Anda di halaman 1dari 14

Abdul Halim, dkk, Karakteristik Pemegang Amânah dalam...

Karakteristik Pemegang Amânah dalam Al-Qur’an


Abdul Halim*
UIN Imam Bonjol Padang
perdanakoesoema@gmail.com
Zulheldi
UIN Imam Bonjol Padang
Sobhan
UIN Imam Bonjol Padang

*) Coresponding Author

Abstract
There are three important components in amâna. Of course amâna itself, giver and receiver or holder.
Man is an ultimate receiver in amâna. However, not all can maintain and fulfill amâna but also a
competent holder of amâna who have doing this. Based on the Josef, Moses and Thalut stories. There are
three clasifications characteristics that must be owned by the holder of amâna, that is spiritual
characteristics, operational characteristics and emotional characteristics.
Keyword: amâna,holder; Quran; characteristic

Abstrak
Ada tiga komponen penting dalam konsep amânah, yaitu amânah, pemberi dan penerima atau
pemegang. Manusia adalah penerima amânah yang hakiki. Namun tidak semuanya mampu menjaga dan
menunaikannya secara baik, melainkan pemegang amânah yang kompeten yang mamapu melakukannya.
Berdasar pada kisah Nabi Yusuf, Musa dan Thalut. Terdapat tiga klasifikasi karakteristik yang harus
dimiliki oleh pemegang amânah: karakteristik spiritual, karakteristik operasional dan karakteristik
emosional.
Kata kunci: amânah; pemegang; al-Qur’an; karakteristik

PENDAHULUAN tidak ada keimanan bagi orang yang


tidak melaksanakan amanah, dan
Amânah merupakan salah satu konsep tidak ada agama bagi orang yang
yang memiliki arti dan kedudukan yang tidak menepati janji. (H.R al-
Thabarâni).1
penting dalam al-Qur’ân dan Islam. Ia juga
Selain itu, amânah juga tidak hanya
merupakan salah syarat keimanan serta
memiliki makna yang erat kaitannya
hakikat spiritual seorang mukmin. Sebagai
dengan kekhalifahan atau kepemimpinan di
mana sabda Rasul SAW yang berbunyi:
kalangan manusia, keimanan dan akhlak,
َ‫للاه َصَلَىَللاَ عَلَيَ هَه‬ َ َ َ‫اَرسَ َول‬ َ َ‫…عَنَ ََأنَسَ َقَالَ َمَاَخَطَبَن‬
tetapi juga sarat dengan nilai-nilai etik yang
ََ‫َديَنَ ََلهمَن‬َ‫َوسَلَ هَم ََإهّلَ َقَالَ َّلَ ََإهيَانَ ََلهمَنَ َّلََأمَانَةَ َلَهَ ََو َّل ه‬ dapat diaplikasikan atau diterapkan dalam
)َ‫ّلََعَ هَهدََلَهََ(رواهَالطرباين‬
1
Abu al-Qasim Sulaiman bin Ahmad Al-
Artinya: … dari Anas, ia berkata Rasulullah
Thabarâni, al-Mu’jam al-Aushat, (CD ROM al-
tidak berkhutbah kecuali bersabda: Maktabah al-Syâmilah), J. 6, h. 99.

185
186 | Mashdar : Jurnal Studi al-Quran dan Hadis, Vol.1, No.2, (2019)

kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, Agar amânah, dalam bentuk apapun,


berbangsa dan bernegara.2 tidak tersia-siakan perlu diadakan penelitian
Amânah dalam bentuk apapun seperti terhadap tuntunan Allah yang terdapat
kepemimpinan, jabatan, pekerjaan, harta dalam al-Qur’an tentang karaktersitik
dan lainnya, akan terlaksana dengan baik pemegang amânah yang ideal atau
sesuai dengan ketentuannya ketika kompeten, seperti pelajaran atau teladan
pemegang dan pelaksananya adalah orang yang terdapat dalam kisah-kisah al-Qur’an.
yang kompeten. Namun akan tersia-siakan Diantaranya kisah Nabi Yusuf, Nabi Musa
bahkan menyebabkan sesuatu hal yang dan Thalut yang masing-masing dari
buruk, seperti kebangkrutan dalam mereka merupakan pemegang amânah yang
perdagangan, ketika tidak dipegang oleh kompeten sesuai dengan bidang yang
orang yang kompeten. Bahkan Rasulullah pernah mereka emban.
SAW menyatakan bahaya dari memberikan
METODOLOGI PENELITIAN
suatu amânah bukan kepada orang yang
kompeten dalam sabda beliau yang Penelitian ini merupakan penelitian
berbunyi: kepustakaan atau kajian literatur (library

َ‫ضي َاَّلل َعنه َقال َقال َرسول َاَّلله‬ ‫…عن َأهِب َهري رة َر ه‬ research), dengan metode tematik

َ‫صلى َاَّلل َعَلي هه َوسلم َإهذا َضيهعت َاْلمانة َفان ت هظر‬


(maudhu’i) sebagai metode pengumpulan

َ‫الساعة َقال َكيف َإهضاعت ها ََي َرسول َاَّلله َقال َإهذا‬


dan pembahasan datanya. Sedangkan teknis
analisis data yang digunakan adalah analisis
َ‫أسنهد َاْلمر َإهَل َغ هْي َأهله هه َفان ت هظر َالساعةَ َ(رواه‬ isi (content analysis), yaitu teknis penelitian
)‫البخاري‬ yang digunakan untuk menganalisa makna

Artinya: … dari Abu Hurairah r.a mengatakan; yang terkandung di dalam data yang
Rasulullah shallallahu 'alaihi dihimpun melalui riset kepustakaan.
wasallam bersabda: "Jika amanat
telah disia-siakan, tunggu saja
PEMBAHASAN
kehancuran terjadi." Ada seorang
sahabat bertanya; 'bagaimana
maksud amanat disia-siakan? 'Nabi A. Makna Karakteristik
menjawab:"Jika urusan diserahkan
bukan kepada ahlinya, maka Karakteristik berasal dari kata
tunggulah kehancuran itu." (H.R. al-
Bukhâri).3 karakter yang diberi imbuhan istik. Karakter
(Inggris: character) berasal dari bahasa
2
M. Dawam Raharjo, Ensiklopedi al-Qurân: Yunani, yaitu charasein yang berarti to
Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-Konsep Kunci,
(Jakarta: Paramadina, 1998), h. 189. engrave. Kata to engrave bisa diartikan
3
Muhammad bin Ismâ’îl al-Bukhâri, Shahîh
dengan mengukir, melukis, memahatkan
al-Bukhâri, (CD ROM Lidwa Pustaka) hadis No:
6015
Abdul Halim, dkk, Karakteristik Pemegang Amânah dalam... | 187

atau menggoreskan.4 Sedangkan dalam Mu’jam Maqâyîs al-Lughah menuturkan


Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bahwa kata yang berakar dari hamzah,
karakter diartikan sifat-sifat kejiwaan, mim dan nun semuanya huruf asal dan
akhlak atau budi pekerti yang membedakan memiliki dua makna, salah satunya adalah
seseorang dengan yang lain.5 Sementara al-Amânah lawan dari al-Khiyânah
dalam Kamus Sosiologi, karakter diartikan dengan makna ‫سكون َالقلب‬ (tenteramnya
sebagai ciri khusus dari struktur dasar hati).9 Sementra itu al-Ashfahâni
kepribadian seseorang.6 memaknainya dengan َ ‫طمأنينة َالنفس َوزوال‬
‫اخلوف‬ (ketenteraman jiwa dan hilangnya
Adapun fungsi dari akhiran is atau
rasa takut atau khawatir).10
istik adalah menunjukkan kepemilikan. Adapun makna amânah dalam
Sehingga makna karakteristik adalah kamus terbitan Indonesia, seperti Kamus
memiliki sifat atau ciri khusus yang al-Munawwir adalah segala perintah Allah
terdapat dalam diri seseorang atau sesuatu. kepada manusia, lawan dari khianat, dan
Sedangkan makna karakteristik, titipan.11 Sedangkan dalam Kamus Besar
sebagaimana disebutkan dalam KBBI Bahasa Indonesia (KBBI), amânah
adalah mempunyai sifat khas sesuai dengan diartikan dengan: pesan yang dititipkan
7
perwatakan tertentu. kepada orang lain untuk disampaikan,
keamanan atau ketenteraman, dan
B. Hakikat Amânah
kepercayaan.12 Jadi makna pokok dari
1. Definisi Etimologi
kata amânah adalah “segala sesuatu yang
Secara bahasa kata amânah atau al-
dititipkan kepada manusia baik materi
Amânah (‫ )اّلمانة‬adalah bentuk masdar
dari kata kerja : َ‫ا همن‬
ataupun non-materi karena merasa aman,
*َ‫ امانةَ *امناَ* َيمن‬yang
tenteram, tenang dan hilangnya rasa takut
bermakna pokok aman, tenteram dan
tenang.8 Ibnu Fâris dalam karyanya

4
dan ‘ain fi’il mudharinya, yaitu ‫ َيمن َ َ* ام َن‬lihat M.
John M Echols dan Hassan Shadily, Kamus
Quraish Shihab, ed, Ensiklopedi al-Qur’ân: Kajian
Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1987), h.
Kosakata, (Jakarta: Lentera Hati, 2007), j. 1, h. 83.
214.
5
9
Ahmad bin Fâris, Mu’jam Maqâyîs al-
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus
Lugah, (Beirut: Dâr al-Jail, 1991), jilid 1, h. 133.
Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa 10
Al-Râghib al-Ashfahâni, Al-Mufradât fî
Departemen Pendidikan Nasional, 2008), h. 682.
6 Gharîb al-Qur’ân (Beirut: Dâr al-Ma’arif, t.tt), h.
Soejono Soekanto, Kamus Sosiologi,
25.
(Jakarta: Rajawali Pers, 1993), h. 74. 11
7 Ahmad Warson, Kamus al-Munawir,
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, op.cit,
h. 682. (Surabaya: Pustaka Progresif, 1997), h. 41.
12
Lihat firman Allah ‫( فإه َن َأ همن َب عضكم َب عضا‬Q.S
8
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa,
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat
al-Baqarah: 283). Selain itu ada juga yang Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008), h.
membacanya dengan didhammahkan ‘ain fi’il madhi 48.
188 | Mashdar : Jurnal Studi al-Quran dan Hadis, Vol.1, No.2, (2019)

akan terjadinya penyelewengan terhadap yang dipercayakan kepada manusia baik


titipan tersebut. berasal dari Allah ataupun sesama
2. Makna dalam al-Qur’an manusia.18
Kata al-Amânah (‫ )اّلمانة‬dalam al- 3. Definisi Terminologi
Qur’ân, baik dalam bentuk tunggal
Menurut al-Marâghi, al-Amânah
(mufrad) atau jamak telah disebutkan
(‫ )اّلمانة‬adalah sesuatu yang harus dijaga
sebanyak enam kali. Dua kali dalam
untuk disampaikan kepada pemiliknya.19
bentuk mufrad, yaitu pada Q.S al-Baqarah
Menurut As-Sa’di makna ‫اْلماَن ه‬
َ‫ت‬ adalah
(2): 283 dengan makna pinjaman atau
segala sesuatu yang dititipkan kepada
hutang,13 dan Q.S al-Ahzâb (33): 72
manusia untuk ditunaikan seperti ibadah,
dengan makna beban agama14 yaitu
harta, kekuasaan dan lainnya.20 Sedangkan
perintah dari Allah yang harus dijalankan
menurut Qurais Shihab, al-Amânah
manusia,15 sehat.16
‫ا هم َن‬
oleh dan akal
(‫ )اّلمانة‬berasal dari kata yang berarti
Sedangkan empat lagi disebut dalam
merasa aman dan percaya.21 Yaitu sesuatu
bentuk jamak, yaitu pada Q.S al-Nisâ (4):
yang diserahkan kepada pihak lain
58 dengan makna segala sesuatu yang
(titipan) untuk dipelihara dan
dititipkan baik perkataan, perbuatan
dikembalikan bila tiba waktunya atau bila
ataupun keyakinan,17 Q.S al-Anfâl (8): 27
diminta oleh pemiliknya. Ia adalah lawan
yang bermakna titipan atau kepercayaan
khianat. Ia tidak boleh diberikan kecuali
sesama, Q.S al-Mu’minûn (23): 8, dan al-
kepada orang yang dinilai oleh
Ma’ârij (70): 32 bermakna segala sesuatu
pemberinya dapat memelihara dengan
13
Lihat Fakhr al-Dîn al-Râzi, Mafâtih al- baik apa yang diberikannya itu.22
Ghaib, (Beirut: Dâr al-Fikr, 1981), J. 7, h. 131,
Abdullah bin Umar bin Muhammad al-Baidhâwi, Berdasarkan pada makna bahasa,
Anwâr al-Tanzîl wa Asrâr al-Ta’wîl, (Beirut: Dâr
Ihyâ al-Turats al-‘Arabi, tth), Ahmad Musthafa al- makna al-Quar’an dan definisi dari
Marâghi, Tafsir al-Marâghi, (Mesir: Musthafa al- beberapa tokoh di atas dapat disimpulkan
Bâbi al-Halabi, 1947), Juz. 3 h. 74, dan Muhammad
Sayyid Thanthâwi, Al-Tafsîr al-Washît li al-Qur’ân
al-Karîm, (Beirut: Mathba’ah al-Sa’adah, 1987), J.
18
1, h. 853-854. Ahmad Musthafa al-Marâghi, op.cit, Juz.
14
Fakhr al-Dîn al-Râzi, op.cit, J. 25, h. 235, 18 h, 4, dan Abd al-Rahmân bin Nâshir al-Sa’di,
Ahmad Musthafa Al-Marâghi, ibid, Juz. 22, h. 45- Taisir al-Karîm al-Rahmân fi Tafsîr Kalam al-
45. Manan, (Riyad: Majalah al-bayan, t.tt) h. 640.
15 19
Hamka, Tafsir al-Azhar, (Jakarta: Panji Ahmad Musthafa al-Marâghi, Tafsîr al-
Mas, 1993), juz 22, h. 113. Marâghi, (Mesir: Musthafa al-Bâbi al-Halabi, 1947),
16
Al-Râghib al-Ashfahâni, Al-Mufradât fî Juz. 5, h. 69.
Gharîb al-Qur’ân (Beirut: Dâr al-Ma’arif, t.tt), h. 20
Abd al-Rahmân bin Nâshir al-Sa’di, ibid, h.
25-26. 198
17 21
Muhammad Sayyid Thantâwi, op.cit, J. 3, M. Quraish Shihab, , Tafsir al-Misbah:
h. 246. Hal ini juga senada dengan pendapat Shâlih Kesan, Pesan dan Keserasian al-Qur’an, (Jakarta:
al-Utsaimin, lihat Shâlih al-Utsaimin, Tafsîr al- Lentera Hati, 2004),V. 5, h. 423.
Qur’ân al-Karîm: Sûrah al-Nisâ, (Saudi: Dâr Ibn al- 22
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah,
Zauzi, 1435 H/ 2014), J. 1, h. 438. op.cit, V. 2, h. 480.
Abdul Halim, dkk, Karakteristik Pemegang Amânah dalam... | 189

bahwa amânah adalah segala sesuatu baik Qashash (28): 26), adil (Q.S Yusuf (12):
bersifat materi maupun non-materi yang 59), berintegritas atau jujur (Q.S Yusuf
dipercayakan pemberi kepada penerima (12): 46, 51, ), disiplin dan tegas (Q.S al-
untuk selalu dijaga dan ditunaikan dengan Baqarah (2): 54, 249, Thâhâ (20): 97),
sebaik-baiknya. bertanggung jawab (Q.Sal-Baqarah: 249),

C. Tiga Komponen Amânah totalitas atau ihsan (Q.S Yusuf (12): 22, 36,

Ada tiga unsur atau komponen 56, 78,90 ), ahli strategi (Q.S Yusuf (12):

dalam sebuah amânah, yaitu pemberi, 37-40, 50, 59-60,70, 76), bijaksana (Q.S al-

penerima dan amânah itu sendiri. Untuk Baqarah(2): 249), bersabar (Q.S Yusuf

amânah ada dua bentuk, yaitu materi dan (12): 20, 23-25, 35, 53, 90) bersyukur (Q.S

non materi. Person pemberi amânah al-A’raf (7): 144, Yusuf (12): 100-101),

adalah Allah, rasul dan manusia (Q.S al- pemaaf (Q.S Yusuf (12): 92).

Anfâl (8): 27). Sedangkan penerima Kelima belas karakter dapat

amânah yang hakiki adalah manusia. diklasifikasikan ke dalam tiga kategori,

Namun tidak semua manusia mampu yaitu karaktersitik spiritual, karaktersitik

memegangnya dengan baik, melainkan operasional dan karakteristik emosional.

orang-orang yang kompeten yang 1. Karakteristik Spiritual

memiliki karakteristik tertentu. Maksud dari karakteristik spiritual

D. Karakteristik Pemegang Amanah adalah karakter-karakter yang harus


dimilki seorang pemegang amânah dalam
Setelah dilakukan penelitian secara kaitannya dengan kehidupan spiritual,
mendalam terhadap kisah Nabi Yusuf, Nabi yaitu hubungannya dengan Allah.
Musa dan Raja Thalut, diperolehlah lima Karakter-karakter yang termasuk pada
belas karakter pemegang amânah yang kategori ini adalah:
kompeten. Adapun perinciannya yaitu a. Beriman dan Betakwa
beriman dan bertakwa (Q.S Yususf (12): Iman adalah poin terpenting yang
37-38,57), tawakkal (Q.S al-Qashash (28): harus dimiliki oleh seseorang.23 Untuk
21), amanah atau dapat dipercaya (Q.S seoarang muslim, keimanan yang benar
Yususf (12): 52, 55, al-Qashash (28): 26, akan mendatangkan ketakwaan.
29), profesional dengan salah satu Ketakwaan akan menyebabkan ia
bentuknya adalah: berilmu pengetahuan
(Q.S al-Baqarah (2): 247, Yusuf (12): 22, 23
Maksudnya adalah orang yang benar-benar
dan al-Qashash (28) : 14) bertubuh kuat dan beriman dan meyakini agama yang dianutnya,
apapun itu, akan mengerjakan perintah dan
sempurna (Q.S al-Baqarah (2): 247, dan al- meninggalkan larangan agamanya. Diantanya
menjaga amânah dan meninggalkan khianat.
190 | Mashdar : Jurnal Studi al-Quran dan Hadis, Vol.1, No.2, (2019)

senantiasa menjaga diri dari sesuatu wakil (Pelindung). (Q.S al-Nisa:


81).
yang akan membahayakan dirinya, Seorang pemegang amânah apa
seperti neraka yang disebabkan oleh pun bentuknya harus bertawakkal atau
dosa karena tidak melaksanakan perintah menyerahkan segalanya kepada Allah
atau mengerjakan larangan. Di antara setelah menjaga dan menjalankan
perintah yang akan dilaksanakan oleh amânah secara maksimal. Tawakkal
orang beriman adalah menjaga amânah yang seperti ini akan mendatangkan
sebagai mana firman Allah dalam Q. S ketenangan jiwa dan meningkatkan
al-Anfal (8): 27 yang berbunyi: kepercayaan diri seseorang, bahkan
َ‫َي َأيُّهاَال هذين َآمنواَّل ََتونواَاَّلل َوالرسول َوَتونوا‬ menimbulkan kepasrahan terhadap hasil

)27َ:‫أماَنتهكمَوأن تمَت علمونَ(اّلنفال‬ yang akan didapatinya.


Artinya: Hai orang-orang yang beriman, Karakter-karakter spiritual di atas,
janganlah kamu mengkhianati
Allah dan Rasul (Muhammad) dan
akan menumbuhkan keinginan yang kuat
(juga) janganlah kamu dari seorang pemegan amânah untuk
mengkhianati amanat-amanat
yang dipercayakan kepadamu, menjaga dan menunaikan amânah yang
sedang kamu mengetahui. (Q.S al-
dipegangnya.
Anfâl (8): 27).

b. Tawakkal 2. Karakteristik Operasional


Maksud karakteristik operasional
Secara bahasa tawakkal berasal
dari kataَ‫ وكل‬yang bermakna seseorang adalah karakter-karakter pemegang

memberikan kuasa kepada orang lain amânah kompeten yang berhubungan

karena ia tidak mampu melakukannya.24 dengan proses menjalankan amânah.

Adapun makna tawakkal yang dipahami Adapun karakter-karakter yang termasuk


masyarakat luas adalah menyerahkan dalam kategori ini adalah:
hasil dari semua urusan kepada Allah a. Amanah/dapat dipercaya
setelah berusaha dengan maksimal. Karakter Amanah atau dapat di
Tawakkal bisa dipahami dengan percaya adalah karakter terpenting yang
menjadikan Allah sebagai wakil atau harus ada pada diri orang yang akan
pelindung, sebagai mana Firman Allah menerima, menjaga dan menjalankan
dalam Q.S al-Nisa: 81 yang berbunyi: sebuah amânah dalam bentuk apapun.

)َ81َ:‫ىَِبَّللهَوكهيًلَ(النساء‬
‫َوت وكلَعلىَاَّللهَوكف ه‬... Allah berfirman dalam Q.S al-Nisâ (5):
58
Artinya: .... dan bertawakallah kepada
Allah. Cukuplah Allah menjadi

24
Fakhr al-Dîn al-Râzi, op.cit, J. 8, h. 227.
Abdul Halim, dkk, Karakteristik Pemegang Amânah dalam... | 191

َ….َ‫ت َإهَل َأهَلهها‬


‫إهن َاَّلل ََيمركم َأن َت ؤُّدواَاْلماَن ه‬ Seseorang yang akan memangku
amânah baik itu jabatan atau pekerjaan
)58َ:‫(النساء‬
harus profesional yaitu memiliki bekal
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh
kamu menyampaikan amanat ilmu tentang jabatan atau pekerjaannya
kepada yang berhak
menerimanya…(Q.S al-Nisâ (5): tersebut agar dapat melaksanakannya
58). dengan baik. Hal ini terlihat dari ketiga
Karakter amanah juga merupakan
tokoh yang telah dipaparkan pada bab
salah satu karakter dari orang yang
sebelumnya, yaitu Nabi Yusuf, Nabi
benar-benar beriman, tidak munafik.
Musa dan Thalut yang sukses
Selain itu karakter ini termasuk salah
melaksanakan amânah masing-masing.
satu syarat dari kesempurnaan iman
c. Bertubuh Kuat dan Sempurna
seseorang. Rasul bersabda:

َ ‫…عن َأنس َقال َماَخطب ناَرسول َللاه َصل‬


Ada dua kata yang menjadi
‫ىَللا‬
َُّ ‫الق هو‬
petunjuk tentang karakter ini, yaitu‫ي‬
َ‫علي هه َوسل هم َإهّل َقال َّل َإهيان َلهمن َّلَأمانة َله َوّل‬ atau 27‫ القوَةه‬yang dimiliki Musa, dan َ‫و‬
)‫هدينَلهمنَّلَع ههدَلهَ(َرواهَالطرباين‬ ‫(بسطة هَِف)َاْلهس َم‬
28 ‫ه‬
yang dimiliki Thalut.
Penilaian tentang Nabi Musa adalah
Artinya: … dari Anas, ia berkata Rasulullah
tidak berkhutbah kecuali seorang yang kuat dilontarkan oleh salah
bersabda: tidak ada keimanan
bagi orang yang tidak satu anak perempuan Nabi Syu’aib
melaksanakan amanah, dan tidak karena ia menyaksikan bagaimana Musa
ada agama bagi orang yang
tidak menepati janji. (H.R al- menolongnya dengan mengangkat batu
Thabarâni).25 besar yang menghalangi sumur yang
b. Profesional hanya bisa diangkat oleh sepuluh orang
Mentalitas seorang profesional laki-laki ketika memberi minum

terbagi menjadi empat bentuk, yaitu ternaknya.29 Sedangkan penilaian

mentalitas mutu, mentalitas altruistik terhadap Thalut adalah pernyataan dari

(keinginan mulia untuk berbuat baik), Nabi Samuel tentang alasan Allah
memilih Thalut sebagai pemimpin bani
mentalitas etis dan mentalitas pembelajar
Israil.
atau berusaha mendapatkan ilmu dan
Seorang pemegang amânah yang
pengalaman.26
akan memelihara dan menjalankannya

25
Abu al-Qasim Sulaiman bin Ahmad Al- Lajnah Pentashih Mushaf al-Qurân, 2010), h. 156-
Thabarâni, al-Mu’jam al-Aushat, (CD ROM al- 160.
27
Maktabah al-Syâmilah), J. 6, h. 99. Lihat Q.S al-Qashash (28): 26.
26 28
Lihat Badan Litbang dan Diklat Lihat Q.S al-Baqarah (2): 247.
Kementrian Agama RI. Tafsir al-Qur’ân Tematik: 29
Wahbah al-Zuhailai, al-Tafsîr al-Munir fî
Pendidikan, Pembangunan Karakter, dan al-‘Aqîdah wa al-Syari’ah wa al-Manhaj,
Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: (Damaskus: Dâr al-Fikr, 2009), J. 10, h. 444-448.
192 | Mashdar : Jurnal Studi al-Quran dan Hadis, Vol.1, No.2, (2019)

idealnya harus berfisik atau bertubuh seimbang.31 Ia juga bermakna membagi


yang kuat dan kekar serta sempurna sama rata.32 Al-Marâghi memaknainya
(panca indra dan pemikirannya) agar dengan seimbang dalam segala sesuatu
mampu melaksanakannya dengan dengan tidak menambah, tidak
kemampuan diri sendiri secara langsung, berlebihan, tidak mengurangi atau
tanpa mengandalkan orang lain. Orang menyedikitkan.33 Sehingga mampu
yang bertubuh kuat dan sempurna juga menyampaikan hak kepada pemiliknya
cenderung memiliki kekuatan yang secara efektif.34
menghasilkan keberanian dalam Seorang pemegang amânah harus

mengambil sebuah keputusan yang tepat berlaku adil terhadap amânah yang

walaupun akan mendatangkan diemban, pemberinya dan bahkan

pertentangan dari orang lain. terhadap dirinya sendiri. Berlaku adil

Walaupun demikian, dalam terhadap amânah adalah menjaga dan

beberapa bidang, tubuh kuat dan kekar menjalankannya dengan cara terbaik

serta sempurna tidak menjadi tidak mengurangi sedikit pun. Adil

pertimbangan utama, seperti amânah terhadap pemberinya adalah dengan

pekerjaan yang hanya membutuhkan mengembalikan amânah tersebut dalam

kemampuan olah tangan atau kehalian keadaan utuh tanpa kurang dan cacat

dan pikiran atau kecerdasan dan atau melaksanakannya sesuai dengan

pengalaman. yang diinginkan pemberinya. Sedangkan


adil terhadap dirinya sendiri adalah
d. Adil melaksanakan amânah yang diembannya
Adil atau al-‘Adl (َ‫)العدل‬30 adalah dengan sebaik-baiknya sehingga ia
mashdar dari َ ‫عدّل‬-َ ‫عدل َ– َي ع هدل‬. Kata memperoleh ketakwaan dari Allah.
ini memiliki dua makna yang Sebagai mana firman Allah yang
bertentangan yaitu َ‫اّلستهواء‬
‫( ه‬keadaan lurus berbunyi:
‫ه‬
َ ‫اّلع هوج‬
atau sama) dan‫اج‬ (keadaan َ ‫اع هدلواَهوَأق ربَلهلت قو‬
‫ى‬
menyimpang atau bengkok). Dari makna Artinya: berlaku adillah, karena keadilan
pertama ini dihasilkan makna mendekatkan pada ketakwaan (Q.S
al-Mâidah (5): 8)
memutuskan hukum dengan benar atau

31
Ahmad bin Fâris, op.cit, J. 4, h. 346.
Kata ini diulang dalam al-Qur’ân sebanyak
30 32
Al-Râghib al-Ashfahâni, op.cit, h. 325.
33
28 kali dengan berbagai derivasinya. Lihat Ahmad Musthafa al-Marâghi, op.cit, J. 14,
Muhammad Fu’ad Abdul Baqi, al-Mu’jam al- h. 129.
34
Mufahras li al-Alfâz al-Qurân, (Beirut: Dâr al-Fikr, Ahmad Musthafa al-Marâghi, op.cit, J. 5,
1992), h. 448-449 h. 69.
Abdul Halim, dkk, Karakteristik Pemegang Amânah dalam... | 193

e. Jujur/Berintegritas mendatangkan kepuasan dan ketenangan

Jujur atau integritas dalam bahasa batin.38 Sehingga mampu memelihara

Arab dikenal dengan istilah ‫ ه‬yang


َ‫الصدق‬ dan menjalankan amânah yang

berasal dari َ‫ صدق‬dengan makna kuatnya dipegangnya dengan sebaik-baiknya.


sesuatu baik perkataan ataupun lainnya. Dengan ketenangan jiwa ia akan
Ia bermakna jujur dan benar sebagai memiliki niat yang suci, serta tenaga
lawan dari َ‫الكهذب‬ (bohong),35 dan pada yang kuat sehingga tidak akan tergoda
asalnya kedua kata ini berkaitan dengan oleh bisikan syaitan yang merayunya
perkataan atau berita.36 agar berkhianat. Sedangkan dengan
Seorang pemengang amânah harus petunjuk Allah ia akan mengetahui cara
memiliki integritas yang tinggi, yaitu terbaik dalam memelihara dan
kesesuaian antara perkataan, termasuk melaksanakan amânah yang dipegannya.
janji dengan perbuatannya, karena sangat f. Disiplin
besar dosa bagi orang yang tidak sesuai Terdapat banyak pengertian
antara perkataan dengan perbuatannya. tentang disisplin. Namun secara umum
Sebagai mana firman Allah dalam Q.S dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah
al-Shaf (61): 2-3 yang berbunyi: suatu kondisi yang tercipta melalui
َ)2(َ ‫َيأيُّها َال هذين َآمنوا َهِل َت قولون َما َّل َت فعلون‬ proses latihan yang dikembangkan
َ‫كرب َمقتا َعهند َاَّلله َأن َت قولوا َما َّل َت فعلون‬ menjadi serangkaian prilaku yang di

)3َ-2:‫(الصف‬ dalamnya terdapat unsur-unsur ketaatan,


Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, kepatuhan, kesetiaan, ketertiban dan
kenapakah kamu mengatakan semua itu dilakukan sebagai
sesuatu yang tidak kamu
kerjakan.2. Amat besar bentuktanggung jawab dan bertujuan
kebencian di sisi Allah bahwa
kamu mengatakan apa-apa yang untuk pembiasaan dan mawas diri.
tidak kamu kerjakan.(Q.S al-Shaf Ajaran Islam yang dibawa oleh
(61): 2-3).
Nabi Muhammad berisi serangkaian
Kejujuran yang dilakukan
peraturan, baik berbentuk perintah
seseorang akan mendatangkan kebaikan
ataupun larangan. Peraturan-peraturan
dan petunjuk,37 kejujuran juga akan
tersebut tertuang dalam al-Qur’ân dan
Hadis. Allah berfirman:
35
Ahmad bin Fâris, op.cit, J. 4, h. 339.
36 38
Al-Râghib al-Ashfahâni, op.cit, h. 277. Sebagai mana hadits riwayat al-Tirmidzi
َ ‫َالصدق َطمأنهينةٌ َوإهن َالك هذب‬
‫فإهن ه‬
37
Sebagai mana hadits yang riwayat al-
َ‫َالصدق َي ه هديَإهَل َالهه‬
‫إهن ه‬.
yang berbunyi
Bukhari yang berbunyi ‫رب‬
lihat Muhammad bin ismâ’îl al-Bukhari, op.cit, ٌ‫ هريب َة‬. lihat Abû Isa al-Tirmizi, Jami al-Shahîh al-
Hadis no: 5629. Tirmizi, (CD ROM Lidwa Pustaka), Hadis no: 2442.
194 | Mashdar : Jurnal Studi al-Quran dan Hadis, Vol.1, No.2, (2019)

َ‫وماَآَتكم َالرسول َفخذوه َوماَنَاك َم َعنه َفان ت هوا‬ masing, termasuk amânah. Rasulullah

)7َ:‫ابَ(احلشر‬ ‫وات قواَاَّللَإهنَاَّللَش هديدَالعهق ه‬ SAW bersabda:

Artinya: Apa yang diberikan Rasul َ‫ول َعن َرعهيتههَه َ(رواه‬


ٌ ‫…فكلُّكم َراع َوكلُّكم َمسئ‬
kepadamu, maka terimalah. Dan
apa yang dilarangnya bagimu, َ )844َ:‫البخاري‬
maka tinggalkanlah. Dan Artinya: dan setiap kalian adalah pemimpin
bertakwalah kepada Allah. dan setiap pemimpin akan diminta
Sesungguhnya Allah amat keras pertanggung jawaban atas yang
hukumannya.(Q.S al-Hasyr (59): dipimpinnya.(H.R al-Bukhari:
7). 844).40

Termasuk salah satu peraturan h. Totalitas


Rasul yang harus ditaati adalah perintah
Ihsân (totalitas) adalah mashdar
dariَ‫َاهحساَن‬ -َ ‫َاحسن َ– َُي هسن‬
menjaga amânah dan larangan
yang
39
berkhianat. Maka dari itu, salah satu
bermakna memperbaiki atau menjadikan
karakter seorang yang akan menjaga dan
baik.41 Menurut al-Ashfahâni ihsân
menjalankan amânah adalah disiplin.
memiliki dua dimensi makna. Pertama,
Yaitu menjalankan amânah sesuai bermakna memberi nikmat kepada orang
dengan aturan-aturan yang telah lain. Kedua, bermakna berbuat baik.
ditetapkan. Adapun ihsan sendiri lebih umum dan
luas dari sekedar memberi nikmat
g. Bertanggung Jawab
kepada orang lain. Sehingga ketika
Seara umum karakter
memberikan hak kepada seseorang akan
tanggungjawab dapat dipahami sebagai
melebihkan dari yang seharusnya.42
sikap dan perilaku seseorang dalam Muhsin adalah bentuk isim fa’ilnya
melakukan tugas dan kewajibannya yang dapat dimaknai dengan orang yang
berdasarkan pada nilai agama dan nilai senantiasa berbuat baik dan
yang berlaku di masyarakat. Di antara mendatangkan manfaat kepada orang
nilai tersebut adalah memelihara dan lain serta melakukan sesuatu secara total
menjalankan amânah sesuai dengan sehingga hasilnya memuaskan. Ia juga
ketentuannya serta tidak berkhianat dapat di pahami sebagai orang yang
dengan menyia-siakan atau memiliki hati yang bersih dan pemikiran
menyelewengkannya. Karena setiap yang jernih sehingga memahami apa
orang akan diminta pertanggung yang tidak dipahami orang kebanyakan,
jawaban atas apapun yang ia lakukan
sesuai dengan kedudukan masing- 40
Muhammad bin Ismâ’îl al-Bukhari, op.cit,
Hadis no: 844.
41
Ahmad Warson Munawwir, op.cit, h. 265.
39 42
Lihat Q.S al-Anfal (8): 27. Al-Râghib al-Ashfahâni, op.cit, h. 119.
Abdul Halim, dkk, Karakteristik Pemegang Amânah dalam... | 195

bahkan dipercaya bahwa ia mampu terbaik agar pekerjaannya dapat


menangkap apa yang tidak mampu terlaksana dengan baik dan efisien.
ditangkap oleh selainnya.43
j. Bijaksana
Pemegang amânah yang ihsan
Seorang pemegang amânah harus
adalah orang yang memelihara dan
bijaksana dalam menjaga dan
menjalankan amanah secara total disertai
menjalankannya. Orang yang bijaksana
dengan hati yang bersih sehingga
akan bersikap realistis dalam
hasilnya memuaskan pihak-pihak yang
menjalankan amânah yang diembannya.
telah mempercayainya. Ia juga akan
Sehingga ia tidak berkspektasi tinggi
mampu menjalankan amânah yang sulit
melainkan tetap melaksanakannya
sekalipun dengan bekal kebersihan hati
dengan secara maksimal sesuai dengan
dan totalitasnya.
prosedur dan kemamampuannya. Thalut
i. Ahli Strategi
memberikan contoh tentang
Setiap pemegang amânah, apa pun
kebijaksanaan seorang pemimpin
bentuknya harus memiliki kemampuan
sebagaimana terekam dalam Q.S al-
untuk memikirkan bagaimana strategi
Baqarah (2): 249 sebagai berikut:
terbaik dalam menjaga dan
menjalankannya. Ketika ia memiliki َ‫ن َومنَِلَيطعمه َفإهنه هَم هن‬
َ ‫فمن َش هرب هَمنهَف ليس هَم ه‬
strategi terbaik maka amânah yang )249َ:‫إهّلَم هنَاغَتفَغرفةَبهي هدَههَ(البقرة‬
diembannya akan terlaksana dengan Artinya: … maka barang siapa yang
meminum (air sungainya), dia
baik, tidak tersia-siakan. seorang bukanlah pengikutku. Dan barang
siapa tidak meminumnya, maka ia
pemimpin harus memiiki strategi dalam adalah pengikutku, kecuali
menjalankan pemeirntahannya, baik menciduk seciduk tangan
(termasuk juga kelompokku)…
yang berhubungan dengan rakyat, seperti (Q.S al-Baqarah (2): 294).
kesejahteraan, pendidikan dan lapangan
Karakter-karakter opersional di atas
pekerjaan, ataupun strategi yang
akan menjadi alat yang sangat berguna
berkaitan dengan hubungan
bagi seorang pemegang amânah untuk
internasional, seperti hubungan
menjaga dan menunaikan amânah yang
perdagangan dan keamanan. Seorang
dipikul dengan sebaik-baiknya.
pejabat harus memiliki srategi terbaik
dalam menjalankan jabatanya. Dan 3. Karakteristik Emosional
seorang pekerja harus memiliki cara
Maksud dari karakteristik emosional
43
M. Qurasih Shihab, Tafsir al-Misbah.. adalah karakter-karakter yang berhubungan
op.cit, V.6, 439.
196 | Mashdar : Jurnal Studi al-Quran dan Hadis, Vol.1, No.2, (2019)

dengan perasaan seorang pemegang amânah harus sabar atau tabah dalam
amânah dalam menjaga dan menerima dan menjalankannya sebagai
menunaikannya. Karakter-karakter tersebut salah satu sarana beribadah kepada
adalah sebagai berikut: Allah. Ia harus sabar ketika menghadapi
cemoohan orang-orang yang tidak suka
dengan kedudukannya sebagai
pemegang amânah. Ia harus sabar dalam
a. Bersabar
menahan berbagai godaan hawa nafsu
Sabar atau ‫الصرب‬adalah mashdar yang mendorong diri untuk berkhianta,
dari َ‫صرب َ– َيصهرب َ– َصربا‬. Secara bahasa
atau menyelewengkannya. Selain itu
berarti menahan kesulitan. Kata ini
juga ia harus sabar ketika tidak mampu
berbentuk umum yang memiliki makna
menjaga dan menjalankan amânah
yang berbeda-beda sesuai dengan objek
tersebut secara maksimal setelah
yang dihadapinya. Sabar dalam
berusaha dengan sebaik-baiknya.
menghadapi musibah yang menimpanya
dinamai sabar (َ‫ )الصرب‬lawan dari gelisah b. Bersyukur
(َ‫)اْلزع‬. Sabar dalam peperangan disebut Secara bahasa syukur adalah
berani (َ‫)الشجعة‬, lawan dari takut (َ‫)اْلب‬. bentuk masdar dari kata َ -َ‫شكر َ– َيشكر‬
Sabar dalam menahan sesuatu yang ‫شكرا‬ yang mengandung empat makna
mengkhawatirkan disebut lapang dada dasar. Pertama. Pujian karena adanya
(‫)رحب َالصد هَر‬ lawan dari cemas (َ‫)اْلب‬. kebaikan yang diperoleh, yaitu rida dan
Dan Menahan bicara disebut (‫)كهتمان‬, puas sekalipun hanya sedikit. Kedua.
lawan dari terbuka (َ‫)المذل‬. Semua makna Kepenuhan dan ketabahan terhadap
44
tersebut Allah namai dengan sabar. sesuatu. Ketiga. Tumbuh, yaitu sesuatu
Sebagai mana dalam Q.S al-Baqarah (2): yang tumbuh dari tangkai pohon.
177 terdapat redaksi yang berbunyi: Keempat. Pernikahan atau alat
َ‫ َوالصابه هرين هَِف َالبأس هاء َوالضر هاء َو هحني َالبأس‬... kelamin.45
)َ177َ:‫َ(البقرة‬... Seseorang yang senantiasa
Artinya: ... dan orang-orang yang sabar bersyukur tidak akan mengkhianati
dalam kesempitan, penderitaan
dan dalam peperangan ....(Q.S al- amânah apapun yang dipercayakan
Baqarah (2): 247). kepadanya, besar atapun kecil. Ia akan

Berdasar pada pengertian sabar menjaga dan menjalankannya secara

secara bahasa di atas, seorang pemegang maksimal dan sebaik-baiknya sebagai

44 45
Raghib al-Ashfahani, op.cit, h. 273. Ahmad bin Fâris, op.cit, J. 3, h. 207-208.
Abdul Halim, dkk, Karakteristik Pemegang Amânah dalam... | 197

bentuk syukur dan terima kasih atas amânah yang dipegangnya berkaitan
kepercayaan yang telah diberikan dengan orang yang ia benci atau orang
kepadanya. Ia akan dicintai Allah yang pernah menyakitinya. Dengan
sehingga akan mendapatkan bimbingan karakter ini ia akan terdorong untuk
Allah dalam menjalankan amânah menunaikan amânah tanpa memandang
tersebut. Bahkan akan semakin banyak kepada siapa amânah tersebut ia
orang yang mempercayainya sebagai tunaikan. Karena ia tidak menganggap
pemegang amânah yang ideal atau orang yang telah melakukan tindakan
kompeten. Ini sesuai dengan firman tidak baik kepadanya sebagai seorang
Allah dalam Q.S Ibrâhîm (14): 7 yang musuh. Ia juga akan terhindar dari
berbunyi: mengontrol diri dari berlaku khianat

َ‫وإهذ ََتذن َربُّكم َلَئهن َشكرُت َْل هزيدنكم َولئهنَكفرُت‬ terhadap amânah yang dipegangnya.

)َ7َ:‫إهنَعذ هاِبَلش هدي ٌَدَ(إبراهيم‬ Karena sikap pemaaf akan mendorong

Atinya: dan (ingatlah juga), tatkala pada ketakwaan (salah satu maknanya
Tuhanmu memaklumkan; adalah menjaga diri) sebagi mana firman
"Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan Allah yang berbunyi:

)َ237َ:‫…وأنَت عفواَأق ربَلهلت قوى…(البقرة‬


menambah (nikmat) kepadamu, dan
jika kamu mengingkari (nikmat-Ku),
Maka Sesungguhnya azab-Ku Artinya: …dan memaafkan48 adalah lebih
sangat pedih". ( Q.S Ibrâhîm (14): mendekatkan pada ketakwaan
7). …(Q.S al-Baqarah (2): 237).

c. Pemaaf Dengan karakter-karakter emosional


Karakter pemaaf ini erat kaitannya di atas, pemegang amânah akan memiliki
dengan ketakwaan seseorang. Karena kemantapan jiwa dalam menjaga dan
salah satu tanda orang bertakwa adalah menjalankan amânah yang dipikulnya
memberikan maaf kepada sesama dalam bentuk apapun dan dari siapapun itu.
46
manuisa. Selain itu, Allah memerintah
manusia untuk memberi maaf kepada PENUTUP

orang yang telah berbuat jahat


padanya.47 48
Secara konteks, yaitu perceraian, kata َ ‫أن‬
Orang yang berkarakter pemaaf ‫ ت عفوا‬pada Q.S al-Bqarah (2): 237 bermakna
akan terhindar dari sikap benci yang pembebasan terhadap setengah mas kawin yang
telah dijanjikan suami kepada istri. Tetapi kata ini
akan menyebabkannya berkhianat ketika juga dapat dimaknai dengan pemaafan. Yaitu istri
atau wali memaafkan suami yang menceraikannya
dengan membebaskan kewajiban pembayaran
setengah mahar tersebut. Untuk pembanding lihat
46
Lihat Q.S Ali Imran (3): 134. M. Qurasih Shihab, Tafsir al-Misbah.. op.cit, V.1, h.
47
Lihat Q.S al-A’raf (7): 199. 516.
198 | Mashdar : Jurnal Studi al-Quran dan Hadis, Vol.1, No.2, (2019)

Amânah adalah segala sesuatu baik spiritual, karakteristik operasional dan


bersifat materi maupun non-materi yang karakteristik emosional. Karakteristik
dipercayakan pemberi kepada penerima Spiritual terdiri dari: Beriman, bertakwa;
untuk selalu dijaga dan ditunaikan dengan dan Tawakkal. Karakteristik Operasional
sebaik-baiknya. Namun tidak semua orang terdiri dari: Bersifat amanah atau dapat
mampu menjadi pemegang dan pelaksana dipercaya; Profesional; Bertubuh kuat dan
yang ideal. Sehingga diperlukan gambaran sempurna; Adil; Berintegritas; Disiplin dan
mengenai karakteristik pemegang amânah Tegas; Bertanggung jawab; Ihsan atau
yang ideal. totalitas; Ahli strategi; dan Bijaksana.
Terdapat tiga klasifikasi karakteristik Sedangkan Karaktersitik Emosional terdiri
pemegang amânah ideal, yaitu karakteristik dari: Bersabar; Bersyukur; dan Pemaaf.

DAFTAR PUSTAKA Al-Râzi, Fakhr al-Dîn, Mafâtih al-Ghaib.


Beirut: Dâr al-Fikr, 1981.
Al-Ashfahâni, Al-Râghib, Al-Mufradât fî Al-Sa’di, Abd al-Rahmân bin Nâshir. Taisir
Gharîb al-Qur’ân. Beirut: Dâr al- al-Karîm al-Rahmân fi Tafsîr Kalam
Ma’arif, t.tt. al-Manan. Riyad: Majalah al-Bayan,
Badan Litbang dan Diklat Kementrian t.tt.
Agama RI, Tafsir al-Qur’ân Tematik: Shadily, Dan John M Echols Hassan. Kamus
Pendidikan, Pembangunan Karakter, Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia,
dan Pengembangan Sumber Daya 1987.
Manusia. Jakarta: Lajnah Pentashih Shihab, M. Quraish, Ed. Ensiklopedi al-
Mushaf al-Qurân, 2010. Qur’ân: Kajian Kosakata. Jakarta:
Al-Baidhâwi, Abdullah bin Umar bin Lentera Hati, 2007.
Muhammad. Anwâr al-Tanzîl wa -----------------------------. Tafsir al-Misbah:
Asrâr al-Ta’wîl. Beirut: Dâr Ihyâ al- Kesan, Pesan dan Keserasian al-
Turats al-‘Arabi, tth. Qur’an. Jakarta: Lentera Hati, 2004.
Al-Baqi, Muhammad Fu’ad Abd., Al- Soekanto, Soejono, Kamus Sosiologi.
Mu’jam al-Mufahras li al-Alfâz al- Jakarta: Rajawali Pers, 1993.
Qurân. Beirut: Dâr al-Fikr, 1992. Al-Thabarâni, Abu al-Qasim Sulaiman bin
Al-Bukhâri, Muhammad bin Ismâ’îl, Shahîh Ahmad, Al-Mu’jam al-Aushat. CD
al-Bukhâri. CD ROM Lidwa Pustaka. ROM al-Maktabah al-Syâmilah.
Hamka, Tafsir al-Azhar. Jakarta: Panji Mas. Al-Tirmizi, Abû Isa, Jami al-Shahîh al-
1993. Tirmizi. CD ROM Lidwa Pustaka.
Ibin Fâris, Ahmad, Mu’jam Maqâyîs al- Thanthâwi, Muhammad Sayyid, Al-Tafsîr
Lugah. Beirut: Dâr al-Jail, 1991. al-Washît li al-Qur’ân al-Karîm.
Al-Marâghi, Ahmad Musthafa, Tafsir al- Beirut: Mathba’ah al-Sa’adah, 1987.
Marâghi. Mesir: Musthafa al-Bâbi al- Al-Utsaimin, Shâlih, Tafsîr al-Qur’ân al-
Halabi, 1947. Karîm: Sûrah al-Nisâ. Saudi: Dâr Ibn
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus al-Zauzi, 1435 H/ 2014.
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Warson, Ahmad, Kamus al-Munawir.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Surabaya: Pustaka Progresif, 1997.
Nasional, 2008. Al-Zuhailai, Wahbah, Al-Tafsîr al-Munir fî
al-‘Aqidah wa al-Syari’ah wa al-
Manhaj. Damaskus: Dâr al-Fikr, 2009.

Anda mungkin juga menyukai