Laporan Injeksi Lidokain HCL
Laporan Injeksi Lidokain HCL
PENDAHULUAN
B. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat mengikuti dan melaksanakan ketentuan
praktikum.
2. Mahasiswa dapat menyusun hasil pengkajian praformulasi bahan
aktif untuk sediaan injeksi.
3. Mahasiswa dapat membuat rekomendasi untuk desain komponen,
mutu dan proses pembuatan sediaan injeksi.
4. Mahasiswa dapat menyusun desain formula pembuatan dan
evaluasi sediaan injeksi dari hasil pengkajian praformulasi.
5. Mahasiswa dapat menyusun Prosedur Tetap untuk setiap bahan,
pembuatan dan evaluasi sediaan injeksi.
6. Mahasiswa dapat menjalankan alat untuk setiap tahap pembuatan
dan evaluasi sediaan injeksi.
7. Mahasiswa dapat menyusun laporan praktikum mengenai
pembuatan sediaan injeksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Injeksi intramuskulus. Larutan atau suspensi dalam air atau dalam minyak, volume
sedapat mungkin tidak lebih dari 4 ml. Penyuntikan volume besar dilakukan dengan
perlahan – lahan untuk mencegah rasa sakit.
Injeksi intravenus. Umunya larutan, dapat mengandung cairan noniritan yang dapat
bercampur dengan air, volume 1 ml sampai 10 ml. Injeksi intravenus yang diberikan
dalam volume besar, umumnya lebih dari 10 ml, disebut infusi. Emulsi minyak air
dapat diberikan intravenus jika dilakukan pemeriksaan yang teliti terhadap ukuran
butiran minyak. Sedemikian berupa emulsi air – minyak, tidak boleh disuntikan
dengan cara ini.
Jika volume dosis tunggal lebih dari 15 ml, intravenus tidak boleh mengandung
bakterisida dan jika dari 10 ml, harus bebas pirogen.
Injeksi Intrarterium umunya larutan, dapat mengandung cairan noniritan yang dapat
bercampur dengan air, volume 1 ml sampai 10 ml, digunakan jika efek obat
diperlukan segera dalam periferi. Tidak boleh mengandung bakterisida.
Injeksi intrakor. Larutan hanya digunakan untuk keadaan gawat, disuntikan ke dalam
otot jantung atau ventrikulus. Tidak boleh mengandung bakterisida.
Injeksi intrateka atau Injeksi subaraknoid, injeksi intrasisterna dan injeksi peridura.
Larutan, umunya tidak boleh lebih dari 20 ml. tidak boleh mengandung bakterisida
dan diracik dalam wadah dosis tunggal.
Injeksi intratikulus. Larutan atau suspensi dalam air, disuntikan ke dalam cairan sendi
dalam rongga sendi.
Injeksi intratikulus. Larutan atau suspensi dalam air, disuntikan ke dalam cairan sendi
dalam rongga sendi.
Injeksi intrabursa. Larutan atau suspensi dalam air, disuntikan ke dalam bursa
subacromilis atau bursa olecranon.
Injeksi subkonjungtiva. Larutan atau suspensi dalam air untuk injeksi selaput lendir
mata bawah, umunya tidak lebih dari 1 ml.
Minyak untuk Injeksi harus memenuhi syarat Olea pinguia dan memenuhi syarat
berikut:
1. Harus jernih pada suhu 10°.
2. Tidak berbau asing atau tengik.
3. Bilangan asam 0,2 sampai 0,9.
4. Bilangan iodium 79 sampai 128.
5. Bilangan penyabunan 185 samapai 200.
6. Harus bebas minyak mineral.
Larutan dapar.
Umumnya digunakan larutan dapar fosfat, larutan dapar borat dan larutan
dapar lain yang mempunyai kapasitas dapar rendah. Jika disebutkan pH dalam
paparan obat jadi, pengaturan pH dilakukan dengan penambahan asam, basa atau
larutan dapar yang tertera dalam daftar berikut ini, hingga pH yang dikehendaki.
Larutan isotonus.
Kecuali dinyatakan lain larutan yang isotonus dengan darah dibuat dengan
menambahkan Natrium Klorida atau zat lain yang cocok menggunakan daftar
berikut :
Bahan Tambahan.
Bahan tambahan yang sesuai dapat ditambahkan ke dalam sediaan untuk
injeksi untuk meningkatkan stabilitas atau efektifitas, kecuali dinyatakan pada masing
– masing monografi, dan bila bahan tambahan tidak berbahaya dalam jumlah yang
digunakan dan tidak mempengaruhi efek terapetik atau respons pada uji dan
penetapan kadar. Tidak boleh ditambah bahan pewarna, jika hanya untuk mewarnai
sediaan akhir seperti yang tertera pada Bahan Tambahan dalam Ketentuan Umum
dan Uji Efektifitas Pengawet Antimikroba. Pemilihan dan penggunaan bahan
tambahan harus hati – hati untuk sediaan yang diberikan lebih dari 5 ml.
Bahan Partikulat.
Bila monografi mencantumkan persyaratan bahan partikulat maka semua
injeksi volume besar untuk infuse dosis tunggal dan ijeksi volume kecil, harus
memenuhi syarat batas bahan partikulatseperti yang tertera pada Bahan Partikulat
dalam Injeksi. Sediaan yang dikemas dalam injeksi volume besar maupun injeksi
volume kecil bila dalam wadah tertera isi 100 ml atau kurang.
Penandaan.
Pada etiket tertera nama sediaan untuk sediaan cair yang tertera persentase
atau jumlah zat yang aktif, cara pemberian, kondisi penyimpanan dan tanggal
kadaluarsa; nama pabrik pembuat dan pengimpor serta nomor lot atau bets yang
menunjukan identitas. Nomor lot dan nomor bets dapat memberikan informasi tentang
riwaayat pembuatan lengkap meliputi seluruh proses pengolahan, sterilisasi,
pengisian, pengemasan dan penandaan.
Pemberian etiket pada wadah sedemikian rupa sehingga sebagian wadah tidak
tertutup oleh etiket, untuk mempermudah pemeriksaan isi secara visual.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Aspek / Alternatif
No Masalah Formula Proses Uji Mutu Keputusan
Parameter
1. Bentuk Bagaimana Larutan Pencampuran Uji Injeksi,karena bahan
sediaan menentukan sejati kejernihan aktif digunakan secara
bentuk parenteral,dengan
sediaan yang volume pemberian yang
tepat untuk kecil
zat aktif
lidokain
HCl?
2 Bahan Bagaimana Aqua pro Aquadest cair Uji Aqua pro injeksi;
. pembawa menentukan injeksi dalam kejernihan karena dapat
bentuk erlenmeyer melarutkan zat aktif dan
pembawa dipanaskan cocok untuk olarutan
yang baik sampai injeksi karena tidak
untuk zat mendidih,tutu mengandung
aktif lidokain p dengan mikroba/jasad renik
HCl? kapas steril
yang dilapisi
kasa
steril,biarkan
30 menit
3 Metode Pengamatan Non- Autoklaf Uji sterililasi Autoklof (nonaseptis)
sterililasi menentukan aseptik (115°-120°, karena bahan aktif
metode/cara (kalor 30 menit) bahan pemanasan.
sterililasi basah) Selain itu dengan
bahan aktif? otoklaf suhu tidak
Asept terlalu tinggi dan waktu
is sterililasi tidak terlalu
Non cepat. Sehingga bahan
asepti tidak cepat rusak dan
s: waktu lebih efisien.
kalor
basah,
kalor
kering
4 Isotonis Bagaimana NaCl Pencampuran Uji isotonis NaCl, karena bahan
membuat aktif tidak OTT dengan
larutan/sediaa NaCl, dan NaCl adalah
n menjadi pengisotonir yang tepat
kolonis? yang dapat mencegah
NaCl hipotoni.
Asam
sorbat
5 Volume Bagaimana 1 ml pengukuran Penetapan 1 ml,karena Lidokain
menentukan volume HCl digunakan secara
volume yang injeksi dalam parenteral dosis tunggal
cocok untuk wadah tidak perlu bebas
sediaan pirogen karena volume
lidokain kurang dari 10 ml
HCl?
1 ml
10 ml
500
ml
6 Wadah Bagaimana Ampul Pengisian Uji wadah Ampul,karena
menentukan dalam wadah kaca digunakan untuk dosis
wadah yang tunggal (1x pemakaian)
cocok?
Ampul
Vial
Botol
Infus
7 Penandaan Bagaimana Penulisan .
K K
menentukan pada karena
penandaan kemasan,etik sediaan/larutan dibuat
atau et dan brosur dalambentuk injeksi
penggolonga dan semua sediaan
n sediaan injeksi merupakan obat
injeksi keras yang harus
lidokain digunakan atau
HCl? diperoleh dengan
menggunakan resep
K dokter
% 1 ml 15 ml
] Formula Fungsi
Lazim Pakai per unit per batch
1 Lidokain HCl Zat aktif 0,5% - 2% 2% 0,02 g 0,5 g
2. NaCl Pengisotonis 0,9% 0,9% 0,008 g 0,12 g
3. Aqua pro injeksi Pembawa
ad 1 ml ad 25 ml
Lidokain HCl
Ampul per unit : 1 ml
Ampul per batch : ( n+2 ) x V’ + ( 2 x 3 ml )
= ( 15 + 2 ) x 1,1 + 6 ml
= 17 x 1,1 + 6 ml
= 24,7 ml ≈ 25 ml
gram Lidokain HCl yang ditimbang
- per unit = 2% x 1 ml = 0,02 g
- per batch = 2% x 25 ml = 0,5 g
NaCl ( perhitungan Isotonis )
V = W x E x 111,1
= ( 2/100 x 25 ml ) x 0,21 x 111,1
= 0,5 x 0,21 x 111,1
= 11,67 ml
Artinya jika 0,5 gram Lidocain HCl + 11,67 ml Aqua Pro Injection
(Isotonis)
Maka NaCl yang belum isotonis :
25 ml – 11,67 ml = 13,33 ml x 0,9 % b/v NaCl pengisotonis = 0,12
gram NaCl
FORMULASI
A. In Process Control
No. Parameter Yang Diperiksa/diuji Hasil Cara Pemeriksaan
1. Uji Organoleptik Bening ,tidak Sampel suspensi Lidocain
berbau, sedikit pada kaca arloji
pahit
PROSEDUR TETAP
PEMBUATAN INJEKSI VOLUME KECIL
INSTRUKSI KERJA
STERILISASI
Disusun Oleh : Diperiksa Oleh : Disetujui Oleh : Hal 1 dari hal 14
Robiansyah;
Sri Wahyuni;
Ari Losianingsih; No………../……… /…….
Lily Umi .F
NaCl
* Alat : ♣ Spatel ♣ Erlenmeyer
Kaca arloji ♣ Corong
Batang pengaduk ♣ Kertas
saring
Beaker glass ♣ Pinset
Cawan penguap ♣ vial
1 Oven : Erlenmeyer, ampul, Beaker glass, Corong yang dilapisi dengan
kertas saring, Kertas saring ( disterilisasi didalam oven pada suhu 250 ○C
selama 15 menit).
2 Api Bunsen : Spatel, batang pengaduk, kaca arloji, cawan penguap,
(disterilisasi dengan melewatkannya pada api bunsen yang berwarna
biru menyala selama 5 detik )
3 Autoklaf : Gelas ukur, Fenol (larutan)
4 Tehnik aseptik : Bahan aktif (Gas etilen)
5 Dengan etanol 96 % : Lumpang + alu
6 Digodok selama 30 menit : Tutup ampul karet
Dengan etanol
INSTRUKSI KERJA
PEMBUATAN API BEBAS O2 DAN CO2
* Alat :
♣ Erlenmeyer 1000 ml
♣ Kapas yang telah dibungkus kasa
♣ Api bunsen
♣ Asbes
No Cara kerja
1 Panaskan aquadest hingga mendidih
2 Setelah mendidih, tutup dengan kapas yang terbungkus kasa
3 Didihkan lagi API selama 20- 30 menit
4 Setelah agak dingin kemudian dialiri dengan gas N2
INSTRUKSI KERJA
PENIMBANGAN
No Cara Kerja
1 Beri label wadah yang akan dipakai
2 Timbang masing – masing bahan
Nama Bahan Seharusnya Penimbangan
Lidocain HCl 0,3 g 0,30 g
NaCl 0,07 g 0,07 g
API Ad 15 ml Ad 15 ml
INSTRUKSI KERJA
PELARUTAN
Disusun Oleh : Diperiksa Oleh : Disetujui Oleh : Hal 4 dari hal 14
Robiansyah;
Sri Wahyuni;
Ari Losianingsih; No………../ ……… /…….
Lily Umi .F
No Cara Kerja
1 Masukan Lidocain HCl ke dalam beaker glass.
2 Tambahkan Aqua Pro Injeksi untuk melarutkan sebanyak + 10 ml, aduk ad
larut
3 Masukan NaCl ke dalam beaker glass.
4 Tambahkan Aqua Pro Injeksi untuk melarutkan sebanyak + 10 ml, aduk ad
larut
INSTRUKSI KERJA
PENGUKURAN VOLUME I (Larutan Obat )
INSTRUKSI KERJA
PENYARINGAN
Ari Losianingsih;
Lily Umi .F
No Cara Kerja
1 Siapkan corong + kertas saring yang telah disterilkan.
2 Saring hasil pengukuran volume I.
INSTRUKSI KERJA
PENGUKURAN VOLUME II ( Aqua Pro Injeksi )
No Cara Kerja
1 Ukur kembali hasil dari penyaringan I
2 Bilas Erlenmeyer yang digunakan pada pengukuran I dengan Aqua Pro
Injeksi
3 Celupkan volume injeksi yang kita buat dengan Aqua Pro Injeksi ad 15 ml.
INSTRUKSI KERJA
PENYARINGAN
No Cara Kerja
1 Siapkan buret yang telah disterilkan.
2 Lakukan penyaringan ke II langsung ke dalam buret, sebelumnya buret
dibilas dengan 2 x 3 ml hasil pengukuran volume II ( larutan obat suntik )
3 Kemudian masukan larutan obat suntik Lidocain HCl ke dalam buret
( melalui corong daitambah kertas saring.
INSTRUKSI KERJA
PENGISIAN
Disusun Oleh : Diperiksa Oleh : Disetujui Oleh : Hal 9 dari hal 14
Robiansyah;
Sri Wahyuni;
No………../ ……… /…….
Ari Losianingsih;
Lily Umi .F
No Cara Kerja
1 Isikan larutan obat suntik ke dalam ampul 1 ml
.
INSTRUKSI KERJA
PENYEMPROTAN DENGAN UAP AIR
Disusun Oleh : Diperiksa Oleh : Disetujui Oleh : Hal 10 dari hal 14
Robiansyah;
Sri Wahyuni;
Ari Losianingsih;
No………../ ……… /…….
Lily Umi .F
No Cara Kerja
1 Alirkan uap air ke ampul berisi larutan obat suntik Lidocain HCl untuk
menghilangkan kemungkinan sisa tetesan di obat suntik pada leher ampul.
Dan juga untuk mencegah terjadinnya pengarangan dengan gas N2.
.
INSTRUKSI KERJA
PENYEMPROTAN DENGAN GAS N2
* Alat : - Ampul
- Buret
No Cara Kerja
1 Alirkan gas N2 untuk menghilangkan O2.
INSTRUKSI KERJA
PENUTUPAN AMPUL
No Cara Kerja
1 Tutup ampul dengan cara membakar bagian atas ampul dengan api.
2 Kemudian tarik ujungnya dengan pinset.
INSTRUKSI KERJA
STERILISASI AKHIR
No Cara Kerja
1 Sterilkan larutan obat suntik dalam ampul pada autoklaf pada suhu 115° -
116°C selam 30 menit.
INSTRUKSI KERJA
PENGEMASAN
Disusun Oleh : Diperiksa Oleh : Disetujui Oleh : Hal 14 dari hal 14
Robiansyah;
Sri Wahyuni;
Ari Losianingsih;
No………../ ……… /…….
Lily Umi .F
No Cara Kerja
1 Masukan ampul yang telah disterilisasi akhir ke dalam kotak dan beri etiket
dan brosur
INSTRUKSI KERJA
EVALUASI SEDIAAN
EVALUASI SEDIAAN
UJI ORGANOLEPTIK
32
Disusun Oleh : Diperiksa Oleh : Disetujui Oleh : Hal 2 dari hal 7
Robiansyah;
Sri Wahyuni;
Ari Losianingsih; No………../ ……… /…….
Lily Umi .F
EVALUASI SEDIAAN
UJI pH
33
Lily Umi .F
* Bahan :
Lidocain HCl
* Alat :
Kaca arloji
pH universal
EVALUASI SEDIAAN
UJI KEJERNIHAN
34
Tujuan : Memastikan bahwa sediaan steril yang dihasilkan telah memenuhi
persyaratan Uji kejernihan yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia
* Bahan :
Lidocain HCl
* Alat :
Latar belakang putih
EVALUASI SEDIAAN
UJI STERILISITAS
35
Tujuan : Memastikan bahwa sediaan steril yang dihasilkan telah memenuhi
persyaratan Uji sterilisitas yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia
* Bahan :
Lidocain HCl
* Alat :
Jarum suntik steril
EVALUASI SEDIAAN
UJI KESERAGAMAN VOLUME
36
Tujuan : Memastikan bahwa sediaan steril yang dihasilkan telah memenuhi
persyaratan pH/ derajat keasaman yang ditetapkan dalam Farmakope
Indonesia
* Bahan : ♣Lidocain HCl
* Alat : ♣ Jarum suntik steril
Gelas ukur
37
EVALUASI SEDIAAN
UJI KEBOCORAN
38
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Rancangan Formula
Bentuk sediaan yang cocok adalah bentuk Larutan, karena didalam Pembuatan
larutan sejati adalah bahan aktif yang kelarutannya didalam air adalah sangat mudah larut
atau mudah larut dalam air sampai agak sukar larut.
Karena yang akan dibuat adalah sediaan Larutan sejati Lidocain HCl, maka air
yang digunakan sebagai pembawa ( medium dispersi ) bukanlah aquadest biasa, namun
API bebas O2 dan CO2. Dan juga tidak digunakan API ( Aqua Pro Injeksi) biasa, karena
sifat fisika dari bahan aktif itu sendiri yaitu mudah teroksidasi dan tereduksi. Dimana API
bebas O2 dan CO2 digunakan untuk bahan yang mudah teroksidasi dan tereduksi.
Uji Organoleptik
pH
Uji Kejernihan
Uji Kebocoran Ampul
Uji Sterilitas
Uji Keseragaman Volume
Pada praktikum steril ini kami membuat sediaan injeksiLidocain HCl. Adapun formula
dari injeksi Lidocain HCl ini adalah:
R/ Lidocain HCl 0,5 gram
NaCl pengisotonis 0,12 gram
API ad.25 ml
39
mf ampul no. V
Pada Uji kebocoran pembuatan injeksi Lidocain HCl dilakukan 8 ampul untuk
diuji, dari ke 8 ampul tersebut di temukan 1 ampul memiliki warna larutan biru muda,
artinya ampul tersebut bocor yang disebabkan kurang sempurnanya pada proses
penutupan ampul sehingga ada tekanan udara yang masuk ke dalam ampul dan
menyebabkan larutan menjadi warna biru muda .
40
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum steril ini kami membuat sediaan injeksiLidocain HCl Adapun
formula dari injeksi Lidocain HCl ini adalah:
R/ Lidocain HCl 0,5 gram
NaCl pengisotonis 0,12 gram
API ad.25 ml
mf ampul no. V
5.2 Saran
Semoga praktek selanjutnya dapat lebih baik lagi, untuk itu diharapkan lebih
diperhatikan lagi dalam hal :
o Sarana dan prasarana agar lebih dilengkapi
o Waktu praktikum agar lebih diperhatikan sehingga praktek yang
dilakukan dapat lebih maksimal
41
DAFTAR PUSTAKA
1. Anief, Prof.Drs. Moh.Apt. 1997. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : UGM press.
2. Ansel, C Howard. 1989.Pengantar bentuk sediaan farmasi. Jakarta : UI-press.
3. Bagian farmakologi FKUI. 1994. Farmakologi dan terapi ed. Keempat. Jakarta :
Bag. Farmakologi FKUI.
4. Harkness, Richard. 1984. Interaksi Obat. Bandung : penerbit ITB.
5. Hartanto, Huriawati( alih bahasa).2000.Kamus Kedokteran Dorland.Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
6. Martin, Alfred. 1993. Farmasi Fisik. Jakarta : UI – Press.
th
7. Martindale. 1972. The Extra Pharmacopeia, 28 Ed. London : The Pharmaceutical
Press.
8. Mutschler ,Ernest. 1985. Dinamika Obat. Bandung : penerbit ITB. Hal..
9 Tja y, Tan Hoan Drs, dan Drs Kirana Rahardja. 2002. Obat-obat penting. Jakarta :
Gramedia.
15. Wade, Ainley and Paul J Weller.1994. Handbook of Pharmaceutical Excipient second
ed. London : The Pharmaceutical Press.
16. Watimena, M.Sc. Dra J. R dan Drs Tan Siang Gwan. 1968. “ Dasar-dasar pembuatan
dan Resep – resep obat suntik. Bandung : Tarate
42