Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

BIAYA RELEVAN

OLEH:

NAMA: NIM:

1. HAPIPAH DAMAYANTI SIREGAR 1740100108


2. NURASIA RITONGA 1740100087

DOSEN PENGAMPU:

PUTRI BUNGA MEILIANA DAULAY, SE., M.Si.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PADANGSIDIMPUAN

TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan
rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
kami yang berjudul BIAYA RELEVAN ini dengan baik.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
AKUNTANSI MANAJEMEN dan diharapkan dapat membantu kami dalam
memperdalam strategi untuk menumbuhkan kreativitas. Selain itu, makalah ini
diharapkan dapat menjadi bacaan yang bermanfaat bagi para pembaca agar
mempunyai kreativitas yang tinggi.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, saran dan kritik yang
membangun perbaikan makalah ini sangat penulis harapkan dari pembaca, guna
untuk memperbaiki dan meningkatkan pembuatan makalah atau tugas lainnya
pada waktu yang akan datang.

Padangsidimpuan, 07 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Biaya Relevan


B. Pengambilan Keputusan
C. Keputusan Menerima Atau Menolak Suatu Pesanan Khusus
D. Keputusan Memproduksi Sendiri Atau Membeli Dari Luar
E. Keputusan Memberhentikan Atau Tetap Menjalankan Suatu
Departemen/Produk

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan reaksi suatu jenis biaya terhadap perubahan aktivitas


perusahaan maka biaya di dalam suatu perusahaan manufaktur dapat
dikelompokkan menjadi biaya variabel dan biaya tetap.

Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya akan berfluktuasi sejalan


dengan perubahan tingkat aktivitas perusahaan, sedangkan biaya tetap adalah
biaya yang relative tidak berubah walaupun terjadi perubahan volume aktivitas
perusahaan.

Perbedaan perilaku kedua kelompok biaya tersebut dapat digunakan dan


bermanfaat untuk berbagai macam persoalan yang dihadapi perusahaan.
Beberapa persoalan yang dihadapi perusahaan dapat diselesaikan dengan
mempergunakan dan memanfaatkan perbedaan perilaku di antara biaya-biaya
yang dimiliki perusahaan. Salah satu metode yang digunakan adalah dengan
menggunakan analisis biaya diferensial.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan biaya relevan?
2. Bagaimana cara mengambil keputusan dalam biaya relevan?
3. Bagaimana cara mengambil keputusan menerima atau menolak suatu
pesanan khusus?
4. Bagaimana cara mengambil keputusan memproduksi sendiri atau
membeli dari luar?
5. Bagaimana cara mengambil keputusan memberhentikan atau tetap
menjalankan suatu departemen/produk?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian biaya relevan!
2. Untuk mengetahui cara mengambil keputusan dalam biaya relevan!
3. Untuk mengetahui cara mengambil keputusan menerima atau menolak
suatu pesanan khusus!
4. Untuk mengetahui cara mengambil keputusan memproduksi sendiri
atau membeli dari luar!
5. Untuk mengetahui cara mengambil keputusan memberhentikan atau
tetap menjalankan suatu departemen/produk!
BAB II

PEMBAHASAN

A. Biaya Relevan

Biaya relevan (relevan cost) adalah biaya dikeluarkan pada masa yang
akan datang, berbeda untuk setiap pilihan yang tersedia bagi pengambilan
keputusan. Biaya yang tidak berbeda untuk setiap pilihan yang tersedia bagi
pengambilan keputusan merupakan biaya yang tidak relevan karena pilihan
tersebut tidak memengaruhi biaya.1 Contohnya dalam pemilihan tentang mobil
mana yang akan dibeli konsumen dapat mengabaikan biaya perizinan dan
pengeluaran lain jika biaya tersebut besarnya sama untuk semua mobil.
Demikian pula, biaya yang sudah terjadi atau merupakan biaya yang tidak
relevan, keputusan tersebut tidak akan memengaruhi biaya-biaya ini. Jadi,
biaya dari mobil yang dimiliki oleh pembeli sekarang tidak relevan. Biaya
yang relevan untuk mobil lama hanyalah biaya yang akan datang nilai tukar
potensial mobil lama. Aturan bagi pengambil keputusan adalah “hanya biaya-
biaya yang akan datang dan berbeda diantara berbagai pilihan yang relevan
untuk keputusan.

Biaya relevan adalah data biaya yang diharapkan di masa akan datang
yang berbeda dalam beberapa alternatif keputusan atau biaya relevan
merupakan biaya terkait dengan keputusan operasional. Misalnya, perusahaan
yang memproduksi komponen produk seperti kancing yang menggunakan
mesin dan peralatan produksi khusus maka Biaya Overhead Pabrik (BOP)
tetap akan menjadi beban untuk perusahaan baik perusahaan membeli atau
membuat sendiri komponen tersebut.2

Biaya diferensial atau biaya relevan sering pula disebut sebagai biaya
marjinal atau biaya inkremental. Biaya diferensial merupakan berbagai macam

1
Nyoman Mariantha, Manajemen Biaya, (Jakarta: Celebes Media Perkasa, 2018), hlm.
41.
2
Ibid., hlm. 43.
kemungkinan yang dapat terjadi dan dapat digunakan perusahaan dalam
menghitung biaya yang akan dikeluarkan perusahaan. Berbagai macam
kemungkinan biaya ini dapat digunakan oleh manajemen suatu perusahaan
untuk menyelesaikan beberapa persoalan yang dihadapi oleh perusahaan.3

Suatu data dikategorikan sebagai data relevan jika data tersebut


memberikan pengaruh berbeda dalam alternatif keputusan. Biaya relevan
(relevant cost) adalah suatu konsep biaya yang dapat digunakan dalam
keputusan tertentu yang berhubungan dengan alternatif yang akan dipilih. 4
Dua kriteria biaya relevan adalah:

1. Diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Dari sisi
pandang ini biaya relevan merupakan biaya-biaya taksiran.
2. Berbeda di antara berbagai alternatif yang dipertimbangkan. Suatu
biaya dapat dikategorikan sebagai biaya relevan jika sudah menjadi
unsur masuk dalam sebagai item yang diperbandingkan diantara
alternatif yang tersedia.

B. Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan dengan menggunakan konsep biaya relevan


umumnya digunakan untuk keputusan tingkat taktis sebagai penjabaran dari
keputusan strategis dari manajemen puncak. Pemahaman mengenai konsep
biaya relevan ini terutama bermanfaat dalam aplikasi pemilihan alternatif
keputusan dari berbagai alternatif yang tersedia. Termasuk di dalamnya adalah
keputusan untuk membeli atau membuat sendiri, pesanan khusus, menutup
atau mempertahankan atau mengembangkan segmen bisnis, memproses lebih
lanjut atau tidak, dan sebagainya. keputusan-keputusan kontroversial
umumnya berhubungan dengan alternatif sisi pandang harga pokok variabel

3
Rudianto, Akuntansi Manajemen: Informasi Untuk Pengambilan Keputusan
Manajemen, (Jakarta: Grasindo, 2017), hlm. 64.
4
L.M. Samryn, Akuntansi Manajemen: Informasi Biaya Untuk Mengendalikan Aktivitas
Operasi dan Informasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), hlm. 324.
dan turunannya terhadap laporan-laporan laba rugi yang disajikan dengan
pendekatan harga pokok penuh.

Langkah-langkah keputusan taktis dengan konsep biaya relevan dapat


diurutkan sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi dan menetapkan masalah. Misalnya sebuah


perusahaan menghadapi masalah kebutuhan meningkatkan volume
produksi untuk mengatasi permintaan yang meningkat.
2. Mengidentifikasi alternatif-alternatif pemecahan masalah yang
mungkin mengeliminasi alternatif yang secara jelas tidak fisibel.
Sebagai contoh alternatif, misalnya:
Alternatif 1: Membangun tambahan fasilitas baru
Alternatif 2: Menyewa tambahan fasilitas
Alternatif 3: Menyewa ruang gudang
Alternatif 4: Membeli mesin baru yang berkapasitas lebih besar,
sambil menyewakan mesin yang lama
Alternatif 5: Membeli barang dagangan dari luar
3. Mengidentifikasi biaya-biaya keuntungan yang berhubungan dengan
tiap alternatif yang fisibel. Mengelompokkan biaya-biaya dan
keuntungan sebagai unsur relevan dan mengeliminasi faktor-faktor
yang tidak relevan dari pertimbangan. Misalnya lebih spesifik
dipertimbangkan alternatif 4, membeli mesin baru yang berkapasitas
lebih besar, sambil menyewakan kembali mesin yang ada sekarang.
Alternatif 5 membeli barang dagangan dari luar.
4. Menjumlahkan biaya dan keuntungan yang relevan untuk tiap
alternatif keputusan.
5. Menilai faktor-faktor kualitatif.
6. Membuat keputusan dengan memilih alternatif yang memberikan
keuntungan paling besar.5

5
Ibid., hlm. 322-323.
C. Keputusan Menerima Atau Menolak Suatu Pesanan Khusus

Terkadang perusahaan yang masih berproduksi dibawah kapasitas


terpasang, menerima pesanan tambahan dari pelanggan. Volume produksi
semula sebelum pesanan tambahan itu datang, dijual dengan harga tertentu.
Tetapi kemudian pada saat datang pesanan tambahan tersebut, pelanggan
menawar dengan harga dibawah harga jual semula. Tentu saja pihak
manajemen perusahaan memiliki pilihan untuk menerima atau menolak
pesanan tersebut, karena harga yang diminta pelanggan dibawah harga jual
normal. Tetapi, pihak perusahaan juga memiliki pilihan untuk menerima
pesanan tersebut karena perusahaan belum bekerja sesuai dengan kapasitas
terpasang. Perusahaan memiliki peluang untuk memanfaatkan mesinnya
sesuai dengan kapasitas optimal. Persoalannya adalah pada harga jual. Jika
perusahaan menghadapi kasus seperti itu maka perusahaan dapat
mempergunakan analisis biaya diferensial (biaya relevan) untuk
menyelesaikan persoalan seperti itu.

Contoh soal:

Kapasitas produksi PT. Jaguar per bulan adalah sebesar 18.000 unit. Pada
bulan Januari 2002, perusahaan telah memproduksi dan menjual 10.000 unit
dari produksinya dengan harga Rp 14.000 per unit. Biaya yang dikeluarkan
untuk memproduksi 10.000 unit tersebut adalah sebagai berikut:

Biaya bahan baku langsung Rp 20.000.000


Biaya tenaga kerja langsung Rp 35.000.000
Biaya overhead variabel Rp 15.000.000
Biaya overhead tetap Rp 24.000.000
Biaya pemasaran variabel Rp 10.000.000
Biaya pemasaran tetap Rp 4.000.000
Biaya administrasi Rp 9.000.000
Total Rp 117.000.000
Setelah menjual 10.000 unit produknya, salah satu langganan PT. Jaguar,
yaitu PT. Lion pada akhir bulan januari 2002 mengajukan penawaran
pembelian sebanyak 6.000 unit produk PT. Jaguar dengan harga Rp 10.000
per unit. Bisakah tawaran tersebut diterima? mengapa?

Untuk memproduksi 10.000 unit produknya, PT. Jaguar mengeluarkan


biaya total sebesar Rp 117.000.000, jika perusahaan menghitung total
pengeluaran sebagai dasar untuk menghitung per unitnya maka akan diperoleh
nilai sebesar Rp 11.700 per unit (Rp 117.000.000 : 10.000 unit). Jika
menggunakan dasar perhitungan seperti itu maka penawaran harga sebesar Rp
10.000 per unit dari PT. Lion jelas tidak dapat diterima.

Tetapi, pihak manajemen PT. Jaguar dapat menggunakan analisis biaya


diferensial untuk dasar pertimbangan menerima atau menolak pesanan
tambahan dari PT. Lion tersebut. Dari total biaya sebesar Rp 117.000.000
yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi 10.000 unit produk,
perusahaan mengeluarkan biaya variabel sebesar Rp 80.000.000 dan biaya
tetap sebesar Rp 37.000.000. Biaya tetap sebesar Rp 37.000.000 itu adalah
biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk kapasitas produksi sebesar
18.000 unit per bulan, sedangkan pada bulan januari 2002, PT. Jaguar baru
memproduksi sebesar 10.000 unit. Jika kemudian volume produksi perusahaan
itu dinaikkan menjadi 18.000 unit untuk bulan januari maka perusahaan tidak
perlu mengeluarkan biaya tetap tambahan lagi. Oleh karena itu, untuk
tambahan produksi di bulan januari sebesar 6.000 unit, perusahaan tidak perlu
menambah biaya tetap yang dikeluarkannya, karena hanya menggunakan
kapasitas produksi yang menganggur. Perusahaan cukup mengeluarkan biaya
variabel saja untuk memproduksi 6.000 unit tambahan tersebut. Untuk
memproduksi 10.000 unit yang pertama, perusahaan mengeluarkan biaya
variabel total sebesar Rp 80.000.000 itu berarti biaya variabel per unitnya
adalah sebesar Rp 8.000 dan untuk pesanan tambahan sebanyak 6.000 unit
tersebut, PT. Jaguar cukup mengeluarkan biaya tambahan sebesar Rp
48.000.000 (6.000 unit x Rp 8.000). Jadi, pada dasarnya suatu pesanan
tambahan dengan harga yang lebih rendah yang diterima perusahaan, selama
dapat menghasilkan marjin kontribusi (selisih antara harga jual dengan biaya
variabelnya) positif maka pesanan tambahan tersebut dapat diterima. Dalam
kasus di atas maka marjin kontribusi yang diterima perusahaan adalah sebesar
Rp 2.000 per unit (Rp 10.000-Rp 8.000). Perhitungan laba rugi berikut ini
mungkin dapat memperjelas bahwa keputusan untuk menerima pembelian
6.000 unit tambahan tersebut adalah tepat.

Penjualan Penjualan Penjualan


Keterangan Semula Tambahan Total
(10.000 unit) (6.000 unit) (16.000 unit)
Penjualan 140.000.000 60.000.000 200.000.000
Biaya bahan langsung 20.000.000 12.000.000 32.000.000
Biaya tenaga kerja langsung 35.000.000 21.000.000 56.000.000
Biaya overhead variabel 15.000.000 9.000.000 24.000.000
Biaya overhead tetap 24.000.000 - 24.000.000
Biaya pemasaran variabel 10.000.000 6.000.000 16.000.000
Biaya pemasaran tetap 4.000.000 - 4.000.000
Biaya administrasi tetap 9.000.000 - 9.000.000
Laba usaha 23.000.000 12.000.000 35.000.000

Jadi, jelas bahwa keputusan untuk menjual 6.000 unit produk tambahan
dengan harga jual yang lebih rendah tersebut adalah tepat, karena baik nilai
marjin kontribusinya itu positif maupun perolehan laba totalnya tetap
bertambah besar.

D. Keputusan Memproduksi Sendiri Atau Membeli Dari Luar

Keputusan untuk membeli atau membuat mencakup perbandingan antara


dua alternatif yaitu membuat sendiri dalam pabriknya atau membeli dari
supplier luar. Biaya relevan dengan keputusan membeli adalah harga beli per
unit, sedangkan biaya relevan dengan keputusan membuat sendiri meliputi
biaya produksi variabel, biaya tetap yang dapat dihindarkan, biaya peluang.

Agar produk jadi sampai ditangan konsumen, ada beberapa langkah yang
harus dijalani:
1. Pertama, bahan baku diperoleh baik melalui penambangan,
pengobaran, menanam atau memelihara hewan dan sebagainya.
2. Kedua, bahan baku ini harus diproses untuk dibersihkan dan disiapkan
agar menjadi bahan yang berguna dan sesuai dengan kebutuhan.
3. Ketiga, bahan-bahan tersebut harus melalui proses pabrikasi
pendahuluan sebelum digunakan sebagai bagian dari barang jadi.
4. Keempat, proses manufaktur aktual produk jadi dilakukan.
5. Akhirnya, barang jadi didistribusikan kepada konsumen akhir, seluruh
tahapan ini disebut value chain (rantai nilai).6

Umumnya sebuah perusahaan manufaktur adalah membeli bahan baku dan


kemudian memprosesnya menjadi produk jadi. Artinya, sebuah perusahaan
manufaktur memang memiliki kegiatan utama memproduksi suatu jenis
produk tertentu. Tetapi, adakalanya sebuah perusahaan manufaktur
dihadapkan pada suatu pilihan untuk memproduksi sendiri produknya seperti
semula atau membeli kepada pihak lain. Pilihan membeli kepada pihak lain
tersebut muncul karena beberapa penyebab. Misalnya, karena harga beli dari
perusahaan lain lebih murah, kapasitas produksi perusahaan sulit untuk
ditambah dan sebagainya. Jika kondisi seperti itu yang dihadapi perusahaan
maka perusahaan dapat mempergunakan analisis biaya diferensial sebagai
metode untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Contoh Soal:

Kapasitas produksi PT. Sejahtera adalah sebesar 100.000 unit per tahun.
Pada akhir bulan Oktober 2002, perusahaan ini mengikat kontrak penjualan
dengan Departemen Pertanian RI untuk menjual produknya sebanyak 100.000
unit dengan harga Rp 15.000 per unit selama tahun 2003 mendatang. Taksiran
biaya yang akan dikeluarkan untuk memproduksi 100.000 unit tersebut
adalah sebagai berikut:

6
Nyoman Mariantha, Manajemen Biaya, (Jakarta: Celebes Media Perkasa, 2018), hlm.
44.
Biaya bahan baku langsung Rp 200.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 350.000.000
Biaya overhead variabel Rp 150.000.000
Biaya overhead tetap Rp 240.000.000
Biaya pemasaran variabel Rp 100.000.000
Biaya pemasaran tetap Rp 40.000.000
Biaya administrasi Rp 90.000.000
Total Rp 1.170.000.000
PT. Damai, sebuah perusahaan yang memproduksi produk yang sama
dengan PT. Sejahtera, menawarkan menjual produknya kepada PT. Sejahtera
dengan harga Rp 9.500 per unitnya. Jika tawaran ini diterima, PT. Sejahtera
tinggal membelinya dari PT. Damai dan menjualnya kepada Departemen
Pertanian.

Keputusan apakah sebaiknya yang harus diambil oleh manajemen PT.


Sejahtera, membeli dari PT. Damai atau memproduksi sendiri produk
tersebut? mengapa?

Jika manajemen PT. Sejahtera menghitung biaya yang akan dikeluarkan


memiliki perilaku yang sama semuanya maka manajemen perusahaan
tersebut akan menghitung bahwa biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan
100.000 unit produk tersebut adalah sebesar Rp 11.700 per unit (Rp
1.170.000.000 : 100.000 unit), sehingga tawaran dari PT. Damai barang yang
sama dengan kualitas yang sama dengan harga Rp 9.500 per unit terlihat jauh
lebih menguntungkan. Bahkan, jika PT. Sejahtera memilih untuk membeli
dari PT. Damai, manajemen perusahaan tersebut tidak perlu membuang
energi untuk memproduksi barang tersebut. Perusahaan tinggal membelinya
dari PT. Damai dan menjualnya kepada Departemen Pertanian.

Tetapi persoalannya, tidak semua biaya memiliki perilaku yang sama.


Biaya-biaya variabel yang seharusnya menjadi tanggungan PT. Sejahtera
memang dapat dihindarkan jika perusahaan tersebut memutuskan untuk
membelinya dari PT. Damai. Tetapi, biaya-biaya tetap tidak bisa dihindarkan
walaupun perusahaan memutuskan menghentikan produksinya dan membeli
dari PT. Damai. Biaya-biaya tetap tersebut tetap menjadi tanggungan
perusahaan, baik perusahaan memproduksi sendiri produknya ataupun
membeli produknya dari pihak lain.

Keterangan Memproduksi Membeli dari


sendiri pihak lain
Penjualan 1.500.000.000 1.500.000.000
Biaya bahan langsung 200.000.000 0,00
Biaya tenaga kerja langsung 350.000.000 0,00
Biaya overhead variabel 150.000.000 0,00
Biaya overhead tetap 240.000.000 240.000.000
Biaya pemasaran variabel 100.000.000 0,00
Biaya pemasaran tetap 40.000.000 40.000.000
Biaya administrasi tetap 90.000.000 90.000.000
Pembelian produk - 950.000.000
Laba usaha 330.000.000 180.000.000

Dari table perhitungan di atas terlihat bahwa jika PT. Sejahtera


memproduksi sendiri produknya dan menjualnya dengan harga Rp 15.000 per
unit, akan menghasilkan laba usaha sebesar Rp 330.000.000, sedangkan jika
PT. Sejahtera membelinya dari PT. Damai dengan harga Rp 9.500 per unit,
hanya akan menghasilkan laba usaha sebesar Rp 180.000.000. Hal itu terjadi
karena PT. Sejahtera masih harus menanggung seluruh biaya tetap yang ada
ditambah harus membeli produk jadinya dari PT. Damai dengan total sebesar
Rp 950.000.000 (Rp 9.500 x 100.000 unit). Laba usaha sebesar Rp
180.000.000 akan diperoleh jika PT. Sejahtera memutuskan untuk membeli
dari PT. Damai dan tidak mempergunakan sama sekali mesin dan fasilitas
produksi yang dimilikinya. Dengan asumsi seperti itu berarti pilihan untuk
memproduksi sendiri produknya tetap lebih menguntungkan perusahaan.

Perhitungan komparatif di atas didasarkan pada asumsi bahwa mesin yang


dimiliki perusahaan tidak dimanfaatkan sama sekali kalau perusahaan
memutuskan untuk membeli dari pihak lain. Tetapi, perusahaan memiliki
beberapa alternatif yang dapat diambil untuk memanfaatkan fasilitas
produksinya tersebut.7

E. Keputusan Memberhentikan Atau Tetap Menjalankan Suatu


Departemen/Produk

Adakalanya perusahaan dihadapkan pada situasi dimana aktivitas operasi


mengalami kerugian terus dan tidak bisa dihindarkan. Kerugian yang terjadi
diakibatkan oleh berbagai faktor yang tidak dapat dikendalikan langsung oleh
perusahaan, seperti tingkat persaingan yang tinggi, kegagalan perusahaan
meningkatkan pangsa pasarnya, harga jual produk perusahaan yang terlalu
tinggi, daya beli masyarakat yang rendah dan berbagai faktor lainnya.

Berbagai faktor tersebut dapat mengakibatkan perusahaan mengalami


kerugian usaha yang tidak dapat diatasi dalam waktu singkat, sehingga pihak
manajemen mulai mempertimbangkan untuk menutup operasinya untuk
sementara di wilayah pemasaran tertentu akibat kerugian yang dialami
tersebut.

Tetapi, menutup operasi disuatu wilayah pemasaran tertentu, khususnya


dalam jangka pendek tidak selalu merupakan pilihan yang paling
menguntungkan buat perusahaan. Karena, perusahan harus menanggung biaya
tetap di dalam suatu periode tertentu walaupun sktivitas usaha dihentikan
untuk jangka waktu tertentu. Lain halnya kalau perusahaan menutup usaha
secara permanen dan melikuidasi seluruh asetnya.8

7
Rudianto, Akuntansi Manajemen: Informasi Untuk Pengambilan Keputusan
Manajemen, (Jakarta: Grasindo, 2017), hlm. 73-76.
8
Ibid., hlm. 80.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Biaya relevan adalah data biaya yang diharapkan di masa akan datang
yang berbeda dalam beberapa alternatif keputusan atau biaya relevan
merupakan biaya terkait dengan keputusan operasional. Misalnya, perusahaan
yang memproduksi komponen produk seperti kancing yang menggunakan
mesin dan peralatan produksi khusus maka Biaya Overhead Pabrik (BOP)
tetap akan menjadi beban untuk perusahaan baik perusahaan membeli atau
membuat sendiri komponen tersebut.

Pemahaman mengenai konsep biaya relevan ini terutama bermanfaat


dalam aplikasi pemilihan alternatif keputusan dari berbagai alternatif yang
tersedia. Termasuk di dalamnya adalah keputusan untuk membeli atau
membuat sendiri, pesanan khusus, menutup atau mempertahankan atau
mengembangkan segmen bisnis, memproses lebih lanjut atau tidak, dan
sebagainya.

Perusahaan memiliki peluang untuk memanfaatkan mesinnya sesuai


dengan kapasitas optimal. Persoalannya adalah pada harga jual. Jika
perusahaan menghadapi kasus seperti itu maka perusahaan dapat
mempergunakan analisis biaya diferensial (biaya relevan) untuk
menyelesaikan persoalan seperti itu.

B. Saran

Kami sebagai penulis menyarankan kepada pembaca agar lebih


memperdalam ilmu tentang Biaya Relevan ini dan segala aspek-aspek yang
terkandung di dalamnya agar lebih mengetahuinya dengan jelas dan dapat
memilah-milahnya dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Mariantha, Nyoman. 2018. Manajemen Biaya. Jakarta: Celebes Media Perkasa

Rudianto. 2017. Akuntansi Manajemen: Informasi Untuk Pengambilan Keputusan


Manajemen. Jakarta: Grasindo

Samryn, L.M. 2012. Akuntasi Manajemen: Informasi Biaya Untuk


Mengendalikan Aktivitas Operasi dan Informasi. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group

Anda mungkin juga menyukai