Anda di halaman 1dari 3

Kontrak Kerja di Indonesia: PKWT, PKWTT, & PKHL. Apa Bedanya?

13 Feb 2020
Bagikan Artikel Ini
Sebelum Anda mulai merekrut karyawan Anda, Anda perlu menjelaskan perihal hak dan kewajiban
yang akan dimiliki calon pekerja. Hal tersebut dirangkum dalam kontrak kerja. 

Kontrak kerja merupakan perjanjian baik secara lisan mau pun tulisan antara pekerja dengan
perusahaan. Dalam kontrak tersebut terdapat syarat kerja, kewajiban kerja, serta hak yang akan
diterima dalam jangka waktu yang sudah ditetapkan. 

Kontrak kerja diatur dalam UU no. 13 Tahun 2003. Dalam UU ini dibahas secara lengkap perihal
kewajiban dan hak yang akan diterima oleh perusahaan dan pekerja. 

Berdasarkan Pasal 56 ayat (1) UU Ketenagakerjaan, terdapat dua jenis perjanjian kerja yaitu PKWT
dan PKWTT. 
Lalu, bagaimana isi dan perbedaan kontrak kerja yang ada di Indonesia? hak apa saja yang harusnya
diterima pekerja? Simak di bawah ini: 

Kontrak Kerja di Indonesia

PKWTT 
Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu atau PKWTT mengindikasikan calon pekerja akan menjadi
pekerja tetap atau tanpa jangka waktu tertentu.  PKWTT diberikan bagi pekerja white collar yang
pekerjaannya mengacu pada berjalannya bisnis secara fundamental. 
Hak apa saja yang akan diterima pekerja dalam PKWTT? 

 Masa kerja

Dalam PKWTT pekerja diperbolehkan untuk mengikuti masa percobaan terlebih dahulu, biasanya
dalam jangka waktu tiga bulan. Dalam tiga bulan masa percobaan tersebut, karyawan berhak untuk
mendapatkan upah lebih dari upah minimum. 

 PHK / Pesangon

Apabila terjadi PHK perusahaan wajib untuk memberikan kompensasi berupa sejumlah uang.
Menurut pasal 156 (ayat 1) terdapat tiga uang yang harus diberikan pada pekerja saat terjadi PHK:
Uang pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan uang penggantian hak. 

PHK yang terjadi juga harus berdasarkan hukum dan dapat diklasifikasikan menjadi dua; PHK karena
pengunduran diri, hal ini termasuk: tidak lulus masa percobaan, memasuki usia pensiun atau pekerja
meninggal dunia. Serta PHK karena kesalahan berat yang telah dilakukan pekerja yang diatur dalam
Pasal 158 UU Ketenagakerjaan.

PKWT
Pada PKWT atau Perjanjian Kerja Waktu Tertentu perusahaan dan pekerja menjalin hubungan kerja
pada waktu yang sudah ditentukan.  PKWT cocok bagi perusahaan yang sedang menjalani sebuah
proyek baru atau sifatnya musiman. 

Sebagai contoh, Anda sedang mengembangkan platform terbaru dalam produk Anda, namun dari
segi revenue platform Anda belum dipastikan dapat menghasilkan, sedangkan Anda membutuhkan
peran Graphic Designer untuk menjalankan platform tersebut. Waktu yang Anda miliki pun terbatas
dan memerlukan pekerja yang bisa hadir ke kantor. 
Maka mencari Graphic Designer dengan status PKWT bisa menjadi jawaban Anda dalam merekrut
tim tambahan Anda. 

Bagaimana dengan hak dan perjanjian dari PKWT?

 Masa Kerja

Dalam Pasal 59 ayat (1) UU Ketenagakerjaan, PKWT hanya dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu
yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu, seperti:
 Pekerjaan yang hanya selesai dalam sekali waktu, maksimal waktu penyelesaiannya 3 tahun;

 Pekerjaan yang hanya akan ada secara musiman; atau

 Pekerjaan yang berkaitan dengan suatu produk dan kegiatan baru atau adanya produk
tambahan namun masih dalam proses percobaan.

Selama masa kerja pekerja PKWT juga tidak diperbolehkan adanya masa percobaan dalam masa
kerja. 

 PHK/Pesangon

PHK dapat terjadi sesuai dengan waktu yang sudah diperjanjikan dan pekerja tidak wajib untuk
menerima pesangon. Perjanjian kerja dapat berakhir salah satunya adalah jika berakhirnya jangka
waktu perjanjian kerja

 Kontrak Kerja 

Kontrak kerja harus dibuat secara tulisan dalam bahas latin 

 Pencatatan

Pekerja dengan status PKWT wajib dicatatkan pada Disnaker

PKHL
Perjanjian Kerja Harian Lepas atau PKHL merupakan pernjanjian yang termasuk dalam PKWT. PKHL
sendiri mencakup pekerjaan yang berubah-ubah dalam hal waktu dan volume pekerjaan. 

PKHL cocok bagi Anda yang memerlukan tenaga kerja secara harian, misal, Anda memiliki bisnis
yang bergerak sebagai event organizer yang dalam waktu dekat akan menyelenggarakan acara besar
dalam dua hari. Atau pekerja musiman seperti pekerja restoran untuk bulan Ramadhan, maupun
liburan akhir tahun. Atau Pekerja gudang Warehouse dan Logistik pada akhir tahun (campaign e-
commerce 12.12) dan sebagainya.
Dalam event tersebut dipastikan Anda membutuhkan 200 orang lagi untuk bekerja
sebagai runner dalam dua hari. Maka untuk memudahkan, PKHL adalah jenis kontrak yang sesuai
untuk memenuhi kebutuhan Anda. 
Simak cakupan dari PKHL di bawah ini:

 Masa kerja: 
Karyawan yang bersangkutan bekerja kurang dari 21 hari dalam satu bulan. Apabila karyawan
bekerja lebih dari 21 hari atau lebih dalam kurun waktu tiga bulan, maka PKHL harus berubah
menjadi PKWT. 

Ada pula hal yang juga membedakan PKWT dengan PKHL dilihat dari kontrak pertama,
perpanjangan dan pembaharuannya. 

 PHK/Pesangon: 

PKHL terbilang fleksibel dibanding PKWT, hukum perihal PHK dan pesangon juga tidak ditetapkan
layaknya PKWTT dan PKWT. Sebab, pekerja dan pengusaha dapat mengatur waktu sendiri sesuai
yang dibutuhkan. 

Itu tadi tiga jenis kontrak atau perjanjian kerja di Indonesia. Perlu diingat bahwa fungsi kontrak atau
perjanjian kerja ini adalah sebagai bukti bagi kedua belah pihak telah melakukan persetujuan,
sehingga tercipta lingkungan yang kondusif baik dari segi profesional mau pun hukum. 

Bagaimana, sudah menentukan mana kontrak yang lebih sesuai dengan apa yang Anda cari
sekarang? Di Workmate Anda bisa temukan Pekerja Harian Lepas dengan cepat dan mudah. Klik
disini untuk konsultasi terlebih dahulu dengan kami. 

Anda mungkin juga menyukai