Disusun Oleh
KELOMPOK 4
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR
Makalahinitelah kami
susundenganmaksimaldanmendapatkanbantuandariberbagaisumbersehinggadapatmemperlancarp
embuatanmakalahini.Terlepasdarisemuaitu kami
menyadarisepenuhnyabahwamasihadakekuranganbaikdarisegisusunankalimatmaupuntatabahasan
ya.Olehkarenaitudengantanganterbuka kami menerimasegala saran dankritikdaripembaca agar
kami dapatmemperbaikimakalahilmiahini
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................
1.1 LatarBelakang..............................................................................
1.2 RumusanMasalah.........................................................................
1.3 Tujuan..........................................................................................
2.1.2JenisSediaan Tablet..............................................................
2.1.3KeuntungandanKerugianSediaan Tablet.............................
2.3KomponenSediaanTablet .............................................................
2.4 MetodeSterilisasi..........................................................................
3.2 PesyaratanSediaan........................................................................
3.3 KomponenSediaan.......................................................................
3.5 EvaluasiSediaan...........................................................................
3.6 WadahdanKemasanSediaan.........................................................
BAB IV PENUTUP......................................................................................
4.1 Kesimpulan..................................................................................
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Tablet adalah bentuk sediaan padat yang terdiri dari satu atau lebih bahan obat yang
dibuat dengan pemadatan, kedua permukaannya rata atau cembung.Tablet memiliki perbedaan
dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan, danketebalan. Kebanyakan tipe atau jenis tablet
dimaksudkan untuk ditelan dan kemudian dihancurkan dan melepaskan bahan obat ke dalam
saluran pencernaan.Tablet jugadapat diartikan sebagai campuran bahan obat yang dibuat dengan
dibantu zat tambahan yang kemudian dimasukan kedalam mesin untuk dikempa menjadi tablet.
Tablet dibuat dalam berbagai bentuk, ukuran dan penandaan permukaan, serta bergantung
pada desain cetakan. Biasanya digunakan pada pemberian obat secara per oral atau melalui
mulut. Sediaan obat dalam bentuk tablet memiliki beberapa keuntungan, di antaranya yaitu
cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air, dosis lebih akurat, lama aksi kerja obat dapat
dikontrol, dapat menutupi rasa dan bau yang tidak enak, memiiki ketahanan fisik yang cukup
terhadap gangguan mekanis selama proses produksi, pengemasan dan transport, stabil terhadap
udara dan suhu lingkungan, bebas dari kerusakan fisik, serta cukup stabil selama penyimpanan.
1.2 RumusanMasalah
1.3 Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. TeoriUmumSediaan Tablet
2.1.1 PengertianSediaanTablet
MenurutFarmakope Indonesia Edisi III, Tablet adalahsediaanpadatkompak,
dibuatsecarakempacetak, dalambentuktabungpipihatausirkuler, keduapermukaannya
rata ataucembung, mengandungsatujenisobatataulebihdenganatautanpazattambahan.
Zattambahan yang digunakandapatberfungsisebagaizatpengisi, zatpengembang,
zatpengikat, zatpelicin, zatpembasahatauzat lain yang cocok. (Farmakope Indonesia
III, 1979)
SedangkanMenurutFarmakope Indonesia Edisi IV, Tablet
adalahsediaanpadatmengandungbahanobatdenganatautanpabahanpengisi.
Berdasarkanmetodepembuatandapatdigolongkansebagai tablet cetakdan tablet
kempa.Tabletmerupakanbentuksediaanfarmasi yang paling
banyaktantangannyadidalammendesaindanmembuatnya.
Misalnyakesukaranuntukmemperolehbioavailabilitaspenuhdandapatdipercayadariobat
yang sukardibasahidanmelarutkannyalambat,
begitujugakesukaranuntukmendapatkankekompakankahesi yang
baikdarizatamorfataugumpalan.Namundemikian,
walaupunobattersebutbaikkempanya, melarutnya,
dantidakmempunyaimasalahbioavailabilitas,
mendesaindanmemproduksiobatitumasihpenuhtantangan,
sebabmasihbanyaktujuanbersaingdaribentuksediaanini.(Farmakope Indonesia IV,
1995).
2.1.2JenisSediaan Tablet
1. Berdasarkanpembuatan tablet
a. Tablet Kempa
Dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi pada
serbuk atau granul menggunakan pons atau cetakan baja.
b. Tablet Cetak
Dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah
pada lubang cetakan. Kepadatan tablet tergantung pada pembentukan kristal
yang terbentuk selama pengeringan, tidak tergantung pada kekuatan yang
diberikan.
2. BerdasarkanTujuanPenggunaannya
a. Tablet Kempa Tujuan Saluran Pencernaan
- Tablet konvensional Biasa
Tablet yang dibuat atau dikempa dengan siklus kompresi
tunggalyang biasanya biasanya terdiri terdiri dari zat aktif sendiri
sendiriatau kombinasi kombinasi dengan bahan eksipien eksipien seperti :
- Pengisi (member bentuk) : laktosa
-Pengikat (member adhesivitas atau kelekatan saat bertemu saluran cerna):
amylum, gelatin, tragakan
- Disintegrator (mempermudah hancurnya tablet)
- Tablet Kempa Multi atau Kempa Ganda
Adalah tablet konvensional yang dikompresi lebih dari
sikluskompresi tunggal sehingga tablet akhir tersebut terdiri atas dua atau
lebih lapisan. Disebut juga sebagai sebagai tablet berlapis. berlapis.
Keuntungannya Keuntungannya dapat memisahkan memisahkan zat aktif
yang inkompatibel (tidak tersatukan).
- Tablet Lepas Lambat
Tablet yang pelepasan zat aktifnya dimodifikasi sehingga
tablettersebut melepaskan dosis awal yang cukup untuk efek terapi
yangkemudian disusul dengan dosis pemeliharaan sehingga jumlah
zataktif dalam darah cukup untuk beberapa waktu tertentu.
- Tablet Lepas Tunda
Adalah tablet yang dikempa yang disalut dengan suatu zat
yangtahan terhadap cairan lambung, reaksi asam, tetapi terlarut dalamusus
halus yang pelepasan zat aktifnya terkendali pada waktu-waktu tertentu.
- Tablet Salut Gula
Adalah tablet kempa yang disalut disalut dengan beberapabeberapa
lapis lapisan lapisan gula baik berwarna berwarnamaupun tidak.
Tujuannya Tujuannya untuk melindungi melindungizat aktif terhadap
terhadap lingkungan udara (O2, kelembaban),menutup rasa dan bau tidak
enak, menaikkan penampilan tablet.
- Tablet salut Film
Tablet kempa yang disalut dengan salut tipis, berwarna atau
tidakdari bahan polimer polimer yang larut dalam air yang hancur cepat
dalamsaluran saluran cerna.penyalutan cerna.penyalutan tidak perlu
berkali-kali.
- Tablet Effervesen
Tablet kempa jika berkontak dengan air menjadi berbuih
karenamengeluarkan CO2. Tablet ini harus dilarutkan dalam air
barudiminum.
- Tablet Kunyah
Tablet kempa yang mengandung zat aktif dan eksipien yang
harusdikunyah sebelum ditelan.
b. Tablet Kempa Digunakan dalam Rongga Mulut
- Tablet Bukal
Tablet kempa biasa berbentuk oval yang ditempatkan diantara
gusidan pipi. Biasanya keras dan berisi hormone. Bekerja sistemik,
tererosi atau terdisolusi di tempat tersebut dalam waktu yang lama (secara
perlahan).
- Tablet Sublingual
Tablet kempa berbentuk pipih yang diletakkan dibawah lidah,berisi
nitrogliserin. Biasanya untuk obat penyempitan pembuluh darah ke
jantung (angina pectoris) sehingga harus cepat terlarut agar dapat segera
memberi efek terapi. Diabsorbsi oleh selaput lendir dibawah lidah.
- Tablet Hisap atau Lozenges
Tablet yang mengandung zat aktif dan zat-zat penawar rasa dan
bau, dimaksudkan un dimaksudkan untuk disolusi lambat dalam tuk
disolusi lambat dalam mulut untuk mulut untuk tujuan lokal p tujuan lokal
pada selaput ada selaput lender mulut.
- Dental Cones (Kerucut Gigi)
Yaitu suatu bentuk tablet yang cukup kecil, dirancang untuk
ditempatkan dalam akar gigi yang kosong setelah pencabutan gigi.
Tujuannya biasanya untuk mencegah berkembangbiaknya bakteri ditempat
yang kosong tadi dengan menggunakan suatu senyawa anti bakteri yang
dilepaskan secara perlahan-lahan, atau untuk mengurangi pendarahan
dengan melepaskan suatu astringen atau koagulan.
c.Tablet Kempa Digunakan Melalui Liang Tubuh
- Tablet Rektal
Tablet kempa yang mengandung zat aktif yang digunakan secara
rectal (dubur) yang tujuannya untuk kerja lokal atau sistemik.
- Tablet Vaginal
Tablet kempa yang berbentuk telur (ovula) untuk dimasukkan
dalam vagina yang didalamnya terjadi disolusi dan melepaskan zat
aktifnya. Biasanya mengandung antiseptik, astringen. Digunakan untuk
infeksi lokal dalam vagina dan mungkin juga untuk penggunaan steroid
dalam pengobatan sistemik.
d. Tablet Kempa untuk Implantasi
Tablet implantasi atau pelet dibuat berdasarkan teknik aseptik,
mesin tablet harus steril. Dimaksudkan untuk implantasis steril.
Dimaksudkan untuk implantasi subkutan (untuk KB, mencegah
kehamilan).
e. Tablet Cetak Untuk Penggunaan Lain
- Tablet Triturat untuk Dispensing
Adalah tablet yang dihaluskan dulu atau disiapkan untuk
penggunaan tertentu. Tablet kempa atau cetak berbentuk kecil umumnya
silindris digunakan untuk memberikan jumlah zat aktif terukur yang tepat
untuk peracikan obat. Digunakan sebagai tablet sublingual atau
dilepaskan diatas lidah atau ditelan dengan air minum.
- Tablet Hipodermik
Tablet cetak atau kempa yang dibuat dari bahan mudah larut atau
melarut sempurna dalam air. Umumnya digunakan untuk membuat
sediaan injeksi steril dalam ampul dengan menambahkan pelarut steril
- Tablet Dispending
Tablet yang digunakan oleh apoteker untuk meracik suatu bentuk
sediaan padat atau cair. Dimaksudkan Dimaksudkan untuk ditambahkan
ditambahkan kedalam kedalam air dengan volume tertentu, oleh ahli
farmasi atau konsumen, untuk mendapatkan suatu larutan obat dengan
konsentrasi tertentu.
2.1.3KeuntungandanKerugian Tablet
A. Metodegranulasibasah
Granulasi Basah yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan
eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan
pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat
digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan terhadap
lembab dan panas. Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung
karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik. Prinsip dari metode
granulasi basah adalah membasahi masa tablet dengan larutan pengikat
teretentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian masa
basah tersebut digranulasi.
Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk dengan
suatu perekat sebagai pengganti pengompakan, tehnik ini membutuhkan
larutan, suspensi atau bubur yang mengandung pengikat yang biasanya
ditambahkan ke campuran serbuk atau dapat juga bahan tersebut dimasukan
kering ke dalam campuran serbuk dan cairan dimasukan terpisah. Cairan yang
ditambahkan memiliki peranan yang cukup penting dimana jembatan cair
yang terbentuk di antara partikel dan kekuatan ikatannya akan meningkat bila
jumlah cairan yang ditambahkan meningkat, gaya tegangan permukaan dan
tekanan kapiler paling penting pada awal pembentukan granul, bila cairan
sudah ditambahkan pencampuran dilanjutkan sampai tercapai dispersi yang
merata dan semua bahan pengikat sudah bekerja, jika sudah diperoleh massa
basah atau lembab maka massa dilewatkan pada ayakan dan diberi tekanan
dengan alat penggiling atau oscillating granulator tujuannya agar terbentuk
granul sehingga luas permukaan meningkat dan proses pengeringan menjadi
lebih cepat, setelah pengeringan granul diayak kembali ukuran ayakan
tergantung pada alat penghancur yang dugunakan dan ukuran tablet yang akan
dibuat.
B. Metodegranulasikering
Granulasi Kering disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat
aktif dan eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa
padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang
berukuran lebih besar dari serbuk semula (granul). Prinsip dari metode ini
adalah membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan
pelarut, ikatannya didapat melalui gaya. Teknik ini yang cukup baik,
digunakan untuk zat aktif yang memiliki dosis efektif yang terlalu tinggi
untuk dikempa langsung atau zat aktif yang sensitif terhadap pemanasan dan
kelembaban.
Pada proses ini komponen–komponen tablet dikompakan dengan
mesin cetak tablet lalu ditekan ke dalam die dan dikompakan dengan punch
sehingga diperoleh massa yang disebut slug, prosesnya disebut slugging, pada
proses selanjutnya slug kemudian diayak dan diaduk untuk mendapatkan
granul yang daya mengalirnya lebih baik dari campuran awal bila slug yang
didapat belum memuaskan maka proses diatas dapat diulang. Dalam jumlah
besar granulasi kering dapat juga dilakukan pada mesin khusus yang disebut
roller compactor yang memiliki kemampuan memuat bahan sekitar 500 kg,
roller compactor memakai dua penggiling yang putarannya saling berlawanan
satu dengan yang lainnya, dan dengan bantuan tehnik hidrolik pada salah satu
penggiling mesin ini mampu menghasilkan tekanan tertentu pada bahan
serbuk yang mengalir dintara penggiling.
C. Metodekempalangsung
1. Binding adalah kerusakan tablet akibat massa yang akan di cetak melekat pada
dinding ruang cetakan.Ini terjadi ketika pelepasan dari tablet sulit dan sering
diikuti bunyi rebut/menderik yang karakteristik, tepi tablet tergores atau kasar.
2. Sticking/picking ialah perlekatan yang terjadi pada punch atas dan bawah
akibatpermukaan punch tidak licin.Sticking adalah keadaan granul menempel
pada dinding die. Penyebabanya yaitu punch kurang bersih.
3. Whiskering ialah percetakan tidak pas dengan ruangan cetakan terjadi pelelehan
zat aktif saat pencetakan pada tekanan tinggi.
4. Splitting/capping ialah lepasnya lapisan tipis dari permukaan tablet terutama
pada bagian tengah.Capping adalah keadaan yang menggambarkan bagian atas
atau bawah tablet terpisah sebagian atau seluruhnya.
5. Motling adalah terjadinya warna yang tidak merata pada permukaan tablet,
disebabkan perbedaan obat atau hasil uraianya dengan bahan tambahan, juga
karena terjadinya migrasi obat selama pengeringan atau adanya bahan tambahan
berupa larutan berwarna yang tidak terbagi merata.
6. Crumbling ialah tambet menjadi retak dan rapuh. Disebabkan kurangnya
tekananpada pencetakan tablet dan zat pengikatnya kurang.
2.2Syarat-SyaratSediaanTablet
1. Keseragamanbobot
Timbang 20 tablet, dihitungbobot rata ratatiap tablet.Jikaditimbangsatupersatu,
tidakbolehlebihdari 2 tablet yang menyimpangdaribobot rata ratalebihbesardariharga
yang ditetapkankolom A dantidakboleh 1 tablet pun yang
bobotnyamenyimpangdaribobot rata ratalebihdarihargadalamkolom B.
Jikaperludapatdigunakan 10 tablet dantidakada 1 tablet yang
bobotnyamenyimpangdaribobot rata rata yang ditetapkandalamkolom A dan B.
2. Kekerasan
Ambil 20 tablet ukurkekerasanmenggunakanalatukurkekerasan. Hitung rata -
ratadan SD nya.Persyaratanukuran yang didapatper tablet minimal 4 kg/cm2,
maksimal 10 kg/cm2.
3. Keseragamanukuran
Menggunakan 20 tablet, ukur diameter
danketebalanyamenggunakanjangkasorong.Hitung rata – rata dan SD
nya.Persyaratankecualidinyatakanlain, diameter tidaklebihdari 3 kali
dantidakkurangdari 4/3 kali tebal tablet. Tebal tablet padaumumnyatidaklebihbesardari
50% diameter.
4. Waktuhancur
Untuk bahan aktif yang mudah larut, syaratnya:
Semua tablet harus sempurna, bila 1 atau 2 tablet tidak hancur sempurna,
ulangipengujian dengan 12 tablet lain. Tidak kurang dari 16 atau 18 tablet uji harus
sempurna.
5. Keregasan tablet
6. Laju Disolusi
Untuk obat yang kelarutan bahan aktifnya terbatas.
2.3KomponenSediaan Tablet
1. Zat aktif
Zat Aktif Obat adalah unsur dalam obat yang memiliki khasiat menyembuhkan
penyakit. Beberapa obat dapat mengandung beberapa zat aktif obat.
2. Eksipien/bahan tambahan
Ada duametodepembuatansediaansterilyaitucarasterilisasiakhirdancaraaseptik
1) SterilisasiAkhir
Metodeinimerupakanmetode yang paling umumdan paling
banyakdigunakandalampembuatansediaansteril.Persyaratannyaadalahzataktifharus
stabildenganadanyamolekul air
dantingginyasuhusterilisasi.Sediaandisterilkanpadatahapterakhirpembuatansediaan.
Contoh yang paling banyakdigunakanpadametodeiniadalahsterilsasidenganautoklaf
(suhu 121 °C, selama 15 menit).
2) Aseptik
Metodeinibiasanyadigunakanuntukzataktif yang sensitifterhadapsuhutinggi
yang
dapatmengakibatkanpenguraiandanpenurunankerjafarmakologinya.Antibiotikadan
beberapahormontertentumerupakanzataktif yang
sebaiknyadikerjakansecaraaseptik.Metodeaseptikbukanlahsuatucarasterilisasimelai
nkansuatucarakerjauntukmemperolehsediaansterildenganmencegahkontaminasijasa
drenikdanpartikulatdalamsediaanjadi.
a) Keseragamanbobot
Keseragaman bobot merupakan ukuran penyimpangan bobot tablet
terhadap bobot rata-rata dari sejumlah tablet yang masih diperolehkan menurut
persyaratan yang ditentukan Farmakope Indonesia memberikan batasan
penyimpangan dengan variasi berdasarkan bobot tablet yang dikehendaki. Kontrol
terhadap bobot tablet secara teratur dalam selang waktu tertentu, pada proses
penabletan, distribusi ukuran granul yang tidak normal akan mengakibatkan granul
mengalir kurang bebas, menimbulkan adanya kecenderungan partikel-partikel
granul memisah menjadi lapisan-lapisan dengan ukuran berbeda selama mengalir
melalui hopper pada saat penabletan, sehingga variasi bobot tablet yang dihasilkan
semakin bertambah. Variasi bobot minimum dengan granul mempunyai ukuran
diameter 400 mm sampai dengan 800 mm (Rawlins, 1977).
Penyimpanganbobot rata-rata (%)
Bobot rata-rata A B
<25 mg 15 % 30 %
26-150 mg 10 % 20 %
151-300 mg 7,5 % 15 %
>300 mg 5% 10 %
b) Kekerasan tablet
Kekerasan tablet, adalah suatu parameter yang menggambarkan ketahan
tablet dalam melawan tekanan mekanik seperti goncangan, tekanan dan
kemungkinan terjadinya keretakan tablet pada saat pembungkusan/pengepakan,
pengangkutan dan penyimpanan. Faktor yang dapat mempengaruhi kekerasan
tablet antara lain metoda granulasi, tekanan kompresi, kekrasan granul, serta
macam, dan jumlah bahan pengikat yang akan digunakan. Tablet yang baik
mempunyai kekerasan antara 4-8 kg (Parrott, 1971). Sedangkan menurut Fonner
at al. (1981) kekerasan minimum untuk tablet yang tidak bersalut adalah 5 kg.
Tablet yang pembuatannya melalui tahap granulasi kekarasan dipengaruhi oleh
ikatan yang terjadi antara partikel setelah tablet mengalami pengempaan
(Rawlins, 1977). Kekuatan peregangan tablet, menurut Rudnic dan Kottke (1996)
dapat dihitung lewat kekuatan tablet, yaitu jika beban yang diperlukan untuk
menghancurkan tablet telah dapat ditentukan.
c) Kerapuhan
Kerapuhan, yaitu parameter lain dari ketahanan tablet terhadap goncangan
dan pengikisan. Nilai kerapuhan yang baik menurut Parrot (1971) dan Fonner et
al (1981), yaitu tidak boleh dari 1 %. Sedangkan menurut Gunsel dan Kanig
(1976) nilai kerapuhan tidak boleh lebih dari 0,8 %.
d) Waktuhancur
Waktu hancur merupakanwaktu yang diperlukan untuk hancurnya tablet
didalam media yang sesuai. Sehingga tidak add lagi tablet yang tertinggal diatas
kasa. Faktor yang mempengaruhi antara lain sifat fisik granul, porositas dan
kekerasan tablet. Semakin besar kekerasan tablet waktu hancurnya semakin lama
(Parrot, 1971).
e) Keseragamankadar
Keseragaman kadar, yaitu parameter yang diperoleh dari penetapan kadar
setiap tablet dari sejumlah 20 tablet, dimana koefisien variasi hasil penetapan
kadarnya dipakai sebagai patokan keseragaman kadar memenuhi syarat jika
koefisien variasi kurang dari atau sama dengan 5% (Parrot,1971).
f) Keseragamanukuran
Keseragamanukuranmeliputi diameter danketebalan tablet.Menurut FI ed.
III, diameter tablet tidaklebihdari 3 kali dantidakkurangdari 1 1/3 tebal tablet.
a.Wadah :
- wadah langsung
- wadah satuan tunggal
- kemasan tersegel
- wadah dosis tunggal
- wadah tidak tembus cahaya
- wadah dosis satuan
- wadah tertutup baik
- wadah satuan ganda
- wadah tertutup rapat
- wadah dosis ganda
- wadah tertutup kedap
BAB III
PEMBAHASAN
Metode granulasi basah metode ini adalah metode yang paling sering digunakan dalam
pembuatan tablet Menimbang dan mencampur bahan bahan,seperti bahan aktif,bahan pengisi
dan bahan penghancur yang dibutuhkan dalam formula.
1. Pembuatan granulasi basah,yakni dengan cara dibuat granula yang dapat mengalir
bebas dalam cetakan sehingga dapat terisi dengan tepat dan merata.Hal ini dapat
dilakukan dengan baik dengan menambahkan bahan cairan pengikat atau perekat ke
dalam campuran serbuk,melewatkan adonan yang lembab melalui ayakan yang
ukuran nya seperti yan diinginkan,ganul dihasilkan melalui pengayakan ini
dikeringkan,lalu diayak lagi dengan ayakan yang ukurannya lebih kecil supaya
megurangi ukuran granul demi granul.
2. Pengayakan adonan lembab menjadi pellet atau granul,pada umunya ditekan
melaui ayakan no. 6 atau no.8.
3. Pengeringan granul.Kebanyakan dikeringkan dalam cabinet pengering dengan
system sirkulasi udara dan pengendalian temperature.
4. Penyaringan kering,stelah kering,granul dikeringkan,granul dilewatkan melalui
ayakan dengan lubang lebih kecil dari pada yang biasa dipakai untuk pengayakan
granulasi asli.Seberapa jauh ukuran granul dihaluskan,tergantung pada ukuran punch
yang akan dipakai dan tablet yang akan diproduksi.
5. Lubrikan atau pelinciran.Setelah pengayakan kering,biasanya bahan pelincir
kering ditambahkan ke dalam granul.Sehingga setiap granul dilapisi oleh bahan
pelincir,dapat juga diapisi debu ketika granul menyebar melalui lubang lkecil
ayakan atau pencamput=ran dalam pengadukan serbuk.Pelincir yang umum
digunakan adalah talk,magnesium stearat,.
6. Pencetakan tablet,dilakukan dengan memasukkan granul ke dalam ruang cetakan
dan dikempa oleh kedua gerakan punch atas dan bawah
Metode granulasi kering Dalam metode ini,granul diibentuk oleh penambahan bahan pegikat
atau pelembapan ke dalam campuran serbuk obat tapi dengan cara memadatkan massa yang
jumlahnya besar dari campuran serbuk dan setelah itu memecahkannya dan menjadikan pecahan-
pecahan ke dalam granul yang lebih kecil. Adapun tahapan tahapan pembuatannya :
slugging” yakni pengkompressan granul menjadi tablet yang lebar datar atau pellet dengan garis
tengah kira-kira 1 inci.
Metode ini dilakukan untuk sampel yang memilki sifat mudah mengalir dan sifat kohesinya
sehingga memungkinkan untuk dikempa lansung tanpa garnulasi basah atau kering,seperti
KCl,KI,NH4Cl,dan matenamin.Adapun tahapan-tahapannya :
1. Penggilingan dari bahan obat dan bahan tambahan.
2. Pencampuran dari semua bahan.
3. Tablet dikempa.
Zat aktif yang digunakan dalam pengobatan umumnya merupakan senyawa sintetis kimia, selain
itu dapat juga berasal dari hasil ekstraksi alam (tumbuhan dan hewan). Idealnya zat aktif yag
akan diformulasikan mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: kemurniannya tinggi, stabil,
kompatibel dengan semua eksipien, bentuk partikel sferis, ukuran dan distribusi ukuran
partikelnya baik, sifat alir baik, optimum moisture content, kompresibilitas baik, tidak
mempunyai muatan pada permukaan, dan mempunyai sifat organoleptis yang baik.
Bahan pengikat adalah bahan yang merekatkan partikel serbuk satu dengan yang lain sehingga
membentuk granul yang spheris setelah dilewatkan melalui ayakan. Dengan adanya pengikat
diharapkan bentuk granul akan tetap terutama setelah pengeringan sampai proses pencetakan.
Contoh : PVP, Mucilago amyli, gelatin, HPC-SL.
Bahan penghancur adalah bahan yang digunakan untuk tujuan agar tablet dapat segera hancur
bila kontak dengan air atau cairan lainnya. Contoh : Amylum kering, Eksplotab, Ac-Di-Sol.
Bahan pengisi adalah bahan yang digunakan untuk mendapatkan ukuran tablet yang sesuai dan
mempermudah dalam proses pembuatan tablet. Biasanya jumlahnya paling banyak dibandingkan
bahan yang lain. Contoh : Laktosa, Starch 1500, Maistarke, Avicel.
Bahan pelicin adalah bahan yang digunakan dalam proses pembuatan tablet untuk tujuan-tujuan
sebagai berikut:
1. Memperbaiki aliran granul agar didapat bobot tablet yang seragam. Contoh : Talkum,
Aerosil.
2. Mencegah lekatnya masa siap cetak pada punch atau die, dalam hal ini lubrikan disebut
antiadheren. Contoh : Mg stearat dan Talkum.
3. Mempermudah pengeluaran tablet secara utuh dari cetakannya, dalam hal ini lubrikan
disebut lubrikan sejati. Contoh : Mg stearat.
3. Sterilisasi gas
Bahan aktif yang digunakan adalah gas etilen oksida yang dinetralkan dengan gas inert (CO2).
Akan tetapi, gas etilen oksida ini memiliki keburukan, yaitu sangat mudah terbakar, bersifat
mutagenik, dan kemungkinan meninggalkan residu toksik di dalam bahan yang disterilkan,
terutama yang mengandung ion klorida. Sterilisasi gas ini digunakan sebagai alternatif sterilisasi
termal, jika bahan yang akan disterilkan tidak tahan terhadap suhu tinggi pada sterilisasi uap arau
pabas kering. Proses sterilisasi berlangsung di dalam bejana bertekanan yang didesain seperti
autoklaf dengan modifikasi tertentu. Salah satu keterbatasan utama proses sterilisasi dengan
gas etilen oksida adalah terbatasnya kemampuan gas tersebut untuk berdifusi sampai ke daerah
yang paling dalam pada produk yang disterilkan.
Uji Kekerasan
Uji kekerasan tablet dapat didefinisikan sebagai uji kekuatan tablet yang mencerminkan
kekuatan tablet secara keseluruhan, yang diukur dengan memberi tekanan terhadap diameter
tablet. Tablet harus mempunyai kekuatan dan kekerasan tertentu serta dapat bertahan dari
berbagai goncangan mekanik pada saat pembuatan, pengepakan dan transportasi. Alat yang biasa
digunakan adalah hardness tester (Banker and Anderson, 1984). Kekerasan adalah parameter
yang menggambarkan ketahanan tablet dalam melawan tekanan mekanik seperti goncangan,
kikisan dan terjadi keretakan talet selama pembungkusan, pengangkutan dan pemakaian.
Kekerasan ini dipakai sebagai ukuran dari tekanan pengempaan (Parrott, 1971).
Alat yang dapat digunakan untuk mengukur kekerasan tablet diantaranya Monsanto tester,
Pfizer tester, dan Strong cobb hardness tester. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekerasan
tablet adalah tekanan kompresi dan sifat bahan yang dikempa. Kekerasan ini dipakai sebagai
ukuran dari tekanan pengempaan. Semakin besar tekanan yang diberikan saat penabletan akan
meningkatkan kekerasan tablet. Pada umumnya tablet yang keras memiliki waktu hancur yang
lama (lebih sukar hancur) dan disolusi yang rendah, namun tidak selamanya demikian. Pada
umumnya tablet yang baik dinyatakan mempunyai kekerasan antara 4-10 kg. Namun hal ini tidak
mutlak, artinya kekerasan tablet dapat lebih kecil dari 4 atau lebih tinggi dari 8 kg. Kekerasan
tablet kurang dari 4 kg masih dapat diterima dengan syarat kerapuhannya tidak melebihi batas
yang diterapkan. Tetapi biasanya tablet yang tidak keras akan memiliki kerapuhan yang tinggi
dan lebih sulit penanganannya pada saat pengemasan, dan transportasi. Kekerasan tablet lebih
besar dari 10 kg masih dapat diterima, jika masih memenuhi persyaratan waktu
hancur/disintegrasi dan disolusi yang dipersyaratkan (Sulaiman, 2007). Uji kekerasan dilakukan
dengan mengambil masing-masing 10 tablet dari tiap batch, yang kemudian diukur kekerasannya
dengan alat pengukur kekerasan tablet. Persyaratan untuk tablet lepas terkendali non
swellable adalah 10-20 kg/cm2 (Nugrahani, 2005).
Uji Disolusi
Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan disolusi yang tertera
dalam masing-masing monografi untuk sediaan tablet dan kapsul, kecuali pada etiket dinyatakan
bahwa tablet harus dikunyah. Ada dua jenis alat yang dapat digunakan untuk uji disolusi, untuk
uji disolusi tablet parasetamol digunakan alat jenis 2 dengan kecepatan 50 rpm selama 30 menit.
Uji kesesuaian alat dilakukan pengujian masing-masing alat menggunakan 1 tablet Kalibrator
Disolusi FI jenis diintegrasi dan 1 tablet Kalibrator Disolusi FI jenis bukan disintegrasi. Alat
dianggap sesuai bila hasil yang diperoleh berada dalam rentang yang diperbolehkan seperti yang
tertera dalam sertifikat dari Kalibrator yang bersangkutan. Untuk media disolusi digunakan 900
mL larutan dapar fosfat pH 5,8. Kemudian lakukan penetapan jumlah parasetamol yang terlarut
dengan mengukur serapan filtrat larutan uji dan larutan baku pembanding parasetamol BPFI
dalam media yang sama pada panjang gelombang maksimum 243 nm. Dalam waktu 30 menit
harus larut tidak kurang dari 80 % parasetamol dari jumlah yang tertera pada etiket (Lachman
dkk., 2008).
Waktu Hancur
Waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan sejumlah tablet untuk hancur menjadi
granul/partikel penyusunnya yang mampu melewati ayakan no.10 yang terdapat dibagian bawah
alat uji. Alat yang digunakan adalah disintegration tester, yang berbentuk keranjang, mempunyai
6 tube plastik yang terbuka dibagian atas, sementara dibagian bawah dilapisi dengan
ayakan/screen no.10 mesh (Sulaiman, 2007).
Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu hancur suatu sediaan tablet yaitu sifat fisik granul,
kekerasan, porositas tablet, dan daya serap granul. Penambahan tekanan pada waktu penabletan
menyebabkan penurunan porositas dan menaikkan kekerasan tablet. Dengan bertambahnya
kekerasan tablet akan menghambat penetrasi cairan ke dalam pori-pori tablet sehingga
memperpanjang waktu hancur tablet. Kecuali dinyatakan lain waktu hancur tablet bersalut tidak
> 15 menit (Nugrahani, 2005).
Tablet yang akan diuji (sebanyak 6 tablet) dimasukkan dalam tiap tube, ditutup dengan
penutup dan dinaik-turunkan keranjang tersebut dalam medium air dengan suhu 37° C. Dalam
monografi yang lain disebutkan mediumnya merupakan simulasi larutan gastrik (gastric fluid).
Waktu hancur dihitung berdasarkan tablet yang paling terakhir hancur. Persyaratan waktu hancur
untuk tablet tidak bersalut adalah kurang dari 15 menit, untuk tablet salut gula dan salut
nonenterik kurang dari 30 menit, sementara untuk tablet salut enterik tidak boleh hancur dalam
waktu 60 menit dalam medium asam, dan harus segera hancur dalam medium basa (Sulaiman,
2007).
Untuk menetapkan kesesuaian batas waktu hancur yang tertera dalam masing-masing
monografi. Untuk tablet parasetamol tidak bersalut pengujian dilakukan dengan memasukkan 1
tablet pada masing-masing tabung dari keranjang, masukkan satu cakram pada tiap tabung dan
jalankan alat, gunakan air bersuhu 37º ± 2º sebagai media kecuali dinyatakan menggunakan
cairan lain dalam masing-masing monografi. Pada akhir batas waktu seperti yang tertera dalam
monografi, angkat keranjang dan amati semua tablet: semua tablet harus hancur sempurna. Bila 1
tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak
kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna (Lachman dkk., 2008).