Anda di halaman 1dari 13

ILMU RESEP TERAPAN

SKRINING RESEP ( ADMINISTRATIF, FARMASETIS, KLINIS )

DOSEN PENGAMPU :
Drs. Apt. Inding Gusmayadi, M.Si.

DISUSUN OLEH :

Kelompok 1
Deny Alfian Syah 1504015087
Syifa Nurhaliza 1604015230
Sobirin 1604019022
Tri Utami 1704015040
Nurul Fatma 1704015258

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2020
Skrining Resep (A11)

1. Kajian Administratif
No Uraian Pada Resep
1 Nama Dokter Ada
Dr. Herriyati soedarto, Sp.PD
2 SIP Dokter Ada
SIP. B772.104/II?31.75.08/1.77932016
3 Alamat Dokter Tidak Ada
4 Nomor Telepon Tidak Ada
5 Tempat dan Tanggal Penulisan Resep Ada
12/10/2020
6 Tanda resep diawali penulisan resep Ada
(R/)
7 Nama Obat Ada
(Amlodipine, Metformin, Glimepiride,
Simvastatis)
8 Kekuatan Obat Ada
(Amlodipin 10 mg, Glimepiride 4 mg,
Metformin 500 mg , Simvastatin 10
mg)
9 Jumlah Obat Ada
(Amlodipin = 30, Glimepiride = 30,
Metformin = 20, Simvastatin = 30)
10 Nama Pasien Ada
Tn. Dicky Hariyanti
11 Jenis Kelamin Ada
Laki – laki
12 Umur Pasien Ada
49 tahun
13 Berat Badan Tidak Ada
14 Alamat Pasien Tidak ada
15 Aturan pakai obat Amlodipin = sekali sehari
Glimepirid 4mg = sekali sehari pagi
hari
Metformin = 2x sehari siang dan
malam
Simvastatin = sekali sehari malam tidur
16 Iter / tanda lain Tidak ada
17 Tanda tangan Dokter Ada

2. Kajian Farmasetik
Obat Kajian farmasetik
Amlodipin 10 mg  Zat aktif : Amlodipin
 Bentuk Sediaan : tablet
 Kekuatan : 500 mcg
 Dosis dalam resep : untuk 1x sehari
 Stabilitas : stabil

Glimepiride 4mg  Zat aktif : Glimepiride


 Bentuk Sediaan : tablet
 Kekuatan : 1 mg, 2 mg, 4 mg
 Dosis dalam resep : 4 mg
 Stabilitas : Stabil

Metformin 500 mh  Zat aktif : Metformin


 Bentuk Sediaan : tablet
 Kekuatan : 500 mg
 Dosis dalam resep : 500 mg
 Stabilitas : stabil
Simvastatin 10 mg  Zat aktif : Simvastatin
 Bentuk Sediaan : tablet
 Kekuatan : 10mg, 20mg
 Dosis dalam resep : 10 mg
 Stabilitas :stabil

3. Kajian klinis
Nama obat Klinis
a. Amlodipine Indikasi : Pengobatan hipertensi, angina
pektoris stabil kronik, angina vasospastik
(Angina prinzmetal atau angina varian)
Dosis : Awal: sehari 1 kali 5 mg : maks
sehari 2 kali 10 mg;
Pasien lansia atau pasien dengan gangguan
fungsi hati berat sehari 1 kali 2,5 mg;
Angina stabil kronik, angina vasoplastik
sehari  satu kali 5-10 mg.
Aturan pakai : Awal: 1 kali 1 tablet
sehari : maks 2 kali 1 tablet sehari; Pasien
lansia atau pasien dengan gangguan fungsi
hati berat satu kali setengah tablet sehari;
Angina stabil kronik, angina vasoplastik 1-
2 kali satu tablet sehari.
Kontraindikasi:Hipersensitif terhadap
amlodipine atau syok kardiogenik, stenosis
aorta berat, angina pectoris tidak stabil,
infark miokard akut, gipotensi berat,
gangguan hati berat. Kontaindikasi dengan
dantrolene yang dapat meningkatkan
toksisitas satu sama lain.
Interaksi Obat : Interaksi serius terjadi
pada pemberian diltiazem, idelalisib,
ivacaftor, nefazodone, pirfenidone,
simvastatin, dll
Mekanisme kerja : Menghambat
transmembran masuknya ion kalsium
ekstraseluler melintasi membran sel
miokard dan sel otot polos pembuluh darah
tanpa mengubah konsentrasi kalsium
serum; penghambatan konsentrasi kardiak
dan sel otot polospembuluh darah ini,
dengan cara mendilatasi saluran pembuluh
darah dan arteri sistemik.
(ISO Vol. 45, 2011; Medscape, 2015)
b. Glimepiride Indikasi : Glimepirid diindikasikan sebagai
terapi tambahan disamping pengaturan pola
makan dan olahraga dalam menurunkan
glukosa darah pada pasien dengan diabetes
melitus tipe II (NIDDM) yang tidak cukup
hanya dengan pengaturan pola makan dan
olahraga saja. Glimepirid dapat digunakan
bersama metormin ketika penggunaan
tunggal dengan glimepiridatau metformin
saja tidak memberikan hasil kontrol
glikemik yang cukup.
Dosis dan cara pakai : Glimepirid dapat
diberikan bersama metformin atau insulin.
Dosis awal 1-2 mg sekali sehari, pada saat
sarapan pagi. Bagi penderita yang lebih
sensitif dosis dimulai dengan 1 mg sekali
sehari. Sesuai dengan respon pasien, dosis
dapat ditingkatkan sampai 4 mg sekali
sehari. Dosis maksimum yang dianjurkan 8
mg per hari, Menaikkan dosis setelah 2 mg
per hari harus dilakukan secara bertahap,
tidak boleh lebih dari 2 mg per interval
waktu 1-2 minggu.
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap
glimepirid atau senyawa OHO golongan
sulfonilurea lainnya, Gangguan fungsi hati
dan ginjal yang cukup berat, Ketoasidosis
atau riwayat ketoasidosis, Diabetik pra
koma atau koma, Kehamilan, Menyusui.
Interaksi obat : Peningkatan risiko
terjadinya hipoglikemia jika digunakan
bersama ACE inhibitor, antikoagulan,
penghambat beta, insulin, sulfonamida,
quinolone, metformin, miconazole, NSAID,
atau antidepresan, seperti selective
serotonin reuptake inhibitor (SSRI), atau
MAOIs.
(Pionas)

c. Metformin Indikasi : diabetes mellitus tipe 2, terutama


untuk pasien dengan berat badan berlebih
(overweight), apabila pengaturan diet dan
olahraga saja tidak dapat mengendalikan
kadar gula darah. Metformin dapat
digunakan sebagai monoterapi atau dalam
kombinasi dengan obat antidiabetik lain
atau insulin (pasien dewasa), atau dengan
insulin (pasien remaja dan anak >10 tahun).
Lihat juga keterangan di atas.
Kontra indikasi: gangguan fungsi ginjal,
ketoasidosis, hentikan bila terjadi kondisi
seperti hipoksia jaringan (sepsis, kegagalan
pernafasan, baru mengalami infark
miokardia, gangguan hati), menggunakan
kontras media yang mengandung iodin
(jangan menggunakan metformin sebelum
fungsi ginjal kembali normal) dan
menggunakan anestesi umum (hentikan
metformin pada hari pembedahan dan mulai
kembali bila fungsi ginjal kembali normal),
wanita hamil dan menyusui.
dosis : ditentukan secara individu
berdasarkan manfaat dan tolerabilitas.
Dewasa & anak > 10 tahun: dosis awal 500
mg setelah sarapan untuk sekurang-
kurangnya 1 minggu, kemudian 500 mg
setelah sarapan dan makan malam untuk
sekurang-kurangnya 1 minggu, kemudian
500 mg setelah sarapan, setelah makan
siang dan setelah makan malam. Dosis
maksimum 2 g sehari dalam dosis terbagi.
Interaksi obat : Obat antiinflamasi
nonsteroid dan antihipertensi, efeknya
meningkatkan risiko asidosis. Diuretik,
kortikosteroid, dan pil KB, efeknya
meningkatkan kadar gula darah dan
menurunkan efektivitas metformin.
(Pionas)
d. Simvastatin Indikasi :hiperkolesterolemia primer
(hiperlipidemia tipe Ila) pada pasien yang
tidak cukup memberikan respons terhadap
diet dan tindakan-tindakan lain yang sesuai;
untuk mengurangi insiden kejadian koroner
klinis dan memperlambat progresi
aterosklerosis koroner pada pasien dengan
penyakit jantung koroner dan kadar
kolesterol 5,5 mmol/l atau lebih.
Kontra indikasi: tidak boleh untuk pasien
gagal ginjal
dosis : ditentukan secara individu
berdasarkan manfaat dan tolerabilitas.
Dewasa & anak > 10 tahun: dosis awal 500
mg setelah sarapan untuk sekurang-
kurangnya 1 minggu, kemudian 500 mg
setelah sarapan dan makan malam untuk
sekurang-kurangnya 1 minggu, kemudian
500 mg setelah sarapan, setelah makan
siang dan setelah makan malam. Dosis
maksimum 2 g sehari dalam dosis terbagi.
Interaksi obat : Sejumlah efek samping
bisa muncul jika simvastatin
dikombinasikan dengan obat-obatan di
bawah ini:
Antikoagulan (obat pengencer darah):
meningkatkan risiko perdarahan.
Ezetimibe: meningkatkan risiko gangguan
fungsi hati.
Amlodipine dan asam fusidat:
meningkatkan risiko kelainan otot
(miopati).
Colchicine, amiodarone, verapamil,
dilatizem: meningkatkan risiko miopati dan
rhabdomyoyisis atau kerusakan jaringan
otot rangka.
Simvastatin juga dapat meningkatkan risiko
miopati, rhabdomyolysis, dan gagal ginjal
akut, bila digunakan bersamaan dengan
obat-obat berikut:
Antijamur, seperti itraconazole dan
ketoconazole.
Antibiotik, seperti clarithromycin dan
erythromycin.
Vitamin B3 (niacin)
Gemfibrozil
Ciclosporin
Danazol
(Pionas)
Skrining Resep (B11)

Perhitungan resep
1. Betamethason = 2,5 gr
2. Gentamicin 0,1% = 2,5 gr
3. Miconazole 2% = 5 gr
Cara pembuatan
1. Siapkan alat dan bahan, setarakan timbangan.
2. Timbang masing-masing bahan.
3. Masukkan miconazole 2% ke dalam lumpang.
4. Tambahkan betamethason ke dalam lumpang gerus ad homogen.
5. Masukkan gentamicin 0,1% gerus ad homogen.
6. Masukkan ke dalam wadah.
7. Beri etiket dan label
8. Serahkan pada pasien.

Apotek Permata Jonggol


Tanggal : 20 Juli 2019
Nama = a.n Putri
3xsehari di oleskan tipis-tipis
Untuk pemakaian luar

1. Kajian Administratif
No Uraian Pada Resep
1 Nama Dokter Ada
Dr. Nur, SpA
2 SIP Dokter Tidak Ada
3 Alamat Dokter Tidak Ada
4 Nomor Telepon Tidak Ada
5 Tempat dan Tanggal Penulisan Resep Ada
20/07/2019
6 Tanda resep diawali penulisan resep Ada
(R/)
7 Nama Obat Ada
(Betametason, Gentamicin,Miconazol)
8 Kekuatan Obat Ada
(Betametason = 0,25g,
Gentamicin0,1% = 2,5g, Miconazol2%
= 5g)
9 Jumlah Obat Tidak Ada
10 Nama Pasien Tidak Ada
11 Jenis Kelamin Tidak Ada
12 Umur Pasien Tidak Ada
13 Berat Badan Tidak Ada
14 Alamat Pasien Tidak ada
15 Aturan pakai obat Ada
S3dd ve oles tipis = Tandai 3x sehari di
oles tipis
16 Iter / tanda lain Tidak ada
17 Tanda tangan Dokter Ada

2. Kajian Farmasetik
Obat Kajian farmasetik
Betametason 0,25g  Zat aktif : Betamethason Valerate
 Bentuk Sediaan : Salep
 Bentuk sediaan yang ada di pasaran :
tablet, salep, injeksi, krim
 Kekuatan : 0,05% ataupun 0,1%
 Dosis dalam resep : 2,5g
 Stabilitas : stabil
 Sinonim : betamethasone dipropionate,
betamethasone valerate, betametason.

Gentamicin 0,1%  Zat aktif : Gentamicin


 Bentuk Sediaan : Salep
 Bentuk sediaan yang ada di pasaran :
injeksi, krim, salep mata, tetes mata
 Kekuatan : 3 mg/gram
 Dosis dalam resep : 2,5g
 Stabilitas : Stabil
 Sinonim : -

Miconazol 2%  Zat aktif : Miconazol


 Bentuk Sediaan : krim topikal, serbuk
topikal
 Bentuk sediaan yang ada di pasaran :
krim, gel, tablet, bedak
 Kekuatan :  1.000 mg
 Dosis dalam resep : 5 g
 Stabilitas : stabil
 Sinonim : -
4. Kajian klinis
Nama obat Klinis
1. Betametason Indikasi : obat untuk mengatasi berbagai infeksi kulit
seperti eksim, psoriasis, atau reaksi alergi. Betametason
dapat mengurangi bengkak, gatal, dan kemerahan yang
muncul akibat kondisi ini.

Dosis : Oleskan betamethasone pada area yang terinfeksi


satu atau dua kali sehari (pagi dan malam hari). Jangan
melebihi 45 g per minggu.

Aturan pakai :
 Gunakan betametason hanya pada kulit, karena
merupakan obat topikal (oles).
 Sebelum mengoleskan obat, bersihkan area yang
bermasalah dan keringkan dengan baik.
 Sebelum mengoleskan obat, cuci tangan terlebih
dulu. Oleskan obat tipis-tipis pada area yang
diperlukan, kemudian gosok perlahan
 Selalu jaga area yang terinfeksi bersih dan kering.
 Jangan tutupi area infeksi dengan plester luka atau
perban kain kasa kecuali dianjurkan dokter Anda.
 Jika Anda menggunakan tipe losion, kocok botol
terlebih dahulu sebelum pemakaian.
 Hindari kontak dengan mata karena dapat
menyebabkan sesuatu yang lebih buruk atau
glaukoma. Jika mengalaminya, cuci dengan air
yang banyak.
 Hindari memakai obat ini di area hidung atau
mulut. Jika Anda harus memakainya di area ini
gunakan banyak air untuk mencucinya.
Kontraindikasi : Ketika menggunakan betametason
salep atau krim, Anda mungkin mengalami efek samping
umum seperti rasa panas, gatal, atau pedas pada area kulit
yang diobati.
Interaksi Obat :
 aspirin
 diphenhydramine
 albuterol
 paracetamol
 vitamin B12 (cyanocobalamin)
 budesonide
Efek Samping : efek samping berupa iritasi kulit, kulit
kering, kemerahan, gatal, dan panas.
Mekanisme Kerja : dengan cara mencegah dan
mengendalikan peradangan (inflamasi) dengan
mengendalikan laju sintesis protein, menekan migrasi
leukosit polimorfonuklear dan fibroblast, dan
membalikkan permeabilitas kapiler dan stabilitas lisosom.
2. Gentamicin Indikasi : Obat ini digunakan untuk mengobati infeksi
kulit ringan (seperti impetigo, folliculitis) atau infeksi
ringan yang berhubungan dengan beberapa kondisi kulit
(seperti eksim, psoriasis, luka bakar / luka / luka ringan).
Gentamisin bekerja dengan menghentikan pertumbuhan
bakteri tertentu. Itu termasuk dalam kelas obat yang
dikenal sebagai antibiotik aminoglikosida.
Dosis : Krim/Salep Gentamicin dioleskan tipis pada
daerah yang sakit sebanyak 3-4 kali sehari sampai
tercapai kesembuhan. Daerah yang sakit boleh ditutupi
dengan perban (gauze dressing).
Aturan pakai : Dioleskan tipis tipis pada kulit yang
bermasalah setelah kulit dibersihkan dan sikeringkan
Kontraindikasi : Hipersensitif, infusiensi ginjal
Interaksi Obat :
Efek beberapa obat dapat berubah jika Anda
mengonsumsi obat lain atau produk herbal pada waktu
yang bersamaan. Ini dapat meningkatkan risiko efek
samping yang serius atau dapat menyebabkan obat-obatan
Anda tidak bekerja dengan benar. Interaksi obat ini
mungkin terjadi, tetapi tidak selalu terjadi. Dokter atau
apoteker Anda seringkali dapat mencegah atau mengelola
interaksi dengan mengubah cara Anda menggunakan
obat-obatan atau dengan pemantauan ketat
Efek samping : Gatal, iritasi ringan, keerahan
Mekanisme Kerja : sebagai bakterisidal dengan cara
menghambat sintesis protein pada bakteri yang rentan.
Betamethasone bekerja dengan cara mencegah dan
mengendalikan peradangan (inflamasi) dengan
mengendalikan laju sintesis protein, menekan migrasi
leukosit polimorfonuklear dan fibroblast, dan
membalikkan permeabilitas kapiler dan stabilisasi
lisosom.

3. Miconazole Indikasi : Infeksi kuku dan kulit karena dermatofita,


kandida atau jamur lain dan bakteri gram positif
Dosis : Oleskan 2 kali per hari selama 2 sampai 4 minggu
tipis tipis.
Aturan pakai :
 Gunakan miconazole salep hanya pada kulit.
Jauhkan obat ini dari mulut, hidung, dan mata
karena bisa menimbulkan sensasi terbakar.
 Jika dokter belum menyarankan untuk berhenti
menggunakan obat ini, jangan berhenti sekalipun
Anda sudah merasa kondisi Anda lebih baik.
 Sebelum menggunakan obat ini, cuci tangan Anda
hingga bersih.
 Setelah menggunakannya, Anda juga sebaiknya
mencuci kedua tangan Anda, kecuali jika infeksi
jamur yang harus disembuhkan terdapat di area
tangan Anda.
 Bersihkan terlebih dahulu kulit yang terinfeksi
jamur lalu keringkan. Baru setelahnya, oleskan
micronazole salep pada area tersebut.
 Oleskan tipis-tipis salep ini pada area kulit yang
terinfeksi dan gosok-gosok secara perlahan.
 Jangan menutupi bagian tubuh yang terinfeksi
dengan perban atau pun zat-zat kimia lain seperti
make-up, kecuali jika dokter memerintahkan
sebaliknya.
 Gunakan obat ini sesuai dengan yang telah
diarahkan oleh dokter Anda. Jika kondisi Anda
membaik tetapi dokter masih meminta Anda
untuk menggunakannya, jangan berhenti agar
Anda bisa merasakan manfaat secara maksimal
dari penggunaan obat ini.
 Hubungi dokter apabila kondisi tidak berubah atau
makin parah.
Kontraindikasi : hipersensitif
Interaksi Obat :
 anisindione
 dicumarol
 warfarin
Efek samping : kulit melepuh, hipopigmentasi,
dermatitis kontak, iritasi saluran pernafasan
Mekanisme Kerja : Miconazole bekerja dengan cara
merusak struktur membran sel jamur, sehingga membran
sel tidak dapat berfungsi dengan baik dan menyebabkan
sel jamur kehilangan kalium dan senyawa penting
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai