Disusun oleh :
Yuannita PWS
NIM. 1810112
Daftar Pustaka
Eksternal
fixation Perubahan letak Kerusakan Kerusakan bagian
fragmen (deformitas) kontinuitas tulang bagian lunak
Ischemia
Peningkatan tekanan
pembuluh darah
Nekrosis jar
Peningkatan volume
cairan ekstrasel
Gangguan integritas
jaringan
Odema
Resti Gangguan
Web of causation Dislokasi
Trauma
Trauma Joint
Dislocation
Deformatis Tulang
Gangguan Bentuk
dan Pergerakan
Pengungkapan secara
Verbal merasa malu,
cemas dan takut tidak
di terima
Nilai :
1: Tidak ada bukti kontraktilitas (0 %)
1: Sedikit kontraktilitas, tidak ada gerakan (10 % dari
normal)
2 : Rentang gerak penuh, gravitasi tidak ada (25 % dari
normal)
3 : Rentang gerak penuh dengan gravitasi (50 % dari
normal)
4 : Rentang gerak penuh melawan gravitasi, beberapa
resistensi (75 % dari normal)
5 : Rentang gerak penuh melawan gravitasi, resistensi
penuh (100 % normal)
Referensi Wenseslaus. 2017. pemeriksaan fisik muskuloskeletal.
Jengkayang : Puskesmas Jugoi Babang
Standar Prosedur Operasional
Judul SPO Standar Operasional Prosedur Fraktur
Pengertian Memasang alat yang bersifat kaku maupun fleksibel
untuk immobilisasi (mempertahankan kedudukan tulang)
Tujuan 1. Mencegah pergerakan tulang yang patah
2. Mencegah bertambahnya perlukaan pada patah tulang
3. Mengurangi rasa sakit
4. Mengistirahatkan daerah fraktur
Indikasi 1. Patah tulang
terbuka atau tertutup
2. Diskolasi
persendian
3. Multiple trauma
Kontraindikasi 1. Gangguan sirkulasi atau berat pada distal daerah fraktur
2. Luka terinfeksi
3. Resiko memperlambat sampainya penderita ke rumah sakit
Persiapan alat 1. Alat pelindung diri (masker, sarung tangan)
2. Bidai dengan ukuran sesuai kebutuhan
3. Mitella/perban
4. Gunting
Tindakan 1. Menggunakan masker berserta sarung tangan
2. Memeriksa bagian yang akan dibidai (dilihat, diraba,
digerakkan)
3. Melakukan pembersihan atau perawatan luka, tutup
dengan kassa steril
4. Memilih jenis bidai yang sesuai
5. Pembindaian meliputi 2 sendi, sendi yan masuk dalam
pembidaian adalah sendi bawah dan siatas patah
tulang. Misalnya jika tungkai bawah mengalami
fraktur maka bidai harus bisa memobilisasi
pergelangan kaki maupun lutut
6. Luruskan posisi anggota gerak yang mengalami
fraktur secara hati-hati dan jangan memaksa gerakan,
jika sulit diluruskan maka pembidaian dilakukan
seadanya
7. Beri bantalan yang empuk pada anggota gerak yang
dibidai
8. Ikatlah bidai diatas atau di bawah daerah fraktur,
jangan mengikat tepat di daerah fraktur dan jangan
terlalu kencang.
Referensi Purwanto, Sigit. 2015. Bahan Ajar Keperawatan Medikal
Bedah III (PPT). Indralaya. Universitas Sriwijaya.
Standar Prosedur Operasional
Judul SPO SPO memfiksasi dislokasi
Pengertian Dislokasi sendi adalah keadaan dimana permukaan sendi
tidak lagi dalamhubungan anatomis
Tujuan 1. Untuk mengembalikan ke posisianatomis
2. Mengembalingkan fungsi yang terkena dislokasi
Persiapan alat 1. Bidai sesuai ukuran
2. Kapas/kasa/bantal
3. Kain segi tiga, pembalut dan tali pengait
4. Plester
5. Guntig
Tindakan 1. Mencuci tangan
2. Kaji lokasi cidera
3. Tempatkan kasa/balutan disekitar daerah cidera
4. Pasang bidai di tempat cidera
5. Memfiksaisi bidai dengan kain segitiga :
pemalut/plester
6. Alat-alat dibereskan
7. Mencuci tangan
Referensi Sudarmawan. 2018. Sop memfiksasi dislokasi. Tegal :
Puskesmas Margasari