Laporan PKL-T Di Desa Boroko Kecamatan Kaidipang Tahun 2020
Laporan PKL-T Di Desa Boroko Kecamatan Kaidipang Tahun 2020
Disusun oleh :
Kepada
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan penyertaannya, sehingga kami dapat menyelesaikan
pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapangan Terpadu (PKLT) di Desa
Boroko Kecamatan Kaidipang Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, serta
dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Kegiatan Praktek Kerja
Lapangan Terpadu (PKLT) sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
14. Serta semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu yang
telah membantu pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan Terpadu
(PKLT) dan penyusunan laporan ini.
Mahasiswa PKLT
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................
..........................................................................................................................xvi
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Strategi....................................................................................................... 2
1. Tujuan Umum...................................................................................... 2
2. Tujuan Khusus..................................................................................... 3
B. Pengolahan Data........................................................................................ 4
C. Analisa Data.............................................................................................. 4
2. Demografi............................................................................................ 5
3. Sosial Budaya...................................................................................... 6
4. Sarana Kesehatan................................................................................. 6
1. Identifikasi Masalah............................................................................ 51
2. Prioritas Masalah................................................................................. 51
A. Rencana Kegiatan...................................................................................... 52
B. Pelaksanaan Kegiatan................................................................................ 54
C. Faktor Penghambat.................................................................................... 56
D. Faktor Penunjang....................................................................................... 57
BAB V. PENUTUP............................................................................................... 59
A. Kesimpulan................................................................................................ 59
B. Saran.......................................................................................................... 59
1. Kepada Puskesmas.............................................................................. 59
LAMPIRAN…………………………………………………………………….. 61
DAFTAR TABEL
2020………………………………………………………...
38
Tabel 28. Distribusi Jumlah KK Berdasarkan Anggota Keluarga Yang
Mempunyai Sikat Gigi Masing-Masing Di Desa
Boroko Tahun
2020………………………………………..39
Tabel 29. Distribusi Jumlah Kk Berdasarkan Tempat Penyimpan Sikat
Gigi Setelah Di Gunakan Di Desa Boroko Tahun
2020………………………………………………………..
40
Tabel 30. Distribusi Jumlah KK Berdasarkan Bulu Sikat Yang Di
Gunakan Di Desa Boroko Tahun
2020……………………...40
Tabel 31. Distribusi Jumlah KK Berdasarkan Sikat Gigi Yang Perlu
2020………………………………………………...............
.....45
Tabel 39. Distribusi Jumlah KK Berdasarkan Makanan Pokok Yang
Di Konsumsi Setiap Hari Di Desa Boroko Tahun
2020………….45
DAFTAR LAMPIRAN
B. Strategi
1. Mahasiswa Praktek Kerja Lapangan Terpadu (PKL-T) ditempatkan di
Desa/Kelurahan yang ditetapkan oleh panitia di Desa Boroko Kecamatan
Kaidipang Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.
2. Pengelompokkan mahasiswa di lokasi Praktek Kerja Lapangan Terpadu
(PKL-T) berdasarkan masing-masing jurusan sehingga bisa mencapai
kompetensi masing-masing jurusan.
3. Praktek Kerja Lapangan Terpadu (PKL-T) dibina dan dibimbing
langsung oleh dosen pembimbing, puskesmas yang mempunyai dokter
dan tenaga kesehatan lainnya yang berdedikasi dibidangnya, dan aparat
Desa/Kelurahan setempat.
4. Demi kelancaran pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan Terpadu (PKL-T)
di Desa/Kelurahan, rencana kerja dan pelaksanaan maupun
pengembangan selanjutnya disusun oleh mahasiswa bersama tokoh.
Masyarakat melalui musyawarah dan Mufakat (MMD) berdasarkan
permasalahan yang diperoleh dari hasil sensus/survei di Desa/Kelurahan
masing-masing.
B. Pengolahan Data
Data yang diperoleh diolah dengan cara:
1. Editing : Memeriksa kelengkapan data
2. Coding : Data yang diperoleh diberi kode dan nomor tertentu
3. Tabulating : Membuat tabulasi data sesuai distribusi frekuensi
4. Interpretasi : Memberi makna dengan cara narasi
C. Analisa data
Data hasil survei atau sensus dianalisis secara desktiptif dan disajikan
dalam bentuk tabel dan grafik kemudian dinarasikan.
1. Data Umum
a. Penduduk
Dari hasil survei diperoleh data penduduk sebagai berikut:
1) Jumlah dusun yang disurvei di Desa Boroko adalah 4 dusun.
2) Jumlah kepala keluarga yang disurvei di Desa Boroko
adalah 202 KK
b. Pekerjaan
Tabel 1. Distribusi Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Jenis
Pekerjaan Di Desa Boroko Kec Kaidipang Tahun 2020
No Pendidikan N %
1 SD 47 23
2 SMP 82 41
3 SMA 59 29
4 Perguruan tinggi 13 6
5 D2 1 1
Total 202 100
No Jenis Kelamin N %
1 Laki-laki 374 52
2 Perempuan 347 48
Total 721 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui jumlah
penduduk menurut jenis kelamin lebih banyak laki-laki dengan
jumlah 374 orang (52%) dari pada perempuan dengan jumlah 347
(48%).
e. Status Perkawinan
Tabel 4. Distribusi Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan
Status Perkawinan Di Desa Boroko Kec Kaidipang Tahun
2020
No Status Perkawinan N %
1 Belum Kawin 1 1
2 Kawin 172 85
3 Cerai Hidup 2 1
4 Cerai Mati 27 13
f. Golongan Umur
Tabel 5. Distribusi Jumlah Penduduk Menurut Golongan
Umur Di Desa Boroko Kec Kaidipang Tahun 2020
No Golongan Umur N %
1 0 - 11 Bulan 2 1
2 1 - 5 Tahun 37 8
3 6 - 10 Tahun 37 8
4 11 - 15 Tahun 57 12
5 16 - 20 Tahun 46 10
6 21 - 25 Tahun 30 7
7 26 - 30 Tahun 35 8
8 31-35 Tahun 31 7
9 36 - 40 Tahun 0 0
2. Data Kesehatan
KESEHATAN LINGKUNGAN
a. Sarana Pembuangan Kotoran
1) Jenis Jamban
Tabel 6. Distribusi Jumlah Rumah Berdasarkan Jenis
Jamban Keluarga Di Desa Boroko Kec Kaidipang
Tahun 2020
No Jenis Jamban N %
1 Leher Angsa 199 99
2 Tidak Ada Jamban 3 1
Total 202 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui jumlah jenis
jamban yang paling banyak digunakan adalah Leher Angsa
sebanyak 199 keluarga (99%).
2) Kondisi Fisik Jamban
C. Pembuangan Sampah
1)Tempat Sampah
Tabel 9. Distribusi Jumlah Rumah Berdasarkan Tempat Sampah
Keluarga Di Desa Boroko Kec Kaidipang Tahun 2020
No Tempat Sampah n %
1 TPS 162 80
2 Dibakar 40 20
Toal 202 100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui jumlah tempat
pembuangan sampah yang paling banyak adalah TPS sebanyak 162 kk
(80%).
E. Keadaan Rumah
1) Ventilasi Rumah
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan di Desa Boroko Kec.
Kaidipang tentang ventilasi rumah, 202 kk (100%) memiliki sarana dan
memenuhi syarat.
3) Lantai Rumah
Tabel 13. Distribusi Jumlah KK Berdasarkan Keadaan Lantai rumah
Di Desa Boroko Kec Kaidipang Tahun 2020
4) Dinding Rumah
Tabel 14. Distribusi Jumlah KK Berdasarkan Keadaan Dinding Rumah
Di Desa Boroko Kec Kaidipang Tahun 2020
No Dinding N %
1 Ya atau memenuhi 200 99
syarat
2 Ada tetapi tidak 2 1
berfungsi atau
tidak memenuhi
syarat
Total 202 100
Berdasarkan di atas dapat diketahui bahwa dinding rumah yang
digunakan memenuhi syarat sebanyak 200 kk (99%).
F. Pekarangan
1) Kebersihan Pekarangan Rumah
Tabel 15. Distribusi Jumlah KK Berdasarkan Kebersihan
Pekarangan Rumah Keluarga Di Desa Boroko Kec
Kaidipang Tahun 2020
No Kebersihan N %
Pekarangan
Rumah
1 Ya atau memenuhi 190 94
syarat
2 Ada tetapi tidak 12 6
2) Pemanfaatan Pekarangan
Tabel 16. Distribusi Jumlah Rumah Berdasarkan Pemanfaatan
Pekarangan Rumah Keluarga Di Desa Boroko Kec Kaidipang Tahun
2020
No Pemanfaatan N Ket.
Pekarangan %
1 Dimanfaatkan 135 67
2 Tidak 67 33
dimanfaatkan
Total 202 100
5) Gigi Berlubang
Tabel 23. Distribusi Jumlah KK Berdasarkan Mengatasi Gigi
Berlubang Di Desa BorokoKec Kaidipang Tahun 2020
No Menurut anda, N %
apakah setiap gigi
berlubang harus
dicabut
1 Ya 40 20
2 Tidak 162 80
Total 202 100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa keluarga
menganggap setiap gigi berlubang tidak harus dicabut sebanyak 162
kk (80%)
8) Menyikat Gigi
Tabel 26. Distribusi Jumlah KK Berdasarkan Kapan Menyikat
Gigi Di Desa BorokoKec Kaidipang Tahun 2020
No Menurut anda, N %
kapan menyikat
gigi
1 Saat Mandi 202 100
2 Sebelum tidur 0 0
No n %
Status Gizi
1 Lebih 1 1
2 Baik 186 92
3 Kurang 15 7
Total 202 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui status gizi ibu di
Desa Boroko dalam keadaan baik sebanyak 186 ibu (92%)
Total 3 100
3) Buku KIA
Tabel 50. Distribusi Jumlah KK Berdasarkan Buku KIA Di Desa
Boroko Kec Kaidipang Tahun 2020
4) Pemeriksaan ANC
Tabel 51. Distribusi Jumlah KK Berdasarkan Pemeriksaan
ANC Di Desa Boroko Kec Kaidipang Tahun 2020
No Pemeriksaan ANC n %
1 Ya 2 67
2 Tidak 1 33
Total 3 100
Berdasarkan table di atas dapat diketahui bahwa ibu hamil di Desa
Boroko yang melakukan pemeriksaan ANC sebanyak 2 orang ibu
hamil(67%). Dan 1 orang ibu hamil (33%) tidak melakukan pemeriksaan
anc dengan alasan takut melakukan pemerisaan tersebut.
7. Tempat ANC
Tabel 54. Distribusi Jumlah KK Berdasarkan Tempat ANC Di
Desa Boroko Kec Kaidipang Tahun 2020
No Tempat ANC n %
1 Rumah Sakit 0 0
2 Puskesmas 2 67
3. Poskesdes 0 0
4. Tempat Praktek 0 0
(Dokter,Bidan,Perawat)
5. Dukun /Mamabiang 0 0
6. Belum Pernah 1 33
Total 3 10
7) Imunisasi TT
Tabel 55. Distribusi Jumlah KK Berdasarkan Imunisasi TT Di
Desa Boroko Kec Kaidipang Tahun 2020
No Imunisasi TT N %
1 1 Kali 2 75
2 2 Kali 0 0
3 Tidak Pernah 1 25
Total 3 100
J. Penggunaan Aksepto
KB
1) Akseptor KB
Tabel 57. Distribusi Jumlah Akseptor KB Di Desa Boroko Kec
Kaidipang Tahun 2020
No Akseptor KB N %
1 Ya 70 69
2 Tidak 31 31
Total 101 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahuiibu yang menggunakan
KB berjumlah 70 orang (69 %) dan yang tidak menggunakan KB
sebanyak 31 orang (31%) dengan alasan ada yang belum siap untuk
menggunakan kontrasepsi dan ada yang beralasan suami belum
mengijinkan untuk menggunakan alat kontrasepsi.
3) Tempat Pelayanan KB
Tabel 59. Distribusi Responden Berdasarkan Tempat Pelayanan
KB Di Desa Boroko Kec Kaidipang Tahun 2020
No Tempat Pelayanan KB N %
1 Rumah Sakit 10 10
2 Puskesmas 65 64
3 Posyandu 8 8
4 Dokter 0 0
5 Bidan 18 18
Total 101 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui tempat pelayann KB
yang paling banyak digunakan oleh ibu-ibu di Desa Boroko adalah di
Puskesmas sebanyak 65 ibu-ibu (64%).
1 HB 0 2 20
2 BCG 2 20
4 Polio 2 20
5 Campak 2 20
Total 10 100
K. Analis Kesehatan
1) Pemeriksaan Laboratorium Klinik
Tabel 61. Distribusi Jumlah KK Yang Melakukan Pemeriksaan
Laboratorium Klinik DiDesa Boroko Kec Kaidipang Tahun 2020
No Apakah keluarga n %
melakukan
pemeriksaan
laboratorium
klinik
1 Ya 13 6
2 Tidak 189 94
No Jika ya dilakukan n %
berapa lama
1 1 – 2 bulan 0 0
2 3 – 6 bulan 0 0
3 >6 bulan 13 100
4 Tidak Pernah 0 0
Total 13 100
No Jenis pemeriksaan N %
y ng dilakukan
1 Pemerikaan 0 0
kesehatan
menyeluruh
( general chek up)
2 Pemeriksaan 10 77
laboratorium
tertentu ( gula,
L. Kefarmasian
1) Ketersediaan Obat–obatan Di Rumah
Tabel 64. Distribusit Jumlah KK Dalam Ketersediaan Obat–obatan
Di Rumah Di Desa Boroko Kec Kaidipang Tahun 2020
No Apakah selalu N %
tersedia obat –
obatan di rumah
1 Ya 62 31
2 Tidak 140 69
Total 202 100
No Siapa yang N %
memberikan
takaran obat
1 Dokter 27 44
2 Perawat/bidan 35 56
3 Ditakar sendiri 0 0
Total 62 100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa yang memberikan
takaran obat untuk diminum yang paling banyak adalah Dokter 35 kk
( 56%) dan 27 (44%) menjawab ditakar oleh perwat/bidan.
No Bagaimana cara N %
penyimpanan obat
1 Disimpan di 62 31
tempat khusus
2 Digabung dengan 0 0
bahan lainya
Total 62 31
Berdasarkan table di atas dapat disimpulkan bahwa 62 kk (31%)
menjawab penyimpanan obat biasanya disimpan di tempat khusus.
No Siapa yang n %
No Apakah anggota N %
keluarga memiliki
kebiasaan
mengobati
penyakit dengan
obat
tradisional/herbal
1 Ya 25 12
2 Tidak 177 88
Total 202 100
Total 25 100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui jenis ramuan tradisional yang
sering digunakan adalah ramuan sendiri sebanyak 23 kk ( 92%)
No Apakah tersedia N %
tanaman obat
keluarga
1 Ya 25 12
2 Tidak 177 88
Total 202 100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa kebanyakan di Desa Boroko tidak
ada ketersediaan tanaman obat keluarga sebanyak 177 kk (88%).
M. Keperawatan
2 Diabetes Melitus 43 21
3. Asam Urat 33 16
4. Jantung 1 1
5. Asma 0 0
6. Kolestrol 42 21
7 Tidak Ada 24 12
Total 202 100
BAB IV
A. Rencana Kegiatan
Kantor 10.00
Senin 2 Maret Masyarakat Desa, dan
Penyuluhan tentang
1 dan Senin 9 dan SD Negri 09.00- Terlaksana
pentingnya PHBS SD Negri 1
Maret 2020 1 Boroko
Boroko Selesai
Kantor 10.00
Penyuluhan tentang Senin 2 Maret Masyarakat Desa, dan
2 kesehatan gigi dan dan Senin 9 dan SD Negri 09.00- Terlaksana
mulut Maret 2020 1 Boroko SD Negri 1
Boroko Selesai
Motivasi masyarakat
untuk menggunakan
tempat sampah yang
tertutup,
memperhatikan Rabu, 26
Desa 08.00-
3 kebersihan dalam Februari- 2 Masyarakat Terlaksana
Boroko Selesai
rumah dan pekarangan Maret 2020
agar bersih dan
terhindar dari tikus.
Penyuluhan tentang
penyakit:
a. Hipertensi
15.00-
b. Asam urat Senin, 2 maret Selesai
Balai Desa
5 dan Senin 6 Masyarakat Terlaksana
Kolestrol Boroko 09.00-
Maret 2020
c. DM Selesai
d. DBD
MElakukan kinjungan
Senin, 9- rabu
dan Penyuluhan Desa 15.00-
6 11 Maret 2020 Ibu Hamil Terlaksana
tentang ANC Boroko Selesai
N
Kegiatan Hari/Tanggal Sasaran Tempat Jam Ket
o
Desa
Boroko di
Sabtu 7 Maret 09-00-
1 Kerja Bakti Masyarakat Dusun 1 Terlaksana
2020 Selesai
dan Dusun
4
Pemeriksaan
Tekanan Darah,
Senin 2 maret
Gula Darah
2020 dan Balai Desa 08.00-
2 Sewaktu (GDS), Masyarakat Terlaksana
Jumat 6 Maret Boroko Selesai
Kolesterol, Asam
2020
Urat.
Senin 2 Maret
Masyarakat
Simulasi 6 langka 2020 dan SDN 1 09.00-
3 dan SDN 1 Terlaksana
cuci tangan Senin 9 Maret Boroko Selesai
Boroko
2020
Penyuluhan
Senin, 9Maret Desa 09.00-
4 tentang M3+ Masyarakat Terlaksana
2020 Boroko Selesai
C. Faktor penghambat
1. Secara Umum
a. Jumlah Kepala Keluarga di Desa Boroko yang tersurvei yaitu
202 Kepala keluarga dari total jumlah keseluruhan 612 Kepala
Keluarga . Hal ini disebabkan karena Jumlah KK tidak sebanding
dengan jumlah mahasiswa yang turun melakukan survey, Dsa
Boroko Kec. Kaidipang sebagian besar beragama muslim
sehingga ada waktu-waktu tertentu yang membuat kami
melakukan survey satu hari full, mata pencaharian masyarakat
Desa Boroko adalah petani dan PNS yang mana sering tidak
berada di rumah (maksimal 2 kali kunjungan sasaran tidak ada di
tempat sehingga tidak dilakukan survey).
b. Keterbatasan alat transportasi
2. Secara Khusus
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
1. Kepada Puskesmas
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat desa,
maka disarankan kegiatan/program yang berkaitan dengan preventif,
promotif, kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu di
masyarakat agar lebih ditingkatkan.
2. Kepada Masyarakat Desa Boroko
a. Memperhatikan kebersihan lingkungan, penyediaan tempat
sampah dan membuang sampah pada tempatnya.
b. Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan dalam menangani
masalah-masalah kesehatan terlebih khusus hipertensi, gula darah,
Kolestrol, dan asam urat.
c. Ibu hamil agar memeriksakan kehamilan di tempat pelayanan
kesehatan.
3. Kepada Institusi Pendidikan
3. Survei awal
2 1. Pengambilan data di dusun 1 Rabu / 26 feb 2020 Dusun 4
3. Jaga posko
Kamis/27 Feb. 2020 Dusun 4 dan 3
2020
PRESENTASE
UPAYA PENCEGAHAN
JUMLAH DATA WAKTU
No PEMECAHAN SDM
BERDASARKAN PELAKSANAAN
MASALAH
MASALAH
KESEHATAN
LINGKUNGAN
1. Tidak Ada Sarana Pembuatan Dekomposer Mahasiswa Jumat 6 Maret
Tempat Dan 2020
Pembuangan Masyarakat
Limbah Rumah
Tangga (Sisa
Makanan)
(67%)
2. Didapati Data a. Kerja Bakti Mahasiswa a. Senin, 9
Terdapat Jentik b. Penyuluhan 3M Dan Maret 2020
Nyamuk Plus Masyarakat b. Sabtu, 7
(51%) Maret 2020
KEPERAWATAN
3. Hipertensi (32%) Penyuluhan Tentang Mahasiswa Senin, 2 Maret
Dan Diabetes Hiprtensi Dan DM 2020
Mellitus (23%)
KEBIDANAN
5. Tidak Melakukan Kunjungan Pada Ibu Mahasiswa Senin, 9 Maret
ANC (33%) Hamil 2020
KESEHATAN GIGI
6. Kurangnya Penyuluhan Tentang Mahasiswa Senin, 9 Maret
Pengetahuan Kesehatan Gigi Dan 2020
Tentang Kesehatan Mulut
Gigi ( 89%)
5 Kunjungan ANC Senin, 9-11 Ibu hamil Rumah ibu 16.00- Terlaksana
pada ibu hamil Maret 2020 hamil selesai
HIPERTENSI
Topik : Hipertensi
Hari / Tanggal : Jumat, 6 Maret 2020
Waktu : 08.00 WITA – Selesai
Tempat : Kantor Desa Boroko
Sasaran : Masyarakat Desa Boroko
Metode : Ceramah, diskusi, tanya–jawab
Media : Leaflet
Materi : Terlampir
C. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Keluarga
1. 5 menit Pembukaan : e. Menjawab salam
a. Mengucapkan salam f. Mendengarkan
b. Menjelaskan nama dan akademi g. Mendengarkan
c. Menjelaskan topik dan tujuan pendidikan h. Menjawab
kesehatan
d. Menanyakan kesiapan keluarga
HIPERTENSI
A. Definisi
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda.
Tekanan darah normal bervariasi sesuai usia, sehingga setiap diagnosis hipertensi h
arus bersifat spesifik usia. Namun, secara umum seseorang dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih
tinggi daripada 160 mmHg sistolik atau 90mmHg diastolik. (Elizabeth J.Corwin,2000)
B. Penyebab
Penyebab hipertensi terdiri dari factor genetic (keturunan), bertambahnya usia dan lingkungan. Paling sedikit ada 3 faktor
lingkungan yang dapat menyebabkan hipertensi, yakni makan garam (natrium) berlebihan, stress psikis, dan obesitas.
Hipertensi sekunder, dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, Penyakit endokrin (hipertensi endokrin), obat, dan alkohol, serta
kehamilan
Penyebab hipertensi antara lain adalah :
1. Stres
2. Usia
C. Jenis-jenis hipertensi
Jenis-jenis hipertensi adalah:
1. Hipertensi ringan: Jika tekanan darah sistolik antara 140 – 159 mmHg dan atau tekanan diastolik antara 90 – 95 mmHg
2. Hipertensi sedang: Jika tekanan darah sistolik antara 160 – 179 mmHg dan atau
3. Hipertensi berat: Jika tekanan darah sistolik antara 180 – 209 mmHg dan atau
tekanan diastolik antara 110 – 120 mmHg
E. Komplikasi
Komplikasi hipertensi antara lain:
1. Penyakit jantung (gagal jantung)
2. Penyakit ginjal (gagal ginjal)
3. Penyakit otak (stroke)
F. Pengobatan
I. Pengobatan tradisional
Pengobatan tradisional yang dapat dibuat dirumah antara lain dengan mengkonsumsi secara teratur jus:
1. Buah mentimun
2. Buah belimbing
3. Daun seledri
Sedangkan cara membuat obat tradisional seperti jus mentimun adalah
1. ½ kg buah mentimun dicuci bersih
2. Dikupas kulitnya kemudian diparut
3. Saring airnya menggunakan penyaring/kain bersih
4. Diminum setiap hari ± 1 kg untuk 2 kali minum pagi dan sore hari
Sasaran : Masyarakat
Waktu : 15 menit
A. Tujuan Intruksional
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan Audience bisa :
1. Menjelaskan pengertian Kolesterol
2. Mengerti fungsi kolesterol bagi tubuh
3. Mengerti dampak negatif dari mengkonsumsi kolesterol yang berlebih
4. Mengerti bahan-bahan makanan yang mengandung kolesterol
1. Pengertian Kolesterol
2. Fungsi kolesterol bagi tubuh
3. Dampak negatif dari mengkonsumsi kolesterol yang berlebih
4. Bahan-bahan makanan yang mengandung Kolesterol
C. KEGIATAN PENYULUHAN
1. Leaflet
1. Ceramah
2. Tanya jawab
F. Referensi
G. Materi
(Terlampir)
H. Evaluasi
Pertanyaan :
MATERI
a. Daging berlemak
b. Jeroan
c. Otak
d. Telur (terutama kuningnya)
e. Kerang
f. Produk olahan susu
2. Bahan Nabati :
Minyak goreng
1. Latar Belakang
Asam urat merupakan salah satu masalah kesehatan yang berhubungan dengan persendian dan pergerakan. Oleh karenanya
apabila persendian terkena asam urat maka pergerakan menjadi terbatas,dan lama-kelamaan bila dibiarkan akan menjadi tofi
dimana terjadi penumpukan kristal-kristal disekitar jaringan sehingga kalau dilihat dari luar seperti ada daging yang
menonjol terutama pada daerah persendian. hal ini biasanya terjadi pada orang dewasa. Kelebihan asam urat bisa
b. Evaluasi proses:
1) Penyuluhan dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan
2) Peserta penyuluhan antusias terhadap materi
3) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
c. Evaluasi hasil:
1) Peserta memahami dan mengerti tentang penyakit Gout arthritis
2) Peserta hadir saat pertemuan
A. PENGERTIAN
Gout adalah penyakit metebolik yang ditandai dengan penumpukan asam urat yang nyeri pada tulang sendi, sangat
sering ditemukan pada kaki bagian atas, pergelangan dan kaki bagian tengah (Merkie, Carrie. 2005).
B. PENYEBAB
Kelainan metabolisme dalam tubuh yaitu reaksi peradangan jaringan terhadap pembentukan kristal monosodium urat
monohidrat yang berhubungan dengan hiperurisemia (pengeluaran asam urat melalui urin yang berlebihan).
Beberapa faktor yang menyebabkan kadar asam urat tinggi adalah:
1. Faktor keturunan
2. Penyakit Diabetes Melitus
3. Adanya gangguan ginjal dan hipertensi
4. Tingginya asupan makanan yang mengandung purin.
5. Berat badan yang berlebih (obesitas)
6. Jumlah alkohol yang dikonsumsi
7. Penggunaan obat-obatan kimia yang bersifat diuretik/analgetik dalam waktu lama.
D. KOMPLIKASI
E. PENATALAKSANAAN
Tujuan : Untuk mengakhiri serangan akut secepat mungkin, mencegah serangan berulang, dan pencegahan komplikasi.
1. Pengobatan serangan akut dengan Colchicine 0,6 mg (pemberian oral), Colchicine 1,0-3,0 mg (dalamNaClintravena),
phenilbutazone, Indomethacin.
2. Sendi diistirahatkan (imobilisasipasien)
3. Kompres dingin
4. Diet rendah purin
5. Terapi farmakologi (Analgesic danantipiretik)
6. Colchicines (oral/IV) tiap 8 jam sekali untuk mencegah fagositosisdari Kristal asam urat oleh netrofil sampai nyeri
berkurang.
7. Nonsteroid, obat-obatan anti inflamasi (NSAID) untuk nyeri dan inflamasi.
8. Allopurinol untuk menekan atau mengontrol tingkat asam urat dan untuk mencegah serangan.
9. Uricosuric (Probeneciddan Sulfinpyrazone) untuk meningkatkan ekskresi asam urat dan menghambat akumulasi asam
urat (jumlahnya di batasi pada pasien dengan gagal ginjal).
10. Terapi pencegahan dengan meningkatkan ekskresi asam urat menggunakan probenezid 0,5 g/hariatausulfinpyrazone
(Anturane) pada pasien yang tidak tahan terhadap benemid atau menurunkan pembentukan asam urat dengan
Allopurinol 100 mg 2 kali/hari.
B. KEGIATAN PENYULUHAN
C. Materi
DIABETES MELITUS
1. Etiologi.
Insulin Dependent Diabetes Melitus ( IDDM ) atau Diabetes Melitus Tergantung Insulin ( DMTI ) disebabkan oleh
destruksi sel B pulau langerhans akibat proses autoimun. Sedangkan Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus ( NIDDM )
atau Diabetes Melitus Tidak Tergantung Insulin ( DMTTI ) disebabkan kegagalan relatif sel B dan resistensi insulin.
Resistensi insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan
untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Sel B tidak mampu mengimbangi resistensi insulin ini sepenuhnya, artinya
terjadi defesiensi relatif insulin. Ketidakmampuan ini terlihat dari berkurangnya sekresi insulin pada rangsangan glukosa,
maupun pada rangsangan glukosa bersama bahan perangsang sekresi insulin lain. Berarti sel B pankreas mengalami
desensitisasi terhadap glukosa.
(Arief, 2005)
3. Resiko tinggi DM
a. Riwayat keluarga DM
b. Kegemukan
c. Kurang gerak (berolah raga)
d. Hipertensi
e. Riwayat kehamilan dengan kelahiran berat badan bayi lahir > 4000 gr
(Arief, 2005)
4. KOMPLIKASI.
a. Kardiovaskuler : hipertensi, infak miokard
b. Mata : retinopati, katarak.
5. PENATALAKSANAAN.
Dalam jangka pendek penatalaksanaan DM bertujuan untuk menghilangkan keluhan atau gejala DM. Sedangkan tujuan
jangka panjangnya adalah untuk mencegah komplikasi. Tujuan tersebut dilaksanakan dengan cara menormalkan kadar
glukosa, lipid dan insulin. Untuk mempermudah tercapainya tujuan tersebut kegiatan dilaksanakan dalam bentuk pengelolaan
pasien secara holistik dan mengajarkan kegiatan mandiri.
DAFTAR PUSTAKA
Waktu : 30 menit
Meningkatkan pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa-siswi SD N 1 Boroko
3. Metode
a. Menyampaikan materi tentang PHBS di sekolah secara visual
b. Tanya jawab
4. Media
Leaflet
5. Kegiatan
1. Pembukaan
2. Kegiatan Inti
LAMPIRAN
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas mahluk hidup yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung yang
dapat diamati oleh pihak luar. Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berhubungan dengan
sakit, penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, minuman, serta lingkungan. PHBS di institusi pendidikan adalah upaya
pemberdayaan dan peningkatan kemampuan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat di tatanan institusi pendidikan.
A. Tujuan PHBS
PHBS adalah upaya memberikan pengalaman belajar bagi perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan
membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan edukasi guna meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku
melalui pendekatan advokasi, bina suasana (social support), dan gerakan masyarakat (empowerment) sehingga dapat
menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara, dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Aplikasi
paradigma hidup sehat dapat dilihat dalam program perilaku hidup bersih dan sehat. Kebijakan pembangunan kesehatan
ditekankan pada upaya promotif dan preventif agar orang yang sehat menjadi lebih sehat dan produktif. Pola hidup sehat
merupakan perwujudan paradigma sehat yang berkaitan dengan perilaku perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat
yang berorientasi sehat dapat meningkatkan, memelihara, dan melindungi kualitas kesehatan baik fisik, mental, spiritual
maupun sosial.
B. Manfaat PHBS
Manfaat PHBS di lingkungan sekolah yaitu agar terwujudnya sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan
masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai ancaman penyakit, meningkatkan semangat proses belajar
mengajar yang berdampak pada prestasi belajar siswa, citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat
sehingga mampu menarik minat orang tua dan dapat mengangkat citra dan kinerja pemerintah dibidang pendidikan, serta
menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain.
Pengertian
Sampah adalah suatu bahan yang tebuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun alam.
Sampah ditampung dan dibuang setiap hari ditempat pembuangan yang memenuhi syarat karena membuang
sampah tidak pada tempatnya akan dapat mengakibatkan penyakit dan akan mencemari udara disekitarnya.
Mendidik anak untuk selalu membuang sampah pada tempatnya akan dapat menekan angka penyakit yang dapat
muncul di lingkungan sekolah.
Jenis Sampah
Sampah dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
a) Penyimpanan sampah
Yaitu penyimpanan sampah sementara sebelum sampah dimusnahkan. Oleh karena itu dibutuhkan tempat
sampah dengan syarat yang memadai antara lain:
(1) Konstruksinya kuat untuk mencegah kebocoran dan berseraknya
sampah.
(2) Tempat sampah memiliki tutup dan mudah dibuka sehingga tidak
mengotori tangan.
(3) Ukuran sampah disesuaikan sehingga mudah untuk diangkut.
b) Pengumpulan sampah
Sampah ditampung di tempat yang memadai kemudian diangkut serta dibuang ke tempat pembuangan akhir.
c) Pemusnahan sampah
(1) Dibakar (incenarator)
Yaitu memusnahkan sampah dengan cara membakar sampah, kerugian dari cara ini adalah dapat
menyebabkan polusi udara serta jika dilakukan di dekat pemukiman dapat terjadi kebakaran.
(2) Pengomposan (composting)
(1) Pengelolaan sampah yang tidak baik merupakan media yang subur untuk berkembangnya vektor-vektor penyakit
seperti serangga, tikus, dan binatang lainnya untuk berkembang biak sehingga dapat menyababkan timbulnya
penyakit.
(2) Sampah menjadi sumber polusi seperti pencemaran tanah, air,
serta udara.
(3) Sampah menjadi tempat hidup mikroorganisme berbahaya yang
dapat membahayakan kesehatan.
(4) Sampah dapat menimbulkan kecelakaan dan kebakaran.
b) Terhadap Lingkungan
(1) Dapat mengganggu estetika dan polusi udara akibat pembusukan
sampah oleh mikroorganisme.
(2) Debu-debu yang berterbangan dapat mengganggu mata dan
pernafasan.
(3) Jika terjadi proses pembakaran yang dekat dengan sekolah
b) Media Promosi
9. Media
Leaflet
1. Definisi
Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit demam akut yang disertai dengan adanya manifestasi perdarahan, yang
bertendensi mengakibatkan renjatan yang dapat menyebabkan kematian (Mansjoer & Suprohaita, 2000). Dengue Haemorrhagic
Fever (DHF) adalah penyakit demam yang berlangsung akut menyerang baik orang dewasa maupun anak – anak tetapi lebih
banyak menimbulkan korban pada anak–anak berusia di bawah 15 tahun disertai dengan perdarahan dan dapat menimbulkan syok
yang disebabkan virus dengue, sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke dalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk
Aedes aegypty (betina). Sehingga penularannya melalui gigitan nyamuk Aedesaegypty tersebut (Suharso, 1994).
2. Penyebab
a. Virus Dengue Virus dengue yang menjadi penyebab penyakit ini termasuk ke dalam Arbovirus (Arthropodborn virus) group B,
tetapi dari empat tipe yaitu virus dengue tipe 1,2,3 dan 4 keempat tipe virus dengue tersebut terdapat di Indonesia dan dapat
b. Vector
Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor yaitu nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes albopictus, aedes
polynesiensis dan beberapa spesies lain merupakan vektor yang kurang berperan.infeksi dengan salah satu serotipe akan
menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap serotipe bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipe jenis yang
lainnya (Mansjoer & Suprohaita; 2000). Nyamuk Aedes Aegypti maupun Aedes Albopictus merupakan vektor penularan virus
dengue dari penderita kepada orang lainnya melalui gigitannya nyamuk Aedes Aegyeti merupakan vektor penting di daerah
perkotaan (Viban) sedangkan di daerah pedesaan (rural) kedua nyamuk tersebut berperan dalam penularan. Nyamuk Aedes
berkembang biak pada genangan Air bersih yang terdapat bejana – bejana yang terdapat di dalam rumah (Aedes Aegypti) maupun
yang terdapat di luar rumah di lubang – lubang pohon di dalam potongan bambu, dilipatan daun dan genangan air bersih alami
lainnya ( Aedes Albopictus). Nyamuk betina lebih menyukai menghisap darah korbannya pada siang hari terutama pada waktu pagi
hari dan senja hari(Suharso, 1994).
Jika seseorang mendapat infeksi dengue untuk pertama kalinya maka ia akan mendapatkan imunisasi yang spesifik tetapi tidak
sempurna, sehingga ia masih mungkin untuk terinfeksi virus dengue yang sama tipenya maupun virus dengue tipe lainnya. Dengue
Haemoragic Fever (DHF) akan terjadi jika seseorang yang pernah mendapatkan infeksi virus dengue tipe tertentu mendapatkan
infeksi ulangan untuk kedua kalinya atau lebih dengan pula terjadi pada bayi yang mendapat infeksi virus dengue untuk pertama
kalinya jika ia telah mendapat imunitas terhadap dengue dari ibunya melalui plasenta. (Suharso, 1994).
d. Lingkungan
a) Kepadatan penduduk Semakin padat penduduk, semakin mudah nyamuk Aedes menularkan virusnya dari satu orang ke orang
lainnya. Pertumbuhan penduduk yang tidak memiliki pola tertentu dan urbanisasi yang tidak terencana serta tidak terkontrol
merupakan salah satu faktor yang berperan dalam munculnya kembali kejadian luar biasa penyakit DBD (WHO, 2000). b) Sanitasi
lingkungan Kondisi sanitasi lingkungan berperan besar dalam perkembangbiakan nyamuk Aedes, terutama apabila terdapat banyak
kontainer penampungan air hujan yang berserakan dan terlindung dari sinar matahari, apalagi berdekatan dengan rumah penduduk
(Soegijanto, 2004). c) Keberadaan kontainer Keberadaan kontainer sangat berperan dalam kepadatan vektor nyamuk Aedes, karena
semakin banyak kontainer akan semakin banyak tempat perindukan dan akan semakin padat populasi nyamuk Aedes. Semakin padat
populasi nyamuk Aedes, maka semakin tinggi pula risiko terinfeksi virus DBD dengan waktu penyebaran lebih cepat sehingga jumlah
kasus penyakit DBD cepat meningkat yang pada akhirnya mengakibatkan terjadinya KLB penyakit DBD. d) Tempat yang disenangi
3. Tanda dan Gejala Demam Berdarah Demam tinggi yang berlangsung 2-7 hari, tanpa penyebab jelas Tampak lemah dan lesu
Nyeri ulu hati Manifestasi perdarahan spontan : o Uji tourniquet positif o Peteki (bintik-bintik merah), perdarahan gusi,
hematemesis, melena (BAB berwarna hitam atau bercampur darah), mimisan Hepatomegali (pembesaran hati atau hepar) Nadi
cepat dan lemah, bisa sampai tidak teraba, kulit dingin dan gelisah
Trombositopeni ( ≤ 100.000 sel/ml ) Penderita gelisah disertai tangan dan kaki dingin berkeringat Mual muntah
4. Pencegahan DBD
a. Fogging / Penyemprotan Dengan pestisida fosfat organic penghambat kolinesterase Dapat membunuh hanya nyamuk
dewasa, jentik masih tetap hidup. Fogging tidak bisa membrantas nyamuk Ae.aegypti secara tuntas. Foging hanya bermanfaat
apabila didahului dengan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk). Selain itu fogingg hanya bermanfaat apabila dilakukan dengan
konsentrasi obat yang tepat. Hanya bermanfaat apabila dilakukan dalam suatu wilayah dengan radius 100 meter, suhu udara dan
kecepatan angin yang tepat. Dapat menimbulkan kekebalan terhadap turunan lanjutan dari jenis nyamuk Ae.aegypti
Pecemaran udara bisa membahayakan kesehatan bagi manusia dan hewan. Bisa menimbulkan keracunan pada manusia, dengan
gejala : Sakit kepala, pusing, tremor, pupil mengecil, penglihatan kabur / gelap, kejang, muntah, kejang perut, diare, sesak nafas,
2. Jumantik melacak jentik radius 100 meter dari rumah penderita (sekitar 20 rumah) dan didapati ≥ 5 % positif jentik dari 20 rumah
yang diperiksa 3. Membuat surat permohonan pengasapan atau foging ditujukan ke Dinas Kesehatan kota malang melalui puskesmas
dengan melampirkan identitas penderita 4. Selama menunggu tindak lanjut dari dinas kesehatan kota malang maka PSN harus tetap
dijalankan.
I. TUJUAN UMUM
Setelah diberikan penjelasan mengenai “Mencegah karies Secara Dini” maka diharapkan sasaran memahami tentang factor
risiko karies /gigi berlubang dan dan pencegahannya.
Setelah mendapat penjelasan mengenai pengertian karies/gigi berlubang,sasaran dapat menjelaskan kembali tentang
pengertian karies/gigi berlubang tanpa melihat alat peraga Setelah mendapat penjelasan mengenai factor-faktor risiko
karies,sasaran dapat menjelaskan kembali tentang faktor terjadinya karies/gigi berlubang tanpa melihat alat peraga setelah
mendapat penjelasan mengenai akibat dari karies/gigi berlubang,sasaran dapat menjelaskan kembali tentang akibat dari
karies/gigi berlubang Setelah mendapat penjelasan tentang pencegahan karies secara dini,sasaran dapat menjelaskan kembali
tentang cara mencegah karies/gigi berlubang
III. ISI/MATERI
IV. METODE
V. MEDIA
Leaflet
DAFTAR
VII. PUSTAKA
E. Cara Pencegahan
2. Pemeriksaan gigi teratur sebaiknya dilakukan sejak dini terutama pada anak
sejak usia 6 bulan ketika gigi pertama mulai erupsi. Dalam hal ini peranan
orang tua sangat penting seperti contohnya berani pergike dokter gigi dan
mengajarkan bahwa kedokter gigi bukanlah hal menakutkan.
(SAP)
Sub topik : KB
I. TUJUAN UMUM
III. MATERI
Terlampir
1. Ceramah
V. MEDIA
1. Leaflet
VII. EVALUASI
menyususi
4. Ibu dapat memilih atau menentukan metode kontrasepsi yang biasa cocok
bagi dirinya.
A. KB
1. Pengertian
bila :
2) Belum haid
Cara Kerja :
Penundaan/penekanan ovulasi.
Keuntungan Kontrasepsi:
1) Efektivitas tinggi
5) Tanpa biaya
Keterbatasan:
Cara pemakaian:
hisapannya.
3) Susui bayi anda juga pada malam hari, karena menyusui pada
kebutuhan ASI.
b. PIL
Cara kerja :
1) Menekan ovulasi
Keuntungan:
Keterbatasan:
Cara pemakaian:
berakhir.
ASI.
Cara kerja:
1) Mencegah ovulasi
Keuntungan:
1) Sangat efektif
Keterbatasan:
berikutnya.
Cara pemakaian:
hubungan seksual.
setiap 90 hari.
d. Kontrasepsi Implan
saat laktasi.
terjadi implantasi.
4) Menekan ovulasi.
Keuntungan:
Keterbatasan:
berat badan.
Cara pemakaian:
1) Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7, atau
setiap saat.
boleh dipakai oleh wanita yang terpapar infeksi Menular Seksual. Ada
Cara kerja:
Keuntungan:
Kerugian:
Cara Pemakaian:
hamil.
pemasangan.
lepaskan.
Manuaba, 2009, Buku Acuan Pelayanan Maternal Neonatal dan Keluarga Berencana.
Balai
Saifuddin, AB, 2010, Buku Panduan Praktis Pelayanan Konmtrasepsi YBP. Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta.
Sundquist, K, 2010, Kontrasepsi Apa Yang Terbaik Untuk Anda, Arcan, Jakarta.
Pustaka, Jakarta.
LEAFLET
KB
Apa Itu
M
Keluarga
a
n
Oleh Berencan f
a??? a
a
Mahasiswa t
Kebidanan Keluarga ncana
c. Memakai kondom
1. Metode sederhana
Kontrasepsi
sederhana ada 3,
yaitu :
a. Pantang
berkala atau
d. Nilai kegagalan
cukup tinggi.
Kontrasepsi mantap
terdiri dari:
a) Tubektomi
(MOW)
Kelebihan masing-
masing alat kontrasepasi:
a. Tidak menggunakan
hormon atau alat-alat
tertentu yang dapat
menimbulkan efek samping
bagi tubuh.
Murah.
(SAP)
menjelaskan tentang :
III. MATERI
Terlampir
IV. METODE
1. Ceramah
1. Materi SAP
VII. EVALUASI
4. Pengertian
berikut :
memeriksa keadaan ibu dan janin yang dilakukan secara berkala diikuti
kehamilan.
ibu bayi.
pembedahan.
trimester ini.
janin.
a. Puskesmas/Puskemas Pembantu
c. Posyandu.
dan intervasi khusus dengan tingkat resiko dengan peneraan operasional yang
f. Tes laboratorium
g. Temu wicara
j. Tata Laksana
minimal
pelayana
n
antenatal
.
resiko kehamilan
T Dalam
Antenatal Care dan
2. Timbang berat badan merencanakan
dan ukur tinggi badan.
3. Ukur tekanan darah. penatalaksanaan
4. Nilai status gizi (ukur
lingkar lengan atas). yang optimal
5. Ukur tinggi fundus terhadap
uteri.
6. Tentukan kehamilan resiko
presentasi janin
dan denyut jantung tinggi.
janin (DJJ).
Menyiapkan persalinan
7. Skrining status
imunisasi tetanus
Mempersiapkan
dan berikan
imunisasi Tetanus pemeliharaan
Toksoid (TT) bila
diperlukan. bayi & laktasi
8. Pemberian tablet
besi minimal 90
a M
h e
n
g
k
e
e
t
h
a
a
h
m
u
i
i
l
a
u
n
s
i
b a
e
r k
a e
d h
a a
m
i
d
l
i
a
n
r Mengetahui
a perkembangan janin
h Meneropong kelainan
Pemeriksaan
Pertama k
Antenatal e
PENTINGNYA
Care s ANTENATAL
bertujuan: e CARE
Menentukan h
diagnosis ada/ a
tidaknya t
kehamilan a
Menentukan usia n
kehamilan dan
perkiraan i
persalinan b
M u
e
n d
e a
n n
t
u
j
k
a
a
n Poltekkes
n Kemenkes Manado
i
Kebidanan D-IV
n
s Menentukan kehamilan 2020
t normal atau abnormal,
serta ada/ tidaknya faktor
a risiko kehamilan
t Menentukan rencana
pemeriksaan/
u penatalaksanaan
selanjutnya