Anda di halaman 1dari 3

Nama : Anna Andreani

Kelas : Manajemen 7A
NIM : 1320170050
Mata Kuliah : Teori Pengambilan Keputusan
Rangkuman Materi Bab 4 tentang Pengambilan Keputusan Dalam Berbagai
Kondisi

1. Definisi Kondisi
Kondisi merupakan suatu bentuk keadaan yang terjadi disebabkan oleh berbagai latar
belakang yang ada. Latar belakang tersebut pada prinsipnya memiliki berbagai dimensi
yang turut serta mempengaruhi pembentukan lahirnya berbagai keputusan.
Penerimaan informasi dari berbagai sumber menjadi catatan bagi pihak manajemen
untuk menindaklanjutinya. Secara umum informasi yang masuk itu kadangkala terjadi
dalam berbagai kondisi, seperti kondisi pasti, kondisi tidak pasti, dan kondisi konflik.
2. Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti
Dalam kondisi pasti proses pengambilan keputusan yang dilakukan adalah berlangsung
tanpa ada banyak alternative, keputusan yang diambil sudah jelas pada fokus yang
dituju. Ada beberapa teknik yang bisa dipergunakan sebagai cara penyelesaian
pengambilan keputusan dalam kondisi pasti ini, adalah:
a. Menggunakan program linear programming, yang dikembangkan oleh ahli
ekonomi bernama W.W Leontief dan menurut pendapat Kamaluddin linear
programming merupakan alat analisis atau teknik sistematis yang digunakan
untuk membantu manajer dalam pengambilan keputusan dalam kondisi
deterministic (mendasarkan pada asumsi-asumsi kepastian). Minimalisasi
dapat berupa meminimalkan biaya atau hal-hal yang bersifat pengorbanan.
Analisa jaringan kerja secara Critical Path Method (CPM), adalah suatu metode yang
dirancang untuk mengoptimalkan biaya proyek dimana dapat ditentukan kapan
pertukaran biaya dan waktu dilakukan untuk memenuhi jadwal penyelesaian proyek
dengan biaya seminimal mungkin.
b. Project Evaluation and Review Technique (PERT). Menurut Azhar Kasim
PERT & CPM telah digunakan untuk perencanaan, penjadwalan dan
pengawasan dari berbagai macam-macam ragam proyek seperti:
1) Riset dan pengembangan produk-produk baru dan proses pembuatannya.
Kegiatan utama pada proyek ini adalah melakukan penelitian dan pengembangan dalam
rangka menghasilkan produk tertentu.
2) Konstruksi pabrik, bangunan, jalan raya dan sebagainya, yang biasanya
menyerap kebutuhan sumber daya yang besar serta dapat dimanfaatkan
oleh orang banyak.
3) Perawatan alat-alat yang besar dan kompleks.
4) Desain dan pengawasan sistem baru seperti pabrik, computer, akuntansi
dan sebagainya.
Langkah-langkah dalam Melakukan Perencanaan dengan PERT, sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi aktivitas (activity) dan titik tempuhnya (milestone).
Sebuah aktivitas adlah pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek.
Titik tempuh (milestone) adalah penanda kejadian pada awal dan akhir dari suatu
aktivitas.
2. Menetapkan urutan pekerjaan dari aktivitas-aktivitas yang telah direncanakan.
Dalam menentukan urutan pengerjaan bisa diperlukan analisa yang lebih dalam untuk
setiap pekerjaan.
3. Membuat suatu diagram jaringan (network diagram), diagram akan
menunjukkan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan berurutan (serial) atau
secara bersamaan (pararel). Pada diagram PERT biasanya dilambangkan
dengan symbol lingkaran dan titik tempuh dilambangkan dengan symbol
panah.
4. Memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas, dalam
menentukan satuan waktu yang sesuai, misalnya : Jam, hari, Minggu, Bulan
dan Tahun.
5. Menetapkan satu jalur kritis (critical path), yang dinamakan jalur kritis
merupakan pekerjaan-pekerjaan yang tidak bisa ditunda-tunda waktu
pengerjaannya.
6. Melakukan pembaharuan diagram PERT sesuai dengan kemajuan proyek.
Sesuai dengan berjalannya proyek dalam waktu nyata. Waktu perencanaan sesuai
dengan diagram PERT dapat diperbaiki sesuai dengan waktu nyata. Sebuah diagram
PERT mungkin bisa digunakan untuk merefleksikan situasi baru yang belum pernah
diketahui sebelumnya.
3. Pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti
Dalam kondisi seperti ini proses lahirnya keputusan lebih sulit atau lebih kompleks
dalam artian keputusan yang dibuat belum diketahui nilai probabilitasnya atau hasil
yang mungkin diperoleh tidak jelas.
Untuk menghindari timbulnya masalah dalam situasi yang tidak pasti, sebaiknya para
manajer melakukan riset terlebih dahulu, mencari informasi sebanyak mungkin dan
mempergunakan beberapa metode pengambilan keputusan yang paling sesuai dengan
setiap kondisi masalah yang mungkin timbul, seperti:
a. Dipergunakannya metode laplace (proses pengambilan keputusan dengan
asumsi bahwa probabilitas terjadinya berbagai kondisi adalah sama besarnya).
Jika ada tiga (3) kemungkinan masa depan akan masing-masing peristiwa,
memiliki peluang 1/3 dari seluruh peristiwa yang mungkin akan terjadi.
Demikian seterusnya selalu terjadi seperti itu.
b. Metode maximax adlah proses pengambilan keputusan dengan hanya
mengutamakan hasil yang paling optimistic atau pengambil keputusan memilih
alternative yang merupakan nilai maksimum dari pay-off yang maksimum.
c. Metode maximin adalah proses pengambilan keputusan dengan memilih
alternative yang minimalnya paling besar.
d. Metode regret (proses pengambilan keputusan dengan didasari pada hasil
keputusan yang maksimal berdasarkan data pada masa lalu sebagai bahan
perbandingannya).
e. Metode realisme (proses pengambilan keputusan dengan menggabungkan
metode maximax dan maximin).
4. Pengambilan keputusan dalam kondisi konflik
Pengambilan keputusan dalam kondisi konflik terjadi apabila alternatif keputusan yang
harus dipilih / diambil berasal dari pertentangan atau persaingan dari dua atau lebih
pengambil keputusan.
Teori permainan adalah suatu pendekatan matematis untuk merumuskan situasi
persaingan dan pertentangan (konflik) antara berbagai kepentingan. Teori ini digunakan
dalam bidang ekonomi/bisnis untuk menganalisis proses pengambilan keputusan dalam
kondisi konflik yang melibatkan dua atau lebih kepentingan, teori ini diaplikasikan juga
di bidang militer, kontrak serta tawar menawar dan penetapan harga.

Anda mungkin juga menyukai