertian lain yang lebih luas tentang pasar adalah himpunan pem. beli nyata dan
pembeli potensial atas suatu produk. Dari pengertian inj mengandung arti bahwa pasar
merupakan kumpulan atau himpunan dari para pembeli, baik pembeli nyata maupun pembeli
potensial atas suaty produk atau jasa tertentu.

Pasar nyata maksudnya adalah himpunan konsumen yang memiliki minat, pendapatan,
dan akses pada suatu produk atau jasa tertentu, Dalam pasar nyata biasanya konsumen pasti
melakukan transaksi, hal ini disebabkan konsumen didukung dengan minat atau keinginan untuk
membeli serta memiliki pendapatan atau akses. Jika masih merupakan keinginan dan suatu saat
apabila telah memiliki pendapatan dan ada akses Mereka akan membeli, kelompok ini
merupakan pasar potensial.

Perbedaan antara kedua pasar tersebut sangat jelas. Jika dalam pasar nyata pembeli
memiliki minat atau keinginan untuk membeli dengan didukung oleh akses dan pendapatan.
Adapun dalam pasar potensial pembeli hanya memiliki minat, namun tidak didukung oleh
kemampuan maupun akses untuk membeli, namun memiliki peluang untuk membeli di masa
yang akan datang, apabila memiliki pendapatan dan akses.

Pasar juga dapat diartikan pula sebagai suatu mekanisme yang terjadi antara pembeli dan
penjual atau tempat pertemuan antara kekuatan per: mintaan dan penawaran.

Yang dimaksud dengan permintaan adalah jumlah barang dan jas yang diminta konsumen
pada berbagai tingkat harga pada suatu waktutertentu.

Kemudian pengertian pemasaran seperti yang dikemukakan oleh Philip Kotler adalah:

Suatu proses sosial dan manajerial dengan mana individu dan kelompok memperoleh
apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menCiptakan serta
mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain.

Pemasaran dapat pula diartikan sebagai upaya untuk menciptakan dan menjual produk
kepada berbagai pihak dengan maksud tertentu. Pemasaran berusaha menciptakan dan
mempertukarkan produk baik barang maupun jasa kepada konsumen di pasar. Penciptaan produk
tentu saja didasarkan kepada kebutuhan dan keinginan pasar. Akan sangat berbahaya jika
penciptaan produk tidak didasarkan kepada keinginan dan kebutuhan konsumen. Konsumen
yang menginginkan dan membutuhkan produk adalah individu (perorangan) atau kelompok
tertentu (industri).

Oleh karena itu, dalam praktiknya kelompok pasar terdiri dari:

1. Pasar konsumen adalah pasar dimana individu dan rumah tangga dapat
membeli/memperoleh barang dan jasa untuk dikonsumsi sendiri.

37
2. Pasar industrial adalah di mana pihak-pihak yang membeli barang dan jasa
digunakan kembali untuk menghasilkan barang dan jasa lain atau disewakan
kepada pihak lain untuk mengambil untung.

3. Pasar reseller adalah suatu pasar yang terdiri dari individu dan organisasi yang
melakukan penjualan kembali barang dan jasa untuk mendapatkan keuntungan.

4. Pasar pemerintah adalah yang terdiri dari unit-unit pemerintah yang membeli atau
menyewa barang dan jasa untuk melaksanakan fungsi utama pemerintah.

D. SEGMENTASI PASAR, PASAR SASARAN, DAN POSISI PASAR

Agar investasi atau bisnis yang akan dijalankan dapat berhasil dengan baik, maka
sebelumnya perlu melakukan strategi bersaing yang tepar Unsur strategi persaingan ini adalah
menentukan segmentasi pasar (seg. mentation), menetapkan pasar sasaran (targeting), dan
menentukan posisi pasar (positioning), atau sering disebut dengan STP,

Segmentasi Pasar (Market Segmentation)

Segmentasi pasar artinya membagi pasar menjadi beberapa kelompok pembeli yang
berbeda yang mungkin memerlukan produk atau marketing mix yang berbeda pula. Segmentasi
pasar perlu dilakukan mengingat di dalam suatu pasar terdapat banyak pembeli yang berbeda
keinginan dan kebutuhannya. Oleh karena setiap perbedaan memiliki potensi untuk men. jadi
pasar tersendiri.

Untuk melakukan segmentasi pasar terdiri dari beberapa variabel yang harus
diperhatikan. Tujuannya adalah agar segmentasi yang telah dilakukan tepat sasaran. Salah dalam
menentukan variabel segmen akan berdampak gagalnya sasaran yang ingin dicapai.

Variabel untuk melakukan segmentasi terdiri dari segmentasi pasar konsumen dan
segmentasi pasar industrial. Berikut ini adalah variabel utama untuk melakukan segmentasi pasar
konsumen menurut Philip Kotler, antara lain:

1. Segmentasi berdasarkan geografis terdiri dari:

a. bangsa:

b. provinsi,

c. kabupaten,

d. kecamatan, dan

e. iklim.
38
2. Segmentasi berdasarkan demografis terdiri dari:

a. umur,

b. jenis kelamin,

c. ukuran keluarga,

d. daur hidup keluarga,

e. pendapatan,

f. pekerjaan,

g. pendidikan:

h. agama,

i. ras, dan

j. kebangsaan.

3. Segmentasi berdasarkan psikografis terdiri dari:

a. kelas sosial:

b. gaya hidup:

c. karakteristik kepribadian.

4. Segmentasi berdasarkan perilaku terdiri dari:

a. pengetahuan,

b. sikap:

c. kegunaan:

d. tanggap terhadap suatu produk.

Variabel utama untuk melakukan segmentasi pasar industrial sebagai berikut:

1. Segmentasi berdasarkan demografis terdiri dari:

a. jenis industri,

b. besar perusahaan:

a. lokasi perusahaan.

39
2. Karakteristik pengoperasian terdiri dari:

a. teknologi yang difokuskan,

b. status pengguna (berat, sedang, atau ringan),

c. kemampuan pelanggan.

3. Pendekatan pembeli terdiri dari:

a. organisasi berfungsi pembeli

b. sifat hubungan yang ada,

c. struktur kekuatan,

d. kebijakan pembelian umum,

e. kriteria.

4. Karakteristik personel industri terdiri dari:

a. kesamaan pembeli,

b. sikap terhadap risiko,

c. kesetiaan,

5. Faktor situasional terdiri dari:

a. urgensi,

b. pengguna khusus:

c. besarnya pesanan.

Pasar Sasaran (Market Targeting)

Setelah segmentasi pasar selesai dilakukan, maka terdapat bebera segmen yang layak
untuk digarap karena dianggap paling potensial. Seca, umum pengertian menetapkan pasar
sasaran adalah mengevaluasi keakti an setiap segmen, kemudian memilih salah satu dari segmen
pasar atau leh, Untuk dilayani. Menetapkan pasar sasaran dengan cara mengembangk, ukuran
dan daya tarik segmen kemudian memilih segmen sasaran yan diinginkan.

8 Kegiatan menetapkan pasar sasaran meliputi:

1. Evaluasi segmen pasar:

40
a. Ukuran dan pertumbuhan segmen seperti data tentang penjuala terakhir (dalam rupiah),
proyeksi laju pertumbuhan dan margi, laba dari setiap segmen. Yang dipilih adalah
penjualan terakhj, proyeksi laju pertumbuhan dan margin laba dari setiap segmen,

b. Struktural segmen yang menarik dilihat dari segi profitabilitas Kurang menarik apabila
terdapat pesaing yang kuat dan agresij Perhatikan juga ancaman dari produk pengganti
(substitusi).

c. Sasaran dan sumber daya perusahaan. Memerhatikan energi yang dimiliki perusahaan,
yaitu ketersediaan sumber daya manusiz termasuk keterampilan yang dimilikinya.

2. Memilih segmen, yaitu menentukan satu atau lebih segmen yang me. miliki nilai
tinggi bagi perusahaan, menentukan segmen mana dan berapa banyak yang dapat
dilayani:

a. Pemasaran serbasama, melayani semua pasar dan tawaran pasar dalam arti tidak ada
perbedaan. Mencari apa yang sama dalam kebutuhan konsumen. Biasanya produk seperti
permen yang bisa ditujukan untuk semua orang. Keuntungannya adalah dapat lebih
menghemat biaya.

b. Pemasaran serbaaneka, merancang tawaran untuk semua pendapatan, tujuan atau


kepribadian. Seperti beda desain untuk industri mobil. Untuk pasar ini memerlukan biaya
tinggi.

c. Pemasaran terpadu, khusus untuk sumber daya manusia yang terbatas.

Posisi Pasar (Market Positioning)

Menetukan posisi pasar yaitu menentukan posisi yang kompetitif untul produk atau suatu
pasar. Kegiatan ini dilakukan setelah menentukan segmen mana yang akan dimasuki, maka harus
pula menentukan posisi mana yang ingin ditempatt dalam segmen tersebut.

Posisi produk adalah bagaimana suatu produk yang didefinisikan oleh konsumen atas
dasar atribut-atributnya. Tujuan penetapan posisi pasar (market positioning) adalah untuk
membangun dan mengomunikasikan keunggulan bersaing produk yang dihasilkan ke dalam
benak konsumen.

Strategi penentuan posisi pasar terdiri dari:

1. Atas dasar atribut (harga murah atau mahal).

2. Kesempatan penggunaan (sebagai minuman energi atau turun panas).

41
3. Menurut kelas pengguna (sampo bagi orang dewasa atau untuk anakanak).

4. Langsung menghadapi pesaing (kami nomor satu).

5. Kelas produk (sabun kecantikan).

Memilih dan melaksanakan strategi penentuan posisi pasar:

1. Identifikasikan keunggulan kompetitif yang mungkin memberikan nilai yang terbesar


dengan cara mengadakan perbedaan, yaitu:

a. Diferensiasi produk.

b. Diferensiasi jasa.

c. Diferensiasi personel.

d. Diferensiasi citra.

2. Memilih keunggulan kompetitif yang tepat.

a. Berapa banyak perbedaan dipromosikan.

b. Perbedaan mana yang dipromosikan.

3. Mewujudkan dan mengomunikasikan posisi dipilih.

E. STRATEGI BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX)

Setelah strategi bersaing dan unsur segmentasi, target dan posisi pasar (STP) ditetapkan,
maka selanjutnya perlu diselaraskan dengan kegiatan pemasaran lainnya seperti strategi bauran
pemasaran (marketing mix strategy). Adapun strategi bauran pemasaran tersebut yaitu:

1. strategi produk:

2. strategi harga:

3. strategi lokasi dan distribusi:

4. strategi promosi,

Strategi Produk

Pihak perusahaan terlebih dahulu harus mendefinisikan, memilih, dan mendesain suatu
produk disesuaikan dengan kebutuhan dan kelinpingp konsumen yang akan dilayaninya, agar
Investasi yang ditanam dapat bar, hasil dengan baik.
42
Produk adalah sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan dan kelngi, an konsumen.
Pengertian produk menurut Philip Kotler adalah:

Sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian Untuk


dibeli, untuk digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi ke. Inginan dan
kebutuhan,

Produk dapat berupa barang (benda berwujud) seperti buku, Meja kursi, rumah, mobil,
dan lain-lain: dan jasa (tidak berwujud) seperti Jasg dokter, jasa perbankan, jasa perhotelan, dan
jasa lainnya.

Faktor-faktor yang memengaruhi kesempatan atau peluang bagi produk baru adalah:

1. perubahan ekonomi:

2. perubahan sosial dan budaya:

3. perubahan teknologi:

4. perubahan politik: dan

5. perubahan lainnya.

Strategi produk yang dilakukan oleh perusahaan dalam mengembangkan suatu produk antara
lain:

1. Penentuan logo dan moto.

Logo merupakan ciri khas suatu produk, sedangkan moto merupakan serangkaian kata-kata
yang berisikan misi dan visi perusahaan dalam melayani masyarakat. Baik logo maupun moto
harus dirancang de ngan benar. Pertimbangan pembuatan logo dan moto antara lain:

a. Logo dan moto harus memiliki arti (dalam arti positif).

b. Logo dan moto harus menarik perhatian.

c. Logo dan moto harus mudah diingat.

2. Menciptakan merek

Merek merupakan suatu hal penting bagi konsumen untuk mengenal barang atau jasa yang
ditawarkan. Pengertian merek sering diartikan sebagai nama, istilah, simbol, desain atau
kombinasi dari semuanya. Agar merek mudah dikenal masyarakat, maka penciptaan merek harus
mempertimbangkan faktor-faktor antara lain:

43
a. Mudah diingat.

b. Terkesan hebat dan modern.

c. Memiliki arti (dalam arti positif).

d. Menarik perhatian.

3. Menciptakan kemasan

Kemasan merupakan pembungkus suatu produk. Penciptaan kemasan pun harus memenuhi
berbagai persyaratan, seperti kualitas kemasan, bentuk, warna, dan persyaratan lainnya.

4. Keputusan label

Label merupakan sesuatu yang dilengketkan pada produk yang ditawarkan dan merupakan
bagian dari kemasan. Di dalam label harus menjelaskan siapa yang membuat, di mana dibuat,
kapan dibuat, cara menggunakannya waktu kedaluarsa, dan informasi lainnya.

Strategi Harga

Harga merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan marketing mix. Harga adalah
sejumlah uang yang diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan suatu barang atau jasa.
Penentuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan, mengingat harga merupakan salah
satu penyebab laku tidaknya produk yang ditawarkan. Salah dalam menentukan harga akan
berakibat fatal terhadap produk yang ditawarkan dan berakibat tidak lakunya produk tersebut di
pasar.

Langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam menetapkan harga yang tepat terhadap suatu
produk adalah:

1. Menentukan tujuan penetapan harga.

2. Memperkirakan permintaan, biaya, dan laba.

3. Memilih strategi harga untuk membantu menentukan harga dasar.

4. Menyesuaikan harga dasar dengan taktik penetapan harga.

F. PERAMALAN DI MASA YANG AKAN DATANG

Pengertian Peramalan

44
Peramalan merupakan pengetahuan dan seni untuk memperkirakan apa yang akan terjadi
di masa yang akan datang pada saat sekarang. Dalam melakukan peramalan, peramal harus
mencari data dan informasi masa lalu. Data dan informasi masa lalu merupakan perilaku yang
terjadi di masa lalu dengan berbagai kondisi pada saat itu.

Kondisi yang menyebabkan perilaku data dan informasi tersebut bisa dijadikan acuan
bagi kondisi sekarang dan di masa yang akan datang. Dalam melakukan peramalan kondisi ini
dapat dijadikan alat untuk melakukan peramalan, apa yang mungkin akan terjadi di masa
mendatang dengan asumsi-asumsi tertentu. Hal ini perlu dilakukan mengingat di masa yang akan
datang penuh dengan berbagai ketidakpastian.

Dalam praktiknya ada beberapa jenis peramalan, hal ini tergantung dari sudut mana kita
memandangnya. Jenis-jenis peramalan dimaksud antara lain:

1. Jika dilihat dari segi penyusunnya:

a. Peramalan subjektif merupakan peramalan yang didasarkan atas dasar perasaan


atau feeling dari seorang yang menyusunnya. Dalam hal ini, pandangan dan
pengalaman masa lalu dari orang yang menyusun sangat menentukan hasil
ramalan.

b. Peramalan objektif merupakan peramalan yang didasarkan atas data dan informasi
yang ada, kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik atau metode tertentu.
Data yang digunakan biasanya data masa lalu untuk beberapa periode.

2. Dilihat dari segi sifat ramalan:

a. Peramalan kualitatif merupakan peramalan yang didasarkan atas data kualitatif


dan biasanya peramalan ini didasarkan kepada hasil penyelidikan.

b. Peramalan kuantitatif merupakan peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif


masa lalu (dalam bentuk angka-angka).

3. Dilihat dari segi jangka waktu:

a. Peramalan jangka pendek merupakan peramalan yang didasarkan pada waktu


kurang dari satu tahun.

b. Peramalan jangka menengah merupakan peramalan yang didasarkan pada rentang


waktu dari satu tahun sampai tiga tahun. .

c. Peramalan jangka panjang merupakan peramalan yang didasa, kan pada kurun
waktu lebih dari tiga tahun.

45
Selanjutnya untuk meramal permintaan yang akan datang terdiri day berbagai cara.
Masing-masing cara memiliki kelebihan tersendiri. Dalan praktiknya, untuk melakukan
peramalan permintaan di masa yang akar datang dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Survei niat pembeli.

2. Gabungan pendapat tenaga penjual.

3. Pendapat ahli.

4. Metode tes pasar analisis deret waktu.

5. Analisis permintaan secara statistik.

Adapun penyusunan ramalan dapat dilakukan atas dasar, antara lain:

1. Apa kata orang, penelitian atas pendapat pembeli, tenaga penjual, da pendapat para ahli.

2. Apa yang dilakukan orang, uji pasar, dan tanggapan pembeli.

3. Apayang telah dilakukan orang, perilaku pembeli di masa lalu, dengan deret waktu atau
analisis regresi.

Langkah-langkah Peramalan

Agar peramalan dapat memberikan hasil yang memuaskan, maka haruslah mengikuti
prosedur atau langkah-langkah yang telah ditetapkan dalam peramalan. Dengan mengikuti setiap
langkah yang telah ditetapkan paling tidak dapat menghindari kesalahan yang tidak perlu,
sehingga hasil ramalan tidak perlu diragukan.

G. CARA MENGESTIMASI PASAR

Untuk mengetahui besarnya pasar nyata, potensi pasar dan total pasar dalam suatu wilayah perlu
dilakukan penelitian terlebih dahulu. Penelitian dilakukan untuk memperoleh data, baik dengan
metode yang relevan seperti melalu survei kuesioner, atau dengan mengumpulkan data Sekunder
dari berbagai sumber. Kemudian untuk mengetahui pasar nyata dan pasar potensi dapat
digunakan beberapa metode antara lain metode pendapat, metode eksperimen, dan metode
survei.

46
BAB 3
PRODUK INOVATIF
Oleh : Alva Edy Tontowi

A. PRODUK

Sebelum kita membicarakan produk inovatt ada baknya kalau kita memahami terlebih
dahulu pengertian produk itu sendini Produk dapat didefiniskan sebagai hasil suatu kegiatan
berkarya atau produksi yang memiliki mantaat atau fungsi dan atau aestetika Meskipun pors
antara manfaat/fungsi dan aestetika tidak mesti sama Sebagai contoh produk dapat hanya
memiliki manfaat dan fungsi saja jika porsi aestetikanya kecil, sebaliknya ada produk yang
hanya memiliki aestetika saja sepert barang seni yang digunakan untuk memperindah ruangan
karena porsi aestetikanya lebih dominan Sehingga produk berbeda dengan prototipe Produk
sudah memiliki jaminan kinerja sesuai dengan desainnya dan memungkinkan untuk
dikomersialkan Sedangkan, prototipe masih memungkinkan adanya penyempurnaan karena
masih ada kemungkinan kinerjanya belum sesuai dengan desain Sehingga prototipe belum dapat
langsung masuk ke tahap produksi, apalagi tahap komersial Gambar 4.1 mengilustrasikan
perbedaan antara produk dan prototipe.

Berdasarkan macamnya seperti terihat pada Gambar 42 produk dapat dibagi menjad dua
yaitu produk barang (goods) dan produk jasa (services) Sedangkan produk barang dapat dibagi
menjadi dua juga yaitu produk barang diskrit dan produk barang kontinu Kedua macam produk
tersebut keberadaannya tidak dapat dibedakan mana yang lebih dulu ada apakah barang atau jasa
karena tergantung pada kebutuhan Ketika ada produk barang kemudian akan muncul produk jasa
dengan memanfaatkan produk jasa tersebut Contohnya. pabrik mobil membuat produk barang
yang disebut mobil, adanya mobil tersebut kemudian muncul perusahaan jasa taksi yang
produknya berupa jasa untuk mengantar orang dan satu tempat ke tempat lain Cin utama produk
barang disknit adalah berfase padat non-partikel atau serbuk, sedangkan cin produk barang
konting adalah berfase cair dan gas serta berfase padat berupa partikel atau serbuk atau filamen
atau lembaran panjang Dalam praktik nyata, produk kontinu dikemas dalam bentuk disknit untuk
memudah kan penanganan transportas dan satu tempat ke tempat lain. Contoh produk kontinu
47
solid yang dikema menjadi diskrit antara lain kertas. tekstil, filamen kawat, benang tali, dan lain
sebagainya Sedangkan untuk produk kontinu partik cair dan dikemas dalam wadah misalnya
tanki. Namun dalam buku ini hanya dibahas produk barang diskrit.

B. PRODUK INOVATIF

Seperti telah diceritakan di Bab 3 bahwa inovasi adalah realisasi ide baru vang memiliki
manfaat dan atau komersial Maka dalam konteks produk, produk inovatif dapat didefinisikan
sebagai produk yang dibuat berdasarkan suatu gagasan baru. Gagasan baru tersebut dapat
diperoleh dani berbagai sumber yang berupa feedback kebutuhan pasar dan atau dari lima aspek
lainnya seperti Tren produk, HKI, Ergonomi. SHE serta teknologi baru seperti disajikan dalam
blok warna abu-abu Gambar 4.3 dengan asumsi bahwa fungsi, aestetika. dan standar produk
sudah ada.

Kandungan inovasi dalam suatu produk dapat beberapa bagian (inovasi inkrimental) atau
sebagian besar atau seluruhnya (inovas hanya holistik) dari produk tersebut sehingga produk
tersebut menjadi unik yang tidak ada di pasar sebelumnya. Kata baru di sini memiliki makna
sesuatu yang belum pernah ada di suatu lokal geografi tertentu (satu negara atau di lima benua)
sebelumnya. baik material, metode atau cara dan teknologinya Dalam konteks baru ini,
kombinasi atau gabungan material atau metode atau teknologi juga dapat dikatakan baru jika
belum pernah ada sebelumnya Suatu produk dikatakan inovatif jika produk tersebut memiliki
sesuatu yang baru atau keunikan dari suatu realisasi gagasan baru. Kebaruan dan keunikan ini
tidak dimiliki produk yang ada sebelumnya atau produk sejenis dalam kelasnya. Pada umumnya
inovas yang dikandung dalam produk tersebut dapat diperoleh dengan berbagai cara inovasi
inknimental yaitu:

1. Memperbaiki problem pada produk sebelumnya.


2. Memodifikasi beberapa hal pada produk sebelumnya tanpa menguran fungsi utamanya.
3. Mengkombinasikan beberapa fitur fungsi ke dalam satu produk (konse x in 1 dengan x>
1)
4. Menambahkan teknologi atau fitur baru yang berasal dari produk la diluar kelasnya untuk
produk kita.

Untuk mendaatkan ide baru solusi problem dan modifikas pada cara pertama dan kedua
tersebut atau inovasi holistik pada umumnya diperlukan riset. Risetnya sendiri dapat dlakukan
sendin dalam inst tusi kita, tetap dapat pula dakukan di luar institusi kita, atau disubkontrakkanke
perusahaan jasa lain Berkut in disa kan beberapa contoh produk inovati yang sudah ada di
pasaran atau masih dalam bentuk produk konsep Gambar 4.4 hhingga 4.9 berikut menyajikan
beberapa contoh produk inovatif untuk medik, alat transportasi, keyboard komputer, proyektor
dan pesawat telepon. Gambar 4.4a diperlihatkan gambar contoh produk prostesis kaki kin Tag

48
Heuer Prosthetic Leg" yang didesain oleh Koo Ho Shin dan Gambar 4.4b diperlihatkan jantung
tiruan sedangkan Tabel 4.1 memperlihatkan inovasi yang dilakukan pada suatu produk untuk
menyelesai kan problem yang ada pada produk tersebut Keberadaan produk inovatif ini sangat
membantu orang yang tidak memiliki kaki karena cacat sejak lahir atau kecelakaan sehingga
kaki kirinya harus diamputasi, dan orang yang memiliki problem jantung sehingga jantung
aslinya harus dibantu menggunakan jantung tiruan.

BAB 4

ASPEK KEUANGAN
Oleh : Dr. Kasmir,S.E.,M.M. dan Jakfaf, S.E., M.M.

A. PENGERTIAN ASPEK KEUANGAN

Investasi yang dilakukan dalam berbagai bidang bisnis (usaha), Sudah barang tentu
memerlukan sejumlah modal (uang), di samping keahlian lainnya. Modal yang digunakan untuk
membiayai suatu bisnis, mulai dar biaya prainvestasi, biaya investasi dalam aktiva tetap, hingga
modal kerja,

Untuk pertama kali modal digunakan untuk membiayai biaya prain. vestasi dan seperti
pengurusan izin-izin dan pembuatan studi usaha Kemudian selanjutnya yang harus dikeluarkan
adalah untuk pembelian aktiva tetap seperti pembelian tanah, pendirian bangunan atau gedung
pembelian mesin-mesin, dan aktiva tetap lainnya. Modal juga digunakan untuk biaya operasi
pada saat bisnis tersebut dijalankan, misalnya untuk biaya bahan baku, gaji, dan biaya operasi
lainnya. Besarnya modal untuk investasi yang diperlukan tergantung dari jenis bisnis yang akan
digarap. Perhitungan terhadap besarnya kebutuhan investasi perlu dilakukan sebelum investasi
dilaksanakan.

Untuk memenuhi kebutuhan investasi, modal dapat dicari dari berbagai sumber dana
yang ada. Sumber dana yang dicari dapat dipilih, apakah dengan cara menggunakan modal
sendiri atau modal pinjaman (modal asing). Penggunaan masing-masing modal tergantung
dengan tujuan penggunaan modal, jangka waktu serta jumlah yang diinginkan perusahaan.
Masing-masing modal memiliki keuntungan dan kerugian. Hal ini dapat dilihat dari segi biaya,
waktu, persyaratan untuk memperolehnya, dan jumlah yang dapat dipenuhi.

Dalam praktiknya pembiayaan suatu usaha bersumber dari sumber dana yang diperoleh
secara gabungan antara modal sendiri dan modal kaitan cdengan keuntungan perusahaan,
sehingga merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk diteliti kelayakannya.
49
Secara keseluruhan penilaian dalam aspek keuangan meliputi hal-hal seperti:

1. Sumber-sumber dana yang akan diperoleh.

2. kebutuhan biaya investasi,

3. Estimasi pendapatan dan biaya Investasi selama beberapa period, termasuk jenis Jenis
dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama umy, Investasi,

4. Proyeksi neraca dan laporan laba/rugi untuk beberapa periode k, depan.

5. kriteria penilaian Investasi.

6. Rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kemampuan perusa. haan.

B. SUMBER-SUMBER DANA

Untuk mendanai suatu kegiatan investasi, maka biasanya diperlukan dana yang relatif
cukup besar. Perolehan dana dapat dicari dari berbagai sumber dana yang ada seperti dari modal
sendiri atau dari modal pinjam: an atau keduanya. Pilihan apakah menggunakan modal sendiri
atau modal pinjaman atau gabungan dari keduanya tergantung dari jumlah modal yang
dibutuhkan dan kebijakan pemilik usaha. Pertimbangannya tidak lain adalah untung ruginya jika
menggunakan salah satu modal atau dengan modal gabungan.

Dalam praktiknya kebutuhan modal untuk melakukan investasi terdiri dari dua macam,
yaitu modal investasi dan modal kerja. Modal investasi digunakan untuk membeli aktiva tetap
seperti tanah bangunan, mesin-mesin, peralatan, serta inventaris lainnya dan biasanya modal
investasi diperoleh dari pinjaman yang berjangka waktu panjang (di atas satu tahun).

Kemudian modal kerja yaitu modal yang digunakan untuk membiayai Operasional
perusahaan selama perusahaan beroperasi. Jangka waktu penggunan modal keja relatif pendek,
yaitu untuk satu atau beberapa siklus operasi perusahaan (satu tahun). Modal kerja digunakan
untuk keperluan membeli bahan baku, membayar gaji karyawan dan biaya pemeliharaan serta
biaya-biaya lainnya.

Penggunaan kedua jenis modal baik untuk modal investasi maupun untuk modal kerja
jelas berbeda. Dilihat dari segi sumber asalnya, modal dibagi dua macam, yaitu:

1. Modal Asing (Modal Pinjaman)

Modal asing atau modal pinjaman merupakan modal yang diperoleh dari pihak luar
perusahaan dan biasanya diperoleh secara pinjaman. Menggunakan modal pinjaman untuk
membiayai suatu usaha akan terkena beban biaya, yaitu biaya administrasi, provisi, dan komisi,

50
serta bunga yang besarnya relatif. Kemudian adanya kewajiban untuk mengembalikan pinjaman
setelah jangka waktu tertentu sesuai perjanjian sebelumnya. Perolehan modal asing juga relatif
sulit karena diperlukan syarat-syarat tertentu sesuai dengan kebijakan pemilik dana.

Keuntungan modal pinjaman adalah jumlahnya yang relatif tidak terbatas, artinya tersedia
dalam jumlah banyak. Di samping itu, dengan menggunakan modal pinjaman biasanya timbul
motivasi dari pihak manajemen untuk sungguh-sungguh mengerjakan usaha yang dijalankan. Hal
ini dikarenakan adanya kewajiban untuk mengembalikan modal tersebut.

Sumber dana dari modal asing dapat diperoleh antara lain dari:

a. Pinjaman dari dunia perbankan.

b. Pinjaman dari lembaga keuangan seperti perusahaan modal ventura, asuransi,


leasing, dana pensiun, atau lembaga keuangan lainnya.

c. Pinjaman dari perusahaan nonbank.

2. Modal Sendiri

Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik perusahaan dengan cara
mengeluarkan saham baik secara tertutup atau terbuka. Tertutup artinya hanya dari kalangan
internal pemilik saham sebelumnya, sedangkan terbuka dengan menjual saham kepada
masyarakat luas.

Keuntungan menggunakan modal sendiri untuk membiayai suatu usaha adalah tidak adanya
beban biaya bunga seperti modal pinjaman. Perusahaan hanya berkewajiban membayar dividen.
Pembayaran dividen dilakukan jika perusahaan memperoleh keuntungan dan besarnya dividen
tergantung dari keuntungan perusahaan. Kemudian tidak adanya kewajiban untuk
mengembalikan modal yang telah digunakan. Kerugian menggunakan modal sendiri jumlahnya
sangat terbatas dan relatif sulit untuk memperolehnya.

Perolehan dana dari modal sendiri biasanya berasal dari:

a. Setoran dari pemegang saham:

b. dari cadangan laba: atau

c. dari laba yang belum dibagi.

C. BIAYA KEBUTUHAN INVESTASI

Seperti sudah dijelaskan dalam Bab I bahwa investasi merupakan pe, nanaman modal
dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu relati panjang dalam berbagai bidang usaha.
51
Jangka waktu investasi biasanya lebih dari satu tahun, terutama digunakan untuk pembelian
aktiva tetap.

Investasi dilakukan dalam berbagai bentuk dan digunakan untuk membeli aset-aset yang
dibutuhkan usaha tersebut. Aset-aset tersebut biasanya berupa aset tetap yang dibutuhkan
perusahaan mulai dari pendirian sampai dapat dioperasikan. Oleh karena itu, sebelum melakukan
investasi kita harus membuat lebih dahulu biaya kebutuhan investasi. Kebutuhan investasi yang
digunakan untuk membeli berbagai kebutuhan yang berkaitan dengan investasi tersebut.

Komponen yang terkandung dalam biaya kebutuhan investasi biasanya disesuaikan


dengan jenis usaha yang akan dijalankan. Secara garis besar biaya kebutuhan investasi meliputi:

1. biaya prainvestasi,

2. biaya aktiva tetap: dan

3. biaya operasi.

Secara umum komponen biaya kebutuhan investasi adalah sebagai berikut:

1. Biaya prainvestasi terdiri dari:

a. biaya pembuatan studi.

b. biaya pengurusan izin-izin.

2. Biaya pembelian aktiva tetap seperti:

a. Aktiva tetap berwujud antara lain: tanah,

 mesin-mesin,

 bangunan:

 peralatan:

 Inventaris kantor: dan

 aktiva berwujud lainnya,

b. Aktiva tetap tidak berwujud antara lain:

 hakcipta:

 lisensi: dan

 merek dagang.

52
3. Biaya operasional yang terdiri dari:

a. Upah dan gaji karyawan:

b. biaya listrik:

c. biaya telepon dan air:

d. biaya pemeliharaan:

e. pajak,

f. premi asuransi:

g. biaya pemasaran: dan

h. biaya-biaya lainnya.

Sumber pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan Investasi dapat digunakan modal sendiri
atau modal pinjaman atau kombinasi dari keduanya. Pembiayaan untuk membeli aktiva tetap
biasanya bersumber dari pinjaman jangka panjang. Hal ini disebabkan aktiva tetap digunakan
dalam jangka waktu relatif panjang pula, sehingga pengembalian pinjamannya pun dapat
dilakukan secara jangka panjang. Adapun untuk biaya operasional biasanya digunakan pinjaman
jangka pendek.

Berikut ini contoh kasus untuk menilai biaya kebutuhan investasi yang dikeluarkan jika
kita hendak mendirikan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di jalan Depati Amir
Sungailiat Bangka.

D. ARUS KAS (CASH FLOW)

Cash flow merupakan arus kas atau aliran kas yang ada diperusahaan dalam suatu periode
tertentu. Cash flow menggambar berapa uang yang masuk (cash in) ke perusahaan dan jenis-jenis
pemasukan tersebut. Cash flow juga menggambarkan berapa uang yang keluar (cash out) serta
jemsjenis biaya yang dikeluarkan.

Uang masuk dapat berupa pinjaman dari lembaga keuangan atau hibah dari pihak
tertentu. Uang masuk juga dapat diperoleh dari penghasilan atau pendapatan yang diperoleh dari
yang berhubungan langsung dengan usaha yang sedang dijalankan seperti penjualan. Di samping
itu, uang masuk bisa pula berasal dari pendapatan lainnya yang bukan dari usaha utama.

Uang keluar merupakan sejumlah uang yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu
periode, baik yang langsung berhubungan dengan usaha yang dijalankan, maupun yang tidak ada
hubungan sama sekali dengan usaha utama. Uang keluar ini merupakan biaya-biaya yang harus
53
dikeluarkan perusahaan untuk berbagai keperluan yang berkaitan dengan kegiatan usaha, seperti
pembayaran cicilan utang dan bunga pinjaman, biaya produksi, biaya tenaga kerja, dan biaya
pemasaran.

Dalam cash flow semua data pendapatan yang akan diterima dan biaya yang akan
dikeluarkan baik jenis maupun jumlahnya diestimasi sedemikian rupa, sehingga menggambarkan
kondisi pemasukan dan pengeluaran di masa yang akan datang.

Estimasi pendapatan dan biaya merupakan perkiraan berapa pendapatan yang akan
diperoleh dan berapa besarnya biaya yang harus dikeluarkan dalam suatu periode. Kemudian
jenis-jenis pendapatan dan biaya apa saja yang dikeluarkan serta berapa besar pendapatan yang
diperoleh dan biaya yang dikeluarkan setiap pos. Pada akhirnya cash flow akan terlihat pada kas
akhir yang diterima perusahaan.

Jadi, arus kas adalah jumlah uang yang masuk dan keluar dalam suatu perusahaan mulai
dari investasi dilakukan sampai dengan berakhirnya investasi tersebut. Dalam hal ini, bagi
investor yang terpenting adalah berapa kas bersih yang diterima dari uang yang diinvestasikan di
suatu usaha. Pentingnya kas akhir bagi investor jika dibandingkan dengan laba yang diterima
perusahaan dikarenakan:

1. Kas diperlukan untuk memenuhi kebutuhan uang tunai sehari-hari.

2. Kas digunakan untuk membayar semua kewajiban yang jatuh tempo.

3. Kas juga digunakan untuk melakukan investasi kembali.

Jenis-jenis cash flow yang dikaitkan dengan suatu usaha terdiri dari:

1. Initial cash flow atau lebih dikenal kas awal yang merupakan pengeluaran pada awal
periode untuk investasi. Contoh biaya prainvestasi adalah pembelian tanah, gedung,
mesin peralatan, dan modal kerja. Dalam contoh di bawah Initial cash flow adalah Rp
300. 000.000,-.

2. Operasional cash flow merupakan kas yang diterima atau dikeluarkan pada saat operasi
usaha, seperti penghasilan yang diterima dan pengeluaran yang dikeluarkan pada suatu
periode.

3. Terminal cash flow merupakan uang kas yang diterima pada saat usaha tersebut berakhir.

E. KRITERIA PENILAIAN INVESTASI

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa untuk menentukan layak tidaknya suatu
investasi ditinjau dari aspek keuangan perlu dilakukan dapat diukur dengan beberapa kriteria.
Setiap penilaian layak diberikan nilai yang standar untuk usaha yang sejenis dengan cara
membandingkan dengan rata-rata industri atau target yang telah ditentukan.
54
Dalam praktiknya ada beberapa kriteria untuk menentukan apakah suatu usaha layak atau
tidak untuk dijalankan ditinjau dari aspek keuangan.

Kriteria ini sangat tergantung dari kebutuhan masing-masing perusahaan metode mana yang
akan digunakan.

Setiap metode yang digunakan memiliki kelebihan dan kelemahan nya masing-masing.
Dalam penilaian suatu usaha hendaknya penilai meng, gunakan beberapa metode sekaligus.
Artinya, semakin banyak metoa, yang digunakan, maka semakin memberikan gambaran yang
lengkap se, hingga diharapkan memberikan hasil yang akan diperoleh menjadi lebih Sempurna.

Adapun kriteria yang biasa digunakan untuk menentukan kela Suatyy usaha atau
investasi adalah:

1. Payback Period (PP)

2. Average Rate of Return (ARR)

3. Present Value (NPV)

4. Internal Rate of Return (IRR)

5. Profitability Index (PI)

6. serta berbagai rasio keuangan seperti rasio likuiditas, solvabilit, aktivitas dan profibilitas.
Penggunaan rasio keuangan ini sebaiknya digunakan atas pemberian pinjaman kepada
usaha yang sudah pernah berjalan sebelumnya atau sedang berjalan.

1.a. Payback Period (PP)

Metode payback period (PP) merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu
(periode) pengembalian investasi suatu proyek atau usaha. Perhitungan ini dapat dilihat dari
perhitungan kas bersih (proceed) yang diperoleh setiap tahun. Nilai kas bersih merupakan
penjumlahan laba setelah pajak ditambah dengan penyusutan (dengan catatan jika investasi
10096 menggunakan modal sendiri).

1.b Average Rate of Return (ARR)

Average Rate of Return (ARR) merupakan cara untuk mengukur ratarata pengembalian
bunga dengan cara membandingkan antara rata-rata laba sebelum pajak (EAT) dengan rata-rata
investasi.

1.c. Net Present Value (NPV)

55
Net Present Value (NPV) atau nilai bersih sekarang merupakan perbandingan antara PV
kas bersih (PV of proceed) dan PV investasi (capital outlays) selama umur investasi. Selisih
antara nilai kedua PV tersebutlah yang kita kenal dengan net present value (NPV).

Untuk menghitung NPV, terlebih dahulu kita harus tahu berapa PV kas bersihnya. PV kas bersih
dapat dicari dengan jalan membuat dan menghitung dari cash flow perusahaan selama umur
investasi tertentu.

1.d. Internal Rate of Return (IRR)

Internal rate of return (IRR) merupakan alat untuk mengukur tingkat pengembalian hasil
intern.

1.e Profitability Index (PI)

Profitability index (PI) atau benefit and cost ratio (B/C Rati kan rasio aktivitas dari
jumlah nilai sekarang penerimaan be nilai sekarang pengeluaran investasi selama umur investasi.

F. RASIO-RASIO KEUANGAN

Pengertian Laporan Keuangan

Bagi perusahaan yang sudah berjalan, terkadang sering kali setelah mengalami kemajuan
ingin memperluas usahanya atau melakukan usaha yang baru. Bagi perusahaan yang memiliki
modal sendiri hal ini tak menjadi masalah, akan tetapi jika modal diperoleh dari pinjaman, maka
perlu dibuatkan laporan keuangan yang dapat meyakinkan para kreditur. Dari laporan inilah
pihak kreditur dapat menilai layak tidak suatu usaha dibiayai serta berapa jumlah dana yang
perlu dibiayai oleh pihak kreditur.

Dalam praktiknya setiap perusahaan, baik bank maupun nonbank pada suatu waktu
(periode) akan melaporkan semua kegiatan keuangannya, Laporan keuangan ini bertujuan untuk
memberikan informasi keuangan suatu perusahaan baik kepada pemilik, manajemen, maupun
pihak luar berkepentingan terhadap laporan tersebut. Dalam laporan keuangan termuat informasi
mengenai jumlah kekayaan (assets) dan jenis-jenis kekayaan yang dimiliki, kewajiban-kewajiban
(utang) yang dimiliki baik jangka panjang maupun jangka pendek, serta ekuitas (modal) yang
dimilikinya. Informasi yang memuat seperti gambaran di atas tergambar dalam neraca.

Kemudian laporan keuangan juga memberikan informasi tentang hasil-hasil usaha yang
diperoleh perusahaan dalam suatu periode tertentu dan biaya-biaya atau beban yang dikeluarkan
untuk memperoleh hasil tersebut. Informasi ini akan termuat dalam laporan laba/rugi. Laporan
keyangan perusahaan juga memberikan gambaran tentang arus kas suatu perusahaan seperti yang
tergambar dalam laporan arus kas.

56
Pembuatan masing-masing laporan keuangan memiliki tujuan tersendiri. Secara umum
tujuan pembuatan laporan keuangan suatu perusahaan sebagai berikut:

1. Memberikan informasi keuangan tentang, jumlah aktiva, jenis-jenis aktiva.

2. Jumlah kewajiban, jenis-jenis kewajiban, dan jumlah modal.

3. Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tecermin dari jumlah pendapatan yang
diperoleh, sumber-sumber pendapatan.

4. Jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan berikut jenis-jenis biaya yang dikeluarkan dalam
periode tertentu.

5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam aktiva,


kewajiban, dan modal suatu perusahaan.

6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu periode dari hasil
laporan keuangan yang disajikan.

Dari laporan keuangan akan tergambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan sehingga
memudahkan untuk menilai kinerja manajemen perusahaan yang bersangkutan. Penilaian kinerja
manajemen akan menjadi patokan apakah manajemen berhasil atau tidak dalam menjalankan
kebijakan yang telah digariskan oleh perusahaan.

Terkait dengan studi kelayakan bisnis, laporan keuangan digunakan untuk menilai
perusahaan yang sudah berjalan beberapa periode. Tujuannya adalah untuk menilai apakah layak
usaha baru tersebut dibiayai dan berapa besar pembiayaan yang dibutuhkan. Dari laporan
keuangan Ini juga tergambar kinerja manajemen masa lalu yang sekaligus merupakan gam. baran
kinerja ke depan. Laporan yang disajikan akan dinilai melalui rasio. rasio keuangan yang ada,
sehingga akan mengetahui kondisi keuangan per. usahaan yang sesungguhnya.

Pihak-pihak yang Berkepentingan

Dalam praktiknya, pembuatan laporan keuangan ditujukan untuk memenuhi kepentingan


berbagai pihak di samping pihak manajemen dan pemilik perusahaan itu sendiri. Masing-masing
pihak memiliki kepentingan dan tujuan tersendiri terhadap laporan keuangan yang diberikan oleh
perusahaan.

Adapun pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap laporan ke. uangan perusahaan
sebagai berikut:

1. Kreditur

Pihak penyandang dana atau kreditur (lembaga keuangan) sangat ber. kepentingan terhadap
usaha yang akan dibiayainya. Bank atau lembaga keuangan lainnya tidak mau menderita
57
kerugian (seperti kredit macet) sehingga bank perlu mempelajari prospek usaha yang akan
datang. Bank juga harus tahu berapa dana yang dibutuhkan sesungguhnya, sehingga tidak terjadi
dana mubazir yang pada akhirnya akan menjadi beban nasabahnya,

2. Pemegang Saham

Bagi pemegang saham yang sekaligus merupakan pemilik bank, kepentingan terhadap
laporan keuangan bank adalah untuk melihat kemajuan bank dipimpin oleh manajemen dalam
suatu periode. Kemajuan yang dilihat adalah kemampuan dalam menciptakan laba dan
pengembangan aset yang dimiliki. Dari laporan ini pemilik juga dapat menilai sampai sejauh
mana pengembangan usaha bank tersebut telah dijalankan pihak manajemen. Bagi pemilik
dengan adanya laporan keuangan ini, pertama akan dapat memberikan gambaran berapa jumlah
dividen yang bakal mereka terima. Kedua adalah untuk menilai kinerja pihak manajemen dalam
menjalankan kepercayaan yang diberikannya.

3. Pemerintah

Bagi pemerintah, laporan keuangan digunakan untuk menilai kejujuran perusahaan dalam
melaporkan aktivitasnya, sekaligus untuk mengetahui kewajiban perusahaan terhadap negara
terutama pajak.

4. Manajemen

Laporan keuangan bagi pihak manajemen adalah untuk menilai kinerja manajemen
perusahaan dalam mencapai target-target yang telah ditetapkan. Kemudian juga untuk menilai
kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Ukuran keberhasilan ini
dapat dilihat dari pertumbuhan laba yang diperoleh dan pengembangan aset-aset yang
dimilikinya. Pada akhirnya, laporan keuangan ini juga merupakan penilaian pemilik untuk
memberikan kompensasi dan karier manajemen serta memercayakan pihak manajemen untuk
memimpin perusahaan pada periode berikutnya.

5. Karyawan

Bagi karyawan dengan adanya laporan keuangan juga untuk mengetahui kondisi keuangan
perusahaan yang sebenarnya. Dengan mengetahui ini mereka juga paham tentang kinerja
mereka, sehingga mereka juga merasa perlu mengharapkan peningkatan kesejahteraan apabila
perusahaan mengalami keuntungan, dan sebaliknya, perlu melakukan perbaikan jika perusahaan
mengalami kerugian.

Jenis-jenis Laporan Keuangan

58
Laporan keuangan yang disajikan harus sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan.
Artinya laporan keuangan dibuat sesuai dengan standar yang telah ditentukan.

Dalam praktiknya jenis-jenis laporan keuangan yang ada sebagai berikut:

1. Neraca

Neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan perUsahaan pada tanggal
tertentu. Posisi keuangan dimaksudkan adalah poSisi aktiva (harta) dan pasiva (kewajiban dan
ekuitas) suatu perusahaan. Penyusunan komponen di dalam neraca didasarkan pada tingkat
likuiditas dan jatuh tempo.

2. Laporan Laba/Rugi

Laporan laba/rugi merupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha dalam
suatu periode tertentu. Dalam laporan ini tergambar jumlah pendapatan dan sumber-sumber
pendapatan serta jumlah biaya dan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan.

3. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan
kegiatan perusahaan, baik yang berpenyar langsung atau tidak langsung terhadap kas. Laporan
arus kas harus disusun berdasarkan konsep kas selama periode laporan,

4. Laporan Perubahan Modal

Merupakan laporan yang berisi catatan terjadinya perubahan modal di perusahaan.

Bentuk-bentuk Laporan Keuangan

Dari masing-masing jenis laporan keuangan di atas tentu mempunyai bentuk-bentuk laporan
keuangan tersendiri. Bentuk laporan keuangan ini dibuat sesuai dengan keinginan pihak
manajemen perusahaan, tanpa menyalahi aturan yang berlaku.

Berikut ini bentuk laporan keuangan yang umum yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku:

1. Laporan Keuangan Neraca Dalam laporan keuangan neraca terdapat tiga macam bentuk
yaitu:

a. Bentuk skontro atau horizontal (account form) Neraca dalam bentuk ini seperti
huruf“ T” di manasisi aktiva di sebelah kiri dan pasiva (kewajiban dan ekuitas) di
sebelah kanan.

b. Bentuk laporan atau vertikal (report form) Neraca dalam bentuk ini tersusun dari
atas ke bawah secara berurutan mulai dari aktiva diikuti dengan kewajiban dan

59
terakhir ekuitas. Bentuk lainnya disesuaikan dengan kebutuhan dan posisi
keuangan perusahaan.

2. Bentuk Laporan Laba/Rugi Khusus untuk laporan laba/rugi hanya memiliki dua macam
yaitu:

a. Bentuk tunggal (single step system) Dalam bentuk ini laporan laba/rugi tidak terperinci
dan ditentukan berdasarkan total pendapatan dikurangi total biaya. Dalam bentuk ini
laporan laba/rugi disusun tanpa membedakan pendapatan dan biaya usaha dan di luar
usaha.

b. Bentuk majemuk (multiple step system) Merupakan bentuk yang dihitung secara
terperinci dan bertahap yaitu dengan membedakan antara pendapatan maupun biaya dari
usaha dengan di luar usaha, Tabel 4.16 adalah contoh bentuk laporan laba/ rugi multiple
step system.

G. PROYEKSI NERACA DAN LAPORAN LABA/RUGI

Di samping membuat cash flow perusahaan juga diminta untuk mempuat proyeksi
laporan keuangannya untuk beberapa periode (biasanya seumur proyek). Proyeksi laporan
keuangan yang dibuat adalah neraca dan laporan laba/rugi.

Dari proyeksi neraca akan tergambar berapa harta perusahaan, baik harta lancar, harta
tetap, atau harta lainnya. Kemudian juga akan tergambar kewajiban baik jangka pendek maupun
jangka panjang serta modal yang dimiliki dari periode ke periode. Dengan demikian, suatu
neraca yang dibuat untuk beberapa periode akan tergambar apakah ada perubahan dan kalau ada
pos-pos apa saja yang berubah, sehingga dapat dianalisis mengapa terjadi perubahan.

Adapun, proyeksi laporan laba/rugi menggambarkan besarnya pendapatan yang diperoleh


pada suatu periode ke periode berikutnya. Kemudian juga akan tergambar jenis-jenis biaya yang
dikeluarkan berikut jumlahnya dalam periode yang sama. Dari laporan ini dapat terlihat kondisi
keuangan perusahaan apakah terdapat keuntungan atau kerugian dalam suatu periode atau
beberapa periode.

Untuk lebih memahami neraca dan laporan laba/rugi ada baiknya kita mengulang
kembali pengertian dan komponen-komponen apa saja yang terdapat dalam dua laporan
keuangan tersebut.

Neraca (Income Statement)

Neraca merupakan laporan keuangan yang menunjukkan posisi harta, utang, dan modal
perusahaan pada saat tertentu. Artinya, neraca dapat dibuat untuk mengetahui kondisi keuangan
perusahaan dalam waktu tertentu setiap saat dibutuhkan.

60
Secara garis besar neraca menggambarkan jumlah harta di posisi aktiva dan jumlah utang
serta modal (ekuitas) di posisi pasiva. Komponen harta yang tergambar di posisi aktiva sebagai
berikut:

1. Aktiva lancar terdiri dari:

a. kas:

b. rekening pada bank (giro dan tabungan):

c. deposito berjangka:

d. surat-surat berharga,

e. piutang/kredit yang diberikan,

H. PENGUKURAN DENGAN RASIO KEUANGAN

Agar laporan keuangan yang disajikan dapat diartikan dari angkaangka yang ada di
laporan keuangan, maka perlu dianalisis. Alat analisis yang dapat digunakan adalah rasio-rasio
keuangan.

Rasio keuangan merupakan suatu cara yang membuat perbandingan data keuangan
perusahaan sehingga menjadi berarti. Rasio keuangan menjadi dasar untuk menjawab beberapa
pertanyaan penting mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan. Dengan menganalisis laporan
keuangan yang menggunakan alat-alat ukur melalui rasio keuangan, maka seorang manajer bisa
mengambil keputusan mengenai keuangan perusahaan untuk masa yang akan datang.

Dalam kaitan dengan studi kelayakan bisnis, rasio keuangan yang diperlukan bagi
perusahaan yang hendak melakukan perluasan usaha, terutama bagi perusahaan yang sudah lama
beroperasi, maka penilaian dapat dilakukan dari laporan keuangan beberapa periode sebelumnya.

61
BAB 4

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DESAIN INDUSTRI DAN PETEN


Oleh : Alva Edy Tontowi

Suatu gagasan atau ide yang berpotensi dapat dikomersialkan akan menjadi bahan konflik
kepentingan ekonomi dikemudian hari antara pemilik gagasan dan orang lain atau pihak lain
yang mengkormersialkan gagasan tersebut. Gagasan yang memungkinkan lahirnya hasil akhir
tersebut dapat berasal dari upaya :

1. Memperbaiki produk lama


2. Menghasilkan produk baru
3. Menyempurnakan cara-cara baru meproduksi
4. Membuat mesin-mesin terkait.

Hak kekayaan intelektual atau dalam bahasa inggris intellectual property right, sifat dan
cakupan perlindungan yang dikenal di indonesia adalah universal. Adapun cakupan dalam
HKI adalah :

1. Hak cipta yang meliputi karya pustaka dan seni


2. Kekayaan industri yang meliputi paen, desain industri, merek, rahasia dagang, desain
tata letak sirkuit terpadu, dan varietas tanaman.

A. DESAIN INDUSTRI

Dalam sukseksi desain industri ini akan disajikan mengenai defenisi, hak pendesain, hak
prioritas permohonan dan lingkup desain industri. Desain industri adalah suatu kreasi tentang
bentuk, kongfigurasi, atau komposisi garis dan warna, atau gabungan dari pada yang dibentuk
62
D3 dimensi atau D2 dimensi yang memberikan kesan aestetika dan dapat diwujudkan dalam pola
D3 dan D2 serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri
atau kerajinan tangan.

Lingkup desain industri yang mendapatkan perlindungan adalah :

a. Desain Industri adalah apabila tanggal penerimaan, desain industri tersebut tidak sama
atau berbeda dengan pengungkapan yang telah ada sebelumnya meskipun terdapat
kemiripan.
b. Desain industri lama adalah apabila dalam jangka waktu paling lama 6 bulan sebelum
tanggalnya penerimaanya.
Tata Cara Mengajukan Permohonan Pendaftaran Untuk Mendapatkan Hak Desain
Industri
Hak desain industri dapat diperoleh dengan cara permohonan mengacukan
permohonannya kepada ditjen HKI secara tertulis dalam bahasa indonesia dengan
urutan sebagai berikut.
1. Mengisi formulir permohonan yang memuat
a. Tanggal, bulan, dan tahunan surat permohonan
b. Nama, alamat lengkap, dan kewarganegaraan pendesain
c. Nama, alamat lengkap, dan kewarganegaraan pemohon
d. Nama, alamat lengkap kuasa apabila permohonan diajukan melalui
kuasa
e. Nama negara, dan tanggal penerima permohonan yang pertama kali
dalam hal permohonan diajukan dengan hak prioritas
2. Permohonan ditandatangani oleh pemohon atau kuasanya dengan dilampiri
a. Contok fisik atau gambar atau foto serta uraian dari desain industri
yang dimohonkan pendaftarannya
b. Surat kuasa khusus dalam hal permohonan diajukan melalui kuasa
c. Surat peryataan bahwa desain industri yang memohonkan
pendaftarannya adalah milik pemohon.

Syarat –Syarat Untuk Mendapatkan Tanggal Penerimaan Permohonan Pendaftaran Yang Harus
DipenuhiUntuk mendapatkan tanggal penerimaan sebagai tanggal diterimanya permohoan
minimal yang harus dipenuhi pemohon adalah

a. Mengisi formulir permohonan


b. Melampirkan contoh fisik atau gambar atau foto serta uraian dari desain
industri yang dimohonkan pendaftarannya
c. Membayar biaya permohonan

B. PATEN

63
Paten adalah hak eksklusif yang diberikan kepada inventor untuk melindungi invensinya
yang bermanfaat dibidang teknologi dalam jangka waktu tertentu atau memberikan
haknya kepada orang atau pihak lain untuk melaksanakannya.

Syarat memperoleh paten

a. Baru
b. Mengandung langka inventif
c. Dapat diterapkan di industri

Jenis paten

Ada dua jenis paten yaitu :


a. Paten sederhana
b. Paten biasa

Beberapa hal penting dalam menulis draf dokumen paten atau desain industri yang baik
antara lain :

a. Melakukan penelusuran paten-paten terkait dengan produk yang akan kita daftarkan atau
desain industri
b. Siapkan gambar desain yang akan kita daftarkan paten atau desain industri
c. Siapkan abstrak yang berisi latar belakang mengapa produk tersebut penting
d. Siapkan apa saja yang akan diklaim
e. Font yang digunakan untuk menulis draf paten desain industri adalah courierPS.

64
BAB 5

ASPEK TEKNIS/OPERASI
Oleh : Dr. Kasmir,S.E.,M.M. dan Jakfaf, S.E., M.M.

A.PENGERTIAN ASPEK TEKNIS/OPERASI

Aspek teknis atau operasi juga dikenal sebagai aspek produksi. Penilaian kelayakan
terhadap aspek ini sangat penting dilakukan sebelum perusahaan dijalankan. Penentuan
kelayakan teknis atau operasi perusahaan menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan
teknis/operasi, sehingga apabila tidak dianalisis dengan baik, maka akan berakibat fatal bagi
perusahaan dalam perjalanannya di kemudian hari.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aspek ini adalah masalah penentuan lokasi, luas
produksi, tata letak (layout), penyusunan peralatan pabrik, dan proses produksinya termasuk
pemilihan teknologi. Kelengkapan kajian aspek operasi sangat tergantung dari jenis usaha yang
akan dijalankan, karena setiap jenis usaha memiliki prioritas tersendiri.

Jadi, analisis dari aspek operasi adalah untuk menilai kesiapan perusahaan dalam
menjalankan usahanya dengan menilai ketepatan lokasi, luas produksi, dan layout serta
kesiagaan mesin-mesin yang akan digunakan.

Penentuan lokasi, misalnya perlu dilakukan dengan pertimbangan yang matang.


Pemilihan lokasi terdiri dari lokasi untuk kantor pusat, cabang, gudang, dan pabrik. Dalam
kaitannya dengan studi kelayakan bisnis hal yang paling kompleks dan rumit adalah penentuan
lokasi pabrik, meng ingat banyaknya pertimbangan yang harus diperhitungkan sebelum suatu
lokasi pabrik diputuskan, Pertimbangannya adalah apakah dekat bahan baku atau dekat pasar
atau dekat konsumen. Kemudian, dalam melakuka" pertimbangan adalah faktor biaya yang harus
dikeluarkan untuk suatu lokasi. Penilaian lokasi pabrik nantinya dapat dilakukan dengan hasil
Penilaian value, perbandingan biaya, atau analisis ekonomi (economic analisys), tergantung dari
65
keinginan pihak yang melakukannya. Kemudian penentuan luas produksi yaitu berapa jumlah
produksi ng dihasilkan dalam waktu tertentu dengan biaya yang paling efisien, sehingga dapat
diperoleh profit margin yang tinggi.

Demikian pula penentuan layout untuk pabrik yang akan didirikan juga
mempertimbangkan banyak faktor. Misalnya, proses produksi yang akan dijalankan. Kemudian
yang tidak kalah pentingnya adalah penyusunan peralatan mesin di dalam gedung tersebut.
Pilihan yang ada apakah proses layout atau produk layout. Penilaian ini tentunya tidak dilakukan
secara serampangan, tetapi dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti produk yang
dihasilkan atau ragam produk.

Selanjutnya adalah pemilihan teknologi melalui proses produksi yang diinginkan, apakah
continuous process atau intermitten process. Pemilihan proses produksi biasanya terkait dengan
teknologi yang diinginkan apakah padat karya atau padat modal. Untuk negara berkembang
seperti Indonesia biasanya lebih diutamakan teknologi padat karya, mengingat tingginya tingkat
pengangguran di negeri ini.

Terakhir adalah penentuan metode persediaan yang akan digunakan nantinya. Metode persediaan
yang akan digunakan tergantung dari jenis usaha yang dijalankan. Secara keseluruhan aspek
operasi ini akan dinilai bekerja secara efisien atau tidak, karena pada akhirnya efisiensilah yang
akan menentukan salah satu faktor besar kecilnya laba yang akan diperoleh perusahaan.

B. TUJUAN ASPEK TEKNIS/OPERASI

Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa tiap aspek memiliki tujuan tertentu. Demikian
pula dengan aspek teknis/operasi juga memiliki beberapa tujuan yang hendak dicapai.

Secara umum ada beberapa hal yang hendak dicapai dalam penilaian aspek teknis/operasi yaitu:

1. Agar perusahaan dapat menentukan lokasi yang tepat, baik untuk lokasi pabrik, gudang,
cabang, maupun kantor pusat.

1. 2, Agar perusahaan dapat menentukan layout yang sesuai dengan proses produksi yang
dipilih, sehingga dapat memberikan efisiensi.

2. Agar perusahaan bisa menentukan teknologi yang paling tepat dalam menjalankan
produksinya.

3. Agar perusahaan bisa menentukan metode persediaan yang paling baik untuk dijalankan
sesuai dengan bidang usahanya.

66
4. Agar dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan seka. rang dan di masa
yang akan datang.

C. PENENTUAN LOKASI USAHA

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa prioritas utama aspek teknis/operasi adalah
menganalisis masalah penentuan lokasi. Pemilihan lokasi sangat penting mengingat apabila salah
dalam menganalisis akan berakibat meningkatnya biaya yang akan dikeluarkan nantinya.

Dalam memilih lokasi tergantung dari jenis usaha atau investasi yang dijalankan.
Terdapat paling tidak empat lokasi yang dipertimbangkan se. suai keperluan perusahaan antara
lain:

1. lokasi untuk kantor pusat:

2. lokasi untuk pabrik,

3. lokasi untuk gudang: dan

4. kantor cabang.

Secara umum pertimbangan dalam menentukan letak suatu lokasi sebagai berikut:

jenis usaha yang dijalankan:

1. apakah dekat dengan pasar atau konsumen,

2. apakah dekat dengan bahan baku:

3. apakah tersedia tenaga kerja,

4. tersedia sarana dan prasarana (transportasi, listrik, dan air

5. apakah dekat dengan pusat pemerintahan,

6. apakah dekat lembaga keuangan:

7. apakah berada di kawasan industri: kemudahan untuk melakukan ekspansi /perluasan,

8. kondisi adat istiadat/budaya/sikap masyarakat setempat, dan

9. hukum yang berlaku di wilayah setempat.

Khusus untuk lokasi pabrik paling tidak ada dua faktor yang menjadi pertimbangan yaitu:

1. Faktor Utama (Primer) . Pertimbangan utama dalam penentuan lokasi pabrik adalah:

a. dekat dengan pasar: dekat dengan bahan baku:


67
b. tersedia tenaga kerja, baik jumlah maupun kusilfikasi yang diinginkan,

c. terdapat fasilitas pengangkutan seperti jalan raya. kereta spi, atau pelabuhan laut dan
pelabuhan udara,

d. tersedia sarana dan prasarana seperti listrik, dan £ sikap masyarakat.

2. Paktor Sekunder .Pertimbangan sekunder dalam penentuan lokasi pabrik adalah:

a. biaya untuk investasi di lokasi seperti biaya pembelian tanah atau pembangunan
gedung:

b. prospek perkembangan harga atau kemajuan di lokasi tersebut di masa yang akan
datang:

c. kemungkinan untuk perluasan lokasi:

d. terdapat fasilitas penunjang lain seperti pusat perbelanjaan atau perumahan, iklim
dan tanah: dan

e. masalah pajak dan peraturan perburuhan di daerah setempat.

Kemudian pertimbangan untuk menentukan lokasi kantor pusat yang umum dilakukan sebagai
berikut:

1. dekat pemerintah,

2. dekat lembaga keuangan,

3. dekat dengan pasar, dan

4. tersedia sarana dan prasarana.

Adapun pertimbangan untuk lokasi gudang yang umum dilakukan sebagai berikut:

1. Dikawasan industri,

2. dekat dengan pasar,

3. dekat dengan bahan baku: dan

4. tersedianya sarana dan prasarana.

Penilaian lokasi yang tepat akan memberikan berbagai keuntungan bagi perusahaan, baik dari
segi finansial maupun nonfinansial, Keuntungan yang diperoleh dengan mendapatkan lokasi
yang tepat antara lain:

1. Pelayanan yang diberikan kepada konsumen dapat lebih memuaskan


68
2. Kemudahan dalam memperoleh tenaga kerja yang diinginkan baik jumlah maupun
kualifikasinya.

3. Kemudahan dalam memperoleh bahan baku atau bahan penolong da, lam jumlah yang
diinginkan secara terus-menerus,

4. Kemudahan untuk memperluas lokasi usaha, karena biasanya sudah diperhitungkan untuk
usaha perluasan lokasi sewaktu-waktu.

5. Memiliki nilai atau harga ekonomis yang lebih tinggi di masa Yang akan datang.

6. Meminimalkan terjadinya konflik terutama dengan masyarakat dan pemerintah setempat.

D. METODE PENILAIAN LOKASI

Penentuan suatu lokasi bukanlah pekerjaan yang mudah pertimbangan di atas harus
dinilai secara matang. Untuk menilai lokasi yang sesuai dengan keinginan perusahaan dapat
digunakan berbagai metode sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Paling tidak ada tiga metode yang dapat digunakan dalam menilai suatu lokasi sebelum
diputuskan yakni:

1. metode penilaian hasil value:

2. metode perbandingan biaya (cost comparison method): dan

3. metode analisis ekonomi (economic analysis method).

Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam metode penilaian hasil value antara lain:

1. pasar,

2. bahan baku:

3. transportasi,

4. tenaga kerja, dan

5. Pertimbangan lainnya.

E. LUAS PRODUKSI

Penentuan luas produksi adalah berkaitan dengan berapa jumlah produksi yang dihasilkan
dalam waktu tertentu dengan mempertimbangkan kapasitas teknis dan peralatan yang dimiliki
69
serta biaya yang paling efisien. Luas produksi dapat dilihat dari segi ekonomis dan segi teknis.
Dari segi ekonomis yang dilihat adalah berapa jumlah produk yang dihasilkan dalam waktu
tertentu dengan biaya yang paling efisien. Adapun dari segi teknisnya yang dilihat adalah jumlah
produk yang dihasilkan atas dasar kemampuan mesin dan peralatan serta persyaratan teknis.

Secara umum luas produksi ekonomis ditentukan antara lain:

1. Kecenderungan permintaan yang akan datang.

2. Kemungkinan pengadaan bahan baku, bahan pembantu, tenaga kerja, dan lain-lain.

3. 3. Tersedianya teknologi, mesin dan peralatan di pasar.

4. Daur hidup produk, dan produk substitusi dari produk tersebut.

Kemudian untuk menentukan jumlah produksi yang menghasilkan keuntungan yang


maksimal dapat dilakukan dengan salah satu pendekatan berikut:

1. Pendekatan konsep marginal cost dan marginal revenue.

2. Pendekatan break event point.

3. Metode linier programming.

F. TATA LETAK (LAYOUT)

Layout merupakan suatu proses dalam penentuan bentuk dan penempatan fasilitas yang
dapat menentukan efisiensi produksi/operasi. Layout dirancang berkenaan dengan produk,
proses, sumber daya manusia, dan lokasi sehingga dapat tercapai efisiensi operasi.

Dengan adanya layout akan diperoleh berbagai keuntungan antara lain:

1. Memberikan ruang gerak yang memadai untuk beraktivitas dan pemeliharaan.

2. Pemakaian ruangan yang efisien.

3. Mengurangi biaya produksi maupun investasi.

4. Aliran material menjadi lancar.

5. Pengangkutan material dan barang jadi yang rendah. Kebutuhan persediaan yang rendah.

6. Memberikan kenyamanan, kesehatan, dan keselamatan kerja yang lebih baik.

7. Pada umumnya jenis layout didasarkan pada situasi sebagai berikut:

70
Posisi Tetap (Fixed Position)

Layout jenis ini ditujukan pada proyek yang karena ukuran, bentuk, atau hal-hal lain yang
menyebabkan tak mungkin untuk memindah. kan produknya. Jadi produk tetap di tempat,
sedangkan peralatan dan tenaga kerja yang mendatangi produk. Contohnya, gedung, pembuatan
kapal.

Orientasi Proses (Process Oriented)

Layout orientasi proses didasarkan pada proses produksi barang atau pelayanan jasa.
Biasanya layout jenis ini dapat secara bersamaan menangani suatu produk atau jasa yang
berbeda. Contohnya, rumah sakit. Process layout (functional layout), merupakan jenis layout
dengan menempatkan mesin-mesin atau peralatan yang sejenis atau memiliki fungsi yang sama
dalam suatu kelompok atau satu ruangan. Contohnya untuk industri tekstil, semua mesin
pemotong dikelompokkan dalam satu area atau semua mesin jahit dikelompokkan dalam satu
area. Jenis layout ini biasanya untuk usaha job order (sesuai pesanan).

Tata Letak Kantor (Office Layout)

Layout jenis ini berkaitan dengan layout posisi pekerja, peralatan kerja, tempat yang
diperuntukkan untuk perpindahan informasi. Jika perpindahan informasi semuanya diselesaikan
dengan telepon/alat telekomunikasi, masalah layout akan sangat mudah, jika perpindahan orang
dan dokumen dilakukan secara alamiah layout perlu dipertimbangkan dengan matang.

Tata Letak Pedagang Eceran/Pelayanan (Retail and Service Layout)

Yaitu layout yang berkenaan dengan pengaturan dan alokasi tempat serta arus bermacam
produk atau barang agar lebih banyak barang yang dapat dipajang sehingga lebih besar
penjualannya.

Tata Letak Gudang (Warehouse Layout)

Layout ini lebih ditujukan pada efisiensi biaya penanganan gudang dan memaksimalkan
pemanfaatan ruangan gudang. Jadi, tujuan dari layout ini adalah untuk memperoleh optimum
trade-off antara blays penanganan dan ruang gudang.

Tata Letak Produk (Product Layout)

Layout jenis ini mencari pemanfaatan personal dan mesin yang ter: baik dalam produksi
yang berulang-ulang dan berlanjut atau kon tinu. Biasanya layout ini cocok apabila proses
produksinya telah di standarisasikan serta diproduksi dalam jumlah yang besar. Setiap produk
akan melewati tahapan operasi yang sama dari awal sampa' akhir. Contohnya, perakitan mobil.

Untuk memperoleh layout yang baik maka perusahaan perlu menentukan hal-hal berikut:

71
1. Kapasitas dan tempat yang dibutuhkan.

Dengan mengetahui tentang pekerja, mesin dan peralatan yang dibutuhkan, maka kita dapat
menentukan layout dan penyediaan tempat atau ruangan untuk setiap komponen tersebut.

2. Peralatan untuk menangani material atau bahan.

Alat yang digunakan juga sangat tergantung pada jenis material atau bahan yang dipakai,
misalnya derek dan kereta otomatis untuk memindahkan bahan.

3. Lingkungan dan estetika.

Keleluasaan dan kenyamanan tempat kerja juga mendasari keputusan tentang layout, seperti
jendela, sirkulasi ruang udara.

4. Arus informasi.

Pertimbangan tentang cara terbaik untuk memindahkan informasi atau melakukan


komunikasi perlu juga dibuat.

5. Biaya perpindahan antara tempat kerja yang berbeda.

Pertimbangan di sini lebih ditekankan pada tingkat kesulitan pemindahan alat dan bahan.
Contohnya untuk layout peralatan pabrik

G. PEMILIHAN TEKNOLOGI

Yang menjadi perhatian di sini adalah seberapajauh derajat mekanisasi yang diinginkan
dan manfaat ekonomi yang dikerjakan. Jadi yang perlu diperhatikan dalam pemilihan teknologi
antara lain:

1. Ketepatan teknologi dengan bahan bakunya. Keberhasilan teknologi di tempat lain.

2. Pertimbangan teknologi lanjutan.

3. Besarnya biaya investasi dan biaya pemeliharaan.

4. Kemampuan tenaga kerja dan kemungkinan pengembangannya. Pertimbangan


pemerintah dalam hal tenaga kerja.

5. Dan pertimbangan lainnya.

H. ECONOMIC ORDER GUANTITY (EOG)

Untuk jenis usaha tertentu, permasalahan persediaan sangat penting untuk


dipertimbangkan dan dianalisis. Salah satu teknik persediaan yang sering digunakan adalah
metode economic order guantity (EOG). EOG merupakan jumlah pembelian bahan mentah pada
72
setiap kali pesan dengan biaya yang paling rendah. Artinya setiap kali memesan bahan mentah
perusahaan dapat menghemat biaya yang akan dikeluarkan. Hal-hal yang berkaitan dengan EOO
dan sangat perlu untuk diperhatikan adalah masalah klasifikasi biaya. Pentingnya klasifikasi
biaya akan memudahkan kita dalam melakukan analisis, sehingga hasil yang akan diperoleh
dapat diakui kebenarannya.

Secara umum klasifikasi biaya yang akan dilakukan sebagai berikut:

a. Biaya angkut/penyimpanan atau carrying cost (CC).

b. Biaya pemesanan atau ordering cost (OC).

c. Biaya total atau total cost (TC).

I. SAFETY STOCK (SS)

Merupakan persediaan pengaman atau persediaan tambahan yang dilakukan perusahaan


agar tidak terjadi kekurangan bahan. Safety stock sangat diperlukan guna mengantisipasi
membludaknya permintaan akibat dari permintaan yang tak terduga. Terdapat beberapa faktor
penentu dalam menghitung besarnya safety Stock, antara lain:

1. penggunaan bahan baku rata-rata,

2. faktor waktu: dan

3. biaya yang digunakan.

Di samping faktor penentu di atas dalam menentukan safety stock diperlukan standar
kuantitas yang harus dipenuhi yaitu:

1. persediaan minimum,

2. besarnya pesanan standar, persediaan maksimum:

3. tingkat pemesanan kembali, dan administrasi persediaan.

J. REORDER POINT (ROP)

ROP merupakan waktu perusahaan akan memesan kembali atau batas waktu pemesanan
kembali dengan melihat jumlah minimal persediaan yang ada. Hal ini penting agar supaya jangan
sampai terjadi kekurangan bahan pada saat dibutuhkan. Jumlah pemesanan kembali dihitung
dengan probabilitas atau kemungkinan terjadinya kekurangan stock dan dihitung selama
tenggang waktu.

Terdapat banyak model reorder point yang dapat digunakan sesuai dengan kondisi
perusahaan. Dalam buku ini hanya akan dibahas model jumlah permintaan maupun masa

73
tenggang waktu konstan (constant demand rate, constant lead time). Rumus yang digunakan
sebagai berikut:

BAB 5

KAJIAN ASPEK TEKNIS


Oleh : Dr. Dedi Purwana E.S., M.Bus dan Drs. Nurdin Hidayat, M.M., M.Si.

A. CAPAIAN BELAJAR

Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu:

1. Menjelaskan konsep aspek teknis dalam studi kelayakan bisnis.


2. Menjelaskan metode penilaian dan penentuan lokasi usaha.
3. Menganalisis metode penentuan luas dan besaran produksi.
4. Memahami metode penentuan tata letak (layout) produksi.
5. Menjelaskan kriteria pemilihan teknologi produksi.
6. Menjelaskan metode perhitungan persediaan barang produksi.

B. PENGERTIAN ASPEK TEKNIS

Penilaian kelayakan terhadap aspek teknis menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan
teknis/operasi suatu bisnis. Kajian aspek teknis mencakup analisis kesiapan perusahaan dalam
menjalankan usahanya dengan menilai ketepatan lokasi, luas produksi dan layout serta kesiagaan
mesin-mesin yang akan digunakan. Penentuan lokasi misalnya, dilakukan dengan pertimbangan
yang matang khususnya faktor biaya yang harus dikeluarkan untuk suatu lokasi. Pemilihan
Lokasi terdiri dari lokasi Untuk kantor pusat, cabang, gudang, dan pabrik.

Dalam kaitannya studi kelayakan bisnis, maka hal yang palir kompleks dan rumit adalah
penentuan lokasi pabrik. Pertimbanganny, adalah apakah dekat bahan baku atau dekat pasar atau
dekat konsumer Penilaian lokasi pabrik nantinya dapat dilakukan dengan hasil penilaia, value,

74
perbandingan biaya, atau analisis ekonomi (economic analysis) tergantung dari keinginan pihak
yang melakukannya.

Selanjutnya penentuan besaran produksi yaitu berapa jumlah produksi yang dihasilkan dalam
waktu tertentu dengan biaya yang Paling efisien, sehingga dapat diperoleh profit margin yang
tinggi. Selain ity penentuan layout pabrik harus mempetimbangkan banyak faktor. Misalny,
proses produksi yang akan dijalankan, penataan peralatan mesin di dalan gedung, pilihan tentang
proses layout atau produk layout. Penilaian inj tentunya harus mempertimbangkan faktor-faktor
seperti produk yang dihasilkan atau ragam produk.

Penentuan teknis lain adalah pemilihan teknologi melalui proses produksi yang diinginkan,
apakah continuous process atau intermitten process, Pemilihan proses produksi terkait dengan
teknologi yang diinginkan yaitu apakah padat karya atau padat modal. Terakhir adalah penentuan
metode persediaan. Metode persediaan yang digunakan tergantung dari jenis usaha. Secara
umum ada beberapa hal yang hendak dicapai dalam penilaian aspek teknis/operasi, yaitu:

1. Menentukan lokasi yang tepat, baik lokasi pabrik, gudang, cabang, maupun kantor
pusat.
2. Menentukan layout yang sesuai dengan proses produksi sehingga dapat memberikan
efisiensi.
3. Menentukan teknologi yang paling tepat dalam menjalankan produksinya.
4. Menentukan metode persediaan yang paling baik untuk dijalankan sesuai dengan bidang
usahanya.
5. Menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan sekarang dan di masa yang akan
datang.

C. PENENTUAN LOKASI USAHA

Prioritas utama aspek teknis/operasi adalah menganalisis masalah penentuan lokasi.


Pemilihan lokasi sangat penting mengingat apabila salah dalam menganalisis akan berakibat
meningkatnya biaya yang akan dikeluarkan nantinya. Pemilihan lokasi tergantung dari jenis
usaha atau investasi. Perusahaan harus memiliki pertimbangan dalam penentuan lokasi untuk
kantor pusat, lokasi untuk pabrik, lokasi untuk gudang, dan kantor cabang.

Secara umum pertimbangan dalam menentukan letak suatu lokasi adalah sebagai berikut:

1. Jenis usaha.

2. Kedekatan pasar atau konsumen.

3. Kedekatan bahan baku.

75
4. Ketersediaan tenaga

5. Kedekatan sarana prasarana (transportasi, listrik, dan air)

6. Kedekatan pusat pemerintahan.

7. Kedekatan lembaga keuangan.

8. kedekatan dikawasan industri.

9. kemudahan untu melakukan ekspansi/ perluasan.

D. PENENTUAN LUAS DAN BESARAN PRODUKSI

Penentuan luas dan besaran produksi berkaitan dengan berapa jumlah produksi yang
dihasilkan dalam waktu tertentu dengan mempertimbangkan kapasitas teknis dan peralatan yang
dimiliki serta biaya yang paling efisien. Luas dan besaran produksi dapat dilihat dari segi
ekonomis dan segi teknis. Dari segi ekonomis adalah berapa jumlah produk yang dihasilkan
dalam waktu terterntu dengan biaya yang paling efisien.

E. TATA LETAK (LAYOUT)

Layout adalah proses penentuan bentuk dan penempatan fasilitas yang dapat menentukan
efisiensi produk/operasi.. Layout ini memberikan keuntungan antara lain:

1. Keleluasaan ruang gerak untuk beraktivitas dan pemeliharaan.


2. Efisiensi pemakaian ruangan.
3. Mengurangi biaya produksi maupun investasi.
4. Aliran material menjadi lancar.
5. Cost pengangkutan material dan barang rendah.
6. Kebutuhan persediaan yang rendah.
7. Memberikan kenyamanan, kesehatan dan keselamatan kerja

F. PEMILIHAN TEKNOLOGI

Pemilihan teknologi ini mempertimbangkan seberapa jauh derajat mekanisasi yang


diinginkan dan manfaat ekonomi yang dikerjakan. Jadi yang perlu diperhatikan dalam pemilihan
teknologi adalah:

1. Ketepatan teknologi dengan bahan bakunya.


2. Keberhasilan teknologi di tempat lain.
3. Pertimbangan teknologi lanjutan.
4. Besarnya biaya investasi dan biaya pemeliharaan.
76
5. Kemampuan tenaga kerja dan kemungkinan pengembangannya.
6. Pertimbangan pemerintah dalam hal tenaga kerja.
7. Pertimbangan lainnya.

Sebagai contoh salah satu implementasi dari pertimbangan pemilihan teknologi dilakukan
oleh perusahaan yang bergerak di bidang Telekomunikasi yaitu Telepon Flexi. Perusahaan
telepon tersebut menentukan pertimbangan ini antara lain:

1. Mengkaji implementasi sistem teknis layanan Personal Info Services pada Flexi
berdasarkan kondisi real.
2. Teknologi harus mudah untuk diterapkan.
3. Jenis teknologi yang digunakan harus dapat menghasilkan standar mutu yang
sesuai dengan keinginan pasar.
4. Teknologi harus sesuai dengan persyaratan yang diperlukan untuk mencapai skala
produksi yang ekonomis.
5. Pilihan jenis teknologi yang diusulkan sering dipengaruhi oleh kemungkinan
pengadaan tenaga ahli, pengadaan bahan baku,

G. PENENTUAN METODE PERSEDIAAN

Economic Order Guantity (EOG) penting untuk dipertimbangkan Permasalahan


persediaan sangatknik persediaan yang Seting dalam perusahaan tertentu. Salah satu digunakan
adalah metode Economic Order Guantity (EOG) merupakan jumlah pembelian bahan mentah
pada setiap kali pesan dengan biaya yang paling rendah. Artinya, setiap kali memesan bahan
mentah, perusahaa dapat menghemat pengeluaran biaya.

77
BAB 6

ASPEK MANAJEMEN & ORGANISASI


Oleh : Dr. Kasmir,S.E.,M.M. dan Jakfaf, S.E., M.M.

A. PENGERTIAN ASPEK MANAJEMEN

Aspek manajemen dan organisasi merupakan aspek yang cukup penting dianalisis untuk
kelayakan suatu usaha. Karena walaupun suaty usaha telah dinyatakan layak untuk dilaksanakan
tanpa didukung dengan manajemen dan organisasi yang baik, bukan tidak mungkin akan
mengalamikegagalan.

Baik menyangkut masalah SDM maupun menyangkut rencana perusahaan secara


keseluruhan haruslah disusun sesuai dengan tujuan perusahaan. Tujuan perusahaan akan lebih
mudah tercapai jika memenuhi kaidahkaidah atau tahapan dalam proses manajemen. Proses
manajemen atau kaidah ini akan tergambar dari masing-masing fungsi yang ada dalam
manajemen.

B. MANAJEMEN PEMBANGUNAN PROYEK

Manajemen proyek adalah sistem untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi


pembangunan proyek dengan efisien. Pembangunan proyek harus dapat menyusun rencana
pelaksanaan proyek dengan mengoordinasikan berbagai aktivitas atau kegiatan proyek dan
penggunaan sumber daya agar secara fisik proyek dapat diselesaikan tepat waktu.

Untuk itu perlu dibuat suatu bentuk organisasi agar Program-program yang ada berjalan
dengan lancar. Organisasi proyek merupakan sutu cara yang efektif untuk menyatukan orang dan
sumber daya fisik yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek tertentu dengan waktu
78
yang terbatas. Pada umumnya setiap proyek yang relatif besar meliputi tiga tahapan yaitu
perencanaan, penjadwalan, dan pengawasan atau pengendalian,

C. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

Selanjutnya perlu dianalisis adalah kesiapan perusahaan yang berkaitan dengan


manajemen sumber daya manusia mulai dari pengadaan sampai pada penempatannya di jabatan
tertentu untuk menjalankan kegiatan perusahaan. Manajemen sumber daya manusia merupakan
suatu konsep yang bertalian dengan kebijaksanaan, prosedur, dan praktik bagaimana mengelola
atau mengatur orang dalam perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Manajemen sumber daya manusia dapat dijabarkan dalam fungsi manajerial yang
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan, dan fungsi operatif yang
meliputi pengadaan, kompensasi, pengembangan, integrasi, pemeliharaan, dan pemutusan
hubungan kerja.

D. PENGERTIAN ORGANISASI

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, manajemen merupakan alat untuk mencapai
tujuan perusahaan. Kemudian tujuan perusahaan dapat terlaksana dan tercapai jika ada tempat
atau wadah untuk melakukan kegiatan tersebut. Tempat atau wadah ini kita kenal dengan
organisasi yang tergambar dalam struktur organisasi perusahaan.

Organisasi secara statis dapat diartikan suatu wadah atau tempat kerja sama untuk
melaksanakan tugas sesual dengan rencana yang telah ditetapkan. Organisasi secara dinamis
diartikan sebagai suatu proses kerja sama antara dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.

Organisasi formal menurut klasik adalah sistem kegiatan yang terkoordinasi dari
sekelompok orang yang bekerja bersama untuk mencapal tujuan di bawah kekuasaan dan
kepemimpinan. Organisasi formal ini merupakan organisasi yang dengan sengaja direncanakan
dan strukturnya dengan secara tegas disusun.

Struktur organisasi menggambarkan tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-


masing bagian. Pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang tergambar dalam struktur
organisasi akan mempermudah perusahaan melakukan pengendalian.

Struktur organisasi formal disusun untuk membantu pencapaian tujuan organisasi lebih
efektif. Organisasi formal harus memiliki tujuan yang jelas agar tahu bagaimana menjalankan
organisasi untuk mencapai tujuan tersebut Tanpa tujuan, organisasi tidak mungkin membuat
perencanaan dan bila organisasi tidak mempunyai perencanaan, maka tidak akan ada ketentuan
tentang jalannya organisasi,

79
Tujuan organisasi akan menentukan struktur organisasinya, yaitu dengan menentukan
seluruh tugas, hubungan antartugas, batas wewenang, dan tanggung jawab untuk menjalankan
masing-masing tugas tersebut. Atas dasar kegiatan-kegiatan itu selanjutnya dapat disusun pola
tetap hubungan-hubungan di antara bidang-bidang keputusan maupun para pelaksana yang
mempunyai kedudukan, wewenang, dan tanggung jawab tertentu.

E. BENTUK-BENTUK ORGANISASI

Dalam praktiknya bentuk organisasi disesuaikan dengan bidang usaha yang dijalankan.
Kemudian juga disesuaikan dengan kebutuhan organisasi itu sendiri. Berikut ini beberapa jenis
bentuk organisasi yang umum:

1) Bentuk organisasi yang ditinjau dari jumlah pimpinan puncak dapat dibedakan:

a. Organisasi yang memiliki pimpinan puncak satu orang. Contohnya, pada perusahaan
perseorangan.

b. Organisasi yang mempunyai pimpinan puncak lebih satu orang atau dewan. Contohnya,
pada perseroan terbatas atau firma.

2) Bentuk organisasi berdasarkan hubungan-hubungan wewenangnya. Wewenang


masing-masing baik lini, staf maupun fungsional sebagai berikut:

a. Wewenang lini ialah wewenang yang menimbulkan tanggung jawab atas tercapainya
tujuan-tujuan perusahaan.

b. Wewenang staf ialah wewenang yang membantu agar orang yang mempunyai wewenang
lini bekerja secara efektif dalam mencapai tujuan-tujuan perusahaan.

c. Wewenang fungsional ialah wewenang yang diberikan kepada seseorang atau


departemen untuk dapat mengambil keputusan mengenai hal-hal yang berada di
departemen yang lain.

80
BAB 6

KAJIAN ASPEK MANAJEMEN DAN ORGANISASI


Oleh : Dr. Dedi Purwana E.S., M.Bus dan Drs. Nurdin Hidayat, M.M., M.Si.

A. CAPAIAN BELAJAR

Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu:

1. Menjelaskan pengertian manajemen dan organisasi.


2. Menjelaskan berbagai fungsi manajemen.
3. Menjelaskan ruang lingkup manajemen sumber daya manusia.
4. Menjelaskan pengertian organisasi.
5. Menganalisis jenis dan bentuk struktur organisasi.

B. PENGERTIAN MANAJEMEN DAN ORGANISASI

Kunci keberhasilan bisnis terletak pada manajemen dan organisasi yang efektif dan
efisien. Efektivitas berhubungan dengan ends (tujuan) dikatakan efektif bila tingkat pencapaian
tujuan tinggi, sedangkan efisiensi berkaitan dengan means (cara). Dikatakan efisien bila
penggunaan sumber daya rendah residu.

C. MANAJEMEN PROYEK

Dalam kaitan dengan fungsi manajemen, salah satunya adalah bagaimana membuat
sistem untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi pembangunan proyek dengan
efisien. Proses ini dinamakar manajemen proyek. Pembangunan proyek harus dapat menyusun
rencanz pelaksanaan proyek dengan mengoordinasikan berbagai aktivitas day penggunaan
sumber daya agar secara fisik dapat diselesaikan tepat waktu.

81
Dalam kaitan ini, perlu dibuat suatu bentuk organisasi sehingga program-program
berjalan dengan lancar. Organisasi proyek merupakan cara efektif untuk menyatukan orang dan
sumber daya fisik untuk menyelesaikan suatu proyek dengan waktu yang terbatas. Pada
umumnya Setiap proyek yang relatif besar meliputi tiga tahapan, yaitu perencanaan,
penjadwalan, dan pengawasan atau pengendalian.

D. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

Studi kelayakan juga perlu menganalisis kesiapan perusahaan terutama berkaitan dengan
manajemen sumber daya manusia mulai dari pengadaan sampai pada penempatannya di jabatan
tertentu. Hal ini dilakukan untuk menjalankan kegiatan perusahaan. Manajemen sumber daya
manusia merupakan suatu konsep yang bertalian dengan kebijaksanaan, prosedur, dan praktik
bagaimana mengelola atau mengatur orang dalam perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.

Manajemen sumber daya manusia dapat dijabarkan dalam fungsi manajerial yang
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan, dan fungsi operatif yang
meliputi pengadaan, kompensasi, pengembangan, integrasi, pemeliharaan, dan pemutusan
hubungan kerja.

E ORGANISASI

Organisasi secara dinamis diartikan sebagai suatu proses kerja sama antara dua orang
atau lebih dalam mencapai tujuan. Sedangkan Organisasi formal secara klasik dapat diartikan
sebagai suatu sistem kegiatan yang terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja bersama
untuk mencapai tujuan di bawah kekuasaan dan kepemimpinan. Organisasi formal ini merupakan
organisasi yang dengan sengaja direncanakan dan disusunnya struktur dengan secara tegas.

82
BAB 7

ASPEK EKONOMI & SOSIAL


Oleh : Dr. Kasmir,S.E.,M.M. dan Jakfaf, S.E., M.M.

A. PENGERTIAN ASPEK EKONOMI & SOSIAL

Setiap usaha yang dijalankan, tentunya akan memberikan dampak positif dan negatif.
Dampak positif dan negatif ini akan dapat dirasakan oleh berbagai pihak, baik bagi pengusaha itu
sendiri, pemerintah, ataupun masyarakat luas. Dalam aspek ekonomi dan sosial dampak positif
yang diberikan dengan adanya investasi lebih ditekankan kepada masyarakat khususnya dan
pemerintah umumnya.

Bagi masyarakat adanya Investasi ditinjau dari aspek ekonomi adalah akan memberikan
peluang untuk meningkatkan pendapatannya. Adapun bagi pemerintah dampak positif yang
diperoleh adalah dari aspek ekonomi memberikan pemasukan berupa pendapatan baik bagi
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Lebih dari itu yang terpenting adalah ada yang
mengelola dan mengatur sumber daya alam yang belum terjamah. Sebaliknya, dampak negatif
pun tidak akan terlepas dari aspek ekonomi, misalnya eksplorasi sumber daya alam yang
berlebihan, masuknya pekerja dari luar daerah sehingga mengurangi peluang bagi masyarakat
sekitarnya.

Dampak positif dari aspek sosial bagi masyarakat secara umum adalah tersedianya sarana
dan prasarana yang dibutuhkan, seperti pembangunan jalan, jembatan, listrik, dan sarana lainnya.
Kemudian bagi pemerintah dampak negatif dari aspek sosial adanya perubahan demografi di
83
suatu wilayah, perubahan budaya, dan kesehatan masyarakat. Dampak negatif dalam aspek sosial
termasuk terjadinya perubahan gaya hidup, budaya, adat istiadat, dan struktur sosial lainnya.

Jadi, dalam aspek ekonomi dan sosial yang perlu ditelaah apakah jika usaha atau proyek
dijalankan akan memberikan manfaat secara ekonomi dan sosial kepada berbagai pihak atau
sebaliknya. Oleh karena itu, aspek ekonomi dan sosial ini perlu dipertimbangkan, karena dampak
yang akan ditimbulkan nantinya sangat luas apabila salah dalam melakukan penilaian.

Diharapkan dari aspek ekonomi dan sosial, yang akan dijalankan akan memberikan
dampak yang positif lebih banyak. Artinya dengan berdirinya usaha atau proyek secara ekonomi
dan sosial lebih banyak memberikan manfaat dibandingkan kerugiannya,

B. DAMPAK YANG TIMBUL

Secara garis besar dampak dari aspek ekonomi dengan adanya suatu usaha atau investasi,
misalnya pendirian suatu pabrik, antara lain:

1. Dapat meningkatkan ekonomi rumah tangga melalui:

a. Peningkatan tingkat pendapatan keluarga. Dengan adanya suatu investasi akan


memberikan peningkatan kepada masyarakat, terutama bagi mereka yang dapat
diterima bekerja di lokasi pabrik maupun mereka yang bekerja di luar lokasi pabrik
dengan cara berdagang atau lainnya.

b. Perubahan pola nafkah. Di beberapa wilayah kehadiran pabrik atau suatu usaha akan
mengubah pola hidup masyarakat. Misalnya, semula masyarakat hidup dari
pertanian, dengan kehadiran pabrik banyak yang beralih profesi menjadi karyawan
pabrik.

c. Adanya pola nafkah ganda. Bagi masyarakat di sekitar lokasi usaha di samping tetap
mempertahankan pekerjaan semula seperti bertani, mereka juga bekerja sebagai
karyawan, sehingga memperoleh penghasilan ganda.

d. Tersedianya jumlah dan ragam produk barang dan jasa di masyarakat, sehingga
masyarakat punya banyak pilihan untuk produk yang diinginkan. Banyaknya ragam
produk dan jasa pada akhirnya akan meningkatkan persaingan, sehingga para
produsen berusaha untuk meningkatkan kemasan, harga, mutu produk, dan jasa,
sehingga hal ini juga akan berpengaruh terhadap harga jual di pasaran. Membuka
kesempatan kerja bagi masyarakat sekaligus mengurangi pengangguran, karena
setiap proyek/usaha baru yang didirikan pasti akan membutuhkan tenaga kerja
tambahan dan hal ini

C. PENINGKATAN PENDAPATAN NASIONAL

84
Ditinjau dari aspek ekonomi salah satu kelayakan usaha atau dapat di. lihat dari
kemampuan investasi tersebut dalam meningkatkan pendapatan nasional atau daerah melalui
peningkatan PDB dan PAD. Artinya, dengan adanya investasi akan berpengaruh terhadap
peningkatan pendapatan se. cara nasional dan pendapatan daerah di mana investasi tersebut
dilakukan, Kemudian kelayakan lain adalah naiknya income per capita masyarakat melalui
peningkatan pendapatan seiring dengan tumbuhnya sektor ekonomy demikian pula sebaliknya,

Untuk menghitung pendapatan nasional dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu:

1. Pendekatan produksi (production approach).

2. Pendekatan pengeluaran (expenditure approach).

3. Pendekatan pendapatan (income approach).

Yang dimaksud pendapatan nasional dengan pendekatan produksi adalah nilai seluruh barang
dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam satu tahun tertentu. Cara menghitung
pendapatan nasional dengan pendekatan produksi adalah dengan menjumlahkan nilai tambah
yang diwujudkan oleh berbagai lapangan usaha (sektor ekonomi) dalam perekonomian.

Pada umumnya lapangan usaha (sektor ekonomi) untuk menghitung pendapatan nasional ada
11 sektor yaitu:

1. Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan.

2. Pertambangan dan penggalian.

3. Industri pengolahan.

4. Listrik, jasa, dan air minum.

5. Bangunan.

6. Perdagangan, hotel, dan restoran.

7. Pengangkutan dan komunikasi.

8. Bank dan lembaga keuangan lainnya.

9. Sewa rumah.

10. Pemerintah dan pertahanan.

11. Jasa-jasa lainya.

85
BAB 7

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DESAIN INDUSTRI DAN PATEN


Oleh : Alva Edy Tontowi

Suatu gagasan atau ide yang berpotensi dapat dikomersialkan akan menjadi bahan konflik
kepentingan ekonomi dikemudian hari antara pemilik gagasan dan orang lain atau pihak lain
yang mengkormersialkan gagasan tersebut. Gagasan yang memungkinkan lahirnya hasil akhir
tersebut dapat berasal dari upaya :

5. Memperbaiki produk lama


6. Menghasilkan produk baru
7. Menyempurnakan cara-cara baru meproduksi
8. Membuat mesin-mesin terkait.

Hak kekayaan intelektual atau dalam bahasa inggris intellectual property right, sifat dan
cakupan perlindungan yang dikenal di indonesia adalah universal. Adapun cakupan dalam
HKI adalah :

3. Hak cipta yang meliputi karya pustaka dan seni


4. Kekayaan industri yang meliputi paen, desain industri, merek, rahasia dagang, desain
tata letak sirkuit terpadu, dan varietas tanaman.

A. DESAIN INDUSTRI
86
Dalam sukseksi desain industri ini akan disajikan mengenai defenisi, hak pendesain, hak
prioritas permohonan dan lingkup desain industri. Desain industri adalah suatu kreasi tentang
bentuk, kongfigurasi, atau komposisi garis dan warna, atau gabungan dari pada yang dibentuk
D3 dimensi atau D2 dimensi yang memberikan kesan aestetika dan dapat diwujudkan dalam pola
D3 dan D2 serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri
atau kerajinan tangan.

Lingkup desain industri yang mendapatkan perlindungan adalah :

c. Desain Industri adalah apabila tanggal penerimaan, desain industri tersebut tidak sama
atau berbeda dengan pengungkapan yang telah ada sebelumnya meskipun terdapat
kemiripan.
d. Desain industri lama adalah apabila dalam jangka waktu paling lama 6 bulan sebelum
tanggalnya penerimaanya.
Tata Cara Mengajukan Permohonan Pendaftaran Untuk Mendapatkan Hak Desain
Industri
Hak desain industri dapat diperoleh dengan cara permohonan mengacukan
permohonannya kepada ditjen HKI secara tertulis dalam bahasa indonesia dengan
urutan sebagai berikut.
3. Mengisi formulir permohonan yang memuat
f. Tanggal, bulan, dan tahunan surat permohonan
g. Nama, alamat lengkap, dan kewarganegaraan pendesain
h. Nama, alamat lengkap, dan kewarganegaraan pemohon
i. Nama, alamat lengkap kuasa apabila permohonan diajukan melalui
kuasa
j. Nama negara, dan tanggal penerima permohonan yang pertama kali
dalam hal permohonan diajukan dengan hak prioritas
4. Permohonan ditandatangani oleh pemohon atau kuasanya dengan dilampiri
d. Contok fisik atau gambar atau foto serta uraian dari desain industri
yang dimohonkan pendaftarannya
e. Surat kuasa khusus dalam hal permohonan diajukan melalui kuasa
f. Surat peryataan bahwa desain industri yang memohonkan
pendaftarannya adalah milik pemohon.

Syarat –Syarat Untuk Mendapatkan Tanggal Penerimaan Permohonan Pendaftaran Yang Harus
DipenuhiUntuk mendapatkan tanggal penerimaan sebagai tanggal diterimanya permohoan
minimal yang harus dipenuhi pemohon adalah

d. Mengisi formulir permohonan


e. Melampirkan contoh fisik atau gambar atau foto serta uraian dari desain
industri yang dimohonkan pendaftarannya
87
f. Membayar biaya permohonan

B. PATEN

Paten adalah hak eksklusif yang diberikan kepada inventor untuk melindungi invensinya
yang bermanfaat dibidang teknologi dalam jangka waktu tertentu atau memberikan
haknya kepada orang atau pihak lain untuk melaksanakannya.

Syarat memperoleh paten

d. Baru
e. Mengandung langka inventif
f. Dapat diterapkan di industri

Jenis paten

Ada dua jenis paten yaitu :


c. Paten sederhana
d. Paten biasa

Beberapa hal penting dalam menulis draf dokumen paten atau desain industri yang baik
antara lain :

1. Melakukan penelusuran paten-paten terkait dengan produk yang akan kita daftarkan atau
desain industri
2. Siapkan gambar desain yang akan kita daftarkan paten atau desain industri
3. Siapkan abstrak yang berisi latar belakang mengapa produk tersebut penting
4. Siapkan apa saja yang akan diklaim
5. Font yang digunakan untuk menulis draf paten desain industri adalah courierPS.

88
BAB 8

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (AMDAL)

Oleh : Dr. Kasmir,S.E.,M.M. dan Jakfaf, S.E., M.M.

A. PENGERTIAN AMDAL

Lingkungan hidup merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk ditelaah
sebelum suatu investasi atau usaha dijalankan. Sudah tentu telaah yang dilakukan untuk
mengetahui dampak yang ditimbulkan jika suatu investasi jadi dilakukan, baik dampak negatif
maupun yang berdampak positif. Dampak yang timbul ada yang langsung memengaruhi pada
saat kegiatan usaha/proyek dilakukan sekarang atau baru terlihat beberapa waktu kemudian di
masa yang akan datang. Dampak lingkungan hidup yang terjadi adalah berubahnya suatu
lingkungan dari bentuk aslinya seperti perubahan fisik kimia, biologi, atau sosial. Perubahan
lingkungan ini jika tidak diantisipasi dari awal akan merusak tatanan yang sudah ada, baik
terhadap fauna, flora, maupun manusia itu sendiri.

Oleh karena itu, sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan maka sebaiknya dilakukan
terlebih dahulu studi tentang dampak lingkungan yang bakal timbul, baik dampak sekarang
maupun mendatang. Studi ini di samping untuk mengetahui dampak yang bakal timbul, juga
mencarikan jalan keluar untuk mengatasi dampak tersebut. Studi inilah yang kita kenal dengan
nama analisis dampak lingkungan hidup (AMDAL).

Pengutamaan telaah AMDAL secara khusus meliputi dampak lingkungan di sekitarnya,


baik di dalam usaha atau proyek maupun di luar suatu proyek yang akan dijalankan. Arti
89
keberadaan suatu usaha atau proyek akan memengaruhi kegiatan-kegiatan yang berada di sekitar
rencana lokasi, baik dampak rencana usaha dan/atau kegiatan terhadap kegiatan-kegiatan yang
sudah ada sebaliknya maupun dampak kumulatif dari rencana usaha dan/atau kegiatan dan
kegiatan yang sudah ada terhadap lingkungan hidup.

B. DAMPAK YANG DITIMBULKAN

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa AMDAL merupakan salah satu bagian dari aspek studi
kelayakan bisnis. Artinya untuk melakukan suatu kegiatan usaha atau bisnis atau proyek, studi
mengenai AMDAL merupakan salah satu syarat kelayakan usaha tersebut. Perlunya dilakukan
studi AMDAL sebelum usaha dilakukan mengingat kegiatan-kegiatan investasi pada umumnya
akan mengubah lingkungan hidup. Oleh karena itu, menjadi penting untuk memerhatikan
komponen-komponen lingkungan hidup sebelum investasi dilakukan.

Adapun komponen lingkungan hidup yang harus dipertahankan dan dijaga serta dilestarikan
fungsinya antara lain:

a. Hutan lindung, hutan konservasi, dan cagar biosfer.

b. Sumber daya manusia.

c. Keanekaragaman hayati.

d. Kualitas udara.

e. Warisan alam dan warisan budaya.

f. Kenyamanan lingkungan hidup.

g. Nilai-nilai budaya yang berorientasi selaras dengan lingkungan hidup

C. TUJUAN DAN KEGUNAAN STUDI AMDAL

Tujuan AMDAL adalah menduga kemungkinan terjadinya dampak dari suatu rencana
usaha dan/atau kegiatan. Untuk mencapai tujuan ini penyusunan AMDAL harus didasarkan atau
sesuai dengan pedoman penyusunan studi AMDAL.

Hal-hal yang harus dilakukan dalam rangka mencapai tujuan studi AMDAL sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi semua rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan


terutama yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup.

90
b. Mengidentifikasi komponen-komponen lingkungan hidup yang akan terkena dampak
besar dan penting. Memprakirakan dan mengevaluasi rencana usaha dan/atau kegiatan
usaha yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup.

c. Merumuskan RKL dan RPL.

Adapun kegunaan dilaksanakannya studi AMDAL adalah:

a. Sebagai bahan bagi perencana dan pengelola usaha dan pembangunan wilayah.

b. Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup dari


rencana usaha dan/atau kegiatan.

c. Memberi masukan untuk penyusunan desain perinci teknis dari usaha dan/atau kegiatan.

d. Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan


hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan.

e. Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu rencana
usaha dan/atau kegiatan.

D. RONA LINGKUNGAN HIDUP

Sasaran utama dari AMDAL adalah untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup, Atau
dengan kata lain, untuk menjaga lingkungan hidup dari segala bentuk perusakan, pencemaran,
atau kegiatan yang merugikan kelestarian lingkungan hidup yang pada akhirnya akan merugikan
manusia itu sendiri. Dalam rangka menjaga dan menyelamatkan lingkungan hidup, maka perlu
dilakukan studi AMDAL yang benar.

Rona lingkungan hidup pada umumnya sangat beraneka ragam dalam bentuk, ukuran,
tujuan, sasaran, dan sebagainya. Rona lingkungan hidup juga berbeda menurut letak geografi,
keanekaragaman faktor lingkungan hidup, dan pengaruh manusia. Karena itu, kemungkinan
timbulnya dampak

lingkungan hidup pun berbeda-beda sesuai dengan rona lingkungan yang ada

E. PRAKIRAAN DAMPAK BESAR DAN PENTING

91
Dalam melakukan AMDAL perlu dijelaskan dampak besar dan penting yang bakal
timbul melalui perkiraan yang benar. Dampak besar dan terpenting dalam studi AMDAL
menurut pedoman penyusunan AMDAL hendaknya dimuat hal-hal sebagai berikut:

1. Prakiraan secara dampak usaha dan/atau kegiatan pada saat prakonstruksi, konstruksi operasi,
dan pascaoperasi terhadap lingkungan hidup. Telaah ini dilakukan dengan cara menganalisis
perbedaan antara kondisi kualitas lingkungan hidup yang diperkirakan dengan adanya usaha
dan/atau kegiatan, dan kondisi kualitas lingkungan hidup yang diprakirakan tanpa adanya
usaha dan/atau kegiatan dengan menggunakan metode prakiraan dampak.

2. Penentuan arti penting perubahan lingkungan hidup yang diprakirakan bagi masyarakat di
wilayah studi rencana usaha dan/atau kegiatan dan pemerintahan dengan mengacu pada
pedoman penentuan dampak besar dan penting.

3. Dalam melakukan telaah butir 1 dan 2 tersebut diperhatikan dampak yang bersifat langsung
dan/atau tidak langsung. Dampak langsung adalah dampak yang ditimbulkan secara langsung
oleh adanya usaha dan/atau kegiatan, sedangkan dampak tidak langsung adalah dampak yang
timbul sebagai akibat berubahnya suatu komponen lingkungan hidup dan/atau usaha atau
kegiatan primer oleh adanya rencana usaha dan/atau kegiatan dalam kaitan ini, maka perlu
diperhatikan

4. Mengingatusaha dan/atau kegiatan masih berada pada tahap pemilihan alternatif usaha atau
kegiatan (lokasi atau teknologi yang digunakan) sehubungan dengan AMDAL merupakan
komponen dari studi kelayakan, maka telaahan dilakukan untuk masing-masing alternatif.

5. Dalam melakukan analisis prakiraan dampak penting agar digunakan metode-metode formal
secara matematis. Penggunaan metode nonformal hanya dilakukan bila mana dalam
melakukan analisis tersebut tidak tersedia formula-formula matematis atau hanya dapat
didekati dengan metode nonformal.

F. EVALUASI DAMPAK BESAR DAN PENTING

Hasil evaluasi mengenai hasil telaahan dampak besar dan penting dari rencana usaha
dan/atau kegiatan ini selanjutnya menjadi masukan bagi instansi yang bertanggung jawab untuk
memutuskan kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan sebagaimana
dimaksud dalam PP No. 27 Tahun 1999.

a. Telaahan terhadap dampak besar dan penting Yang dimaksud dengan evaluasi dampak
yang bersifat holistis adalah telaahan secara totalitas terhadap beragam dampak besar
dan penting lingkungan hidup. Dengan sumber usaha dan/atau kegiatan penyebah
dampak beragam komponen lingkungan hidup yang terkena dampak penting tersebut
(baik positif maupun negatif) ditelaah sebagai saty kesatuan yang saling terkait dan

92
saling pengaruh dan memengaruhi, Sehingga diketahui sejauh mana pertimbangan
dampak besar dan penting yang bersifat positif dengan yang bersifat negatif.

b. Telaahan secara holistis atas berbagai komponen lingkungan hidup yang diprakirakan
mengalami perubahan yang mendasar. Telaahan inj dilakukan dengan menggunakan
metode-metode evaluasi yang lazim dan sesuai dengan kaidah metode evaluasi
dampak penting dalam AMDAL sesuai keperluannya.

c. Dampak-dampak besar dan penting yang dihasilkan dari evaluasi disajikan sebagai
dampak-dampak besar dan penting yang harus dikelola.

2. Telaahan sebagai dasar pengelolaan

1. Hubungan sebab akibat (kausatif) antara rencana usaha dan/atau kegiatan dan rona
lingkungan hidup dengan dampak positif dan negatif yang mungkin timbul misalnya,
mungkin saja dampak besar dan penting timbul dari rencana usaha dan/atau kegiatan
terhadap rona lingkungan, karena rencana usaha dan/atau kegiatan itu dilaksanakan
dilokasi yang terlalu padat manusia atau pada tingkat pendapatan dan pendidikan yang
terlampau rendah untuk teknologi yang tak sesuai dan sebagainya.

2. Ciri dampak penting ini juga perlu dikemukakan dengan jelas dalam arti apakah dampak
penting baik positif atau negatif akan berlangsung terus selama usaha dan/atau kegiatan
itu berlangsung nanti atau antara dampak-dampak yang satu dan yang lainnya akan
terdapat hubungan timbal balik yang antagonis dan sinergistik. Jika dimungkinkan
uraikan tentang kejelasan tentang ambang batas (misalnya: baku mutu lingkungan)
dampak besar dan penting mulai timbul apakah ambang batas tersebut akan mulai timbul
setelah rencana usaha dan/ atau kegiatan dilaksanakan atau akan terus berlangsung sejak
masa prakonstruksi dan akan berakhir bersama selesainya rencana usaha dan/atau
kegiatan atau mungkin akan terus berlangsung umpamanya Jebih dari satu generasi.

G. RUANG LINGKUP STUDI DAN METODE ANALISIS DATA

Rencana usaha dan/atau kegiatan penyebab dampak, terutama komponen langsung yang
berkaitan dengan dampak yang ditimbulkannya. Kondisi rona lingkungan hidup yang terkena
dampak lingkungan terutama komponen langsung yang terkena dampak yang ditimbulkannya.

Jenis-jenis kegiatan yang ada di sekitar rencana lokasi beserta dampakdampak yang
ditimbulkannya terhadap lingkungan hidup. Aspek-aspek yang diteliti sebagaimana yang
dimaksud pada butirbutir 1, 2, 3, 4 dimaksud mengacu pada hasil pelingkupan yang tertuang
dalam dokumen kerangka acuan untuk AMDAL. Penjelasan ini agar dilengkapi dengan peta
yang dapat menggambarkan lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan beserta kegiatan-kegiatan
yang berada di sekitarnya.
93
H. SISTEMATIKA PENYUSUNAN DOKUMEN AMDAL

Analisis dampak lingkungan hidup (AMDAL) perlu disusun secara Sistematis, sehingga
dapat:

6. Langsung mengemukakan masukan penting yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan,


perencanaan, dan pengelolaan rencana usaha dan/atau kegiatan.

7. Mudah dipahami isinya oleh semua pihak termasuk masyarakat, bila dipandang masyarakat,
dan mudah disarikan isinya pemuatan dalam media yang selama menyusun AMDAL.

8. Memuat uraian singkat tentang:

d. Rencana usaha dan/atau kegiatan dengan berbagai kemungkinan dampak besar dan
pentingnya, baik pada tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi, maupun pascaoperasi.

e. Keterangan mengenai kemungkinan adanya kesenjangan data informasi serta berbagai


kekurangan dan keterbatasan yang dihadapi selama menyusun AMDAL.

I. KEGUNAAN DAN KEPERLUAN RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

Kegunaan dan keperluan mengapa rencana usaha dan/atau kegiatan harus dilaksanakan
baik ditinjau dari segi kepentingan pemrakarsa maupun dari segi menunjang program
pembangunan.

9. Penentuan batas-batas lahan yang langsung akan digunakan oleh rencana usaha dan/atau
kegiatan harus dinyatakan dengan peta berskala memadai dan dapat memperlihatkan
hubungan tata kaitan dan tata letak antara lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan dengan
usaha dan/atau kegiatan lainnya seperti pemukiman (lingkungan hidup binaan manusia
umumnya) dan lingkungan hidup alami yang terdapat di sekitar rencana usaha dan/atau
kegiatan hutan lindung, cagar alam, suaka margasatwa, sumber mata air, sungai, dan
kawasan lindung lainnya yang terletak dekat lokasi harus diberikan tanda istimewa dalam
peta.

10. Hubungan antara lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan dengan jarak dan tersedianya
sumber daya air dan energi, sumber daya alam hayati, dan sumber daya alam nonhayati
serta sumber daya manusia yang di perlakukan oleh rencana usaha dan/atau kegiatan
setelah usaha dan/ atau kegiatan ini beroperasi. Hubungan ini perlu dikemukakan dalam
peta dengan skala memadai.

11. Alternatif usaha dan/atau kegiatan berdasarkan hasil studi kelayakan (misalnya: alternatif
lokasi, tata letak bangunan atau sarana pendukung, atau teknologi proses produksi) apabila
berdasarkan studi kelayakan terdapat beberapa alternatif lokasi usaha dan/atau kegiatan,
94
maka berikan uraian tentang masing-masing alternatif lokasi tersebut se-bagaimana
dimaksud pada butir 1 dan 2.

12. Tata letak usaha dan/atau kegiatan dilengkapi dengan peta, yang berskala memadai, yang
memuat informasi tentang letak bangunan dan struktur lainnya yang akan dibangun dalam
lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan serta hubungan bangunan dan struktur tersebut
dengan bangunan yang sudah ada di sekitar rencana usaha dan/atau

BAB 8

KAJIAN ASPEK LINGKUNGAN HIDUP


Oleh : Dr. Dedi Purwana E.S., M.Bus dan Drs. Nurdin Hidayat, M.M., M.Si.

A. CAPAIAN BELAJAR

Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu:

1. Menjelaskan pengertian dampak lingkungan hidup.


2. Menjelaskan pengertian rona lingkungan hidup dalam AMDAL.
3. Memahami metode dan teknik prakiraan AMDAL.
4. Menjelaskan ruang lingkup dan metode analisis data dalam AMDAL.
5. Memahami sistematika penyusunan dokumen AMDAL.

B. PENGERTIAN ASPEK LINGKUNGAN HIDUP

Penyusun studi kelayakan bisnis perlu melakukan kajian aspek lingkungan hidup terkait
rencana lokasi bisnis baru. Analisis aspek lingkungan hidup dilakukan untuk mengetahui dampak
positif dan negatif yang ditimbulkan baik langsung maupun tidak langsung. Kajian lingkungan
hidup bertujuan pula untuk mencarikan jalan keluar sekaligus mengatasi dampak tersebut.
Dampak lingkungan hidup yang lingkungan dari bentuk aslinya seperti perubahan fisik kimia,
biologi, atau sosial. Perubahan lingkungan jika

95
C. RONA LINGKUNGAN HIDUP .

Sasaran utama AMDAL adalah menjaga kelestarian lingkungan hidup dari segala bentuk
perusakan, pencemaran, atau kegiatan yang merugikan kelestarian lingkungan hidup. Dalam
rangka menjaga dan menyelamatkan jingkungan hidup, maka perlu dilakukan studi AMDAL
yang benar. Rona lingkungan hidup beraneka ragam dalam bentuk, ukuran, tujuan, sasaran, dan
sebagainya. Rona lingkungan hidup dapat dibedakan menurut letak geografi, keanekaragaman
faktor lingkungan hidup, dan pengaruh manusia. Oleh karena itu, kemungkinan timbulnya
dampak jingkungan hidup berbeda-beda sesuai dengan rona lingkungan yang ada.

Hal-hal yang perlu dicermati dalam rona lingkungan hidup adalah sebagai berikut:

1. Wilayah studi rencana usaha.


Perlu mendapat perhatian terhadap komponen-komponen lingkungan hidup yang
berpotensi terkena dampak penting usaha dan memiliki arti baik ekonomi maupun
ekologis.
2. Kondisi kualitatif dan kuantitatif dari berbagai sumber daya alam yang ada di
wilayah studi rencana usaha baik yang sudah dan yang akan dimanfaatkan
maupun yang masih dalam bentuk potensi, penyajian kondisi sumber daya alam.
Kondisi tersebut perlu dikemukakan dalam bentuk peta dengan skala memadai
dan dilengkapi dengan diagram gambar, grafik, atau foto.

D. PRAKIRAAN AMDAL

Dampak besar dalam studi AMDAL menurut pedoman penyusunan AMDAL hendaknya
dimuat hal-hal sebagai berikut:

1. Prakiraan secara dampak usaha pada saat prakonstruksi, konstruksi operasi, dan
pascaoperasi terhadap lingkungan hidup. Telaah ini dilakukan dengan cara menganalisis
perbedaan antara kondisi kualitas lingkungan hidup yang diperkirakan dengan adanya
usaha dan kondisi kualitas lingkungan hidup yang diprakirakan tanpa adanya usaha dan/
atau kegiatan dengan menggunakan metode prakiraan dampak.
2. Penentuan arti penting perubahan lingkungan hidup yang diprakirakan bagi masyarakat di
wilayah studi rencana usaha dan pemerintahan dengan mengacu pada pedoman
penentuan dampak besar dan penting.
3. Dalam melakukan telaah butir 1 dan 2 tersebut diperhatikan dampak yang bersifat
langsung dan/atau tidak langsung. Dampak langsung adalah dampak yang ditimbulkan
secara langsung oleh adanya usaha. Sedangkan dampak tidak langsung adalah dampak
yang timbul sebagai akibat berubahnya suatu komponen lingkungan hidup dan/ atau
usaha atau kegiatan primer oleh adanya rencana-rencana usaha. Dalam kaitan ini perlu
diperhatikan mekanisme aliran dampak pada berbagai komponen lingkungan sebagai
berikut:

96
a. Kegiatan menimbulkan dampak penting yang bersifat langsung pada komponen
sosial.
b. Kegiatan menimbulkan dampak penting yang bersifat langsung pada komponen
fisik kimia kemudian menimbulkan rangkaian

E. RUANG LINGKUP STUDI DAN METODE ANALISIS DATA

1. Ruang Lingkup Studi

Ruang lingkup studi meliputi dampak besar penting yang ditelaah, yakni:

a. Rencana usaha dan/atau kegiatan penyebab dampak, terutama komponen langsung


yang berkaitan dengan dampak yang ditimbulkannya.
b. Kondisi rona lingkungan hidup yang terkena dampak lingkungan terutama komponen
langsung yang terkena dampak yang ditimbulkannya.
c. Jenis-jenis kegiatan yang ada di sekitar rencana lokasi beserta dampakdampak yang
ditimbulkannya terhadap lingkungan hidup.
d. Aspek-aspek yang diteliti sebagaimana yang dimaksud pada butirbutir a, b, c, d
dimaksud mengacu pada hasil pelingkupan yang tertuang dalam dokumen kerangka
acuan untuk AMDAL.

Penjelasan ini agar dilengkapi dengan peta yang dapat menggambarkan lokasi rencana usaha
beserta kegiatan-kegiatan yang berada di sekitarnya.

F. SISTEMATIKA PENYUSUNAN DOKUMEN AMDAL

Analisis Dampak Lingkungan Hidup (AMDAIL) perlu disusun secara gsiernatis,


sehingga dapat

1. Langsung mengemukakan masukan penting yang bermanfaat bagi pengambilan


keputusan, perencanaan, dan pengelolaan.
2. Mudah dipahami isinya oleh semua pihak termasuk masyarakat.
3. Memuat uraian singkat tentang: Rencana usaha dengan berbagai kemungkinan dampak
besar dan pentingnya, baik pada tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi, maupun
pascaoperasi

97
BAB II
PEMBAHASAN

Kekurangan Kelebihan

Penggunaan warna serta  Penggunaan bahasa, dan kedalaman materi yang cocok untuk
ilustrasi gambar yang diajarkan pada mahasiswa
masih memiliki kualitas  Disertai dengan pendahuluan, mempermudah dalam melihat peta
rendah sehingga kurang pembahsan dalam setiap subbab
menarik  Diakhiri dengan rangkuman sub-bab yang memudahkan pembaca
dalam mengambil intisari dari materi
 Disertai dengan tabel dan rumus
 Memiliki contoh sopal yang dapat mempermudah pemahaman
pembaca
 Terdapat soal latihan untuk melatih pemahaman

98
BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Bahwa critical book inimerupakan kegiatan untuk mengkritisi buku untuk mengetahui
kelemahan dan kelebihan dalam buku, baik dalam sistematika pemulisan, penggunaan
bahasa,isi materi dan tampilan buku. Hal tersebut dilakukan agar buku yang dikritik dapat
direvisi agar menjadi buku yang lebih baik lagi.

B. Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna serta minimnya sumber yang
dimilki penulis, maka penulis akan selalu menerima kritik dan saran yang membangun untuk
menjadikan critical buku ini menjadi lebih baik. Untuk saran bisa berisi kritik atau saran
terhadap penulisan juga bisa menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan critical buku
yang telah dijelaskan.

99
DAFTAR PUSTAKA

Dr.Kasmir & Jakfar.Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta : Kencana. 2003

Purwana, Dedi & Nurdin Hidayat. Sudi Kelayakan Bisnis. Depok : Pt. RajaGrafindo Persada.
2018

Tontowi, Alva Edy. Desain Produk Inovatif & Inkubasi Bisnis Kompetitif. Gajah Mda University
Pers. Palgading: 2016

100

Anda mungkin juga menyukai