Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

GANGLION

Disusun oleh :

Dina Sophia (1602015)

Patricia Yunita D A (1602044)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA

2019

1
KATA PENGANTAR

Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan perlindungan-
Nya terutama penyertaanya, kesehatan dan kesempatan sehingga kami dapat
menyusun makalah dengan judul “GANGLION”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, terdapat banyak hambatan
yang dihadapi, namun dengan ketabahan dan kerja keras kami serta dengan
bantuan dari teman-teman sehingga Puji Tuhan segala suatu dapat teratasi.

Kritik dan saran semua pihak akan kami terima dengan senang hati demi
kesempurnaan makalah kami.

Yogyakarta, 19 Maret 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………… 2
DAFTAR ISI….………………..………………………………….. 3
BAB I PENDAHULUAN……..………………………………….. 4
A. LATAR BELAKANG..……………………………………. 4
B. RUMUSAN MASALAH .………………………………… 5
C. TUJUAN…………………………………………………… 5
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………… 7
A. KONSEP MEDIS................................................................... 7
1. DEFINISI GANGLION.................................................... 7
2. ANATOMI FISIOLOGI GANGLION............................. 7
3. EPIDEMIOLOGI GANGLION..…….............................. 8
4. ETIOLOGI GANGLION….............................................. 8
5. KLASIFIKASI GANGLION.……................................... 9
6. MANIFESTASI KLINIS GANGLION............................ 9
7. PATOFISIOLOGI GANGLION...................................... 10
8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK GANGLION.…......... 12
9. PENATALAKSANAAN GANGLION............................ 12
10. KOMPLIKASI GANGLION............................................ 13
11. PENCEGAHAN GANGLION......................................... 14
12. PROGNOSIS GANGLION............................................... 14
13. ETIK LEGAL..……….…………………………………. 15
B. KONSEP KEPERAWATAN................................................ 16
1. PENGKAJIAN.................................................................. 16
2. DIAGNOSIS KEPERAWATAN….……………………. 17
3. RENCANA KEPERAWA.TAN……................................ 17
BAB III PENUTUP……………………………..…………………. 20
DAFTAR PUSTAKA
SAP
JURNAL

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagian besar masyarakat memiliki anggapan yang kurang tepat bahwa
semua nyeri sendi diakibatkan oleh penyakit reumatik atau asam urat.
Anggapan yang salah akan menyebabkan salah diagnosis dan salah
pengobatan. Oleh sebab itu, tidak mengherankan apabila cukup banyak
nyeri sendi yang tidak sembuh meskipun telah memperoleh pengobatan
dari dokter, karena didasarkan pada diagnosis dan pengobatan yang salah.
Pendapat bahwa nyeri sendi berarti penyakit reumatik dan asam urat mulai
di tinggalkan. Ada banyak penyakit lain yang dapat menyebabkan nyeri,
salah satunya adalah kista ganglion (Sadiman. M. Ridwan, 2009).
Kista ganglion atau biasa disebut ganglion merupakan kista yang terbentuk
dari kapsul suatu sendi atau sarung suatu tendon. Kista ini berisi cairan
kental jernih yang mirip dengan jelly yang kaya protein. Ganglion
merupakan tumor jaringan lunak yang paling sering didapatkan pada
tangan. Ganglion biasanya melekat pada sarung tendon pada tangan atau
pergelangan tangan atau melekat pada suatu sendi, namun ada juga yang
tidak memiliki hubungan dengan struktur apapun. Ganglion ini juga dapat
ditemukan di kaki. Ukurannya bervariasi, dapat bertambah besar atau
mengecil sesuai dengan perkembangannya. Selain itu kadang dapat
mengalami inflamasi jika teriritasi. Konsistensi dapat lunak hingga keras
seperti batu akibat tekanan tinggi cairan yang mengisi ganglion sehingga
kadang didiagnosis sebagai tonjolan tulang (Sadiman. M. Ridwan, 2009).

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi ganglion?
2. Bagaimana anatomi fisiologi ganglion?
3. Bagaimana epidemiologi ganglion?
4. Bagaimana etiologi dari ganglion?
5. Bagaimana klasifikasi ganglion?
6. Apa saja manifestasi klinis ganglion?
7. Bagaimana patofisiologi dari ganglion?
8. Apa saja pemeriksaan diagnostik ganglion?
9. Apa saja penatalaksanaan ganglion?
10. Bagaimana komplikasi ganglion?
11. Bagaimana pencegahan dari ganglion?
12. Bagaimana prognosis ganglion?
13. Apa saja legal etik dalam kasus ganglion?
14. Bagaimanakah asuhan keperawatan pada ganglion?
15. Bagaimana SAP dari ganglion?
16. Jurnal apa yang terkait dengan ganglion?

C. Tujuan
1. Umum
Untuk mengetahui tentang penyakit ganglion
2. Khusus
a. Untuk mengetahui definisi ganglion
b. Untuk mengetahui anatomi fisiologi ganglion
c. Untuk mengetahui epidemiologi ganglion
d. Untuk mengetahui etiologi ganglion
e. Untuk mengetahui klasifikasi dari ganglion
f. Untuk mengetahui manifestasi klinis ganglion
g. Untuk mengetahui patofisiologi pada ganglion
h. Untuk mengetahui pemeriksaaan diagnostik ganglion
i. Untuk mengetahui penatalaksanaan ganglion

5
j. Untuk mengetahui komplikasi ganglion
k. Untuk mengetahui pencegahan ganglion
l. Untuk mengetahui prognosis ganglion
m. Untuk mengetahui legal etik pada kasus ganglion
n. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada ganglion
o. Untuk mengetahui SAP pada ganglion
p. Untuk mengetahui jurnal yang terkait dengan ganglion.

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Medis
1. Definisi Ganglion
Ganglion merupakan kista yang terbentuk dari kapsul suatu sendi atau
sarung suatu tendo. Kista ini berisi cairan kental jernih yang mirip
dengan jelly yang kaya protein. Kista merupakan tumor jaringan lunak
yang paling sering didapatkan pada tangan. Ganglion biasanya melekat
pada sarung tendon pada tangan atau pergelangan tangan atau melekat
pada suatu sendi; namun ada pula yang tidak memiliki hubungan
dengan struktur apapun. Kista ini juga dapat ditemukan di kaki.
Ukuran kista bervariasi, dapat bertambah besar atau mengecil seiring
berjalannya waktu dan bahkan menghilang. Selain itu kadang dapat
mengalami inflamasi jika teriritasi. Konsistensi dapat lunak hingga
keras seperti batu akibat tekanan tinggi cairan yang mengisi kista
sehingga kadang didiagnosis sebagai tonjolan tulang.

2. Anatomi Fisiologi Ganglion


Ganglion terjadi pada sendi, oleh karena itu perlu diketahui mengenai
anatomi sendi. Ganglion ditemukan pada sendi diartrodial yang
merupakan jenis sendi yang dapat digerakkan dengan bebas dan
ditemukan paling sering pada wrist joint. Hal ini mungkin diakibatkan
banyaknya gerakan yang dilakukan oleh wrist joint sehingga banyak
gesekan yang terjadi antar struktur di daerah tersebut sehingga
memungkinkan terjadinya reaksi inflamasi dan pada akhirnya
mengakibatkan timbulnya ganglion. Selain itu wrist joint merupakan
sendi yang kompleks karena terdiri dari beberapa tulang sehingga
kemungkinan timbulnya iritasi atau trauma jaringan lebih besar.

7
3. Epidemiologi Ganglion
Kista ganglion merupakan tumor jaringan lunak yang paling sering
ditemukan pada tangan dan pergelangan tangan. Kista ini dapat terjadi
pada berbagai usia termasuk anak-anak; kurang lebih 15% terjadi pada
usia di bawah 21 tahun. Tujuh puluh persen terjadi pada dekade kedua
dan keempat kehidupan. Perempuan tiga kali lebih banyak menderita
dibandingkan laki-laki. Tidak ditemukan predileksi antara tangan
kanan dan kiri, dan tampaknya pekerjaan tidak meningkatkan resiko
timbulnya ganglion, namun referensi lain menyebutkan bahwa
ganglion banyak ditemukan pada pesenam dimana terjadi tekanan yang
besar pada pergelangan tangan.

4. Etiologi Ganglion
Penyebab ganglion tidak sepenuhnya diketahui, Faktor predisposisi
penyebab seperti degenerasi mukoid, terdapat trauma / robekan kecil
pada ligamentum yang melewati selubung tendon atau kapsul sendi
baik akibat cedera, proses degeneratif atau abnormalitas kecil yang
tidak diketahui sebelumnya yang pecah dan membentuk kista kecil
yang kemudian bergabung menjadi lebih besar sehingga membentuk
massa.

8
5. Klasifikasi Ganglion
Tidak ada klasifikasi ganglion secara khusus, namun berdasarkan
posisi ganglion timbul pada tempat-tempat berikut ini :
a. Pergelangan tangan – punggung tangan (dorsal wrist ganglion),
pada telapak tangan (volar wrist ganglion), atau kadang pada
daerah ibu jari. Kista ini berasal dari salah satu sendi pergelangan
tangan, dan kadang diperberat oleh cedera pada pergelangan
tangan.
b. Telapak tangan pada dasar jari-jari (flexor tendon sheath
cyst). Kista ini berasal dari saluran yang menjaga tendon jari pada
tempatnya, dan kadang terjadi akibat iritasi pada tendon -
tendinitis.
c. Bagian belakang tepi sendi jari (mucous cyst), terletak disebelah
dasar kuku. Kista ini dapat menyebabkan lekukan pada kuku, dan
dapat menjadi terinfeksi dan menyebabkan infeksi sendi walaupun
jarang. Hal ini biasanya disebabkan arthritis atau taji tulang pada
sendi.

6. Manifestasi Klinis Ganglion


Meskipun kista ganglion umumnya asimtomatik, gejala yang muncul
dapat berupa keterbatasan gerak, parestesia dan kelemahan. Kista
ganglion umumnya soliter, dan jarang berdiameter diatas 2 cm.
Ganglion umumnya tidak nyeri; namun dapat menyebabkan nyeri
ketika digerakkan atau menyebabkan masalah mekanis (terbatasnya
ruang gerak) tergantung dari lokasi ganglion tersebut. Kista ganglion
memiliki kecenderungan untuk membesar dan mengecil, kemungkinan
karena cairan yang terdapat dalam kista terserap kembali ke dalam
sendi atau tendon untuk kemudian diproduksi kembali.

9
7. Patofisiologi Ganglion
Normalnya, sendi dan tendon dilumasi oleh cairan khusus yang
terkunci di dalam sebuah kompartemen kecil. Kadang, akibat arthritis,
cedera atau tanpa sebab yang jelas, terjadi kebocoran dari
kompartemen tersebut. Cairan tersebut kental seperti madu, dan jika
kebocoran tersebut kecil maka akan seperti lubang jarum pada pasta
gigi. Jika pasta gigi ditekan, walaupun lubangnya kecil dan pasta di
dalamnya kental, maka akan mengalir keluar- dan begitu keluar, tidak
dapat masuk kembali. Hal ini bekerja hampir seperti katup satu arah,
dan akan mengisi ruang di luar area lubang. Ketika kita menggunakan
tangan kita untuk bekerja, sendi akan meremas dan menyebabkan
tekanan yang besar pada kompartemen yang berisi cairan tersebut ini
dapat menyebabkan benjolan dengan tekanan yang besar sehingga
sekeras tulang.
Cairan pelumas mengandung protein khusus yang menyebabkannya
kental dan pekat dan menyulitkan tubuh untuk mereabsorbsi jika
terjadi kebocoran. Tubuh akan mencoba untuk menyerap kembali
cairan tersebut, tapi hanya sanggup menyerap air yang terkandung
didalamnya sehingga membuatnya lebih kental lagi. Biasanya, pada
saat benjolan cukup besar untuk dilihat, cairan tersebut telah menjadi
sekental jelly.

10
Arthtritis/cedera pada sendi atau tendon, degenerasi mukoid,
abnormalitas

Terjadi kebojoran kompartemen

Cairan sinovial keluar dari dalam kompartemen

Reabsobsi tubuh terganggu

Cairan sinovial menjadi sekental jelly

Saat tangan bekerja terjadi peremasan pada sendi

Terjadi peningkatan pada kompartemen yang berisi cairan sinovial

Benjolan terbentuk dengan tekanan yang besar (benjolan benjadi keras,
sekeras tulang/ ganglion

Nyeri
Gangguan citra Hambatan mobilitas fisik
Pembedahan tubuh

Defisit Pengetahuan Resiko Infeksi

Ansietas

11
8. Pemeriksaan Diagnostik Ganglion
a. Foto sinar-X, untuk menentukan sejauh mana/ sebesar apa
ganglion tersebut
b. MRI (Magnetic Resonance Imaging),  pemeriksaan paling detail
untuk mengetahui kista ganglion. Melalui pemindaian ini, dapat
diketahui kondisi kista yang tersembunyi atau adanya penyakit
lain, seperti artritis atau tumor tertentu
c. Ultrasonografi, guna melihat apakah benjolan tersebut berisi cairan
atau jaringan padat
d. Tindakan aspirasi, dimana cairan di dalam benjolan dapat
dikeluarkan menggunakan jarum dan syringe.

9. Penatalaksanaan Ganglion
a. Membiarkan ganglion tersebut jika tidak menimbulkan keluhan
apapun. Setelah diagnosis ditegakkan dan pasien diyakinkan bahwa
massa tersebut bukanlah kanker atau hal lain yang memerlukan
pengobatan segera, pasien diminta untuk membiarkan dan
menunggu saja.
b. Aspirasi melibatkan pemasukan jarum ke dalam kista dan
mengeluarkan isinya setelah mematirasakan daerah sekitar kista
dengan anestesi lokal. Karena diperkirakan bahwa inflamasi
berperan dalam produksi dan akumulasi cairan di dalam kista, obat
anti inflamasi (steroid) kadang diinjeksikan ke dalam kista sebagai
usaha untuk mengurangi inflamasi serta mencegah kista tersebut
terisi kembali oleh cairan kista. Penelitian terbaru menunjukkan
bahwa menggunakan substansi lain seperti hialuronidase bersama
dengan steroid setelah  aspirasi meningkatkan angka kesembuhan
dari 57% (aspirasi dan steroid) menjadi 89% dengan substansi
tambahan.

12
c. Jika kista rusak, menimbulkan nyeri, masalah mekanis dan
komplikasi saraf (hilangnya fungsi motorik dan sensorik akibat
tekanan ganglion pada saraf) atau timbul kembali setelah aspirasi,
maka eksisi bedah dianjurkan. Hal ini melibatkan insisi di atas
kista, identifikasi kista, dan mengangkatnya bersama dengan
sebagian selubung tendo atau kapsul sendi dari mana kista tersebut
berasal. Lengan kemudian dibalut selama 7-10 hari. Eksisi kista ini
biasanya merupakan prosedur minor, tapi dapat menjadi rumit
tergantung pada lokasi kista dan apakah kista tersebut melekat pada
struktur lain seperti pembuluh darah, saraf atau tendon
d. Menahan gerakan sendi (immobilization). Pada prosedur ini,
dokter akan menahan gerakan sendi dengan menahan atau
membatasi pergerakan sendi yang bermasalah, diharapkan kista
dapat mengecil, sehingga saraf tidak lagi tertekan dan rasa nyeri
juga dapat hilang.

10. Komplikasi Ganglion


a. Komplikasi yang mungkin terjadi tergantung pada lokasi dan
ukuran ganglion. Komplikasi utama adalah keterbatasan gerak
pada sendi dimana terdapat ganglion. Tidak seperti tumor lain,
ganglion tidak pernah berubah menjadi ganas
b. Komplikasi yang dapat terjadi akibat prosedur bedah yang
dilakukan berupa rekurensi walaupun kemungkinannya tidak besar.
Selain itu juga terdapat resiko infeksi, keterbatasan gerak,
kerusakan serabut saraf atau pembuluh darah, dan pertumbuhan
jaringan parut.

13
11. Pencegahan Ganglion
a. Menjaga hidup sehat, seperti yang telah dijelaskan bahwa kista
ganglion merupakan jenis penyakit yang belum diketahui secara
jelas penyebabnya sehingga dalam sehari-hari kita harus
menerapkan hidup sehat
b. Menghindari makanan junkfood, makanan junkfood merupakan
makanan yang tidak sehat karena tidak melewati proses
pematangan makanan yang baik. Sehingga jika kita mengkonsumsi
makanan junkfood akan membawa efek buruk seperti berbagai
penyakit
c. Tidak membawa beban berat, menjaga agar sendi pergelangan
tangan selalu aman dan tidak mendapatkan beban kerja lebih dari
kemampuannya, membawa beban berat bisa memacu tumbuhnya
kista ganglion apalagi jika terdapat seseorang yang sebelumnya
sudah terkena penyakit kista ganglion
d. Sering-sering untuk memeriksakan diri, memeriksakan ke dokter
beberapa bulan sekali akan membantu kita dalam melakukan
sebuah pencegahan penyakit khususnya kista ganglion karena jika
terdapat gejala-gejala yang sedikit mencurigakan akan mudah dan
cepat untuk ditangani.

12. Prognosis Ganglion


Prognosis penyakit tergantung dari beberapa hal :
a. Kista yang berasal dari selaput tendon lebih mudah sembuh dengan
suntikan kortikosteroid dbandingkan dengan yang berasal dari
sendi
b. Kista dari pergelangan tangan bagian depan (volar wrist ganglion)
akan lebih mudah kembali setelah pembedahan dibandingkan kista
pada bagian dorsal.

14
Tingkat rekurensi setelah penanganan nonoperatif mencapai 30-60%
dibandingkan dengan yang dioperasi 5-15%. Total ganglionektomi
menghasilkan angka kesembuhan 85-95% jika kista dan akar diangkat
bersamaan dengan pemotongan sedikit dari kapsul tendo. Rekurensi
setelah operasi biasanya diakibatkan oleh pengangkatan kapsul atau
membrane sinovial yang tidak lengkap. Ganglion apa bila sudah
disedot atau diangkat, tetap memiliki kecendrungan untuk tumbuh
kembali. Cara mencegahnya adalah dengan menjaga sendi yang pernah
ditumbuhi ganglion agar tidak terlalu diberi beban yang berat.

13. Etik Legal


a. Benefience (berbuat baik) : perawat melakukan kebaikan dengan
mengimplementasikan tindakan yang menguntungkan / bermanfaat
bagi klien
b. Non-maleficience (tidak merugikan) : prinsip tidak menimbulkan
bahaya fisik atau mental pada pasien
c. Autonomi (otonomi) : prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan
bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu memutuskan
sesuatu dengan orang lain harus menghargainya
d. Justice (keadilan) : Prinsip bahwa individu memiliki hak
diperlakukan setara
e. Fidelity (menepati janji) : prinsip yang membutuhkan kemampuan
menghargai janji dan komitmen pada orang lain (klien)
f. Confidentiality (kerahasiaan) : prinsip kerahasiaan adalah informasi
tentang klien harus dijaga
g. Veracity (kejujuran) : prinsip yang penuh kebenaran yang
berhubungan dengan kemampuan untuk mengatakan kebenaran
informasi yang akurat, komprehensif, objektif pada klien
h. Accountability (akuntabilitas) : standar yang pasti bahwa tindakan
seorang profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau
tanpa terkecuali.

15
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas penderita meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama,
pendidikan, pekerjaan, alamat, status perkawinan, suku bangsa,
nomor register, tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa medis
b. Keluhan utama, biasanya menunjukkan adanya rasa nyeri ketika
digerakan namun terkadang asimtomatis, ada terlihat suatu
benjolan yang letaknya di dekat sendi
c. Riwayat kesehatan sekarang, berisi tentang kapan terjadinya
benjolan, penyebab lain yang menyertai terjadinya ganglion serta
upaya yang telah dilakukan oleh penderita untuk mengatasinya
d. Riwayat kesehatan dahulu, menunjukkan ada tidaknya riwayat
ganglion sebelumnya. Riwayat aktifitas dan pekerjaan klien yang
mungkin berhubungan dengan terjadinya ganglion
e. Riwayat kesehatan keluarga, adakah riwayat penyakit yang sama
pada keluarga dan penyakit keturunan ataupun penyakit menular
f. Riwayat psikososial, meliputi informasi mengenai prilaku,
perasaan dan emosi yang dialami penderita sehubungan dengan
penyakitnya serta tanggapan keluarga terhadap penyakit penderita.
g. Pemeriksaan Fisik
1) Status kesehatan umum : meliputi keadaan penderita secara
umum, kesadaran, tinggi badan, berat badan dan tanda – tanda
vital
2) Kepala dan leher : kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah
pembesaran pada leher, adakah gangguan pendengaran,
keadaan lidah, gigi, gusi, dan indra penglihatan
3) Sistem integumen : Turgor kulit, adanya benjolan pada area
sendi yang dapat dipegang dan digerakan, kelembaban dan
suhu kulit, tekstur rambut dan kuku

16
4) Sistem pernafasan : adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri
dada
5) Sistem kardiovaskuler : perfusi jaringan, nadi perifer, adakah
takikardi / bradikardi, hipertensi / hipotensi, aritmia,
kardiomegalis
6) Sistem gastrointestinal : apakah ada rasa mual, muntah, diare,
konstipasi, dehidrase, perubahan berat badan, peningkatan
lingkar abdomen, obesitas
7) Sistem urinary : keadaan umum sistem urinaria klien, adakah
keluhan pada sistem urinaria
8) Sistem muskuloskeletal : penyebaran lemak, penyebaran masa
otot, perubahan tinggi badan
9) Sistem neurologis : apakah ada terjadi penurunan sensoris,
parasthesia, letargi, mengantuk, reflek lambat, kacau mental,
disorientasi.

2. Diagnosis Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan
muskuluskeletal
c. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan pembedahan
d. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
tentang penyakit.

3. Rencana Keperawatan

Diagnosis Tindakan Keperawatan


No Keperawatan dan Data Tujuan dan Kriteria Rasional
Tindakan
Penunjang Hasil
1. Nyeri akut berhubugan Setelah dilakukan a. Kaji skla nyeri a. Mengetahui skala
dengan agen cidera tindakan keperawatan klien nyeri klien untuk
biologis selama …x24 jam menentukan

17
nyeri akut berkurang tindakan yang akan
dengan kriteria hasil : dilakukan
a. Mengatakan b. Kontrol b. Menghindari
bahwa nyeri lingkungan aktivitas seperti
berkurang skala 1- atau aktivitas mengangkat beban
3 atau hilang yang dapat yang terlalu berat
b. Mampu mempengaruhi dapat mengurangi
mengidentifikasi nyeri nyeri
nyeri c. Ajarkan pasien c. Menstimulasi tubuh
c. Mampu teknik relaksasi untuk pelepasan
melakukan teknik nafas dalam hormon sehingga
relaksasi secara tubuh menjadi
mandiri rileks
d. Kolaborasikan d. Analgesik bekerja
dengan dokter menghambat
pemberian pembentukan
analgesik prostaglandin
sehingga nyeri
berkurang
2. Hambatan mobilitas Setelah dilakukan a. Kaji tingkat a. Mengetahui
fisik berhubungan tindakan keperawatan kemampuan kemampuan klien
dengan gangguan selama …x24 jam, klien dalam dalam mobilisasi
muskuluskeletal diharapkan masalah mobilisasi untuk menentukan
hambatan mobilitas tindakan
fisik dapat teratasi b. Berikan alat b. Pemberian alat
dengan kriteria hasil : bantu bantu dapat
a. Pasien dapat mobilisasi bila mencegah
melakukan perlu terjadinya cidera
aktifitas fisik c. Ajarkan pada c. Menjaga persendian
b. Pasien dapat klien untuk tidak mengalami
meningkatkan menghindari kerusakan

18
kemampuan aktifitas yang
rentang gerak berat
d. Kolaborasikan d. Meningkatkan
dengan terapi rentang gerak klien
fisik rencana
ambulasi
3 Defisit pengetahuan Setelah dilakukan a. Kaji tingkat a. Mengetahui tingkat
tindakan keperawatan pengetahuan pengetahuan klien
selama …x24 jam, klien dan memberikan
diharapkan masalah penjelasan
defisit pengetahuan b. Berikan b. Klien dapat
dapat teratasi dengan kesempatan menyampaikan
kriteria hasil : untuk klien perasaannya
a. Klien bertanya
mengatakan c. Jelaskan pada c. Klien paham
paham tentang klien tindakan tindakan yang akan
penyakitnya yang akan dilakukan sehingga
b. Klien dilakukan mengurangi
mengatakan kecemasan klien
mengerti d. Kolaboraskan d. Dukungan keluarga
tentang dengan keluarga berperan penting
tindakan medis untuk terus pada klien dalam
yang akan mendampingi menjalani tindakan
dijalaninya klien medis yang
dilakukan

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ganglion merupakan kista yang terbentuk dari kapsul suatu sendi atau
sarung suatu tendo. Kista ini berisi cairan kental jernih yang mirip dengan
jelly yang kaya protein.
Masalah keperawatan yang bisa ditemui pada pasien dengan ganglion
adalah sebagai berikut :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan
muskuluskeletal
3. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan pembedahan
4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
tentang penyakit.

20
DAFTAR PUSTAKA

Lukman & Ningsih, Nurna. 2013. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan
Gangguan Muskuluskletal. Jakarta : Salemba Medika

Sjamsuhidajat R, Jong WD. 2008. Kulit dalam Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta :
EGC

Carter A. Michael. 1998. Anatomi Tulang dan Sendi dalam Patofisiologi Konsep
Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta : EGC

Canale S, Terry. 2003. Tumors of Synovial Tissue in Campbell’s Operative


Orthopaedics Volume. Toronto : Mosby

21
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Tema : Ganglion
Sub Tema : Kompres Hangat
Hari, Tanggal : Selasa, 30 Maret 2019
Sasaran : Keluarga dan pasien
Tempat : Ruang XX
Waktu : 30 menit

I. Tujuan
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan pasien dan
keluarga mampu memahami tentang Kompres Hangat untuk
Mengatasi Nyeri
B. Tujuan Instruksional Khusus
Diharapkan pasien dan keluarga mampu :
1. Mengetahui pengertian kompres hangat
2. Mengetahui manfaat kompres hangat
3. Mengetahui alatbdan bahan apa saja yag digunakan dalam kompres
hangat
4. Mempraktekkan cara kompres hangat yang benar dan tepat
II. Materi
A. Pengertian kompres hangat
B. Manfaat kompres hangat
C. Alat dan bahan untuk kompres hangat
D. Cara kompres hangat
III. Metode
A. Ceramah
B. Demonstrasi

22
IV. Media
A. Leaflet

V. Kegiatan
KEGIATAN PENYULUH RESPON WAKTU
Pendahuluan a. Mengucapka a. Menjawab 2 menit
n salam salam
b. Memperkena b. Mendengarkan
lkan diri
c. Menyampaik c. Mendengarkan
an tujuan
penyuluhan
d. Melakukan d. Menyimak
Apersepsi
Isi Menyampaikan 20 menit
Memperhatikan dan
dan
menyimak
mendemontrsasi
kan materi
dengan urut dan
jelas
Tanya Jawab a. Memberi a. Bertanya 5 menit
kesempatan
pasien dan
keluarga
untuk
bertanya
b. Menjawab b. Mendengarkan
pertanyaan
Penutup a. Menyimpulk a. Mendengarkan 3 menit
an
b. Memberi b. Menjawab
salam salam

23
c. Menutup
pertemuan.

VI. Evaluasi :
A. Evaluasi Formatif
Keluarga dan pasien menjelaskan dan mempraktekan :
1. Pengertian kompres hangat
2. Manfaat kompres hangat
3. Alat dan bahan untuk kompres hangat
4. Cara kompres hangat dengan benar
B. Evaluasi Sumatif
C. Keluarga dan pasien memahami tentang kompres hangat.

24

Anda mungkin juga menyukai