223016687-Manual-Sistem-Jaminan-Halal-Sjh Garuda Food PDF
223016687-Manual-Sistem-Jaminan-Halal-Sjh Garuda Food PDF
MANUAL SISTEM JAMINAN HALAL
SISTEM JAMINAN HALAL
MM.03
I. PENGENDALIAN DOKUMEN
I. PENGENDALIAN DOKUMEN
1.1. Daftar Isi ..................................................................................... 2
1.2. Daftar Distribusi ........................................................................... 4
1.3. Daftar Perubahan Dokumen .......................................................... 5
II. PENDAHULUAN
2.1. Profil Perusahaan ......................................................................... 6
2.2. Filosofi Perusahaan ...................................................................... 6
2.3. Tujuan Penerapan ........................................................................ 6
2.4. Ruang Lingkup Penerapan ............................................................ 6
No
Pihak Penerima Pemegang Lokasi
Copy
16 Dept. Plant 2 Plus Kadep Plant 2 Plus Kantor Produksi Plant 2 Plus
Hanya salinan terkontrol pada Manual SJH yang menjadi subyek sistem kontrol
dokumen. Salinan tak terkontrol dari Manual SJH atau yang berkaitan mungkin
didistribusi ke pihak yang berhubungan berdasarkan permintaan dan harus disetujui
oleh Koordinator Sistem Jaminan Halal. PT. Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit
Gresik tidak wajib memperbaharui pemegang salinan tak terkontrol dari setiap
perubahan pada Manual SJH.
PERUBAHAN
URAIAN
NO. BAB PARAF
NO TGL. PERUBAHAN
REVISI BAGIAN HALAMAN
1 23-Feb- 0.2 Daftar 4 -PDQC diganti
09 Distribusi QAQC
-QA diganti PD
II. PENDAHULUAN
PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit Gresik beralamat di Desa Krikilan KM 28
Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik Propinsi Jawa Timur Telp. 031-8978333 Fax.
031-7507770 dioperasikan mulai tahun 1997 dengan Surat Izin Usaha Perdagangan
(SIUP) Besar Nomor : 041/403.56/SIUP-B/X/2003. Surat Ijin Mendirikan Bangunan
Nomor : 503.648/410/HK/403.15/2000 dan Nomor : 523 tahun 2003 dan Nomor : 162
tahun 2005 dan Nomor : 503.03 / 184 /403.64 /2008.
PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit Gresik, adalah salah satu divisi
Garudafood Group penghasil biskuit yang bermutu tinggi sesuai dengan persyaratan
yang telah ditetapkan. PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit Gresik hingga saat
ini menghasilkan produk-produk dari 5 lini produksi sesuai nama jenis produknya, yaitu
Wafer Stick, Wafer Cream, Dip Stick, Cookies, dan Enrobing. Produk tersebut
dipasarkan ke dalam negeri dan luar negeri antara lain ke kawasan Asia, Amerika
Latin, Kanada, dan Timur Tengah. Tenaga kerja hingga saat ini melebihi 2500 personil.
PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit Gresik memiliki filosofi perusahaan Damai
dan Dinamis dengan semangat kerja Sukses itu Lahir dari Kejujuran, Keuletan, dan
Ketekunan yang Diiringi Doa
Tujuan penerapan SJH di PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit Gresik
adalah menjamin kehalalan produk yang dihasilkan secara berkesinambungan dan
konsisten sesuai dengan Syariat Islam yang telah ditetapkan berdasarkan fatwa MUI.
Ruang lingkup penerapan SJH di PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit
Gresik meliputi Pembelian, Penerimaan Bahan, Lini Produksi, Penyimpanan Bahan dan
Produk, Transportasi dan Distribusi.
Panduan Halal adalah pedoman PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit dalam
melaksanakan kegiatan untuk menjamin produksi halal. Panduan Halal yang disusun
PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit mencakup :
1. Pengertian halal dan haram
2. Dasar Al Qur’an/ Hadits dan Fatwa MUI
3. Pohon keputusan untuk identifikasi titik kritis keharaman bahan dan proses
produksi
4. Tabel hasil identifikasi titik kritis keharaman bahan dan hasil pencegahannya
5. Tabel hasil identifikasi titik kritis peluang kontaminasi proses produksi dari
haram/najis dan tindakan pencegahannya
Divisi Biskuit. Manajemen halal memiliki wewenang dalam pengambilan keputusan PT.
Garudafood Putra Putri Jaya-Divisi Biskuit yang berkaitan dengan produksi halal. Bila
suatu saat diperlukan, manajemen halal juga berwenang menghentikan produksi suatu
produk yang diduga bermasalah dari segi kehalalan.
Plant Manager
Pelaksanaan SJH dilakukan oleh bidang- bidang yang terkait dalam struktur
manajemen halal. Dalam pelaksanaannya perlu dibuat acuan teknis yang berfungsi
sebagai dokumen untuk membantu pekerjaan bidang-bidang terkait dalam
melaksanakan fungsi kerjanya.
1. Acuan Teknis untuk Bagian Pembelian
a. Daftar bahan meliputi nama bahan, pemasok dan produsen yang telah
disetujui auditor halal internal dan diketahui oleh LP POM MUI.
b. Daftar Lembaga sertifikasi halal yang telah diakui LP POM MUI.
c. Kebijakan dari masing-masing lembaga sertifikasi yang terkait dengan
produk (Sertifikasi per pengiriman, wilayah berlakunya Sertifikat Halal,
masa berlaku Sertifikat Halal, logo halal pada kemasan dan lain-lain).
d. SOP penambahan pemasok baru.
PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit harus membuat suatu sistem
administrasi yang dapat ditelusur secara accountable. Sistem administrasi yang disusun
harus dapat menelusuri penggunaan bahan untuk tiap jenis produk (per jenis, per
pemasok).
Dokumentasi :
Dokumentasi yang diperlukan dalam perencanaan SJH adalah :
1. Panduan halal yang dikeluarkan oleh LP POM MUI
2. Pedoman penetapan titik kritis
3. SOP pembelian bahan
4. SOP pemeriksaan dan penerimaan bahan
5. SOP penggantian dan penambahan pemasok baru
6. SOP penggunaan bahan baru
7. SOP produksi
8. SOP perubahan formula dan pengembangan produk baru
Sistem Jaminan Halal yang telah dibuat oleh PT Garudafood Putra Putri Jaya
Divisi Biskuit harus disosialisasikan ke seluruh bagian PT Garudafood Putra Putri Jaya
Divisi Biskuit termasuk kepada pihak ketiga (pemasok, makloon) agar dapat dipahami
oleh seluruh pihak terkait sehingga mempermudah pelaksanaannya. Metode sosialisasi
yang dilakukan dapat berupa briefing awal kerja, pemasangan poster, buletin internal
dan komunikasi internal-eksternal PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit.
PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit perlu melakukan pelatihan bagi
seluruh jajaran palaksana Sistem Jaminan Halal (SJH). Untuk itu PT Garudafood Putra
Putri Jaya Divisi Biskuit harus mengidentifikasikan kebutuhan pelatihan. Pelatihan
harus melibatkan semua personal yang pekerjaannya mempengaruhi status kehalalan
produk, diserahkan kepada personal yang kompeten sesuai dengan pendidikan,
pelatihan, dan pengalaman (dalam hal ini di bidang pekerjaan dan hukum Islam).
Tujuan dari pelatihan adalah :
1. Meningkatkan pemahaman karyawan terhadap hukum-hukum Islam tentang
pentingnya kehalalan suatu produk.
2. Menjadikan karyawan peduli terhadap kebijakan kehalalan dan menerapkan di
tingkat operasional.
Bentuk-bentuk pelatihan yang dapat dilakukan:
1. Pelatihan Eksternal
Pelatihan yang diselenggarakan oleh LPPOM MUI
2. Pelatihan Internal
Pelatihan yang diselenggarakan oleh internal PT. Garudafood Putra-putri Jaya
Divisi Biskuit
Bagian formulasi
Bagian penggudangan
Bagian transportasi
3.11.3. PELAPORAN
Hasil audit dituangkan dalam bentuk laporan yang disampaikan kepada pihak
manajemen PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit. Hasil temuan audit
ditindaklanjuti dalam kerangka waktu tertentu tergantung bobot permasalahan.
Resume hasil audit dilaporkan kepada LP POM MUI setiap enam bulan sekali
terhitung dari tanggal terbitnya sertifikat.
Tindakan perbaikan atas pelaksanaan Sistem Jaminan Halal dilakukan jika pada
saat dilakukan audit halal internal ditemukan ketidaksesuaian pelaksanaannya.
Tindakan perbaikan harus dilakukan sesegera mungkin, jika temuan yang didapatkan
berdampak langsung terhadap status kehalalan produk. Semua bentuk tindakan
perbaikan dilakukan oleh PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit dengan
dibuatkan berita acara serta laporannya dan terdokumentasikan dengan baik.
b. Haram adalah sesuatu yang Allah SWT melarang untuk dilakukan dengan
larangan yang tegas. Setiap orang yang menentangnya akan berhadapan
dengan siksaan Allah di akhirat. Bahkan terkadang juga terancam sanksi
syariah di dunia ini.
4.1.3. PRINSIP-PRINSIP TENTANG HUKUM HALAL DAN HARAM
a. Pada dasarnya segala sesuatu halal hukumnya.
b. Penghalalan dan penghargaan hanyalah wewenang Allah SWT semata.
c. Mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram termasuk perilaku
syirik terhadap Allah SWT.
d. Sesuatu diharamkan karena ia buruk dan berbahaya
e. Pada sesuatu yang halal sudah terdapat sesuatu yang dengannya tidak lagi
membutuhkan yang haram
f. Sesuatu yang mengantarkan kepada yang haram maka haram pula hukumnya.
g. Menyiasati yang haram, haram hukumnya.
h. Niat baik tidak menghapuskan hukum haram
i. Hati-hati terhadap yang subhat agar tidak jatuh ke dalam yang haram
j. Sesuatu yang haram adalah haram untuk semua
4.1.4. HALAL DAN HARAM BERDASARKAN AL QUR’AN
a. Al-Baqoroh 168 : ’’ Hai sekalian umat manusia makanlah dari apa yang ada di
bumi ini secara halal dan baik. Dan janganlah kalian ikuti
langkah-langkah syetan. Sesungguhnya ia adalah musuh
yang nyata bagi kalian’’.
b. Al-Baqoroh 172 – 173 : ’’Hai orang-orang yang beriman, makanlah diantara
rezeki baik yang Kami berikan kepada kalian dan
bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya
kalian menyembah. Sesungguhnya Allah hanya
mengharamkan bagi kalian bangkai, darah, daging babi,
dan binatang yang disembelih atas nama selain Allah.
Barang siapa dalam keadaan terpaksa, sedangkan ia tidak
berkehendak dan tidak melampaui batas, maka tidaklah
berdosa. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Pengasih.’’
c. Al-Anam 145 : ’’Katakanlah, saya tidak mendapat pada apa yang diwahyukan
kepadaku sesuatu yang diharamkan bagi yang
g. Al-A’raf 157 : ’’Dia menghalalkan kepada mereka segala yang baik dan
mengharamkan kepada mereka segala yang kotor.’’
4.1.5. FATWA MUI UNTUK BAHAN DAN PROSES PRODUKSI
1. Khamr
a. Segala sesuatu yang memabukkan dikategorikan sebagai khamr.
b. Minuman yang mengandung minimal 1% ethanol, dikategorikan sebagai
khamr.
c. Minuman yang dikategorikan khamr adalah najis.
5. Harus ada kecocokan nomor lot, plant number, tanggal penyembelihan, dan
sebagainya
2. Bahan Turunan Hewani
Bahan turunan hewani berstatus halal dan suci jika berasal dari hewan halal
yang disembelih sesuai dengan syariat Islam, bukan berasal dari darah dan
tidak bercampur dengan bahan haram atau najis. Berikut ini disampaikan
contoh-contoh bahan turunan hewani/ mungkin berasal dari turunan hewani:
a. Lemak
b. Protein
c. Gelatin
d. Kolagen
e. Asam lemak dan turunannya (E430-E436)
f. Garam atau ester asam lemak (E470-E495)
g. Gliserol/gliserin (E422)
h. Asam amino (contoh : sistein, fenilalanin, dan sebagainya)
i. Edible bone phosphate (E521)
j. Di/trikalsium fosfat
k. Tepung plasma darah
l. Konsentrat globulin
m. Fibrinogen
n. Media pertumbuhan mikroba (contoh: blood agar)
o. Hormon (contoh: insulin)
p. Enzim dari pankreas babi/sapi (amilase,lipase, pepsin, tripsin)
q. Taurin
r. Plasenta
s. Produk susu, turunan susu dan hasil sampingnya yang diproses
menggunakan enzim (Contoh : keju, whey, laktosa, kasein/kaseinat)
t. Beberapa vitamin (contoh: vitamin A, B6, D, E)
u. Arang aktif
v. Kuas
3. Bahan Nabati
Bahan nabati pada dasarnya halal, akan tetapi jika diproses
menggunakan bahan tambahan dan penolong yang tidak halal, maka bahan
tersebut menjadi tidak halal. Oleh karena itu perlu diketahui alur proses
Bahan Nabati
Pengolahan ?
Tidak Ya
Ya Tidak
Tidak Ya Tidak Ya
TK Haram Non TK TK
Catatan :
1. TK : Titik Kritis, Non TK : Tidak Titik Kritis
3. TK dikaji lebih lanjut pada Prosedur Penetapan Status Bahan
4. Bahan nabati yang diperiksa dalam penetapan titik kritis ini adalah bahan
nabati yang status awalnya halal, bukan bahan nabati yang sudah mendapat
status keharaman terlebih dahulu, seperti ganja, kokain, opium,dll
Bahan Hewani
Ada pengolahan ?
Apakah daging dan hasil samping
berasal dari Hewan Halal ?
Ya Tidak
Tidak Ya
TK Non TK
Tidak Ya
Ya Tidak
TK Non TK
Produk
Mikrobial
TK
Bahan Lain-lain
TK
Tidak Ya
Non TK TK
Ya Tidak
TK 1 Non TK
Tidak Ya
Ya Tidak
Tidak Ya
Ya Tidak
TK 2 Non TK
Catatan :
1. LP POM MUI merekomendasikan agar PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit
yang mengajukan sertifikat halal, mensertifikat semua produknya pada semua
pabrik dan lini produksi yang dimilikinya.
2. PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit harus menjaga agar produk yang
disertifikasinya tidak tercemar dengan barang haram atau najis.
3. Jika PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit hanya mensertifikasi sebagian
produknya, maka produk yang tidak disertifikasi tidak boleh menggunakan merek
yang sama dengan produk yang disertifikasi, tidak mengandung babi atau bahan
turunan dari babi.
4. Lini produksi, tempat penyimpanan bahan atau produk yang disertifikasi dan yang
tidak disertifikasi harus terpisah secara nyata.
5. TK 1 adalah kontaminasi dari lingkungan (hewan piaraan, burung, cicak, dll) dan
karyawan (katering, makanan, minuman)
6. Untuk TK 1 perlu dilakukan pencegahan dengan cara :
a. Penutupan tempat-tempat terbuka yang memungkinkan terjadinya kontaminasi
b. Karyawan dilarang untuk membawa makanan dan minuman ke ruang produksi
7. TK 2 adalah kontaminasi silang dari bahan-bahan yang tidak disertifikasi (bahan-
bahan haram atau najis selain babi)
8. Untuk TK 2 perlu dilakukan pencegahan malalui pemisahan secara fisik dan
administrasi antara bahan untuk produk yang disertifikasi halal dan yang tidak.
Tidak Ya
Ya Tidak
Ya Tidak
Ya Tidak
Ya Tidak
Non TK TK 2
Catatan :
1. Jika distribusi dilakukan oleh pihak ketiga harus dibuat sistem distribusi yang
bisa menjamin bahwa distribusi dilakukan terpisah antara produk yang
disertifikasi dan non sertifikasi.
2. TK 1 adalah dimana kondisi produk dalam keadaan curah, sehingga harus
menggunakan wadah yang dapat mencegah terjadinya kontaminasi silang.
3. TK 2 dapat dicegah dengan penggunaan kemasan distribusi yang dapat
mencegah kontaminasi silang.
Ya Tidak
Tidak Ya
Tidak Ya
Sertifikasi Halal
Tidak Ya
Bermasalah Tidak
Bermasalah
Catatan :
1. Prosedur ini berlaku untuk semua produsen dan pemasok
2. Keluaran dari prosedur penetapan status bahan adalah daftar bahan yang dapat
dipakai sebagai acuan untuk auditor halal internal
3. Bahan dalam kategori daftar bahan yang dapat digunakan, sebelum
diimplementasikan harus disahkan terlebih dahulu oleh LP POM MUI
4. Bahan dalam kategori daftar bahan yang tidak dapat digunakan tidak boleh ada di
areal pabrik
5. Bahan yang dapat digunakan harus dilengkapi dokumen pendukung berupa
spesifikasi bahan, surat rekomendasi atau sertifikat halal dari LP POM MUI atau
Lembaga Sertifikasi Halal luar negeri yang direkomendasi LP POM MUI
6. Bahan yang melalui proses kajian LP POM MUI dilengkapi dengan rekomendasi LP
POM MUI, sedangkan bahan yang melalui sertifikasi halal dilengkapi dengan
sertifikat halal MUI
b. Bila pemasok tidak memiliki sertifikat halal maka disarankan untuk mencari
pemasok lain yang telah memiliki sertifikat halal dari MUI atau dari lembaga
yang telah diketahui oleh LP POM MUI.
c. Bila tidak ditemukan alternatif pemasok baru yang telah memiliki sertifikat halal
maka perlu dilakukan pemeriksaaan spesifikasi teknis yang menjelaskan asal
usul bahan (source of origin) dan diagram alir proses pembuatan bahan
tersebut serta dikonsultasikan kepada LP POM MUI melalui internal auditor.
d. Harus ada jaminan bahwa bahan yang akan dibeli sesuai dengan data yang
tertera pada sertifikat halal atau dokumen halal ( nama dan kode bahan, nama
perusahaan, nama dan lokasi pabrik ).
e. Pemasok diperiksa apakah merupakan produsen langsung atau penyalur. Bila
pemasok adalah penyalur, maka harus dibuat perjanjian tertulis dengan pihak
pemasok yang menyatakan bahwa pemasok hanya memasok bahan dari
produsen yang tertera pada dokumen halal.
f. Rencana penggunaan penggantian pemasok dilaporkan kepada LP POM MUI
melalui internal auditor.
g. Bahan dari pemasok baru dapat digunakan setelah mendapat persetujuan oleh
LP POM MUI.
h. Data pemasok yang aktif maupun tidak harus didokumentasikan dengan baik.
HASIL AUDIT
NO PERTANYAAN YA TIDAK KETERANGAN
1 Apakah bagian produksi hanya memproduksi produk yang
disertifikasi halal oleh MUI ?
HASIL AUDIT
NO PERTANYAAN YA TIDAK KETERANGAN
1 Apakah bagian PD mempunyai bahan yang telah
diketahui oleh LP POM MUI ?
2 Apakah sampel bahan yang diterima Bagian PD selalu
disertai dokumen yang mendukung status kehalalan
bahan ?
3 Dalam memeriksa status kehalalan bahan yang akan
digunakan, apakah bagian PD memeriksa asal-usul
bahan ? ( penentuan bahan sebagai bahan yang kritis
terhadap kehalalan, tidak kritis terhadap kehalalan atau
haram mengikuti diagram penentuan titik kritis bahan )
4 Apakah bagian PD secara periodik memeriksa status
kehalalan bahan yang digunakan untuk PD dan
mengusahakan penggantinya jika ada bahan yang
belum ada sertifikat halalnya ?
5 Apakah dalam mengembangkan formula, Bagian PD
selalu menggunakan bahan-bahan yang jelas status
kehalalannya ?
6 Apakah formula yang telah siap diproduksi selalu
dimintakan persetujuan AHI, sebelum proses sertifikasi
halal Mui ?
Catatan Khusus Auditor
HASIL AUDIT
NO PERTANYAAN YA TIDAK KETERANGAN
1 Apakah bagian gudang didukung dengan sistem
administrasi yang mudah ditelusuri ?
2 Apakah bagian gudang memegang daftar bahan yan
telah diketahui oleh LP POM MUI ?
3 Apakah semua bahan di gudang merupakan bahan
yang sesuai dengan daftar bahan yang telah diketahui
oleh LP POM MUI ?
4 Jika jawaban no 2 tidak, apakah bahan halal dan non
halal disimpan secara terpisah ?
5 Apakah pemisahan (pertanyaan no 3) dengan cara
menggunakan ruangan berbeda ?
6 Jika jawaban pertanyaan no 4 tidak, apakah
pemisahan dilakukan dengan pemberian sekat yang
jelas ?
7 Jika jawaban no 5 tidak, apakah pemisahan dilakukan
dengan cara menggunakan rak yang berbeda dengan
diberikan tanda-tanda yang jelas ?
8 Jika jawaban no 6 tidak, apakah pemisahannya
dilakukan dengan cara pemisahan dalam palet-palet
yang berbeda tetapi menggunakan rak yang sama
dengan memberikan tanda-tanda yang jelas ?
9 Apakah bahan-bahan untuk produksi, bahan kemasan,
dan non produksi seperti bahan sanitasi, sampel PD,
produk jadi,dll dipisahkan ?
10 Apakah pemisahan (pertanyaan no 8) dengan cara
menggunakan ruangan yang berbeda ?
11 Jika jawaban pertanyaan no 9 tidak, apakah
pemisahan dilakukan dengan pemberian sekat yang
jelas ?
12 Jika jawaban no 10 tidak, apakah pemisahan dilakukan
dengan cara menggunakan rak yang berbeda dengan
diberikan tanda-tanda yang jelas ?
HASIL AUDIT
NO PERTANYAAN YA TIDAK KETERANGAN
1 Apakah halal menjadi pertimbangan utama dalam
pengadaan bahan baku, bahan tambahan dan bahan
penolong ?
2 Apakah bagian pengadaan memiliki daftar bahan,
pemasok, dan produsen bahan yang telah diketahui oleh
LP POM MUI ?
3 Apakah untuk perubahan pemasok atau produsen bahan
baru diketahui dan diketahui oleh AHI (berdasarkan hasil
konsultasi dengan LP POM MUI) ?
4 Apakah pengadaan bahan baru oleh bagian pengadaan
terlebih dahulu telah mendapat persetujuan dari QA dan
AHI (berdasarkan hasil konsultasi dengan LP POM MUI) ?
5 Adakah catatan jika terjadi perubahan bahan, pemasok
atau produsen bahan ?
6 Apakah bagian pengadaan memiliki sistem peringatan dini
untuk bahan-bahan yang masa berlaku sertifikat halalnya
hampir habis masa berlakunya?
7 Apakah contoh bahan dari pemasok yang diterima bagian
pengadaan disertai dokumen yang berkaitan dengan
status kehalalannya (sertifikat halal, deskripsi produk,
spesifikasi, alur proses dan asal usul bahan) ?
8 Apakah kegiatan pengadaan didukung dengan sistem
administrasi yang baik? Seperti semua catatan pengadaan
terdokumentasi dengan lengkap, sistematis, rapi dan
mudah ditelusuri ?
Catatan Khusus Auditor
HASIL AUDIT
NO PERTANYAAN YA TIDAK KETERANGAN
1 Apakah alat transportasi dan distribusi (bahan dan atau
produk jadi) selalu dalam keadaan bersih dan suci dari
najis ?
2 Adakah jaminan bahwa pengangkutan tidak tercampur
dengan bahan atau produk lain atau titipan perusahaan/
orang lain yang tidak jelas kehalalannya ?
3 Untuk alat transportasi dan distribusi sewaan, adakah
seleksi khusus dan persyaratan khusus yang dapat
menjamin produk terhindar dari kemungkinan
terkontaminasi bahan haram atau najis ?
Catatan Khusus Auditor
3. Berita acara tindakan koreksi atas temuan pada audit halal internal
NO URAIAN KETERANGAN
1 Temuan Ketidaksesuaian Pembuat/pelapor
Sifat (Merubah/tidak
Merubah Status
Ketidaksesuaian Kehalalan)
Tanggal Kejadian
Lokasi
2 Analisis Penyebab Proses Kejadian
Penyebab
Pembuat
Disetujui
3 Tindakan Langsung Isi Tindakan
Tanggal
Pelaksanaan
Dibuat
Disetujui
4 Tindakan Perbaikan Isi Tindakan
Tanggal
Pencapaian
Tanggal
Pelaksanaan
Dibuat
Disetujui
5 Tindakan Pencegahan Isi Tindakan
Dibuat
Disetujui
MATRIKS BAHAN BAKU, STATUS KEHALALAN BAHAN BAKU, DAN ALOKASI PRODUK