Di bulan fitri ini, dengan segala kerendahan hati, kami punggawa INSIDE
mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1440 H, Taqobbalallhu
minna wa minkum wa ja’alana minal ‘aidin wal faizin. Amin.
Dengan begitu kompleknya akar penyebab stunting, diperlukan upaya intervensi yang inovatif, fundamental dan
terstruktur baik lintas program maupun lintas sektor. Terutama difokuskan pada 1000 hari pertama kehidupan.
Dua upaya yang ditawarkan edisi ini adalah pemberdayaan pemanfaatan toilet dan penguatan peran posyandu. Lalu
bagaimana akar permasalahan stunting ini sebenarnya, kemudian apakah solusi toilet serta posyandu dapat menjadi
bagian penting dalam penanggulangan stunting. Baca terus di rubrik fokus utama majalah INSIDE.
Ulasan cakrawala daerah pun tak kalah menyuguhkan materi yang inspiratif. Mulai dari sebaran malaria knowlesi di
kepulauan Kalimantan dan Sumatera, hingga status kesehatan di wilayah perbatasan antara Indonesia dan Malaysia
yaitu Sei Menggaris di Kab. Nunukan Kalimantan Utara.
Informasi mengenai penyakit tular vektor dan reservoir, serta sang nyamuk telah kami rangkum secara lengkap di
rubrik Pendidikan. Materi yang kami sajikan meliputi risiko Japanese Encephalities; Filariasis; perilaku nyamuk ketika
beristirahat; dan kehidupan Toxorhyncites sebagai nyamuk dengan ukuran besar yang beraktivitas di sekitar manusia.
Rubrik Inspirasi kali ini hanya menampilkan satu materi saja, yaitu terkait dengan lubang resapan biopori.
Menariknya, selain diulas manfaat dan keunggulan, juga bagaimana cara membuatnya. Harapannya bisa menjadi
inspirasi bagi para pembaca untuk mulai mencoba menerapkan biopori sebagai upaya inovatif dalam menanggulangi
masalah air tanah di lingkungan rumah.
Loka Litbang Kesehatan Pangandaran telah menyelenggarakan rapat kerja tahun 2019 dan menghasilkan beberapa
gagasan penelitian. Hasil pertemuan tersebut, kami wartakan secara gamblang di rubrik Reportase Khusus. Adapun
rubrik Investigasi, Organisasi, dan Renungan menyajikan informasi mengenai surveilans filariasis, tunjangan kinerja,
dan filosofi kuaci.
Harapan kami adalah pembaca merasa puas setelah menyelami setiap informasi di majalah INSIDE edisi ini. Akhirnya,
dapat menjadi jendela dunia kesehatan di Indonesia.
Redaksi..
ISSN: 1978-1253 INSIDE EDISI 26, VOL.XIV, NO. 1 JUNI 2019
ISI
Kasus Malaria Knowlesi
di Pulau Kalimantaan dan
Kok Anak Saya Kerdil? Sumatera
Stunting merupakan permasalahan Eksistensinya tidak sepopuler parasit
multidimensi yang tidak hanya malaria yang sudah kita kenal selama
ditemukan dalam keluarga miskin, tetapi ini, namun demikian risiko penularan
juga di dalam masyarakat dengan tingkat penyakit tidak dapat dipandang
perekonomian yang sudah mapan dan sebelah mata. Malaria Knowlesi, parasit
sejahtera malaria yang memiliki keunikan mulai
dari spesies vektor sampai gejala
penularannya terhadap manusia
CAKRAWALA DAERAH
Mengintip Status Gizi Masyarakat Wilayah Perbatasan : “Sei
Menggaris”..22
PENDIDIKAN
“Toxorhynchites” Nyamuk Raksasa Sahabat Kita..28
Waspada Japanese Encephalitis: Kenali Faktor Risikonya..32
Si Puss,,,,Menggemaskan Namun Harus Diwaspadai..36
REPORTASE KHUSUS
Rapat Kerja Loka Litbangkes Pangandaran Tahun 2019..46
RENUNGAN
Filosofi Kuaci..54
Redaksi menerima artikel semipopuler dengan panjang halaman maksimal 3 halaman, times
new roman, font 12 dan spasi 1,5. Pengiriman tulisan disertai no. telepon yang bisa dihubungi
dan alamat pos elektronik. Artikel dapat dikirim ke alamat redaksi inside melalui email:
sekretariat.inside@gmail.com
2
25 PENDIDIKAN
49 INVESTIGASI
Surveilans Aktif
Pemeriksaan Klinis
Filariasis Berkala
di Daerah Spot dan
Sentinel di Kabupaten
DEWAN
Nyamuk Juga Butuh Istirahat Tangerang REDAKSI
Suara dengung nyamuk sering Evaluasi surveilans aktif yang tidak PENANGGUNG JAWAB:
mengganggu kita tatkala akan terlelap berkelanjutan berpotensi dalam Rosiana Kali Kulla, S.KM
tidur. Tahukah anda, bahwa nyamuk memelihara keberlangsungan transmisi
pun membutuhkan istirahat untuk penularan filariasis
kelangsungan hidupnya? PIMPINAN REDAKSI:
Hubullah Fuadzy, M.Si.
REDAKTUR PELAKSANA:
Heni Prasetyowati, S.Si., M.Sc.
Yandhi Achmad Sachli, SE.
SEKRETARIS:
Dani Arif Cahyadi, S.Sos., M.A.
FOTOGRAFER:
Rohmansyah WN, S.Sos.
ALAMAT REDAKSI
LOKA LITBANGKES PANGANDARAN
Jl. Raya Pangandaran KM.3
Pangandaran 46396, Jawa Barat
Tlp/Fax: (0265) 639375
Email:sekretariat.inside@gmail.com
3
EDITORIAL
STUNTING SYNDROME
4
Dekade terakhir ini masyarakat dunia mulai melirik permasalahan kekurangan gizi anak
terutama stunting syndrome sebagai topik utama kesehatan. Inisiatif pembangunan
global pun lebih diarahkan pada mengurangi stunting atau kekerdilan anak secara drastis.
Fenomena ini didasari pada persoalan bahwa stunting akan berujung pada kemiskinan.
Padahal kemiskinan merupakan musuh dunia dari sejak dahulu kala. Bayangkan saja,
ternyata stunting ini dapat mengakibatkan hambatan perkembangan kognitif anak secara
optimal hingga menggangu produktivitas pada masa mendatang, bahkan meningkatkan
kerentanan anak terhadap infeksi penyakit akut atau kronis hingga kematian.
Merespon isu dunia tersebut, Indonesia dengan sigap melakukan pembenahan diberbagai
sektor untuk menanggulangi stunting. Bahkan Bapak Presiden sendiri yang turun tangan
langsung menjadi panglima dalam penanggulangan stunting di Indonesia. Dengan
persenjataan Peraturan Pemerintah (PP) No. 33/2012 tentang air susu ibu eksklusif,
dan Peraturan Presiden (Perpres) No. 42/2013 tentang gerakan nasional percepatan
perbaikan gizi, Pemerintah mencanangkan kebijakan Gerakan Nasional Percepatan Gizi
dalam Rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1000 HPK) mulai dari fase
awal kehamilan sampai anak berusia dua tahun. Gerakan ini menitikberatkan pada
terpenuhinya kebutuhan pangan dan gizi untuk memenuhi hak dan berkembangnya
potensi ibu dan anak dengan melibatkan para pemangku kepentingan lintas program dan
sektor, sehingga dapat meningkatkan kualitas asuhan gizi ibu dan anak.
Upaya-upaya yang dilakukan Pemerintah untuk mendukung gerakan 1000 HPK adalah
dengan menyelenggarakan kegiatan intervensi gizi spesifik dan sensitif. Intervensi
gizi spesifik merupakan intervensi penanganan gizi secara langsung kepada ibu hamil
dan menyusui, serta anak usia 0-23 bulan untuk menangani gizi 1000 HPK, meliputi
pemberian makanan tambahan dan tablet tambah darah, serta promosi dan konseling.
Global Nutrition Report 2014 menyatakan bahwa setiap investasi 1 USD di Indonesia
untuk menurunkan stunting melalui intervensi spesifik dengan cakupan minimal 90%,
akan memberikan manfaat sebesar 48 kalinya (48 USD).
Adapun intervensi gizi sensitif merupakan intervensi penanganan gizi secara tidak
langsung kepada 1000 HPK, tetapi ditujukan pada masyarakat umum, meliputi
kegiatan peningkatan penyediaan air minum dan sanitasi, peningkatan akses dan
kualitas pelayanan gizi dan kesehatan, peningkatan kesadaran, komitmen, dan praktek
pengasuhan dan gizi ibu dan anak, dan peningkatan akses pangan bergizi.
5
“Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Hak seorang muslim terhadap seorang muslim ada enam perkara.” Lalu
beliau ditanya; ‘Apa yang enam perkara itu, ya Rasulullah? ‘ Jawab beliau:
(1) Bila engkau bertemu dengannya, ucapkankanlah salam kepadanya. (2)
Bila dia mengundangmu, penuhilah undangannya. (3) Bila dia minta nasihat,
berilah dia nasihat. (4) Bila dia bersin lalu dia membaca tahmid, doakanlah
semoga dia beroleh rahmat. (5) Bila dia sakit, kunjungilah dia. (6) Dan bila
dia meninggal, ikutlah mengantar jenazahnya ke kubur.“
Hadits Muslim Nomor 4023
FOKUS UTAMA
KOK,,
ANAK SAYA KERDIL?
Stunting merupakan permasalahan multidimensi yang tidak
hanya ditemukan dalam keluarga tidak mampu, tetapi juga di
masyarakat dengan tingkat perekonomian yang sudah mapan
dan sejahtera
OLEH:
FIRDA YANUAR*
S
alah seorang ibu mengeluhkan pertumbuhan
anaknya tidak sama dengan anak-anak lain
seusianya. Anaknya terlihat lebih pendek
dibanding sebayanya. Hal ini tentu saja menyebabkan
kegundahan di hati sang Ibu, apa yang salah? Kenapa
bisa begitu?
SUMBER :
bidang kesehatan lingkungan dengan program jamban Kementrian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/
komunal atau sanitasi total berbasis masyarakat (STBM), Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional.
intervensi kemiskinan melalui program bantuan Pedoman Pelaksanaan Intervensi Penurunan
langsung tunai, keluarga harapan dan PNPM serta Stunting Terintegrasi di Kabupaten/Kota. 2018.
pemberdayaan perempuan. UKAID. Scalling Up Nutrition. The UK’s Position Paper
on Undernutrition. Department of International
Penelitian Puti dan Utami menyebutkan bahwa Development. 2011.
bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dapat
memberikan dampak stunting pada usia 6-36 bulan. Nadiyah B.D., Martianto D. Faktor Resiko Stunting Pada
Secara statistik bayi dengan berat lahir 2.500 gram Anak Usia 0-23 Bulan di Provinsi Bali, Jawa Barat
memiliki kecenderungan untuk menjadi stunting sebesar dan NTT. Jurnal Gizi dan Pangan. 2014; 9(2): 125-
4,95%. Tentu saja dengan mempertimbangkan faktor 132.
perancu seperti pola asuh dan status ekonomi keluarga. Bunga ch Rosa, Kencana sari, Indri Yunita, Nurilah
Pada penelitian ini diungkapkan pula bahwa bayi amaliah dan NH Utami. Peran Intervensi Gizi
dengan berat badan kurang dari 3.150 gram memiliki Spesifik dan Sensitif Dalam Perbaikan Masalah Gizi
kecenderungan stunting sebesar 39,5%. Meskipun faktor Balita di Kota Bogor. Buletin Penelitian Kesehatan.
berat lahir ini merupakan prediktor yang lemah, tetapi 2016; 44 (2): 127-138.
perlu menjadi perhatian bagi ibu dengan berat bayi lahir
rendah untuk lebih memastikan kecukupan asupan gizi Dwi sisca Kumala Putri, NH Utami. Nilai Batas Berat
bagi anak balitanya. Lahir Sebagai Prediktor Kejadian Stunting Pada
Anak Umur 6-23 bulan di Indonesia. Penelitian Gizi
Sanitasi lingkungan pun memiliki peranan tidak dan Makanan. 2015; 38(1): 79-85.
langsung dalam memperbaiki status gizi. Sanitasi * Loka Litbangkes Pangandaran
diduga berkontribusi terhadap penurunan prevalensi
Foto: Heni Prasetyowati
OLEH:
MUTIARA WIDAWATI*
Foto: Pixabay
Fokus Utama
11
Di dunia ini, 165 juta anak-anak di bawah umur 5 tahun berkembang, maka perhatian banyak difokuskan pada
mengalami stunting. Anak-anak stunting ini rentan dampak infeksi berulang kepada anak-anak. Diare
mengalami penularan penyakit hingga berujung pada merupakan salah satu bentuk infeksi berulang yang
kematian, khususnya karena pneumonia dan diare. Anak- paling sering terjadi pada anak-anak di negara yang
anak stunting ini dapat mengalami penurunan fungsi sedang berkembang. Diare memang memiliki dampak
motorik dan kognitif, sehingga menyebabkan penurunan pada pertumbuhan, tetapi asalkan anak-anak memiliki
kinerja belajar dan berujung pada produktivitas ekonomi periode bebas penyakit saat pemulihan dan memiliki
yang rendah di kala dewasa dan mengalami peningkatan akses ke makanan yang memadai, maka sebenarnya
risiko penyakit kronis yang berhubungan dengan nutrisi. anak-anak dapat mengejar ketertinggalan pertumbuhan.
Oleh karena itu, penyakit diare tidak cukup untuk
APAKAH STUNTING DISEBABKAN OLEH MAKANAN menjelaskan stunting yang biasa terjadi pada balita di
YANG TIDAK SEIMBANG? negara-negara yang sedang berkembang.
Bukankah solusinya sudah jelas? anak-anak butuh
PERAN DISFUNGSI PENCERNAAN PADA STUNTING?
mengkonsumsi makanan bervariasi yang kaya nutrisi
dengan jumlah yang mencukupi, betul? walaupun hal Anak-anak yang hidup dalam kondisi miskin tidak
ini tampak logis, tetapi tingginya prevalensi stunting diragukan lagi sering terpapar oleh mikroba patogen
yang terlihat di negara-negara berkembang karena melalui penularan fecal-oral. Kondisi miskin banyak
tidak memperhitungkan kualitas dan kuantitas diet dikaitkan dengan EED (Disfungsi Enterik Lingkungan)
balita. Sebuah meta analisis dari 42 penelitian mengenai yang mencerminkan berbagai gangguan pada struktur
intervensi makanan komplementer menunjukkan bahwa dan fungsi usus yang kemungkinan besar muncul dari
makanan komplementer hanya memberikan dampak lingkungan yang kurang bersih. Studi yang dilakukan di
ringan terhadap pertumbuhan. Gambia selama kurang lebih 30 tahun telah melaporkan
bahwa masalah usus kecil dapat menjadi penyebab
DAMPAK INFEKSI PENCERNAAN PADA STUNTING? penting stunting.
Prevalensi stunting sangat tinggi ini dikarenakan faktor
FUNGSI DINDING USUS DAN PERADANGAN KRONIS
yang mempengaruhi penyakit ini sangat beragam, dan
hingga kini masih belum jelas indikator mana yang Apa yang menghubungkan rusaknya permeabilitas
paling mudah untuk di intervensi. Mengingat tingginya usus dengan kegagalan pertumbuhan masa balita? Satu
beban penyakit menular di negara-negara yang sedang lapisan epitel usus memisahkan kurang lebih 100 triliun
Foto: Yandhi Achmad Sachli
masih melakukan buang air besar sembarangan) masyarakat, mengingat bahwa 40% dari populasi global
ditunjukkan bahwa terjadi peningkatan stunting masih kekurangan akses menuju sanitasi yang bersih.
0,7% untuk setiap peningkatan 10% buang air besar
sembarangan. Prendergast menyebutkan bahwa intervensi-intervensi
yang dilakukan perlu difokuskan pada 1000 hari
Dua uji coba yang sekarang sedang dilakukan perihal pertama kehidupan untuk memberi dampak maksimal
kebersihan dan stunting yaitu intervensi WASH pada pertumbuhan dan perkembangan, terutama jika
(Peningkatan kualitas air, sanitasi dan kebersihan), tujuannya untuk mencegah timbulnya EED.
dan SHINE (studi efisiensi nutrisi bayi dan kebersihan
sanitasi) merupakan uji coba berbasis komunitas DAFTAR PUSTAKA :
yang mengevaluasi dampak peningkatan kebersihan
Prendergast, Andrew J., and Jean H. Humphrey. “Stunting
dan pemberian makan terhadap stunting dan anemia.
persists despite optimal feeding: are toilets part of
Intervensi-intervensi ini diharapkan dapat menyebabkan
the solution?.” Low-Birthweight Baby: Born Too
perubahan perilaku dengan cara promosi penggunaan
Soon or Too Small. Vol. 81. Karger Publishers, 2015.
barang-barang yang disediakan oleh petugas kesehatan
99-110.
desa. Baik SHINE maupun WASH memiliki manfaat
evaluasi jalur potensial intervensi, WASH juga berguna * Loka Litbangkes Pangandaran
untuk melihat sejauh mana dampaknya terhadap
kontaminasi mikroba lingkungan. Diharapkan intervensi-
intervensi ini dapat memberikan bukti berkualitas
tinggi untuk diinformasikan kepada program kesehatan
Foto: Pixabay
PERAN POSYANDU
DALAM MENGATASI
STUNTING
Posyandu sebagai salah satu ujung tombak layanan
kesehatan masyarakat efektif dalam upaya promotif
dan preventif dalam penanggulangan stunting
OLEH:
DAHLIA L. SILITONGA*
S
tunting atau kekerdilan fisik
adalah penyakit kronis akibat
kurangnya asupan gizi dan
faktor lingkungan di dalam keluarga
yang menyebabkan kekerdilan
fisik anak di usia yang seharusnya.
Sebenarnya, permasalahan
gizi tidak hanya mengganggu
perkembangan fisik saja, tetapi dapat
juga menghambat perkembangan
intelektualitas anak. Dampak jangka
panjangnya berupa daya saing
sumber daya manusia yang rendah
hingga kemiskinan. Oleh karena
masalah stunting ini kompleks,
maka diperlukan peran lembaga
pemberdayaan masyarakat seperti
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu),
serta multidimensi antar lintas
sektor.
KASUS MALARIA
KNOWLESI DI PULAU
KALIMANTAN DAN
SUMATERA
Eksistensinya tidak sepopuler parasit malaria yang sudah kita kenal selama
ini, namun demikian risiko penularan penyakit tidak dapat dipandang
sebelah mata. Malaria Knowlesi, parasit malaria yang memiliki keunikan
mulai dari spesies vektor sampai gejala penularannya terhadap manusia
OLEH:
PAISAL*
Foto: maps.google.com
Cakrawala Daerah
19
S
elama ini kita mengenal ada empat jenis parasit
malaria yang menyerang manusia, yaitu Plasmodium
falciparum, P. vivax, P. ovale, dan P. malariae. Setiap
jenis parasit tersebut mempunyai kekhasan tersendiri.
Plasmodium falciparum merupakan plasmodium yang
sangat mematikan karena dapat menggandakan diri
dengan cepat sehingga jumlahnya dalam darah sangat
tinggi. Plasmodium vivax walaupun berkembang
lebih lambat, tapi dapat kambuh sewaktu-waktu, jika
pengobatannya tidak tuntas. P. malariae berkembang
lebih lambat sehingga jarang menimbulkan kasus yang
fatal. Plasmodium ovale, belum ditemukan di Indonesia
dan paling banyak ditemukan di Afrika.
Sabang. Dari total 43 kasus malaria di Kabupaten Aceh Ompusunggu S, Dewi RM, Yuliawaty R, Sihite BA,
Besar yang diperiksa, ditemukan 20 diantaranya positif Ekowatiningsih R, Siswantoro H, et al. Penemuan
P. knowlesi pada pemeriksaan PCR. Sedangkan di Kota Baru Plasmodium Knowlesi pada Manusia di
Sabang ditemukan sebanyak 15 kasus Malaria Knowlesi. Kalimantan Tengah. Bul Penelit Kesehat. 2015 Jul
Sebelas diantaranya merupakan kasus berkelompok 22;43(2):63–76.
(cluster) sehingga dicurigai kemungkinan adanya
Lubis IND, Wijaya H, Lubis M, Lubis CP, Divis PCS,
penularan dari manusia ke manusia tanpa melibatkan
Beshir KB, et al. Contribution of plasmodium
kera macaca.
knowlesi to multispecies human Malaria infections
in North Sumatera, Indonesia. J Infect Dis.
Kasus lain di Sumatera juga ditemukan di tiga kabupaten
2017;215(7):1148–55.
di Sumatera Utara yaitu Batubara, Langkat, dan Nias
Selatan. Jumlah kasus berturut-turut 320, 182, dan 667. Herdiana H, Cotter C, Coutrier FN, Zarlinda I, Zelman
Banyaknya kasus yang ditemukan menunjukkan bahwa BW, Tirta YK, et al. Malaria risk factor assessment
Malaria Knowlesi bukanlah hal yang asing di Sumatera using active and passive surveillance data from
Utara dan mungkin juga daerah di sekitarnya. Aceh Besar, Indonesia, a low endemic, malaria
elimination setting with Plasmodium knowlesi,
Diperkirakan P. Knowlesi dapat ditemukan pula di Plasmodium vivax, and Plasmodium falciparum.
Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Malar J. 2016;15(1):468.
Barat. Adapun untuk pulau Sumatera, diperkirakan
Setiadi W, Sudoyo H, Trimarsanto H, Sihite BA,
terjadi di Sumatera bagian tengah dan selatan. Wilayah
Saragih RJ, Juliawaty R, et al. A zoonotic human
tersebut dicurigai karena mempunyai karakteristik
infection with simian malaria, Plasmodium
wilayah yang mirip dengan keempat provinsi yang
knowlesi, in Central Kalimantan, Indonesia.
telah melaporkan, yaitu mempunyai hutan, ada kera M.
Malar J [Internet]. 2016;15(1):218. Available
fascicularis atau M. nemestrina, dan ditemukan nyamuk
from: http://malariajournal.biomedcentral.com/
Anopheles leucosphyrus group.
articles/10.1186/s12936-016-1272-z
SUMBER : Sulistyaningsih E, Fitri LE, Löscher T, Berens-Riha N.
Diagnostic Difficulties with Plasmodium knowlesi
Figtree M, Lee R, Bain L, Kennedy T, Mackertich S,
Infection in Humans. Emerg Infect Dis. 2010
Urban M, et al. Plasmodium knowlesi in Human,
Jun;16(6):1033–4.
Indonesian Borneo. Emerg Infect Dis. 2010
Apr;16(4):672–4. *Balai Litbangkes Tanah Bumbu
Gambar: litbang.kemkes.go.id
OLEH:
ENDANG PUJI ASTUTI*
Foto: Endang Puji Astuti
Cakrawala Daerah
23
Sei Menggaris merupakan satu kecamatan di wilayah tenaga kesehatan dipandang cukup mampu menurunkan
Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara angka kasus gizi buruk di wilayah ini. Berikut kutipan
(Kaltara) yang lokasinya terpencil dan termasuk wilayah Kepala Puskesmas Sei Menggaris,
perbatasan dengan Negara Malaysia (Serawak). Wilayah
Sei Menggaris terletak di Pulau Besar Kalimantan, dapat “.......2016 status gizi buruk terbesar di Kalimantan utara
ditempuh melalui jalur darat dari Tanjung Selor (ibu kita paling besar 33 kasus, nah di eeh...di 2017 itu jadi 13
kota Provinsi Kaltara) sekitar 8 jam. Lokasi ini dapat kasus...nah untuk sekarang kasus kita itu tinggal 3..sudah
ditempuh juga melalui jalur perairan yaitu berkisar mulai menurun” (MA, 31 Juli 2018).
2 jam dari ibu kota Kabupaten Nunukan tergantung
kondisi ombak, kecepatan speed boat dan pasang surut “ ..waktu di 2016 kita penekanannya lebih ke ....turun
air. Kecamatan ini mempunyai Puskesmas dengan lapangan langsung, .....dari masalah itulah timbul
nama yang sama yaitu Puskesmas Sei Menggaris dengan .masukan2 dari ..penanggung jawab pengelola dengan
wilayah kerjanya meliputi empat desa yaitu Srinanti, teman2 pengelola lainnya bagaimana supaya eeh...
Tabur Lestari, Samaenre Samaja dan Sekaduyantaka. masalah ini tidak berkepanjangan .....jadi akhirnya
Puskesmas memiliki luas wilayah kerja 87.139 km². teman2 melakukan pendampingan ke apa namanya
Keberadaan Puskesmas ini merupakan ujung tombak ....bayi mereka yang BGM supaya tidak masuk ke gizi
dalam pembangunan kesehatan masyarakat Sei buruk....alhamdulillah berhasil tapi tidak luput juga
Menggaris. dukungan dari ...baik dari dinas kabupaten maupun
provinsi karena tanpa adanya bantuan tidak akan
Pada tahun 2016 tersiar kabar adanya kasus gizi berhasil...” (MA, 31 Juli 2018).
buruk di Kabupaten Nunukan yaitu sebanyak 65 kasus.
Kecamatan Sei Menggaris ini merupakan salah satu Penanganan permasalahan status gizi buruk di
kecamatan yang berkontribusi terhadap tingginya Kabupaten Nunukan termasuk Sei Menggaris dilakukan
kasus tersebut dengan jumlah kasus terbanyak yaitu 33 bersama-sama oleh dinas kesehatan provinsi, kabupaten
kasus. Beberapa media massa baik elektronik maupun dan puskesmas. Selain itu, kerjasama lintas program
cetak menulis tentang berita ini. Balita kurang gizi dan sektor juga digalakkan sehingga kasus gizi buruk
sebagian besar ditemukan dari keluarga yang orang dapat tertangani. Sampai saat ini, program puskesmas
tuanya bekerja di perkebunan sawit Sei Menggaris milik mengedepankan program pendampingan ke keluarga
perusahaan swasta. Berdasarkan data profil Puskesmas yang masih mempunyai balita gizi buruk atau di bawah
tahun 2017, telah ditemukan 13 balita kurang gizi dan garis merah. Kegiatan program kesehatan di Sei
103 balita di bawah garis merah (BGM). Sedangkan Menggaris berjalan dengan lancar, namun diwarnai pula
pada tahun 2018 tersisa 3 kasus balita gizi buruk. Upaya dengan beberapa kendala di masyarakat diantaranya
program kesehatan seperti pendampingan keluarga oleh adalah minimnya pengetahuan dan perilaku masyarakat
tentang kesehatan serta sulitnya akses wilayah. Kegiatan Visi dan misi menuju masyarakat Indonesia Sehat
sosialisasi tentang program kesehatan selain penyuluhan telah tertuang dalam Rencana Strategi (Renstra) lima
dengan memberikan materi langsung juga ditambahkan tahun, namun masih banyak kendala yang dihadapi
pemberian materi dalam bentuk audio visual (video) oleh Sei Menggaris seperti letak geografis, akses
sehingga masyarakat lebih mudah memahami. maupun pengetahuan masyarakat. Harapan kedepan
adalah adanya pemerataan pelayanan kesehatan untuk
“karena disini adalah wilayah transmigran ....harusnya masyarakat wilayah terpencil dan perbatasan yang
dengan beberapa eh...penduduk dari beberapa wilayah didukung oleh sumber daya serta sarana dan prasarana
yang masuk ke sini harusnya lebih terbuka kan....tapi sehingga masyarakat Sei Menggaris mampu membangun
ternyata yang masuk kesini itu orang-orang yang rata- kesehatan secara mandiri untuk meningkatkan derajat
rata yang tidak lulus sekolah ....pengetahuan merekapun kesehatan.
juga eeh...terbatas... makanya kita ga bisa eeh...merubah
perilaku ....ditambah lagi dengan akses kita...” “.......akses “kalau sesuai dengan renstra kita ke depan selama lima
susah di sekaduyantaka.......” “.................jika hujan ...agak tahun itu ....tetap dari visi misi membangun kemandirian
susah.......” (MA, 31 Juli 2018) masyarakat ... mandiri dalam bidang kesehatanya...eeh..
namun...apa namanya,.....eeh kendala-kendalanya kita
Koordinasi lintas sektor juga selalu digalakkan oleh banyak sekali ......eh masalah pengetahuan..belum lagi
Puskesmas Sei Menggaris, hal ini terlihat adanya upaya letak geografis kita...masalah aksesnya yang terbatas...
pendekatan dengan tokoh masyarakat baik pada “(MA, 31 Juli 2018).
komunitas nelayan, petani dan pekerja perkebunan.
Saat ini, puskesmas juga sedang berkoordinasi dengan SUMBER :
pihak perusahaan-perusahaan swasta yang berada di
Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan. 2017. Profil
wilayah Sei Menggaris melalui program baru puskesmas
Kesehatan Kabupaten Nunukan. Dinas Kesehatan
yang “launching” pada bulan Juni 2018 bernama “Prima
Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara.
Sehat”, yaitu Pelayanan Rawat Inap Makan Sehat di
mana perusahaan swasta memberikan bantuan berupa Puskesmas Sei Menggaris. 2017. Profil Kesehatan Sei
makanan sehat diperuntukan bagi pasien rawat inap Menggaris. Puskesmas Sei Menggaris Kabupaten
puskesmas. Walaupun program “Prima Sehat” tidak Nunukan Provinsi Kalimantan Utara.
berhubungan langsung dengan status gizi balita,
Kecamatan Sei Menggaris. 2017. Kecamatan Sei
namun program ini menjadi salah satu pemicu untuk
Menggaris dalam Angka. Kecamatan Sei Menggaris
dikembangkan lebih lanjut sehingga sasarannya tidak
Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara.
hanya pasien rawat inap namun juga mencakup balita
dan anak sekolah dalam rangka meningkatkan status gizi Kompas. 2017. Bupati Nunukan Temukan Sejumlah
masyarakat Sei Menggaris. Balita Gizi Buruk di Kandang Budak. [04 September
2017]. http://regional.kompas.com
“kalau lintas sektor ....alhamdulillah kita ada... program
Radar Kaltara. 2018. Tekan Angka Gizi Buruk. [Senin, 01
baru kita......itu namanya prima sehat ..pelayanan rawat
Oktober 2018]. http://kaltara.prokal.co/read.
inap makan sehat ..” ”...ini baru berjalan kemarin bulan..
awal bulan Juni.....” “kerjasama dengan pihak swasta....” *Loka Litbangkes Pangandaran
(MA, 31 Juli 2018).
OLEH:
ASEP JAJANG K*
Faktor lingkungan, faktor kimia dan faktor biologi tempat perindukan.4 Begitu juga dengan nyamuk dewasa
akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan toxorhynchites yang biasa beristirahat di batang atau
dan keberadaan nyamuk. Selama kebutuhan darahnya ranting pohon di sekitar lokasi penempatan telur.
terpenuhi, nyamuk mampu mempertahankan hidupnya
tanpa dipelihara dan bisa berkembang biak dengan Di daerah padat penduduk dan di daerah yang banyak
sempurna di dalam rumah, di luar rumah, di semak- ditemukan tempat perindukan, akan sangat mudah
semak maupun di hutan. Nyamuk sangat tergantung menemukan tempat istirahat nyamuk. Namun, di
kepada darah untuk berkembang biak, dan air untuk daerah hutan dan pegunungan akan cukup sulit untuk
habitatnya. Nyamuk mengambil keuntungan dari darah mendapatkan tempat istirahat nyamuk. Populasi nyamuk
manusia dan binatang. Air tempat nyamuk berkembang pun terbatas. Hanya jenis nyamuk tertentu yang bisa
biak dipilih sesuai dengan kesukaannya. Setelah didapatkan di daerah-daerah tersebut. Hal tersebut
kebutuhan darahnya terpenuhi, nyamuk akan mengalami dikarenakan tempat perindukannya hanya dari mata
pematangan telur di dalam perutnya (abdomen), setelah air dan air hujan yang tersimpan di lubang tanah dan
itu nyamuk akan mencari air untuk bertelur. Tapi dedaunan. Namun, apabila kita ingin mendapatkan
tahukah anda bahwa nyamuk juga butuh istirahat?. nyamuk yang sedang beristirahat di hutan, kita bisa
dengan mudah untuk menemukannya dengan cara
Istirahat bagi nyamuk sangatlah penting terutama disaat menggerakan ranting pohon ataupun semak-semak
setelah nyamuk menghisap darah. Istirahat bagi nyamuk dedaunan.
bisa dilakukan di dua waktu, yaitu istirahat pada waktu
nyamuk setelah menghisap darah sambil menunggu Sebagai makhluk hidup seperti halnya manusia dan
proses perkembangan telurnya dan istirahat pada waktu hewan lainnya, nyamuk sebagai serangga juga butuh
nyamuk sedang aktif mencari darah.1 Pada malam hari istirahat. Namun nyamuk memiliki cara tersendiri
di kala nyamuk aktif mencari darah, nyamuk masuk dalam melakukan ritual istirahatnya. Tulisan ini dibuat
ke rumah sebelum menghisap mangsanya. Biasanya berdasarkan pengalaman dalam perburuan menangkap
nyamuk istirahat dulu di dinding rumah atau ditempat nyamuk baik kegiatan penelitian institusi tempat penulis
lainnya. Setelah menghisap darah manusia, ada nyamuk bekerja maupun saat penulis mengikuti riset nasional
yang langsung keluar rumah dan ada juga nyamuk yang vektora.
istirahat dulu di dalam rumah.
SUMBER :
Umumnya saat nyamuk istirahat, mereka memilih
Depkes RI Dirjen PPM&PL Direktorat Pemberantasan
tempat yang lembab, gelap, terlindung dari cahaya
Penyakit Bersumber Binatang. Entomologi Malaria.
matahari dan aman dari predator. Akan tetapi bila kita
2003;
teliti lebih jauh, nyamuk mempunyai kesukaan masing-
masing dalam hal perilaku istirahatnya. Perilaku nyamuk Hadi UK, Soviana S, Gunandini DD. Aktivitas nokturnal
istirahat berbeda-beda sesuai dengan kebiasaan nyamuk vektor demam berdarah dengue di beberapa
dalam mencari kebutuhan darahnya. Contohnya Aedes daerah di Indonesia. J Entomol Indones. 2015;9(1).
aegypti, nyamuk ini punya kebiasaan mencari darah Hasa Boesri dan Tri Suwaryono. Fauana Anopheles di
dan beristirahat di dalam rumah baik di dinding rumah, Desa Buayan dan Ayah di Kabupaten Kebumen
gantungan baju dan lainnya. Spesies Anopheles vagus Jawa Tengah. J Kedokt Yars. 2009;17(3):218–34.
dan Anopheles aconitus beristirahat dan hinggap di
tempat-tempat dekat tanah, rumput atau ranting-ranting Yanelza Supranelfyl, Hotnida Sitorus’ RIP. Bionomik
akar yang terlindung. Jenis tempat istirahat An. sundaicus Nyamuk Mansonia dan Anopheles Di Desa
di luar ruangan dapat berbeda-beda antara satu daerah Karya Makmur, Kab Oku Timur. J Ekol Kesehat.
dengan daerah lainya. Di daerah pesisir kebumen 2012;Vol.11, No.
banyak ditemukan tempat istirahat nyamuk Anopheles Steffan WA & NL Evenhuis. Biology of Toxorhynchites.
pada daun kelapa kering. Nyamuk culex dan armigeres 1981;: 159-181.
lebih banyak beristirahat di semak-semak yang rimbun.
Nyamuk mansonia banyak beristirahat di dekat tempat *Loka Litbangkes Pangandaran
perindukan dan semak-semak atau rawa disekitar
“TOXORHYNCHITES”
NYAMUK RAKSASA
SAHABAT KITA
OLEH:
JONI HENDRI*
NYAMUK bersahabat..? raksasa lagi..apa ada?.. “vegetarian”. Kebutuhan zat besi yang diperlukan untuk
pematangan telur diduga diperoleh ketika masih dalam
anda mungkin berpikir demikian, tapi jika membaca
bentuk jentik pada fase aquatik. Karena ukurannya
artikel ini lebih lanjut, anda mungkin akan menarik
yang cukup “raksasa” maka jentik dari nyamuk ini akan
kembali pertanyaan anda. Kenapa demikian?
memangsa jentik nyamuk lain atau serangga air lainnya
yang ukurannya dibawah ukuran jentik Toxorhynchites
Nyamuk memang merupakan masalah yang cukup besar
tersebut.
bagi manusia. Selain sebagai pembawa penyakit tular
vektor seperti Demam Berdarah, Malaria, Chikungunya,
Dua hal tersebut menjadikan nyamuk yang sering
Kaki Gajah dan sebagainya, suara dengungannya juga
disebut “nyamuk gajah” ini bisa dikatakan “bersahabat”
sangat mengganggu lelapnya tidur kita. Selain itu,
dengan kita. Alasannya adalah (1) jentiknya bersifat
gatal akibat tusukan nyamuk juga merupakan masalah
predator atau pemakan jentik nyamuk lainnya,
tersendiri yang diakibatkan oleh serangga yang sangat
sehingga dapat mengurangi populasi jentik nyamuk
mudah beradaptasi ini.
yang membahayakan kesehatan manusia. Selain itu, (2)
nyamuk dewasa dari genus ini juga tidak akan kontak
TOXORHYNCHITES SAHABAT KITA
dengan manusia karena baik nyamuk jantan maupun
Seperti yang banyak kita ketahui bahwa pada umumnya nyamuk betina hanya menghisap “cairan” tumbuhan
setelah perkawinan, nyamuk betina akan memerlukan sebagai makanannya.
darah manusia atau hewan, beberapa kandungan
terutama zat besi yang ada dalam darah sangat POTENSI PENGENDALI HAYATI TERHADAP NYAMUK
diperlukan dalam proses pematangan telur. Hal ini
Timbulnya masalah yang disebabkan oleh nyamuk
menjadi penyebab adanya serangan nyamuk terhadap
memacu para peneliti mencari cara pengendalian vektor
manusia maupun hewan.
dengan efek samping terhadap lingkungan seminimal
mungkin. Umumnya upaya pengendalian vektor yang
Berbeda dengan nyamuk lainnya, nyamuk Toxorhynchites
banyak dilakukan adalah dengan menggunakan berbagai
tidak menyukai darah manusia maupun hewan.2
jenis insektisida atau bahan kimia. Namun penggunaan
Walaupun ukurannya paling besar dalam keluarga
bahan kimia dapat menimbulkan bahaya pencemaran
nyamuk, Toxorhynchites dewasa merupakan nyamuk
bagi lingkungan dan memicu timbulnya efek resistensi
bagi serangga tersebut. Selain itu penggunaan bahan telah banyak diujikan. Dalam skala laboratorium
kimia saat ini mempunyai beberapa kendala seperti penelitian mengenai kemampuan larva Toxorhynchites
mahalnya biaya dan penolakan masyarakat jika sumber amboinensis dalam memangsa larva Aedes spp. pernah
airnya atau lingkungannya dicemari oleh bahan kimia. dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Pertanian Bogor Tahun 2004 dengan hasil
Oleh karena itu diperlukan adanya terobosan baru agar yang cukup menggembirakan. Dalam skala lapangan,
pengendalian vektor dapat dilakukan dengan aman dan uji coba pernah dilakukan oleh Annis dkk., mereka
ramah lingkungan diantaranya dengan mengembangkan menempatkan larva nyamuk Toxorhynchites ke dalam
teknik pengendalian secara hayati menggunakan wadah penampungan air di pemukiman penduduk.
organisme atau musuh alami serangga. Menurut Penelitian yang dilakukan di Jakarta dan di Jawa Tengah
Tampubolon pengendalian hayati adalah manipulasi ini belum mendapatkan hasil yang cukup memuaskan.
secara langsung dan sengaja dari musuh alami, pesaing Penelitian lain dalam skala ujicoba lapangan juga
organisme pengganggu, seluruhnya atau sebagian, pernah dilakukan oleh Tampubolon dkk. dengan cara
atau sumberdaya yang diperlukan oleh agen itu untuk melepaskan nyamuk Toxor dewasa dimana hasilnya
pengendalian organisme pengganggu atau dampak menunjukkan bahwa 16,7 - 56,7 persen dari perangkap
negatifnya. Organisme tersebut umumnya bersifat telur, antara hari ke 5 - 16 tidak dihuni oleh larva
peredator, parasitik atau patogenik dan umumnya nyamuk lainnya karena diduga sudah habis dimakan
berada pada habitat yang sama dengan berbagai fase atau dibunuh oleh larva predator ini.
kehidupan dari serangga.
Penelitian dalam menilai potensi pengendali hayati dari
Di luar negeri penelitian mengenai potensi nyamuk nyamuk gajah ini cukup banyak yang berhasil dan tidak
Toxorhynchites telah dikembangkan bahkan telah jarang juga menunjukkan hasil yang kurang memuaskan.
dimulai sejak puluhan tahun yang lalu. Setidaknya Kegagalan percobaan dalam ujicoba di alam disebabkan
laporan mengenai adanya potensi ini telah dilaporkan oleh adanya beberapa faktor yang berpengaruh pada
oleh Colledge tahun 1911 serta Buxton & Hopkins tahun perkembangbiakan nyamuk tersebut diantaranya karena
1927. adanya batasan suhu ideal, kecepatan pertumbuhan
larva, metode penyebaran ke alam, dan sifat larva
Di indonesia, beberapa penelitian mengenai potensi yang kanibal sehingga menyebabkan kegagalan dalam
Toxorhynchites dalam mengendalikan nyamuk vektor beradaptasi dengan lingkungan baru. Oleh karena itu,
penelitian yang berkelanjutan perlu terus dikembangkan
dengan memperhatikan faktor dari kegagalan tersebut.
Semoga kedepannya predator nyamuk ini dapat menjadi
alternatif dalam mengendalikan populasi nyamuk
penyebar penyakit.
SUMBER :
Zhou G, Kohlhepp P, Geiser D, Frasquillo M del C,
Vazquez-Moreno L, Winzerling JJ. Fate of blood
meal iron in mosquitoes. J Insect Physiol.
2007;53(11):1169–78.
Steffan WA & NL Evenhuis. Biology of Toxorhynchites.
1981;: 159-181.
Prasetyowati H, Astuti EP, Ruliansyah A. Penggunaan
insektisida rumah tangga dalam pengendalian
populasi Aedes aegypti di daerah endemis Demam
Berdarah Dengue ( DBD ) di Jakarta Timur.
Aspirator. 2016;8(1):29–36.
Focks DA. Toxorhynchites as Biocontrol Agent. J Am
Mosq Control Assoc. 2007;23(2 spl):118–27.
Benelli G, Jeffries CL, Walker T. Biological control of
mosquito vectors: Past, present, and future. Insects.
2016;7(4):52. doi: 10.3390/insects7040052.
Steffan WA. Systematics and biological control potential amboinensis (Diptera: Culicidae) Sebagai Agen
of Toxorhynchites (Diptera: Culicidae). Mosq Syst. Pengendali Hayati. J Biosains. 1996;1(4):24–9.
1975;7:59–67.
Koeswara MB. Studi Kesuburan, Periode Lama Bertelur
Mercer DR, Wettach GR, Smith JL. Effects of larval density dan Lama Hidup Toxorhynchites amboinensis di
and predation by Toxorhynchites amboinensis Laboratorium. Insitut Pertanian Bogor; 2004.
on Aedes polynesiensis (Diptera : culicidae)
Annis B, Krisnowardojo S, Atmosoedjono S, Supardi P.
developing in coconuts. J Am Mosq Control Assoc.
Suppression of larval Aedes aegypti populations
2005;21(4):425–31.
in household water storage containers in Jakarta,
Nyamah MA, Sulaiman S, Omar B. Field observation Indonesia, through releases of first-instar
on the efficacy of Toxorhynchites splendens Toxorhynchites splendens larvae. J Am Mosq
(Wiedemann) as a biocontrol agent against Aedes Control Assoc. 1989;5:235–8.
albopictus (Skuse) larvae in a cemetery. Trop
B. A, S. N, Hadisuwasono, Widiarti, Annis B, Nalim S, et
Biomed. 2011;28(2):312–9.
al. Toxorhynchites amboinensis larvae released in
Asih K. Potensi Larva Toxorhynchites amboinensis domestic containers fail to control dengue vectors
Sebagai Agen Pengendali Hayati Terhadap Larva in a rural village in central Java. J Am Mosq Control
Aedes aegypti di Laboratorium. Institut Pertanian Assoc. 1990;6:75–6.
Bogor; 2004.
Tampubolon MP, Koesharto FX, Gunandini DJ.
Gunandini DJ. Evaluasi Potensi Larva Toxorhynchites Kemampuan Larva Toxorhynchites amboinensis
Amboinensis Doleschall (Diptera: Culicidae) Sebagai Agen Pengendali Hayati Terhadap Larva
Sebagai Agen Pengendali Hayati Larva Aedes Nyamuk Aedes sp. Di Lapangan. J Biosains.
Aegypti (Linnaeus) (Diptera: Calicidae) Di 1997;2920:7–11.
Laboratorium. Laporan Penelitian. Bogor; 1993.
*Loka Litbangkes Pangandaran
Tampubolon MP. Studi Potensi Toxorhynchites
Dr. dr. Laurentia Konadi Mihardja, MS., Sp. GK. (Kepakaran Bidang Epidemiologi dan Biostatistik);
Dr. dr. Julianty Pradono, MS (Kepakaran Bidang Epidemiologi dan Biostatistik);
Dr. Astuti Lamid, MCN. (Kepakaran Bidang Makanan dan Gizi);
Dr. Dede Anwar Musadad, SKM., M.Kes. (Kepakaran Bidang Kesehatan Lingkungan)
Foto: litbang.kemkes.go.id
WASPADA JAPANESE
ENCEPHALITIS: KENALI
FAKTOR RISIKONYA
J
apanese encephalitis merupakan penyakit akut yang
ditularkan melalui nyamuk terinfeksi. Virus Japanese
Encephalitis (JEV) termasuk famili Flavivirus yang ditularkan
oleh nyamuk dan beramplifikasi di babi dan burung air di
OLEH: alam. Virus ini dapat ditularkan kepada manusia, kuda, sapi,
M. UMAR RIANDI* dan beberapa vertebrata lainnya. Meskipun titer viremia JEV
yang menginfeksi manusia, kuda, dan sapi tidak cukup tinggi
dan lama untuk menginfeksi nyamuk, JEV dapat menyebabkan
demam dan encephalitis terutama pada manusia, kuda, dan
sesekali pada sapi. Pengobatan pada penderita JE dapat sembuh
total, sembuh dengan kecacatan mental, atau bahkan kematian.
Foto: Joni Hendri
Pendidikan
33
Penyakit ini pertama dikenal pada tahun 1871 di Jepang; Berdasarkan siklus JE tersebut, terdapat beberapa
diketahui menginfeksi sekitar 6.000 orang pada tahun faktor risiko penularan JE yang menjadi perhatian
1924, kemudian terjadi KLB besar pada tahun 1935; yaitu virus JE, host amplifier, vektor, dan lingkungan
hampir setiap tahun terjadi KLB dari tahun 1946-1950. perkembangbiakan vektor.
Virus Japanese encephalitis pertama diisolasi pada
tahun 1934 dari jaringan otak penderita ensefalitis yang A. SIRKULASI VIRUS JE
meninggal. Penyakit ini endemik di daerah Asia, mulai
Mendeteksi keberadaan virus JE pada suatu wilayah
dari Jepang, Filipina, Taiwan, Korea, China, Indo-China,
cukup sulit dilakukan, memerlukan pengujian
Thailand, Malaysia, sampai ke Indonesia serta India.
laboratorium khusus dan adanya kasus JE subklinis
Diperkirakan ada 35.000 kasus Japanese encephalitis
juga menambah kerumitan deteksi kasus JE. Gold
di Asia setiap tahun, dengan prevalensi mencapai
standard pengujian virus JE adalah uji molekuler dari
1,8 per 100.000 penduduk dan angka kematian
cairan serebrospinal (CSF). Akan tetapi pengujian
berkisar 20-30%. Anak usia 1-15 tahun paling sering
serologis terhadap serum dianggap cukup dikarenakan
terinfeksi. Di Indonesia, penelitian penyakit Japanese
sulitnya mendapat hasil positif JE uji molekuler dari
encephalitis sudah dilakukan sejak 1975, menunjukkan
CSF. Penemuan kasus JE merupakan hasil penyaringan
seroprevalensi sebesar 10-75% dari seluruh kasus acute
dari penderita klinis acute encephalitis syndrome (AES).
encephalitis syndrome yang diperiksa.3
22
(nyamuk) dan burung-burung air (Ardeidae) yang
bermigrasi, seperti burung kuntul (Egretta alba) 20
JE dianggap sebagai penyakit rural karena keberadaan encephalitis virus in pigs. Nat Commun. 2016;7:1-9.
area persawahan tempat nyamuk berkembangbiak serta doi:10.1038/ncomms10832
keberadaan peternakan babi. Pada beberapa negara Asia
Vaccine Assessment and Monitoring Team. WHO-
tenggara, kasus JE terjadi secara periodik mengikuti pola
Recommended Standards for Surveillance of Selected
tanam padi dan curah hujan, sedangkan pada wilayah
Vaccine-Preventable Diseases. Vol 03.; 2003.
lain terjadi secara sporadis.
doi:WHO/V&B/03.01
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor risiko JE; Thakur KK, Pant GR, Wang L, et al. Seroprevalence of
tingginya kasus AES dan terjadi setiap tahun; keberadaan Japanese Encephalitis Virus and Risk Factors
populasi babi; keberadaan vektor dan lingkungan Associated with Seropositivity in Pigs in Four
persawahan, seharusnya jadi pemicu kewaspadaan Mountain Districts in Nepal. Zoonoses Public
tinggi terhadap penyakit JE oleh petugas kesehatan Health. 2012;59(6):393-400. doi:10.1111/j.1863-
setempat. Sejatinya, pengendalian penyakit Japanese 2378.2012.01456.x
Encephalitis relatif lebih mudah jika dibandingkan
Sendow I, Bahri S, Sarosa a. Prevalensi Japanese-B-
dengan pengendalian penyakit DBD. Hal ini karena
Encephalitis pada Berbagai Spesies di Indonesia.
telah tersedianya vaksin JE untuk manusia maupun
Jitv. 2000;5(1):276-279.
hewan. Selain imunisasi, pengendalian melalui upaya
pencegahan, semisal menjauhkan peternakan babi dari Sendow I, Syafriati T, Hadi UK, Malole M, Soviana S,
area pemukiman dan persawahan diharapkan mampu Darminto. Epidemiologi Penyakit Japanese-B-
menurunkan risiko penularan JE. Negara-negara yang Encephalitis pada Babi di Propinsi Riau dan
telah berhasil menurunkan prevalensi JE seperti China, Sumatera Utara. Jitv. 2003;8(1):64-70.
Jepang, dan Korea Selatan dapat dijadikan contoh baik
Ompusunggu S, Maha MS, Dewi RM, Subangkit. Infeksi
pengendalian JE.
Japanese encephalitis pada Babi Di Beberapa
Provinsi Indonesia Tahun 2012. Media Litbangkes.
SUMBER :
2015;25(2):1-8.
Kako N, Suzuki S, Sugie N, et al. Japanese encephalitis in
Lindahl JF, Ståhl K, Chirico J, Boqvist S, Thu HTV,
a 114-month-old cow: pathological investigation
Magnusson U. Circulation of Japanese Encephalitis
of the affected cow and genetic characterization of
Virus in Pigs and Mosquito Vectors within Can
Japanese encephalitis virus isolate. BMC Vet Res.
Tho City, Vietnam. PLoS Negl Trop Dis. 2013;7(4).
2014;10(1):1-8. doi:10.1186/1746-6148-10-63.
doi:10.1371/journal.pntd.0002153
Campbell G, Hills S, Fischer M, et al. Estimated global
Garjito TA, Widiarti, Handayani F, Joharina AS. Virus
incidence of Japanese encephalitis: Bull World
Japanese Encephalitis Dan Masalahnya Di
Health Organ. 2011;89(10):766-774. doi:10.2471/
Indonesia.; 2014.
BLT.10.085233
Sunnara Y. Report of the Bi-Regional Meeting on Japanese
Maha MS. Japanese Encephalitis. Cermin Dunia Kedokt.
Encephalitis. 2005;(April).
2012;39(5):349-350.
*Loka Litbangkes Pangandaran
Ricklin ME, García-Nicolás O, Brechbühl D, et al. Vector-
free transmission and persistence of Japanese
TIPS
Ramuan Jamu untuk Sakit Maag/Gangguan Lambung
• Rimpang Jahe : 15 gram
• Herba Sembung : 15 gram
• Jinten Hitam : 2 gram
• Rimpang kunyit : 15 gram
Foto: b2p2toot.litbang.kemkes.go.id
SI PUSS,,,, MENGGEMASKAN
NAMUN HARUS DIWASPADAI
(terkonfirmasi sebagai reservoar zoonotic
filariasis Brugia malayi di Provinsi Aceh)
OLEH:
YULIDAR*
A
da yang memanggilnya Puss atau Kitty namun
seringnya diberikan nama-nama yang lucu oleh
pemiliknya. Kucing adalah animalia yang termasuk
ke dalam ordo Carnivora, family Felidae, Sub-famili
Felinae, genus Felis dan spesies Felis sp. Sebagai hewan
piaran, kucing memang sangat menggemaskan bagi
sebagian orang. Namun, ada juga yang menghindarinya
karena bulu-bulu kucing dapat menjadi alergan bagi
penderita gangguan pernafasan. Saat ini, kucing juga
termasuk hewan yang harus diwaspadai terutama pada
wilayah endemik filariasis patogen Brugia malayi.
SAATNYA MENABUNG
AIR DENGAN BIOPORI
OLEH:
DUDUNG ABDUL MALIK*
Foto: sda.pu.go.id
Inspirasi
43
lebat), dengan laju peresapan air perlubang 3 liter/menit 4. Sampah organik perlu selalu ditambahkan ke dalam
(180 liter/jam) pada 100 m2 bidang kedap perlu dibuat lubang yang isinya sudah berkurang menyusut
sebanyak (50 x 100) : 180 = 28 lubang. Bila lubang yang karena proses pelapukan.
dibuat berdiameter 10 cm kedalaman 100 cm, setiap
lubang dapat menampung 7,8 liter sampah organik, 5. Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat
berarti tiap lubang dapat diisi sampah organik dapur 2-3 diambila pada setiap akhir musim kemarau
hari. Dengan demikian, 28 lubang baru dapat dipenuhi bersamaan dengan pemeliharaan lubang
sampah organik yang dihasilkan selama 56-84 hari,
dimana dalam kurun waktu tersebut lubang perlu diisi
kembali.
LRB DENGAN MODIFIKASI
Berikut ini adalah langkah-langkah cara membuat lubang LRB dengan modifikasi type yaitu dengan memberikan
biopori: penguat menggunakan adukan semen dan pasir dengan
komposisi 1:4 atau adukan beton. Cara pembuatannya
1. Buat lubang silindris ke dalam tanah dengan
sebagai berikut: setelah lubang biopori selesai dibuat
diameter 10 cm, kedalaman sekitar 100 cm atau
dengan kedalaman sesuai keinginan, bagian atas lubang
jangan melampaui kedalaman air tanah pada dasar
diperlebar ± 5 cm sekelilingnya dengan kedalaman
saluan atau alur yang telah dibuat. Jarak antar
minimal 10 cm. Ini merupakan ruang yang akan kita
lubang 50-100 cm.
gunakan untuk memperkuat bagian atas dan diisi dengan
adukan beton. Pada waktu mencetak bagian atas lubang
2. Mulut lubang dapat diperkuat dengan adukan
gunakan PVC dengan diameter 3 inchi sebagai cetakan.
semen selebar 2-3 cm, setebal 2 cm disekeliling
Sekeliling PVC dilumuri dengan oli bekas supaya adukan
mulut lubang, atau dengan penguat yang tersedia
tidak menempel dan hasil cetakan adukan lebih baik.
dipasaran.
Setelah adukan setengah kering angkat PVC. Selanjutnya,
pada bagian atas diletakan penutup saluran air kotor
3. Segera isi lubang biopori dengan sampah organik
kamar mandi dan dicetak sesuai bentuk penutup
yang berasal dari sisa tanaman yang dihasilkan dari
tersebut. LRB dengan type ini dapat bertahan lebih lama
dedaunan pohon, pangkasan rumput dari halaman
dan tidak memerlukan pemeliharaan yang lebih intensif.
atau sampah dapur.
Foto: Pixabay
Apabila penutup lubang mengalami keruskan karena Akhirnya, program pembuatan Lubang Resapan Biopori
cuaca alam, penutup itu dapat diganti. Type ini relatif (LRB) secara masal akan lebih memberikan manfaat
lebih murah karena harga penutup lubang saluran kamar dan hasil yang lebih maksimal. Dengan LRB akan lebih
mandi hanya Rp.2.500,- per buah. banyak air yang terserap ke dalam tanah sehingga kita
dapat melihat cadangan air tanah lebih banyak. Dengan
program ini juga peluang terjadinya banjir akibat curah
hujan yang tinggi dapat diturunkan. Mudah-mudahan ke
PERBEDAAN BIOPORI DAN SUMUR RESAPAN depan anak cucu kita tidak kesulitan mendapatkan air
Perlu diketahui bahwa, ada beberapa perbedaan antara tanah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Biopori dengan sumur resapan atau situ. Menurut Dr.
Kamir, hal paling pokok yang membedakan LRB dengan
SUMBER :
sumur resapan atau situ adalah pada terciptanya liang http://www.biopori.com/sekretariat.php
biopori pada LRB.
http://pprklender.blogspot.co.id/2013/01/dengan-
lubang-biopori-dan-sumur-resapan.html
Liang biopori merupakan terowongan-terowongan kecil
di dalam tanah yang terbentuk oleh aktivitas fauna tanah http://www.menlh.go.id/membuat-sumur-resapan-di-
seperti cacing, selain akibat sistem perakaran pohon. pekarangan-rumah/
Liang biopori ini terisi udara dan bisa memperlancar
https://alamendah.org/2009/10/14/lubang-resapan-
jalur air yang meresap.
biopori-sederhana-tepat-guna/
Letak beda yang juga krusial antara LRB, sumur resapan, http://www.rumahsae.com/2015/09/syarat-dan-cara-
dan situ adalah pada penambahan luas penampang membuat-sumur-resapan.html
tanah. Makin berkali-lipat luas penampang tanah, makin
http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/286-
besar pula potensi meresapkan air ke dalam tanah.
direktori/1482-pencetus-lubang-resapan-biopori
Dr. Kamir membuat perbandingan luas mulut lubang *Sekretariat Daerah Kabupaten Kuningan
dari yang terkecil dengan diameter 10 sentimeter sampai
100 sentimeter. Makin kecil diameternya, maka beda kali
lipat luas penampang tanahnya makin besar.
RAPAT KERJA
LOKA LITBANGKES
PANGANDARAN
TAHUN 2019
Program Keluarga Harapan (Kementerian Sosial), dan Universal Health Coverage (UHC), Stunting dan Gizi
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Buruk.
(BKKBN) dengan harapan penanggulangan stunting
dapat dilaksanakan sekarang secara berkelanjutan. Sesi Rapat Kerja Loka Litbangkes Pangandaran Tahun
2019 selanjutnya yaitu meningkatkan kapasitas sumber
Penyusunan Road Map Penelitian Tahun 2020 – 2024 daya manusia melalui Pelatihan Emotional Spiritual
dibahas dalam Rapat Kerja Loka Litbangkes Pangandaran Quotient (ESQ) dan fun games berupa panahan. Seluruh
Tahun 2019. Hal-hal yang menjadi topik pembahasan pegawai Loka Litbangkes Pangandaran antusias
adalah penelitian yang dilakukan oleh Loka Litbangkes mengikuti rangkaian kegiatan tersebut. Peningkatan
Pangandaran harus berbasis Client Oriented Research kecerdasan emosi dan kerjasama bermanfaat untuk
Acivitiy (CORA), baik itu penelitian yang bersesuaian meningkatkan kinerja pegawai Loka Litbangkes
dengan tugas dan fungsi satker ampuan maupun Pengandaran.
penelitian unggulan (arbovirosis). Dinas Kesehatan
Provinsi meminta dilakukan intervensi terkait Stunting Demikian Rapat Kerja Loka Litbangkes Pangandaran.
dan Gizi Buruk untuk wilayah Jawa Barat. Selain itu Diharapkan seluruh rangkaian kegiatan dapat
diharapkan adanya kajian tentang vektor, khususnya memotivasi pegawai, memberi makna positif, dan
vektor Malaria di Sukabumi, Tasikmalaya, Pangandaran, meningkatkan kinerja pegawai Loka Litbangkes
dan Garut. Keterbatasan tenaga entomolog di Jawa Pangandaran. Kinerja yang optimal dapat memberikan
Barat berdampak pada penanggulangan penyakit tular manfaat khususnya dalam upaya membangun kesehatan
vektor belum optimal. Dinas Kesehatan Provinsi Banten yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
mengharapkan adanya penelitian berkaitan dengan
INVESTIGASI
MARA IPA1
1
Loka Litbangkes Pangandaran
Foto: cartercenter.org/edit
49
filariasis, namun tetap harus diwaspadai karena masih Gambaran aspek manajemen pelaksanaan eliminasi
ada satu tahap evaluasi yaitu TAS 3 di tahun 2018. filariasis di Kabupaten Tangerang bahwa Pemerintah
Apabila di tahapan TAS 3 ditemukan yang positif lebih Daerah ditingkat Kabupaten melaksanakan kebijakan
dari cut off point dampaknya adalah adanya pengulangan pusat terkait program eliminasi filariasis. Komitmen
pengobatan. Kondisi demikian menimbulkan kendala kuat di tingkat Pemerintah Daerah baik Provinsi dan
bagi kabupaten/kota karena besarnya sumber daya yang Kabupaten yang menjadikan program filaria sebagai
diperlukan (biaya operasional dan dukungan SDM) serta program proritas sebagai modal utama keberhasilan.
berubahnya rencana strategis kabupaten/kota dalam Kemitraan yang dibangun dengan dituangkan dalam
hal pengendalian penyakit menular. Adanya masalah surat edaran yang dikeluarkan oleh Pemerintah
dan kendala tersebut di atas, perlu dilaksanakan suatu Daerah di tingkat Kabupaten menjadi salah satu faktor
studi yang menyeluruh guna mengetahui berbagai pendukung keberhasilan eliminasi.
aspek terkait dengan kegagalan/keberhasilan suatu
kabupaten/kota dalam melaksanakan eliminasi filariasis. REKOMENDASI KEBIJAKAN
Sertifikasi eliminasi filariasis diberikan kepada
HASIL PENELITIAN
Kabupaten/Kota yang telah lulus dari serangkaian
Hasil survei penularan yang dilaksanakan setiap dua evaluasi (WHO) sampai tiga kali dengan jeda dua tahun
tahun sekali paska pengobatan massal sampai dengan pada setiap periode evaluasi. Berdasarkan sistem
periode 2 (TAS-2) Kabupaten Tangerang telah lulus monitoring dan evaluasi filariasis tersebut maka
dengan diperoleh hasil negative terhadap 1.692 anak berpeluang terjadinya risiko transmisi selama masa
SD. Lokasi penelitian dilakukan di desa sentinel (Rajeg) tenggang menunggu tahapan TAS berikutnya. Apabila
yaitu desa yang memiliki Microfilariasis (Mf) rate > 1%, kegiatan surveilans aktif pemeriksaan klinis filariasis
sedangkan desa spot adalah desa Kemiri yang hampir tidak direalisasi, maka perlu diwaspadai terjadinya
sama kondisinya dengan desa sentinel. Pemeriksaan transmisi baru. Hal ini menjadikan upaya eliminasi
Sediaan Darah Jari (SDJ) pada 622 responden di Desa filariasis dengan memutus rantai penularan gagal
Kemiri dan Rajeg menunjukkan hasil negatif pada dan tetap terpeliharanya keberlangsungan transmisi
keseluruhan sampel. Berdasarkan hasil pemeriksaan penularan. Langkah nyata yang harus dilakukan oleh
klinis terdapat sebagian kecil responden yang Kepala Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang adalah
mengalami gejala klinis berupa demam filariasis (2,7%); melalui kegiatan surveilans aktif pemeriksaan klinis
Lymphadenitis (0, 4%); dan Filarial abses (0,6%). filariasis setiap satu tahun sekali di daerah sentinel dan
spot.
Hasil penangkapan nyamuk ditemukan bahwa
populasi nyamuk terbanyak ditemukan di desa Kemiri SUMBER :
dibandingkan dengan desa Rajeg. Genus nyamuk yang
Gedge Lm, Bettis Aa, Bradley Mh, Hollingsworth Td,
ditemukan paling banyak adalah Culex yaitu Culex
Turner Hc. Economic Evaluations Of Lymphatic
vishnui, Cx. quinquefasciatus, Cx. fuscocephalus, dan Cx.
Lymphatic Filariasis Interventions: A Systematic
tritaeniorhynchus, sedangkan genus Anopheles yaitu
Review And Research Needs. Parasites And Vectors.
Anopheles vagus dan Anopheles barbirostris. Genus
2018;11(1).
nyamuk Aedes hanya ditemukan spesies Aedes aegypti;
genus Armigeres terdiri dari 2 spesies yaitu Armigeres World Health Organization, Global Programme to
kesseli dan Ar. malayi; genus Mansonia hanya tertangkap Eliminate. “Monitoring and Epidemiological
Mansonia uniformis; dan genus Lutzia yaitu Lutzia vorax. Assessment of Mass Drug Adminstration:
Nyamuk Cx. quinquefasciatus positif mengandung larva Lymphatic Filariasis, Manual for National
cacing filaria berdasarkan pemeriksaan PCR. Hasil survei Elimination Programmes”. World Health
lingkungan sesuai dengan habitat vektor yang diperoleh, Organization. 2011.
44 jenis habitat potensial didominasi oleh genangan air
sebesar 41,18%.
50
ORGANISASI
MASIH EFEKTIFKAH
TUNJANGAN KINERJA
BAGI PNS DI
INDONESIA?
OLEH:
ELFIKANANDA AUGUSTIAN*
Foto: Pixabay
Organisasi
52
Tunjangan kinerja merupakan konsep yang Jika ditelusuri maka akar persoalan tunjangan kinerja
diperkenalkan pada tahun 1978 di Amerika. Dasar menurut beberapa pakar penelitian adalah sebagai
pemikiran dari tunjangan kinerja ini bertujuan untuk berikut :
membentuk profesionalitas seorang pegawai. Bayaran
berdasarkan jasa (tunjangan kinerja) adalah kenaikan 1. Pengukuran kinerja tidak jelas.
gaji yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan 2. Hubungan antara kinerja dan bonus yang diberikan
individual berdasarkan pada kinerja individual. lemah dan tidak terdeteksi.
Permenkes 75 Tahun 2015 Tentang Tentang Pelaksanaan
3. Organisasi gagal dalam mengelola red lining
Pemberian Tunjangan Kinerja Bagi Pegawai Di
pegawai.
Lingkungan Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa
bayaran berdasarkan jasa atau tunjangan kinerja adalah 4. Tidak jelasnya aturan yang ditetapkan.
penghasilan yang diberikan berdasarkan kehadiran 5. Hanya berorientasi pada legitimasi, bukan pada
dan prestasi kerja dalam bentuk uang selain gaji pokok, efektifitas dan efisiensi kinerja.
tunjangan jabatan, dan tunjangan lainnya yang berlaku 6. Tunjangan kinerja merupakan jalan aman bagi
nasional yang ditetapkan pemerintah yang bertujuan negara yang mengadopsinya karena jika sistem
untuk meningkatkan dan merangsang kinerja pegawai ini tidak sukses, pemerintah lebih kebal terhadap
dan menciptakan kondisi kerja yang profesional. kritikan dibanding jika sistem lain/ baru yang
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tunjangan digunakan.
kinerja adalah kompensasi yang diberikan kepada 7. Supervisor kurang terlatih dalam menilai kinerja
pegawai, dalam hal ini adalah Pegawai Negeri Sipil pegawai.
(PNS), berdasarkan prestasi kerja dan bertujuan untuk
meningkatkan kinerja yang profesional. 8. Tambahan gaji (insentif) yang diberikan terlalu kecil.
9. Penilaian kinerja yang dilakukan secara tidak adil.
Pertanyaan mendasarnya adalah apakah konsep 10. Kenaikan tunjangan kinerja diberikan secara
tunjangan kinerja ini sudah efektif untuk merangsang menyeluruh (bukan berdasarkan jasa individu
PNS menjadi lebih profesional? Beberapa penelitian pegawai).
menyebutkan fakta sebaliknya. Berdasarkan survei yang 11. Tunjangan kinerja dapat memberikan motivasi
dilakukan di Amerika Serikat, hanya 28% dari 2.600 kepada beberapa pegawai, namun belum tentu dapat
pegawai di suatu perusahaan menyatakan termotivasi memotivasi pegawai yang lainnya.
dengan adanya tunjangan kinerja.
Dengan demikian, setiap pimpinan instansi perlu perlu diupayakan terus agar tercipta indikator kinerja
melakukan evaluasi terhadap model pembayaran yang bersifat objektif, kuantifikasi data yang jelas, dan
tunjangan kinerja yang telah diberlakukan selama informasi mengenai kinerja pegawai yang transparan.
ini karena mungkin saja saat ini tunjangan kinerja
di Instansi Pemerintah di Indonesia belum memiliki SUMBER :
pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kinerja
Dessler, G. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia,
PNS.
Jakarta : Salemba Empat
Kebijakan penggajian dan pemberian tunjangan kinerja Kumorotomo, W. (2011). Tunjangan Kinerja Daerah
kepada para PNS di Indonesia secara umum masih (TKD) dan Upaya Peningkatan Kinerja Pegawai:
menggunakan paradigma konvensional. Paradigma Kasus Di Provinsi Gorontalo dan Provinsi DKI
konvensional yang dimaksud adalah pemberian Jakarta, Civil Service Jurnal Kebijakan dan
tunjangan kinerja hanya didasarkan pada level jabatan Manajemen PNS, 5(1), 21-34
PNS. Kemudian pengukuran kualitas kinerja seorang PNS
Lah, T.J. & Perry J.L. (2008). The Diffusion of the Civil
seringkali hanya ditentukan melalui rekam kehadiran.
Service Reform Act of 1978 in OECD Countries,
Peningkatan kinerja jajaran pemerintah baik di pusat
Review of Public Personnel Administration, 28 (3),
maupun di daerah memerlukan banyak terobosan yang
282-299
semestinya lebih mendasarkan pada konsep tunjangan
kinerja. Hal yang lebih penting untuk dicermati adalah McKinney, W.R., Michael A. Mulvaney, & Richard
kepastian bahwa setiap tunjangan memang diberikan Grodsky. (2013). The Development of a Model For
dengan indikator kinerja yang jelas. Perbaikan The Distribution Of Merit Pay Increase Monies
tunjangan kinerja tidak akan memiliki manfaat jika for Municipal Agencies: A Case Study, Sage
tidak ada indikator kinerja pegawai yang jelas. Harus Publications, 42(3), 471-492
ada inovasi untuk mengukur kinerja PNS. Untuk itu *Loka Litbangkes Pangandaran
FILOSOFI KUACI
Hal-hal duniawi tidak akan pernah memberikan
kepuasan yang hakiki untuk manusia
P
ernah makan kuaci? Atau pernah liat kuaci? Bagi saya, kuaci
adalah teman setia untuk menghabiskan waktu, baik itu
ketika menunggu, ketika kesal, atau ketika marah, teman saya
adalah kuaci. Makanan kecil (secara harfiah pun memang kecil)
dan butuh ketekunan untuk bisa menikmatinya. Sebagian orang
OLEH: menganggap makan kuaci itu sia-sia, selain butuh waktu lama buat
FIRDA YANUAR* mengupasnya, isinya pun kecil dan tidak bikin kenyang.
Bicara soal kuaci, banyak hal yang bisa dijadikan tersisa banyak kuaci dengan rasa manis dan gurih. Saya
renungan dari makanan kecil ini. Sebagaimana analogi percaya, dari satu bungkus kuaci, yang rasanya pahit itu
bahwa makan kuaci itu ibarat kita saat mengejar paling banyak hanya 1%, sisanya enak untuk dinikmati.
kepuasan duniawi. Pegal? ya, kenyang? tidak. Apa
pernah ada yang bilang kenyang setelah makan kuaci? Apa Anda pernah mendapatkan kuaci yang tidak ada
Seberapa banyak pun yang dimakan, kuaci tetap tidak isinya? Saya sering. Kalau diibaratkan orang, kuaci
bisa mengenyangkan, bikin bibir jontor? IYA!. Begitupun kosong itu bisa diibaratkan orang yang penampilannya
dengan cara kita melihat kepuasan duniawi. Kepuasan bagus tapi tidak ada “isi”nya. Kuaci kosong, biasanya
duniawi itu semakin dikejar semakin menjauh. Semakin penampakan luarnya mulus, bersih, dan ukurannya
digenggam, semakin banyak yang hilang. Banyak orang kadang besar. Di dunia ini ada orang yang tampak
jungkir balik mengejar kepuasan duniawi, sampai lupa luarnya terlihat bagus, mentereng, rapi, tapi
tujuan hidupnya. Tidak sedikit orang yang berlomba kepribadiannya kosong, benar-benar kosong. Tapi,
mengumpulkan harta, seolah harta itu adalah miliknya, kebanyakan orang lebih suka melihat cangkangnya dulu
padahal hanya titipan sementara. Banyak orang khawatir pada saat memilih. Setelah ketahuan bahwa tidak ada
dengan masa depannya, tanpa berpikir tentang berapa isinya, baru merasa menyesal.
lama lagi sisa hidupnya di dunia.
Untuk saat ini sekian dari saya. Silahkan berfilosofi dan
Rasa kuaci juga bervariasi, ada yang gurih, manis, atau menafsirkan sendiri-sendiri. Mari kita lanjut MAKAN
pahit. Hidup pun rasanya demikian, penuh kejutan. KUACI
Kadang kita memperoleh kejutan kehidupan yang
manis, kemudian berubah menjadi gurih, dan tidak *Loka Litbangkes Pangandaran
lama berselang datanglah kepahitan. Tapi apakah kita
berhenti? pastinya tidak. Kita tetap melanjutkan untuk
makan, karena kita percaya bahwa tidak semua kuaci
terasa pahit. Kita sepenuhnya yakin, bahwa masih
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, dia belajar menaruh kepercayaan
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, dia pun
belajar menemukan cinta dalam kehidupan
Dikutip dari “CHILDREN LEARN WHAT THEY LIVE” karya Dorothy Law
Nolte, Ph.D.
RESENSI BUKU
DENGUE
DALAM MULTI PERSPEKTIF
OLEH:
DANI ARIF CAHYADI*
57
Kasus Demam Derdarah Dengue (DBD) mulai menunjukkan peningkatan kembali kembali di sebagian wilayah tanah
air di awal Tahun 2019, setelah tiga tahun sebelumnya mengalami penurunan. Sebagian diantaranya telah dinyatakan
status Kejadian Luar Biasa (KLB). Perubahan cuaca dan pemanasan global sering dinilai sebagai pemicu dalam
peningkatan kasus tersebut. Meskipun demikian, belum ditemukan rumusan solusi yang tepat dalam menangani
pemanasan global agar tidak mempengaruhi peningkatan kasus DBD.
Kasus DBD merupakan masalah kesehatan yang kompleks yang harus ditanggulangi dalam multi perspektif. DBD
disebabkan oleh infeksi Virus Dengue melalui perantara nyamuk Aedes aegypti. Peningkatan populasi Nyamuk Aedes
aegypti dipengaruhi oleh berbagai faktor sehingga penanggulangannya harus dikaji secara multi perspektif.
Buku berjudul “Dengue Dalam Multi Perspektif” merupakan bunga rampai yang memaparkan beragam aspek
dalam penaggulangan DBD, mulai dari asal-usul, ekologi, siklus hidup, insektisida, peran masyarakat, epidemiologi
dan pengembangan vaksin dengue. Setiap paparan materi diolah dari berbagai kajian akademis, penelitian, artikel
ilmiah dan sebagainya. Latar belakang kepakaran penulis yang beragam membuat buku ini kaya akan khazanah yang
representatif dalam mengupas berbagai aspek terkait dengan Virus Dengue.
Buku setebal 175 halaman ini terdiri dibagi ke dalam 8 BAB dengan prolog dan epilog di bagian awal dan akhir.
Prolog dan epilog ditulis oleh Prof. drh. Upik Kesumawati Hadi, M.Si. Ph.D., Guru Besar dan staf pengajar di Fakultas
Kedokteran Hewan di Institut Pertanian Bogor. BAB I sampai VIII dipaparkan oleh para penulis yang merupakan
peneliti di Loka Litbangkes Pangandaran. Setiap materi tulisan setiap BAB disusun dengan runtut antar paragraf.
Secara umum bagian dari setiap BAB terdiri dari pendahuluan, pembahasan dan penutup. Setiap BAB dapat dibaca
secara langsung sesuai dengan minat masing-masing pembaca. Selain itu, setiap paparan mengacu pada sumber
informasi primer yang berasal dari jurnal penelitian, prosiding dan kajian-kajian ilmiah lainnya.
DBD merupakan masalah kesehatan multi dimensi. Untuk menanggulanginya harus dikaji dari berbagai aspek
dan perspektif. Pada BAB I dikupas etiologi atau asal usul virus dengue. Pembaca dapat mengetahui asal muasal
penemuan dan perkembangan studi mengenai virus dengue. Virus dengue terbukti ada dalam lembaran-lembaran
sejarah peradaban dunia mulai dari penemuan virus hingga rentetan kejadian luar biasa yang ditimbulkan oleh kasus
DBD.
BAB II mengupas bioekologi nyamuk yang menjadi vektor DBD. Nyamuk Aedes aegypti merupakan vektor utama DBD.
Vektor potensial DBD lainnya adalah nyamuk Ae. Albopictus. BAB ini mencoba memberikan penjelasan mengenai
siklus hidup nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor DBD mulai dari fase telur, larva/ jentik, pupa dan nyamuk. Selain
itu aspek menarik lain membahas tentang tempat perkembangbiakan, kontainer, kepadatan vektor, perilaku istirahat,
faktor lingkungan, ketinggian dan ph air. Informasi yang berkaitan dengan siklus hidup nyamuk DBD dapat ditemukan
dalam BAB kedua buku ini.
BAB III membahas penularan virus dengue. BAB IV membahas pengendalian vektor menggunakan insektisida,
BAB V mengupas daya ungkit serta peran serta masyarakat dalam penanggulangan DBD. BAB VI memaparkan
penanggulangan penderita DBD. BAB VII membahas perkembangan vaksin DBD dan tantangannya. BAB VIII
memaparkan epidemiologi dan beban penyakit DBD khususnya di Indonesia. Demikian penaggulangan DBD
membutuhkan kajian dalam berbagai perspektif. DBD tidak hanya masalah pemberantasan sarang nyamuk, melainka
juga multi dimensi yang semuanya saling berkaitan baik aspek lingkungan, biologi, sosial dan kebijakan para
pemangku kepentingan.
Demikian buku “Dengue Dalam Multi Perspektif” mencoba memaparkan multi aspek yang berkaitan dengan DBD.
Setiap bagian tulisan disajikan dengan data dan fakta yang akurat. Buku ini dapat dijadikan untuk rujukan kajian-
kajian pada bidang penyakit tular vektor dan bidang terkait lainnya. Buku ini belum sempurna, oleh karenanya
diharapkan perbaikan dan pembaharuan data sesuai dengan perkembangan kajian penelitian mengenai penyakit
tular vektor khususnya DBD dan perkembangan situasi keilmuan terkini di bidang terkait. [DAC]
Informasi dan materi terkait buku Dengue dalam Multiperspektif tersebut dapat diakses di www.perpustakaan.
litbang.depkes.go.id/lokaciamis
Selamat Membaca..
58